IDENTIFIKASI TINGKAT AKSESIBILITAS PENUMPANG ANGKUTAN UMUM DARI KECAMATAN MANDIANGIN KOTO SELAYAN MENUJU PUSAT KOTA BUKITTINGGI.
IDENTIFIKASI TINGKAT AKSESIBILITAS
PENUMPANG ANGKUTAN UMUM
DARI KECAMATAN MANDIANGIN KOTO SELAYAN
MENUJU PUSAT KOTA BUKITTINGGI
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Strata-1 Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Andalas Padang
Oleh :
ROBI SAPUTRA
05 172 025
Pembimbing :
TITI KURNIATI, MT
JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
ABSTRAK
Bukittinggi berkembang sangat pesat dengan jumlah penduduk
pada tahun 2010 adalah 110.954 jiwa dengan tingkat pertumbuhan
penduduk sebesar 1,89% (hasil Sensus Penduduk 2010). Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan merupakan salah satu dari tiga kecamatan di
Kota Bukittinggi yang memiliki luas wilayah paling besar yakni 12.185
km² (48,28% dari total wilayah Kota Bukittinggi) dan mempunyai 9
kelurahan dengan kepadatan rata-rata 930 jiwa per-km². Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan Berjarak sekitar 4 km dari pusat kota.
Seiring dengan perkembangan kota tersebut semakin banyak pula
dari penduduk kota Bukittinggi yang menyebar pada daerah atau
pemukiman baru. Karena hal tersebut akan berdampak terhadap tinggi
rendahnya aksesibilitas masyarakat tersebut. Oleh karena itu penelitian
ini diangkat berdasarkan masalah diatas, guna mengetahui tingkat
aksesibilitas masyrakat dikecematan Mandiangin Koto Selayan.
Data primer berupa headway dan kecepatan bis kota didapat dari
hasil survei di lapangan. Data headway digunakan untuk memperoleh
waktu tunggu, sedangkan data kecepatan rata-rata angkutan kota yang
digunakan untuk memperoleh waktu on bus. Data sekunder berupa peta
udara digunakan untuk memperoleh waktu berjalan kaki di Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi.
. Untuk mempermudah menilai aksesibilitas penumpang angkutan
umum, wilayah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dibagi dalam
kisi-kisi. Kemudian dihitung waktu berjalan kaki, waktu tunggu dan
waktu on bus dan total waktu perjalanan tiap kisi. Dengan
menggunakan standar untuk aksesibilitas, yang diperoleh dari hasil ratarata total waktu perjalanan tiap kisi, maka dapat ditetapkan bagianbagian kota yang memiliki aksesibilitas tinggi dan rendah menuju dan
meninggalkan pusat kota
Data yang ditanyakan berupa waktu jalan kaki ke rute angkutan
umum tersebut. Waktu berjalan kaki pada kondisi peta berkisar antara 0
sampai 15,22 menit atau dengan menempuh jarak berkisar antara 0
sampai 1096 meter. Waktu berjalan kaki pada kondisi lapangan
berkisar rata-rata sebesar 2.81 menit.
Waktu tunggu yang didapat dari masing-masing trayek berbeda.
Waktu tunggu di area studi yang dilalui angkutan kota trayek Panganak
sangat memadai yakni berkisar antara 0.86 sampai 1.54 menit, waktu
tunggu untuk trayek Panorama Baru berkisar antara 2,84 sampai 8
menit, waktu tunggu untuk trayek 06 Gulai Bancah berkisar antara 1.18
sampai 1.84 menit. waktu tunggu untuk trayek 16 Pintu Kabun berkisar
antara 3.96 sampai 6 menit
Berdasarkan perhitungan waktu on bus dalam daerah studi didapat
Pagi hari jam 06:00 – 08:00 berkisar antara 1,84 hingga 8,73 menit.
Pagi hari jam 12:00 – 14:00 berkisar antara 2,04 hingga 9,67 menit.
Pagi hari jam 16:00 – 18:00 berkisar antara 2,09 hingga 9,61 menit.
Dari total waktu perjalanan tersebut diketahui bahwa sebanyak 39
kisi berada pada aksesbilitas tertinggi dan sebanyak 38 kisi barada pada
aksesibilitas terendah.
Kata kunci: Aksesibilitas penumpang, Waktu berjalan kaki, headway,
waktu on bus
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
2
1.3 Batasan Masalah
3
1.4 Sistematika Penulisan
3
DASAR TEORI
2.1 Pengertian dan Struktur Kota.
5
2.1.1
Pengertian Kota
5
2.1.2
Elemen Pembentuk Kota.
5
2.2 Transportasi
6
2.3 Sistem Transportasi
8
2.3.1
Interaksi Tata Guna Lahan dengan
Transportasi
10
2.3.2
Bangkitan dan Tarikan
11
2.3.3
Kebutuhan Melakukan Perjalanan
13
2.4 Karakteristik Jaringan Jalan
14
2.4.1
Jenis Jaringan Jalan
14
2.4.2
Sistem Jaringan Jalan
15
2.5 Konsep Pelayanan Angkutan
17
2.5.1
Definisi Angkutan Kota
17
2.5.2
Tujuan dan Peran Angkutan Kota
17
2.5.3
Karakteristik dan Pola Aktivitas
Angkutan Kota
2.5.4
18
Permintaan Angkutan Umum dalam
Kota
19
2.6 Tinjauan Transportasi Dalam Penentuan
Rute.
20
2.6.1
Sistem Rute
20
2.6.2
Klasifikasi Rute
21
2.6.3
Daerah Pelayanan Rute
(Coverage Area)
2.7 Aksesibilitas dan Mobilitas
2.7.1
2.7.2
BAB III
26
26
Aksesibilitas Berdasarkan Tujuan dan
Kelompok Sosial
28
Indikator Aksesibilitas
29
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Proedur Kerja
34
3.2 Studi Literatur
35
3.3 Pengumpulan Data
BAB IV
35
3.3.1
Data Primer
35
3.3.2
Data Sekunder
36
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Proses Pengumpulan Data
4.2 Hasil Kerja dan Pembahasan
4.2.1
Waktu Berjalan Kaki
38
38
40
4.2.1.1 Waktu Berjalan Kaki Kondisi
Peta
40
4.2.1.2 Waktu Berjalan Kaki Kondisi
Lapangan
41
4.2.2
Waktu Tunggu.
42
4.2.3
Waktu On Bus
44
4.2.4
Total Waktu Perjalanan
44
4.2.4.1 Waktu Berjalan Kaki Kondisi
Peta
40
4.2.4.2 Total Waktu Perjalanan Kondisi
Lapangan
BAB V
61
PENUTUP
5.1 Ringkasan
68
5.2 Kesimpulan
69
5.3 Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan kota akan terus meningkat sejalan dengan
perkembangan jumlah dan aktivitas penduduk dimana semakin
beragamnya aktivitas penduduk suatu kota semakin cepat pula kota
itu berkembang. Realisasinya penduduk membutuhkan sejumlah ruang
kota untuk melaksanakan aktivitas. Kawasan kota merupakan tempat
kegiatan penduduk dengan segala aktivitasnya. Sarana dan prasarana
diperlukan untuk mendukung aktivitas kota
Ditinjau dari konteks sistem transportasi kota, angkutan
umum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem transportasi
kota,
dan merupakan komponen yang perannya sangat signifikan.
Dikatakan signifikan karena kondisi sistem angkutan umum yang
jelek
akan menyebabkan turunnya efektivitas maupun efisiensi
dari sistem transportasi kota secara keseluruhan. Hal ini akan
menyebabkan terganggunya sistem kota secara keseluruhan, baik
ditinjau dari pemenuhan kebutuhan mobilitas masyarakat maupun
ditinjau dari mutu kehidupan kota.
Bukittinggi berkembang sangat pesat dengan jumlah penduduk
pada tahun 2010 adalah 110.954 jiwa dengan tingkat pertumbuhan
penduduk sebesar 1,89% (hasil Sensus Penduduk 2010). Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan merupakan salah satu dari tiga kecamatan di
Kota Bukittinggi yang memiliki luas wilayah paling besar yakni 12.185
1
km² (48,28% dari total wilayah Kota Bukittinggi) dan mempunyai 9
kelurahan dengan kepadatan rata-rata 930 jiwa per-km². Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan Berjarak sekitar 4 km dari pusat kota.
Peningkatan jumlah penduduk dan kepadatan berdampak serius
terhadap aksesibilitas (kemudahan) dalam menggunakan angkutan
umum, seperti kemudahan dalam mencapai rute angkutan umum
dengan berjalan kaki baik dari awal dan akhir suatu perjalanan,
kemudahan mendapatkan angkutan umum serta kemudahan perjalanan
selama berada diatas angkutan umum dalam mencapai tempat tujuan.
Sehingga penggunaan angkutan umum sebagai saran transportasi
dirasakan kurang menarik dibandingkan kendaraan pribadi.
Seiring dengan perkembangan kota tersebut semakin banyak
pula dari penduduk kota Bukittinggi yang menyebar pada daerah atau
pemukiman baru. Yang menjadi pertanyaan apakah wilayah tersebut
sudah terjangkau oleh jaringan jalan atau jaringan trayek angkutan
umum. Karena hal tersebut akan berdampak terhadap tinggi rendahnya
aksesibilitas masyarakat tersebut. Oleh karena itu penelitian ini
diangkat berdasarkan masalah diatas, guna mengetahui tingkat
aksesibilitas masyrakat dikecematan Mandiangin Koto Selayan.
1.2
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah :
1.
Menentukan tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap
angkutan kota di kecamatan Mandiangin Koto Selayan
menuju Pusat Kota Bukittinggi.
2
2.
Membuat peta aksesibilitas Kecamatan Mandiangin Koto
Selayan Bukittinggi.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
Pemerintah Kota atau Dinas Perhubungan untuk dijadikan bahan
pertimbangan dan acuan dalam pengambangan rute angkutan kota di
Kecamatan Mandiangin Kota Selayan.
1.3
Batasan Masalah
Batasan Masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Objek yang diamati berupa angkutan kota yang beroperasi
di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan.
2. Survey dilakukan untuk mendapatkan data primer (data
yang didapat langsung dilapangan). Survey dilakukan pada
jam sibuk pagi (08.00-10.00), siang (12.00-14.00), dan sore
(16.00-18.00) selama dua hari yakni hari kerja dan hari
libur.
3. Data yang diperhitungkan adalah data total waktu perjalanan
yang didapat dari perhitungan waktu berjalan kaki
penumpang, waktu tunggu penumpang dalam memperoleh
angkutan umum dan waktu penumpang didalam kendaraan.
1.4
Sistematika Penulisan
Untuk menjadikan penulisan ini lebih terarah dan jelas, maka
penulisan ini dibagi dalam beberapa bab yang mana tiap bab akan
membahas hal-hal berikut:
3
BAB I
:
Pendahuluan
Bagian ini meliputi latar belakang, tujuan dan
manfaat
penulisan,
batasan
masalah,
dan
sistematika penulisan.
BAB II
:
Tinjauan Pustaka
Berisikan dasar-dasar teori dan peraturan yang
berhubungan dengan tugas akhir yang telah
dilakukan selain penulis sebelumnya.
BAB III
:
Metodologi Penelitian
Bab ini membahas metode-metode yang digunakan
dalam penelitian. Berisi tentang studi literatur,
topografi dan geoteknik.
BAB IV
:
Analisis dan Pembahasan
Berisikan analisa dan pembahasan mengenai datadata dan hasil kerja yang diperoleh.
BAB V
:
Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang
didapat dan saran-saran yang berkaitan dengan
penyusunan tugas akhir ini.
4
PENUMPANG ANGKUTAN UMUM
DARI KECAMATAN MANDIANGIN KOTO SELAYAN
MENUJU PUSAT KOTA BUKITTINGGI
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Strata-1 Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Andalas Padang
Oleh :
ROBI SAPUTRA
05 172 025
Pembimbing :
TITI KURNIATI, MT
JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2012
ABSTRAK
Bukittinggi berkembang sangat pesat dengan jumlah penduduk
pada tahun 2010 adalah 110.954 jiwa dengan tingkat pertumbuhan
penduduk sebesar 1,89% (hasil Sensus Penduduk 2010). Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan merupakan salah satu dari tiga kecamatan di
Kota Bukittinggi yang memiliki luas wilayah paling besar yakni 12.185
km² (48,28% dari total wilayah Kota Bukittinggi) dan mempunyai 9
kelurahan dengan kepadatan rata-rata 930 jiwa per-km². Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan Berjarak sekitar 4 km dari pusat kota.
Seiring dengan perkembangan kota tersebut semakin banyak pula
dari penduduk kota Bukittinggi yang menyebar pada daerah atau
pemukiman baru. Karena hal tersebut akan berdampak terhadap tinggi
rendahnya aksesibilitas masyarakat tersebut. Oleh karena itu penelitian
ini diangkat berdasarkan masalah diatas, guna mengetahui tingkat
aksesibilitas masyrakat dikecematan Mandiangin Koto Selayan.
Data primer berupa headway dan kecepatan bis kota didapat dari
hasil survei di lapangan. Data headway digunakan untuk memperoleh
waktu tunggu, sedangkan data kecepatan rata-rata angkutan kota yang
digunakan untuk memperoleh waktu on bus. Data sekunder berupa peta
udara digunakan untuk memperoleh waktu berjalan kaki di Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi.
. Untuk mempermudah menilai aksesibilitas penumpang angkutan
umum, wilayah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dibagi dalam
kisi-kisi. Kemudian dihitung waktu berjalan kaki, waktu tunggu dan
waktu on bus dan total waktu perjalanan tiap kisi. Dengan
menggunakan standar untuk aksesibilitas, yang diperoleh dari hasil ratarata total waktu perjalanan tiap kisi, maka dapat ditetapkan bagianbagian kota yang memiliki aksesibilitas tinggi dan rendah menuju dan
meninggalkan pusat kota
Data yang ditanyakan berupa waktu jalan kaki ke rute angkutan
umum tersebut. Waktu berjalan kaki pada kondisi peta berkisar antara 0
sampai 15,22 menit atau dengan menempuh jarak berkisar antara 0
sampai 1096 meter. Waktu berjalan kaki pada kondisi lapangan
berkisar rata-rata sebesar 2.81 menit.
Waktu tunggu yang didapat dari masing-masing trayek berbeda.
Waktu tunggu di area studi yang dilalui angkutan kota trayek Panganak
sangat memadai yakni berkisar antara 0.86 sampai 1.54 menit, waktu
tunggu untuk trayek Panorama Baru berkisar antara 2,84 sampai 8
menit, waktu tunggu untuk trayek 06 Gulai Bancah berkisar antara 1.18
sampai 1.84 menit. waktu tunggu untuk trayek 16 Pintu Kabun berkisar
antara 3.96 sampai 6 menit
Berdasarkan perhitungan waktu on bus dalam daerah studi didapat
Pagi hari jam 06:00 – 08:00 berkisar antara 1,84 hingga 8,73 menit.
Pagi hari jam 12:00 – 14:00 berkisar antara 2,04 hingga 9,67 menit.
Pagi hari jam 16:00 – 18:00 berkisar antara 2,09 hingga 9,61 menit.
Dari total waktu perjalanan tersebut diketahui bahwa sebanyak 39
kisi berada pada aksesbilitas tertinggi dan sebanyak 38 kisi barada pada
aksesibilitas terendah.
Kata kunci: Aksesibilitas penumpang, Waktu berjalan kaki, headway,
waktu on bus
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
2
1.3 Batasan Masalah
3
1.4 Sistematika Penulisan
3
DASAR TEORI
2.1 Pengertian dan Struktur Kota.
5
2.1.1
Pengertian Kota
5
2.1.2
Elemen Pembentuk Kota.
5
2.2 Transportasi
6
2.3 Sistem Transportasi
8
2.3.1
Interaksi Tata Guna Lahan dengan
Transportasi
10
2.3.2
Bangkitan dan Tarikan
11
2.3.3
Kebutuhan Melakukan Perjalanan
13
2.4 Karakteristik Jaringan Jalan
14
2.4.1
Jenis Jaringan Jalan
14
2.4.2
Sistem Jaringan Jalan
15
2.5 Konsep Pelayanan Angkutan
17
2.5.1
Definisi Angkutan Kota
17
2.5.2
Tujuan dan Peran Angkutan Kota
17
2.5.3
Karakteristik dan Pola Aktivitas
Angkutan Kota
2.5.4
18
Permintaan Angkutan Umum dalam
Kota
19
2.6 Tinjauan Transportasi Dalam Penentuan
Rute.
20
2.6.1
Sistem Rute
20
2.6.2
Klasifikasi Rute
21
2.6.3
Daerah Pelayanan Rute
(Coverage Area)
2.7 Aksesibilitas dan Mobilitas
2.7.1
2.7.2
BAB III
26
26
Aksesibilitas Berdasarkan Tujuan dan
Kelompok Sosial
28
Indikator Aksesibilitas
29
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Proedur Kerja
34
3.2 Studi Literatur
35
3.3 Pengumpulan Data
BAB IV
35
3.3.1
Data Primer
35
3.3.2
Data Sekunder
36
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Proses Pengumpulan Data
4.2 Hasil Kerja dan Pembahasan
4.2.1
Waktu Berjalan Kaki
38
38
40
4.2.1.1 Waktu Berjalan Kaki Kondisi
Peta
40
4.2.1.2 Waktu Berjalan Kaki Kondisi
Lapangan
41
4.2.2
Waktu Tunggu.
42
4.2.3
Waktu On Bus
44
4.2.4
Total Waktu Perjalanan
44
4.2.4.1 Waktu Berjalan Kaki Kondisi
Peta
40
4.2.4.2 Total Waktu Perjalanan Kondisi
Lapangan
BAB V
61
PENUTUP
5.1 Ringkasan
68
5.2 Kesimpulan
69
5.3 Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan kota akan terus meningkat sejalan dengan
perkembangan jumlah dan aktivitas penduduk dimana semakin
beragamnya aktivitas penduduk suatu kota semakin cepat pula kota
itu berkembang. Realisasinya penduduk membutuhkan sejumlah ruang
kota untuk melaksanakan aktivitas. Kawasan kota merupakan tempat
kegiatan penduduk dengan segala aktivitasnya. Sarana dan prasarana
diperlukan untuk mendukung aktivitas kota
Ditinjau dari konteks sistem transportasi kota, angkutan
umum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem transportasi
kota,
dan merupakan komponen yang perannya sangat signifikan.
Dikatakan signifikan karena kondisi sistem angkutan umum yang
jelek
akan menyebabkan turunnya efektivitas maupun efisiensi
dari sistem transportasi kota secara keseluruhan. Hal ini akan
menyebabkan terganggunya sistem kota secara keseluruhan, baik
ditinjau dari pemenuhan kebutuhan mobilitas masyarakat maupun
ditinjau dari mutu kehidupan kota.
Bukittinggi berkembang sangat pesat dengan jumlah penduduk
pada tahun 2010 adalah 110.954 jiwa dengan tingkat pertumbuhan
penduduk sebesar 1,89% (hasil Sensus Penduduk 2010). Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan merupakan salah satu dari tiga kecamatan di
Kota Bukittinggi yang memiliki luas wilayah paling besar yakni 12.185
1
km² (48,28% dari total wilayah Kota Bukittinggi) dan mempunyai 9
kelurahan dengan kepadatan rata-rata 930 jiwa per-km². Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan Berjarak sekitar 4 km dari pusat kota.
Peningkatan jumlah penduduk dan kepadatan berdampak serius
terhadap aksesibilitas (kemudahan) dalam menggunakan angkutan
umum, seperti kemudahan dalam mencapai rute angkutan umum
dengan berjalan kaki baik dari awal dan akhir suatu perjalanan,
kemudahan mendapatkan angkutan umum serta kemudahan perjalanan
selama berada diatas angkutan umum dalam mencapai tempat tujuan.
Sehingga penggunaan angkutan umum sebagai saran transportasi
dirasakan kurang menarik dibandingkan kendaraan pribadi.
Seiring dengan perkembangan kota tersebut semakin banyak
pula dari penduduk kota Bukittinggi yang menyebar pada daerah atau
pemukiman baru. Yang menjadi pertanyaan apakah wilayah tersebut
sudah terjangkau oleh jaringan jalan atau jaringan trayek angkutan
umum. Karena hal tersebut akan berdampak terhadap tinggi rendahnya
aksesibilitas masyarakat tersebut. Oleh karena itu penelitian ini
diangkat berdasarkan masalah diatas, guna mengetahui tingkat
aksesibilitas masyrakat dikecematan Mandiangin Koto Selayan.
1.2
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian Tugas Akhir ini adalah :
1.
Menentukan tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap
angkutan kota di kecamatan Mandiangin Koto Selayan
menuju Pusat Kota Bukittinggi.
2
2.
Membuat peta aksesibilitas Kecamatan Mandiangin Koto
Selayan Bukittinggi.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
Pemerintah Kota atau Dinas Perhubungan untuk dijadikan bahan
pertimbangan dan acuan dalam pengambangan rute angkutan kota di
Kecamatan Mandiangin Kota Selayan.
1.3
Batasan Masalah
Batasan Masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Objek yang diamati berupa angkutan kota yang beroperasi
di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan.
2. Survey dilakukan untuk mendapatkan data primer (data
yang didapat langsung dilapangan). Survey dilakukan pada
jam sibuk pagi (08.00-10.00), siang (12.00-14.00), dan sore
(16.00-18.00) selama dua hari yakni hari kerja dan hari
libur.
3. Data yang diperhitungkan adalah data total waktu perjalanan
yang didapat dari perhitungan waktu berjalan kaki
penumpang, waktu tunggu penumpang dalam memperoleh
angkutan umum dan waktu penumpang didalam kendaraan.
1.4
Sistematika Penulisan
Untuk menjadikan penulisan ini lebih terarah dan jelas, maka
penulisan ini dibagi dalam beberapa bab yang mana tiap bab akan
membahas hal-hal berikut:
3
BAB I
:
Pendahuluan
Bagian ini meliputi latar belakang, tujuan dan
manfaat
penulisan,
batasan
masalah,
dan
sistematika penulisan.
BAB II
:
Tinjauan Pustaka
Berisikan dasar-dasar teori dan peraturan yang
berhubungan dengan tugas akhir yang telah
dilakukan selain penulis sebelumnya.
BAB III
:
Metodologi Penelitian
Bab ini membahas metode-metode yang digunakan
dalam penelitian. Berisi tentang studi literatur,
topografi dan geoteknik.
BAB IV
:
Analisis dan Pembahasan
Berisikan analisa dan pembahasan mengenai datadata dan hasil kerja yang diperoleh.
BAB V
:
Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang
didapat dan saran-saran yang berkaitan dengan
penyusunan tugas akhir ini.
4