Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham pada Indeks LQ-45 Menggunakan Model Indeks Tunggal Periode 2014-2015.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Meningkatnya pendapatan nasional perkapita penduduk Indonesia diikuti dengan meningkatnya realisasi investasi sepanjang tahun mendorong masyarakat untuk lebih pintar mengelola dananya dengan cara berinvestasi di pasar modal. Salah satu bentuk investasi yang diminati adalah saham. Langkah yang perlu dilakukan oleh investor untuk memperoleh return yang maksimum dan menghindari risiko investasi saham adalah dengan membentuk portofolio optimal. Model indeks tunggal merupakan salah satu alternatif dalam pembentukan portofolio optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan portofolio optimal saham-saham indeks LQ-45 dengan menggunakan model indeks tunggal periode 2014-2015. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel di mana tiap anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah saham-saham indeks LQ-45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembentukan portofolio optimal dari 31 saham LQ-45 yang menjadi objek penelitian terdapat delapan saham dari periode pengamatan yang membentuk portofolio optimal yaitu AKRA, WIKA, UNVR, TLKM, PWON, GGRM, BBCA dan BBRI dengan proporsi masing-masing sebesar 24.95%, 6.22%, 32.54%, 15.67%, 10.46%, 3.89%, 4.49% dan 1.75%. Portofolio delapan saham tersebut menghasilkan return portofolio sebesar 2.12%dan memiliki risiko portofolio sebesar 3.85%.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The increase of Indonesia’s national income per capita followed by the increase

of realization of investment throughout the year have been encouraging Indonesian to invest in capital markets as the smarter way in managing money. Stocks grabbed the attention of Indonesian as a form in investing money. To have the maximum return and avoid the risks of investing stocks, investors must establish optimal portfolio. One way to form optimal portfolio was by creating single index model. This research aimed to analyze the establishment of stocks

index LQ-45’s optimal portfolio by using single index model in the year of 2014 to

2015. This study used a sampling technique, which was the nonprobability sampling technique, in which each member of the population does not have equal opportunities to be sampled. Purposive sampling was done to select samples. The samples used are the shares of LQ-45 index. The results showed that in the

establishment of 31 stocks in LQ-45’s optimal portfolio, which were the objects of

this research, there were eight stocks from the period of observation that formed the optimal portfolio. Those eight stocks were AKRA, WIKA, UNVR, TLKM, PWON, GGRM, BBCA and BBRI with proportions of 24.95% 6.22%, 32.54%, 15.67%, 10.46%, 3.89%, 4.49% and 1.75% respectively. Portfolio eight of these shares resulted amounting to 2.12% of portfolio return and have the risk of a portfolio of 3.85%.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Investasi ... 10

2.1.1.1 Proses Keputusan Investasi ... 11

2.1.1.2 Tipe-tipe Investasi Keuangan ... 12

2.1.2 Pasar Keuangan ... 14

2.1.3 Pasar Modal ... 16

2.1.3.1 Macam-macam Pasar Modal ... 17

2.1.3.2 Manfaat Pasar Modal ... 18

2.1.3.3 Instrumen Pasar Modal ... 19

2.1.3.4 Indeks Harga Saham ... 20

2.1.4 Portofolio ... 22

2.1.4.1 Evaluasi Kinerja Portofolio ... 23

2.1.4.2 Model Indeks Tunggal ... 24

2.1.5 Return dan Risiko Investasi ... 32

2.1.6 Riset Empiris ... 34

2.1.7 Rerangka Teori ... 38

2.2 Rerangka Pemikiran ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.2 Populasi dan Sampel ... 40

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 42

3.4 Teknik Pnegumpulan Data... 46

3.5 Metode Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 55


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

4.2 Pembahasan ... 70

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 71

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 71

5.3 Implikasi Penelitian ... 72

5.4 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 76


(5)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.3 Rerangka Teori ... 38 Gambar 2.4 Rerangka Pemikiran ... 39


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kesamaan dan Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal ... 16

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 34

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan ... 41

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 42

Tabel 4.1 Expected Return, Standar Deviasi dan Varian Saham ... 57

Tabel 4.2 Return Realisasi Pasar IHSG Januari 2014-Desember 2015 ... 58

Tabel 4.3 Data SBI-1 Bulan ... 59

Tabel 4.4 Alpha, Beta, Varian Return Pasar dan Varian Kesalahan Residu ... 62

Tabel 4.5 Perhitungan ERB 31 Saham Sampel ... 63

Tabel 4.6 Perhitungan Ci Masing-Masing Saham ... 65

Tabel 4.7 Saham Kandidat Portofolio Optimal dan Hasil Perhitungan Proporsi Dana (Zi) ... 67

Tabel 4.8 Expected Return Portofolio ... 68


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Harga Saham Penutupan ... 76 Lampiran B Tingkat Keuntungan Saham Individual (Rt) ... 80 Lampiran C Kesalahan Residu ... 84


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk Indonesia dicerminkan oleh pendapatan nasional per kapita. Peningkatan Pendapatan Nasional dipengaruhi oleh Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa dari tahun 2014 sampai 2015 PDB, PNB dan Pendapatan nasional (PN) menunjukkan peningkatan. PDB per kapita atas dasar harga berlaku tahun 2014 sebesar Rp 41.808.710,6 atau terjadi kenaikan sekitar 9.22 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan tahun 2015 sebesar Rp 45.176.150,7 atau meningkat sekitar 7.82 persen dari tahun sebelumnya. Demikian halnya PNB per kapita tahun 2014 sebesar Rp 40.447.621,9 atau naik sekitar 8.88 persen dari tahun sebelumnya dan tahun 2015 sebesar Rp 43.664.153,2 atau meningkat sekitar 7,83 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu pendapatan nasional per kapita tahun 2014 sebesar Rp 31.313.206,1 atau meningkat sekitar 8,64 persen terhadap tahun sebelumnya, dan tahun 2015 sebesar Rp 32.999.518,1.

Meningkatnya pendapatan nasional per kapita penduduk Indonesia diikuti dengan meningkatnya realisasi investasi sepanjang tahun 2014 mencapai Rp 463,1 triliun, meningkat 16,2 persen dibandingkan dengan perolehan periode sebelumnya sebesar Rp 398,6 triliun. Penanaman modal dalam negeri (PMDN)


(9)

2 Universitas Kristen Maranatha tercatat sebesar Rp 156,1 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 307 triliun.

Menurut Jogiyanto (2014), investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti kesejahteraan yang sifatnya moneter yang ditunjukkan oleh penjumlahan pendapatan yang dimilki saat ini dan nilai saat ini (present value) pendapatan di masa datang (Tandelilin, 2010). Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung adalah pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Sebaliknya investasi tidak langsung adalah pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain (Jogiyanto, 2014). Masing-masing investasi memiliki return dan tingkat risiko yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat risiko investasi semakin tinggi return yang dihasilkan begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat risiko investasi maka semakin rendah return yang dihasilkan.

Melihat peluang keuntungan yang tinggi dari investasi maka setiap investor dapat menanamkan modalnya di pasar modal. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010). Salah satu bentuk investasi yang diminati adalah investasi saham melalui bursa. Pada dasarnya dalam berinvestasi, seorang investor harus


(10)

3 Universitas Kristen Maranatha mempertimbangkan dua hal yakni tingkat pengembalian (return) dan besarnya risiko yang akan ditanggung oleh investor (Lestari dan Suprihhadi, 2015).

Langkah yang perlu dilakukan oleh investor untuk memperoleh return yang maksimum dan menghindari risiko investasi saham adalah dengan membentuk portofolio. Menurut Sunariyah (2004), portofolio diartikan sebagai serangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasi dan dipegang oleh pemodal, baik perorangan maupun lembaga. Kombinasi aktiva tersebut bisa berupa aktiva riil, aktiva finansial ataupun keduanya. Seorang pemodal yang menginvestasikan dananya di pasar modal biasanya tidak hanya memilih satu saham saja. Alasannya dengan melakukan kombinasi saham, pemodal bisa meraih

return yang optimal sekaligus akan memperkecil risiko melalui diversifikasi.

Sebelum investor membentuk portofolio yang optimal, investor harus menentukan portofolio yang efisien terlebih dahulu. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi (Husnan, 2005). Sedangkan, portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya (Tandelilin, 2010).

Dalam menganalisis portofolio, ada beberapa model yang dapat digunakan investor antara lain adalah model Markowitz dan model indeks tunggal. Model Markowitz membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang terdiri dari aset beresiko, pada kenyataannya investor bebas memilih portofolio yang juga terdiri


(11)

4 Universitas Kristen Maranatha dari aset bebas risiko. Oleh sebab itu, William Sharpe pada tahun 1963 mengembangkan model indeks tunggal yang didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar dan mempunyai reaksi yang sama terhadap suatu faktor atau indeks harga saham gabungan (IHSG) (Lestari dan Suprihhadi, 2015).

Model indeks tunggal merupakan penyerdehanaan dari model Markowitz. Model ini dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana (Jogiyanto, 2003). Konsep model indeks tunggal mendasarkan diri bahwa tingkat keuntungan suatu saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar. Pada saat pasar membaik harga saham-saham individual juga meningkat. Demikian pula sebaliknya pada saat pasar memburuk maka harga saham-saham akan turun harganya (Husnan, 2005).

Indeks harga saham yang dapat dipilih sebagai dasar pembentukan portofolio saham untuk pasar BEI misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau untuk indeks saham-saham yang aktif saja misalnya LQ-45 (Jogiyanto, 2003). Saham-saham LQ-45 merupakan saham likuid kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan secara obyektif telah diseleksi oleh BEI dan merupakan saham yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari sisi risiko kelompok saham LQ-45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-saham lain (Sulistyowati dan Widyarti, 2012).


(12)

5 Universitas Kristen Maranatha Meskipun saham-saham LQ-45 merupakan sekumpulan saham yang berkapitalisasi pasar tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak lepas dari ketidakpastian akan tingkat pengembalian yang akan diterima investor sehingga kalangan investor tetap perlu mempertimbangkan berbagai ketidakpastian yang mungkin terjadi dan mengantisipasinya. Oleh karena itu perlu adanya analisis apakah perlu mempertahankan portofolio yang telah disusun sebelumnya atau perlu menyusun portofolio baru (Sulistyowati dan Widyarti, 2012).

Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pemilihan saham dan pembentukan portofolio optimal telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Anggraini dan Andayani (2013) dengan judul Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal untuk Pengambilan Keputusan Investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembentukan portofolio optimal dari 9 saham LQ-45 yang menjadi obyek penelitian terdapat 2 saham dari periode pengamatan ke 3 (April 2011-Januari 2012) yang membentuk portofolio optimal dengan proporsi saham yang berbeda. Saham tersebut adalah PT AKR Corporindo dengan proporsi saham 2,6, dan PT Unilever Indonesia dengan proporsi saham -1,6. Portofolio yang membentuk saham LQ-45 dengan tingkat keuntungan portofolio optimal yang diharapkan sebesar 0,2569 dengan tingkat risiko portofolio sebesar 0,2057.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Triharjono (2013) dengan judul

Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi

Saham (Studi Kasus pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI tahun 2009-2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembentukan portofolio optimal dari 7 saham LQ-45 yang menjadi objek penelitian terdapat 2 perusahaan yang


(13)

6 Universitas Kristen Maranatha termasuk kedalam portofolio optimal dengan proporsi yang berbeda yaitu, saham perusahaan Astra Argo Lestari, Tbk (AALI) dengan proporsi saham 67.3065% dan Aneka Tambang, Tbk (ANTM) dengan proporsi saham 32.6935%. Hasil dari

return yang diharapkan di dalam portofolio sebesar 0.022903 dengan tingkat

risiko sebesar 0.001405. Risiko saham individual terendah adalah AALI sebesar 0.006958. Apabila investor berinvestasi 100% hanya pada AALI, maka risiko yang harus ditanggung sebesar 0.006958, namun apabila kedua saham tersebut didiversifikasikan dalam satu portofolio investasi, maka risikonya akan turun menjadi 0.001405. Terbukti bahwa dengan diversifikasi dalam suatu portofolio saham dapat menurunkan risiko daripada risiko saham-saham pembentuk portofolio apabila ditransaksikan secara individual.

Murhadi, Hamdani dan Sutejo (2015) dengan judul Pembentukan Portofolio Optimal pada Indeks Kompas 100 Periode 2013-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan model indeks tunggal, portofolio optimal yang terbentuk dari indeks Kompas 100 terdiri dari BBRI, BBCA, ASII, GGRM, SMGR, SMCB, INTP, JSMR, BBKP, MEDC, AKRA, ENRG, BBNI, PNLF, AALI, BSDE, CTRA dan CPIN. Portofolio ini menghasilkan total return 51,10% per bulan dengan risiko portofolio sebesar 15,47%.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Suprihhadi (2015) dengan judul Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal Sebagai Dasar Optimalisasi Investasi Saham Perbankan. Sampel yang digunakan meliputi 6 perusahaan perbankan go public di BEI yang termasuk dalam indeks LQ-45 periode Agustus 2014-Januari 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio optimal tidak dapat terbentuk karena saham-saham sampel memiliki


(14)

7 Universitas Kristen Maranatha ERB negatif yaitu BBCA sebesar -0.045667, BMRI sebesar -0.033089, BBNI sebesar -0.026222, BBRI sebesar -0.028021, BDMN sebesar -0.064669 dan BBTN sebesar -0.104314 sehingga tidak dapat diketahui berapa proporsi dana yang harus diinvestasikan karena portofolio optimal dalam periode penelitian tidak dapat terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa saham-saham tersebut mempunyai tingkat pengembalian saham yang masih dibawah tingkat pengembalian aset bebas risiko dalam hal ini Suku Bunga Bank Indonesia. Pada kondisi tersebut lebih baik investor menginvestasikan dananya di bank misalnya membuka rekening deposito karena lebih menguntungkan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Portofolio Optimal

Saham-Saham pada Indeks LQ-45 Menggunakan Model Indeks Tunggal Periode 2014 – 2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal?

2. Bagaimana menetapkan proporsi masing-masing saham agar diperoleh portofolio yang optimal?


(15)

8 Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian mengacu pada perumusan masalah, yaitu:

1. Mengetahui saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal.

2. Mengetahui proporsi masing-masing saham agar diperoleh portofolio yang optimal.

3. Mengetahui return dan risiko yang diperoleh dari portofolio yang terbentuk.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi: 1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan investasi saham di Indonesia.

2. Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor dalam menentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal untuk pengambilan keputusan invetasi.

3. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk mendukung dasar teori penelitian yang sejenis dengan relevan dan sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang penelitian terutama yang berkaitan dengan analisis portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal.


(16)

9 Universitas Kristen Maranatha

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset real (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun aset finansial (deposito, saham ataupun obligasi) merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan, investasi pada aset-aset finansial lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option dan futures maupun ekuitas internasional. Aset finansial adalah adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut. Sedangkan sekuritas yang mudah diperdagangkan (marketable securities) adalah aset-aset finansial yang bisa diperdagangnkan dengan mudah dan dengan biaya transaksi yang murah pada pasar yang terorganisir (Tandelilin, 2010).

Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi (Tandelilin, 2010).


(17)

10 Universitas Kristen Maranatha

2.1.1.1 Proses Keputusan Investasi

Menurut Tandelilin (2010), proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu (Tandelilin, 2010) :

1. Penentuan tujuan investasi

Tujuan masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.

2. Penentuan kebijakan investasi

Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation

decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada

berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, real estat ataupun sekuritas luar negeri). Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.

3. Pemilihan strategi portofolio

Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja


(18)

11 Universitas Kristen Maranatha

indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.

4. Pemilihan aset

Setelah strategi portofolio ditentukan tahap selanjutnya adalah pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko terendah.

5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio

Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibandingkan dengan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).

2.1.1.2 Tipe-tipe Investasi Keuangan

Investasi dalam aktiva keuangan dapat berupa (Jogiyanto, 2014) : 1. Investasi langsung


(19)

12 Universitas Kristen Maranatha

Investasi langsung adalah pembelian langsung aktiva keuangan suatu perusahaan. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di berbagai pasar berikut :

a. Pasar Uang

Aktiva yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market) berupa aktiva yang mempunyai risiko gagal kecil, jatuh temponya pendek dengan tingkat cair yang tinggi. Contoh aktiva ini dapat berupa Treasury-bill (T-bill) dan deposito yang dapat dinegosiasi. Sedangkan contoh aktiva yang tidak dapat diperjualbelikan adalah tabungan dan deposito.

b. Pasar Modal

Tidak seperti halnya pasar uang yang bersifat jangka pendek, pasar modal sifatnya adalah untuk investasi jangka panjang. Aktiva yang diperjualbelikan di pasar modal adalah aktiva keuangan berupa surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income securities) berupa T-bond, Federal agency

securities, Municipal bond, Corporative bond dan Convertible bond dan

saham-saham (equity securities) berupa saham preferen (preferred stock) dan saham biasa (common stock).

c. Pasar Turunan

Opsi (option) dan futures contract merupakan surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar turunan (derivative market) Contoh dari opsi (option) adalah waran (warrant), opsi put (put option) dan opsi call (call


(20)

13 Universitas Kristen Maranatha

2. Investasi tidak langsung

Investasi tidak langsung adalah pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. Perusahaan investasi dapat diklasifikasikan sebagai :

a. Unit investment trust merupakan trust yang menerbitkan portofolio yang

dibentuk dari surat-surat berharga berpenghasilan tetap (misalnya bond) dan ditangani oleh orang kepercayaan yang independen.

b. Closed-end investment companies merupakan perusahaan investasi yang

hanya menjual sahamnya pada saat penawaran perdana (initial public

offering) saja dan selanjutnya tidak menawarkan lagi tambahan lembar

saham.

c. Open-end investment companies dikenal dengan nama perusahaan reksa

dana (mutual funds).

2.1.2 Pasar Keuangan

Menurut Sunariyah (2004), pasar keuangan merupakan titik pertemuan antara penawaran dan permintaan aktiva keuangan (financial asset). Pada umumnya, pasar keuangan merupakan pasar terorganisasi agar pasar tersebut berjalan lancar. Ada dua cara untuk mengklasifikasi pasar keuangan, yaitu:


(21)

14 Universitas Kristen Maranatha

1. Berdasarkan tipe kewajiban. Menurut Fabozzi (1999) : a. Pasar utang (debt market)

Pasar utang adalah pasar keuangan yang memperdagangkan instrumen hutang.

b. Pasar surat berharga (Equity market).

Pasar surat berharga adalah pasar keuangan yang memperdagangkan instrumen ekuitas.

2. Berdasarkan klasifikasi periode waktu jatuh tempo. Menurut Fabozzi (1999) : a. Jangka pendek

Pasar terhadap utang jangka pendek (short-term debts) disebut pasar uang (money market). Aktiva keuangan jangka pendek adalah instrumen yang jatuh temponya kurang dari atau sama dengan satu tahun.

b. Jangka panjang

Pasar dana untuk jangka panjang (longer maturity financial assets) disebut pasar modal. Aktiva keuangan jangka panjang adalah instrumen yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.

Pasar uang adalah titik pertemuan antara permintaan dana jangka pendek dengan penawaran dana jangka pendek. Pengertian jangka pendek secara konvensional ditafsirkan dalam kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Perwujudan dari pasar semacam ini berupa institusi dimana individu-individu atau organisasi organisasi yang mempunyai kelebihan dana jangka pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana (debitur) jangka pendek (Sunariyah, 2004).


(22)

15 Universitas Kristen Maranatha

Tabel dibawah ini menunjukkan kesamaan dan perbedaan pasar uang dan pasar modal.

Tabel 2.1 Kesamaan dan Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal

Pasar uang Pasar modal

Jangka waktu Jangka pendek biasanya dibawah satu tahun

Jangka panjang biasanya di atas satu tahun

Tingkat bunga Tingkat bunga relatif tinggi Tingkat bunga relatif rendah

Pihak yang terlibat

Individu, bank-bank komersial dan institusi keuangan

Investor baik secara individu maupun institusi, penjamin emisi, pemerintah dan perusahaan (emiten) Pengawasan

Pasar uang diawasi oleh pemerintah bank sentral secara langsung

Pasar modal diawasi oleh pemerintah melalui badan yang berwenang (di Indonesia Bapepam) Transaksi Transaksi aktiva keuangan Transaksi aktiva keuangan Sirkulasi dana Merupakan transaksi kredit

dari masyarakat

Merupakan transaksi kredit dari masyarakat

Pelaku pasar

Pertemuan antara pihak yang memerlukan dana dan pihak yang kelebihan dana

Pertemuan antara pihak yang memerlukan dana pihak yang kelebihan dana Tingkat risiko

Tingkat risiko pasar uang relatif tinggi oleh karena itu sebagai kompensasi bunga pasar uang relatif tinggi

Tingkat risiko pasar modal relatif rendah

Sumber : Sunariyah (2004)

2.1.3 Pasar Modal

Pasar modal dirancang untuk investasi jangka panjang. Pengguna pasar modal ini adalah individu-individu, pemerintah, organisasi dan perusahaan. Di pasar modal, penawaran permintaan sangat bervariasi dibandingkan pada pasar uang. Dari segi lain, penawaran pada saat ini bisa menjadi permintaan besok. Tetapi, pemain yang memegang peranan penting adalah perusahaan-perusahaan dengan berbagai ukuran yang menggunakan dana jangka panjang (Sunariyah, 2004).


(23)

16 Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.1 Macam-macam Pasar Modal

Menurut Sunariyah (2004), penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan. Jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam, yaitu:

1. Pasar Perdana (Primary Market) adalah pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa. Harga di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go

public (emiten), berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang

bersangkutan.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market) didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual.

3. Pasar ketiga (Third Market) adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa (over the counter market). Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh Bapepam.


(24)

17 Universitas Kristen Maranatha

4. Pasar Keempat (Fourth Market) merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara perdagangan efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar (block sale).

2.1.3.2 Manfaat Pasar Modal

Menurut Martalena dan Malinda (2011), pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, reksadana dan lain-lain. Pasar modal juga bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang, seperti obligasi, saham dan sebagainya.

Menurut Husnan (2005) pasar modal mempunyai beberapa daya tarik, di antaranya adalah pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai alternatif pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Sedangkan bagi perusahaan yang membutuhkan dana, pasar modal dapat menjadi alternatif pilihan pendanaan ekstern dengan biaya yang relatif rendah dari sistem perbankan.


(25)

18 Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.3 Instrumen Pasar Modal

Jenis-jenis instrumen pasar modal, yaitu (Tandelilin, 2010) :

1 Saham biasa (common stock), menyatakan kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan.

2 Saham preferen (preferred stock), merupakan suatu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam beberapa hal dengan saham biasa. Dividen pada saham preferen biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Seperti yang disebut dengan instilah preferred (dilebihkan), pembagian dividen kepada pemegang saham preferen lebih didahulukan sebelum diberikan kepada pemegang saham biasa.

3 Bukti right, merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu.

4 Waran (warrant), adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah ditentukan sebelumnya. Keputusan perusahaan menjual waran ditetapkan pada waktu RUPS.

5 Obligasi (bond), dikeluarkan penerbitnya sebagai surat tanda bukti hutang. Obligasi adalah sekuritas yang memuat janji untuk memberikan pembayaran tetap menurut jadwal yang telah ditetapkan. Obligasi itu sendiri merupakan sertifikat atau surat berharga yang berisi kontrak antara investor sebagai pemberi dana dengan penerbitnya sebagai peminjam dana.

6 Obligasi konversi (convertible bond), memiliki karakteristik seperti obligasi biasa yang mempunyai nilai nominal, memberikan kupon dan mempunyai


(26)

19 Universitas Kristen Maranatha

jatuh tempo. Obligasi konversi adalah berbeda dengan obligasi biasa karena dapat ditukar dengan saham biasa. Obligasi konversi mencantumkan persyaratan untuk melakukan konversi.

7 Kontrak berjangka (future contract), merupakan suatu perjanjian yang dibuat hari ini yang mengharuskan adanya transaksi di masa mendatang.

8 Kontrak opsi (option contract), adalah suatu perjanjian yang memberi pemiliknya hak, tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu (tergantung pada jenis opsi) pada harga tertentu selama waktu tertentu.

2.1.3.4Indeks Harga Saham

Informasi mengenai kinerja pasar saham seringkali diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham (stock market indexes). Indeks pasar saham merupakan indikator yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar. Karena merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham, maka indeks pasar saham juga disebut indeks harga saham (stock price

index) (Tandelilin, 2010). Indeks harga saham mempunyai variasi bentuk

penyajian, yaitu indeks harga saham individual dan indeks harga saham gabungan.

Indeks harga saham individual menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga masing-masing saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan dibursa pada hari tersebut. indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Yang dalam hal ini mencerminkan suatu nilai yang


(27)

20 Universitas Kristen Maranatha

berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham dibursa efek (Sunariyah, 2004).

Indeks saham gabungan menurut Tandelilin (2010) dibagi menjadi :

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite stock price index menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Masing-masing pasar modal memiliki indeks yang dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam perhitungan indeks harga. 2. Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham BEI dengan likuiditas yang tinggi dan

kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteria-kriteria berikut digunakan untuk memilih ke-45 saham yang masuk dalam indeks LQ-45 sebagai berikut :

a. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

b. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

c. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan.

d. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar reguler.

3. Indeks Kompas 100 pada prinsipnya sama dengan LQ-45, yakni terkait dengan isu likuiditas saham. Dalam hal ini yang dipakai sebagai dasar perhitungan adalah 100 saham teraktif. Secara lebih spesifik proses pemilihan 100 saham mempertimbangkan frekuensi transaksi, nilai transaksi dan kapitalisasi pasar serta kinerja fundamental dari saham-saham tersebut.


(28)

21 Universitas Kristen Maranatha

4. Indeks Sektoral BEI merupakan subindeks dari IHSG. Indeks sektoral menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor. Semua saham yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification). Selain 9 sektor tersebut, BEI juga menghitung indeks industri manufaktur (industri pengelolaan) yang merupakan indeks gabungan dari tiga sektor industri. Hasilnya adalah 10 indeks sektoral yaitu pertanian (agri), pertambangan (mining), industri dasar dan kimia (basic-ind), aneka industri (misc-ind), industri barang konsumsi (consumer), properti dan estat real (property), transportasi dan infrastruktur (infrastruc), keuangan (finance), perdagangan, jasa dan investasi (trade) dan manufaktur (manufactur).

5. Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis saham yang dipilih dari

saham-saham yang sesuai dengan Syariah Islam dan termasuk saham-saham yang likuid.

Jakarta Islamic Indeks dimaksudkan sebagai tolok ukur untuk mengukur

kinerja investasi pada saham dengan basis syariah dan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi secara syariah.

2.1.4 Portofolio

Menurut Husnan (2005), portofolio berarti sekumpulan investasi. Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return harapan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang efisien.


(29)

22 Universitas Kristen Maranatha

Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya (Tandelilin, 2010).

2.1.4.1 Evaluasi Kinerja Portofolio

Menurut Tandelilin (2010) portofolio yang telah dibentuk perlu dievaluasi kinerjanya. Evaluasi kinerja portofolio akan terkait dengan dua isu utama, yaitu: 1. Mengevakuasi apakah return portofolio yang telah dibentuk mampu

memberikan return yang melebihi (di atas) return portofolio lainnya yang dijadikan patok duga (benchmark).

2. Mengevaluasi apakah return yang diperoleh sudah sesuai dengan tingkat risiko yang harus ditanggung.

Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu (Tandelilin, 2010) :

1. Tingkat risiko. Semakin tinggi tingkat risiko maka semakin tinggi pula tingkat return harapan. Dengan demikian, dalam mengevaluasi kinerja portofolio perlu memperhatikan apakah tingkat return portofolio yang diperoleh sudah cukup memadai untuk menutup risiko yang harus ditanggung. Dengan kata lain, evaluasi kinerja portofolio harus didasarkan pada ukuran yang bersifat risk-adjusted.

2. Periode waktu. Seperti halnya tingkat risiko, faktor waktu juga akan mempengaruhi tingkat return portofolio. Oleh karena itu, pada saat


(30)

23 Universitas Kristen Maranatha

mengevaluasi kinerja suatu portofolio kita juga perlu memperhatikan faktor periode waktu yang digunakan.

3. Penggunaan patok duga (benchmark) yang sesuai. Dalam melakukan evaluasi kinerja suatu portofolio, perlu membandingkan return portofolio tersebut dengan return yang bisa dihasilkan oleh alternatif portofolio lain yang sebanding. Dengan demikian, proses evaluasi kinerja investasi juga harus melibatkan perbandingan kinerja portofolio dengan suatu alternatif portofolio lain yang relevan. Portofolio yang terpilih sebagai patok duga (benchmark) tersebut harus bisa secara akurat mencerminkan tujuan yang diinginkan investor.

4. Tujuan Investasi. Evaluasi kinerja suatu portofolio juga perlu memperhatikan tujuan yang ditetapkan oleh investor atau manajer investasi. Tujuan investasi yang berbeda akan mempengaruhi kinerja portofolio yang dikelolanya.

Pengabaian terhadap beberapa faktor tersebut akan bisa mengakibatkan hasil evaluasi terhadap kinerja portofolio yang kurang tepat. Hasil evaluasi kinerja portofolio yang kurang tepat tersebut selanjutnya akan bisa menyebabkan pengambilan keputusan yang merugikan investor (Tandelilin, 2010).

2.1.4.2 Model Indeks Tunggal

William Sharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal (single-index model). Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan di dalam perhitungan model


(31)

24 Universitas Kristen Maranatha

Markowitz. Disamping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspekstasi dan risiko portofolio (Jogiyanto, 2014).

Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kabanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa

return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum

(common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar (Jogiyanto, 2014). Berikut ini adalah variabel-variabel yang berhubungan dengan analisis portofolio optimal, yaitu (Jogiyanto, 2014) :

1. Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham dengan rumus :

�� �� Saham=Pt− PP t−

t− dimana :

Pt = price, yaitu harga untuk waktu t

Pt− = price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya

2. Menentukan return yang diharapkan dari masing-masing saham (E(Ri)) dengan rumus :

E Ri =ΣRtn

dimana :

E(Ri) = expected return

Rt = return realisasi saham i n = periode pengamatan


(32)

25 Universitas Kristen Maranatha

3. Standar Deviasi (SD) yang digunakan untuk mengukur risiko dari realized

return dengan rumus :

SD= √∑ Ri − E Rin −

n i= dimana :

SD = standar deviasi

Ri = return realisasi saham i E(Ri) = expected return

n = periode pengamatan

4. Varian � � digunakan untuk mengukur risiko expected return saham i. Varian dapat dihitung dengan mengkuadratkan standar deviasi dengan rumus :

σ i = ∑ Ri − E Rin −

n i= dimana :

σ i = varian saham i

Ri = return realisasi ke-i saham i E(Ri) = expected return

n = periode pengamatan

5. Menghitung indeks keuntungan pasar dengan rumus :

Rm=IHSGIHSGt− IHSGt−

t− dimana :


(33)

26 Universitas Kristen Maranatha

IHSGt = indeks saham gabungan pada bulan ke t

IHSGt− = indeks saham gabungan pada bulan ke t-1

6. Proxy return aktiva bebas risiko atau Risk Free of Return (Rf) didasarkan

pada tingkat suku bunga SBI satu bulanan yang diperoleh dari laporan bulanan BI. Untuk mendapatkan komponen Risk free of return (Rf) per bulan maka dapat dihitung dengan rumus :

Rf =Σ Rf per bulann

dimana :

Rf = Risk free of return n = periode pengamatan

7. Alpha (αi) menunjukkan intercept dengan sumbu Rit, dapat dihitung dengan

rumus :

i = E Ri − i E Rm dimana :

αi = alpha saham i

βi = beta saham i E(Ri) = expected return E(Rm) = expected return pasar

8. Beta (βi) adalah risiko unik dari saham individual, menghitung keserongan

(slope) realized return suatu saham dengan realized return pasar (IHSG) dalam periode tertentu. Beta digunakan untuk menghitung Excess Return to

Beta (ERB) dan Bj yang diperlukan untuk menghitung Cut-Off Point (Ci).


(34)

27 Universitas Kristen Maranatha

i =∑ Ri − E Ri Rm − E Rm∑ Rm − E Rm

dimana :

βi = beta saham i

Ri = return realisasi saham i E(Ri) = expected return

Rm = tingkat return pasar saham i

9. Menghitung varian dari return pasar yang menunjukkan risiko indeks pasar

σM dengan rumus :

σM= ∑[ Rm − E Rm ]n − dimana :

σM = varian return pasar

Rm = tingkat return pasar saham i E(Rm) = expected return pasar n = periode pengamatan

10. Menghitung kesalahan residu (ei) dengan rumus :

ei = Ri − i− i . Rm dimana :

ei = kesalahan residu Ri = return realisasi saham i

i = beta saham i i = alpha saham i


(35)

28 Universitas Kristen Maranatha

11. Menentukan varian dari kesalahan residu σ ei dengan rumus :

σ ei =∑ ei −n −

dimana :

σ ei = varian ei saham i ei = kesalahan residu n = periode pengamatan

12. Excess Return to Beta (ERB) digunakan untuk mengukur return premium

saham relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. ERB menunjukkan hubungan antara return dan risiko yang merupakan faktor penentu investasi. Rumus Excess Return to

Beta (ERB) adalah : ERB=E Ri − Rfi

dimana :

ERB = excess return to beta saham i E(Ri) = expected return

Rf = risk free rate of return

βi = beta saham i

13. Nilai Ai dihitung untuk mendapatkan nilai Aj dan Bi dihitung untuk mendapatkan nilai Bj, keduanya diperlukan untuk menghitung Ci. Rumus Ai dan Bi masing-masing saham ke i adalah :

Ai=[E Ri − Rf] iσ ei


(36)

29 Universitas Kristen Maranatha

dimana :

E(Ri) = expected return saham i Rf = risk free rate of return

i = beta saham i

σ ei = varian ei saham i

14. Titik pembatas (Ci) merupakan nilai C untuk saham ke-i yang dihitung dari akumulasi nilai-nilai sampai dengan Aj dan nilai-nilai sampai dengan Bj. Nilai Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap

variance error saham dengan rumus :

Ci = σM∑ Ajii= + σM∑ Bji

i= dimana :

Ci = cut-off Rate (pembatas pada tingkat tertentu)

σM = varian return pasar Aj = jumlah kumulatif nilai Ai Bj = jumlah kumulatif nilai Bi

15. Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci.

16. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB titik C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal.

17. Proporsi dana (Zi) masing-masing saham dalam portofolio optimal dihitung dengan rumus :


(37)

30 Universitas Kristen Maranatha

Zi =σ ei ERB − Ci ∗ dimana :

Zi = proporsi dana saham i

βi = beta saham i

σ ei = varian ei saham i

ERB = excess return to beta saham i C* = cut-off point

18. Persentase proporsi dana (Wi) masing-masing saham pembentuk portofolio optimal dihitung dengan rumus :

Wi=ΣZiZi

dimana :

Wi = persentase dana saham i Zi = proporsi dana saham i

ΣZi = jumlah Zi

19. Expexted return portofolio E(Rp) merupakan rata-rata tertimbang dari return

individual masing-masing saham pembentuk portofolio dengan rumus :

E Rp = ∑ Wi . E Ri

n i= dimana :

E(Rp) = expected return portofolio Wi = persentase dana saham i E(Ri) = expected return


(38)

31 Universitas Kristen Maranatha

20. Risiko atau standar deviasi portofolio (σp) merupakan rata-rata tertimbang

dari standar deviasi individual masing-masing saham pembentuk portofolio dengan rumus :

σp = √ p . σM+ (∑ Wi . σ ei n

i=

)

dimana :

σp = standar deviasi portofolio

βp = beta portofolio

σM = varian return pasar Wi = persentase dana saham i

σ ei = varian ei saham i

2.1.5. Return dan Risiko Investasi

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2010).

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi tetapi

yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi portofolio (portofolio realized return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Sedang


(39)

32 Universitas Kristen Maranatha

tertimbang dari return-return ekspetasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio (Jogiyanto, 2014).

Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaanya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut (Tandelilin, 2010). Konsep dari risiko portofolio pertama kali diperkenalkan secara formal oleh Harry M. Markowitz di tahun 1950-an. Secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna (Jogiyanto, 2014).

Menurut Tandelilin (2010), risiko investasi total dapat dipisahkan menjadi dua jenis risiko, yaitu :

1. Risiko sistematis, atau dikenal dengan risiko pasar, beberapa penulis menyebut sebagai risiko umum (general risk) merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Dengan kata lain, risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat didiversifikasi.

2. Risiko tidak sistematis, atau dikenal dengan risiko spesifik (risiko perusahaan) adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan


(40)

33 Universitas Kristen Maranatha

bahwa risiko perusahaan bisa diminimalkan dengan melakukan diversifikasi aset dalam suatu portofolio.

2.1.6. Riset Empiris

Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pemilihan saham optimal dengan

single index model telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian

tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti dan Tahun Judul

Penelitian Tujuan Penelitian

Metode Analisis Data

Hasil Penelitian

1. Sulisty owati dan Widyar ti (2012) Analisis Pembentuk an Portofolio Optimal Mengguna kan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambil an Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham LQ-45 di BEI Periode Agustus 2008-Januari 2011) 1. Menganalisis saham unggulan apa saja yang masuk dalam kategori untuk dimasukkan dalam portofolio. 2. Menganalisis proporsi masing-masing saham agar didapatkan portofolio yang optimal. 3. Menganalisis tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko dari portfolio yang terbentuk. Indeks tunggal dan uji beda t-test

1. Dari 21 saham sampel terdapat tujuh saham yang masuk dalam portofolio yaitu BBNI, SMGR, UNTR, LISP, BBCA, ASII dan INDF. 2. SMGR sebesar 22.84%, ASII sebesar 21.38%, UNTR sebesar 18.77%, BBNI sebesar 17.37%, LISP sebesar 8.62%, BBCA sebesar 8.21% dan INDF sebesar 2.81%


(41)

34 Universitas Kristen Maranatha No. Nama Peneliti dan Tahun Judul

Penelitian Tujuan Penelitian

Metode Analisis Data Hasil Penelitian 4. Menganalisis apakah terdapat perbedaan antara rata-rata frekuensi perdagangan kelompok saham bukan kandidat portofolio optimal. 3. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio terbentuk sebesar 3.88% dan risiko portofolio sebesar 1.76% 4. Rata-rata frekuensi perdagangan kelompok saham kandidat portofolio optimal lebih kecil dari rata-rata frekuensi perdagangank elompok saham bukan kandidat portofolio optimal. 2. Triharj

ono (2013) Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisa si Portofolio Investasi Saham 1. Untuk menentukan sekelompok saham LQ-45 yang membentuk portofolio optimal dengan menggunakan single indeks model. Single Index Model 1. Perusahaan yang termasuk kedalam portofolio optimal adalah perusahaan AALI dan ANTM.


(42)

35 Universitas Kristen Maranatha No. Nama Peneliti dan Tahun Judul

Penelitian Tujuan Penelitian

Metode Analisis Data Hasil Penelitian (Studi Kasus pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011) 2. Untuk membuktikan bahwa diversifikasi akan menurunkan risiko lebih kecil daripada ditransaksikan secara individual. 2. Terbukti bahwa dengan diversifikasi dapat menurunkan risiko daripada risiko saham individual.

3. Anggra ini (2013) Analisis Pembentuk an Portofolio Optimal Mengguna kan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambil an Keputusan Investasi (Studi Kasus saham LQ-45 periode pengamata n Agustus 2009-Mei 2010, Juni 2010-Maret 2011, dan April 2011-Januari 2012) Untuk mengetahui pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

Indeks Tunggal

Terdapat 2 saham dari periode pengamatan ke 3 (April 2011-Jan 2012) yang membentuk porrtofolio optimal dengan proporsi saham yang berbeda yaitu PT AKR Corporindo dengan proporsi saham 2,6 dan PT Unilever

Indonesia dengan proporsi saham -1,6. Tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan sebesar 0,2569 dengan tingkat risiko portofolio sebesar 0,2057


(43)

36 Universitas Kristen Maranatha No. Nama Peneliti dan Tahun Judul

Penelitian Tujuan Penelitian

Metode Analisis Data

Hasil Penelitian

4. Lestari dan Suprihh adi (2015) Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal Sebagai Dasar Optimalisa si Investasi Saham Perbankan (Studi kasus pada saham LQ-45 periode Agustus 2014-Januari 2015) Untuk mengetahui dan menganalisis optimalisasi portofolio yang menghasilkan expected return maksimum dan risiko saham minimum dengan model indeks tunggal sebagai dasar pertimbangan investasi saham pada perusahaan perbankan di BEI.

Indeks Tunggal Hasil perhitungan pada periode penelitian menunjukkan tidak terbentuk portofolio optimal karena memiliki nilai ERB negative. Hal ini menunjukkan bahwa saham-saham tersebut mempunyai tingkat pengembalian saham yang masih dibawah tingkat pengembalian aset bebas risiko.

5. Hamda

ni dan Ham (2015) Pembentuk an Portofolio Optimal Pada Indeks Kompas 100 Periode 2013-2014 Untuk mengetahui portofolio optimal yang terbentuk pada Indeks Kompas 100 Indeks tunggal Terdapat 19 saham yang membentuk portofolio optimal dengan tingkat pengembalian sebesar 51,10% dan tingkat risiko sebesar 15,47%. Sumber : Berbagai Penelitian


(44)

37 Universitas Kristen Maranatha

2.1.7 Rerangka Teori

Gambar 2.3 Rerangka Teori

Investor

Analisis Portofolio Optimal

Model Indeks Tunggal

Portofolio Optimal

Risk Return


(45)

38 Universitas Kristen Maranatha

2.2 Rerangka Pemikiran

Gambar 2.4 Rerangka Pemikiran

Meningkatnya pendapatan nasional perkapita

penduduk Indonesia diikuti dengan

meningkatnya realisasi investasi sepanjang tahun mendorong masyarakat untuk lebih pintar mengelola dananya dengan cara berinvestasi di pasar modal. Salah satu bentuk investasi yang diminati adalah saham. Langkah yang perlu dilakukan oleh investor untuk memperoleh return yang maksimum dan menghindari risiko investasi saham adalah dengan membentuk portofolio optimal. Metode Pembentukan Portofolio Optimal

1. Saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio optimal dengan

menggunakan model indeks tunggal?

2. Bagaimana menetapkan proporsi masing-masing saham agar diperoleh portofolio yang optimal? 3. Berapa return dan risiko

yang diperoleh dari

portofolio yang terbentuk?

1. Mengetahui saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal.

2. Mengetahui proporsi

masing-masing saham agar diperoleh portofolio yang optimal.

3. Mengetahui return dan risiko

yang diperoleh dari portofolio yang terbentuk.

Umpan Balik

 Jenis Penelitian: Riset Deskriptif

 Populasi: Saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ-45

 Sampel: Saham-saham yang konsisten terdaftar dalam indeks LQ-45 periode 2014-2015

Metode Sampling: Purposive

sampling

 Teknik Pengumpulan Data: Arsip

 Metode Analisis Data: Model indeks tunggal


(46)

39 Universitas Kristen Maranatha

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan portofolio optimal saham-saham pada indeks LQ-45 menggunakan model indeks tunggal periode 2014 – 2015. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Riset deskriptif adalah riset yang dilakukan untuk menganalisis satu atau lebih variabel tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain (Suliyanto, 2009).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ-45.

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2013). Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel di mana tiap angota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Suliyanto, 2009). Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu metode penetapan sampel dengan didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu (Suliyanto, 2009). Kriteria yang


(47)

40 Universitas Kristen Maranatha

digunakan pada penelitian ini adalah saham-saham yang konsisten terdaftar dalam indeks LQ-45 periode 2014-2015.

Berdasarkan kriteria di atas, sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan

No. Kode Nama Emiten

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk.

2 ADRO Adaro Energy Tbk.

3 AKRA AKR Corporindo Tbk.

4 ASII Astra Internasional Tbk.

5 ASRI Alam Sutera Realty Tbk.

6 BBCA Bank Central Asia Tbk.

7 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

9 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.

10 BMTR Global Mediacom Tbk.

11 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk.

12 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

13 EXCL XL Axiata Tbk.

14 GGRM Gudang Garam Tbk.

15 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

16 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.

17 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk.

18 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.

19 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk.

20 KLBF Kalbe Farma Tbk.

21 LPKR Lippo Karawaci Tbk.

22 LSIP PP London Sumatera Tbk.

23 MNCN Media Nusantara Citra Tbk.

24 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

25 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.

26 PWON Pakuwon Jati Tbk.

27 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.

28 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

29 UNTR United Tractors Tbk.

30 UNVR Unilever Indonesia Tbk.

31 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.


(48)

41 Universitas Kristen Maranatha

3.3 Definisi Operasional Variabel (DOV)

Berikut ini adalah definisi operasional variabel yang berhubungan dengan analisis portofolio optimal :

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel No. Variabel Definisi

Operasional Metode Pengukuran Skala

1 Return Saham (Rt) Return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu (Jogiyanto, 2003).

฀฀฀฀฀฀ Saham =��− ��−

��− Rasio

2 Expected Return E(Ri) Return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 2003).

E Ri =ΣRtn Rasio

3 Standar Deviasi (SD) Kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return harapan (Tandelilin, 2010).

SD = √∑ Ri − E Rin − n

i=

Rasio

4 Varian

σ i

Variance � �

digunakan untuk mengukur risiko dari expected return, merupakan kuadrat dari standard deviation (Tandelilin, 2010).

σ i = ∑ Ri − E Rin − n i= Rasio 5 Indeks Keuntungan Pasar (Rm) Tingkat return dari indeks pasar yaitu IHSG (Jogiyanto, 2003).

Rm =IHSGtIHSG− IHSGt−


(49)

42 Universitas Kristen Maranatha

No. Variabel Definisi

Operasional Metode Pengukuran Skala

6

Risk Free Of Return

(Rf)

Menghitung risk

free of return

dari data tingkat suku bunga SBI satu bulanan (Sukarno, 2007).

Data tingkat suku bunga SBI

satu bulanan. Rasio

7 Alpha (αi)

Alpha (αi)

menunjukkan

iintercept

dengan sumbu ��� (Husnan,

2005).

i = E Ri − i E Rm Rasio

8 Beta

(βi) Beta (βi) merupakan sensitivitas return suatu sekuritas terhadap return dari pasar (Jogiyanto, 2003).

i =∑ Ri − E Ri Rm − E Rm∑ Rm − E Rm Rasio

9

Varian dari

Return

Pasar (σM

Menghitung varian dari return pasar yang menunjukkan risiko indeks pasar (Jogiyanto, 2003).

σM =∑[ Rm − E Rm ]n − Rasio

10 Kesalahan Residu (ei) Menghitung besarnya nilai kesalahan residu untuk tiap-tiap periode dari return sekuritas (Jogiyanto, 2003).


(50)

43 Universitas Kristen Maranatha

No. Variabel Definisi

Operasional Metode Pengukuran Skala

11

Varian dari Kesalahan

Residu (σ ei

Varian dari kesalahan residu yang menunjukkan besarnya risiko tidak sistematis yang unik terjadi di dalam

perusahaan (Jogiyanto, 2003).

σ ei =∑ ei −n − Rasio

12

Excess Return to

Beta

(ERB)

Excess return to beta berarti

mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasika n yang diukur dengan Beta (Jogiyanto, 2003).

ERB =E Ri − Rfi Rasio

13 Ai dan Bi

Nilai Ai dihitung untuk mendapatkan nilai Aj dan Bi dihitung untuk mendapatkan nilai Bj, keduanya diperlukan untuk menghitung Ci (Sukarno, 2007).

Ai =[E Ri − Rf] iσ ei

Bi = σ eii


(51)

44 Universitas Kristen Maranatha

No. Variabel Definisi

Operasional Metode Pengukuran Skala

14

Titik Pembatas

(Ci)

Nilai C untuk saham ke-i yang dihitung dari akumulasi nilai-nilai sampai dengan Aj dan nilai-nilai sampai dengan Bj. Nilai Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance error saham (Jogiyanto, 2003).

Ci = σM∑ Ajii=

+ σM∑ Bji

i=

Rasio

15 Cut-Off

Point (C*)

Nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci (Jogiyanto, 2003).

C* adalah nilai Ci terbesar dari

sederetan nilai Ci saham Nominal

16 Portofolio Optimal

Sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C* (Jogiyanto, 2003).

ERB > C* Nominal

17 Proporsi Masing-Masing Sekuriras (Zi) Proporsi masing-masing sekuritas di dalam portofolio optimal (Jogiyanto, 2003).


(52)

45 Universitas Kristen Maranatha

No. Variabel Definisi

Operasional Metode Pengukuran Skala

18 Presentase Proporsi Dana (Wi) Persentase proporsi dana (Wi) masing-masing saham pembentuk portofolio optimal (Sukarno, 2007).

�� =���� Rasio

19 Expected Return Portofolio E(Rp) Expexted return portofolio E(Rp) merupakan rata-rata tertimbang dari return individual masing-masing saham pembentuk portofolio (Sukarno, 2007).

E Rp = ∑ Wi. E Ri

n i= Rasio 20 Standar Deviasi Portofolio (σp) Risiko atau standar deviasi portofolio (σp) merupakan rata-rata tertimbang dari standar deviasi individual masing-masing saham pembentuk portofolio (Sukarno, 2007).

σp = √ p . σM+ (∑ Wi . σ ei n

i=

) Rasio

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik arsip. Menurut Suliyanto (2009), pengumpulan data arsip dapat berupa data primer dan data sekunder. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya (Suliyanto, 2009). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


(53)

46 Universitas Kristen Maranatha

harga saham penutupan (closing price), data IHSG dan tingkat suku bunga SBI satu bulanan. Sumber data diperoleh dengan mengakses www.idx.co.id, www.finance.yahoo.com, www.bi.go.id dan www.sahamok.com.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode indeks tunggal untuk menentukan set portofolio efisien. Langkah-langkah yang dilakukan adalah : 1. Menghitung tingkat keuntungan masing-masing saham dengan rumus :

�� �� Saham =Pt− PP t−

t−

dimana :

Pt = price, yaitu harga untuk waktu t

Pt− = price, yaitu harga untuk waktu sebelumnya

2. Menentukan return yang diharapkan dari masing-masing saham (E(Ri)) dengan rumus :

E Ri =ΣRtn

dimana :

E(Ri) = expected return

Rt = return realisasi saham i n = periode pengamatan

3. Standar Deviasi (SD) yang digunakan untuk mengukur risiko dari realized

return dengan rumus :

SD = √∑ Ri − E Rin −

n i=


(54)

47 Universitas Kristen Maranatha

dimana :

SD = standar deviasi

Ri = return realisasi saham i E(Ri) = expected return

n = periode pengamatan

4. Varian � � digunakan untuk mengukur risiko expected return saham i. Varian dapat dihitung dengan mengkuadratkan standar deviasi dengan rumus :

σ i = ∑ Ri − E Rin −

n i=

dimana :

σ i = varian saham i

Ri = return realisasi ke-i saham i E(Ri) = expected return

n = periode pengamatan

5. Menghitung indeks keuntungan pasar dengan rumus :

Rm =IHSGIHSGt− IHSGt−

t−

dimana :

Rm = tingkat return pasar saham i

IHSGt = indeks saham gabungan pada bulan ke t

IHSGt− = indeks saham gabungan pada bulan ke t-1

6. Proxy return aktiva bebas risiko atau Risk Free of Return (Rf) didasarkan


(55)

48 Universitas Kristen Maranatha

bulanan BI. Untuk mendapatkan komponen Risk free of return (Rf) per bulan maka dapat dihitung dengan rumus :

Rf =Σ Rf per bulann

dimana :

Rf = Risk free of return n = periode pengamatan

7. Alpha (αi) menunjukkan intercept dengan sumbu Rit, dapat dihitung dengan

rumus :

i = E Ri − i E Rm

dimana :

αi = alpha saham i

βi = beta saham i E(Ri) = expected return E(Rm) = expected return pasar

8. Beta (βi) adalah risiko unik dari saham individual, menghitung keserongan

(slope) realized return suatu saham dengan realized return pasar (IHSG) dalam periode tertentu. Beta digunakan untuk menghitung Excess Return to

Beta (ERB) dan Bj yang diperlukan untuk menghitung Cut-Off Point (Ci).

Rumus beta (βi) adalah :

i =∑ Ri − E Ri Rm − E Rm∑ Rm − E Rm

dimana :

βi = beta saham i


(56)

49 Universitas Kristen Maranatha

E(Ri) = expected return

Rm = tingkat return pasar saham i

9. Menghitung varian dari return pasar yang menunjukkan risiko indeks pasar �� dengan rumus :

σM= ∑[ Rm − E Rm ]n −

dimana :

σM = varian return pasar

Rm = tingkat return pasar saham i E(Rm) = expected return pasar n = periode pengamatan

10. Menghitung kesalahan residu (ei) dengan rumus :

ei = Ri − i− i . Rm

dimana :

ei = kesalahan residu Ri = return realisasi saham i

i = beta saham i i = alpha saham i

Rm = tingkat return pasar saham i

11. Menentukan varian dari kesalahan residu � �� dengan rumus : σ ei =∑ ei −n −

dimana :

σ ei = varian ei saham i ei = kesalahan residu


(57)

50 Universitas Kristen Maranatha

n = periode pengamatan

12. Excess Return to Beta (ERB) digunakan untuk mengukur return premium

saham relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. ERB menunjukkan hubungan antara return dan risiko yang merupakan faktor penentu investasi. Rumus Excess Return to

Beta (ERB) adalah :

ERB =E Ri − Rfi

dimana :

ERB = excess return to beta saham i E(Ri) = expected return

Rf = risk free rate of return

βi = beta saham i

13. Nilai Ai dihitung untuk mendapatkan nilai Aj dan Bi dihitung untuk mendapatkan nilai Bj, keduanya diperlukan untuk menghitung Ci. Rumus Ai dan Bi masing-masing saham ke i adalah :

Ai =[E Ri − Rf] iσ ei

Bi =σ eii

dimana :

E(Ri) = expected return saham i Rf = risk free rate of return

i = beta saham i σ ei = varian ei saham i


(58)

51 Universitas Kristen Maranatha

14. Titik pembatas (Ci) merupakan nilai C untuk saham ke-i yang dihitung dari akumulasi nilai-nilai sampai dengan Aj dan nilai-nilai sampai dengan Bj. Nilai Ci merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap

variance error saham dengan rumus :

Ci = σM∑ Ajii=

+ σM∑ Bji

i=

dimana :

Ci = cut-off Rate (pembatas pada tingkat tertentu) σM = varian return pasar

Aj = jumlah kumulatif nilai Ai Bj = jumlag kumulatif nilai Bi

15. Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci.

16. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB titik C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal.

17. Proporsi dana (Zi) masing-masing saham dalam portofolio optimal dihitung dengan rumus :

Zi =σ ei ERB − Ci ∗

dimana :

Zi = proporsi dana saham i


(59)

52 Universitas Kristen Maranatha

σ ei = varian ei saham i

ERB = excess return to beta saham i C* = cut-off Point

18. Persentase proporsi dana (Wi) masing-masing saham pembentuk portofolio optimal dihitung dengan rumus :

Wi =ΣZiZi

dimana :

Wi = persentase dana saham i Zi = proporsi dana saham i

ΣZi = jumlah Zi

19. Expexted return portofolio E(Rp) merupakan rata-rata tertimbang dari return

individual masing-masing saham pembentuk portofolio dengan rumus :

E Rp = ∑ Wi . E Ri

n i=

dimana :

E(Rp) = expected return portofolio Wi = persentase dana saham i E(Ri) = expected return

20. Risiko atau standar deviasi portofolio (σp) merupakan rata-rata tertimbang dari standar deviasi individual masing-masing saham pembentuk portofolio dengan rumus :

σp = √ p . σM+ (∑ Wi . σ ei

n i=


(60)

53 Universitas Kristen Maranatha

dimana :

σp = standar deviasi portofolio

βp = beta portofolio σM = varian return pasar

Wi = persentase dana saham i σ ei = varian ei saham i


(61)

70 Universitas Kristen Maranatha

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka simpulan pada penelitian ini adalah :

1. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal dari kriteria 31 saham sampel dalam indeks LQ-45 periode 2014-2015 menggunakan model indeks tunggal adalah AKRA, WIKA, UNVR, TLKM, PWON, GGRM, BBCA dan BBRI.

2. Proporsi masing-masing saham pembentuk portofolio optimal adalah sebesar 24.95% untuk saham AKRA, 6.22% untuk saham WIKA, 32.54% untuk saham UNVR, 15.67% untuk saham TLKM, 10.46% untuk saham PWON, 3.89% untuk saham GGRM, 4.49% untuk saham BBCA dan 1.75% untuk saham BBRI.

3. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio yang terbentuk sebesar 2.12% dengan risiko portofolio sebesar 3.85%.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan baik secara teknis maupun teoritis antara lain :

1. Return saham hanya diperhitungkan dari capital gain saja sehingga tidak


(1)

72 Universitas Kristen Maranatha

2. Indeks pasar yang digunakan sebaiknya indeks LQ-45 karena dalam pembentukan indeks LQ-45 terdiri dari saham-saham yang aktif.

3. Waktu pengamatan sebaiknya diperpanjang agar hasil penelitian lebih akurat. 4. Menggunakan sampel dengan kriteria lebih banyak seperti perusahaan yang

setiap tahun membagikan dividen.

5. Untuk penelitian selanjutnya dapat membandingkan saham pembentuk portofolio optimal dalam indeks LQ-45 dengan indeks saham lainnya seperti indeks Kompas 100.


(2)

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL

SAHAM-SAHAM PADA INDEKS LQ-45

MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL

PERIODE 2014

2015

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Sidang

Sarjana Strata 1 (S-1)

Oleh

Grhadhikagari

1352046

e

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(3)

ANALYZE OF OPTIMAL PORTFOLIO FORMATION

SHARES IN LQ-45 INDEX USING SINGLE INDEX

MODEL PERIOD 2014-2015

A Thesis

In Partial Fulfillment of The Requirements for The Degree of

Bachelor of Science in Management

By

Grhadhikagari

1352046

MANAGEMENT DEPARTMENT

FACULTY OF ECONOMICS

MARANATHA CHRISTIAN UNIVERSITY

BANDUNG


(4)

KATA PENGANTAR

Penelitian yang berjudul “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham pada Indeks LQ-45 Menggunakan Model Indeks Tunggal Periode 2014 – 2015” memiliki tujuan untuk menganalisis pembentukan portofolio optimal saham-saham pada indeks LQ-45 menggunakan model indeks tunggal pada periode pengamatan, selanjutnya penulis juga melakukan perhitungan return dan risiko yang diperoleh dari portofolio yang terbentuk.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan. Penelitian ini hanya berfokus pada pembentukan portofolio optimal saham-saham yang konsisten terdaftar dalam indeks LQ-45 periode 2014-2015 dengan menggunakan model indeks tunggal hasilnya dapat saja berbeda di kemudian hari sehingga tidak dapat menjadi bahan acuan yang pasti.

Penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini :

1. Bapak Dr. Mathius Tandiontong, S,E., M.M., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

2. Ibu Nonie Magdalena, S.E., M.Si. selaku Ketua Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

3. Ibu Dini Iskandar, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan nasihat yang sangat berharga kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Ibu Ana Mariana, S.E., M.Si. selaku dosen wali yang selalu memberikan pesan dan nasihat yang bermanfaat bagi penulis.

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa studi.

6. Orang tua tercinta Bapak Rakhmat Nugroho dan Ibu Lis Indriyati , kakak Anindyagari dan Aninditagari atas dukungan dan doanya yang tidak pernah putus.

7. Raden Gandira Rizki Ramadhan, sahabat Vini Avinya, Salsabila Athaya, Eca, Edlyn, Ezra, Gaby, Icel, Syifa, teman-teman perkulihan, teman-teman aslab metoda kuantitatif dan rekan sejawat lainnya yang selalu memberikan dukungan dan bantuan bagi penulis.

8. Perpustakan Universitas Kristen Maranatha yang telah membantu penulis untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat sampai dengan selesainya tugas akhir ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT selalu melimpahkan kasih dan berkatNya kepada semua pihak atas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Semoga tugas akhir ini dapat berguna dan memberi nilai tambah serta wacana baru bagi semua pihak yang membacanya.

Bandung, Desember 2016


(5)

73 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, R dan Andayani. (2013). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol2. (No. 6), hal 1-24.

Fabozzi, F.J. (1999). Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Halim, A. (2003). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Hamdani, A.S., Murhadi, W.R., & Sutejo, B.S. (2015). Pembentukan Portofolio Optimal pada Indeks Kompas 100 Periode 2013-2014. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol4. (No. 2), hal 1-13.

Husnan, S. (2005). Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Jogiyanto. (2014). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kesembilan. Yogyakarta: BPFE.

Kuncoro, M. (2013). Metode Riset Bisnis Untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Lestari, P.D dan Suprihhadi ,H. (2015). Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal Sebagai Dasar Optimalisasi Investasi Saham Perbankan. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Vol4. (No. 5), hal 1-21.

Martalena dan Maya Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi.

Sukarno, Mokhamad. 2007. Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Indeks di Bursa Efek Jakarta. Tesis, Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Sulistyowati, N dan Widyarti, E.T. (2012). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham LQ-45 di BEI Periode Agustus 2008-Januari 2011). Diponergoro Journal Of Management. Vol1. (No. 1), hal 1-15.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.


(6)

74 Universitas Kristen Maranatha

Triharjono, S. (2013). Single Index Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham (Studi Kasus pada Kelompok Saham LQ-45 di BEI Tahun 2009-2011). Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis. Vol4. (No. 1), hal 1-12.

www.bi.go.id diakses pada tanggal 24 September 2016 www.sahamok.com diakses pada tanggal 28 September 2016 www.finance.yahoo.com diakses pada tanggal 28 September 2016 www.idx.co.id diakses pada tanggal 2 Oktober 2016

www.bps.go.id diakses pada tanggal 4 November 2016 cnnindonesia.com diakses pada tanggal 4 November 2016