Sang Penemu Morfin.

Pikiran Rakyat
°

°

.~

,"'"'-'

°
3!.__
° ° °

S : - = a : : : . : b t : . : : . u _ - = O : : . . - M - i n - = g : . : : . g - u - - - - fedcbaZYX

11

13

14


2_8__

Sep

Okt

15

16

2_= 9::__--3~0;::;_-3-'

Nov

O D e:

I

eureka!
Friedrich Serturner (1783-1841)


Sang Penemu Morfin
IPE R K IR A K A N se-·
jak sekitar tahun 4000
SM m anusia telah
m engenal dan m enggunakan tanam an opium untuk pengobatan.
N am un, barn di abad ke-to M m anusia m engetahui bahw a zat yang m em buat opium ini berkhasiat. Ini terjadi
berkat kerja keras seorang apoteker
Jerm an bernam a Friedrich W ilhelm
A dam Serturner.
Serturner lahir di N euhaus, Prusia,
pada 1783 dari orang tua yang berkebangsaan A ustria. K etika Sertum er .
m enjadi ahli farm asi yang m agang pada seorang apoteker istana bernam a
C ram er, ia m em utuskan untuk
m eneliti sifat-sifat opium untuk
m engidentifikasi dan m engisolasi zat
spesifik yang m em buat opium dapat
m eredakan rasa nyeri.
Setelah bekerja keras m elakukan
penelitian, di tahun 1803, saat berusia

20 tahun, Serturner berhasil m engisolasi suatu zat alkali kristal putih dari
opium . Sertum er m em beri nam a zat
ini m orfia, m eniru nam a M orpheus,
dew a Y unani untuk m im pi. D i kem udian hari, nam a m orfin lebih banyak
digt!nakan daripada m orfia.

DJI

Setelah berhasil m engisolasi
m orfin, Serturner m elanjutkan
penelitiannya untuk m engetahui efek
m orfin. la m encoba m em berikan
m orfin pada tikus dan anjing untuk
m engetahui efek m orfin pada binatang. U ntuk m engetahui dosis yang
tepat bagi m anusia, Sertum er m enjadikan dirinya dan tem an-tem annya
sebagai objek penelitian.
K etika tem an-ternannya m enolak
untuk m elanjutkan terlibat dalam
penelitiannya, Sertum er terus m encoba m orfin pada dirinya sendiri tanpa
m enyadari sifat adiktif dari m orfin.

K ala itu, opium digunakan dalam
bentuk sari opium yang dikeringkan
yang m em iliki potensi efek yang
bervariasi, H al ini m em buat para dokter sulit untuk m eresepkan opium
dalam jum lah yang terukur
potensinya sehingga beresiko m enim bulkan bahaya bagi pasien karena
opium bisa bersifat letal (m em atikan).
N am un berkat tem uan Serturner,
para dokter kini dapat m eresepkan
obat pereda nyeri ini dengan dosis
yang terukur.
D i tahun 1806, Serturner m em ublikasikan dua artikel m engenai
eksperim en :norfin, tetapi m asyarakat

m engabaikannya. B arn di ta un 1809
tulisan Serturner m engenai m orfin
m endapat perhatian besar.
A tas desakkan filsuf ternam a J erm an, G oethe, Perkum pulan M ineralogi Jerm an m em beri status anggota
kehorm atan pada Serturner. Serturner juga m enerim agelar doktor kehorm atan dari berbagai universitas di
Jena, M arburg, B erlin, St. Petersburg,

B atavia, Paris, dan L isbon.
M eskipun dem ikian, berbagai faksi
dalam kom unitas m edis Jerm an
m enolak untuk m engakui pe tingnya
tem uan Serturner. M ereka m erem ehkan Serturner dan m enganggap
penelitiannya am atiran. N am un di kem udian hari, para sejaraw an m edis
m enghargai karya Serturner apalagi
m engingat berbagai rintanga yang
dihadapi Serturner. Serturner m enyelesaikan penelitiannya denga latar
belakang m edis yang sederhana dan
dengan dukungan sum ber daya yang
terbatas. K ala itu kim ia organikjuga
belurn terlalu berkem bang.
T erlepas dari keberhasilan
enelitiannya, Serturner m enderita depresi
kronis dan m enjadi penyendiri. la
m erasa dirinya gagal untuk m engem bangkan form ula analgesik (pereda

"


~ __

~

nyeri) yang am an dan efisien.
Perasaan frustrasi Serturner terhadap
ketidakacuhan kom unitas ilm uw an
terhadap hasil kerjanya m em buat Serturner berpaling pada penelitian untuk m em perbaiki.rancangan senjata
api, peluru, dan am unisi lainnya.
T ahun-tahun akhir kehidupan Serturner diisi dengan kepahitan dan rasa
sakit. Serturner berpaling pada m orfin
untuk m engurangi rasasakitnya hingga kem udian efek sam pingnya m enjadi tak tertahankan. Sertum er rneninggal dunia di H am eln pada 20 Februari
1841. M orfin m ulai banyak digunakan
di tahun 1815. D i tahun 1952, untuk
pertam a kalinya m orfin berhasil disintesis secara kim iaw i. ***

Akhmad Taufik, a l u m n u s
ve r s ita s

Kliping


Humas

Unpad

2011

P a d ja d ja r a n .

U n i-