PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENCIPTA LAGU TERHADAP PENGGUNAAN LAGU TANPA IZIN OLEH AHLI WARIS PENYANYI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DAN KEPMENKUMHAM RI NOMOR M.HH-.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENCIPTA LAGU TERHADAP PENGGUNAAN
LAGU TANPA IZIN OLEH AHLI WARIS PENYANYI DITINJAU DARI UNDANGUNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DAN
KEPMENKUMHAM RI NOMOR M.HH-01.H1.07.02 TAHUN 2015 TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN MANAJEMEN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI
BIDANG KEKAYAAN INTELEKTUAL
Abstrak
Cikal ZaeTitiana
110110110525
Pencipta merupakan seseorang yang menghasilkan suatu Ciptaan yang
bersifat khas, salah satunya adalah lagu. Penggunaan lagu milik Pencipta yang
bukan anggota Lembaga Manajemen Kolektif (LMK)oleh orang lain diperlukan suatu
permintaan izin secara langsung dalam bentuk tertulis yang disebut dengan lisensi.
Kenyataannya, terdapat beberapa pihak salah satunya ahli waris penyanyi yang
menggunakan lagu ciptaan Pencipta tanpa izin untuk diumumkan dan diaransemen
ulang di dalam suatu konser komersil. Hal ini membuat Pencipta terlanggar Hak
Ekonominya sehingga tidak mendapatkan apa yang menjadi haknya, yaitu
pemberian sejumlah royalti dari ahli waris penyanyi selaku pengguna.Maka,
Pencipta harus dilindungi kepentingannya.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif dan metode deskriptif analitis. Metode yuridis normatif, penelitian dilakukan
dengan menggunakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan

hukum tersier. Metode deskriptif analitis, menggambarkan dan menjelaskan tindakan
hukum yang dapat dilakukan oleh Pencipta atas penggunaan lagu ciptaannya tanpa
izin. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen dan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa: Pertama, tindakan
yang dilakukan oleh ahli waris penyanyi yang mengumumkan serta mengaransemen
ulang lagu dalam konser komersil tanpa meminta izin secara langsung kepada
Pencipta yang bukan anggota LMK serta dituangkan ke dalam perjanjian lisensi
telah melanggar Hak Cipta Pencipta berupa Hak Ekonominya, sehingga Pencipta
tidak medapatkan haknya berupa imbalan atas pemakaian lagunya yaitu royalti.
Kedua, tindakan hukumyang dapat dilakukan oleh Pencipta yang bukan anggota
LMK untuk mendapatkan Hak Ekonominya didasarkan pada KEPMENKUMHAM RI
Nomor M.HH-01.H1.07.02 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Manajemen
Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kekayaan Intelektual yang menyatakan bahwa
Pencipta yang bukan anggota LMK dapat melakukan mediasi untuk mendapatkan
Hak Ekonominya dengan pengguna, dengan syarat Pencipta terlebih dahulu
menjadi anggota LMK.

iv