pengawasan ksdi medan 26 11 10
PENGAWASAN PADA KONSERVASI SUMBERDAYA
IKAN
Oleh :
DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN
MEDAN, 26 November 2010
Konservasi untuk Perikanan Berkelanjutan
PELUANG
MASALAH
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Kemiskinan
SDM
Pencemaran
Tangkap Lebih
Destructive fishing
Illegal fishing
Over fishing
Rawan bencana
POTENSI
• Wilayah
• SD Hayati
• SD Non Hayati
• Jasa Lingkungan
• Sosial - Kultural
Konservasi Ekosistem
Konservasi Jenis dan Genetik
Pembinaan dan Penguatan SDM
Penguatan Kebijakan, Peraturan dan
Pedoman
• Kerjasama (Lokal, Regional, Internasional)
•Mega-biodiversity
•Competitive Advantage
•Backward and forward linkage
•Renewable resources
•Investasi-efisiensi tinggi
•Locally based-global orientation
TANTANGAN : HARMONISASI
• Kelestarian Lingkungan
• Ekonomi
KONSERVASI
SUMBERDAYA
IKAN, KP3K
GOAL
• Sustainable Fisheries
• Sustainable Prosperity for Communities
MISI KKP: MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT KELAUTAN
DAN PERIKANAN
Target Direktorat KTNL 2010-2014:
Terkelolanya secara berkelanjutan kawasan
konservasi 15,5 Juta hektar dan 15 biota perairan
yang dilindungi
ASPEK REGULASI TERKAIT KONSERVASI
UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan UU no 45/2009
PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan
Permen KP no. Per.17/Men/2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil
Permen KP No. 20/MEN/2008 tentang Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil dan Perairan di
Sekitarnya
Permen KP No. Per.02/Men/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi
Perairan
Permen KP No. Per.03/Men/2010 tentang Tata Cara Penetapan Perlindungan Jenis Ikan
Permen KP No. Per.04/Men/2010 tentang Pemanfataan Jenis dan Genetika Ikan
PENGERTIAN KONSERVASI
Konservasi Sumberdaya ikan
Upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya
ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dengan tetap
memelihara
dan
meningkatkan
kualitas
nilai
dan
keanekaragaman sumberdaya ikan (PP 60 thn 2007)
Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil serta ekosistemnya untuk
menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan
Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dengan tetap
memelihara
dan
meningkatkan
kualitas
nilai
dan
keanekaragamannya (UU 27 thn 2007)
KEGIATAN
KONSERVASI SDI
Meliputi :
• Konservasi Kawasan
• Konservasi Jenis Ikan
TIPE-TIPE KAWASAN KONSERVASI
PERAIRAN
UNDANG-UNDANG 31 TAHUN 2004
BESERTA TURUNANNYA
UNDANG-UNDANG 27 TAHUN 2007 BESERTA
TURUNANNYA
1.
2.
3.
4.
1. KAWASAN KONSERVASI PESISIR DAN PULAUPULAU KECIL , terdiri dari:
- Suaka Pesisir; Suaka Pulau Kecil; Taman
Pesisir; dan Taman Pulau Kecil
2. KAWASAN KONSERVASI MARITIM, terdiri dari:
- Daerah Perlindungan Adat Maritim; dan
Daerah Perlindungan Budaya Maritim.
3. KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
4. SEMPADAN PANTAI
TAMAN NASIONAL PERAIRAN
TAMAN WISATA PERAIRAN
SUAKA ALAM PERAIRAN
SUAKA PERIKANAN
*) KKP dan SEMPADAN PANTAI diatur dengan PERMEN tersendiri.
TIPE EKOSISTEM PENTING YANG DAPAT DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI:
laut, padang lamun, terumbu karang, mangrove (bakau), estuari, pantai, rawa,
sungai, danau, waduk, embung, dan, ekosistem perairan buatan.
OPERASIONAL
PERENCANAAN
INISIATIF
TAHAPAN PENETAPAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN/KKP (DAERAH)
USULAN INISIATIF CALON KKP
IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN
POTENSI CALON KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN
Workshop,
Sosialisasi
dan
Fasilitasi
Pemantapan
PENUNJUKAN KAWASAN
KONSERVASI
(PENCADANGAN)
Workshop,
Sosialisasi
dan Fasilitasi
Pemantapan
MANAJEMEN PLAN
(RENCANA PENGELOLAAN)
Workshop,
Sosialisasi
dan Fasilitasi
Pemantapan
- KRITERIA SELEKSI KKP
- ANALISIS DATA
- SURVEI POTENSI
- Pelaksana :
- Konsultan, Perg.Tinggi,
SURAT KEPUTUSAN
Bupati / Walikota /
Gubernur (DAERAH)
Nasional o Menteri
-Mencakup : Batas Luar Kawasan
(ditunjukkan dalam PETA –
Lapiran SK)
- Penetapan Batas / Zonasi
- Kelembagaan
- Site Plan, design enginering dll
- Infrastruktur
PENETAPAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
Menteri
Luas Kawasan Konservasi Perairan Laut di Indonesia
No
A
B
Kawasan Konservasi
Inisiasi Kemhut
Taman Nasional Laut
Taman Wisata Alam Laut
Suaka Margasatwa Laut
Cagar Alam Laut
Inisiasi KKP dan Pemda
Taman Nasional Perairan (TNP Laut Sawu)
Suaka Alam Perairan (limpahan Dephut)
Taman Wisata Perairan (limpahan Dephut)
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Jumlah Total
Jumlah Kawasan
32
7
14
5
6
54
1
3
5
45
Luas (Ha)
4.694.947,55
4.043.541,30
491.248,00
5.678,25
154.480,00
9.082.727,31
3.521.130,01
445.630,00
278.354,00
4.837.613,30
76
13.777.674,86
Keterangan
Selain itu ada beberapa upaya Konservasi Kawasan Perairan yang diinisiasi oleh DKP melalui :
a.
Program COFISH berupa Suaka Perikanan sebanyak 3 kawasan seluas 453.23 Ha
b.
Program CRMP dan COFISH berupa DPL dan DPM sebanyak 25 kawasan seluas 2.085,90 Ha
ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
Zona Inti, diperuntukan :
PP 60/2007 tentang KSDI
a.perlindungan mutlak habitat & populasi ikan, serta alur migrasi biota laut;
b.perlindungan ekosistem pesisir yg unik dan/atau rentan thd perubahan;
c.perlindungan situs budaya tradisional;
d.penelitian; dan/atau
e.pendidikan
Zona Perikanan Berkelanjutan, diperuntukan :
a.perlindungan habitat dan populasi ikan;
b.penangkapan ikan dengan alat dan cara yang ramah lingkungan;
c.budidaya ramah lingkungan;
d.pariwisata dan rekreasi;
e.penelitian dan pengembangan; dan/atau
f.pendidikan.
Zona Pemanfaatan, diperuntukan :
a.
b.
c.
d.
perlindungan habitat dan populasi ikan;
pariwisata dan rekreasi;
penelitian dan pengembangan; dan/atau
pendidikan.
Zona Lainnya, diperuntukan :
zona tertentu antara lain zona rehabilitasi
PENGATURAN KONSERVASI PADA UU 27 TAHUN 2007
TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PPK
Pasal 29
a. Zona inti;
b. Zona pemanfaatan terbatas; dan
c. Zona lain sesuai dengan peruntukkan kawasan.
ZONASI KAWASAN KONSERVASI
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIl
PERMEN 17/2008
Zona Inti, diperuntukan :
a.perlindungan mutlak habitat & populasi ikan, serta alur migrasi biota laut;
b.perlindungan ekosistem pesisir yg unik dan/atau rentan thd perubahan;
c.perlindungan situs budaya/adat tradisional;
d.penelitian; dan/atau
e.pendidikan
Zona Pemanfaatan Terbatas, diperuntukan :
a.perlindungan habitat dan populasi ikan;
b.pariwisata dan rekreasi;
c.penelitian dan pengembangan; dan/atau
d.pendidikan.
Zona Lainnya sesuai dengan peruntukan kawasan;
Zona lainnya merupakan zona diluar zona inti dan zona
pemanfaatan terbatas yang karena fungsi dan kondisinya
ditetapkan sebagai zona tertentu.
KEGIATAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN DI
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP)
PERIZINAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Izin penelitian dan Pengembangan pada KKP
Izin Pendidikan pada KKP
Izin Usaha Pembudidayaan Ikan pada KKP
Izin Kegiatan Wisata Alam Perairan
Izin Pengusahaan Wisata Alam Perairan
Izin penangkapan di zona perikanan
berkelanjutan dalam kawasan konservasi
perairan
Pemanfaatan KKP untuk Penangkapan Ikan
(Pasal 31 PP 60 Tahun 2007)
• Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan.
• Wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya.
• Dalam memberikan izin penangkapan ikan antara lain
mempertimbangkan:
– daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan;
– metoda penangkapan ikan; dan
– jenis alat penangkapan ikan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
penangkapan ikan di zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan
konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri.
Pemanfaatan KKP untuk Pembudidayaan Ikan
(Pasal 32 PP 60 Tahun 2007)
• Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan.
• Wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya.
• Dalam memberikan izin pembudidayaan ikan pada kawasan
konservasi perairan, antara lain, mempertimbangkan:
–
–
–
–
–
jenis ikan yang dibudidayakan;
jenis pakan;
teknologi;
jumlah unit usaha budidaya; dan
daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
pembudidayaan ikan di zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan
konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri.
Pemanfaatan KKP untuk Pariwisata Alam Perairan
(Pasal 33 PP 60 Tahun 2007)
• Dapat dilakukan di zona pemanfaatan dan/atau zona
perikanan berkelanjutan.
– kegiatan wisata alam perairan; dan/atau
– pengusahaan pariwisata alam perairan.
• wajib memiliki izin, diberikan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
kewenangannya.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
pariwisata alam perairan di zona pemanfaatan dan/atau
zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan konservasi
perairan diatur dengan peraturan Menteri.
Pemanfaatan KKP untuk Penelitian dan
Pendidikan
(Pasal 34 PP 60 Tahun 2007)
• Dapat dilakukan di zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona
pemanfaatan, maupun zona lainnya.
• wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
kewenangannya.
• Orang asing dan/atau badan hukum asing yang akan melakukan
kegiatan penelitian dalam kawasan konservasi perairan dapat
diberikan izin setelah memenuhi persyaratan perizinan penelitian
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
penelitian dan pendidikan dalam kawasan konservasi perairan diatur
dengan Peraturan Menteri.
menggunakan cara dan metode
yang merusak Ekosistem
mangrove yang tidak sesuai
dengan karakteristik Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
LARANGAN
Pasal 35 UU 27/2007
melakukan konversi Ekosistem
mangrove di Kawasan atau
Zona budidaya yang tidak
memperhitungkan keberlanjutan
fungsi ekologis Pesisir dan PulauPulau Kecil
menebang mangrove di
Kawasan konservasi untuk
kegiatan
industri, pemukiman, dan/atau
kegiatan lain
LARANGAN (Pasal 35 UU 27/07)
• Melakukan penambangan pasir pada wilayah yang apabila
secara teknis, ekologis, sosial, dan/atau budaya menimbulkan
kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan
dan/atau merugikan Masyarakat
• Melakukan penambangan minyak dan gas pada wilayah yang
apabila secara teknis, ekologis, sosial dan/atau budaya
menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran
lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya;
• Melakukan penambangan mineral pada wilayah yang apabila
secara teknis dan/atau ekologis dan/atau sosial dan/atau budaya
menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran
lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya
• Melakukan pembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan
lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya.
KEGIATAN PENGAWASAN
PERMEN 17/2008
PPNS
PENJAGAAN
PATROLI
Pengawasan dilakukan melalui kegiatan
penjagaan dan/atau patroli oleh pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yang menangani
bidang pengelolaan wilayah pesisir dan pulaupulau kecil
SANKSI PIDANA (Pasal 73 UU 27/07)
MELANGGAR
PASAL 35 UU
27/07
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah)
KONSERVASI JENIS IKAN
Ikan adalah segala jenis
organisme yang seluruh atau
sebagian dari siklus hidupnya
berada dilingkungan perairan
Penggolongan Jenis Ikan terdiri atas :
• Jenis Ikan yang dilindungi
Dilindungi Peraturan Perundang-undangan Nasional (PP 7/1999)
Dilindungi Hukum/Konvensi internasional yang dirativikasi (CITES)
• Jenis Ikan yang tidak dilindungi
Tidak dilindungi Peraturan Perundang-undangan Nasional
Dilindungi Hukum/Konvensi internasional yang dirativikasi (CITES)
JENIS IKAN YANG DILINDUNGI
Spesies
Scleropages formosus (Arwana Super Red)
Scleropages jardinii (Arwana Irian)
Hippocampus Spp. (Kuda Laut) (9 spesies)
Karang Hasil Transplantasi
Cheilinus undulatus (Napoleon Wrasse)
Latimeria menadoensis (Coelacanth)
Famili Dolphiniidae
Pristis microdon (Hiu Gergaji)
Rincodon typus (Hiu paus)
Pristis Spp. (Pari sentani)
Charcharodon carcharias (Basking shark)
Penyu (6 Spesies Famili Dermochelidae dan Cheloniidae)
Famili Balaenopteridae (3spesies) :
1 Balaenoptera musculus (paus biru)
2 Balaenoptera physalus (finback-whale)
3 Megaptera novaeangliae (Paus Bongkok)
Famili Cetacea (semua spesies family cetacean)
Dugong dugon (Dugong)
Keterangan
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & IUCN (9 spesies)
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Orchaela brevirostris (Pesut Mahakam)
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Status Jenis Ikan yang dilindungi ditetapkan oleh Menteri
Tatacara status perlindungan jenis ikan diatur dengan
Peraturan Menteri No 3 Tahun 2010
JENIS IKAN YANG DILINDUNGI
Kura-kura :
1.
2.
3.
4.
5.
Carettochelys insculpta (kura-kura irian/moncong babi)
Orlitia Borneensis (kura-kura gading)
Chelodina mccordi (kura-kura rote leher ular)
Notochelys platynota (kura-kura rote leher ular)
Malayemys subtrijuga (kura-kura rote leher ular)
Famili Ziphiidae (semua spesies family Ziphiidae)
Labi-labi :
1.
Batagur baska (Tuntong)
2.
Chitra indica (Labi-labi besar)
3.
Amyda cartilagenea (Labi-labi, Asiatic softshell)
Reptilia (Buaya)
1.
Crocodylus novaguineae (buaya air tawar irian)
2.
Crocodylus porosus (buaya muara)
3.
Crocodylus siamensis (buaya siam)
4.
Tomistoma schlegelii (senyulong, buaya sapit)
Anthipates Spp. (Semua jenis coral hitam)
Sceractinia spp. (karang batu)
Bivalvia
1.
Nautilus pompillius (Nautilus berongga)
2.
Tachipleus gigas (ketam tapak kuda)
3.
Hippopus hippopus (kima tapak kuda)
4.
Hippopus porcellanus (kima cina)
5.
6.
7.
8.
9.
Tridacna crocea (kima kunia)
Tridacna derasa (kima selatan)
Tridacna gigas (kima raksasa)
Tridacna maxima ( kima kecil)
Tridacna squamosa (kima sisik, kima seruling)
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I ( Batagur baska), Appendix II & PP No
7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Molusca
1.
Charonia tritonis (triton trompet)
2.
Cassis cornuta (kepala kambing)
3.
Trochus niloticus (susu bunder)
4.
Turbo marmoratus (batu laga, siput hijau)
Homaloptera Gymnogaster (Selusur maninjau)
Notopterus Spp. (Belida jawa)
Chitala lopis (belida)
Puntius microps (wader goa)
Appendix II (Turbo marmoratus dan Trochus
niloticus) & PP No 7 Tahun 1999
PP
PP
PP
PP
No
No
No
No
7
7
7
7
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
1999
1999
1999
1999
CITES (Convention on Internasional Trade
in Endangered Species of Wild Fauna and
Flora)
Perdagangan internasional TSL (Tumbuhan Satwa
Liar) berkontribusi besar terhadap punahnya
berbagai jenis TSL sehingga perlu dikendalikan
CITES
Kesepakatan antar negara/pemerintah (legally
binding) tentang perdagangan internasional TSL,
diadopsi pada pertemuan di Washington DC, USA
tanggal 3 Maret 1973 (dihadiri oleh 80 negara) dan
berlaku mengikat (enter into force) sejak Juli 1975.
Ketentuan Pokok CiTES
Perdagangan internasional dilaksanakan melalui
sistem permit yang dikeluarkan oleh CITES
management authority
Appendiks I dilarang diperdagangkan, sementara
Appendiks II dan III dapat diperdagangkan tetapi
dengan kontrol yang ketat
Representative parties to CITES bertemu secara
reguler (2-3 tahun sekali) dalam Conference of The
Parties/COP untuk melakukan review pelaksanaan
CITES, prosedur dan amandemen Appendiks CITES
Operasional pelaksanaan CITES dikoordinasikan oleh
Sekretariat CITES yang bernaung di bawah UNEP
26
Appendiks I CiTES
Dugong
Penyu
Ikan Raja Laut
Arwana Super red
27
Appendiks II CiTES
Labi-Labi
Kuda Laut
Napoleon
Karang
PEMANFAATAN JENIS DAN GENETIK IKAN
TIDAK
DILINDUNGI
DILINDUNGI
Kegiatan :
a) Litbang
b) Pengembangbiakan
c) PERDAGANGAN
d) Aquaria
e) Pertukaran
f) Pemeliharaan untuk kesenangan
Pemanfaatan a - e dpt dilakukan pengambilan dari alam.
Pemanfaatan f hanya dpt dilakukan hasil pengembangbiakan
Tata Cara Pemanfaatan Jenis dan Genetik Ikan diatur
dalam Permen No. 04 Tahun 2010
KEGIATAN PENGENDALIAN
KONSERVASI JENIS IKAN
PENGENDALIAN
KUOTA
PERIZINAN
Rekomendasi LIPI
Izin Ambil
SAI
BAP
1. Pemeriksaan kesesuaian dokumen perizinan
2. Pemeriksaan barang dipintu keluar/masuk
peredaran
Jenis Perizinan
• Pemanfaatan jenis ikan wajib izin dari Menteri.
• Jenis :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Surat izin penelitian dan pengembangan;
Surat izin pengembangbiakan;
Surat izin perdagangan;
Surat izin aquaria;
Surat izin pertukaran;
Surat izin pemeliharaan untuk kesenangan; dan
Surat izin pengambilan ikan dari alam.
KEGIATAN PENGAWASAN
Dilakukan oleh pengawas perikanan dan dapat mengikutsertakan
masyarakat
Monitoring pelaksanaan kegiatan pengambilan/pengembangbiakan
jenis ikan
Pengecekan kesesuaian dokumen perizinan dengan realisasi, yang
meliputi jenis, jumlah, Lokasi pengambilan dll
Patroli bersama
LOKASI KEGIATAN PENGAWASAN
Lokasi pengambilan ikan dari alam
Lokasi pengembangbiakan
Lokasi Pemeliharaan
Lokasi mata rantai peredaran ikan
Menambang terumbu karang
yang menimbulkan
kerusakan Ekosistem terumbu
karang;
Menggunakan peralatan, cara,
dan metode lain yang
merusak Ekosistem terumbu
karang;
LARANGAN
Pasal 35 UU 27/2007
Mengambil terumbu karang di
Kawasan konservasi;
Menggunakan bahan peledak,
bahan beracun, dan/atau
bahan lain yang merusak Ekosistem
terumbu karang;
Penambangan Terumbu Karang
Menambang terumbu
karang yang menimbulkan
kerusakan Ekosistem
terumbu karang;
Penambangan terumbu karang adalah
pengambilan terumbu karang dengan
sengaja untuk digunakan sebagai bahan
bangunan, ornamen aquarium, kerajinan
tangan, bunga karang, industri dan
kepentingan lainnya sehingga tutupan
karang hidupnya kurang dari 50% (lima
puluh persen) pada kawasan yang diambil.
SANKSI PIDANA (Pasal 100 UU 31/04)
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
pengelolaan perikanan wajib
mematuhi ketentuan mengenai:
Ukuran atau berat minimum jenis ikan yang boleh ditangkap;
Suaka perikanan;
Jenis ikan yang dilarang untuk diperdagangkan,
dimasukkan, dah dikeluarkan ke dan dari wilayah Republik
Indonesia
Jenis ikan yang dilindungi.
Setiap orang yang melanggar ketentuan yang ditetapkan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2) dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp250.000.000,00 (dua
ratus lima puluhjuta rupiah)
SANKSI ADMINISTRATIF (PERMEN 04/10)
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri
ini dapat dikenai sanksi administratif dan/atau sanksi
pidana.
Sanksi administratif dapat berupa:
peringatan tertulis;
pembekuan izin;
pencabutan izin; dan/atau
denda.
Sanksi administratif dijatuhkan oleh pemberi izin
pemanfaatan sesuai dengan kewenangannya.
Denda administratif tersebut huruf d merupakan
penerimaan negara bukan pajak yang disetorkan ke kas
negara.
Pasal 41
IKAN
Oleh :
DIREKTUR KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN
MEDAN, 26 November 2010
Konservasi untuk Perikanan Berkelanjutan
PELUANG
MASALAH
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Kemiskinan
SDM
Pencemaran
Tangkap Lebih
Destructive fishing
Illegal fishing
Over fishing
Rawan bencana
POTENSI
• Wilayah
• SD Hayati
• SD Non Hayati
• Jasa Lingkungan
• Sosial - Kultural
Konservasi Ekosistem
Konservasi Jenis dan Genetik
Pembinaan dan Penguatan SDM
Penguatan Kebijakan, Peraturan dan
Pedoman
• Kerjasama (Lokal, Regional, Internasional)
•Mega-biodiversity
•Competitive Advantage
•Backward and forward linkage
•Renewable resources
•Investasi-efisiensi tinggi
•Locally based-global orientation
TANTANGAN : HARMONISASI
• Kelestarian Lingkungan
• Ekonomi
KONSERVASI
SUMBERDAYA
IKAN, KP3K
GOAL
• Sustainable Fisheries
• Sustainable Prosperity for Communities
MISI KKP: MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT KELAUTAN
DAN PERIKANAN
Target Direktorat KTNL 2010-2014:
Terkelolanya secara berkelanjutan kawasan
konservasi 15,5 Juta hektar dan 15 biota perairan
yang dilindungi
ASPEK REGULASI TERKAIT KONSERVASI
UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan UU no 45/2009
PP No. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan
Permen KP no. Per.17/Men/2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil
Permen KP No. 20/MEN/2008 tentang Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil dan Perairan di
Sekitarnya
Permen KP No. Per.02/Men/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi
Perairan
Permen KP No. Per.03/Men/2010 tentang Tata Cara Penetapan Perlindungan Jenis Ikan
Permen KP No. Per.04/Men/2010 tentang Pemanfataan Jenis dan Genetika Ikan
PENGERTIAN KONSERVASI
Konservasi Sumberdaya ikan
Upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya
ikan, termasuk ekosistem, jenis dan genetik untuk menjamin
keberadaan, ketersediaan dan kesinambungannya dengan tetap
memelihara
dan
meningkatkan
kualitas
nilai
dan
keanekaragaman sumberdaya ikan (PP 60 thn 2007)
Konservasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil serta ekosistemnya untuk
menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan
Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dengan tetap
memelihara
dan
meningkatkan
kualitas
nilai
dan
keanekaragamannya (UU 27 thn 2007)
KEGIATAN
KONSERVASI SDI
Meliputi :
• Konservasi Kawasan
• Konservasi Jenis Ikan
TIPE-TIPE KAWASAN KONSERVASI
PERAIRAN
UNDANG-UNDANG 31 TAHUN 2004
BESERTA TURUNANNYA
UNDANG-UNDANG 27 TAHUN 2007 BESERTA
TURUNANNYA
1.
2.
3.
4.
1. KAWASAN KONSERVASI PESISIR DAN PULAUPULAU KECIL , terdiri dari:
- Suaka Pesisir; Suaka Pulau Kecil; Taman
Pesisir; dan Taman Pulau Kecil
2. KAWASAN KONSERVASI MARITIM, terdiri dari:
- Daerah Perlindungan Adat Maritim; dan
Daerah Perlindungan Budaya Maritim.
3. KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
4. SEMPADAN PANTAI
TAMAN NASIONAL PERAIRAN
TAMAN WISATA PERAIRAN
SUAKA ALAM PERAIRAN
SUAKA PERIKANAN
*) KKP dan SEMPADAN PANTAI diatur dengan PERMEN tersendiri.
TIPE EKOSISTEM PENTING YANG DAPAT DITETAPKAN SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI:
laut, padang lamun, terumbu karang, mangrove (bakau), estuari, pantai, rawa,
sungai, danau, waduk, embung, dan, ekosistem perairan buatan.
OPERASIONAL
PERENCANAAN
INISIATIF
TAHAPAN PENETAPAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN/KKP (DAERAH)
USULAN INISIATIF CALON KKP
IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN
POTENSI CALON KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN
Workshop,
Sosialisasi
dan
Fasilitasi
Pemantapan
PENUNJUKAN KAWASAN
KONSERVASI
(PENCADANGAN)
Workshop,
Sosialisasi
dan Fasilitasi
Pemantapan
MANAJEMEN PLAN
(RENCANA PENGELOLAAN)
Workshop,
Sosialisasi
dan Fasilitasi
Pemantapan
- KRITERIA SELEKSI KKP
- ANALISIS DATA
- SURVEI POTENSI
- Pelaksana :
- Konsultan, Perg.Tinggi,
SURAT KEPUTUSAN
Bupati / Walikota /
Gubernur (DAERAH)
Nasional o Menteri
-Mencakup : Batas Luar Kawasan
(ditunjukkan dalam PETA –
Lapiran SK)
- Penetapan Batas / Zonasi
- Kelembagaan
- Site Plan, design enginering dll
- Infrastruktur
PENETAPAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
Menteri
Luas Kawasan Konservasi Perairan Laut di Indonesia
No
A
B
Kawasan Konservasi
Inisiasi Kemhut
Taman Nasional Laut
Taman Wisata Alam Laut
Suaka Margasatwa Laut
Cagar Alam Laut
Inisiasi KKP dan Pemda
Taman Nasional Perairan (TNP Laut Sawu)
Suaka Alam Perairan (limpahan Dephut)
Taman Wisata Perairan (limpahan Dephut)
Kawasan Konservasi Perairan Daerah
Jumlah Total
Jumlah Kawasan
32
7
14
5
6
54
1
3
5
45
Luas (Ha)
4.694.947,55
4.043.541,30
491.248,00
5.678,25
154.480,00
9.082.727,31
3.521.130,01
445.630,00
278.354,00
4.837.613,30
76
13.777.674,86
Keterangan
Selain itu ada beberapa upaya Konservasi Kawasan Perairan yang diinisiasi oleh DKP melalui :
a.
Program COFISH berupa Suaka Perikanan sebanyak 3 kawasan seluas 453.23 Ha
b.
Program CRMP dan COFISH berupa DPL dan DPM sebanyak 25 kawasan seluas 2.085,90 Ha
ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN
Zona Inti, diperuntukan :
PP 60/2007 tentang KSDI
a.perlindungan mutlak habitat & populasi ikan, serta alur migrasi biota laut;
b.perlindungan ekosistem pesisir yg unik dan/atau rentan thd perubahan;
c.perlindungan situs budaya tradisional;
d.penelitian; dan/atau
e.pendidikan
Zona Perikanan Berkelanjutan, diperuntukan :
a.perlindungan habitat dan populasi ikan;
b.penangkapan ikan dengan alat dan cara yang ramah lingkungan;
c.budidaya ramah lingkungan;
d.pariwisata dan rekreasi;
e.penelitian dan pengembangan; dan/atau
f.pendidikan.
Zona Pemanfaatan, diperuntukan :
a.
b.
c.
d.
perlindungan habitat dan populasi ikan;
pariwisata dan rekreasi;
penelitian dan pengembangan; dan/atau
pendidikan.
Zona Lainnya, diperuntukan :
zona tertentu antara lain zona rehabilitasi
PENGATURAN KONSERVASI PADA UU 27 TAHUN 2007
TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PPK
Pasal 29
a. Zona inti;
b. Zona pemanfaatan terbatas; dan
c. Zona lain sesuai dengan peruntukkan kawasan.
ZONASI KAWASAN KONSERVASI
PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIl
PERMEN 17/2008
Zona Inti, diperuntukan :
a.perlindungan mutlak habitat & populasi ikan, serta alur migrasi biota laut;
b.perlindungan ekosistem pesisir yg unik dan/atau rentan thd perubahan;
c.perlindungan situs budaya/adat tradisional;
d.penelitian; dan/atau
e.pendidikan
Zona Pemanfaatan Terbatas, diperuntukan :
a.perlindungan habitat dan populasi ikan;
b.pariwisata dan rekreasi;
c.penelitian dan pengembangan; dan/atau
d.pendidikan.
Zona Lainnya sesuai dengan peruntukan kawasan;
Zona lainnya merupakan zona diluar zona inti dan zona
pemanfaatan terbatas yang karena fungsi dan kondisinya
ditetapkan sebagai zona tertentu.
KEGIATAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN DI
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN (KKP)
PERIZINAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Izin penelitian dan Pengembangan pada KKP
Izin Pendidikan pada KKP
Izin Usaha Pembudidayaan Ikan pada KKP
Izin Kegiatan Wisata Alam Perairan
Izin Pengusahaan Wisata Alam Perairan
Izin penangkapan di zona perikanan
berkelanjutan dalam kawasan konservasi
perairan
Pemanfaatan KKP untuk Penangkapan Ikan
(Pasal 31 PP 60 Tahun 2007)
• Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan.
• Wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya.
• Dalam memberikan izin penangkapan ikan antara lain
mempertimbangkan:
– daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan;
– metoda penangkapan ikan; dan
– jenis alat penangkapan ikan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
penangkapan ikan di zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan
konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri.
Pemanfaatan KKP untuk Pembudidayaan Ikan
(Pasal 32 PP 60 Tahun 2007)
• Dilakukan di zona perikanan berkelanjutan.
• Wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai kewenangannya.
• Dalam memberikan izin pembudidayaan ikan pada kawasan
konservasi perairan, antara lain, mempertimbangkan:
–
–
–
–
–
jenis ikan yang dibudidayakan;
jenis pakan;
teknologi;
jumlah unit usaha budidaya; dan
daya dukung dan kondisi lingkungan sumber daya ikan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
pembudidayaan ikan di zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan
konservasi perairan diatur dengan peraturan Menteri.
Pemanfaatan KKP untuk Pariwisata Alam Perairan
(Pasal 33 PP 60 Tahun 2007)
• Dapat dilakukan di zona pemanfaatan dan/atau zona
perikanan berkelanjutan.
– kegiatan wisata alam perairan; dan/atau
– pengusahaan pariwisata alam perairan.
• wajib memiliki izin, diberikan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
kewenangannya.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
pariwisata alam perairan di zona pemanfaatan dan/atau
zona perikanan berkelanjutan dalam kawasan konservasi
perairan diatur dengan peraturan Menteri.
Pemanfaatan KKP untuk Penelitian dan
Pendidikan
(Pasal 34 PP 60 Tahun 2007)
• Dapat dilakukan di zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona
pemanfaatan, maupun zona lainnya.
• wajib memiliki izin. Diberikan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan
kewenangannya.
• Orang asing dan/atau badan hukum asing yang akan melakukan
kegiatan penelitian dalam kawasan konservasi perairan dapat
diberikan izin setelah memenuhi persyaratan perizinan penelitian
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara memperoleh izin
penelitian dan pendidikan dalam kawasan konservasi perairan diatur
dengan Peraturan Menteri.
menggunakan cara dan metode
yang merusak Ekosistem
mangrove yang tidak sesuai
dengan karakteristik Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
LARANGAN
Pasal 35 UU 27/2007
melakukan konversi Ekosistem
mangrove di Kawasan atau
Zona budidaya yang tidak
memperhitungkan keberlanjutan
fungsi ekologis Pesisir dan PulauPulau Kecil
menebang mangrove di
Kawasan konservasi untuk
kegiatan
industri, pemukiman, dan/atau
kegiatan lain
LARANGAN (Pasal 35 UU 27/07)
• Melakukan penambangan pasir pada wilayah yang apabila
secara teknis, ekologis, sosial, dan/atau budaya menimbulkan
kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan
dan/atau merugikan Masyarakat
• Melakukan penambangan minyak dan gas pada wilayah yang
apabila secara teknis, ekologis, sosial dan/atau budaya
menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran
lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya;
• Melakukan penambangan mineral pada wilayah yang apabila
secara teknis dan/atau ekologis dan/atau sosial dan/atau budaya
menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran
lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya
• Melakukan pembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan
lingkungan dan/atau merugikan Masyarakat sekitarnya.
KEGIATAN PENGAWASAN
PERMEN 17/2008
PPNS
PENJAGAAN
PATROLI
Pengawasan dilakukan melalui kegiatan
penjagaan dan/atau patroli oleh pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yang menangani
bidang pengelolaan wilayah pesisir dan pulaupulau kecil
SANKSI PIDANA (Pasal 73 UU 27/07)
MELANGGAR
PASAL 35 UU
27/07
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah)
KONSERVASI JENIS IKAN
Ikan adalah segala jenis
organisme yang seluruh atau
sebagian dari siklus hidupnya
berada dilingkungan perairan
Penggolongan Jenis Ikan terdiri atas :
• Jenis Ikan yang dilindungi
Dilindungi Peraturan Perundang-undangan Nasional (PP 7/1999)
Dilindungi Hukum/Konvensi internasional yang dirativikasi (CITES)
• Jenis Ikan yang tidak dilindungi
Tidak dilindungi Peraturan Perundang-undangan Nasional
Dilindungi Hukum/Konvensi internasional yang dirativikasi (CITES)
JENIS IKAN YANG DILINDUNGI
Spesies
Scleropages formosus (Arwana Super Red)
Scleropages jardinii (Arwana Irian)
Hippocampus Spp. (Kuda Laut) (9 spesies)
Karang Hasil Transplantasi
Cheilinus undulatus (Napoleon Wrasse)
Latimeria menadoensis (Coelacanth)
Famili Dolphiniidae
Pristis microdon (Hiu Gergaji)
Rincodon typus (Hiu paus)
Pristis Spp. (Pari sentani)
Charcharodon carcharias (Basking shark)
Penyu (6 Spesies Famili Dermochelidae dan Cheloniidae)
Famili Balaenopteridae (3spesies) :
1 Balaenoptera musculus (paus biru)
2 Balaenoptera physalus (finback-whale)
3 Megaptera novaeangliae (Paus Bongkok)
Famili Cetacea (semua spesies family cetacean)
Dugong dugon (Dugong)
Keterangan
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & IUCN (9 spesies)
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Orchaela brevirostris (Pesut Mahakam)
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Status Jenis Ikan yang dilindungi ditetapkan oleh Menteri
Tatacara status perlindungan jenis ikan diatur dengan
Peraturan Menteri No 3 Tahun 2010
JENIS IKAN YANG DILINDUNGI
Kura-kura :
1.
2.
3.
4.
5.
Carettochelys insculpta (kura-kura irian/moncong babi)
Orlitia Borneensis (kura-kura gading)
Chelodina mccordi (kura-kura rote leher ular)
Notochelys platynota (kura-kura rote leher ular)
Malayemys subtrijuga (kura-kura rote leher ular)
Famili Ziphiidae (semua spesies family Ziphiidae)
Labi-labi :
1.
Batagur baska (Tuntong)
2.
Chitra indica (Labi-labi besar)
3.
Amyda cartilagenea (Labi-labi, Asiatic softshell)
Reptilia (Buaya)
1.
Crocodylus novaguineae (buaya air tawar irian)
2.
Crocodylus porosus (buaya muara)
3.
Crocodylus siamensis (buaya siam)
4.
Tomistoma schlegelii (senyulong, buaya sapit)
Anthipates Spp. (Semua jenis coral hitam)
Sceractinia spp. (karang batu)
Bivalvia
1.
Nautilus pompillius (Nautilus berongga)
2.
Tachipleus gigas (ketam tapak kuda)
3.
Hippopus hippopus (kima tapak kuda)
4.
Hippopus porcellanus (kima cina)
5.
6.
7.
8.
9.
Tridacna crocea (kima kunia)
Tridacna derasa (kima selatan)
Tridacna gigas (kima raksasa)
Tridacna maxima ( kima kecil)
Tridacna squamosa (kima sisik, kima seruling)
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix I ( Batagur baska), Appendix II & PP No
7 Tahun 1999
Appendix I & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Appendix II & PP No 7 Tahun 1999
Molusca
1.
Charonia tritonis (triton trompet)
2.
Cassis cornuta (kepala kambing)
3.
Trochus niloticus (susu bunder)
4.
Turbo marmoratus (batu laga, siput hijau)
Homaloptera Gymnogaster (Selusur maninjau)
Notopterus Spp. (Belida jawa)
Chitala lopis (belida)
Puntius microps (wader goa)
Appendix II (Turbo marmoratus dan Trochus
niloticus) & PP No 7 Tahun 1999
PP
PP
PP
PP
No
No
No
No
7
7
7
7
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
1999
1999
1999
1999
CITES (Convention on Internasional Trade
in Endangered Species of Wild Fauna and
Flora)
Perdagangan internasional TSL (Tumbuhan Satwa
Liar) berkontribusi besar terhadap punahnya
berbagai jenis TSL sehingga perlu dikendalikan
CITES
Kesepakatan antar negara/pemerintah (legally
binding) tentang perdagangan internasional TSL,
diadopsi pada pertemuan di Washington DC, USA
tanggal 3 Maret 1973 (dihadiri oleh 80 negara) dan
berlaku mengikat (enter into force) sejak Juli 1975.
Ketentuan Pokok CiTES
Perdagangan internasional dilaksanakan melalui
sistem permit yang dikeluarkan oleh CITES
management authority
Appendiks I dilarang diperdagangkan, sementara
Appendiks II dan III dapat diperdagangkan tetapi
dengan kontrol yang ketat
Representative parties to CITES bertemu secara
reguler (2-3 tahun sekali) dalam Conference of The
Parties/COP untuk melakukan review pelaksanaan
CITES, prosedur dan amandemen Appendiks CITES
Operasional pelaksanaan CITES dikoordinasikan oleh
Sekretariat CITES yang bernaung di bawah UNEP
26
Appendiks I CiTES
Dugong
Penyu
Ikan Raja Laut
Arwana Super red
27
Appendiks II CiTES
Labi-Labi
Kuda Laut
Napoleon
Karang
PEMANFAATAN JENIS DAN GENETIK IKAN
TIDAK
DILINDUNGI
DILINDUNGI
Kegiatan :
a) Litbang
b) Pengembangbiakan
c) PERDAGANGAN
d) Aquaria
e) Pertukaran
f) Pemeliharaan untuk kesenangan
Pemanfaatan a - e dpt dilakukan pengambilan dari alam.
Pemanfaatan f hanya dpt dilakukan hasil pengembangbiakan
Tata Cara Pemanfaatan Jenis dan Genetik Ikan diatur
dalam Permen No. 04 Tahun 2010
KEGIATAN PENGENDALIAN
KONSERVASI JENIS IKAN
PENGENDALIAN
KUOTA
PERIZINAN
Rekomendasi LIPI
Izin Ambil
SAI
BAP
1. Pemeriksaan kesesuaian dokumen perizinan
2. Pemeriksaan barang dipintu keluar/masuk
peredaran
Jenis Perizinan
• Pemanfaatan jenis ikan wajib izin dari Menteri.
• Jenis :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Surat izin penelitian dan pengembangan;
Surat izin pengembangbiakan;
Surat izin perdagangan;
Surat izin aquaria;
Surat izin pertukaran;
Surat izin pemeliharaan untuk kesenangan; dan
Surat izin pengambilan ikan dari alam.
KEGIATAN PENGAWASAN
Dilakukan oleh pengawas perikanan dan dapat mengikutsertakan
masyarakat
Monitoring pelaksanaan kegiatan pengambilan/pengembangbiakan
jenis ikan
Pengecekan kesesuaian dokumen perizinan dengan realisasi, yang
meliputi jenis, jumlah, Lokasi pengambilan dll
Patroli bersama
LOKASI KEGIATAN PENGAWASAN
Lokasi pengambilan ikan dari alam
Lokasi pengembangbiakan
Lokasi Pemeliharaan
Lokasi mata rantai peredaran ikan
Menambang terumbu karang
yang menimbulkan
kerusakan Ekosistem terumbu
karang;
Menggunakan peralatan, cara,
dan metode lain yang
merusak Ekosistem terumbu
karang;
LARANGAN
Pasal 35 UU 27/2007
Mengambil terumbu karang di
Kawasan konservasi;
Menggunakan bahan peledak,
bahan beracun, dan/atau
bahan lain yang merusak Ekosistem
terumbu karang;
Penambangan Terumbu Karang
Menambang terumbu
karang yang menimbulkan
kerusakan Ekosistem
terumbu karang;
Penambangan terumbu karang adalah
pengambilan terumbu karang dengan
sengaja untuk digunakan sebagai bahan
bangunan, ornamen aquarium, kerajinan
tangan, bunga karang, industri dan
kepentingan lainnya sehingga tutupan
karang hidupnya kurang dari 50% (lima
puluh persen) pada kawasan yang diambil.
SANKSI PIDANA (Pasal 100 UU 31/04)
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
pengelolaan perikanan wajib
mematuhi ketentuan mengenai:
Ukuran atau berat minimum jenis ikan yang boleh ditangkap;
Suaka perikanan;
Jenis ikan yang dilarang untuk diperdagangkan,
dimasukkan, dah dikeluarkan ke dan dari wilayah Republik
Indonesia
Jenis ikan yang dilindungi.
Setiap orang yang melanggar ketentuan yang ditetapkan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2) dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp250.000.000,00 (dua
ratus lima puluhjuta rupiah)
SANKSI ADMINISTRATIF (PERMEN 04/10)
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri
ini dapat dikenai sanksi administratif dan/atau sanksi
pidana.
Sanksi administratif dapat berupa:
peringatan tertulis;
pembekuan izin;
pencabutan izin; dan/atau
denda.
Sanksi administratif dijatuhkan oleh pemberi izin
pemanfaatan sesuai dengan kewenangannya.
Denda administratif tersebut huruf d merupakan
penerimaan negara bukan pajak yang disetorkan ke kas
negara.
Pasal 41