Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Demulih - Kecamatan Susut - Kabupaten Bemulih.

(1)

i LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARG A KKN PPM

TEMATIK REVOLUSI MENTAL PERIODE XIII TAHUN 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

DESA : DEMULIH

KECAMATAN : SUSUT KABUPATEN : BANGLI PROVINSI : BALI

NAMA : I DEWA GDE AGUNG OKA PRADNYADANA

NIM : 1303005131


(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM Tematik Revolusi Mental Periode XIII Universitas Udayana di Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli yang saya kerjakan, maka saya :

Nama Mahasiswa : I Dewa Gde Agung Oka Pradnyadana Fakultas : Hukum

NIM : 1303005131

Telah menyelesaikan laporan kegiatan KK Dampingan selama di lokasi KKN PPM Tematik Revolusi Mental Periode XIII Universitas Udayana di Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.


(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Keluarga Dampingan KKN PPM Tematik Revolusi Mental Periode XIII Tahun 2016 Univers itas Udayana di Desa Demulih tepat pada waktunya. Sehubungan dengan telah terselesaikannya laporan ini maka penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, antara lain:

1. Bapak dr. I Kadek Swastika, S.Ked., M.Kes selaku dosen pembimbing lapangan karena dengan rendah hati telah memberikan dukungan, pengarahan dan pendampinga n terhadap penulis sehingga dapat menyelesaikan program dengan sebaik mungkin. 2. Bapak I Nyoman Wijana, SE selaku Perbekel Desa Demulih beserta staf pegawai yang

senantiasa memberikan informasi.

3. Keluarga Bapak Dewa Made Selingsing selaku Keluarga Dampingan yang senantiasa menerima dengan baik penulis ketika berkunjung ke rumah.

4. Teman-teman Mahasiswa KKN PPM Tematik Revolusi Mental Periode XIII Tahun 2016 Universitas Udayana di Desa Demulih yang memberikan semangat dan pendapat dalam pemecahan masalah yang dihadapi penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan Program Keluarga Dampingan ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis dan kurangnya referensi yang penulis dapatkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan partisipasi dari berbagai pihak guna melengkapi laporan ini. Akhir kata penulis mengharapkan, semoga laporan ini dapat berguna sebagaimana mestinya untuk menambah wawasan dan meningkatan mutu pendidikan. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.

Demulih, 28 Agustus 2016


(4)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1Profil Keluarga Dampingan ... 1

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 2

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1 Permasalahan Keluarga ... 5

2.2 Masalah Prioritas ... 6

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program ... 7

3.2 Jadwal Kegiatan ... 8

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1 Pelaksanaan ... 12

4.2 Hasil Pendampingan Keluarga ... 13

4.3 Kendala Pendampingan Keluarga ... 13

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 15

5.2 Rekomendasi ... 15 LAMPIRAN- LAMPIRAN


(5)

1 BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 PROFIL KELUARGA DAMPINGAN

Dewa Made Selingsing yang akrab disapa Dewa Made Bakas merupakan penduduk asli Dusun Tanggahan Talang Jiwa, Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Dewa Made Selingsing lahir di Bangli pada tahun 1927. Dewa Made Selingsing lahir dari keluarga seorang petani, dimana dulu ayahnya adalah seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Sejak kecil, Dewa Made Selingsing sudah hidup mandiri karena harus jauh dari keluarga demi menuntut ilmu pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Kemudian setelah lulus sekolah dasar, Dewa Made Selingsing lebih memilih membantu keluarganya untuk bekerja di ladang daripada melanjutkan sekolah ke jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama).

Saat tumbuh dewasa, Dewa Made Selingsing menikahi Dewa Sang Ayu Periksa dan mempunyai 7 orang anak, diantaranya 6 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Anak-anak perempuannya bernama Dewa Putu Alit, Dewa Nyoman Markin, Dewa Sipir, Dewa Sutapa, Dewa Kompiang Temu Liani dan Sang Ayu Eni Mahadewi, sedangkan anak laki-lakinya bernama Dewa Pustaka. Saat ini ke-7 anak-anaknya telah kawin dan mereka tinggal berdua dirumah.

Lebih lanjut, profil keluarga Dewa Made Selingsing dapat dilihat pada tabel berikut: NO. NAMA STATUS UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN KET. 1. Dewa Made

Selingsing

Kawin 89 Tahun

SD Berkebun Kepala Keluarga 2. Dewa Sang

Ayu Periksa

Kawin 64 Tahun

Tidak Sekolah Beternak Istri

3. Dewa Putu Alit

Kawin 40 Tahun

SMA Guru Sekolah Dasar

Anak Pertama


(6)

2

Saat ini, keluarga Dewa Made Selingsing tinggal di Desa Tanggahan Talang Jiwa tepatnya di sebelah timur kuburan milik desa. Semenjak semua anak-anaknya kawin, mereka hanya tinggal berdua di rumah. Mereka tinggal di tanah seluas 2 are dengan bangunan yang terdiri dari bangunan rumah yang berukuran 10m x 10m dengan jumla h kamar 1 (satu) dan dapur yang terpisah seluas 5m x 5m. Sementara kamar mandinya merupakan bekas kamar mandi dari bangunan rumah yang terbakar yang terletak sejauh 500 meter dari rumah. Sisa lahan yang ada digunakan oleh keluarga Dewa Made Selingsing untuk berkebun dan beternak. Kondisi bangunan rumah Dewa Made Selingsing dapat dikategorikan belum layak untuk disebut rumah, karena kondisi bangunan yang masih belum sempurna.

1.2 EKONOMI KELUARGA DAMPINGAN

Dewa Made Selingsing dan Dewa Sang Ayu Periksa kesehariannya bekerja di kebun milik sendiri. Sejak ditinggal semua anaknya menikah, keduanya bahu-membahu bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Dewa Made Selingsing kesehariannya berkebun di 4. Dewa

Nyoman Markin

Kawin 38 Tahun

SMA Pedagang Anak Kedua

5. Dewa Sipir Kawin 35 Tahun

Sarjana Guru Sekolah Dasar

Anak Ketiga 6. Dewa Sutapa Kawin 32

Tahun

SMA Pedagang Anak Keempat 7. Dewa

Pustaka

Kawin 29 Tahun

Sarjana Pedagang Anak Kelima 8. Dewa

Kompiang Temu Liani

Kawin 26 Tahun

SMA Ibu Rumah Tangga

Anak Keenam

9. Sang Ayu Eni Mahadewi

Kawin 25 Tahun

SMA Pedagang Anak Ketujuh


(7)

3 area pekarangan rumahnya. Dewa Made Selingsing menanam tanaman-tanaman yang dapat dipanen dalam waktu dekat, seperti pisang, pepaya, singkong, kelapa, cengkeh, durian dan mangga. Istrinya, Dewa Sang Ayu Periksa kesehariannya pergi beternak. Hewan ternak yang dimiliki hingga saat ini yaitu seekor sapi. Kandang ternak sapi miliknya tidak jauh dari rumah, masih diarea pekarangan rumahnya. Setiap-hari, Dewa Sang Ayu Periksa mencari rumput untuk makanan ternak sapinya. Tidak jarang Dewa Sang Ayu Periksa harus berjalan jauh untuk memperoleh rumput di kebun saudaranya. Walaupun bekerja sebagai petani dan peternak, kesehariannya Dewa Made Selingsing dan Dewa Sang Ayu Periksa hidup sangat sederhana. Mereka hanya mengandalkan hasil dari kebun dan ternak yang jumlahnya tidak sebanding dengan biaya hidup yang dikeluarkan.

1.2.1 PENDAPATAN KELUARGA

Dewa Made Selingsing dan Dewa Sang Ayu Periksa hidup sangat sederhana. Kesehariannya mereka hanya mengandalkan hasil penjualan dari hasil perkebunan untuk makan, seperti daun dan umbi singkong. Pendapatannya tidak menentu, terkadang ketika tidak ada yang membeli, hasil perkebunan tersebut dikonsumsi sendiri. Kadang-kadang ketika panen, mereka segera menjualnya ke pasar Bangli atau menitipkan hasil panen kepada anak-anaknya untuk dijual di pasar Bangli. Tidak jarang ketika ada upacara agama, banyak orang yang membeli langsung hasil panen mereka ke rumah seperti janur, kelapa, dan buah-buahan. Untuk menambah jumlah pendapatan, mereka menjual kayu bakar. Kesehariannya ada beberapa orang yang datang ke rumah untuk membeli kayu bakar. Mereka hanya mengandalkan hasil dari kebun yang jumlahnya tidak sebanding dengan biaya hidup yang dibutuhkan.

1.2.2 PENGELUARAN KELUARGA

Rincian pengeluaran keluarga Dewa Made Selingsing adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan sehari-hari


(8)

4

Pengeluaran utama keluarga Dewa Made Selingsing adalah biaya hidup sehari-hari seperti bahan makanan. Jika di rata-ratakan, pengeluaran keluarga ini perharinya mencapai Rp. 50.000,00 sedangkan air PAM perbulannya rata-rata Rp 45.000,00.

b. Kesehatan

Dewa Made Selingsing tidak menganggarkan secara khusus keuangan dalam hal kesehatan. Ketika sakit, Dewa Made Selingsing lebih memilih untuk beristirahat daripada harus ke dokter atau puskesmas untuk berobat, begitu pula dengan keluarganya. Hal ini disebabkan karena keluarga Dewa Made Selings i ng tidak mempunyai Jaminan Kesehatan untuk bantuan pengobatan gratis. Namun terkadang ketika sakit, mereka hanya membeli obat di warung terdekat sesuai dengan sakit yang dirasakan.

c. Sosial

Dalam hal social, Keluarga Dewa Made Selingsing biasanya hanya mengeluarkan biaya ketika ada upacara agama di desa. Biaya yang dikeluarka n tergantung dengan besar kecilnya upacara yang dilaksanakan. Biasanya biaya yang dikeluarkan sekitar Rp. 100.000,00 – Rp. 200.000,00.


(9)

5 BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampinga n dilakukan melalui pendekatan secara langsung dengan melakukan kunjungan ke keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut dilakukan pendekatan secara kekeluargaan dengan keluarga Dewa Made Selingsing, yaitu dengan melakuka n pembicaraan ringan mengenai program KKN terutama program KK dampinga n, masalah kesehatan yang dialami keluarga, masalah perekonomian serta melihat- liha t suasana tempat tinggal Dewa Made Selingsing.

2.1 PERMASALAHAN KELUARGA

Setelah beberapa kali melakukan kunjungan ke rumah keluarga dampinga n, ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil dan pengamatan langsung selama kunjungan ke rumah keluarga dampingan yaitu:

2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga

Berdasarkan hasil pendekatan melalui berberapa kunjungan ke keluarga Dewa Made Selingsing, salah satu permasalahan yang dialami Keluarga Dewa Made Selingsing adalah permasalahan ekonomi. Perekonomian keluarga Dewa Made Selingsing dapat dikatakan tidak mencukupi karena besarnya pengelua ra n dibandingkan dengan pendapatan sehari-hari. Pekerjaan sebagai peternak dan berkebun dengan penghasilan yang tidak menentu, menjadikan Dewa Made Selingsing sangat membutuhkan bantuan dalam segi ekonomi.

Permasalahan keuangan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dipecahkan karena merupakan masalah utama yang dapat mempengaruhi semua bidang kehidupan dari keluarga dampingan baik bidang ekonomi maupun sosial.


(10)

6 2.1.2 Masalah Kesehatan

Dalam hal kesehatan, keluarga Dewa Made Selingsing tidak menganggarka n secara khusus pengeluaran untuk biaya kesehatan. Ketika sakit, Dewa Made Selings i ng lebih memilih untuk beristirahat daripada harus ke dokter atau puskesmas untuk berobat, begitu pula dengan keluarganya. Hal ini disebabkan karena keluarga Dewa Made Selingsing tidak mempunyai Jaminan Kesehatan untuk bantuan pengobatan gratis. Hal ini disebabkan karena keterbatasan informasi untuk membuat dan memperoleh Jaminan Kesehatan itu sendiri. Oleh karena itu ketika salah satu kelurga sakit, mereka memilih untuk beristirahat dan menghentikan aktivitas berkebun dan berternaknya. Karena keadaan ekonomi yang serba kekurangan menyebabkan keluarga Dewa Made Selingsing lebih menjaga kesehatannya agar tidak sakit, karena akan berdampak terhadap penghasilan mereka sehari-hari. Yang menjadi permasalah disini adalah kurangnya informasi terkait dengan cara untuk membuatan Jaminan Kesehatan. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi dan sosialisasi dari pemerintah untuk pembuatan Jaminan Kesehatan sehinggga banyak masyarakat kecil dan miskin seperti keluarga Dewa Made Selingsing tidak memperoleh Jaminan Kesehatan untuk meringankan beban perekonomian mereka.

2.2 MASALAH PRIORITAS

Berdasarkan kedua permasalahan diatas, yang menjadi masalah prioritas menurut saya adalah masalah ekonomi karena permasalahan ekonomi adalah permasalahan yang paling mendasar dan mempengaruhi semua bidang kehidupan, seperti bidang kesehatan, sosial dan pendidikan. Keterbatasan ekonomi keluarga Dewa Made Selingsing berdampak pula terhadap bidang kesehatan mereka. Karena banyaknya pengeluaran dibandingkan penghasilan menyebabkan mereka membatas i pengeluaran pada bidang kesehatan, seperti ketika mereka terserang penyakit, mereka mengurungkan niat untuk berobat dan lebih memilih untuk beristirahat di rumah. Hal ini menurut mereka dapat menghemat banyak pengeluaran.


(11)

7 BAB III

USULAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 PROGRAM

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, maka dirancanglah beberapa program yang dilaksanakan untuk meringankan bahkan mengurangi permasalaha n yang ada di keluarga Dewa Made Selingsing. Program-program tersebut yaitu:

3.1.1 Masalah Perekonomian

Langkah awal untuk menanggulangi permasalahan perekonomian keluarga Dewa Made Selingsing adalah dengan merubah pola pikir keluarga Dewa Made Selingsing yang berpikiran bahwa penghasilan yang mereka peroleh sehari-hari tidak cukup untuk membiayai kehidupan mereka jangka panjang, tetapi hanya cukup untuk makan sehari-hari. Caranya adalah dengan menyisihkan atau menabung uang dari penghasilan sehari-hari bahkan dari hasil penjualan panen kebun dan ternak mereka. Dengan begitu jika ada upacara keagamaan yang mengharuskan Dewa Made Selingsing untuk libur bekerja, mereka masih mempunyai simpanan tabungan yang telah disisihkan. Ketika mereka sakit, merka dapat pula menggunakan simpana n tabungan tersebut untuk membeli obat bahkan pergi berobat ke puskesmas atau rumah sakit.

2.1.2 Masalah Kesehatan

Pada permasalahan kesehatan, karena keluarga Dewa Made Selingsing tidak mempunyai Jaminan Kesehatan, jadi ketika sakit mereka lebih memilih untuk beristirahat daripada harus ke dokter atau puskesmas untuk berobat. Hal ini disebabkan karena keluarga Dewa Made Selingsing tidak mempunyai Jaminan Kesehatan untuk bantuan pengobatan gratis. Yang menjadi permasalah disini adalah kurangnya informasi terkait dengan cara untuk membuatan Jaminan Kesehatan. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi dan sosialisasi dari pemerintah untuk


(12)

8

pembuatan Jaminan Kesehatan sehinggga banyak masyarakat kecil dan miskin seperti keluarga Dewa Made Selingsing tidak memperoleh Jaminan Kesehatan untuk meringankan beban perekonomian mereka. Oleh karena itu, saya berinisia t if memberikan bantuan berupa informasi dan sosialisasi mengenai pembuatan Jamina n Kesehatan untuk keluarga Dewa Made Selingsing. Selain itu, saya juga berusaha membantu pembuatan Jaminan Kesehatan untuk keluarga Dewa Made Selings i n g dengan menunjukan alur-alur pendaftarannya.

3.2 JADWAL KEGIATAN

No. Tanggal pelaksanaan

Waktu Jenis Kegiatan JKEM

1 Senin, 25 Juli 2016. 13.00-.16.00 Bertemu dan berdiskusi dengan Kepala Desa Demulih terkait dengan Program Keluarga Dampingan.

1x3 jam = 3 jam

2 Selasa, 26 Juli 2016.

11.00-14.00 Bertemu dan berdiskusi dengan Kepala Dusun Tanggahan Talang Jiwa.

1x3 jam = 3 jam

3 Rabu, 27 Juli 2016. 08.00-13.00 Berkunjungan dan memperkenalkan diri ke keluarga dampingan

1x6 jam = 6 jam

4 Jumat, 29 Juli 2016 12.00-18.00 Mengunjungi keluarga dampingan untuk mencari informasi mengenai latar belakang keluarga

1x6 jam = 6 jam


(13)

9

5 Sabtu, 30 Juli 2016 13.00-18.00 Mengunjungi Keluarga Dampingan untuk berdiskusi dengan Dewa Made Selingsing dan Dewa Sang Ayu Periksa serta bercerita mengenai permasalaha n yang dihadapi

1x5 jam = 5 jam

6 Minggu, 31 Juli 2016

11.00-15.00 Berdiskusi dengan Dewa Sang Ayu Periksa terkait dengan permasalaha n ekonomi keluarga

1x5 jam = 5 jam

7 Senin, 1 Agustus 2016

13.00-19.00 Diskusi dan observasi langsung lingkungan rumah Keluarga Dampingan dan membantu membersihka n halaman rumah Dewa Made Selingsing

1x6 jam = 6 jam

8 Rabu, 3 Agustus 2016

13.00-18.00 Diskusi dengan Dewa Made Selingsing dan membantu pekerjaan rumahnya

1x5 jam = 5 jam

9 Kamis, 4 Agustus 2016

14.00-19.00 Bertemu dengan Keluarga Dampingan dan berdiskusi tentang masalah kesehatan

1x5 jam = 5 jam

10 Jumat, 5 Agustus 2016

09.00-14.00 Bertemu dengan Keluarga Dampingan dan memberika n informasi dan sosialis as i

1x5 jam = 5 jam


(14)

10

terkait dengan pembuatan Jaminan Kesehatan

11 Minggu, 7 Agustus 2016

13.00-18.00 Bertemu dengan Dewa Sang Ayu Periksa dan membantu membuat sarana upacara agama

1x5 jam = 5 jam

12 Sabtu, 9 Agustus 2016

14.00-19.00 Bertemu dengan Dewa Made Selingsing dan membantu berkebun di halaman rumah

1x5 jam = 5 jam

13 Rabu, 10 Agustus 2016

09.00-15.00 Bertemu dengan Keluarga dari Dewa Made Selings ing dan membant\u panen buah-buahan di kebun

1x6 jam = 6 jam

14 Kamis, 11 Agustus 2016

14.00-18.00 Bertemu dengan Dewa Sang Ayu Periksa dan membantu membersihkan kandang ternak

1x4 jam = 4 jam

15 Selasa, 16 Agustus 2016

13.00-19.00 Bertemu dengan Dewa Sang Ayu Periksa dan membantu mencari makanan hewan ternak

1x6 jam = 6 jam

16 Kamis, 18 Agustus 2016

13.00-18.00 Ramah tamah dengan Keluarga Dampingan dan membantu mempersiapka n sarana upacara agama

1x5 jam = 5 jam


(15)

11

17 Minggu, 21 Agustus 2016

13.00-17.00 Bertemu dengan Keluarga Dampingan dan berdiskusi terkait dengan pembuatan Jaminan Kesehatan

1x4 jam = 4 jam

18 Selasa, 23 Agustus 2016

08.00-13.00 Ramah tamah dengan Keluarga Dampingan dan memberikan bantuan berupa sembako

1x5 jam = 5 jam

19 Rabu, 25 Agustus 2016

14.00-20.00 Ramah tamah dan memberikan tanaman sekaligus pamitan dengan keluarga Dewa Made Selingsing

1x6 jam = 6 jam


(16)

12 BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1.1 Waktu

Waktu yang digunakan untuk kegiatan Keluarga Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 19 kali dengan total waktu kunjungan selama 94 jam yang di mulai pada tanggal 1 Agustus 2016 sampai 27 Agustus 2016.

4.1.2 Lokasi

Kegiatan Keluarga Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Demuih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, sedangkan secara spesifik lokasi Keluarga Dampingan Dewa Made Selingsing adalah Dusun/Banjar Tanggahan Talang Jiwa, Desa Demulih, Kecamatan Susut dan Kabupaten Bangli.

4.1.2 Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan Keluarga Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana Tahun 2016 di Desa Demulih. Kegiatan Keluarga Dampinga n yang dilakukan berupa kunjungan ke rumah keluarga dampingan, perkenalan diri dengan keluarga dampingan, membantu kegiatan sehari-hari keluarga dampinga n, berdiskusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampinga n, mengidentifikasi masalah yang sedang di hadapi dan memberikan solusi maupun


(17)

13

bantuan untuk menyelesaikan masalah tersbut serta memberikan sumbangan berupa sembako untuk membantu perekonomian keluarga dampingan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 19 kali selama sebulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 2-6 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 94 jam.

4.2HASIL PENDAMPINGAN KELUARGA

Berdasarkan program yang telah diselenggarakan kepada keluarga dampinga n Dewa Made Selingsing, adapun hasil yang didapatkan oleh penulis adalah Keluarga Dewa Made Selingsing lebih memahami bagaimana cara meminimalisir pengelua ra n sehari-hari dengan cara menyisihkan atau menabung sedikit hasil panen kebun dan ternak sehingga simpanan berupa tabungan tersebut dapat berguna untuk jangka panjang pengeluaran sehari-hari. Dalam hal kesehatan, Dewa Made Selingsing lebih mengetahui informasi terkait dengan pembutan Jaminan Kesehatan yang dapat dipergunakan untuk pengobatan gratis ke puskesmas dan rumah sakit saat mereka sakit.

4.3KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

Dalam pelaksanaan program keluarga dampingan ini, penulis tidak menemuka n kendala yang berarti karena keluarga dari Dewa Made Selingsing sangat bersahabat dan terbuka dalam menerima mahasiswa KKN. Selain itu, rumah dari keluarga dampingan cukup dekat dan akses jalan menuju rumah cukup baik.


(18)

15 BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Keluarga dampingan dengan Kepala Keluarga Dewa Made Selingsing ini dapat dikategorikan sebagai Rumah Tangga Miskin (RTM). Hal ini dapat dilihat dari pendapatan rata-rata per-hari keluarga ini kurang dari Rp. 50.000 dan penghasila n perbulan kira-kira kurang dari Rp 1.500.000. Kendala utama dari keluarga dampinga n ini adalah ekonomi keluarga. Perekonomian dari keluarga ini dapat dikatakan tidak mencukupi karena besarnya pengeluaran dibandingkan dengan pendapatannya sehari-hari serta keluarga ini tidak mempunyai Jaminan Kesehatan untuk bantuan pengobatan gratis. Hal ini disebabkan karena keterbatasan informasi untuk membuat dan memperoleh Jaminan Kesehatan itu sendiri.

5.2 REKOMENDASI

Untuk membantu mengembangkan usaha perkebunan dan peternakan keluarga dari Dewa Made Selingsing, maka diperlukan suatu bantuan dalam hal permodalan. Dalam hal ini diperlukan peranan LPD sebagai lembaga keuangan yang berbasis desa adat dan diharapkan dapat memberikan bantuan berupa pemberian kredit dengan bunga rendah kepada tiap keluarga miskin di desa yang bersangkutan.

Saran dari penulis untuk KKN PPM periode berikutnya agar program Keluarga Dampingan ini sebagai rangkaian dari kegiatan KKN PPM dapat diteruskan dan dilanjutkan terhadap Keluarga Dewa Made Selingsing karena yang bersangkuta n sangat membutuhkan bantuan dan dampingan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas dan disini peranan mahasiswa sangat penting dalam memberika n solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.


(19)

16 LAMPIRAN

(DEWA MADE SELINGSING) (DEWA SANG AYU PERIKSA)

(Dewa Made Selingsing dan Dewa Sang Ayu Periksa saat sedang berkebun dan mencari makanan untuk hewan te rnak)


(20)

17 (FOTO BERSAMA DENGAN DEWA MADE SELINGSING DAN DEWA SANG AYU

PERIKSA)

(FOTO SAAT PEMBERIAN SEMBAKO KEPADA KELUARGA DEWA MADE SELINGSING)


(21)

18

(KONDISI RUMAH DARI KELUARGA DEWA MADE SELINGSING DAN DEWA SANG AYU PERIKSA)


(1)

12 BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA 4.1.1 Waktu

Waktu yang digunakan untuk kegiatan Keluarga Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 19 kali dengan total waktu kunjungan selama 94 jam yang di mulai pada tanggal 1 Agustus 2016 sampai 27 Agustus 2016.

4.1.2 Lokasi

Kegiatan Keluarga Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Demuih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, sedangkan secara spesifik lokasi Keluarga Dampingan Dewa Made Selingsing adalah Dusun/Banjar Tanggahan Talang Jiwa, Desa Demulih, Kecamatan Susut dan Kabupaten Bangli.

4.1.2 Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan Keluarga Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM XIII Tematik Revolusi Mental Universitas Udayana Tahun 2016 di Desa Demulih. Kegiatan Keluarga Dampinga n yang dilakukan berupa kunjungan ke rumah keluarga dampingan, perkenalan diri dengan keluarga dampingan, membantu kegiatan sehari-hari keluarga dampinga n, berdiskusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampinga n, mengidentifikasi masalah yang sedang di hadapi dan memberikan solusi maupun


(2)

13 bantuan untuk menyelesaikan masalah tersbut serta memberikan sumbangan berupa sembako untuk membantu perekonomian keluarga dampingan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 19 kali selama sebulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 2-6 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 94 jam.

4.2HASIL PENDAMPINGAN KELUARGA

Berdasarkan program yang telah diselenggarakan kepada keluarga dampinga n Dewa Made Selingsing, adapun hasil yang didapatkan oleh penulis adalah Keluarga Dewa Made Selingsing lebih memahami bagaimana cara meminimalisir pengelua ra n sehari-hari dengan cara menyisihkan atau menabung sedikit hasil panen kebun dan ternak sehingga simpanan berupa tabungan tersebut dapat berguna untuk jangka panjang pengeluaran sehari-hari. Dalam hal kesehatan, Dewa Made Selingsing lebih mengetahui informasi terkait dengan pembutan Jaminan Kesehatan yang dapat dipergunakan untuk pengobatan gratis ke puskesmas dan rumah sakit saat mereka sakit.

4.3KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

Dalam pelaksanaan program keluarga dampingan ini, penulis tidak menemuka n kendala yang berarti karena keluarga dari Dewa Made Selingsing sangat bersahabat dan terbuka dalam menerima mahasiswa KKN. Selain itu, rumah dari keluarga dampingan cukup dekat dan akses jalan menuju rumah cukup baik.


(3)

15 BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Keluarga dampingan dengan Kepala Keluarga Dewa Made Selingsing ini dapat dikategorikan sebagai Rumah Tangga Miskin (RTM). Hal ini dapat dilihat dari pendapatan rata-rata per-hari keluarga ini kurang dari Rp. 50.000 dan penghasila n perbulan kira-kira kurang dari Rp 1.500.000. Kendala utama dari keluarga dampinga n ini adalah ekonomi keluarga. Perekonomian dari keluarga ini dapat dikatakan tidak mencukupi karena besarnya pengeluaran dibandingkan dengan pendapatannya sehari-hari serta keluarga ini tidak mempunyai Jaminan Kesehatan untuk bantuan pengobatan gratis. Hal ini disebabkan karena keterbatasan informasi untuk membuat dan memperoleh Jaminan Kesehatan itu sendiri.

5.2 REKOMENDASI

Untuk membantu mengembangkan usaha perkebunan dan peternakan keluarga dari Dewa Made Selingsing, maka diperlukan suatu bantuan dalam hal permodalan. Dalam hal ini diperlukan peranan LPD sebagai lembaga keuangan yang berbasis desa adat dan diharapkan dapat memberikan bantuan berupa pemberian kredit dengan bunga rendah kepada tiap keluarga miskin di desa yang bersangkutan.

Saran dari penulis untuk KKN PPM periode berikutnya agar program Keluarga Dampingan ini sebagai rangkaian dari kegiatan KKN PPM dapat diteruskan dan dilanjutkan terhadap Keluarga Dewa Made Selingsing karena yang bersangkuta n sangat membutuhkan bantuan dan dampingan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas dan disini peranan mahasiswa sangat penting dalam memberika n solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.


(4)

16 LAMPIRAN

(DEWA MADE SELINGSING) (DEWA SANG AYU PERIKSA)

(Dewa Made Selingsing dan Dewa Sang Ayu Periksa saat sedang berkebun dan mencari makanan untuk hewan te rnak)


(5)

17 (FOTO BERSAMA DENGAN DEWA MADE SELINGSING DAN DEWA SANG AYU

PERIKSA)

(FOTO SAAT PEMBERIAN SEMBAKO KEPADA KELUARGA DEWA MADE SELINGSING)


(6)

18

(KONDISI RUMAH DARI KELUARGA DEWA MADE SELINGSING DAN DEWA SANG AYU PERIKSA)