LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG.

(1)

Ermila Novitri, 2013

No Daftar FPIPS : 1854/UN.40.2.4/PL/2013

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh : Ermila Novitri

0906048

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Ermila Novitri, 2013

2013

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

Oleh

Ermila Novitri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ermila Novitri 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013


(3)

Ermila Novitri, 2013

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(4)

Ermila Novitri, 2013

LEMBAR PENGESAHAN ERMILA NOVITRI

0906048

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Darsihardjo, MS. NIP. 19620921 198603 1 005

Pembimbing II

Drs. Asep Mulyadi, M. Pd NIP. 19620902 199001 1 001

Mengetahui,


(5)

Ermila Novitri, 2013

Dr. Hj. Epon Ningrum, M. Pd NIP. 19620304 198704 2 001


(6)

ABSTRAK

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

Oleh : Ermila Novitri

(0906048)

Kecamatan Solokan Jeruk menurut PERDA Kabupaten Bandung No 3 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Berdasarkan Fungsi Wilayah Pengembangan Pasal 106 diarahkan untuk menjadi kawasan industri. Aktifitas industri yang terjadi mempengaruhi keadaan lingkungan, sehingga permasalahan yang muncul bagaimana lingkungan fisik sekitar kawasan industri di kecamatan Solokan Jeruk, bagaimana lingkungan sosial sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk, dan bagaimana upaya masyarakat menjaga lingkungan di kawasan industri Kecamatan Solokan Jeruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran lingkungan fisik sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk, untuk memperoleh gambaran lingkungan sosial sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk, dan memperoleh gambaran upaya masyarakat menjaga lingkungan sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekristiptif survey. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Pengambilan sampel responden masyarakat sebanyak 72 orang. Teknik analisis data menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian diperoleh bahwa Kecamatan Solokan Jeruk memiliki lingkungan fisik yang mulai tercemar akibat aktivitas industri. Air di Kecamatan Solokan Jeruk yang terkena limbah cair mulai mempengaruhi air sumur warga. Selain itu tanah yang terlihat hitam dan udara yang berdebu juga salah satu bukti mulai tercemar atau terpengaruhnya lingkungan fisik oleh aktivitas industri di Kecamatan Solokan Jeruk. Sedangkan lingkungan sosial di Kecamatan Solokan Jeruk dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat, banyak yang memiliki pendidikan terakhir SMA yang disebabkan karena syarat bekerja di Industri adalah SMA/SMK. Tingkat pengangguran yang rendah, pendapatan setiap bulan dan fasilitas hidup yang dimiliki mencukupi adalah hal positif yang dirasakan dari adanya kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk. Sebagaian masyarakat yang tahu bahwa kecamatan Solokan Jeruk diperuntukkan untuk industri dan sadar lingkungan mulai tercemar mulai berupaya menjaga lingkungan agar tidak terus menurun dengan menjaga lingkungan fisik, pola makan dan kesehatan juga pendidikan masyarakat agar tidak terpengaruh oleh aktivitas industri dan persaingan dalam bekerja karena banyaknya pendatang.

Kata kunci : Lingkungan Hidup, Lingkungan Masyarakat, Kawasan Industri


(7)

ABSTRACT

ENVIRONMENT AROUND INDUSTRIAL AREA IN KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

Oleh : Ermila Novitri

(0906048)

Kecamatan Solokan Jeruk based on PERDA Kabupaten Bandung No. 3 on 2008 about Spatial Planning (RTRW) of Kabupaten Bandung based on Fungsi Wilayah Pengembangan Pasal 106 is directed to be an industrial area. Industrial activities that occur affecting the state of the environment, then the problems are; how the physical environment around the industrial area in Kecamatan Solokan Jeruk, how the social environment around the industrial area in Kecamatan Solokan Jeruk, and how the efforts to keep people in the industrial environment in Kecamatan Solokan Jeruk. The purposes of this study were; to obtain a picture of the physical environment around the industrial area in Kecamatan Solokan Jeruk, to obtain a social environment around the industrial area in Kecamatan Solokan Jeruk, and to obtain a community effort of protecting the environment around the industrial area in Kecamatan Solokan Jeruk. The method of this study is a descriptive survey method. The Sample of was using simple random method (Simple Random Sampling). The respondents of this study were 72 people. The analysis was using a percentage formula. The result showed that Kecamatan Solokan Jeruk has physical environment became a polluted due to industrial activities. The water in Kecamatan Solokan Jeruk was affected by wastewater which on water wells. In addition the ground looks black and dusty air was also one of the reasons of being soiled or the impacts on the physical environment by industrial activities in Kecamatan Solokan Jeruk. In other hand, the social environment in Kecamatan Solokan Jeruk can be drawn by the educational level of society, many of them were graduated from High School only, its because the condition of them to applied the industry was High School or Vocational School. The low unemployments, the income and the living facilities were owned was insufficient perceived positives of the existence of an industrial area in Kecamatan Solokan Jeruk. Some of them in Kecamatan Solokan Jeruk known that it was for industrial and the environmental awareness became polluted were began to trying to maintain the environment, so it will be more affective to maintain the physical environment, the diet and the public healthiness and also the educational problems were not to be affected by the industrial activities and the competition in the work because of the number of newcomers.


(8)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terimakasih ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Manusia Dalam Konteks Lingkungan Hidup ... 7

1. Hubungan Lingkungan dengan Manusia ... 7

2. Lingkungan ... 9

B. Manusia Dan Lingkungan Di Sekitar Kawasan Industri ... 11

1. Pencemaran Akibat Aktivitas Industri ... 11

2. Lingkungan Di Kawasan Industri ... 12

3. Aspek Lingkungan ... 14

4. Parameter Pengukur Lingkungan ... 16

C.Upaya Menjaga Lingkungan ... 29

D.Kajian Industri Pada Studi Geografi ... 31

1. Pengertian Industri ... 31


(9)

3. Kawasan Industri ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 38

C.Variabel Penelitian ... 40

D.Definisi Operasional ... 40

1. Lingkungan Sekitar Kawasan Industri ... 40

2. Upaya Menjaga Lingkungan ... 41

3. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Aktivitas Industri ... 41

E. Alat dan bahan Pengumpulan Data ... 41

1. Alat ... 42

2. Bahan ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

1. Observasi Lapangan ... 42

2. Wawancara ... 43

3. Studi Literatur ... 43

4. Studi Dokumentasi ... 44

G.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 44

1. Teknik Pengolahan Data ... 44

2. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Kondisi Fisik ... 46

1. Lokasi dan Letak Daerah Penelitian ... 46

2. Topografi ... 48


(10)

4. Hidrologi ... 48

5. Tanah ... 48

6. Penggunaan Lahan ... 49

B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 50

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 50

2. Komposisi Penduduk Menurut Usia ... 51

3. Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan ... 52

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 53

C.Gambaran Umum Mengenai Kawasan Industri ... 55

1. Sejarah Kawasan Industri Di Kecamatan Solokan Jeruk ... 55

2. Aktivitas Kawasan Industri ... 55

D.Lingkungan Fisik Sekitar Kawasan Industri ... 56

1. Radius 0 – 500 m Dari Kawasan Industri ... 57

2. Radius 500 m – 1 Km Dari Kawasan Industri ... 59

3. Radius Lebih Dari 1 Km Dari Kawasan Industri ... 62

E. Lingkungan Sosial Sekitar Kawasan Industri ... 65

1. Kesehatan ... 65

2. Mata Pencaharian ... 70

3. Pendapatan ... 72

4. Pendidikan ... 74

5. Kepemilikan Fasilitas Hidup ... 75

F. Upaya Masyarakat Menjaga Lingkungan ... 77

G.Impilkasi Hasi Penelitian ... 82

H.Impilkasi Penelitian Terhadap Studi Geografi ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 88


(11)

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kualitas Air ... 21

Tabel 2.2 Standar Pencemaran Udara ... 24

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Solokan Jeruk ... 37

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 39

Tabel 3.3 Variabel Penelitian ... 40

Tabel 3.4 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ... 43

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Skor ... 45

Tabel 4.1 Luas Kecamatan Solokan Jeruk dirinci menurut Desa ... 46

Tabel 4.2 Luas Lahan Pertanian dan Non Pertanian Menurut Desa Tahun 2011 ... 49

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Menurut Usia ... 52

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 53

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 54

Tabel 4.6 Air Radius 0– 500 m Dari Kawasan Industri ... 57

Tabel 4.7 Keadaan Air di Kawasan Industri ... 58

Tabel 4.8 Ketersediaan Air di Sekitar Kawasan Industri ... 58

Tabel 4.9 Keadaan Udara Di Sekitar Kawasan Industri ... 59

Tabel 4.10 Air Radius 500 m – 1 Km Dari Kawasan Industri ... 60

Tabel 4.11 Keadaan Air di Kawasan Industri ... 61

Tabel 4.12 Ketersediaan Air di Sekitar Kawasan Industri ... 61

Tabel 4.13 Keadaan Udara Di Sekitar Kawasan Industri ... 62

Tabel 4.14 Keadaan Air Sekitar Kawasan Industri ... 62

Tabel 4.15 Air Radius Lebih Dari 1 Km Dari Kawasan Industri... 63


(13)

Tabel 4.17 Keadaan Udara Di Sekitar Kawasan Industri ... 64

Tabel 4.18 Penyakit Yang Di Derita ... 69

Tabel 4.19 Mata Pencaharian Masyarakat ... 71

Tabel 4.20 Pendapatan Penduduk Perbulan ... 73

Tabel 4.21 Kebutuhan Hidup Sebulan ... 73

Tabel 4.22 Pengeluaran Kebutuhan Masyarakat ... 74

Tabel 4.23 Pendidikan Terakhir Penduduk ... 75

Tabel 4.24 Sarana Transportasi Masyarakat ... 76

Tabel 4.25 Status Rumah Masyarakat ... 76

Tabel 4.26 Alat Elektronik Yang Dimiliki ... 77

Tabel 4.27 Ketersediaan Jamban Untuk Keluarga ... 79

Tabel 4.28 Pembuangan Limbah Rumah Tangga ... 79


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Administrasi Kecamatan Solokan Jeruk ... 47

Gambar 4.2 Diagram Jumlah Kecamatan Solokan Jeruk ... 50

Gambar 4.3 Peta Pengaruh Kawasan Industri Terhadap Air ... 66

Gambar 4.4 Peta Pengaruh Kawasan Industri Terhadap Tanah ... 67

Gambar 4.5 Peta Pengaruh Kawasan Industri Terhadap Udara ... 68

Gambar 4.6 Diagram Pekerjaan Sampingan Masyarakat ... 72

Gambar 4.7 Diagram Pengetahuan Masyarakat tentang Kecamatan Solokan Jeruk sebagai Kawasan Industri ... 78

Gambar 4.8 Diagram Pengelolaan Lahan Oleh Masyarakat ... 80


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat menurut data dari Bank Dunia tahun 2012. Bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun menyebabkan kebutuhan hidup penduduk juga bertambah yang pada akhirnya perlu adanya bidang untuk pemenuhan kebutuhan di Indonesia. Pembangunan industri di Indonesia merupakan salah satu yang dapat menghasilkan barang - barang untuk kebutuhan dan memerlukan sumber daya manusia yang besar. Oleh karena itu industri dianggap lebih mampu membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga menganggur, mendorong pertumbuhan teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia, menumbuhkan berbagai kegiatan yang saling berkaitan dalam jaringan industri sehingga mampu berfungsi sebagai pendorong pembangunan dan akhirnya pembangunan industri merupakan bagian dari ikhtiar dalam merombak struktur ekonomi yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sedangkan pembangunan industri di Indonesia ditunjukkan untuk memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan berusaha dan meningkatkan ekspor (Jayadinata, 1986:135).

Berdasarkan data yang berasal dari Departemen Perindustrian, yang menjadi unggulan produk ekspor dan meyerap tenaga kerja sangat besar sekitar 1,18 juta orang pada tahun 2005 di Indonesia adalah industri tekstil. Indonesia sendiri sampai 2006 terdapat 2.656 perusahaan yang bergerak di industri tekstil yang terkonsentrasi di Jawa Barat (57%), Jawa Tengah (14%), Jakarta (17%) dan sisanya tersebar di Jawa Timur, Bali, Sumatera dan Yogyakarta (Miranti, 2007 :1). Sektor industri tekstil dan produk tekstil memiliki potensi pertumbuhan yang besar, mengingat sumber daya alam Indonesia yang memadai serta menyerap banyak tenaga kerja.

Jawa Barat merupakan provinsi yang menjadi barometer industri bagi wilayah di Indonesia. Dapat dilihat dari persentase pesebaran daerah Industri di


(16)

Indonesia dengan menduduki peringkat pertama. Produk tekstil Jawa Barat merupakan salah satu lokomotif utama pemicu pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus penunjang devisa negara. Bahkan hingga tahun 2011 masih menempati urutan pertama komoditas ekspor nonmigas Jawa Barat. Perkembangan industri di Jawa Barat setiap tahun mengalami peningkatan salah satunya di Kabupaten Bandung.

Terdapatnya kawasan industri yang tersebar di Kabupaten Bandung tentunya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu kebutuhan produk hasil industri yang meningkat setiap tahunnya akan berdampak terhadap masyarakat sekitar kawasan industri. Terdapatnya kawasan industri di Kabupaten Bandung dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat, salah satunya adalah terserapnya tenaga kerja baik dari masyarakat yang berasal dari dalam maupun dari luar daerah. Namun di balik dampak positif tersebut, dampak negatif yang ditimbulkannya salah satunya yaitu menurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan limbah yang di produksi oleh industri. Limbah yang yang dihasilkan pun bisa mengandung bahan bahan kimia beracun dan berbahaya atau yang biasa disebut B3. Limbah B3 sendiri jika dibiarkan dan terus menerus mencemari lingkungan dapat mengakibatkan menurunnya kualitas kesehatan seperti cacat secara fisik maupun mental terhadap anak – anak atau keturunan dari orangtua yang dalam tubuhnya mengandung mercury. Penyakit cacat tersebut disebut penyakit Minamata seperti yang terjadi di Jepang dan dapat terjadi dimana saja melalui proses akimulasi dan penggandaan biologi (Widowati 2008 : 184).

Kondisi lingkungan yang tercemar akibat limbah indusri dapat terlihat dari kondisi lingkungan yang ada di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. Berdasarkan data yang diperoleh sampai tahun 2005 ratusan hektar sawah di empat desa di Kecamatan Rancaekek terindikasi mengandung bahan – bahan kimia beracun dan berbahaya atau biasa di sebut B3. Hal ini tentu akan menggangu kenyamanan dan kesehatan masyarakat. Maka tidak menutup kemungkinan wilayah lain yang terdapat kawasan industri memiliki kondisi yang sama, salah satunya yaitu di Kecamatan Solokan Jeruk.


(17)

Berdasarkan PERDA Kabupaten Bandung No 3 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Pasal 53 “Wilayah Kabupaten Bandung di bagi dalam beberapa wilayah Pengembangan, meliputi WP Majalaya dengan pusat Kota Majalaya, meliputi Kecamatan Majalaya, Ciparay, Solokan Jeruk, Pacet, Kertasari, Paseh dan Ibun”. Dimana Program Pengembangan Kecamatan Berdasarkan Fungsi Wilayah Pengembangan Pasal 106

“Pengembangan WP Majalaya dengan Pusat Kota Majalaya (Kecamatan

Majalaya, Ciparay, Solokan Jeruk, Pacet, Kertasari, Paseh dan Ibun), meliputi Pengembangan industri pada zone – zone industri yang sudah ada dan diarahkan

untuk menjadi kawasan industri”. Sementara dalam Pasal 84 “Kecamatan Solokan Jeruk diperuntukkan untuk kawasan industri kurang lebih 808,62 Ha”. Dengan luas wilayah 2.355,70 Ha, kecamatan Solokan Jeruk memiliki jumlah penduduk 76.306 jiwa. Menurut data yang di peroleh dari kecamatan Solokan Jeruk dalam angka 2011 menunjukkan di Kecamatan Solokan Jeruk jumlah indutri yang bergerak dalam bidang tekstil mencapai 48 industri di Kecamatan Solokan Jeruk.

Adanya pembangunan kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk ini menyebabkan perubahan lahan yang tadinya memiliki lahan pertanian yang luas menjadi menurun setiap tahunnya. Hal ini diakibatkan karena adanya rencana tata ruang Kabupaten Bandung 2007 yang menjadikan Kecamatan Solokan Jeruk sebagai kawasan industri. Berdasarkan data Kecamatan Solokan Jeruk dalam angka tahun 2011 lahan pertanian di kecamatan tersebut mencapai 1.743 Ha. Di lain pihak pembangunan kawasan industri sudah tepat sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri

pasal 3 ayat 4 “Pembangunan Kawasan Industri di wilayah kabupaten/kota dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota”. Adanya lahan pertanian di Kecamatan Solokan Jeruk yang masih di kelola oleh masyarakat sebenarnya adalah hak masyarakat sendiri. Hal ini sesuai dengan UU Republik Indonesia No 2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum pasal 1 ayat 7 “ Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimbahkan kepada


(18)

pemegangnya”. Maka dalam pengelolaannya masyarakat berhak menggarap

tanahnya sesuai dengan kebutuhan mereka.

Adanya kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk tentunya mempunyai dampak positif yaitu terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan data yang diperoleh dari kecamatan Solokan Jeruk dalam angka 2011, diketahui bahwa 40.071 jiwa yang bekerja sebagai buruh di pabrik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk sangat mempengaruhi mata pencaharian masyarakat sekitarnya. Adanya kawasan industri di kecamatan Solokan jeruk tersebut juga sangat mempengaruhi penduduk sekitar juga pendidikan. Selain adanya dampak positif, tentu ada juga dampak negatif yang ditimbulkan yaitu adanya pengaruh industri terhadap lingkungan. Dalam kegiatan industri, disamping produksi juga menghasilkan limbah, baik limbah cair, padat dan gas sehingga menimbulkan pencemaran berupa udara, air dan tanah di sekitar kawasan industri. Limbah industri ini sudah terjadi terus menerus selama puluhan tahun. Hal ini dapat diketahui dari kualitas air sungai yang semakin menurun warna air yang semakin berubah, udara yang semakin tidak segar, air sumur yang sudah tercemar karena air sungai yang meresap sehingga berbau dan berwarna.

Terdapat kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk, secara tidak langsung akan mempengaruhi lahan pertanian. Karena limbah industri yang dibuang langsung ke sungai tanpa instalasi terlebih dahulu mengancam puluhan hektar lahan pertanian akibat banyaknya pipa yang bocor ke lahan pertanian sehingga dapat merusak produksi pertanian.

Karena kondisi lingkungan yang tercemar secara tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan. Terdapatnya limbah akibat aktivitas industri tentu akan mencemari lingkungan terutama air. Menurut kecamatan Solokan Jeruk dalam angka 2011 diketahui sekitar 1.594 keluarga menggunakan sumur gali sementara sisanya menggunakan pam dan sumur pompa. Maka jika air yang tercemar kemudian dikonsumsi oleh masyarakat dalam kurun waktu yang lama akan mengakibatkan penurunan kesehatan. Jika memang ada dampak dari pencemaran limbah pabrik terhadap lingkungan, sementara masyarakat tidak mengetahui dan


(19)

menyadari hal itu, maka harus ada sosialisasi kepada masyarakat agar dapat mengambil tindakan – tindakan yang berkaitan dengan pencegahan, atau upaya – upaya untuk memenimalisir dampak yang ada. Namun jika tidak terdapat dampak dari pencemaran limbah pabrik terhadap lingkungan, maka perlu ada identifikasi upaya apa yang harus dilakukan sehingga lingkungan yang tercemar dapat ditangani sehingga lingkungan sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk dapat tetap terjaga.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, telah dikemukakan bahwa adanya kawasan industri di suatu wilayah pasti memiliki dampak termasuk kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk yang memiliki dampak positif dan tidak sedikit memberikan dampak negatif. Adanya limbah yang dihasilkan oleh kawasan industri secara tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan baik dari segi lingkungan fisik maupun sosial. Partisipasi masyarakat penting dilakukan agar lingungan tetap terjaga. Masalahnya, apakah masyarakat mengetahui atau tidak bahwa Kecamatan Solokan Jeruk diperuntukkan untuk kawasan industri, selain itu masyarakat juga penting mengetahui resiko apa yang didapat jika mereka tetap tinggal di sekitar kawasan industri. Karena banyaknya bidang yang dapat di teliti baik dari segi sosial, fisik, dan sebagainya, peneliti mengarahkan serta membatasi permasalahan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelas peneliti membuat beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana lingkungan fisik sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk ?

2. Bagaimana lingkungan sosial sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk ?

3. Bagaimana upaya masyarakat menjaga lingkungan sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berkaitan erat dengan judul dan masalah yang diteliti. Tujuan penelitian yaitu apa yang akan dikerjakan pada waktu penelitian. Sesuai dengan


(20)

permasalahan yang sudah di jelaskan, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh gambaran lingkungan fisik sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk.

2. Memperoleh gambaran lingkungan sosial sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk.

3. Memperoleh gambaran upaya masyarakat menjaga lingkungan sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk.

4. Manfaat Penelitian

Secara umum, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat berguna bagi diri penulis secara pribadi dan pembaca pada umumnya. Penulis menyusun secara sistematis mengenai manfaat dari penelitian yang penulis lakukan, yang terkadnung dalam beberpa poin di bawah ini :

1. Manfaat Praktis, Penelitian ini untuk menambah wawasan khususnya bagi penulis mengenai ilmu kegeografian khususnya ilmu tentang lingkungan. 2. Manfaat Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran untuk

mengkaji masalah lingkungan melalui penerapan disiplin ilmu geografi di sekolah dan hasil kajian diharapkan dapat dijadikan referensi guna penelitian lebih lanjut terkait penelitian ini.


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pemilihan dan penggunaan metode sangatlah berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2010 : 3) secara umum metode

penelitian “diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu”. Selanjutnya Surakhmad (1994 : 139) menjelaskan bahwa “metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis atau penelitian dengan mempergunakan teknik serta alat –alat tertentu”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang luas (Sugiyono, 2010 : 21). Sejalan dengan pernyataan yang telah diuraikan sebelumnya, Nazir, Moh (2009 : 21) memberikan penjelaskan mengenai penelitian deskriptif yaitu :

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”

Adapun mengenai jenis metode deskriptif yang digunakannya adalah teknik survey. Tika (2005 : 6) mengungkapkan bahwa :

“survey adalah suatu teknik penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan

sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap apa yang diteliti. Variabel yang ditelit bisa bersifat fisik maupun sosial. Bersifat fisik misalnya tanah, geomorfologi, faktor iklim dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat sosial dapat berupa kependudukan, agama, mata pencaharian, pendapatan penduduk dan sebagainya”.

Penulis menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini karena metode ini dianggap sesuai untuk mencapat tujuan penelitian yang dimaksud. Dalam penelitian ini penulis bermaksud mengungkapkan dan menganalisis lingkungan


(22)

sekitar kawasan industri di kecamatan Solokan Jeruk, dengan cara mengumpulkan sejumlah besar data dari sampel individu dalam waktu yang bersamaan melalui wawancara.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam pengumpulan data dan menganalisis data, langkah yang penting adalah menentukkan populasi, karena populasi merupakan sumber data penelitian yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian. Populasi Menurut Reksoatmodjo (2006 : 15) Populasi dapat didefinisikan sebagai “kelompok objek dengan ukurannya tidak terhingga (infinite), yang karakteristiknya dikaji atau diuji melalui sampling.

Sedangkan menurut Tika (2005 : 24) “populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas”. Pada penelitian ini yang dijadikan populasi adalah masyarakat di Kecamatan Solokan Jeruk. Adapun untuk mengetahui jumlah penduduk kecamatan Solokan Jeruk dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk Kecamatan Solokan Jeruk

No Desa

Penduduk

Jumlah Jumlah KK

Luas Wilayah

(Ha) Laki - laki Perempuan

1 Panyadap 5.599 5.287 10.886 2.814 231,20

Padamukti 3.724 3.582 7.306 1.848 263,40

Cibodas 5.119 4.922 10.041 2.742 341,30

Langensari 4.628 4.482 9.110 2.289 283,30

Solokan Jeruk 8.255 8.321 16.576 4.543 423,80

Rancakasumba 5.630 5.450 11.080 2.821 360,10

Bojongemas 5.773 5.534 11.307 2.791 452,60

Jumlah 38.728 37.578 76.306 19.848 2,355.70


(23)

2. Sampel .

Suatu sampel adalah sekelompok objek yang dikaji atau diuji, yang dipilih secara acak (random) dari kelompok objek yang lebih besar yang memiliki karakteristik yang sama (Reksoatmodjo, 2006 : 14). Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling). Menurut Tika (2005 : 30) “ sampel acak

sederhana adalah cara mengambil sampel dengan memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap invidu atau unit dalam keseluruhan populasi”. Pada penelitian ini juga terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

1) Sampel wilayah

Sampel wilayah dari penelitian ini ditentukan berada di Kecamatan Solokan Jeruk yang merupakan berdirinya kawasan indutri.

2) Sampel Manusia

Jumlah sampel manusia yang akan diambil dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Dixon dan B.Leach dalam Tika (2005:25). Formulanya adalah :

 Menentukan persentase karakteristik

P = 26,01 %

 Menentukan variabilitas

V = 43,86


(24)

v = 73,25 Keterangan :

n = jumlah sampel

z = tingkat kepercayaan 95% dilihat dalam tabel z hasilnya 1,96

v = variabel yang diperoleh dari rumus varia  Menentukan jumlah sampel yang dikorelasi

N’=73 (dibulatkan) Keterangan :

N’ = Jumlah sampel yang telah dikorelasi

N = jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya

N = Jumlah KK

Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut didapat jumlah sampel sebanyak 72 sampel dari hasil pembulatan. Adapun untuk mengetahui sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Sampel Penelitian Jumlah

1

Masyarakat Kecamatan Solokan Jeruk

Radius I : 0-500 m 24

Radius II : 500 m – 1 km 24

Radius III : > 1km 24

Jumlah 72


(25)

C. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (1998: 99) “Variabel adalah objek penelitian atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitian ini terdapat dua

variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Untuk Lebih Jelasnya perhatikan Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.3 Variabel Penelitian

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan aspek penelitian yang memberikan informasi bagaimana caranya mengukur variabel. Adapun definisi operasional yang akan dijelaskan mengenai judul penelitian sebagai berikut :

1. Lingkungan Sekitar Kawasan Industri

Manusia dan lingkungan dapat diibaratkan sebagai bangunan yang seharusnya saling menguatkan. Manusia dan lingkungan saling bergantung

Lingkungan Fisik :  Air

 Udara  Tanah

Lingkungan Sosial :  Kesehatan

 Mata Pencaharian  Pendapatan  Pendidikan

 Kepemilikan fasilitas hidup Variabel Y

Lingkungan Di Kawasan Industri

Aktivitas Industri :  Jumlah Industri  Jenis Industri  Jumlah Pekerja  Jenis Limbah

Variabel X Kawasan Industri


(26)

satu sama lain. Namun dilihat dari sisi manusia, lingkungan merupakan sesuatu yang pasif, sedangkan manusia yang aktif, sehingga lingkungan sangat tergantung dengan keadaan manusia. Dalam penelitian ini lingkungan mencakup dua aspek yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik sekitar kawasan industri dapat dilihat dari keadaan air, tanah dan udara. Sementara lingkungan sosial sekitar kawasan industri dalam penelitian ini adalah keadaan masyarakat sekitar kawasan industri di kecamatan Solokan Jeruk dilihat dari keadaan sakit atau tidak nya masyarakat, pendidikan, mata pencaharian, pendapatan dan kepemilikan fasilitas hidup.

2. Upaya Menjaga Lingkungan

Adanya dampak dari pencemaran limbah pabrik terhadap kesehatan masyarakat, sementara masyarakat tidak mengetahui dan menyadari hal itu, maka harus ada sosialisasi kepada masyarakat agar dapat mengambil tindakan – tindakan yang berkaitan dengan pencegahan, atau upaya – upaya untuk memenimalisir dampak yang ada. Namun jika tidak terdapat dampak dari pencemaran limbah pabrik terhadap tingkat kesejateraan masyarakat, maka perlu ada identifikasi upaya apa yang harus dilakukan sehingga lingkungan yang tercemar dapat ditangani sehingga lingkungan dapat tetap terjaga.

3. Dampak yang ditimbulkan akibat aktivitas Kawasan Industri

Dampak dari aktivitas di kawasan industri terhadap lingkungan ini dapat dilihat dari lingkungan fisik yaitu adanya pengaruh terhadap udara, air dan tanah. Sedangkan dari lingkungan sosial dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri tersebut, yang berpengaruh terhadap keadaan kesehatan, mata pencaharian, pendapatan, pendidikan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

E. Alat dan Bahan Pengumpulan Data

Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengumpulan data pada penelitian adalah sebagai berikut :


(27)

1. Alat

a. Pedoman wawancara adalah alat yang digunakan sebagai panduan dalam wawancara terhadap responden yang terdiri dari masyarakat. b. Checklist lapangan adalah alat dalam observasi lapangan untuk

akhirnya mengetahui keadaan fisik Kecamatan Solokan Jeruk. c. Kamera digital untuk mendokumentasikan kondisi fakta di lapangan. d. GPS (Global Positioning System),untuk memberikan informasi

mengenai letak astronomis, kemiringan lereng dan ketinggian lokasi penelitian.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu peta rupa bumi Indonesia skala 1 : 25.000 lembar Majalaya, Pakutandang, Cicalengka dan Ujung Berung serta data Kecamatan Solokan Jeruk dalam angka 2011.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan alat pengumpul data yang dikenal dengan instrumen data.

Dalam penelitian ini teknik dan instrumen penelitian dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu :

1. Observasi lapangan

Menurut Tika (2005 : 44) “observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian”. Sedangkan observasi lapangan yaitu observasi yang dilakukan terhadap objek ditempat kejadian atau tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti. Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk melihat keadaan fisik daerah tersebut. Adapun instrumen yang digunakan adalah checklist.


(28)

2. Wawancara

Menurut Tika (2005 : 49) “wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian”.

Wawancara dilakukan melalui komunikasi verbal dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada responden yang mana dalam penelitian ini yaitu masyarakat Kecamatan Solokan Jeruk untuk mengetahui keadaan fisik dan sosial. Adapun kisi – kisi Instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Kisi – kisi Instrumen Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Bentuk

Instrumen Sasaran

Butir Soal Kawasan Industri Aktivitas Industri

 Jumlah Indusri  Jenis Industri

 Jumlah

Pekerja  Jenis Limbah

Dokumen Kecamatan Lingkungan Lingkungan Fisik  Air  Tanah  Udara Lembar Observasi

6 – 14 3 – 5 15,16,19 Lingkungan Sosial  Kesehatan  Mata Pencaharian  Pendapatan  Pendidikan  Kepemilikan fasilitas hidup Pedoman

Wawancara Masyarakat

20 –23 5 – 8 9 – 14 15 16 - 19

Sumber : Hasil Penelitian 2013

3. Studi Literatur

Menurut Hasan (2004 : 24) “studi literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagaian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya”. Penulis menggunakan literatur berupa buku – buku, majalah dan informasi lainnya yang berhubungan dengan


(29)

masalah yang diteliti sebagai landasan teori dan sebagai pembanding atau pendukung informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

4. Studi Dokumentasi

Menurut Usman dan Setiady Akbar (2009 : 69) “teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen – dokumen”. Studi dokumentasi yang dilakukan berupa pengumpulan data dan informasi tentang lingkungan baik fisik maupun sosial.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Menurut Tika (2005:63), “data yang diproleh kemudian diolah untuk

memudahkan dalam menganalisis”. Adapun langkah-langkah pengolahan data

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Memeriksa data apakah sudah memenuhi seperti yang telah diharapkan. 2.Menyusun dan mengelompokkan data yang sejenis, dikerjakan dengan

sistematis sesuai dengan tujuan penelitian.

3.Tabulasi, yaitu menyajikan data baik kedalam bentuk tabel, bagan, maupun gambar.

2. Teknik Analisis Data

Tujuan analisis data adalah menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasi untuk selanjutnya dianalisa untuk mencari makna yang lebih luas dan implikasi dari hasil – hasil analisa (Efendi dan Singarimbun, 1989 : 213).

Setelah data terkumpul dengan melalui langkah – langkah di atas maka data yang telah diperoleh kemudian diolah melalui analisis statistik. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut : 1. Analisis deskriptif, yaitu teknik analisa dengan maksud untuk

mendeskripsikan.

2. Analisis statistik, yaitu analisis mengenai kumpulan fakta yang dapat mengungkapkan suatu persoalan dengan formula statistik sebagai berikut :


(30)

1. Perhitungan Persentase :

Analisis persentase digunakan untuk mengukur kecenderungan jawaban responden. Santoso (2001 : 229) mengemukakaan “untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan analisis persentase dengan menggunakan formula”. Formula persentase sebagai berikut.

Keterangan P = Persentase

f = Frekuensi setiap kategori jawaban

n = seluruh responden 100 = Bilangan konstanta

Jika perhitungan telah selesai dilakukan, maka hasil perhitungan persentase tersebut digunakan untuk mempermudah dalam penafsiran dan pengumpulan data. Adapun kriteria persentase yang digunakan sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Skor No Prosentase skor Kriteria

1 100 Seluruhnya

2 75 – 99 Sebagaian besar

3 51 – 74 Lebih dari setengahnya

4 50 Setengahnya

5 25 – 49 Kurang dari setengahnya

6 1 – 24 Sebagian kecil

7 0 Tidak ada


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kecamatan Solokan Jeruk memiliki lingkungan fisik yang mulai tercemar atau terpengaruh oleh aktivitas industri yang menghasilkan limbah cair, gas dan padat. Air di Kecamatan Solokan Jeruk ada beberapa unsur yang melebihi batas baku mutu namun ketersediaan air cukup. Sementara tanah di Kecamatan Solokan Jeruk mulai terpengaruh limbah padat yang dihasilkan industri dan limbah cair yang diproduksi mempengaruhi area pesawahan milik masyarakat. Sementara udara di Kecamatan Solokan Jeruk berdebu dan kurangnya penghijauan di Kecamatan Solokan Jeruk mengakibatkan daerah sekitar menjadi gersang.

Adanya kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk juga berpengaruh terhadap keadaan masyarakat Kecamatan Solokan Jeruk. Kesehatan masyarakat di Kecamatan Solokan Jeruk tergolong baik, sedangkan pendidikan masyarakat semakin tahun banyak masyarakat yang sekolah hingga jenjang SMA, hal ini karena banyak masyarakat yang ingin bekerja sebagai buruh pabrik dengan syarat harus memiliki ijasah SMA. Berkurangnya tingkat pengagguran di Kecamatan Solokan Jeruk juga merupakan hal cukup baik, hal ini menyebabkan cukup terpenuhinya kebutuhan masyarakat dengan adanya pendapatan yang di dapat setiap bulan.

Aktivitas industri yang terjadi di Kecamatan Solokan Jeruk menyebabkan terjadinya penurunan lingkungan masyarakat baik fisik maupun sosial. Namun adanya kesadaran masyarakat tentang pencemaran yang terjadi akibat aktivitas industri dan penurunan lingkungan menyababkan masyarakat berupaya untuk tetap menjaga lingkungannya. Dengan menjaga pola makan dan kesehatan juga meningkatkan jenjang pendidikan minimal SMA adalah upaya masyarakat menjaga lingkungan fisik dan juga sosial untuk dapat bersaing dengan pendatang yang bekerja mencari pekerjaan di bidang industri.


(32)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka terdapat beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dan memberikan saran mengenai lingkungan sekitar kawasan industri sebagai berikut.

1. Dinas dinas terkait hendaknya mensponsori dan melakukan upaya – upaya konservasi air, udara dan tanah di Kecamatan Solokan Jeruk. 2. Perlu adanya penyuluhan tentang lingkungan kepada masyarakatdi

Kecamatan Solokan Jeruk agar masyarakat dapat menyadari pentingnya lingkungan yang baik. Selain itu memberikan juga penyuluhan – penyuluhan tentang penanganan limbah yang sudah masuk ke wilayah Kecamatan Solokan Jeruk.

3. Selain itu hendaknya masyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungannya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat juga kualitas hidup yang lebih baik agar kualitas lingkungan masyarakat tetap terjaga dengan baik.

4. Perlu dilaksanakan uji laboratorium terhadap hasil – hasil pertanian baik yang bersifat nabati maupun hewani agar diketahui bahwa layak konsumsi atau tidak.

5. Perlu melaksanakan pemantauan oleh lembaga – lembaga terkait secara berkala terhadap limbah – limbah yang dihasilkan oleh pabrik – pabrik industri baik melalui UKL, UPL, Amdal maupun secara langsung mengambil sampel dari pabrik – pabrik yang bersangkutan.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachmat, I. 1984. Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi. IKIP : Bandung

Abdurachmat, I dan Maryani, E. 1997. Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi. IKIP : Bandung

Anonim. (2011). Kabupaten Bandung Dalam angka 2011. Kerja Sama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung dengan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung.

Anonim. (2011). Kecamatan Solokan Jeruk Dalam angka 2011. Pemerintah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.

Anonim. (1998). Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Tahun 1997 tentang Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara. Pusat Info Data Indonesia

Anonim. (2008). Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). . Pusat Info Data Indonesia Anonim. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan No 416 Tahun 1990 tentang

Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Pusat info Data Indonesia. Anonim. (1999). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 18 Tahun 1999

Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Pusat info Data Indonesia.

Anonim. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri. Pusat info Data Indonesia.

Anonim. (2005). Persawahan Di Rancaekek Tercemar Limbah Beracun.

www.Pikiran-Rakyat.com

Anonim. (1992). Undang – Undang No 24 Tentang Penataan Ruang. Jakarta : Nuansa Mulia.

Anonim. (1997). Undang – Undang No 23 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Nuansa Mulia.

Anonim. (1982). Undang – Undang No 4 Tentang Pencemaran. Jakarta : Nuansa Mulia.


(34)

Anonim. (1984). Undang – Undang No 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian. Jakarta : Nuansa Mulia.

Anonim. (2012). Undang – Undang Republik Indonesia No 2 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Jakarta : Sinar Grafika

Anonim. (2000). Undang – Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). 2000. Jakarta : Sinar grafika.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.BPS Kabupaten Bandung 2011. Kabupaten bandung Dalam Angka

Daryanto. (2004). Masalah Pencemaran. Bandung : Tarsito

Dharmawan, A. (1984). Aspek – Aspek Dalam Sosiologi Industri. Bandung : Bina Cipta

Entjang, I. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Citra Aditya Abadi.

Ginting, P. (2008). Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri.

Bandung : Yrama Widya.

Hardjowigeno, S. (2007). Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Presindo.

Jayadinata, Johara T. (1986). Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan Wilayah. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Komarudin, (1997). Menelusiri Pembangunan Perumahan dan Permukiman.

Jakarta : Yayasan Real Estate Indonesia – PT Rakasindo.

Miranti, Ermina dalam Economic Review No 209, September 2007. Mancermati kinerja Tekstil Indonesia : Antara Potensi dan Peluang.

http://www.bni.co.id

Mutakin, Awan. (2007). Keragaman dan Perilaku kelingkungan.

Nazir, Moh (2009). Metode Penelitian, Edisi 3. Bogor : Ghalia Indonesia

Pasya Kamil, Gurniwan. (2002). Geografi (Pemahaman Konsep dan Metodologi).

Bandung : Buana Nusantara.

Rafi’I, Suryatna. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa

Razif, M. (2001). Pengolahan Air Minum. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.


(35)

Reksoatmodjo, Tedjo. (2006). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Jakarta : Refika Aditama

Saefuddin. (1998). Udara bersih Sebagai Kebutuhan Makhluk Hidup. Bandung : Angkasa.

Santoso, S. (2001). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : Elek Media Komputido

Singarimbun. (1989). BAB III Metode Penelitian, (http://www.geocities.com) Soemarwoto, Otto. (2007). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta.

Gadjah Mada University Press.

Soeriatmadja, Re. (2000). Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta

Sumaatmadja, N. (1986). Perspektif studi Sosial. Bandung: Alumni Sumaatmadja, N. (1989). Studi Lingkungan Hidup. Bandung : Alumni

Sumaatmadja, N. (1998). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya dan LingkunganHidup. Bandung : CV Alfabeta

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah (dasar metode teknik).

Bandung : Tarsito

Suriawiria, Unus. (1996). Air dalam kehidupan dan lingkungan yang sehat.

Bandung. Alumni

Susilo, Rachmad K. (2008). Sosiolog Lingkungan. Malang : Rajawali Pers Tika, M.P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara Widowati, Wahyu. (2008). Efek Toksik Logam. Jakarta : Andi


(1)

Ermila Novitri, 2013

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

1. Perhitungan Persentase :

Analisis persentase digunakan untuk mengukur kecenderungan jawaban responden. Santoso (2001 : 229) mengemukakaan “untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan digunakan analisis persentase dengan menggunakan formula”. Formula persentase sebagai berikut.

Keterangan P = Persentase

f = Frekuensi setiap kategori jawaban n = seluruh responden

100 = Bilangan konstanta

Jika perhitungan telah selesai dilakukan, maka hasil perhitungan persentase tersebut digunakan untuk mempermudah dalam penafsiran dan pengumpulan data. Adapun kriteria persentase yang digunakan sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Skor

No Prosentase skor Kriteria

1 100 Seluruhnya

2 75 – 99 Sebagaian besar

3 51 – 74 Lebih dari setengahnya

4 50 Setengahnya

5 25 – 49 Kurang dari setengahnya

6 1 – 24 Sebagian kecil

7 0 Tidak ada


(2)

Ermila Novitri, 2013

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kecamatan Solokan Jeruk memiliki lingkungan fisik yang mulai tercemar atau terpengaruh oleh aktivitas industri yang menghasilkan limbah cair, gas dan padat. Air di Kecamatan Solokan Jeruk ada beberapa unsur yang melebihi batas baku mutu namun ketersediaan air cukup. Sementara tanah di Kecamatan Solokan Jeruk mulai terpengaruh limbah padat yang dihasilkan industri dan limbah cair yang diproduksi mempengaruhi area pesawahan milik masyarakat. Sementara udara di Kecamatan Solokan Jeruk berdebu dan kurangnya penghijauan di Kecamatan Solokan Jeruk mengakibatkan daerah sekitar menjadi gersang.

Adanya kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk juga berpengaruh terhadap keadaan masyarakat Kecamatan Solokan Jeruk. Kesehatan masyarakat di Kecamatan Solokan Jeruk tergolong baik, sedangkan pendidikan masyarakat semakin tahun banyak masyarakat yang sekolah hingga jenjang SMA, hal ini karena banyak masyarakat yang ingin bekerja sebagai buruh pabrik dengan syarat harus memiliki ijasah SMA. Berkurangnya tingkat pengagguran di Kecamatan Solokan Jeruk juga merupakan hal cukup baik, hal ini menyebabkan cukup terpenuhinya kebutuhan masyarakat dengan adanya pendapatan yang di dapat setiap bulan.

Aktivitas industri yang terjadi di Kecamatan Solokan Jeruk menyebabkan terjadinya penurunan lingkungan masyarakat baik fisik maupun sosial. Namun adanya kesadaran masyarakat tentang pencemaran yang terjadi akibat aktivitas industri dan penurunan lingkungan menyababkan masyarakat berupaya untuk tetap menjaga lingkungannya. Dengan menjaga pola makan dan kesehatan juga meningkatkan jenjang pendidikan minimal SMA adalah upaya masyarakat menjaga lingkungan fisik dan juga sosial untuk dapat bersaing dengan pendatang yang bekerja mencari pekerjaan di bidang industri.


(3)

Ermila Novitri, 2013

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka terdapat beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dan memberikan saran mengenai lingkungan sekitar kawasan industri sebagai berikut.

1. Dinas dinas terkait hendaknya mensponsori dan melakukan upaya – upaya konservasi air, udara dan tanah di Kecamatan Solokan Jeruk. 2. Perlu adanya penyuluhan tentang lingkungan kepada masyarakatdi

Kecamatan Solokan Jeruk agar masyarakat dapat menyadari pentingnya lingkungan yang baik. Selain itu memberikan juga penyuluhan – penyuluhan tentang penanganan limbah yang sudah masuk ke wilayah Kecamatan Solokan Jeruk.

3. Selain itu hendaknya masyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungannya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat juga kualitas hidup yang lebih baik agar kualitas lingkungan masyarakat tetap terjaga dengan baik.

4. Perlu dilaksanakan uji laboratorium terhadap hasil – hasil pertanian baik yang bersifat nabati maupun hewani agar diketahui bahwa layak konsumsi atau tidak.

5. Perlu melaksanakan pemantauan oleh lembaga – lembaga terkait secara berkala terhadap limbah – limbah yang dihasilkan oleh pabrik – pabrik industri baik melalui UKL, UPL, Amdal maupun secara langsung mengambil sampel dari pabrik – pabrik yang bersangkutan.


(4)

Ermila Novitri, 2013

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachmat, I. 1984. Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi. IKIP : Bandung

Abdurachmat, I dan Maryani, E. 1997. Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi. IKIP : Bandung

Anonim. (2011). Kabupaten Bandung Dalam angka 2011. Kerja Sama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung dengan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung.

Anonim. (2011). Kecamatan Solokan Jeruk Dalam angka 2011. Pemerintah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.

Anonim. (1998). Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Tahun 1997 tentang Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara. Pusat Info Data Indonesia

Anonim. (2008). Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). . Pusat Info Data Indonesia Anonim. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan No 416 Tahun 1990 tentang

Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Pusat info Data Indonesia. Anonim. (1999). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 18 Tahun 1999

Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Pusat info Data Indonesia.

Anonim. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri. Pusat info Data Indonesia.

Anonim. (2005). Persawahan Di Rancaekek Tercemar Limbah Beracun. www.Pikiran-Rakyat.com

Anonim. (1992). Undang – Undang No 24 Tentang Penataan Ruang. Jakarta : Nuansa Mulia.

Anonim. (1997). Undang – Undang No 23 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Nuansa Mulia.

Anonim. (1982). Undang – Undang No 4 Tentang Pencemaran. Jakarta : Nuansa Mulia.


(5)

Ermila Novitri, 2013

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

Anonim. (1984). Undang – Undang No 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian. Jakarta : Nuansa Mulia.

Anonim. (2012). Undang – Undang Republik Indonesia No 2 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Jakarta : Sinar Grafika

Anonim. (2000). Undang – Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). 2000. Jakarta : Sinar grafika.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.BPS Kabupaten Bandung 2011. Kabupaten bandung Dalam Angka

Daryanto. (2004). Masalah Pencemaran. Bandung : Tarsito

Dharmawan, A. (1984). Aspek – Aspek Dalam Sosiologi Industri. Bandung : Bina Cipta

Entjang, I. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Citra Aditya Abadi.

Ginting, P. (2008). Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Bandung : Yrama Widya.

Hardjowigeno, S. (2007). Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Presindo.

Jayadinata, Johara T. (1986). Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan Wilayah. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Komarudin, (1997). Menelusiri Pembangunan Perumahan dan Permukiman. Jakarta : Yayasan Real Estate Indonesia – PT Rakasindo.

Miranti, Ermina dalam Economic Review No 209, September 2007. Mancermati kinerja Tekstil Indonesia : Antara Potensi dan Peluang. http://www.bni.co.id

Mutakin, Awan. (2007). Keragaman dan Perilaku kelingkungan.

Nazir, Moh (2009). Metode Penelitian, Edisi 3. Bogor : Ghalia Indonesia

Pasya Kamil, Gurniwan. (2002). Geografi (Pemahaman Konsep dan Metodologi). Bandung : Buana Nusantara.

Rafi’I, Suryatna. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa

Razif, M. (2001). Pengolahan Air Minum. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.


(6)

Ermila Novitri, 2013

LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

Reksoatmodjo, Tedjo. (2006). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Jakarta : Refika Aditama

Saefuddin. (1998). Udara bersih Sebagai Kebutuhan Makhluk Hidup. Bandung : Angkasa.

Santoso, S. (2001). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : Elek Media Komputido

Singarimbun. (1989). BAB III Metode Penelitian, (http://www.geocities.com) Soemarwoto, Otto. (2007). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta.

Gadjah Mada University Press.

Soeriatmadja, Re. (2000). Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta

Sumaatmadja, N. (1986). Perspektif studi Sosial. Bandung: Alumni Sumaatmadja, N. (1989). Studi Lingkungan Hidup. Bandung : Alumni

Sumaatmadja, N. (1998). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya dan Lingkungan Hidup. Bandung : CV Alfabeta

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah (dasar metode teknik). Bandung : Tarsito

Suriawiria, Unus. (1996). Air dalam kehidupan dan lingkungan yang sehat. Bandung. Alumni

Susilo, Rachmad K. (2008). Sosiolog Lingkungan. Malang : Rajawali Pers Tika, M.P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara Widowati, Wahyu. (2008). Efek Toksik Logam. Jakarta : Andi