ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013.
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI
KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
TESIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi IPA
Oleh
SOPYAN HENDRAYANA 1201167
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
==========================================================
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI
KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Oleh
Sopyan Hendrayana S.Pd, UPI Bandung, 2015
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Prodi Pendidikan Dasar (Konsentrasi IPA)
© Sopyan Hendrayana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
SOPYAN HENDRAYANA
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI
KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I,
Dr. Phil. Ari Widodo, M. Ed
NIP. 19670527 199203 1 001
Pembimbing II,
Dr. H. Wahyu Sopandi, MA
NIP. 19660525 199001 1 001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Dasar
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M. Pd
(4)
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu MOTTO
“ M
enjadikan setiap detik dan detak jantung sebagai bukti dan bakti
pada Ilahi
“
Ku persembahkan karya sederhana ini teruntuk :
Ibunda, Ayahanda, Adinda dan segenap keluargaku tercinta
Istriku tersayang yang sedang mengandung
Guru-guruku di setiap sudut bumi, di mana ku pernah menimba ilmu, dan
Sahabat-sahabatku yang senantiasa berbagi ilmu.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima".
(5)
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI
KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 Sopyan Hendrayana
1201167 ABSTRAK
Berdasarkan survei TIMMS dan PISA menunjukkan bahwa masih rendahnya mutu pembelajaran IPA di Indonesia mulai dari tahun 2000 hingga 2012. Hal ini dikarenakan siswa kurang dibiasakan dengan pembelajaran yang mengembangkan keterampilan proses sains dan penanaman sikap, terlebih saat ini terdapat sekolah yang menerapkan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pencapaian keterampilan proses sains dan sikap spiritual siswa kelas IV SD melalui Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 pada IPA konsep Sumber Daya Alam (SDA). Penelitian ini dilakukan secara kualitatif terhadap dua SD yang menggunakan Kurikulum 2006 dan dua SD Kurikulum 2013. Instrumen yang digunakan berupa tes keterampilan proses sains berbentuk pilihan ganda, angket sikap spiritual, dan sebagai pendukung peneliti menganalisis kemunculan keterampilan proses sains dan sikap spiritual melalui proses pembelajaran menggunakan videograph. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tes pada keterampilan proses sains mencapai 64,92% untuk SD yang menerapkan Kurikulum 2006, dan 65,53% untuk SD Kurikulum 2013, sedangkan kemunculan keterampilan proses sains untuk SD Kurikulum 2006 sebesar 19,95%, dan SD Kurikulum 2013 sebesar 17,85%. Di sisi lain pencapaian sikap spiritual siswa untuk SD Kurikulum 2006 mencapai 58,90%, sedangkan SD Kurikulum 2013 mencapai 59,15%. Selain itu kemunculan sikap spiritual dalam proses pembelajaran untuk SD Kurikulum 2006 muncul sebesar 1,60%, dan SD Kurikulum 2013 sebesar 2,70%. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa pencapaian keterampilan proses sains siswa untuk SD Kurikulum 2013 lebih tinggi pencapaiannya dibandingkan dengan SD Kurikulum 2006. Namun hal tersebut bertolak belakang dengan kemunculan dalam pembelajaran, sedangkan pencapaian sikap spiritual untuk SD Kurikulum 2013 pencapaiannya lebih tinggi dibandingkan SD Kurikulum 2006 begitupun kemunculan sikap spiritual dalam pembelajaran.
Kata kunci: keterampilan proses sains, sikap spiritual, kurikulum 2006, dan kurikulum
(6)
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE ANALYSIS OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS’ ACHIEVEMENT OF SCIENCE PROCESS SKILLS AND SPIRITUAL ATTITUDE THROUGH 2006 CURRICULUM AND 2013 CURRICULUM
Sopyan Hendrayana
1201167
ABSTRACT
Based on TIMMS and PISA survey result from 2000 to 2012 indicated that science learning quality in Indonesia is still on the lower level. It is caused by students who are less accustomed to the learning that develop science process skills and inculcate attitude. In addition, nowadays there are schools that use 2006 and 2013 curriculum. Based on those problems, the present of the study aimed to find out how are the fourth grade elementary
schools students’ achievement of science process skills and spiritual attitude through 2013
curriculum and 2006 curriculum in the SDA (natural recourses) science concept. The study is done qualitatively to the two elementary schools that used 2006 curriculum and two schools that used 2013 curriculum. The instruments of the study are science process skills test in multiple choice, spiritual attitude questionnaire, and videograph to support the researcher to analyze the emerging of students' science process skills and spiritual attitude in learning process. The result of the study show that the means of science process skills test for elementary school that used curriculum 2006 is 64,92%, and 65,53% for those that used 2013 curriculum, whereas the emerging of science process skills for elementary school that used 2006 curriculum is 19,95%, and 17,85% for those that used 2013 curriculum. On the other hand, the achievement of students' spiritual attitude for elementary school 2006 curriculum is 58,90% whereas elementary school 2013 curriculum is 59,15%. Besides that, the emerging of spiritual attitude in learning process for elementary school 2006 curriculum is 1,60%, and elementary school 2013 curriculum is 2,70%. The conclusion of the study is the elementary school students' achievement of science process skills that used 2013 curriculum is greater than the school that used 2006 curriculum. However those contrary to the emerging in learning process, whereas students' spiritual attitude achievement 2013 curriculum is greater than elementary school 2006 curriculum as well as the emerging spiritual attitude in learning.
(7)
i
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C.Batasan Masalah ... 8
D.Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 A.Hakikat Pembelajaran IPA ... ... 10
B. Keterampilan Proses Sains ... 15
C.Komponen Keterampilan Proses Sains ... 16
D.Sikap Spiritual ... 21
E. Deskripsi Kurikulum 2006 ... 26
F. Deskripsi Kurikulum 2013 ... 29
G.Hubungan Komposisi KPS, Sikap Spiritual, dan SDA dalam Kurikulum 2006 maupun Kurikulum 2013 ... 37
(8)
ii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ... 43
1. Populasi Penelitian ... 43
2. Sampel Penelitian ... 43
B. Metode dan Desain Penelitian ... 44
C. Definisi Operasional ... 44
D. Instrumen Penelitian ... 45
1. Tes Keterampilan Proses Sains ... 45
2. Angket Sikap Spiritual ... 46
3. Video Rekaman ... 47
E. Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes ... 47
1. Validasi Butir Soal ... 48
2. Reliabilitas Tes ... 50
3. Daya Pembeda Butir Soal ... 51
4. Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 53
F. Hasil Judgment Instrumen ... 54
G. Hasil Uji Coba Instrumen Soal ... 56
H. Teknik Pengumpulan Data ... 58
I. Prosedur Penelitian ... 59
J. Teknik Analisis Data ... 60
K. Alur Penelitian ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pencapaian Keterampilan Proses Sains Siswa ... 65
1. Pencapaian Keterampilan Proses Sains Dilihat dari Hasil Tes ... 65
2. Kemunculan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran ... 74
3. Profil Guru dalam Memunculkan Keterampilan Proses Sains Siswa .. 78
4. Hubungan Kemunculan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran dengan Pencapaian Tes ... 82
(9)
iii
B. Pencapaian Sikap Spiritual Siswa ... 89
1. Pencapaian Sikap Spiritual Siswa Berdasarkan Hasil Angket ... 89
2. Kemunculan Sikap Spiritual Siswa dalam Pembelajaran ... 93
3. Profil Guru dalam Memunculkan Sikap Spiritual Siswa ...101
4. Hubungan Kemunculan Sikap Spiritual dalam Pembelajaran dengan Pencapaian Angket ...104
C. Hubungan antara Konsep SDA, Keterampilan Proses Sains dan Sikap Spiritual Siswa ...110
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 111
B. Saran ... 112
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
(10)
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1. Peringkat Siswa Indonesia di Bidang IPA Berdasarkan Hasil
Penelitian TIMMS ... 3
Tabel 1.2. Peringkat Indonesia Berdasarkan Kriteria yang Ditetapkan PISA ... 3
Tabel 2.1. Jenis dan Indikator Keterampilan Proses Sains ...19
Tabel 2.2. Komponen Spiritual ... 25
Tabel 2.3. Kurikulum 2006 dalam Konteks Pendidikan IPA Sekolah Dasar ... 28
Tabel 2.4. Hubungan Komposisi KPS dan Sikap Spiritual terhadap Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran IPA konsep SDA ... 37
Tabel 3.1. Populasi Objek Penelitian ... 43
Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Keterampilan Proses Sains SDA ... 46
Tabel 3.3. Kisi-kisi Pernyataan Sikap Spiritual Siswa ... 47
Tabel 3.4. Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas Instrumen ... 48
Tabel 3.5. Persentase Validitas Butir Soal ... 50
Tabel 3.6. Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliablitias ... 51
Tabel 3.7. Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ... 52
Tabel 3.8. Persentase Daya Pembeda Butir Soal ... 52
Tabel 3.9. Kriteria Tingkat Kesukaran ... 53
Tabel 3.10. Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 54
Tabel 3.11. Hasil Judgment Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ... 54
Tabel 3.12. Hasil Judgment Instrumen Sikap Spiritual Siswa ... 55
Tabel 3.13. Rangkuman Interpretasi Hasil Uji Coba Butir Soal KPS ... 56
Tabel 3.14. Hasil Uji Coba Keterbacaan Angket Terhadap Siswa ... 57
Tabel 3.15. Teknik Pengumpulan Data ... 58
Tabel 3.16. Kategori Persentase Keterampilan Proses Sains ... 61
Tabel 3.17. Kriteria Sikap Spiritual ... 62
Tabel 3.18. Kriteria Kemunculan Keterampilan Proses Sains dan Sikap Spiritual..63
Tabel 4.1. Data Pencapaian Tes Keteampilan Proses Sains Siswa ... 66
(11)
v
Tabel 4.3. Rata-rata Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa
dalam Proses Pembelajaran ... 75 Tabel 4.4. Indikator Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa dalam
Proses Pembelajaran ... 79 Tabel 4.5. Pencapaian Sikap Spiritual Siswa Berdasarkan Hasil Angket ... 90 Tabel 4.6. Kemunculan Sikap Spiritual pada Guru Kelas IV SD yang
(12)
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Skema Spiritual dari de Souza ... 22 Gambar 2.2 Skema Hubungan Pengetahuan, Tindakan, dan Sikap ... 30 Gambar 2.3 Skema Hubungan Ranah Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap ... 36 Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 64 Gambar 4.1 Gambar Hubungan antara Konsep SDA, Keterampilan Proses Sains
(13)
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran
………..
120Lampiran 2. Instrumen Penelitian
………
164Lampiran 3. Lembar Hasil Uji Coba Soal ………...
202Lampiran 4. Data Hasil Penelitian
………...
207Lampiran 5. Administrasi Penelitian
………...
236(14)
1
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Lapangan pendidikan merupakan wilayah yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan, oleh karena itu pendidikan dapat memberikan pengaruh yang paling utama terhadap kemajuan suatu bangsa. Jika pendidikan suatu bangsa itu baik maka akan mempengaruhi kemajuan pada bidang yang lain baik secara cepat maupun lambat.
Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2003, hlm 2).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bangsa dan negara.
Peran lembaga pendidikan sebagai wadah untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi di tengah-tengah masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi yang handal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap positif pada diri siswa. Sejalan dengan hal tersebut peran guru diharapkan dapat memberikan bekal ilmu yang mampu memenuhi tuntutan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Potensi setiap siswa tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan guru perlu mengetahui karakteristik tersebut agar dapat memberikan pembinaan dengan baik dan tepat, sehingga dengan hal tersebut dapat meningkatkan potensi kecerdasan berpikir siswa yang sesuai dengan perkembangannya. Menurut Jean Piaget ( dalam Sumantri dan Syaodih, 2007, hlm. 1.15) mengemukakan bahwa “ proses karakteristik siswa SD berada dalam tahap operasional kongkrit (7;0 – 11;0 tahun)”, dalam tahap ini kemampuan berpikir logis siswa mulai muncul. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah yang bersifat konkrit.
(15)
2
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melihat dari karakteristik perkembangan berpikir di atas, guru semakin tertuntut untuk dapat memberikan stimulus yang relevan terhadap tingkat perkembangan berpikir siswa. Stimulus tersebut dapat diberikan dalam pembelajaran dengan menekankan pada pengalaman siswa untuk masa yang akan datang. Maka dari itu ilmu pengetahuan dapat menjadi alat untuk perkembangan berpikir siswa dengan menekankan pembelajaran pada realita yang aplikatif terhadap kehidupan, baik sekarang maupun masa akan datang.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang aplikatif pada bidang teknologi, makhluk hidup, alam maupun lingkungan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dalam proses pembelajaran hendaknya memuat hakikat IPA, yang terdiri dari produk, proses dan sikap. Ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan dimana dalam proses pembelajaran seorang guru harus memberikan pemahaman tentang makna dari hakikat IPA.
Sekaitan dengan hal di atas, sepatutnya kita berbangga terhadap tunas-tunas bangsa yang menorehkan prestasi di bidang IPA. Salah satu contohnya yaitu tim siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) Indonesia yang berhasil memenangkan dua medali emas, tujuh medali perak, dan empat medali perunggu di bidang Sains Teori serta Top Scorer Sains dalam ajang The 3rd Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary Schools (ASMOPS) yang diselenggarakan di Grand Royal Panghegar Bandung, 9-13 November 2013 Purwanto, B (Tempo, 2013, hlm. 6). Akan tetapi prestasi yang diperoleh ini merupakan hasil dari perorangan yang telah dilakukan pelatihan berbulan-bulan.
Kesuksesan yang diraih oleh siswa secara perorangan di kancah internasional tidak diikuti dengan hasil yang memuaskan dalam proses pembelajaran di sekolah pada umumnya. Terbukti dari hasil Trends in Internasional Mathematics and Science Study (TIMMS) dan Programme for Internasional Student Assesment (PISA) yang kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat pada tabel di halaman berikut.
(16)
3
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Table 1.1. Peringkat Siswa Indonesia di Bidang IPA Berdasarkan Hasil Penelitian TIMMS
Tahun Peringkat Indonesia Jumlah Negara yang
ikut Skor rata-rata
1999 32 38 435
2003 37 46 382
2007 36 49 433
2011 40 42 406
Litbang. (2011). Survei Internasional TIMSS. Jakarta: Kemdikbud
Tabel 1.2. Peringkat Indonesia Berdasarkan Kriteria yang Ditetapkan PISA
Tahun
Studi Mata Pelajaran
Skor rata-rata Indonesia Skor Rata-rata Internasional Peringkat Indonesia Jumlah Negara Peserta 2000
Membaca 371 500 39
41
Matematika 367 500 39
Sains 393 500 38
2003
Membaca 382 500 39
40
Matematika 360 500 38
Sains 395 500 38
2006
Membaca 393 500 48
56
Matematika 391 500 50
Sains 393 500 50
2009
Membaca 402 500 57
65
Matematika 371 500 61
Sains 383 500 60
2012
Membaca 396 496 61
65
Matematika 375 494 64
Sains 382 501 64
Litbang. (2011). Survei Internasional PISA. Jakarta: Kemdikbud Gurria, A. (2013). PISA 2012 Results in Focus. Turki: OECD Berdasarkan hasil survei dari TIMMS dan PISA menunjukkan masih rendahnya mutu hasil pembelajaran IPA, hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh per-4 tahun untuk TIMMS dan per-3 tahun untuk PISA. Menurut survei internasional TIMMS pada tahun 2011 Indonesia menduduki peringkat ke 40 dari 42 negara. Sedangkan berdasarkan survei PISA lima tahun terakhir mulai tahun 2000 hingga 2012 menggambarkan Indonesia mengalami penurunan peringkat dibidang literasi sains, dimana pada tahun 2000 Indonesia menduduki peringkat
(17)
4
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ke 38 dari 41 negara, tahun 2003 Indonesia menduduki peringkat ke 38 dari 40 negara, tahun 2006 Indonesia menduduki peringkat ke 50 dari 56 negara, tahun 2009 Indonesia menduduki peringkat ke 60 dari 65 negara, dan pada tahun 2012 Indonesia menduduki peringkat ke 64 dari 65 negara.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memperbaiki prestasi ini, salah satunya melalui pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang terjadi merupakan hal yang biasa dan merupakan suatu keniscayaan dalam rangka mengikuti perkembangan masyarakat yang begitu cepat. (Kunandar, 2007, hlm. 107). Selain itu Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 (Depdiknas, 2003, hlm. 2) menerangkan bahwa.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Persoalan tentang kurikulum bukan hanya persoalan guru dan tenaga kependidikan lainnya saja, akan tetapi merupakan persoalan seluruh masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan, setiap terjadi perubaham kurikulum, maka komentar-komentar tentang perubahan tersebut bukan hanya datang dari kalangan guru dan tenaga kependidikan lainnya saja, akan tetapi juga dari kalangan masyarakat luas. Hal ini memang wajar, sebab kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan, sehingga pemberlakuan suatu kurikulum dalam dunia pendidikan akan berdampak luas bagi masyarakat.
Pemahaman tentang kurikulum bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya mutlak diperlukan, sebab kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Dengan demikian konsep kurikulum yang dipegang guru akan mempengaruhi proses pembelajaran yang dilakukannya bersama siswa di sekolah.
Bagi masyarakat, khususnya orang tua siswa, pemberlakuan suatu kurikulum merupakan persoalan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka, sebab kurikulum bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan akan tetapi juga menyangkut bahan ajar yang harus dimilki oleh anak didik.
(18)
5
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indonesia telah melakukan pergantian kurikulum cukup sering, yang terbaru adalah pergantian Kurikulum 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke Kurikulum 2013. Pemberlakuan Kurikulum 2006 dimulai tahun 2006 hingga pertengahan tahun 2013. Selama kurang lebih tujuh tahun Kurikulum 2006 dijadikan acuan. Berdasarkan hasil survei PISA tahun 2009 terhadap mata pelajaran IPA bahwa hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, maka dapat diinterpretasikan bahwa pembelajaran yang dilakukan kurang mendorong siswa untuk secara aktif dan mandiri dalam mencari dan menemukan konsep secara mandiri, Kusnandar (2007, hlm. 20). Selain itu tentu terdapat permasalahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan, khususnya pembelajaran IPA yang dilakukan masih belum mengembangkan aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) dan penanaman sikap.
Menurut Mechling dan Oliver (dalam Yuliariatiningsih, M.S dan Irianto,D.M, 2009, hlm. 7) „penekanan yang diberikan dalam pengajaran keterampilan proses IPA adalah pada keterampilan-keterampilan berpikir‟. Keterampilan berpikir dapat memacu perkembangan siswa dalam memahami setiap masalah yang dihadapinya serta bagaimana cara untuk memecahkannya, salah satu yaitu melalui pengembangan kemampuan keterampilan proses sains.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap keterampilan proses sains, seperti yang dilakukan Giarty, S (2014, hlm. 1) yaitu melakukan penelitian tindakan kelas dengan melihat peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas IV SD, dengan hasil yang didapatkan yaitu kenaikan keterampilan proses sains sebesar 15,73% untuk siklus 1 dan 17% untuk siklus 2. Sedangkan penelitian yang dilakukan Anam, R.S (2013, hlm. 98) yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD, menghasilkan pencapaian keterampilan proses sains dengan kegiatan praktikum mencapai kategori sedang yaitu sebesar 73,3% dibandingkan dengan yang tidak praktikum. Namun penelitian tersebut hanya dilihat dari pencapaian melalui Kurikulum 2006 belum dilihat bagaimana pencapaian melalui Kurikulum 2013.
(19)
6
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Konsep pembelajaran IPA yang dapat dikembangkan melalui keterampilan proses sains salah satunya adalah konsep Sumber Daya Alam (SDA), dimana pada Kurikulum 2006 cakupan materinya mengenai identifikasi masalah isu yang berkembang di lingkungan alam, bahkan materi SDA pun muncul kembali dalam Kurikulum 2013. Materi ini merupakan materi yang memerlukan pemahaman dan pemecahan yang realistis, sehingga membutuhkan keterampilan berpikir yang cukup tinggi untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, seorang guru harus dapat mengemas pembelajaran yang menuntut peran aktif siswa, sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran.
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional pembelajaran di sekolah hendaknya memiliki fungsi dan tujuan yang mengacu pada pendidikan nasional. Dalam kaitan ini sekolah hendaknya mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka dari itu perlu adanya pengemasan pembelajaran yang dapat menggali potensi-potensi siswa agar siswa siap menghadapi tantangan yang ada.
Salah satu potensi yang dapat dikembangkan yaitu potensi sikap spiritual siswa. Susilowati (2013, hlm. 1) mengatakan bahwa dalam Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada domain sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Aspek spiritual ini dapat menjadi benteng moral atau karakter bagi kehidupan siswa dalam menghadapi segala permasalahan. Kita sering menemukan suatu kondisi dimana siswa mendapatkan nilai pengetahuan lebih tinggi dibandingkan dengan sikap moral (spiritual) yang ditunjukkan, misalnya nilai Matematika 9, IPA 9 tetapi masih adanya siswa SD yang berkata kasar dengan membawa nama binatang, kurang peduli lingkungan, mencontek saat ujian, sekolah menengah yang tawuran, hingga korupsi di setiap elemen kelembagaan. Hal itu menunjukkan bahwa insan tersebut belum tertanam nilai-nilai spiritualnya
(20)
7
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan pada saat pembelajaran guru hanya fokus pada penguasaan kemampuan kognitif saja, tanpa diikuti kemampuan bagaimana siswa dapat menghubungkan materi ajar dengan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (YME), maupun pembiasaan positif yang berlandaskan agama. Hal tersebut menunjukkan bahwa belum adanya keseimbangan antara hard skill dan soft skill.
Adapun penelitian yang telah dilakukan terhadap sikap spiritual siswa SD, seperti yang dilakukan oleh Nurhayati, L.A. et.al (2010, hlm. 1) bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signikfikan antara pengetahuan lingkungan hidup dengan spiritual siswa. Sedangkan hasil penelitian Afifah, H. (2011, hlm. 67) diperoleh rata-rata kecerdasan spiritual siswa mencapai 64 dalam kategori baik dan rata-rata prestasi belajar akidah akhlak sebesar 68 dalam kategori baik, adapun kesimpulannya yaitu kecerdasan spiritual dapat mempengaruhi prestasi belajar. Namun penelitian tersebut dilaksanakan melalui Kurikulum 2006 belum dibandingkan dengan hasil dari pembelajaran melalui Kurikulum 2013.
Melihat dari hal di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui tingkat pencapaian keterampilan proses sains dan sikap spiritual siswa kelas IV SD melalui penggunaan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana
pencapaian keterampilan proses sains dan sikap spiritual siswa kelas IV SD melalui Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013?.
Sedangkan pertanyaan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pencapaian keterampilan proses sains siswa kelas IV SD
dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013?
2. Bagaimanakah pencapaian sikap spiritual siswa kelas IV SD dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013?
(21)
8
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka penelitian ini hanya dilakukan terhadap pencapaian keterampilan proses sains dan sikap spiritual siswa kelas IV SD pada Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 di wilayah kota Cirebon.
D.Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pencapaian keterampilan proses sains dan sikap spiritual siswa dengan menggunakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran IPA pada konsep SDA di kelas IV SD semester dua.
Secara khusus tujuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Menganalisis pencapaian keterampilan proses sains siswa kelas IV SD pada pembelajaran IPA dengan menggunakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
2. Menganalisis pencapaian sikap spiritual siswa kelas IV SD pada pembelajaran IPA dengan menggunakan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.
E.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkaitan dengan pendidikan. Adapun manfaat tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Peneliti
Peneliti memperoleh data analisis pencapaian dan kemunculan keterampilan proses sains dan sikap spiritual siswa pada sekolah yang menerapkan Kurikulum 2006 dan sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013.
2. Guru
a. Guru dapat melakukan refleksi terhadap pencapaian keterampilan proses sains dan sikap spiritual siswa yang didapat melalui tes dan angket. b. Guru dapat melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah
dilakukan untuk lebih baik dalam memunculkan keterampilan proses sains dan sikap spiritual siswa.
(22)
9
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Siswa
Siswa berlatih meningkatkan penguasaan pencapaian keterampilan proses sains dan sikap spiritual siswa dalam pembelajaran IPA dan tematik.
F. Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini ditulis sesuai dengan sistematika pada pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2014 berikut ini :
1. Bab I : Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Bab II : Kajian pustaka yang terdiri atas hakikat pembelajaran IPA, keterampilan proses sains, komponen keterampilan proses sains, sikap spiritual, deskripsi Kurikulum 2006, deskripsi Kurikulum 2013, hubungan komposisi keterampilan proses sains, sikap spiritual, dan SDA dalam Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013, deskripsi materi pokok pembahasan SDA.
3. Bab III : Metodologi penelitian yang berisikan subyek penelitian (populasi dan sampel penelitian), metode dan desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, hasil judgment instrumen, hasil uji coba instrumen soal, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, teknik analisis data, dan alur penelitian.
4. Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan 5. Bab V : Simpulan dan saran
(23)
113
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan dalam Gamintan Pendidikan Dasar dan PAUD. Bandung : Rizqi
Afifah, H. (2011). Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Prestasi Belajar Akidah Akhlak Siswa Kelas Tinggi di Mi I’anatul Athfal
Cengkalsewu. (Skripsi), Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang: Tidak diterbitkan
Anam, R.S. (2013). Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata, Virtual, dan Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SD. (Tesis). SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Anderson, O.W. dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing. New York: Longman
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Chiapetta, E.L. dan Koballa, T.R. (2010). Science Instruction in the Middle and Secondary Schools. NewYork: Pearson
BSNP. (2007). Standar Kompetensi dan Kopetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains – SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dahar, R.W. (1996). Teori – Teori Belajar. Bandung: Erlangga
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara
Depdiknas. (2006). Kurikulum KTSP. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri Depdiknas. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas
Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas de Souza, M. (2009). Resdiscovering the Spiritual Dimension in Education:
Promoting a Sense of Self and Place, Meaning, and Purpose in Learning. International Handbook of the Religius, Moral and Spiritual Dimensions in Education. Springer, Edisi 1. Halaman.1131
(24)
114
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dӧkme, I dan Aydinli, E. (2009). Turkish primary school students’ performance on basic science process skills. Makalah pada world conference on basic educationnal science 2009. Dalam procedia social and behavioural science [On Line], vol 1 (544-548) halaman 5. Tersedia http://www.sciencedirect.com. [4 Januari 2015]
Donna, M.W. (1994). Science and Mathematics In Early Childhood Education. New York: Harper Collins College Publisher
Drake, S.M dan Burns, R.C. (2004). Meeting Standards Through Integrated Curriculum. United States: ASCD
Drake, S.M. (2007). Creating Standards-Based Integrated Curriculum. California: Corwin Press
Engelbertrus dan Betriks. (2014). Permainan Tradisional “So Imang So Amang Sebagai Media Pengembangan Karakter Anak di Desa Compang Cibal Kabupaten Manggarai. Artikel dalam Konferensi Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar Menyongsong Generasi Emas 2045. SPs UPI Halaman 47-56. Halaman 48
Esler. (1996). Teaching Elemnetary Science. Washington: Wadsworth Publishing Company
Firman, H dan Widodo, A. (2007). Buku Panduan Pendidik Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Firman, H dan Widodo, A. (2008). Panduan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Giarty, S. (2014). Peningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VI SD Negeri Bengle 2 Menggunakan Model Pembelajaran POEWA. Skripsi FKIP UNS. Tidak diterbitkan
Gurria, A. (2013). PISA 2012 Results in Focus. Turki: OECD
Hamid, S.A. (1999). Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta: Widya Medika Harjani, H. (2008). The 7 Islamic Daily Habits. Jakarta: Percetakan IKADI
Haryono. (2006). Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. (Tesis). Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES Semarang: Tidak diterbitkan
(25)
115
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hendrayana, S. (2014). Pembelajatan Tematik Integratif dalam Mengembangkan Sikap Ilmiah Peserta Didik SD. Artikel dalam Konferensi Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar Menyongsong Generasi Emas 2045. SPs UPI Halaman 859-867. Halaman 865
Ismail, A. (2011). Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis), Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep, Multimedia Dan Pokok Bahasan Fluida. (Tesis). SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Kemdikbud. (2013a). Pedoman Pelatihan Guru dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud
Kemdikbud. (2013b). Tema 8. Indahnya Negeriku Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud
Kemdikbud. (2014). Pedoman Pelatihan Guru dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Kemdikbud
Kemdikbud. (2014). SKL KI KD Kurikulum 2013 P4TKIPA. Bandung: Kemdikbud
Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajagrafindo
Kurinasih, I. (2013). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena
Lickona, T. (2013). Educating for Character. Jakarta: Bumi Aksara Litbang. (2011). Survei Internasional TIMSS. Jakarta: Kemdikbud Litbang. (2011). Survei Internasional PISA. Jakarta: Kemdikbud
Mars, C. (2008). Becoming A Teacher. Australia: Pearson Education Australia Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. (2013a). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, E. (2013b). Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya
(26)
116
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muslim, et. al. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku. Bandung: Setia Purna Inves
Nugraha, A. (2005). Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas
Nurhayati, L.A. et.al. (2010). Hubungan antara Pengetahuan Lingkungan Hidup dan Kecerdasan Spiritual dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SMPN Kota Sukabumi. [On Line]. Jurnal UNNES. Halaman1.Tersedia:journal.unnes.ac.id/sju/index.php/belia/article/downl oad/3419/3087/. [08 Januari 2015]
Olivia, P.F. (1992). Developing the Curriculum. New York: Harper Collins Publishers
Padilla, M.J dan Okey, J.R (2006). The Relationship between science process
skill and formal thinking abilities. Journal of Research in Science Teaching Volume 20, Issue 3 (University of Georgia), PP. 239-246. Halaman. 239
Permendikbud No. 54. (2013). SKL Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Tidak diterbitkan
Purwanto, B. (2013). Top Scorer Sains dalam ajang The 3rd Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary Schools (ASMOPS). Tempo, edisi
9-13 November 2013. [On Line] Tersedia:
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/16/095530093/Indonesia-Juara-Olimpiade-Sains-Asia. (12 Juni 2014)
Rakhmat, C dan Solehuddin, M. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira
Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA
Rossiter, G. (2009). The Spiritual and Moral Dimension to the School Curriculum: a Perspective on across the curriculum studies. International Handbook of the Religius, Moral and Spiritual Dimensions in Education. Springer edisi 1. Halaman.685
Rostiawaty, S dan Aris, M. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD. Jakarta: Pusat Pembukuan Depdiknas
Ruseffendi. (1998). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang-Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press
(27)
117
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rustaman, N.Y. (2003). Peranan Pertanyaan Produktif dalam Pengembangan KPS dan LKS. Bahan Seminar dan Lokakarya bagi Guru. Bandung: UPI Press
Rustaman, N.Y. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pembelajaran Sains. [On Line]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/Prodi.Pendidikan_IPA/195012311979032 -Nuryani_Rustaman/PenPemInkuiri.pdf. (21 April 2014)
Rustaman, et.al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Samatowa. (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks Samsudin, U. (2009). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan Sanjaya, W. (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press Scoot. And Ytrebrg. (2009). Inggris Teaching English to Children. New York:
Oxford Univerversity Press
Sharp, J. et.al (2009). Primary Science Teaching Theory and Practice. (fourth edition). Exeter: Learning Matters
Sudjana. (2005). Metoda statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suherman, E dan Kusumah,YS. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusuma
Suherman, E. et.al.(2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Edisi Revisi). Bandung: JICA.
Suherman, A. (2010). Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam. [Online]. Tersedia http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Pengetahuan_Alam# Pengertian IPA. [07 Januari 2015]
Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda Sulistyorini. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya
(28)
118
Sopyan Hendrayana, 2015
ANALISIS PENCAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumantri dan Syaodih. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka
Sundari, F.S. (2012). Analisis Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SD Laboratorium UPI. (Tesis) SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Susilowati. (2013). Membelajarkan IPA dengan Integrative Science Tinjauan Scientific Process Skill dalam Implementasinya pada Kurikulum 2013. Prosiding Seminar Nasional Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: FMIPA UNY. Halaman. 95-103
Tek, O.E and Ruthven, K. (2010). Acquisition Of Science Process Skills Amongst Form 3 Students In Malaysian Smart And Mainstream Schools. Journal of Science and Mathematics Education In S.E. Asia Vol. 28, No. 1. Malaysia. Halaman 122
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS
Utaminingtias, I.W. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan KPS Siswa SD. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Wardana, et. al. (2013). Pengaruh Model Kontekstual Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas IV SD Gugus V Dr.Soetomo. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013). Bali: Pendas Undiksha Halaman 10
Yanthi, N. (2012).Pembelajran inkuiri terbimbng untk meningkatkan KPS dan sikap ilmiah siswa SD. Tesis SPs UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Yuliariatiningsih, M.S dan Irianto, D.M. (2009). Pendidikan IPA Di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press
Zohar, D. (2000). SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. [On Line] tersedia:http://library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=7355. (27 Februari 2014)
Zuchdi, D. (2010). Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi Dalam Pembelajaran Bidang Studi Di Sekolah Dasar. Jurnal Edisi Khusus Dies Natalis UNY. Yogyakarta: UNY. Halaman 11
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan dalam Gamintan Pendidikan Dasar dan
PAUD. Bandung : Rizqi
Afifah, H. (2011).
Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Prestasi
Belajar Akidah Akhlak Siswa Kelas Tinggi di Mi I’anatul Athfal
Cengkalsewu. (Skripsi),
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang: Tidak diterbitkan
Anam, R.S. (2013). Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Nyata, Virtual, dan
Gabungan Dalam Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terhadap
Pencapaian Kemampuan Kognitif Dan Keterampilan Proses Sains Siswa
SD. (Tesis). SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Anderson, O.W. dan Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning,
Teaching and Assessing. New York: Longman
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara
Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Chiapetta, E.L. dan Koballa, T.R. (2010). Science Instruction in the Middle and
Secondary Schools. NewYork: Pearson
BSNP. (2007). Standar Kompetensi dan Kopetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains
–
SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Dahar, R.W. (1996). Teori
–
Teori Belajar. Bandung: Erlangga
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara
Depdiknas. (2006). Kurikulum KTSP. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri
Depdiknas. (2007). Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas
Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
de Souza, M. (2009). Resdiscovering the Spiritual Dimension in Education:
Promoting a Sense of Self and Place, Meaning, and Purpose in Learning.
International Handbook of the Religius, Moral and Spiritual Dimensions
in Education. Springer, Edisi 1. Halaman.1131
(2)
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dӧ
kme, I dan Aydinli, E. (2009).
Turkish primary school students’ performance
on basic science process skills. Makalah pada world conference on basic
educationnal science 2009. Dalam procedia social and behavioural
science [On Line], vol 1 (544-548) halaman 5. Tersedia
http://www.sciencedirect.com. [4 Januari 2015]
Donna, M.W. (1994). Science and Mathematics In Early Childhood Education.
New York: Harper Collins College Publisher
Drake, S.M dan Burns, R.C. (2004). Meeting Standards Through Integrated
Curriculum. United States: ASCD
Drake, S.M. (2007). Creating Standards-Based Integrated Curriculum.
California: Corwin Press
Engelbertrus dan Betriks. (2014).
Permainan Tradisional “So Imang So Amang
Sebagai Media Pengembangan Karakter Anak di Desa Compang Cibal
Kabupaten Manggarai. Artikel dalam Konferensi Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Dasar Menyongsong Generasi Emas 2045. SPs UPI
Halaman 47-56. Halaman 48
Esler. (1996). Teaching Elemnetary Science. Washington: Wadsworth Publishing
Company
Firman, H dan Widodo, A. (2007). Buku Panduan Pendidik Ilmu Pengetahuan
Alam Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
Firman, H dan Widodo, A. (2008). Panduan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Giarty, S. (2014). Peningkatkan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VI SD Negeri Bengle 2 Menggunakan Model Pembelajaran
POEWA. Skripsi FKIP UNS. Tidak diterbitkan
Gurria, A. (2013). PISA 2012 Results in Focus. Turki: OECD
Hamid, S.A. (1999). Aspek Spiritual dalam Keperawatan. Jakarta: Widya Medika
Harjani, H. (2008). The 7 Islamic Daily Habits. Jakarta: Percetakan IKADI
Haryono. (2006). Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan
Proses Sains. (Tesis). Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES Semarang:
Tidak diterbitkan
(3)
Hendrayana, S. (2014). Pembelajatan Tematik Integratif dalam Mengembangkan
Sikap Ilmiah Peserta Didik SD. Artikel dalam Konferensi Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar Menyongsong Generasi Emas
2045. SPs UPI Halaman 859-867. Halaman 865
Ismail, A. (2011). Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis),
Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep, Multimedia Dan Pokok
Bahasan Fluida. (Tesis). SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan
Kemdikbud. (2013a). Pedoman Pelatihan Guru dalam Kurikulum 2013. Jakarta:
Kemdikbud
Kemdikbud. (2013b). Tema 8. Indahnya Negeriku Kurikulum 2013. Jakarta:
Kemdikbud
Kemdikbud. (2014). Pedoman Pelatihan Guru dalam Kurikulum 2013. Jakarta:
Kemdikbud
Kemdikbud. (2014). SKL KI KD Kurikulum 2013 P4TKIPA. Bandung:
Kemdikbud
Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta:
Rajagrafindo
Kurinasih, I. (2013). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan.
Surabaya: Kata Pena
Lickona, T. (2013). Educating for Character. Jakarta: Bumi Aksara
Litbang. (2011). Survei Internasional TIMSS. Jakarta: Kemdikbud
Litbang. (2011). Survei Internasional PISA. Jakarta: Kemdikbud
Mars, C. (2008). Becoming A Teacher. Australia: Pearson Education Australia
Mulyasa, E. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyasa, E. (2013a). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Mulyasa, E. (2013b). Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya
(4)
Muslim, et. al. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku. Bandung:
Setia Purna Inves
Nugraha, A. (2005). Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas
Nurhayati, L.A. et.al. (2010). Hubungan antara Pengetahuan Lingkungan Hidup
dan Kecerdasan Spiritual dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa
SMPN
Kota
Sukabumi.
[On
Line].
Jurnal
UNNES.
Halaman1.Tersedia:journal.unnes.ac.id/sju/index.php/belia/article/downl
oad/3419/3087/. [08 Januari 2015]
Olivia, P.F. (1992). Developing the Curriculum. New York: Harper Collins
Publishers
Padilla, M.J dan Okey, J.R
(2006). The Relationship between science process
skill and formal thinking abilities. Journal of Research in Science
Teaching Volume 20, Issue 3 (University of Georgia), PP. 239-246.
Halaman. 239
Permendikbud No. 54. (2013). SKL Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Tidak diterbitkan
Purwanto, B. (2013). Top Scorer Sains dalam ajang The 3rd Asian Science and
Mathematics Olympiad for Primary Schools (ASMOPS). Tempo, edisi
9-13
November
2013.
[On
Line]
Tersedia:
http://www.tempo.co/read/news/2013/11/16/095530093/Indonesia-Juara-Olimpiade-Sains-Asia. (12 Juni 2014)
Rakhmat, C dan Solehuddin, M. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar.
Bandung: Andira
Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru
–
Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: ALFABETA
Rossiter, G. (2009). The Spiritual and Moral Dimension to the School
Curriculum: a Perspective on across the curriculum studies. International
Handbook of the Religius, Moral and Spiritual Dimensions in Education.
Springer edisi 1. Halaman.685
Rostiawaty, S dan Aris, M. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk
Kelas IV SD. Jakarta: Pusat Pembukuan Depdiknas
Ruseffendi. (1998). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang-Bidang
Non-Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press
(5)
Rustaman, N.Y. (2003). Peranan Pertanyaan Produktif dalam Pengembangan
KPS dan LKS. Bahan Seminar dan Lokakarya bagi Guru. Bandung: UPI
Press
Rustaman, N.Y. (2005). Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri
dalam
Pembelajaran
Sains.
[On
Line].
Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/Prodi.Pendidikan_IPA/195012311979032
-Nuryani_Rustaman/PenPemInkuiri.pdf. (21 April 2014)
Rustaman, et.al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Samatowa. (2006). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks
Samsudin, U. (2009). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan
Keterampilan Proses Sains. Tesis SPs UPI Bandung : Tidak diterbitkan
Sanjaya, W. (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press
Scoot. And Ytrebrg. (2009). Inggris Teaching English to Children. New York:
Oxford Univerversity Press
Sharp, J. et.al (2009). Primary Science Teaching Theory and Practice. (fourth
edition). Exeter: Learning Matters
Sudjana. (2005). Metoda statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algensindo
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suherman, E dan Kusumah,YS. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusuma
Suherman, E. et.al.(2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer
(Edisi Revisi). Bandung: JICA.
Suherman, A. (2010). Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam. [Online]. Tersedia
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Pengetahuan_Alam# Pengertian IPA.
[07 Januari 2015]
Sukmadinata, N. S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda
Sulistyorini. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya
(6)
Sumantri dan Syaodih. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas
Terbuka
Sundari, F.S. (2012). Analisis Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPA
Kelas IV SD Laboratorium UPI. (Tesis) SPs UPI Bandung: Tidak
diterbitkan
Susilowati. (2013). Membelajarkan IPA dengan Integrative Science Tinjauan
Scientific Process Skill dalam Implementasinya pada Kurikulum 2013.
Prosiding Seminar Nasional Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta:
FMIPA UNY. Halaman. 95-103
Tek, O.E and Ruthven, K. (2010). Acquisition Of Science Process Skills Amongst
Form 3 Students In Malaysian Smart And Mainstream Schools. Journal
of Science and Mathematics Education In S.E. Asia Vol. 28, No. 1.
Malaysia. Halaman 122
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: UPI PRESS
Utaminingtias, I.W