Pengaruh Angkak (Red Yeast Rice) Terhadap Kadar LDL-Kolesterol Tikus Betina Galur Wistar.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH ANGKAK (RED YEAST RICE) TERHADAP KADAR LDL–KOLESTEROL TIKUS BETINA GALUR WISTAR

Indri, 2008, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr, M. Kes., Pembimbing II : Sijani Prahastuti, dr

Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami banyak perubahan, terutama perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup ini terutama dalam pola konsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi, protein tinggi, rendah serat dan karbohidrat kompleks, disertai dengan kebiasan merokok dan kurang olahraga yang membawa dampak terhadap masalah kesehatan, seperti dislipidemia. Telah banyak usaha yang dilakukan untuk mencegah dan mengobati dislipidemia, salah satunya adalah dengan mengonsumsi angkak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek angkak (Red Yeast Rice) terhadap penurunan kadar LDL – kolesterol tikus betina. Penelitian ini dilakukan terhadap 10 ekor tikus betina Galur Wistar yang diinduksi secara endogen dan eksogen untuk meningkatkan kadar LDL – kolesterolnya. Hewan coba ini digabungkan dalam satu kelompok yang diberi angkak dengan dosis 4,5 gram. Kemudian kadar LDL - kolesterolnya diperiksa sebelum dan sesudah perlakuan. Karena hasil yang didapat bukan merupakan nilai mutlak maka hasil dikonversikan kedalam bentuk scoring, kemudian data dianalisis dengan uji t berpasangan dengan menggunakan perangkat lunak microsoft excell. Dari analisis data didapatkan bahwa angkak menurunkan kadar LDL – kolesterol secara signifikan pada tikus betina Galur Wistar setelah diberi angkak dibandingkan dengan sebelum diberi angkak (p<0.05).


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ANGKAK (RED YEAST RICE) ON THE LEVEL OF LDL – CHOLESTEROL OF WISTAR FEMALE RATS

Indri, 2008, Tutor I : Sylvia Soeng, dr, M. Kes., Tutor II : Sijani Prahastuti, dr Nowadays, according to the globalization there are a lot of changes the life style of Indonesian people, including the eating pattern, which people take a lot of fatty and high protein foods, lack of fibers and carbohydrate, additionally smoking and lack of exercise, can bring bad impact to human health, such as dyslipidaemia. Many efforts had been done to prevent and cure dyslipidaemia, one of them is consuming Angkak. The aim of this research is to find the effect of Angkak ( Red Yeast Rice ) in lowering LDL – cholesterol level on female rats. This research was done to 10 female rats which were inducted endogenously and exogenously to increase the level of LDL – cholesterol. The animals were collected on a group. The group were treated with 4,5 g Angkak. The level of LDL – cholesterols were checked before and after treatment. The result was not definite value, so it must be converted into scoring. Data were analized with t test paired group, using Microsoft Excel software. The result showed that Angkak significantly decrease the level of LDL – cholesterol of Wistar female rats ( p<0,05).

Keyword : LDL – cholesterol, angkak


(3)

(4)

(5)

viii DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...

ABSTRACT ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR SKEMA ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ... 1.2Identifikasi Masalah ... 1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 1.3.1 Maksud Penelitian ... 1.3.2 Tujuan Penelitian ... 1.4Manfaat Penelitian ... 1.4.1 Manfaat Akademik ... 1.4.2 Manfaat Praktis ... 1.5Kerangka Pemikiran ... 1.6Metode Penelitian ... 1.7Lokasi dan Waktu Penelitian ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lipid ... 2.1.1 Kolesterol ...

iv v vi viii xii xiii xiv xv 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 5 6 6


(6)

2.1.2 Pembentukan Kolesterol ... 2.1.3 Manfaat Kolesetrol ... 2.2 Lipoprotein ...

2.2.1 Pembentukan Lipoprotein ... 2.2.2 Pembagian Lipoprotein ... 2.2.3 Metabolisme Lipoprotein ... 2.3 Low Density Lipoprotein (LDL) ... 2.3.1 Metabolisme LDL ... 2.3.2 LDL Kecil Padat ... 2.4 Dislipidemia ...

2.4.1 Definisi ... 2.4.2 Klasifikasi Dislipidemia ... 2.4.3 Faktor-faktor Penyakit Dislipidemia ... 2.4.4 Hubungan Dislipidemia dengan PJK ... 2.4.4.1Penyakit Jantung Koroner ... 2.4.4.2Kriteria Diagnosa Dislipidemia yang berhubungan dengan PJK ... 2.4.4.3Penatalaksanaan Dislipidemia dalam Kaitan dengan PJK ... 2.4.5 Diagnosa Dislipidemia ... 2.4.6 Terapi Rasional Dislipidemia ... 2.4.6.1Diet ... 2.4.6.2Obat-obat Hipolipidemik ... 2.5 Angkak (Red Yeast Rice) ... 2.5.1 Pemanfaatan Angkak ... 2.5.2 Hasil Proses Fermentasi Beras Merah ... 2.5.3 Hubungan Angkak dengan Beras Merah ... 2.5.4 Perbedaan Angkak dengan Obat ...

6 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 13 17 19 20 21 22 25 25 26 26 31 32 33 33 34


(7)

x

2.5.5 Bentuk Sediaan Angkak di Pasaran ... 2.5.6 Propiltiourasil (PTU) ...

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan ... 3.1.1 Alat-alat yang digunakan ... 3.1.2 Bahan yang digunakan ... 3.1.3 Hewan Coba ... 3.2 Metode Penelitian ...

3.2.1 Desain Penelitian ... 3.2.2 Variabel Penelitian ... 3.3 Prosedur Kerja ...

3.3.1 Pengumpulan Bahan ... 3.3.2 Cara Mempersiapkan Makanan Tinggi Kolesterol .... 3.3.3 Cara Membuat Makanan Tinggi Kolesterol ... 3.3.4 Penentuan Dosis Angkak ... 3.3.5 Cara Mempersiapkan Minuman tikus yang Diberi

PTU ... 3.3.6 Cara Mempersiapkan Hewan Uji ... 3.3.7 Cara Pemberian Angkak ... 3.3.8 Cara Kerja ... 3.3.9 Pengukuran Kadar LDL – Kolesterol ... 3.4 Analisis Data ... 3.4.1 Metode Analisis Data ... 3.4.2 Kriteria Uji ...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ...

35 35 37 37 37 38 38 38 38 39 39 39 40 40 40 40 41 41 42 43 43 43 44


(8)

4.2 Pembahasan ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ... 5.2Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP PENULIS ...

47

49 49 49

50 52 55


(9)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kadar Lipid Serum Normal ... 12

Tabel 2.2 Klasifikasi Dislipidemia Primer ... 14

Tabel 2.3 Dislipidemia Sekunder ... 15

Tabel 2.4 Klasifikasi Frederickson ... 16

Tabel 2.5 Hubungan Kadar Lipid dengan Resiko PJK ... 21

Tabel 2.6 Indikasi Pemeriksaan Lipid ... 25

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran LDL – Kolesterol Normal... 44

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran LDL – Kolesterol Sebelum dan Sesudah Perlakuan Angkak ... 44

Tabel 4.3 Nilai LDL-kolesterol yang Dikonversikan kedalam Nilai Sesungguhnya (mg/dl) ... 45


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lipoprotein ... 7

Gambar 2.2 Jalur Metabolisme Endogen ... 11

Gambar 2.3 Potongan Melintang Arteri pada Penderita PJK ... 20

Gambar 2.4 Rumus Bangun Resin Asam Empedu ... 27

Gambar 2.5 Rumus Bangun HMG CoA Reduktase/Statin ... 28

Gambar 2.6 Rumus Bangun Asam Nikotinat ... 28

Gambar 2.7 Rumus Bangun Probukol ... 29

Gambar 2.8 Rumus Bangun Resin Asam Fibrat ... 30

Gambar 2.9 Kapang Monascus ... 31

Gambar 2.10 Angkak ... 33


(11)

xiv

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Pencegahan Primer Tanpa atau dengan satu faktor resiko PJK ... 22 Skema 2.2 Pencegahan Primer Tanpa atau dengan dua faktor resiko PJK ... 23 Skema 2.3 Pencegahan Sekunder ... 24


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ... 52 LAMPIRAN 2... 54


(13)

52 LAMPIRAN 1

1. Nilai Konversi Trigliserida

Nilai Trigliserida sesungguhnya dikonversikan ke dalam peringkat/scoring. Penentuan score:

0 = 0 1 – 25 = 1 26 – 50 = 2 51 – 75 = 3 76 – 100 = 4 > 100 = 5

Nilai Sesungguhnya (mg/dl)

Nilai Konversi Tikus

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Selisih

1 50 < 50 3 2 1

2 50 < 50 3 2 1

3 50 < 50 3 2 1

4 50 < 50 3 2 1

5 50 < 50 3 2 1

6 50 < 50 3 2 1

7 50 118 3 5 2

8 50 < 50 3 2 1

9 50 97 3 4 1


(14)

53

2. Nilai Konversi HDL

Nilai HDL sesungguhnya dikonversikan ke dalam peringkat/ scoring

Nilai Sesungguhnya (mg/dl)

Nilai Konversi Tikus

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Selisih

1 15 <15 1 1 0

2 28 <15 2 1 1

3 15 <15 1 1 0

4 23 18 1 1 0

5 18 20 1 1 0

6 29 19 2 1 1

7 47 87 2 4 2

8 23 97 1 4 3

9 21 28 1 2 1

10 25 74 1 3 2

3. Nilai Konversi Kolesterol

Nilai Kolesterol sesungguhnya dikonversikan ke dalam peringkat/ scoring

Nilai Sesungguhnya (mg/dl)

Nilai Konversi Tikus

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Selisih

1 100 <100 4 3 1

2 100 <100 4 3 1

3 100 <100 4 3 1

4 100 <100 4 3 1

5 100 <100 4 3 1

6 100 <100 4 3 1

7 100 165 4 5 1

8 100 106 4 5 1

9 100 <100 4 3 1


(15)

54

LAMPIRAN 2

PERHITUNGAN DOSIS

Perhitungan dosis propil tio urasil (PTU)

Dosis PTU yang disarankan yaitu 0,01% yang artinya 0,01 gram per 100 ml air. 1 tablet PTU sebesar 100 mg, maka untuk memenuhi dosis 0,01 %

0,01 gram = 0,1 gram PTU

100 ml x

0,01 x = 10 ml

X = 1000 ml

Jadi untuk membuat dosis PTU 0,01 %, didapatkan dengan cara melarutkan 1 tablet PTU ke dalam 1 liter air.


(16)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Indri

NRP : 0410127

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 17 November 1986

Alamat : Jl. Tanjung Laksana No. 13 Bandung Riwayat Pendidikan :

SDK Gracia Bandung, 1998 SMP Negeri 33 Bandung, 2001 SMA Negeri 4 Bandung, 2004


(17)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Di era globalisasi ini, masyarakat Indonesia mengalami banyak perubahan, terutama perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup ini terutama dalam pola konsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi, protein tinggi, rendah serat, dan karbohidrat kompleks, disertai dengan kebiasaan merokok dan kurang olahraga yang membawa dampak terhadap masalah kesehatan.

Hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia adalah kondisi di mana kadar kolesterol dan trigliserida darah berlebihan sehingga berpotensi menyebabkan penyakit kardiovaskuler, seperti aterosklerosis (penumpukan lemak), penyakit jantung koroner, dan hipertensi (Ardiansyah, 2005).Aterosklerosis adalah bentuk arteriosklerosis yang paling umum ditandai dengan terdapatnya arterom pada tunika intima dari arteri, yang berisi kolesterol, zat lipoid dan lipofag (F.D Suyatna dan Tony Handoko S.K, 2004). Jumlah penderita aterosklerosis di era globalisai dan industrialisasi cenderung meningkat. Pada dekade terakhir ini penyakit jantung dan pembuluh darah yang didasari oleh aterosklerosis berkembang menjadi penyebab kematian utama di Indonesia.

Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan hiperkolesterolemia pada umumnya memiliki harga yang mahal. Kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang tergolong rendah membuat kecenderungan untuk menggunakan obat-obatan tradisional. Obat-obatan tradisional adalah penggunaan bahan-bahan yang berasal dari alam baik dari tumbuhan, bahan hewan, mineral, atau campurannya.

Angkak atau beras merah adalah produk fermentasi menggunakan kapang Manascus purpureus berasal dari negara China. Pembuatan Angkak pertama kali dilakukan pada Dinasti Ming yang berkuasa pada abad ke-14 sampai abad ke-17. Dalam teks tradisional The Ancient Chinese Pharmacopoeia disebutkan bahwa angkak digunakan sebagai obat untuk melancarkan pencernaan dan sirkulasi darah ( Ardiansyah, 2005 ).


(18)

2

Angkak juga telah digunakan sebagai makanan suplemen yang dapat dikonsumsi setiap hari. Beberapa spesies kapang telah digunakan untuk memproduksi angkak, antara lain adalah M purpureus, M pilosus, dan M anka. Negara-negara Taiwan, Jepang, Korea, dan Hongkong memproduksi angkak untuk keperluan sebagai pewarna alami makanan.

Secara empiris diketahui bahwa efek angkak, bermanfaat dalam penghambatan kenaikan kolesterol, trigliserida, LDL-kolesterol dan meningkatkan HDL. Oleh karena itu peneliti bermaksud meneliti angkak sebagai salah satu obat alternatif untuk mengobati hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, dan hiperlipoproteinemia.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat disusun identifikasi masalah sebagai berikut : Apakah angkak dapat menurunkan kadar LDL-kolesterol tikus betina galur Wistar.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Maksud

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan Angkak sebagai obat yang dapat menurunkan LDL-kolesterol.

1.3.2 Tujuan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efek angkak terhadap penurunan LDL-kolesterol pada tikus betina Galur Wistar.


(19)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah wawasan farmakologi mengenai angkak dan sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya serta pihak lain yang terkait, agar angkak dapat diberdayakan lebih lanjut sebagai suatu alternatif dalam pengobatan disiplidemia.

1.4.2 Manfaat Praktis

Angkak dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan disiplidemia yang murah, mudah diperoleh, aplikatif dan disukai oleh masyarakat.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Angkak atau beras merah adalah produk fermentasi menggunakan kapang Manascus purpureus berasal dari negara China. Beberapa senyawa aktif pembentuk angkak merah adalah monakolin K atau lovastatin, dihidromonakolin, dan monakolin I hingga IV. Senyawa lainnya berupa komponen sterol seperti betasitosterol, campesterol, stigmasterol, sapogenin, isoflavon. D. Heber, peneliti di Pusat Gizi Manusia University of California Los Angeles (UCLA), mengungkapkan lovastatin menghambat produksi kolesterol dalam tubuh. Caranya dengan menghentikan kinerja enzim HMG-CoA reduktase di hati.

Dengan berkurangnya jumlah kolesterol mengakibatkan jumlah reseptor LDL meningkat, maka LDL dalam darah berkurang. Enzim itu bertanggung jawab memproduksi kolesterol dalam darah. Secara kimiawi kinerja lovastatin menghentikan kinerja enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril CoA reduktase (3-hydroxy-3-metylglutaryl CoA reductase, HMG-CoA reductase), enzim yang


(20)

4

berperan dalam pembentukan kolesterol dalam darah.

Tujuannya untuk mencegah penyakit arteriosklerosis dan mengobati dislipidemia. Sedangkan jumlah HDL akan meningkat. HDL akan membawa kolesterol yang tidak diolah jantung kembali ke hati, lalu dibuang. Itu berarti tidak ada lemak yang disimpan (Djajat Tisnadjaja, 2006)

Rumusan Hipotesis

Pemberian angkak menurunkan kadar LDL-Kolesterol tikus betina galur wistar.

1.6Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode prospektif eksperimental laboratorium sungguhan yang bersifat deskriptif komparatif. Data yang diukur adalah kadar LDL-kolesterol dalam satuan mg/dl dengan mengukur dan membandingkan kadar LDL-kolesterol sebelum dan sesudah pemberian angkak dengan dosis tunggal (pre dan post test). Uji statistik yang dipakai adalah metode uji t berpasangan, menggunakan perangkat lunak Excell.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian diadakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Pengukuran kadar LDL-kolesterol darah sampel dilakukan di Laboratorium Primajaya, mulai dari bulan Maret 2007 sampai Januari 2008


(21)

49 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa angkak menurunkan kadar LDL - Kolesterol pada tikus betina galur Wistar.

5.2Saran

Sebagai akhir dari penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu diteliti lebih lanjut dengan dosis angkak yang lebih bervariasi. 2. Perlu diteliti lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak

3. Menggunakan alat pemeriksaan kolesterol, trigliserida, HDL-kolesterol yang lebih akurat.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2004. Gula & Lemak Darah.http://www.aidsinfonet.org. 6 Agustus 2007 Ardiansyah. 2005. Penyakit Jantung Koroner. www.medicastore.com. 6 Agustus 2007

Arief, Irfan. 2007. Kolesterol.http://www.halalguide.info. 6 Agustus 2007

Arief, Irfan. 2007. Kolesterol dan Kardiovaskular. http://www.pjnhk.go.id. 6 Agustus Bahri Anwar. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung

Koroner.www. http://library.usu.ac.id/modules. 6 Agustus 2007

F.D. Suyatna, Toni Handoko. 2004. Hipolipidemik. Dalam : Farmakologi Dan Terapi Edisi ke-4 .Jakarta : Gaya Baru.

Guyton & Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran Edisi 9 Jakarta.: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

John MF.Adam. 2006. Dislipidemia. Dalam : Aru W. Sudoyo, dkk.ed: Buku Ajar Ilmu Penyakit Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta : FK.UI

Joke R. Wattimena, dkk. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta : Yayasan Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam Phyto Medica.

Laker, Mike. 2006. Memahami Kolesterol Seri Family Doctor. Jakarta : PT. Gaya Favorit Press & The British Medical Association.

S. Whardhini dan B. Suharto. 2001. Hormon Tiroid dan Anti Tiroid Dalam : Farmakologi dan Terapi FK.UI. Edisi Ke-4. Jakarta : Gaya Baru.

Susanti, Ellis. 2006. Hubungan Antara Aterogenik Indeks Of Plasma, LDL Kecil Padat, Lecithin Kolesterol Acyl Transferase, Dan Kolesterol Ester Transfer Protein Pada DM Tipe 2 Terkontrol. www.prodia.co.id

Suyono, Slamet. 1996. Hiperlipidemia. Dalam : Sjaifoellah Noer, dkk.ed: Buku Ajar Ilmu Penyakit Penyakit Dalam. Edisi 3 Jakarta : FK.UI


(23)

51

Universitas Kristen Maranatha Kedokteran Maranatha Bandung.

Tisnadjaja, Djajat, drs. 2006. Bebas Kolesterol & Demam Berdarah dengan Angkak.

Jakarta : Penebar Swadaya.

Triyanto, Imam. 2007. Khasiat Angkakhttp://www.halalguide.info. 6 Agustus 2007


(1)

2

Angkak juga telah digunakan sebagai makanan suplemen yang dapat dikonsumsi setiap hari. Beberapa spesies kapang telah digunakan untuk memproduksi angkak, antara lain adalah M purpureus, M pilosus, dan M anka. Negara-negara Taiwan, Jepang, Korea, dan Hongkong memproduksi angkak untuk keperluan sebagai pewarna alami makanan.

Secara empiris diketahui bahwa efek angkak, bermanfaat dalam penghambatan kenaikan kolesterol, trigliserida, LDL-kolesterol dan meningkatkan HDL. Oleh karena itu peneliti bermaksud meneliti angkak sebagai salah satu obat alternatif untuk mengobati hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, dan hiperlipoproteinemia.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat disusun identifikasi masalah sebagai berikut : Apakah angkak dapat menurunkan kadar LDL-kolesterol tikus betina galur Wistar.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.3.1 Maksud

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan Angkak sebagai obat yang dapat menurunkan LDL-kolesterol.

1.3.2 Tujuan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efek angkak terhadap penurunan LDL-kolesterol pada tikus betina Galur Wistar.


(2)

3

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah wawasan farmakologi mengenai angkak dan sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya serta pihak lain yang terkait, agar angkak dapat diberdayakan lebih lanjut sebagai suatu alternatif dalam pengobatan disiplidemia.

1.4.2 Manfaat Praktis

Angkak dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan disiplidemia yang murah, mudah diperoleh, aplikatif dan disukai oleh masyarakat.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Angkak atau beras merah adalah produk fermentasi menggunakan kapang Manascus purpureus berasal dari negara China. Beberapa senyawa aktif pembentuk angkak merah adalah monakolin K atau lovastatin, dihidromonakolin, dan monakolin I hingga IV. Senyawa lainnya berupa komponen sterol seperti betasitosterol, campesterol, stigmasterol, sapogenin, isoflavon. D. Heber, peneliti di Pusat Gizi Manusia University of California Los Angeles (UCLA), mengungkapkan lovastatin menghambat produksi kolesterol dalam tubuh. Caranya dengan menghentikan kinerja enzim HMG-CoA reduktase di hati.

Dengan berkurangnya jumlah kolesterol mengakibatkan jumlah reseptor LDL meningkat, maka LDL dalam darah berkurang. Enzim itu bertanggung jawab memproduksi kolesterol dalam darah. Secara kimiawi kinerja lovastatin menghentikan kinerja enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril CoA reduktase (3-hydroxy-3-metylglutaryl CoA reductase, HMG-CoA reductase), enzim yang


(3)

4

berperan dalam pembentukan kolesterol dalam darah.

Tujuannya untuk mencegah penyakit arteriosklerosis dan mengobati dislipidemia. Sedangkan jumlah HDL akan meningkat. HDL akan membawa kolesterol yang tidak diolah jantung kembali ke hati, lalu dibuang. Itu berarti tidak ada lemak yang disimpan (Djajat Tisnadjaja, 2006)

Rumusan Hipotesis

Pemberian angkak menurunkan kadar LDL-Kolesterol tikus betina galur wistar.

1.6Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode prospektif eksperimental laboratorium sungguhan yang bersifat deskriptif komparatif. Data yang diukur adalah kadar LDL-kolesterol dalam satuan mg/dl dengan mengukur dan membandingkan kadar LDL-kolesterol sebelum dan sesudah pemberian angkak dengan dosis tunggal (pre dan post test). Uji statistik yang dipakai adalah metode uji t berpasangan, menggunakan perangkat lunak Excell.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian diadakan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Pengukuran kadar LDL-kolesterol darah sampel dilakukan di Laboratorium Primajaya, mulai dari bulan Maret 2007 sampai Januari 2008


(4)

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa angkak menurunkan kadar LDL - Kolesterol pada tikus betina galur Wistar.

5.2Saran

Sebagai akhir dari penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Perlu diteliti lebih lanjut dengan dosis angkak yang lebih bervariasi. 2. Perlu diteliti lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak

3. Menggunakan alat pemeriksaan kolesterol, trigliserida, HDL-kolesterol yang lebih akurat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2004. Gula & Lemak Darah.http://www.aidsinfonet.org. 6 Agustus 2007

Ardiansyah. 2005. Penyakit Jantung Koroner. www.medicastore.com. 6 Agustus

2007

Arief, Irfan. 2007. Kolesterol.http://www.halalguide.info. 6 Agustus 2007

Arief, Irfan. 2007. Kolesterol dan Kardiovaskular. http://www.pjnhk.go.id. 6 Agustus

Bahri Anwar. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung

Koroner.www. http://library.usu.ac.id/modules. 6 Agustus 2007

F.D. Suyatna, Toni Handoko. 2004. Hipolipidemik. Dalam :

Farmakologi Dan Terapi

Edisi ke-4

.Jakarta : Gaya Baru.

Guyton & Hall. 1997.

Fisiologi Kedokteran

Edisi 9 Jakarta.: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

John MF.Adam. 2006. Dislipidemia. Dalam : Aru W. Sudoyo, dkk.ed:

Buku Ajar

Ilmu Penyakit Penyakit Dalam

. Edisi IV. Jakarta : FK.UI

Joke R. Wattimena, dkk. 1993.

Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan

Pengujian Klinik

. Jakarta : Yayasan Pengembangan dan Pemanfaatan Obat

Bahan Alam Phyto Medica.

Laker, Mike. 2006.

Memahami Kolesterol

Seri Family Doctor. Jakarta : PT. Gaya

Favorit Press & The British Medical Association.

S. Whardhini dan B. Suharto. 2001. Hormon Tiroid dan Anti Tiroid Dalam :

Farmakologi dan Terapi FK.UI

. Edisi Ke-4. Jakarta : Gaya Baru.

Susanti, Ellis. 2006.

Hubungan Antara Aterogenik Indeks Of Plasma, LDL Kecil

Padat, Lecithin Kolesterol Acyl Transferase, Dan Kolesterol Ester Transfer

Protein Pada DM Tipe 2 Terkontrol

. www.prodia.co.id

Suyono, Slamet. 1996. Hiperlipidemia. Dalam : Sjaifoellah Noer, dkk.ed:

Buku Ajar

Ilmu Penyakit Penyakit Dalam

. Edisi 3 Jakarta : FK.UI


(6)

51

Kedokteran Maranatha Bandung.

Tisnadjaja, Djajat, drs. 2006.

Bebas Kolesterol & Demam Berdarah dengan Angkak.

Jakarta : Penebar Swadaya.

Triyanto, Imam. 2007. Khasiat Angkak

http://www.halalguide.info. 6 Agustus 2007