TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN SANKSI PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NO 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DALAM MENANGGULANGI TINDAKAN SPBU YANG MELAKUKAN PENIMBUNAN BAHAN BAKAR MINYAK.

ABSTRAK
TINJAUAN TERHADAP PENERAPAN SANKSI PIDANA DALAM
UNDANG-UNDANG NO 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS
BUMI DALAM MENANGGULANGI TINDAKAN SPBU YANG
MELAKUKAN PENIMBUNAN BAHAN BAKAR MINYAK

Undang-Undang no 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
merupakah salah satu undang-undang yang menggunakan sanksi pidana.
Dalam undang-undang ini diatur pasal-pasal yang menerapkan sanksi
pidana, dimana diantaranya terdapat pasal yang dapat digunakan untuk
menjerat SPBU yang melakukan penimbunan BBM. Namun pada awalnya
permasalahan sektor migas ini diatur dengan aturan perizinan yang
masuk ke dalam hukum administrasi negara. Dengan demikian, sanksi
yang dapat diterapkan tidak hanya sanksi pidana namun juga sanksi
administrasi. Dalam perjalanannya perlu dilihat apakah penggunaan
sanksi pidana sudah tepat dan berjalan dengan efektif.
Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisa dan meneliti
skripsi ini adalah melalui metode yuridis normatif dengan data utamanya
berupa data sekunder yang diperoleh dengan studi kepustakaan dan
analisa perundang-undangan.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian skripsi ini

menunjukkan bahwa penerapan sanksi pidana dalam Undang-Undang No
22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi ini belum dapat berjalan
dengan efektif dikarenakan masih ditemuinya berbagai kendala baik dari
sisi penegak hukum, sarana prasarana, maupun masyarakat sendiri.
Selain itu penerapan sanksi pidana untuk mencapai ketertiban dalam
menanggulangi SPBU yang melakukan penimbunan BBM dirasa masih
kurang tepat. Sebaiknya perbuatan SPBU yang melakukan penimbunan
BBM tersebut diberikan sanksi administrasi. Hal ini pun dapat berjalan
dengan baik, jika pengawasan dalam hal kegiatan usaha hilir migas lebih
ditingkatkan.

iv

ABSTRACT
REVIEW AGAINTS THE IMPLEMENTATION OF CRIMINAL
SANCTIONS IN ACT NO 22/2001 ABOUT OIL AND GAS IN HANDLING
THE ACT OF SPBU WHO PERFORMS HOARDING OIL FUELS

The Act No 22/2001 about oil and gas is one of the laws that use of
ciminal sanction. The Act shall apply to criminal sanction, which of the

article there is a section that can be used to ensnare SPBU who performs
hoarding the fuel. But at first, the oil and gas problems is regulated with
the licensing rules that go into the State Administration Law. Thus, the
sanctions that may be imposed not only criminal sanction but also
administration sanction. So, it need to seen wether the use of criminal
sanction is correct and work effectively.
Research methodology used in analyzing and researching this case
study is judicial normative method with secondary data as the main data
obtained through literature research and a review of the law.
The research result shows that the application of criminal sanction in
the law no 22 tahun 2001 on oil and natural gas is cannot be work
effectively due to various constraints both the law enforcement, the
infrastructure, and the public society. In addition, the application of criminal
sanctions to achieve order ini the handling of fuel hoarding SPBU that do
still felt to be less precise. It should deeds SPBU who performs hoarding
are given administrative sanctions. It is also be going well, if oversight in
terms of oil and gas downstream business activities even more enhanced.

v