Pengaruh Musik Relaksasi dan Musik Yang Disukai Terhadap Persepsi Nyeri.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MUSIK RELAKSASI DAN MUSIK YANG DISUKAI TERHADAP PERSEPSI NYERI

Lenny Yulianty, 2008

Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

Latar belakang: Banyak penelitian menyatakan bahwa musik merupakan teknik noninvasif yang dapat mempengaruhi sensasi nyeri itu sendiri dan bahkan pengalaman emosional yang menyertainya. Musik relaksasi dan musik yang disukai dapat merangsang otak menghasilkan gelombang alpha. Gelombang alpha merangsang pelepasan β-endorphin dan serotonin yang berperan dalam sistem analgesia.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik relaksasi dan musik yang disukai terhadap persepsi nyeri dengan mengukur waktu toleransi nyeri.

Metode: Penelitian dilakukan terhadap 31 orang pria mahasiswa FK-UKM berusia 19-26 tahun. Melalui tes pendinginan, waktu toleransi nyeri diukur dalam satuan detik dengan menggunakan stopwatch selama musik relaksasi dan musik yang disukai diperdengarkan. Analisis data menggunakan uji ”t” berpasangan dengan α=0,05.

Hasil: Rata-rata waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi sebesar 105,29 detik dengan SD=109,646, dan rata-rata waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai sebesar 220,23 detik dengan SD=194,921. Diperoleh perbedaan yang nyata pada waktu toleransi nyeri antara selama mendengarkan musik yang disukai dan musik relaksasi (p<0,01)**.

Kesimpulan: Waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih lama daripada waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF RELAXATION MUSIC AND PREFERRED MUSIC ON PAIN PERCEPTION

Lenny Yulianty, 2008

Tutor: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

Background: Many studies suggesting music listening to be a noninvasive technique capable of affecting the sensation of pain itself and even the emotional consequences of the experience. Both relaxation music and preferred music can stimulate the brain to produce alpha wave. The alpha wave induces the release of

β

-endorphin dan serotonin, which have a role in analgesia system.

Objectives: The study was to know the effect of relaxation music and preferred music on pain perception by measuring the tolerance time of pain.

Methods: This research was done to 31 male medical students of Maranatha Christian University, age 19-26 years old. Through the cold trials, tolerance time of pain was measured in the unit of second using a stopwatch during the relaxation music and preferred music were played. Data was analysed by paired “t” test with

α

=0,05.

Result: Mean tolerance time of pain on relaxation music was 105,29 seconds with SD=109,646, and mean tolerance time of pain on preferred music was 220,23 seconds with SD=194,921. There were significant differences on tolerance time of pain between listening to preferred music and relaxation music (p<0,01)**. Conclusion: The tolerance time of pain on preferred music was found longer than on relaxation music.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan tuntunan-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Maka melalui kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF selaku pembimbing dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu, membimbing, memberikan nasehat, saran, dan dukungan moril selama dilakukannya penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Budi Widyarto Lana, dr., selaku Kepala Bagian Skills Lab yang telah meminjamkan ruang Skills Lab untuk dijadikan tempat penelitian.

3. Bapak Teddy selaku staf Fakultas Sastra yang telah memberikan waktu, masukan, dan tenaga untuk membantu persiapan alat saat pelaksanaan penelitian.

4. Bapak Deni Firmansyah selaku staf LP2IKD yang telah memberikan masukan, meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu persiapan penelitian.

5. Teman-teman yang sudah bersedia menjadi subjek penelitian: Andreas Wijaya, Albert 05’84, Albert Shani, Anus, Albert Yosua, Christopher, Ryan P.K.,Reza, Kirby, Handy, Wira, Willy, Raymond, Erik, Ishak, Haris, Victor, Yudi, Aang, Leo, Yohanes Wijaya, Yohanes Irsandy, Fery, Iwan, Ivan Daniel, Altus, Banu, Noval, Andrea, Mathias, dan Tomy.


(4)

6. Keluarga penulis, Papa, Mama, Johan K., dan Yuliana, yang telah memberikan bantuan doa, dukungan moril, materi, maupun spiritual kepada penulis.

7. Yoanita, Ita, Felicia, Tania, Silvia, Mila, Maria Christine, Elvina, Joan, Fenilia, Stella, dan teman-teman lain yang telah membantu dan memberikan semangat kepada penulis baik dalam studi maupun dalam kehidupan sehari-hari.

8. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memenuhi maksud, tujuan serta manfaatnya bagi perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, Juli 2008


(5)

DAFTAR ISI

JUDUL...i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

SURAT PERNYATAAN...iii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...2

1.3 Maksud dan Tujuan...2

1.4 Manfaat ...2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian...2

1.5.1 Kerangka Pemikiran...2

1.5.2 Hipotesis Penelitian...3

1.6 Metode Penelitian...3

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...4

1.7.1 Lokasi Penelitian...4

1.7.2 Waktu Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Musik ...5

2.1.1 Hubungan Musik dan Otak ...5

2.1.2 Hubungan Musik dan Emosi...6

2.1.3 Terapi Musik ...6

2.1.3.1 Musik Relaksasi ...7

2.1.3.2 Musik yang Disukai ...7

2.1.4 Hubungan Musik dan Nyeri ...8

2.2 Nyeri... 11

2.2.1 Definisi Nyeri... 11

2.2.2 Klasifikasi Nyeri ... 11

2.2.3 Mekanisme Nyeri ... 12

2.2.4 Teori Nyeri ... 14

2.2.4.1 Specificity Theory... 14

2.2.4.2 Intensity Theory... 15

2.2.4.3 Pattern Theory... 15


(6)

2.2.5 Macam Rasa Nyeri serta Kualitasnya ... 18

2.2.6 Reseptor Nyeri dan Rangsangannya ... 19

2.2.6.1 Stimulus Kimiawi sebagai Penyebab Nyeri... 20

2.2.6.2 Iskemia Jaringan sebagai Penyebab Nyeri ... 20

2.2.6.3 Spasme Otot sebagai Penyebab Nyeri... 21

2.2.7 Serabut Nyeri Perifer... 21

2.2.7.1 Serabut Cepat dan Serabut Lambat ... 21

2.2.8 Tractus Rasa Nyeri... 23

2.2.8.1 Tractus Neospinothalamicus ... 23

2.2.8.2 Tractus Paleospinothalamicus... 24

2.2.9 Sistem Penekan Rasa Nyeri (Sistem Analgesia)... 26

2.2.9.1 Sistem Opium Otak ... 26

2.2.9.1.1 Reseptor Opioid ... 27

2.2.9.1.2 β-endorphin ... 27

2.2.9.1.3 Mekanisme kerja β-endorphin ... 28

2.2.9.2 Serotonin ... 29

2.2.9.3 Mekanisme Kerja Serotonin... 30

2.2.10 Penatalaksanaan Nyeri ... 30

2.2.10.1 Pemberian Medikasi... 30

2.2.10.2 Perawatan Lain... 31

2.3 Tes Pendinginan ... 33

2.3.1 Reseptor Suhu pada Kulit... 33

2.3.2 Sensasi Suhu ... 34

2.3.3 Perangsangan Reseptor Suhu ... 34

2.3.4 Adaptasi Reseptor Suhu ... 35

2.4 Otak Manusia ... 36

2.4.1 Hemisfer Dominan ... 36

2.4.2 Hemisfer Nondominan ... 37

2.4.3 Gelombang Otak ... 38

2.4.3.1 Gelombang Alpha ... 39

2.4.3.2 Gelombang Beta... 40

2.4.3.3 Gelombang Theta ... 40

2.4.3.4 Gelombang Delta ... 41

2.4.4 Area Asosiasi ... 41

2.4.4.1 Area Asosiasi Parieto-occipitotemporal... 42

2.4.4.2 Area Asosiasi Prefrontal ... 42

2.4.4.3 Area Asosiasi Limbik... 42

2.4.5 Sistem Limbik ... 43

2.4.6 Hippocampus ... 43


(7)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian... 45

3.2 Alat-alat yang Digunakan ... 45

3.3 Metode Penelitian... 46

3.3.1 Desain Penelitian... 46

3.3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 46

3.3.3 Ukuran Sampel... 47

3.4 Prosedur Penelitian... 47

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 49

4.1.1 Pengaruh Musik Relaksasi dan Musik yang Disukai terhadap Persepsi Nyeri ... 49

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian... 51

4.2.1 Hipotesis Penelitian... 51

4.2.2 Hal yang Mendukung... 51

4.2.3 Hal yang Tidak Mendukung... 51

4.2.4 Kesimpulan ... 51

4.3 Pembahasan... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54

LAMPIRAN... 58


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Waktu Toleransi Nyeri pada Musik Relaksasi dan

Musik yang Disukai ... 49 Tabel 4.2 Uji ”t” Berpasangan ... 50


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Telinga...8

Gambar 2.2 Perjalanan Nervus auditorius (vestibulocochlearis)...9

Gambar 2.3 Sistem Limbik ... 10

Gambar 2.4 Lengkung Refleks ... 13

Gambar 2.5 Specificity Theory... 14

Gambar 2.6 Intensity Theory... 15

Gambar 2.7 Pattern Theory... 16

Gambar 2.8 Gate Control Theory. Gerbang Terbuka, Aktivasi Rangsang Nyeri... 17

Gambar 2.9 Gate Control Theory. Gerbang Tertutup, Inhibisi Rangsang Nyeri... 18

Gambar 2.10 Gate Control Theory. Jika Input Sinyal pada Serabut Tipe C Lebih Banyak daripada Serabut Tipe A, Gerbang Akan Terbuka .. 18

Gambar 2.11 Penjalaran Sinyal Nyeri yang Sifatnya Tajam-Akut dan Kronik-Lambat... 22

Gambar 2.12 Penjalaran Sinyal Nyeri Melalui Tractus Nyeri Tusuk dan Tractus Nyeri Terbakar ... 23

Gambar 2.13 Respon Empat Macam Serabut Saraf... 35

Gambar 2.14 Kedua Hemisfer Otak dan Fungsinya ... 37

Gambar 2.15 Gelombang Otak ... 39


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Subjek Penelitian ... 58

Lampiran 2 Daftar Lagu Subjek Penelitian... 59

Lampiran 3 Data Hasil Percobaan... 60

Lampiran 4 Hasil Analisis Data ... 61


(11)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Subjek Penelitian

SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama lengkap : Tgl lahir :

NRP :

Alamat :

Menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Lenny Yulianty, NRP 0510139 yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha.

Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri, tanpa tekanan atau paksaan dari manapun.

Bandung,__________________ ttd,

(____________________)

SURAT PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama lengkap : Tgl lahir :

NRP :

Alamat :

Menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Lenny Yulianty, NRP 0510139 yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha.

Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri, tanpa tekanan atau paksaan dari manapun.

Bandung,__________________ ttd,


(12)

Lampiran 2

Daftar Lagu Subjek Penelitian

SP ke- JUDUL LAGU JENIS

1 Jordin Sparks – Tattoo Pop

2 Tomita – Track 2 Jazz

3 Snow Patrol – Open Your Eyes Alternatif

4 D’cinamons Pop

5 Sky Doesn’t Hear Pop

6 Linda Ronstadt & Aaron Neville - Don’t Know Much

Pop

7 The Beatles – I Will Pop

8 Jordin Sparks – Tattoo Pop

9 Suteki Da Ne – Love Session Tidus & Yuna Pop

10 Jay Chou – Fa Ru Xue Pop

11 Susan Wong – Close To You Jazz 12 Matchbox Twenty – Disease Alternatif

13 Sentuh Hatiku Pop

14 Bump Of Chicken Karma - Mayday Rock 15 Matchbox Twenty – Disease Alternatif 16 Can You Feel The Love Tonight Pop

17 Kenny G – The Moment Pop

18 D’massive – Cinta Ini Membunuhku Pop

19 Cool – Aloha Pop

20 Namie Amuro – Baby Don’t Cry R&B

21 Michael Buble – Home Pop

22 Chrisye – Kangen Pop

23 Celine Dion – That’s The Way It Is Pop 24 Lee Hyori – Hey Girl R&B 25 Funky Kopral – Superfunk Funk 26 Red Hot Chilli Pepper – Around The World Punk Rock

27 Mujizat Itu Nyata Pop

28 Dream Theater – Images And Words-Metropolis Part I

Rock 29 Delon Ft. Irene – Indah Pada Waktunya Pop 30 Luther Vandross – Dance With My Father Pop


(13)

Lampiran 3

Data Hasil Percobaan

Waktu Toleransi Nyeri (detik) SP ke-

Musik Relaksasi Musik yang Disukai

Selisih (detik)

1 62 277 -215

2 58 218 -160

3 24 33 -9

4 169 196 -27

5 59 475 -416

6 64 197 -133

7 33 37 -4

8 126 233 -107

9 218 270 -52

10 54 93 -39

11 72 768 -696

12 82 292 -210

13 37 49 -12

14 310 421 -111

15 38 75 -37

16 336 299 37

17 47 184 -137

18 65 481 -416

19 135 223 -88

20 54 71 -17

21 26 31 -5

22 50 60 -10

23 189 227 -38

24 34 79 -45

25 192 327 -135

26 34 144 -110

27 94 93 1

28 46 115 -69

29 501 769 -268

30 37 66 -29

31 18 24 -6

Rata-rata 105,29 220,23 -114,94


(14)

Lampiran 4

Hasil Analisis Data

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 LOGRELAKS 1.8584 31 .36268 .06514

LOGSUKA 2.1733 31 .41223 .07404

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the

Difference

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper t df

Sig. (2-tailed) Pair 1 LOGRELAKS

- LOGSUKA

-.3149 .28420 .05104 -.4191 -.2106


(15)

Lampiran 5 Dokumentasi


(16)

63

Tes Pendinginan, Dilakukan Selama Mendengarkan Musik Relaksasi dan Musik yang Disukai


(17)

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama lengkap : Lenny Yulianty

NRP : 0510139

Tempat / tanggal lahir : Bandung, 26 Desember 1986

Alamat : Babakan Wates III No. 15, Buah Batu, Bandung

Riwayat Pendidikan

1999, Lulus SD Kristen Kalam Kudus, Bandung 2002, Lulus SMP Kristen Kalam Kudus, Bandung 2005, Lulus SMA Santa Angela, Bandung


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Musik dan bidang kedokteran memiliki hubungan sejarah yang erat dan panjang. Artefak peradaban kuno menunjukkan bahwa musik memiliki dampak yang kuat terhadap kesehatan fisik dan kesejahteraan manusia. Selain itu, tulisan bersejarah yang berasal dari Mesir, China, India, Yunani, dan Roma menggambarkan musik sebagai sarana untuk meringankan penyakit dan membantu pasien dalam mengatasi emosi yang menyakitkan seperti kecemasan, kesedihan, dan kemarahan (Greer, 2003; Eric Priyo Prasetyo, 2005).

Nyeri kronis dipertimbangkan sebagai salah satu masalah kesehatan terbanyak (Greer, 2003). Dalam lima tahun terakhir, terdapat peningkatan minat internasional untuk meneliti metode nonfarmakologis yang efektif terhadap penatalaksanaan rasa nyeri, dengan menitikberatkan manfaat potensial dari mendengarkan musik (Mitchell et al., 2008).

Selama dua dekade terakhir, penelitian telah difokuskan terutama pada kemampuan musik dalam meringankan rasa nyeri. Banyak penelitian menyatakan bahwa musik merupakan teknik noninvasif yang dapat mempengaruhi sensasi nyeri itu sendiri dan bahkan pengalaman emosional yang menyertainya. Untuk itu, “audioanalgesia” mungkin bermanfaat dalam perawatan utama dan dalam keadaan saat perawatan dengan obat-obatan menjadi kurang efektif, tidak diinginkan, atau tidak tersedianya waktu yang cukup bagi obat untuk menimbulkan efek (Mitchell and MacDonald, 2006).

Musik dikenal melalui penelitian sebagai fasilitas perangsang relaksasi nonfarmakologis yang aman, murah, dan efektif (Eric Priyo Prasetyo, 2005). Terbukti bahwa terapi musik mengurangi rasa nyeri dan rasa mual secara


(19)

2

positif terhadap pengalaman mereka yang berhubungan dengan nyeri akibat pembedahan (Greer, 2003).

1.2Identifikasi Masalah

Apakah waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih lama daripada waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi.

1.3Maksud dan Tujuan

Ingin mengetahui apakah waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih lama daripada waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan memberi masukan agar aspek farmakologis maupun nonfarmakologis dapat lebih diperhatikan dalam terapi suatu penyakit, sehingga pengobatan secara holistik atau menyeluruh dapat terwujud dan dapat diaplikasikan secara klinis di kemudian hari.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Musik mampu mengurangi persepsi dan pengalaman nyeri, serta meningkatkan toleransi terhadap nyeri akut dan kronis (Eric Priyo Prasetyo, 2005). Hal ini terjadi karena musik dapat menyebabkan perubahan pola gelombang otak pada orang yang mendengarkannya (http://www.artashealing.org/ahfw3.htm, 2008; Heslet, 2008).


(20)

3

Musik relaksasi adalah salah satu jenis musik yang dapat merangsang otak untuk menghasilkan gelombang alpha. Gelombang alpha memiliki frekuensi 8 – 13 cps (cycles per second) (Guyton and Hall, 1997; McCann and Stewart, 2006).

Musik yang disukai seseorang dapat mengalihkan perhatian seseorang tersebut (Mitchell and MacDonald, 2006). Musik yang disukai juga mempengaruhi sistem limbik dan saraf otonom, menciptakan suasana rileks, aman, dan menyenangkan (Eric Priyo Prasetyo, 2005). Suasana rileks, aman, dan menyenangkan ini menimbulkan gelombang alpha (Erwin Nasution, 2007a; Tama, 2008).

Gelombang alpha memacu pelepasan endorphin dan serotonin (http://www.lifetechnology.org/alphastate.htm, 2006; Tama, 2008). Endorphin adalah senyawa polipeptida opioid endogen yang dihasilkan kelenjar pituitari dan hipothalamus. Endorphin menimbulkan efek analgesia (Anonim 2, 2008).

Serotonin adalah suatu neurotransmiter yang dihasilkan oleh neuron-neuron otak (Byrd, 1999). Serotonin ikut terlibat dalam sistem analgesia dengan cara memacu sekresi enkephalin yang dapat menghambat serabut nyeri (Guyton and Hall, 1997).

Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa pengurangan rasa nyeri yang efektif dan signifikan ditemukan pada mereka yang mendengarkan musik yang disukainya (Mitchell and MacDonald, 2006).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih lama daripada waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi.


(21)

4

Data yang diukur yaitu waktu toleransi terhadap nyeri akibat pendinginan dalam satuan detik.

Analisis statistik dengan menggunakan uji ”t” berpasangan dengan = 0,05.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

1.7.1 Lokasi Penelitian

• Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung, lantai 4, Ruang Skills Lab No. 17

1.7.2 Waktu Penelitian


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih lama daripada waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi.

5.2 Saran

1. Dianjurkan bagi penderita penyakit akut maupun kronis agar mendengarkan musik yang disukainya selain menjalani perawatan farmakologis, sehingga membantu memperbaiki keadaan psikologis dan mengurangi rasa nyeri dengan lebih efektif.

2. Penelitian yang sama dapat dilakukan kembali dengan menggunakan sampel yang lebih banyak agar dapat memperkuat kesimpulan. Selain itu dapat pula menggunakan teknik lain untuk menguji efektivitas kedua variabel terhadap nyeri akut.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan usia atau jenis kelamin SP yang berbeda.

4. Membandingkan efektivitas antara terapi musik dan terapi farmakologis terhadap nyeri akut dan kronis.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

American Society of Anesthesiologist. 2008. The management of pain. http://www.asahq.org/patientEducation/managepain.htm#top, 27 Juni 2008.

Anonim 1. 2005. The nervous system neurology.

http://webanatomy.net/anatomy/neuro_notes.htm, 29 Juni 2008.

Anonim 2. 2008. Endorphin. http://en.wikipedia.org/wiki/Endorphin, 16 Mei 2008.

Anonim 3. 2008. Gate control theory of pain. http://en.wikipedia.org/wiki/Gate_control_theory_of_pain, 20 Juni 2008.

Anonim 4. 2008. Music. http://en.wikipedia.org/wiki/Music, 23 Juni 2008.

Arini Setiawati. 1995. Adrenergik. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, ed. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. h. 69.

Bourne H.R., von Zastrow M. 2004. Drug receptors & pharmacodynamics. In: Katzung, Bertram G., ed. Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc. p. 22-23.

Byrd, Andrea. 1999. Serotonin and its uses. http://serendip.brynmawr.edu/bb/neuro/neuro99/web1/Byrd.html, 20 Juni 2008.

Campbell, Don. 2002. Efek mozart – memanfaatkan kekuatan musik untuk mempertajam pikiran, meningkatkan kreativitas, dan menyehatkan tubuh. Edisi 1. Jakarta: Gramedia. h. 33.

De Giorgio, Laura. 2005. Brainwave synchronization. http://www.deeptrancenow.com/brainwave_synchronization.htm, 14 Mei 2008.


(24)

55

Defrin R., Ohry A., Blumen N., Urca G. 2002. Sensory determinants of thermal pain. Brain, 125 (3): 501-510.

Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . h. 1584.

Eric Priyo Prasetyo. 2005. Peran musik sebagai fasilitas dalam praktek dokter gigi untuk mengurangi kecemasan pasien. Maj. Ked. Gigi (Dent J.), 38: 41-44.

Erwin Nasution. 2007a. Terapi gelombang otak. http://terapigelombangotak.blogspot.com/, 16 Mei 2008.

_______. 2007b. Gelombang otak dan pikiran bawah sadar. http://terapigelombangotak.blogspot.com/, 16 Mei 2008.

F.D. Suryatna, Udin Sjamsudin. 1995. Serotonin dan antiserotonin. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, ed. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. h. 265-266.

Ganong, William F. 2002. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h. 135, 254-255.

Greer, Sarah. 2003. The effects of music on pain perception. http://hubel.sfasu.edu/courseinfo/SLO3/music_therapy2.htm, 14 Mei 2008.

Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h.730-731, 761-767, 774-775, 911-912, 923, 932, 934, 939-941, 949-950, 1147.

Heslet, Lars. Our musical brain.


(25)

56

Jaffe J.H., Martin W.R. 2005. Opioid analgesics and antagonists. In: Gilman A.G., Goodman L.S., and Gilman A., eds. The pharmacological basis of therapeutics. 11th edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc. p. 348, 635.

Katzung, Bertram G. 2004. Histamine, serotonin, & the ergot alkaloids. In: Katzung, Bertram G., ed. Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc. p. 270.

King Pharmaceuticals, Inc. 2008. The pathophysiology of pain. http://www.chronicpainnetwork.com/ChronicPainNetwork/pathophysiology-pain.aspx?text=1, 20 Juni 2008.

Kurniawan Dwi Jayanto. 2008a. Otak kanan.

http://kurniawandwijayanto.blogspot.com/feeds/posts/default, 29 Juni 2008.

_______. 2008b. Telinga / ear.

http://kurniawandwijayanto.blogspot.com/feeds/posts/default, 29 Juni 2008.

McCann D., Stewart J. 2006. Musical learning. http://www.tms.com.au/tms12-1m.html, 16 Mei 2008.

Mitchell L.A., MacDonald R.A.R., Brodie E.E. 2004. Temperature and the cold pressor test. The Journal of Pain, 5 (4): 233-238.

Mitchell L.A., MacDonald R.A.R. 2006. An experimental investigation of the effects of preferred and relaxing music listening on pain perception. Journal of Music Therapy, XLIII (4): 295-316.

Mitchell L.A., MacDonald R.A.R., Knussen C. 2008. An investigation of the effects of music and art on pain perception. L.B.Mitchell@gcal.ac.uk, 12 Maret 2008.

Murray, Marjorie A. Our sense of hearing.


(26)

57

Nicoll, Roger A. 2004. Introduction to the pharmacology of CNS drugs. In: Katzung, Bertram G., ed. Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc. p.348.

Pape W. 2005. Brain and music. Music Therapy Today, VI (2): 185-214.

Perl, Edward R. 2007. Theories of pain.

http://www.nature.com/nrn/journal/v8/n1/fig_tab/nrn2042_F1.html, 20 Juni 2008.

Sardjono O. Santoso, Hedi R. Dewoto. 1995. Analgesik opioid dan antagonis. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, ed. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. h. 190.

Schumacher M.A., Basbaum A.I., Way W.L. 2004. Opioid analgesics & antagonist. In: Katzung, Bertram G., ed. Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc. p. 500-501.

Tama. 2008. Kekuatan bawah sadar.

http://showyourmind.blogspot.com/2008/03/kekuatan-bawah-sadar.html, 16 Mei 2008.

Thompson, Dave. 2004. The pain process.

http://www.vasg.org/The_Pain_Process.htm, 20 Juni 2008.

http://www.artashealing.org/ahfw3.htm. How art heals: mind – body physiology, 14 Mei 2008.

http://www.cwrl.utexas.edu~syverson/worldsfair/exhibits/hall2/yoshimura/music. htm, 23 Juni 2008.


(1)

Data yang diukur yaitu waktu toleransi terhadap nyeri akibat pendinginan dalam satuan detik.

Analisis statistik dengan menggunakan uji ”t” berpasangan dengan = 0,05.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

1.7.1 Lokasi Penelitian

• Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung, lantai 4, Ruang Skills Lab No. 17

1.7.2 Waktu Penelitian


(2)

53 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Waktu toleransi nyeri pada musik yang disukai lebih lama daripada waktu toleransi nyeri pada musik relaksasi.

5.2 Saran

1. Dianjurkan bagi penderita penyakit akut maupun kronis agar mendengarkan musik yang disukainya selain menjalani perawatan farmakologis, sehingga membantu memperbaiki keadaan psikologis dan mengurangi rasa nyeri dengan lebih efektif.

2. Penelitian yang sama dapat dilakukan kembali dengan menggunakan sampel yang lebih banyak agar dapat memperkuat kesimpulan. Selain itu dapat pula menggunakan teknik lain untuk menguji efektivitas kedua variabel terhadap nyeri akut.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan usia atau jenis kelamin SP yang berbeda.

4. Membandingkan efektivitas antara terapi musik dan terapi farmakologis terhadap nyeri akut dan kronis.


(3)

54

American Society of Anesthesiologist. 2008. The management of pain. http://www.asahq.org/patientEducation/managepain.htm#top, 27 Juni 2008.

Anonim 1. 2005. The nervous system neurology.

http://webanatomy.net/anatomy/neuro_notes.htm, 29 Juni 2008.

Anonim 2. 2008. Endorphin. http://en.wikipedia.org/wiki/Endorphin, 16 Mei 2008.

Anonim 3. 2008. Gate control theory of pain.

http://en.wikipedia.org/wiki/Gate_control_theory_of_pain, 20 Juni 2008.

Anonim 4. 2008. Music. http://en.wikipedia.org/wiki/Music, 23 Juni 2008.

Arini Setiawati. 1995. Adrenergik. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, ed. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. h. 69.

Bourne H.R., von Zastrow M. 2004. Drug receptors & pharmacodynamics. In: Katzung, Bertram G., ed. Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc. p. 22-23.

Byrd, Andrea. 1999. Serotonin and its uses.

http://serendip.brynmawr.edu/bb/neuro/neuro99/web1/Byrd.html, 20 Juni 2008.

Campbell, Don. 2002. Efek mozart – memanfaatkan kekuatan musik untuk mempertajam pikiran, meningkatkan kreativitas, dan menyehatkan tubuh. Edisi 1. Jakarta: Gramedia. h. 33.

De Giorgio, Laura. 2005. Brainwave synchronization. http://www.deeptrancenow.com/brainwave_synchronization.htm, 14 Mei 2008.


(4)

55

Defrin R., Ohry A., Blumen N., Urca G. 2002. Sensory determinants of thermal pain. Brain, 125 (3): 501-510.

Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . h. 1584.

Eric Priyo Prasetyo. 2005. Peran musik sebagai fasilitas dalam praktek dokter gigi untuk mengurangi kecemasan pasien. Maj. Ked. Gigi (Dent J.), 38: 41-44.

Erwin Nasution. 2007a. Terapi gelombang otak.

http://terapigelombangotak.blogspot.com/, 16 Mei 2008.

_______. 2007b. Gelombang otak dan pikiran bawah sadar. http://terapigelombangotak.blogspot.com/, 16 Mei 2008.

F.D. Suryatna, Udin Sjamsudin. 1995. Serotonin dan antiserotonin. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, ed. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. h. 265-266.

Ganong, William F. 2002. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h. 135, 254-255.

Greer, Sarah. 2003. The effects of music on pain perception. http://hubel.sfasu.edu/courseinfo/SLO3/music_therapy2.htm, 14 Mei 2008.

Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h.730-731, 761-767, 774-775, 911-912, 923, 932, 934, 939-941, 949-950, 1147.

Heslet, Lars. Our musical brain.

http://www.musicahumana.dk/documents/00015.pdf, 20 Juni 2008.

Holah M., Davies J. 2006. Specificity theory of pain. http://www.learnpsychology.net/g/515, 20 Juni 2008.


(5)

Jaffe J.H., Martin W.R. 2005. Opioid analgesics and antagonists. In: Gilman A.G., Goodman L.S., and Gilman A., eds. The pharmacological basis of therapeutics. 11th edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc. p. 348, 635.

Katzung, Bertram G. 2004. Histamine, serotonin, & the ergot alkaloids. In: Katzung, Bertram G., ed. Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc. p. 270.

King Pharmaceuticals, Inc. 2008. The pathophysiology of pain. http://www.chronicpainnetwork.com/ChronicPainNetwork/pathophysiology-pain.aspx?text=1, 20 Juni 2008.

Kurniawan Dwi Jayanto. 2008a. Otak kanan.

http://kurniawandwijayanto.blogspot.com/feeds/posts/default, 29 Juni 2008.

_______. 2008b. Telinga / ear.

http://kurniawandwijayanto.blogspot.com/feeds/posts/default, 29 Juni 2008.

McCann D., Stewart J. 2006. Musical learning. http://www.tms.com.au/tms12-1m.html, 16 Mei 2008.

Mitchell L.A., MacDonald R.A.R., Brodie E.E. 2004. Temperature and the cold pressor test. The Journal of Pain, 5 (4): 233-238.

Mitchell L.A., MacDonald R.A.R. 2006. An experimental investigation of the effects of preferred and relaxing music listening on pain perception. Journal of Music Therapy, XLIII (4): 295-316.

Mitchell L.A., MacDonald R.A.R., Knussen C. 2008. An investigation of the effects of music and art on pain perception. L.B.Mitchell@gcal.ac.uk, 12 Maret 2008.

Murray, Marjorie A. Our sense of hearing.


(6)

57

Nicoll, Roger A. 2004. Introduction to the pharmacology of CNS drugs. In: Katzung, Bertram G., ed. Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc. p.348.

Pape W. 2005. Brain and music. Music Therapy Today, VI (2): 185-214.

Perl, Edward R. 2007. Theories of pain.

http://www.nature.com/nrn/journal/v8/n1/fig_tab/nrn2042_F1.html, 20 Juni 2008.

Sardjono O. Santoso, Hedi R. Dewoto. 1995. Analgesik opioid dan antagonis. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, ed. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru. h. 190.

Schumacher M.A., Basbaum A.I., Way W.L. 2004. Opioid analgesics & antagonist. In: Katzung, Bertram G., ed. Basic & clinical pharmacology. 9th edition. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc. p. 500-501.

Tama. 2008. Kekuatan bawah sadar.

http://showyourmind.blogspot.com/2008/03/kekuatan-bawah-sadar.html, 16 Mei 2008.

Thompson, Dave. 2004. The pain process.

http://www.vasg.org/The_Pain_Process.htm, 20 Juni 2008.

http://www.artashealing.org/ahfw3.htm. How art heals: mind – body physiology, 14 Mei 2008.

http://www.cwrl.utexas.edu~syverson/worldsfair/exhibits/hall2/yoshimura/music. htm, 23 Juni 2008.

http://www.infinitehealththebridge.com/music.html, 16 Mei 2008.

http://www.lifetechnology.org/alphastate.htm. 2006, 16 Mei 2008.