DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG.

(1)

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANG

KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Geografi

Oleh Lastri Mulyati

1104185

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

KABUPATEN BANDUNG

Oleh Lastri Mulyati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Lastri Mulyati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

KABUPATEN BANDUNG

Oleh :

LASTRI MULYATI 1104185

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani M.Pd. NIP. 19620512 198703 1 002

Pembimbing II

Bagja Waluya S.Pd., M.Pd. NIP.19721024 200112 1 001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Geografi

Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP.19670812 199702 1 001


(4)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANG

KABUPATEN BANDUNG Oleh :

Lastri Mulyati (1104185)

Kecamatan Katapang adalah salah satu wilayah yang mempunyai peruntukan sebagai kawasan Industri. Keberadaan kawasan industri di Kecamatan Katapang akan memberikan dampak terhadap lingkungan, baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dampak keberadaan kawasan industri terhadap lingkungan fisik dan lingkungan sosial, serta mendeskripsikan upaya masyarakat dan pihak industri dalam menanggulangi dampak terhadap lingkungan di sekitar kawasan industri. Metode yang digunakan yaitu metode deskriftif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 kepala keluarga, yang terbagi ke dalam 3 radius. Analisis data menggunakan persentase, tabulasi silang serta analisis deskriftif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kondisi lingkungan fisik di Kecamatan Katapang sudah mulai tercemar terutama pada jarak 0-500 m, dengan indikasi air sungai dan air sumur yang sudah mulai tercemar, udara yang berdebu dan berasap. Sedangkan untuk kondisi tanah ada sebagian yang sudah mulai tercemar. Keberadaan kawasan industri mempengaruhi kondisi sosial seperti terserapnya masyarakat menjadi pekerja pabrik, tingginya orientasi terhadap pendidikan, pendapatan yang rata-rata sudah mencapai upah minimum kabupaten, serta memiliki fasilitas hidup yang mencukupi. Untuk mengatasi masalah pencemaran yang terjadi, masyarakat melakukan upaya-upaya untuk menjaga lingkungan sekitar, seperti menjaga kebersihan lingkungan serta upaya-upaya dalam menjaga kesehatan, serta beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak industri. berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya upaya dan pengawasan yang dilakukan berbagai pihak baik itu pihak pemerintah, pihak masyarakat, maupun pihak industri.

Kata Kunci : Dampak Kawasan industri, Lingkungan Fisik, Lingkungan Sosial,


(5)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE IMPACT OF EXISTENCE OF INDUSTRIAL ESTATE ON ENVIRONMENT IN KATAPANG DISTRICT, BANDUNG REGENCY

By : Lastri Mulyati

(1104185)

Katapang District is one of the area allocated as an industrial estate. The existence of an industrial estate in Katapang District would have some impact on environment, both physical and social environments. The purposes of this research are to identify the impact of existence of an industrial estate on both physical and social environments and to describe the efforts of both society and industry in overcoming the environmental impact around the industrial estate. The method used was a descriptive method. The research sample consist of 75 households, divided into 3 radius. Data analysis used percentage, cross-tabulation, and descriptive analysis. The results research showed that the condition of physical environment in Katapang District has begun polluted, particularly in a radius of 0-500 m, indicated by rivers and ground water have been poluted, and dusty and smoky air. Meanwhile the condition of soils, some have begun polluted too. The existence of the industrial estate affected social conditions such as the absorption of local people into factory workers, a high orientation to education, incomes that average have reached regency-level minimum wage, and sufficient living facilities. to overcoming that problem, society have done some efforts to conserve surroundings, such as keeping the surroundings clean and efforts of keeping health, and some efforts performed by the industry. Accordingly, some efforts and supervision by relevant parties including the government, society, and industry, are required.

Keywords: Impact of industrial estate, Physical environment, Social


(6)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Kajian Geografi terhadap Industri ... 8

B.Industri ... 9

1. Pengertian Industri ... 9

2. Klasifikasi industri ... 10

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Industri ... 13

4. Kawasan Industri ... 15

C.Lingkungan ... 16

1. Pengertian Lingkungan ... 16

2. Pengelompokan dan Aspek Lingkungan ... 18

D.Dampak Aktivitas Industri Terhadap Lingkungan ... 20

1. Dampak Terhadap Lingkungan Fisik ... 21

2. Dampak Terhadap Lingkungan Sosial ... 28

E. Upaya Menanggulangi Dampak Terhadap Lingkungan ... 33


(7)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.Lokasi Penelitian ... 38

B.Metode Penelitian ... 38

C.Pendekatan Geografi ... 39

D.Populasi dan Sampel ... 40

1. Populasi ... 40

2. Sampel ... 41

E. Variabel Penelitian ... 44

F. Definisi Operasional ... 45

G.Teknik Pengumpulan Data ... 46

H.Alat dan Bahan Pengumpulan Data ... 47

I. Teknik Pengolahan Data ... 48

J. Teknik Analisis Data ... 48

K.Kerangka Pemikiran ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

A.Kondisi Geografis Penelitian ... 52

1. Letak,Luas dan Jarak ... 52

2. Iklim ... 53

3. Tanah ... 53

4. Topografi ... 57

5. Hidrologi ... 57

6. Penggunaan Lahan ... 58

B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 60

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 60

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... 62

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 65

5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 66

C.Hasil Penelitian ... 67

1. Keberadaan Kawasan Industri di Kecamatan Katapang ... 67

2. Dampak Kawasan Industri Terhadapa Lingkungan Fisik ... 70

3. Dampak Kawasan Industri Terhadapa Lingkungan Sosial ... 83


(8)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Pembahasan ... 99

E. Implikasi Peenelitian Terhadap Pembelajaran Geografi ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 115

A.Kesimpulan ... 115

B.Rekomendasi ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 118


(9)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah industri di Kawasan Industri Kecamatan Katapang ... 2

Tabel 1.2 Keadaan Topografi, Ketinggian, dan Keberadaan Wilayah Berdasarkan Desa di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung ... 4

Tabel 2.1 Standar Pencemaran Udara ... 23

Tabel 2.2 Bentuk Bahan Pencemar dari Industri dan Pengaruhnya Terhdap Kesehatan... 23

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Kecamatan Katapang ... 40

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian Setiap Radius ... 42

Tabel 3.3 Skema Hubungan Variabel ... 44

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Persentase/Skor ... 53

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan Katapang ... 52

Tabel 4.2 Luas dan Jenis Tanah di Kecamatan Katapang ... 54

Tabel 4.3 Keadaan Topografi, Ketinggian, dan Keberadaan Wilayah di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung ... 57

Tabel 4.4 Penggunaan Lahan di Kecamatan Katapang Tahun 2014 ... 59

Tabel 4.5 Kategori Kepadatan Penduduk ... 62

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Kecamatan Katapang Berdasarkan Usia Tahun 2014 ... 63

Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kecamatan Katapang ... 65

Tabel 4.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Katapang ... 67

Tabel 4.10 Data Industri di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung ... 68

Tabel 4.11 Jumlah Industri di Kawasan Industri Kecamatan Katapang ... 69

Tabel 4.12 Jenis Industri di Kawasan Industri Kecamatan Katapang ... 69

Tabel 4.13 Uji Emisi Cerobong Industri di Kecamatan Katapang ... 71

Tabel 4.14 Keadaan Udara Ketika Asap dari Cerobong Keluar di Sekitar Kawasan Industri Kecamatan Katapang ... 72


(10)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.15 Frekuensi Keluarnya Asap dari cerobong Asap Industri ... 72

Tabel 4.16 Keadaan Udara di Sekitar Kawasan Industri Berdasarkan Jarak ... 73

Tabel 4.17 Kebisingan di Sekitar Kawasan Industri ... 74

Tabel 4.18 Kualitas Air Sungai yang ada di Kecamatan Katapang ... 76

Tabel 4.19 Sumber Air Penduduk ... 77

Tabel 4.20 Warna Air ... 78

Tabel 4.21 Rasa Air... 79

Tabel 4.22 Bau Air ... 79

Tabel 4.23 Ketersediaan Air di Musim Hujan ... 80

Tabel 4.24 Ketersediaan Air di Musim Kemarau ... 80

Tabel 4.25 Mata Pencaharian ... 83

Tabel 4.26 Tingkat Pendapatan ... 85

Tabel 4.27 Penggunaan Pendapatan ... 86

Tabel 4.28 Jumlah Tanggungan Keluarga ... 87

Tabel 4.29 Tingkat Pendidikan Responden ... 88

Tabel 4.30 Pendidikan Anak Responden ... 89

Tabel 4.31 Rencana Menyekolahkan Anak Berdasarkan Jarak ... 90

Tabel 4.32 Jenis Penyakit yang di Derita Berdasarkan Jarak ... 92

Tabel 4.33 Jenis Rumah Responden Berdasarkan Jarak ... 93

Tabel 4.34 Status Kepemilikan Rumah Berdasarkan Jarak ... 94

Tabel 4.35 Kepemilikan Fasilitas Hidup ... 95

Tabel 4.36 Ketersediaan Jamban Untuk Keluarga ... 97

Tabel 4.37 Saluran Pembuangan Limbah Rumah Tangga ... 98


(11)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Jarak Pengambilan Sampel Responden ... 43

Gambar 3.2 Kerangka Pemikiran ... 51

Gambar 4.1 Diagram Persentase Jenis Tanah di Kecamatan Katapang... 54

Gambar 4.2 Peta Administratif Kecamatan Katapang ... 55

Gambar 4.3 Peta Jenis Tanah Kecamatan Katapang ... 56

Gambar 4.4 Penggunaan Lahan di Kecamatan Katapang ... 59

Gambar 4.5 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Katapang ... 61

Gambar 4.6 Diagram Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kecamatan Katapang ... 66

Gambar 4.7 Kecukupan Pendapatan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Hidup ... 87

Gambar 4.8 Pengetahuan Masyarakat Tentang Kecamatan Katapang Sebagai Kawasan Industri ... 96


(12)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Sektor industri merupakan sektor potensial yang memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara, khususnya negara berkembang. Oleh karena itu sektor-sektor industri kini mulai banyak didirikan di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Sektor industri ini merupakan salah satu sektor yang dianggap mampu membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja yang menganggur dan dapat mendorong pertumbuhan teknologi yang berguna bagi manusia serta dapat memicu pertumbuhan ekonomi di sektor-sektor lain yang saling berkaitan, seperti sektor perdagangan dan jasa. Selain itu menurut Abdurachmat & Maryani (1997, hlm. 27), menyatakan bahwa :

Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting, ia menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia mulai dari makanan, minuman, pakaian dan perlengkapan rumah tangga sampai perumahan dan kebutuhan hidup lainnya.

Awal perkembangan industri di indonesia dimulai pada abad ke 18, kegiatan industri dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang sederhana. Seiring berjalannya waktu, maka kegiatan industri pun mulai menggunakan alat-alat modern dan terus berkembang sampai sekarang. Kemudian munculnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984, tentang perindustrian mendorong agar upaya pembangunan industri perlu dilakukan melalui pembangunan lokasi industri yaitu berupa kawasan industri. Guna mendorong percepatan pembangunan kawasan industri yang dimaksud, kemudian pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2009 tentang Kawasan Industri, dimana setiap perusahaan industri baru setelah diberlakukannya peraturan pemerintah tersebut, wajib masuk dalam kawasan industri.

Kabupaten Bandung memiliki banyak sektor industri baik itu industri besar maupun industri kecil, bahkan Kabupaten Bandung memiliki beberapa kawasan industri, seperti kawasan industri di Rancaekek, Solokanjeruk, Majalaya dan Katapang. Sektor industri ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Bandung. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (DISKOPERINDAG) Kabupaten Bandung, diketahui


(13)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwasanya kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung yaitu sekitar 22,02% dari keseluruhan PRDB Kabupaten Bandung, tentu angka tersebut menunjukan kontribusi yang cukup besar.

Kecamatan Katapang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung, yang merupakan salah satu wilayah yang dijadikan salah satu kawasan industri, seperti yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Tahun 2007 Sampai Tahun 2027, wilayah Kabupaten Bandung dibagi menjadi beberapa wilayah pengembangan, Kecamatan Katapang sendiri masuk ke dalam Wilayah Pengembangan (WP) Soreang, dengan pusat kota Soreang yang meliputi wilayah Kecamatan Soreang, Kutawaringin, Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu dan Katapang. Dimana dalam pasal 106 tentang Program Pengembangan Kecamatan Berdasarkan Fungsi Wilayah Pengembangan bagian a poin ke 4 yang meliputi Pembangunan industri pada zone-zone industri yang ada (infilling) dan diarahkan untuk menjadi kawasan industri. Untuk Kecamatan Katapang peruntukan kawasan industri luasnya yaitu ± 283,29 ha dari luas keseluruhan Kecamatan 1.519,60 ha. Pada tahun 2014, jumlah industri yang ada di Kawasan industri Kecamatan Katapang sejumlah 74 industri yang terdiri dari industri menengah dan industri besar yang berada di 3 desa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Jumlah Industri di Kawasan Industri Kecamatan Katapang

No Desa Jumlah Industri

1 Cilampeni 45

2 Pangauban 27

3 Katapang 2

Jumlah 74

Sumber : Data Kecamatan Katapang dan Diskoperindag Kab. Bandung, 2014

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwasanya kawasan industri di Kecamatan Katapang meliputi 3 desa yaitu Desa Cilampeni, Desa Pangauban, dan Desa Katapang, lebih dari setengahnya berada di Desa Cilampeni.


(14)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tujuan dari adanya penataan ruang di Kabupaten Bandung yaitu untuk mencapai optimalisasi dan sinergi pemanfaatan sumber daya secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan ketahanan nasional, menciptakan keserasian dan keseimbangan antara lingkungan dan sebaran kegiatan, meningkatkan daya guna lahan hasil guna pelayanan atas pengembangan dan pengelolaan ruang, mewujudkan keseimbangan dan keserasian perkembangan antar bagian wilayah kota serta antar sektor dalam rangka mendorong pelaksanaan otonomi daerah dan untuk mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan. Tujuan dari penataan ruang tersebut memang sangat ideal, tetapi dalam kenyataanya setiap pembangunan akan selalu menimbulkan dampak, tidak hanya dampak positif saja tetapi juga ada dampak negatif, seperti halnya dalam pembangunan sebuah kawasan industri. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Salim, (1981, hlm. 179),bahwa :

Dengan adanya proyek pembangunan industri perlu diperhitungkan dampak industri ini kepada parameter yang dianggap penting, seperti parameter fisik seperti keadaan air, udara, biologi, tanah dan lain-lain, dan parameter sosial, seperti keadaan soaial ekonomi, adat tradisi, sistem nilai masyaraktat dan lain-lain.

Penetapan Kecamatan Katapang sebagai Kawasan industri pun tentu akan membawa dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut peraturan menteri perindutrian No 35 tahun 2010 tentang pedoman teknis kawasan industri dinyatakan bahwa ada beberapa kriteria dalam penentuan lokasi kawasan industri, diantaranya adalah bahwasanya jarak terhadap pemukiman minimal 2 Km, kemudian peruntukan lahan, merupakan lahan non pertanian, non pemukiman dan non konservasi. Tetapi pada kenyataaannya di Kecamtan Katapang banyak sekali pemukiman yang jaraknya sangat dekat (< 2 Km) dengan kawasan industri, selain itu lahan yang dijadikan kawasan industri pada awalnya adalah lahan pertanian sawah. Ini tentu akan membawakan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Sedangkan untuk kriteria lainnya seperti jarak ke pusat kota minimal 10 Km, jaringan jalan arteri primer, topografi maximal 5% dan kriteria lainnya sudah memenuhi syarat.


(15)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada awalnya Kecamatan Katapang adalah daerah pertanian yang sangat subur, yang didukung dengan topografi wilayahnya, yang dapat kita lihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Keadaan Topografi, Ketinggian, dan Keberadaan Wilayah di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung.

NO Nama Desa

Letak Geografis Desa/Kelurahan Topografi Ketinggian

(Mdpl) Keberadaan Wilayah 1 Gandasari Dataran 662-668 Luar Kawasan Hutan 2 Katapang Dataran 658-658 Luar Kawasan Hutan 3 Cilampeni Dataran 661-667 Luar Kawasan Hutan 4 Pangauban Dataran 664-668 Luar Kawasan Hutan 5 Banyusari Dataran 660-667 Luar Kawasan Hutan 6 Sangkan hurip Dataran 666-669 Luar Kawasan Hutan 7 Sukamukti Dataran 669-671 Luar Kawasan Hutan

Sumber : Pete Rupabumi Lembar Sorenag dan Lembar Bandung & kecamatan Katapang dalam Angka 2014.

Dari tabel 1.2 Dapat dilihat bahwa semua desa di Kecamatan Katapang memiliki topografi berupa dataran dengan ketinggian 662-671 mdpl, sehingga sangat cocok digunakan untuk berbagai penggunaan lahan, seperti yang pada awalnya Kecamatan Katapang digunakan untuk wilayah pertanian, dan saat ini dijadikan kawasan industri.

Dampak positif terhadap masyarakat dari adanya kawasan industri di Kecamatan Katapang adalah tersedianya lapangan kerja di sektor industri, adanya peningkatan pendapatan masyarakat dan keberagaman sektor pekerjaan dibidang perdagangan dan jasa. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh singgih dalam Kusuma (2012, hlm. 4) menyatakan bahwa :

Dengan dibukanya lapangan kerja pada suatu industri yang besar sifatnya mengakibatkan terbukanya kesempatan baru baik yang langsung diakibatkan oleh industri misalnya terbukanya kesempatan kerja baru, yang akan dipekerjakan sebagai karyawan di unit usaha baru tersebut, dan akibat lain yang bersifat tidak langsung misalnya, kesempatan dalam usaha-usaha ekonomi bebas.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa adanya industri di suatu wilayah maka akan menimbulkan atau mendorong berkembangnya usaha-usaha


(16)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain seperti adanya warung, penyewaan rumah, angkutan umum dan penyedia jasa lainnya yang mendukung untuk berdiri di sekitar kawasan industri. hal itu merupakan salah satu dampak positif bagi masyarakat. Adapun untuk dampak negatif lebih mengarah pada lingkungan fisik, seperti adanya pencemaran dan limbah yang dihasilkan oleh industri yang akan berpengaruh terhadap kondisi udara, kondisi air, dan kondisi tanah. Seperti halnya yang terjadi di kawasan industri Rancaekek dan kawasan industri Solokanjeruk. Maka tidak menutup kemungkinan wilayah lain yang terdapat kawasan industri memiliki kondisi yang sama.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai dampak keberadaan kawasan industri yang ada di Kecamatan Katapang, terhadap lingkungan, baik itu lingkungan fisik, maupun lingkungan sosial masyarakat, dan upaya masyarakat dan pihak pabrik dalam mengatasi permasalahan itu. Sehingga penulis menuangkannya dalam judul Dampak Keberadaan Kawasan Industri Terhadap Lingkungan di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung”

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana dampak keberadaan kawasan industri terhadap lingkungan fisik di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung ?

2. Bagaimana dampak keberadaan kawasan industri terhadap lingkungan sosial di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung ?

3. Bagaimana upaya masyarakat dan pihak industri dalam menanggulangi dampak yang terjadi terhadap lingkungan di sekitar kawasan industri di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalalah :

1. Mengidentifikasi dampak keberadaan kawasan industri terhadap lingkungan fisik di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.


(17)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengidentifikasi dampak keberadaan kawasan industri terhadap lingkungan sosial di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung.

3. Mendeskripsikan upaya masyarakat dan pihak industri dalam menanggulangi dampak yang terjadi terhadap lingkungan di sekitar kawasan industri di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman untuk mengaplikasikan toeri dan konsep geografi terhadap objek kajian dilapangan. Terutama mengenai dampak kawasan industri dan lingkungan

2. Bagi masyarakat setempat, sebagai bahan evaluasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi dari adanya kawasan industri, sehingga bisa lebih baik kedepannya.

3. Bagi pemerintah setempat, sebagai bahan evaluasi agar dapat terus memantau dan memperhatikan lingkungan sekitar kawasan industri agar tetap terjaga, sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan baik bagi lingkungan fisik maupun lingkungan sosial atau masyarakat disekitarnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi atau pengembangan teori khususnya mengenai dampak kebradaan kawasan industri terhadap lingkungan.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan Skripsi ini mengacu pada sistematika penulisan skripsi pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2014/2015. Adapun struktur organisasi skripsi ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab I, berisi uraian mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.


(18)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab II, berisi uraian mengenai tinjauan pustaka yang didalamnya terdapat teori-teori yang mendukung penelitian. Pada penelitian ini tinjauan pustakanya berisi tentang kajian geografi terhadap industri, menjelaskan tentang industri dan kawasan industri, kemudian mengenai pengelompokan dan aspek lingkungan, dampak Keberadaan industri terhadap lingkungan, serta upaya-upaya menjaga lingkungan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III, berisi uraian mengenai metodologi penelitian, yang didalamnya terdapat metode penelitian, pendekatan geografi yang digunakan, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, alat dan bahan pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan kerangka pemikiran.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab IV, menguraikan mengenai pembahasan hasil penilitian, yang didalamnya terdapat kondisi umum, yang menguraikan bagaimana kondisi geografis dan kondisi sosial wilayah penelitian serta hasil penelitian dan pembahasan mengenai dampak kawasan industri terhadap lingkungan fisik dan lingkungan sosial, upaya masyarakat dan pihak Industri dalam menaggulangi dampak sebagai upaya menjaga lingkungan sekitar kawasan industri, serta implikasi penelitian terhadap pembelajaran geografi.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab V, menguraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan rekomendasi untuk berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian.


(19)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Katapang yang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung yang menjadi lokasi salah satu kawasan industri yang ada di Kabupaten Bandung. Berdasarkan Data Monografi Kecamatan Katapang tahun 2014, Kecamatan Katapang berada pada koordinat 107o32’00” BT - 107o35’30” BT dan 6o58’30”LS- 7o02’30” LS yang berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Margahayu dan Kecamatan Margaasih Sebelah Selatan : Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Cangkuang Sebelah Barat : Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Soreang Sebelah Timur : Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Baleendah

Kecamatan Katapang terdiri dari 7 desa yaitu Desa Gandasari, Desa Katapang, Desa Cilampeni, Desa Pangauban, Desa Banyusari, Desa Sangkanhurip, dan Desa Sukamukti. Adapun wilayah yang menjadi kawasan industri meliputi Desa Cilampeni, Desa, Pangauban, Dan Desa Katapang. Adapun luas dari wilayah Kecamatan Katapang adalah 1.519,60 Ha dan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 3 Tahun 2008, luas wilayah yang diperuntukan untuk kawasan industri yaitu ± 283,29 ha.

B.Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Tika (2005, hlm. 4) metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapakan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.

Menurut Surkahmad (1994, hlm. 139) “Metode deskriptif yaitu metode yang

mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, dan hubungan antara fenomena yang ada di daerah penelitian. Penelitian deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada


(20)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data, dan penyusunan data. Kemudian menurut Sudjana (2004, hlm.

64), menyatakan bahwa “Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang

berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat

sekarang”. Dengan kata lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau

memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan.

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapakan kondisi aktual dari dampak adanya kawasan industri terhadap lingkungan di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan sosial serta mendeskripsikan upaya masyarakat disekitar kawasan industri dalam menjaga lingkungan dan mengatasi permasalahan yang ada.

C.Pendekatan Geografi

Menurut Amsyari (1981, hlm. 63) bahwa “Pendekatan adalah bentuk-bentuk

cara berpikir dalam usaha memecahkan problema tertentu”. Sedangkan

pendekatan geografi adalah cara pandang yang digunakan dalam ilmu geografi untuk menelaah suatu masalah dalam ruang lingkup geografi.

Di dalam geografi terpadu (Integrated Geography) untuk mendekatkan atau menghampiri masalah dalam geografi digunakan bermacam-macam pendekatan yaitu: pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan kewilayahan.

Pendekatan geografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kelingkungan atau Pendekatan Ekologi, yaitu merupakan pendekatan yang diarahkan kepada hubungan manusia sebagai mahluk hidup dengan lingkungan

alam. Menurut Sumaatmadja (1988, hlm. 83) mengemukakan bahwa “ pendekatan

ekologi dapat mengungkapkan masalah hubungan penyebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Kemudian Amsyari (1981, hlm. 63) mengemukakan bahwa :

Pendekatan ekologi ini pada dasarnya setiap usaha untuk mengatasi problema hidup baik secara individual atau pun bersama-sama selama usaha itu bertitik tolak kepada pemikiran untuk menuju terbentuknya suatu ekosistem yang harmonis dan stabil. Contohnya fenomena banjir, peledakan penduduk dan masalah pencemaran.


(21)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pendapat Sumaatmadja dan Amsyari, maka sangatlah tepat bila peneltian ini menggunakan pendekatan kelingkungan atau pendekatan ekologi, karena penelitian ini akan membahas mengenai dampak dari adanya aktivitas kawasan industri terhadap lingkungan, baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, serta bagaimana upaya masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar kawasan industri.

D.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Arikunto (2006, hlm. 130) mengemukakan bahwa populasi adalah seluruh subjek penelitian. Kemudian menurut Tika (2005, hlm. 24) menyatakan

bahwa “Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas

atau tidak terbatas”. Dengan demikian populasi merupakan kumpulan individu atau objek baik berupa mahluk hidup, wilayah atau fenomena yang akan diteliti.

Menurut Sugiyono (2002, hlm. 55) menyatakan bahwa “ Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh wilayah Kecamatan Katapang dan Masyarakat di Kecamatan Katapang. Populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung

NO Desa

Penduduk

Jumlah Jumlah KK

Luas Wilayah

(Ha) Laki-laki

Perem-puan

1 Gandasari 8.666 8.337 17.044 4.223 160,40

2 Katapang 7.854 7.435 15.288 3.696 216,90

3 Cilampeni 11.743 10.967 22.710 5.352 207,90 4 Pangauban 8.160 7.973 16.133 3.506 155,20

5 Banyusari 4.004 3.840 7.845 2.184 169,20

6 Sangkanhurip 14.125 13.374 27.500 7.758 307,00 7 Sukamukti 7.441 7.074 14.516 3.548 303,00 Jumlah 60.430 59.041 121.035 31.665 1,519.60


(22)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Kecamatan Katapang dalam angka 2014 dan monografi Kecamatan 2014.

2. Sampel

Menurut Riduwan dan Akdon (2010, hlm. 253) bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Kemudian menurut menurut Sugiyono (2002, hlm. 139)

mengemukakan bahwa “sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini di bagi menjadi 2 yaitu :

a. Sampel Wilayah

Sampel wilayah pada penelitian ini adalah wilayah sekitar kawasan industri pada Radius 0-500 m, >500 – 1 Km, dan > 1Km di Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung

b. Sampel Manusia

Jumlah sampel manusia dalam penelitian ini jumlahnya ditentukan dengan menggunakan rumus Dixon dan B. Leach dalam Tika (2005, hlm. 25). Dengan perhitungan sebagai berikut :

1) Menentukan Persentase Karakteristik

� = �ℎ �� � �ℎ � ���� � %

� = .. � %

� = , %

2) Menentukan Variabilitas

� = √� − �

� = √ , − ,

� = √ , ,

� = √ ,

� = ,

3) Menentukan Jumlah Sampel


(23)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= [ , � , ]2

= [ , ]2

= ,

Keterangan : n = jumlah sampel

z = tingkat kepercayaan 95% dilihat dalam tabel z hasilnya 1,96 v = variabel yang diperoleh dari rumus variabilitas

c = batas kepercayaan dalam penelitian ini diambil 10% 4) Menentukan Jumlah Sampel yang Dikoreksi

�′ =

+[]

�′ = ,

+[ ., ]

�′ = , ,

�′ = , . Dibulatkan menjadi 75

Keterangan :

N’= jumlah sampel yang telah dikoreksi

n = jumlah sampel yang dihitung N = Jumlah Populasi (kepala Keluarga)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka di dapat jumlah sampel sebanyak 75 orang dengan menggunakan teknik sampel rute acak (Random Routes Sampling) berdasarkan nomor rumah ganjil (1,3,5,7 dst). Karena pengambilan sampel berdasarkan jarak yaitu Radius I : 0-500 m, Radius II : >500 – 1 Km, Radius III > 1 Km. Maka pengambilan sampel dibagi rata pada masing-masing Radius, sehingga jumlah sampel pada masing masing radius dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Penelitian Setiap Radius


(24)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

Masyarakat Kecamatan Katapang

Radius I : 0-500 m 25

Radius II : 500 m-1 Km 25 Radius III : >1 Km 25

Jumlah 75


(25)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(26)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (1998, hlm. 99) “ Variabel adalah objek penelitian atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dua variabel utama yaitu variabel bebas/independent (X) dan variabel terikat/dependent (Y).

1. Variabel Bebas (X) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat.

2. Variabeel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Berikut ini dapat dilihat skema hubungan variabelnya, yang terdapat pada tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3

Skema Hubungan Variabel

Variabel X (variabel bebas) Variabel Y (variabel terikat)

Keberadaan Kawasan industri :

1. Jumlah Industri 2. Jenis Industri 3. Jenis Limbah 4. Jumlah pekerja 5. Jarak

Dampak Terhadap Lingkungan : 1. Lingkungan Fisik

a. Kondisi Udara b. Kondisi Air c. Kondisi Tanah 2. Lingkungan Sosial

a. Mata Pencaharian b. Pendapatan b.Pendidikan c. Kesehatan

e.Kondisi Rumah dan Kepemilikan Fasilitas Hidup


(27)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Definisi Operasional

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANG KABUPATEN BANDUNG

1. Dampak

Menurut Soemarwoto, (2007, hlm. 38) dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah ( fisik dan kimia) maupun aktivitas pembangunan yang dilakukan manusia. Dampak dalam penelitian ini diarahkan pada dampak dari keberadaan kawasan industri yang beraktivitas terhadap lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

a. Dampak Terhadap Lingkungan Fisik

Adanya kawasan industri disuatu wilayah, besar kecilnya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan fisik.

Lingkungan fisik menurut Pasya (2006, hlm. 1) lingkungan fisik berupa benda-benda mati dan lingkungan hayati berupa mahluk hidup yang lain, lingkungan fisik dan lingkungan hayati disebut lingkungan alam. Lingkungan fisik terdiri dari air, tanah, udara dan batuan sebagai sumber kehidupan bagi umat manusia. Kondisi fisik dalam penelitian ini lebih ditekankan pada dampak terhadap kondisi lingkungan fisik tetapi yang dampaknya dirasakan oleh masyarakat. Maka dampak terhadap lingkungan fisik yang dijadikan parameter dalam penelitian ini adalah :

1) Kondisi Udara 2) Kondisi Air 3) Kondisi Tanah

b. Dampak Terhadap Lingkungan Sosial

Dampak terhadap lingkungan sosial dalam penelitian ini mencakup beberapa indikator. kondisi sosial yang dimaksud disisni adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, terutama dalam kaitannya untuk mencapai kesejahteraan. Dalam penelitian ini indikator yang diambil yaitu :

1) Mata Pencaharian 2) Pendapatan


(28)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3) Pendidikan

4) Kesehatan

5) Kondisi Rumah dan Kepemilikan Fasilitas Hidup.

2. Keberadaan Kawasan Industri

Keberadaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberadaan kawasan industri yang berkembang dan melakukan aktivitas perindustrian di Kecamatan Katapang yang merupakan kawasan industri. keberadaan kawasan industri dalam penelitian ini dilihat dari aspek jumlah industri, jenis industri dan jenis limbah dan jarak.

3. Kecamatan Katapang

Kecamatan Katapang adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung yang menjadi salah satu tempat kawasan industri di Kabupaten Bandung.

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi lapangan

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara siatematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada obyek penelitian (Tika 2005, hlm. 44). Data yang di cari melalui observasi dalam penelitian ini yaitu mengenai dampak terhadap lingkungan fisik dan upaya masyarakat menjaga lingkungan.

2. Wawancara

Menurut Riduwan dan Akdon (2010, hlm. 56) mengemukakan bahwa

“wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”. Teknik ini digunakan untuk membantu dan melengkapi data yang tidak dapat diungkap melalui teknik observasi, data ini diperoleh dengan cara komunikasi langsung dengan masyarakat di Kecamatan Katapang. Wawancara ini harus berpedoman pada instrumen yang telah disiapkan baik itu dalam bentuk ceklist ataupun kuisioner.


(29)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Studi dokumentasi

Data sekunder adalah data yang di peroleh dariseorang peneliti tidak secara langsung dari subyek/obyek yang diteliti, akan tetapi melalui pihak instansi-instansi/ lembaga-lembaga yang terkait, perpustakaan, arsip, perseorangan dan sebagainya (Tika 2005, hlm. 60).

4. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data-data tambahan atau informasi dari berbagai sumber yang valid. Studi literatur dilakukan untuk membantu penulis dalam membangun pemahaman, terhadap objek penelitian yang sedang diteliti. Studi literatur dapat dilakukan dari buku-buku sumber, maupun hasil-hasil penelitian peneliti lain, baik berupa jurnal, skripsi, thesis maupun disertasi.

H.Alat dan Bahan Pengumpulan Data 1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Instrumen

b. Alat Tulis c. Kamera d. Laptop e. Kompas

f. Kertas LaKmus (untuk menghitung ph air dan tanah) g. GPS

h. Software Mapinfo 10.5

2. Bahan Penelitian

a. Peta Rupabumi skala 1: 25.000 lembar 1208-633 Soreang dan Petarupabumi skala 1: 25.000 lembar 1209-311 Bandung

b. Basemap Jenis tanah Jawa Barat dan basemap geologi Jawa Barat

c. Data dari berbagai instansi yang berkaitan dengan penelitian, seperti data tentang kualitas air dan udara dari BPLH kabupaten Bandung, data


(30)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

monografi Kecamatan Katapang, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung, dan BPS.

d. Sumber atau buku-buku yang relevan, yang digunakan sebagai bahan informasi sekunder penelitian.

I. Teknik Pengolahan Data

Pengelolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Pengolahan data meliputi kegiatan berikut:

1. Tahap Persiapan

Langkah ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan data yang telah didapatkan di lapangan untuk diolah lebih lanjut. Pengecekan kembali data merupakan langkah awal dalam tahap persiapan. Setelah dilakukan pengecekan ulang, selanjutnya menyusun data-data dengan rapih sehingga dapat memudahkan peneliti untuk memilih data yang akan digunakan.

2. Pengeditan (Editing)

Editing adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data yang terkumpul tidak logis dan meragukan. Tujuan lain dari editing yaitu untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada administratif di lapangan serta bersifat evaluasi dan korelasi.

3. Tabulasi Data

Tabulasi data merupakan langkah yang dilakukan setelah tahap editing Tabulasi data dilakukan dengan melakukan penyusunan data dan analisis data ke dalam bentuk tabel dengan kategori yang telah ditentukan.

4. Interpretasi Data

Langkah ini dilakukan dalam rangka mendeskripsikan data yang telah diperoleh, yang didalamnya terdapat proses menghitung frekuensi jawaban/data, memvisualkan data dalam bentuk tabel, membuat analisis sesuai dengan teknik analisis dan dipakai serta menfsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian.


(31)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sumaatmadja (1998, hlm. 114), bahwa “Analisis data merupakan pengolahan dan interpretasi untuk menguji kebenaran hipotesis dan untuk menarik kesimpulan hasil penelitian. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Perhitungan Persentase

Keterangan :

P = besarnya persentase hasil penelitian f = frekuensi jawaban

n = jumlah seluruh responden 100 % = bilangan konstanta

Angka yang dikorelasikan ke dalam rumus diatas adalah angka dari data yang diperoleh dari responden atas pertanyaan yang diajukan. Kriteria penjabaran nilai persentase dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Persentase/Skor

Sumber : Santoso 2001 2. Analisis Tabulasi Silang

Persentase Skor Kriteria

100% Seluruhnya

75% - 99% Sebagian besar

51% - 74% Lebih dari setengahnya

50 % Setengahnya

25% - 49% Kurang dari setengahnya

1% - 24% Sebagian kecil

0% Tidak ada

P% = f x 100% n


(32)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Tika (2005, hlm. 74) mengemukakan bahwa “tabel analisis (talk

tabel) adalah tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah dianalisis dan

dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan”. Jenis analisis tabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tabel silang. Tabel silang dibuat dengan cara memecah lebih lanjut setiap kesatuan data dalam setiap kategori menjadi dua subsekwen. Pemecahan kesatuan data menjadi sub kesatuan tergantung pada tujuan serta pemecahan masalah yang diinginkan dalam penelitian. Analisis tabel silang (crosstabulation) merupakan salah satu analisis korelasional yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel.

3. Analisis Deskriptif

Menurut Tika (2005, hlm. 116) dalam bidang geografi, analisis secara deskriftif sangat diperlukan. Analisis secara deskriptif penting untuk menjelaskan data, dalam geografi sosial maupun geografi fisik.

Analisis deskriptif adalah analisis yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan gejala yang nampak di daerah penelitiannya serta kondisi dari keadaan masalah yang diteliti mulai dari mengolah, menginterpretasikan data dan informasi lain dengan data yang dianalisis yang berskala dari literatur dan hasil observasi di lapangan.


(33)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

K.Kerangka Pemikiran

Kondisi Geografis : 1. Letak dan Luas 2. Iklim

3. Geologi 4. Tanah 5. Morfologi 6. Hidrologi

7. Penggunaan Lahan

Kondisi kondisi Sosial : 1. Jumlah dan Kepadatan

penduduk

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia 3. Komposisi Penduduk

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 5. Komposisi Penduduk

berdasarkan mata Pencaharian Kawasan Industri di Kecamatan Katapang Dampak

Lingkungan Fisik Lingkungan Sosial

Kondisi Udara Kondisi Air Kondisi Tanah 1. Pendapatan 2. Mata Pencaharian 3. Pendidikan 4. Kesehatan

5. Kondisi Rumah dan Kepemilikan fasilits hidup

1. Emisi Cerobong 2. Udara Ambien

- Berdebu, agak berdebu, tidak berdebu

- Berasap, tidak berasap agak berasap

- Bau udara

1. Air Sungai

2. Air yang digunakan Masyarakat (Sumur, PDAM, sumber lainnya)

Upaya Masyarakat dan Pihak Industri Menanggulangi dampak


(34)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kerangka Pemikiran


(35)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan.

1. Dampak keberadaan kawasan industri terhadap lingkungan fisik dapat dirasakan langsung oleh masyarakat yang lingkungan tempat tinggalnya berjarak yang berjarak 0 – 500 m dari kawasan industri semntara jarak >500 m

– 1Km dan > 1 Km hampir tidak berdampak. Dilihat berdasarkan kondisi udara, maka semakin jauh jarak dari kawasan industri maka keadaan udara semakin baik, tidak berdebu, tidak berasap dan tidak berbau. Kondisi air, semakin jauh dari kawasan industri maka kondisi air semakin baik dilihat dari warna air, rasa air, bau air, dan ketersediaan air di musim hujan dan musim kemarau. Walaupun pada jarak >500 m – 1Km dan > 1 Km ada sebagian yang airnya berwarna keruh kuning, tetapi itu bukan disebabkan oleh pencemran dari kawasan industri, itu disebabkan karena lahan yang dijadikan sumur merupakan lahan bekas sawah. Sementara untuk kondisi tanah di Kecamatan Katapang, yang digunakan untuk lahan pertanian kondisinya masih baik belum tercemar oleh limbah industri, sehingga masih subur dan bisa ditanami, tetapi sebagian ada yang sudah mulai tercemar.

2. Dampak kawasan industri terhadap lingkungan sosial, dinilai berdasarkan indikator mata pencaharian, pendapatan, pendidikan, kesehatan, serta kondisi rumah dan kepemilikan fasilitas hidup. Keberadaan Kawasan industri mempengaruhi mata pencaharian penduduk, berdasarkan penelitian, sebagian besar, bermata pencahaharian sebagai pekerja pabrik dan diikuti dengan bidang lainnya seperti pedagang-pedagang yang menyediakan kebutuhan para pekerja pabrik terutama makanan dan pakaian, kemudian jasa supir angkot, ojeg, dan becak sebagai penyedia jasa transportasi yang memudahkan mobilitas para pekerja pabrik serta pekerjaan lainnya. Mata pencaharian akan secara langsung mempengaruhi pendapatan, Adapun pendapatan dari Penduduk Kecamatan sebagian besar pendapatannya sudah mencapai Upah Minimum Kabupaten (UMK).Tngkat pendapatan dan pendidikan orang tua memepengaruhi pemikiran mengenai pentingya pendidikan. Di Kecamatan Katapang


(36)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan penduduk mengenai pendidikan anak sudah tinggi karena rata-oranta paling rendah orang rua menyekolahkan anaknya sampai SMA. dampak keberadaan kawasn industri terhadap kesehatan yaitu adanya beberapa responden yang mengidap penyakit pernafasan, penyakit kulit, diare dan penyakit lainnya. Kemudin kondisi rumah penduduk sudah cukup baik yaitu 84 % rumah berjenis permanen dan 16 % berjenis semi permanen. Serta masyarakat sudah bisa memenuhi kebutuhan sekundernya dengan memiliki fasilitas-fasilitas hidup seperti, mobil, motor,dan peralatan elektronik lainnya. 3. Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Katapang mempunyai tingakat

kesadaran yang cukup baik, untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, diantaranya, dengan menyediakan tempat sampah di halaman rumah, rutin membersihkan lingkungan sekitar bahkan secara berkala mengadakan gotong royong dengan warga lainnya untuk menjaga kebersihan lingkungan. sementara upaya masyarakat untuk mengatasi udara yang berdebu diantaranya yaitu dengan menyemprotkan air, agar udara tidak berdebu, dan untuk mensiasati air yang keruh masyarakat biasanya menyaring air tersebut terlebih dahulu atau membiarkan air tersebut terlebih dahulu sebelum dipakai untuk keperluan sehari-hari kecuali untuk memasak dan air minum. Kebersihan lingkungan erat kaitannya dengan kesehatan, selain menjaga lingkungan sekitar masyarakat juga melakukan upaya lainnya yaitu berolahraga, mengkonsumsi vitamin, memakan makanan bergizi, menjaga kebersihan diri dan menjaga kebersihan rumah. Adapun uapaya dari pihak industri adalah menyediakan saluran air bersih dan biaya pemeliharaan pada setiap RW.

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan beberapa rekomendasi yang bisa dipertimbangkan pelaksanaanya berkenaan dengan masalah dampak keberadaan kawasan industri terhadap lingkungan di Kecamatan Katapang. Berikut rekomendasinya :

1. Bagi para pelaku industri, hendaknya melaksanakan ketentuan-ketentuan pokok mengenai lingkungan hidup dan pengembangan industri yang berwawasan lingkungan. Untuk industri yang menghasilkan limbah cair berbahaya, hendaknya limbah tersebut dibuang setelah melalui proses instalasi


(37)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan air limbah, sehingga airnya tidak menceemari lingkungan dan Sungai

2. Bagi pemerintah, hendaknya melakukan pengawasan yang ketat terhadap industri-industri yang ada di kawasan industri Kecamatann Katapang sertamenindak dengan tegas usaha-usaha yang mengarah pada kerusakan maupun pencemaran lingkungan.

3. Bagi penduduk sekitar hendaknya, ikut menegur atau melaporkan kepada pihak-pihak tertentu,baik pada perangkat desa, perangkat kecamatan maupun langsung kepada BPLH Kabuptaen Bandung, dan untuk mengurangi pencemaran yang terjadi masyarakat hendaknya juga melakukan upaya – upaya kecil yang bisa dilakukan secara sederhana, seperti membuat apotik hidup di halaman rumah.

4. Bagi peneliti selanjutanya, agar meneliti lebih jauh mengenai dampak kawasan industri terhadap kualitas lingkungan, dengan analisis yang berbeda yang menunjukan besar kecilnya pengaruh terhadap lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekitar kawasan industri.


(38)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, Idris dan Maryani, E .1997.geografi ekonomi. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi, FPIPS IKIP Bandung.

Agestina, Gina Yuniar. (2012). Penyerapan Tenaga Kerja Penduduk Setempat Pada Industri Garmen di Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka. Skripsi pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Amsyari, Fuad. (1981). Prinsip – Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Anonim. Hand Out Pendidikan Lingkungan Hidup.

Arikunto. Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta :Rineka Cipta.

Ashmadi & Suharno. (2012). Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung. (2014) Kabupaten Bandung Dalam Angka 2014.

Arsyad, Sitanala. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Penerbit IPB Press. Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Katapang. Kecamatan Katapang Dalam

Angka 2014.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indosnesia.

Dharmawan, A. (1984). Aspek - Aspek dalam sosiologi Industri. Bandung : Bina Cipta.

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung (Diskoperindag).

Daryanto. (2004). Masalah Pencemaran. Bandung : Tarsito.

Djamari. (1975). Beberapa Asfek Geografi Industri. Bandung : Jurusan pendidikan geografi FPIPS-IKIP Bandung.

Djojodipuro, Marsudi. (1992). Teori Lokasi. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI. Entjang, I. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Citra Aditya Abadi.

Hardjowigeno, Sarwono. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo. Hartanto. (1985). Menumbuhkan pohon industri dan ketersediaannya. Jakarta :


(39)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 51 Tahun 1999.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48/MenLH/ll/l996.

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pu-Cipta Karya) Republik Indonesia.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Menganai Istilah Kawasan Industri. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Tahun 1997. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1407 Tahun 2002.

Keputusan Presiden No 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri.

Komarudin. (1997). Dinamika Kehidupan. Yogyakarta : University Perss.

Kusuma, Lissa Dahnian J. (2012). Studi Komparasi Tingkat Kesejahteraan Buruh Pabrik Tekstil Asal Bandung dan Pendatang di Bandung Kulon. Skripsi pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan. Martuti, Nana Karida Tri. (2013). Peranan Tanaman Terhadap Pencemaran

Udara Di Jalan Protokol Kota Semarang. Biosaintifika 5 (1) (2013).

Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Persfektif Pembangunan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Novitri, Ermilia. (2013). Lingkungan Sekitar Kawasan Industri di Kecamatan Solokanjeruk Kecamatan Kabupaten Bandung. Skripsi pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Pangastuti, Arini Woro. (2011). Eksistensi Industri Gula Merah di Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta. Skripsi pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Pasya, Gurniwan Kamil. (2006). Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung : Buana Nusantara.

Paul. (1992). Tingkat Kesejaahteraan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Peraturan Mentri Perindustrian tentang pedoman Teknis Kawasan Industri. Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2009 tentang Kawasan Industri.

Peraturan Pemerintah RI No 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.


(40)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4518/Un40/Hk/2014. 2014. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun Akademik 2014/2015. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Rafi’i Suryatna. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa.

Rahmadi, Takdir. (2012). Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.

Radian, Deni. (2014). Dampak Pengolahan Batu Andesit Terhadap Kondisi Lingkungan di Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka. Skripsi pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Ramadhian, Ivan Nur. (2012). Pengaruh Budidaya California ( Callina IPB-9) Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Ciwaringin Kecamatan Lemahabang kabupaten Karawang. Skripsi pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Ramita, Nindya dan Rudi Laksmono. (2011). Pengaruh Kebisingan Dari Aktifitas Bandara Internasional Juanda Surabaya. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1.

Riduwan & Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.

Santoso, S. (2001). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : Elek Media Komputindo.

Siahaan, N.H.T. (2004). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta : Erlangga.

Salim, Emil. (1981). Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Mutiara. Sinaga, Hendrawan. (1993). Ekonomi Indonesia. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI. Soemarwoto, Otto. (2007). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Sudjana, Nana. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni.

Sumaatmadja, Nursid. 1989. Studi Lingkungan Hidup. Bandung : Alumni. Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.


(41)

Lastri Mulyati, 2015

DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI TERHADAP LINGKUNGAN DI KECAMATAN KATAPANGKABUPATEN BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Undang-Undang No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup. Undang-Undang No 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang pencemaran Lingkungan. Undang-Undang No 32 Tahun 1987.


(1)

pengetahuan penduduk mengenai pendidikan anak sudah tinggi karena rata-oranta paling rendah orang rua menyekolahkan anaknya sampai SMA. dampak keberadaan kawasn industri terhadap kesehatan yaitu adanya beberapa responden yang mengidap penyakit pernafasan, penyakit kulit, diare dan penyakit lainnya. Kemudin kondisi rumah penduduk sudah cukup baik yaitu 84 % rumah berjenis permanen dan 16 % berjenis semi permanen. Serta masyarakat sudah bisa memenuhi kebutuhan sekundernya dengan memiliki fasilitas-fasilitas hidup seperti, mobil, motor,dan peralatan elektronik lainnya. 3. Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Katapang mempunyai tingakat

kesadaran yang cukup baik, untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, diantaranya, dengan menyediakan tempat sampah di halaman rumah, rutin membersihkan lingkungan sekitar bahkan secara berkala mengadakan gotong royong dengan warga lainnya untuk menjaga kebersihan lingkungan. sementara upaya masyarakat untuk mengatasi udara yang berdebu diantaranya yaitu dengan menyemprotkan air, agar udara tidak berdebu, dan untuk mensiasati air yang keruh masyarakat biasanya menyaring air tersebut terlebih dahulu atau membiarkan air tersebut terlebih dahulu sebelum dipakai untuk keperluan sehari-hari kecuali untuk memasak dan air minum. Kebersihan lingkungan erat kaitannya dengan kesehatan, selain menjaga lingkungan sekitar masyarakat juga melakukan upaya lainnya yaitu berolahraga, mengkonsumsi vitamin, memakan makanan bergizi, menjaga kebersihan diri dan menjaga kebersihan rumah. Adapun uapaya dari pihak industri adalah menyediakan saluran air bersih dan biaya pemeliharaan pada setiap RW.

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan beberapa rekomendasi yang bisa dipertimbangkan pelaksanaanya berkenaan dengan masalah dampak keberadaan kawasan industri terhadap lingkungan di Kecamatan Katapang. Berikut rekomendasinya :

1. Bagi para pelaku industri, hendaknya melaksanakan ketentuan-ketentuan pokok mengenai lingkungan hidup dan pengembangan industri yang berwawasan lingkungan. Untuk industri yang menghasilkan limbah cair berbahaya, hendaknya limbah tersebut dibuang setelah melalui proses instalasi


(2)

Pengolahan air limbah, sehingga airnya tidak menceemari lingkungan dan Sungai

2. Bagi pemerintah, hendaknya melakukan pengawasan yang ketat terhadap industri-industri yang ada di kawasan industri Kecamatann Katapang sertamenindak dengan tegas usaha-usaha yang mengarah pada kerusakan maupun pencemaran lingkungan.

3. Bagi penduduk sekitar hendaknya, ikut menegur atau melaporkan kepada pihak-pihak tertentu,baik pada perangkat desa, perangkat kecamatan maupun langsung kepada BPLH Kabuptaen Bandung, dan untuk mengurangi pencemaran yang terjadi masyarakat hendaknya juga melakukan upaya – upaya kecil yang bisa dilakukan secara sederhana, seperti membuat apotik hidup di halaman rumah.

4. Bagi peneliti selanjutanya, agar meneliti lebih jauh mengenai dampak kawasan industri terhadap kualitas lingkungan, dengan analisis yang berbeda yang menunjukan besar kecilnya pengaruh terhadap lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekitar kawasan industri.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, Idris dan Maryani, E .1997.geografi ekonomi. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi, FPIPS IKIP Bandung.

Agestina, Gina Yuniar. (2012). Penyerapan Tenaga Kerja Penduduk Setempat

Pada Industri Garmen di Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka.

Skripsi pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Amsyari, Fuad. (1981). Prinsip – Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Anonim. Hand Out Pendidikan Lingkungan Hidup.

Arikunto. Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta :Rineka Cipta.

Ashmadi & Suharno. (2012). Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung. (2014) Kabupaten Bandung

Dalam Angka 2014.

Arsyad, Sitanala. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Penerbit IPB Press.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Katapang. Kecamatan Katapang Dalam

Angka 2014.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indosnesia.

Dharmawan, A. (1984). Aspek - Aspek dalam sosiologi Industri. Bandung : Bina Cipta.

Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung (Diskoperindag).

Daryanto. (2004). Masalah Pencemaran. Bandung : Tarsito.

Djamari. (1975). Beberapa Asfek Geografi Industri. Bandung : Jurusan pendidikan geografi FPIPS-IKIP Bandung.

Djojodipuro, Marsudi. (1992). Teori Lokasi. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI. Entjang, I. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Citra Aditya Abadi.

Hardjowigeno, Sarwono. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo. Hartanto. (1985). Menumbuhkan pohon industri dan ketersediaannya. Jakarta :


(4)

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 48 Tahun 1996. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 51 Tahun 1999.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48/MenLH/ll/l996.

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pu-Cipta Karya) Republik Indonesia.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Menganai Istilah Kawasan Industri. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Tahun 1997. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1407 Tahun 2002.

Keputusan Presiden No 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri.

Komarudin. (1997). Dinamika Kehidupan. Yogyakarta : University Perss.

Kusuma, Lissa Dahnian J. (2012). Studi Komparasi Tingkat Kesejahteraan Buruh

Pabrik Tekstil Asal Bandung dan Pendatang di Bandung Kulon. Skripsi pada

Departemen Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan. Martuti, Nana Karida Tri. (2013). Peranan Tanaman Terhadap Pencemaran

Udara Di Jalan Protokol Kota Semarang. Biosaintifika 5 (1) (2013).

Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Persfektif

Pembangunan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Novitri, Ermilia. (2013). Lingkungan Sekitar Kawasan Industri di Kecamatan

Solokanjeruk Kecamatan Kabupaten Bandung. Skripsi pada Departemen

Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Pangastuti, Arini Woro. (2011). Eksistensi Industri Gula Merah di Kecamatan

Bojong Kabupaten Purwakarta. Skripsi pada Departemen Pendidikan

Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Pasya, Gurniwan Kamil. (2006). Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung : Buana Nusantara.

Paul. (1992). Tingkat Kesejaahteraan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 3 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Peraturan Mentri Perindustrian tentang pedoman Teknis Kawasan Industri. Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2009 tentang Kawasan Industri.

Peraturan Pemerintah RI No 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.


(5)

Peraturan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 4518/Un40/Hk/2014. 2014. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI Tahun Akademik 2014/2015. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Rafi’i Suryatna. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa.

Rahmadi, Takdir. (2012). Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers.

Radian, Deni. (2014). Dampak Pengolahan Batu Andesit Terhadap Kondisi

Lingkungan di Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka. Skripsi

pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Ramadhian, Ivan Nur. (2012). Pengaruh Budidaya California ( Callina IPB-9)

Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani di Desa Ciwaringin Kecamatan Lemahabang kabupaten Karawang. Skripsi pada Departemen Pendidikan

Geografi FPIPS-UPI, Bandung : Tidak Diterbitkan.

Ramita, Nindya dan Rudi Laksmono. (2011). Pengaruh Kebisingan Dari Aktifitas

Bandara Internasional Juanda Surabaya. Jurnal Ilmiah Teknik

Lingkungan Vol. 4 No. 1.

Riduwan & Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.

Santoso, S. (2001). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta : Elek Media Komputindo.

Siahaan, N.H.T. (2004). Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta : Erlangga.

Salim, Emil. (1981). Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Mutiara. Sinaga, Hendrawan. (1993). Ekonomi Indonesia. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI. Soemarwoto, Otto. (2007). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Sudjana, Nana. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.

Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa

Keruangan. Bandung : Alumni.

Sumaatmadja, Nursid. 1989. Studi Lingkungan Hidup. Bandung : Alumni. Surakhmad, Winarno. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.


(6)

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Undang-Undang No 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan. Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup. Undang-Undang No 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Undang-Undang No 23 Tahun 1997 tentang pencemaran Lingkungan. Undang-Undang No 32 Tahun 1987.