Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Sektor Keuangan, Perdagangan Jasa dan Investasi pada LQ-45 Berdasarkan Model Indeks Tunggal Periode Februari 2013-Januari 2015.
v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Rendahnya tingkat suku bunga bank yang hampir sama dengan inflasi memaksa masyarakat untuk lebih pintar mengelola dananya dengan cara berinvestasi di pasar modal. Salah satu instrumen investasi yang banyak diminati adalah saham. Langkah yang perlu dilakukan oleh masyarakat untuk memperoleh keuntungan yang maksimum dan menghindari risiko investasi saham adalah dengan membentuk portofolio. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk portofolio optimal pada saham-saham sektor keuangan, perdagangan jasa dan investasi yang selalu masuk kelompok saham LQ-45 periode Februari 2013-Januari 2015 dengan menggunakan model indeks tunggal.
Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel di mana tiap anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan model indeks tunggal, terdapat enam saham yang masuk kandidat portofolio optimal, yaitu MNCN dengan proporsi saham sebesar 11.67%, JSMR sebesar 22.35%, BBNI sebesar 26.40%, BBCA sebesar 20.91%, BSDE sebesar 7.89%, dan BBRI sebesar 10.78%. Return dari portofolio optimal yang terbentuk sebesar 1,75% dengan risiko portofolio sebesar 0,12%.
(2)
vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Low levels of interest rates are almost the same with inflation forces people to be smarter to manage their funds by investing in capital markets. One of the many popular investment instrument is a stock. Measures to be undertaken by the people to gain maximum profit and avoid the risk of stock investment is by establishing a portfolio. This study aims to analyze the form of optimal portfolio in financial, trade in services and investment sector shares are always enter the LQ45 period February 2013-January 2015 using single index model.
This study using nonprobability sampling technique which is a technique where each member of the population don’t have the same opportunity to be used as a sample. The sample selection was done by purposive sampling. The results showed that by using single index model, there are six stocks listed in optimal portfolio candidates, which is MNCN with 11.67% proportion, JSMR 22.35%, BBNI 26.40%, BBCA 20.91%, BSDE 7.89%, and BBRI 10.78%. Return of the optimal portfolio formed 1.75% with 0.12% risk.
(3)
vii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR . iii KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Investasi ... 8
2.1.1.1 Proses Keputusan Investasi ... 9
2.1.1.2 Jenis-Jenis Investasi ... 11
2.1.2 Pasar Keuangan ... 12
2.1.3 Pasar Modal ... 13
2.1.3.1 Manfaat Pasar Modal ... 14
2.1.3.2 Instrumen Pasar Modal ... 15
2.1.3.3 Indeks Harga Saham ... 16
2.1.4 Portofolio ... 17
2.1.4.1 Evaluasi Kinerja Portofolio ... 18
2.1.4.2 Model Indeks Tunggal ... 19
2.1.5 Return dan Risiko Investasi ... 20
2.1.5.1 Return ... 20
2.1.5.2 Risiko ... 21
2.1.6 Penelitian Terdahulu ... 29
2.1.7 Rerangka Teori ... 31
2.2 Rerangka Pemikiran ... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 34
3.1 Jenis Penelitian ... 34
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
(4)
viii Universitas Kristen Maranatha
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.5 Metode Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1 Hasil Penelitian ... 46
4.2 Pembahasan ... 57
BAB V PENUTUP ... 59
5.1 Simpulan ... 59
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 59
5.3 Implikasi Penelitian ... 60
5.4 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
LAMPIRAN ... 64 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
(5)
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Investasi Langsung dan Investasi tidak Langsung ... 12 Gambar 2.2 Rerangka Teori ... 32 Gambar 2.3 Rerangka Pemikiran ... 33
(6)
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 30
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan ... 35
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 36
Tabel 4.1 Expected Return, Standar Deviasi dan Varian Saham Individual ... 49
Tabel 4.2 Alpha, Beta, dan Variance Error Saham ... 51
Tabel 4.3 Perhitungan ERB 15 Saham Sampel ... 52
Tabel 4.4 Perhitungan Ci Masing-Masing Saham ... 54
Tabel 4.5 Saham Kandidat Portofolio Optimal dan Hasil Perhitungan Proporsi Dana (Zi) ... 55
Tabel 4.6 Expected Return Portofolio ... 56
(7)
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A Harga Saham Penutupan ... 64 Lampiran B Tingkat Keuntungan Saham Individual ... 65 Lampiran C Return Realisasi Pasar Indeks LQ-45 Februari 2013-
Januari 2015 ... 67 Lampiran D Data SBI-1 Bulan ………. 68
(8)
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat untuk mencari alternatif sumber pembiayaan usaha selain bank. Rendahnya tingkat suku bunga bank yang hampir sama dengan inflasi memaksa masyarakat untuk lebih pintar mengelola dananya. Hasil investasi yang diperoleh dari penghasilan masyarakat dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang.
Pertumbuhan investasi diperkirakan tetap stabil di tahun 2014. Terlebih, investasi tahun 2013 menunjukkan pertumbuhan cukup baik. Investasi lebih banyak ditopang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) ketimbang Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2014 (Bambang, 2014). Asian Development Bank memprediksi pertumbuhan investasi Indonesia pada tahun 2015 akan membaik, seiring dengan stabilnya arah kebijakan ekonomi pemerintahan yang baru. Prospek investasi yang membaik ini dikarenakan inflasi yang lebih rendah, defisit transaksi berjalan yang membaik, serta menguatnya perdagangan dunia. Potensi untuk meningkatkan pertumbuhan investasi ini cukup besar jika pemerintah bisa memfasilitasi investor yang akan masuk. Pemerintah perlu mempermudah birokrasi bagi investor yang mau berinvestasi karena selama ini proses investasi di Indonesia cukup panjang dan sulit (Edimon, 2014).
(9)
2
Universitas Kristen Maranatha
Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk mendapatkan hasil laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001). Sedangkan menurut Sunariyah (2004), investasi ialah penanaman modal untuk satu ataupun lebih aktiva yang dimiliki dan juga biasanya berjangka waktu lama dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Pasar investasi secara garis besar dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu investasi di pasar uang dan investasi di pasar modal.
Investasi di pasar uang bersifat jangka pendek dan memiliki risiko yang relatif rendah. Jenis-jenis instrumen investasi di pasar uang adalah deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat berharga (commercial paper). Investasi pada pasar modal biasanya memiliki risiko yang relatif besar, namun dapat memberikan hasil investasi yang besar. Jenis-jenis instrumen investasi di pasar modal adalah obligasi dan saham. Banyaknya instrumen investasi mengharuskan investor membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Salah satu instrumen investasi yang banyak digemari investor adalah saham. Investor yang rasional akan menginvestasikan dananya dengan memilih saham efisien, yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu dengan risiko minimal. Return yang diharapkan dari investasi merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat pengaruh inflasi (Tandelilin, 2010).
Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor untuk meminimalkan risiko yang mungkin diperolehnya dalam investasi. Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. Risiko
(10)
3
Universitas Kristen Maranatha
saham secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihindari (faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan, seperti keadaan ekonomi dan politik), sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko investasi yang dapat dihindari melalui diversifikasi saham dengan membentuk portofolio optimal (Tandelilin, 2010).
Menurut Widoatmodjo (2005), portofolio dapat didefinisikan sebagai melakukan investasi pada beberapa instrumen investasi, bisa sejenis dan bisa juga tidak sejenis, yang tujuannya adalah menurunkan risiko dan menghasilkan pendapatan sesuai dengan tujuan. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sudah pasti atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sudah pasti (Jogiyanto, 2007). Menurut Tandelilin (2010), untuk membentuk portofolio yang efisien, harus berpegang pada asumsi tentang bagaimana perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi yang akan diambilnya. Salah satu asumsi yang paling penting adalah bahwa semua investor tidak menyukai risiko (risk averse). Investor seperti ini jika dihadapkan pada dua pilihan investasi yang menawarkan return yang sama dengan risiko yang berbeda, akan cenderung memilih investasi dengan risiko yang lebih rendah. Sedangkan pengertian portofolio optimal menurut Tandelilin (2010) merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya.
(11)
4
Universitas Kristen Maranatha
Model-model analisis portofolio yang dapat digunakan oleh investor untuk melakukan pemilihan saham dan penentuan portofolio antara lain model Markowitz dan model indeks tunggal. Menurut Tandelilin (2010), dalam pendekatan Markowitz, pemilihan portofolio investor didasarkan pada preferensi mereka terhadap return harapan dan risiko masing-masing pilihan portofolio. Dalam model Markowitz, investor bisa menentukan pilihan portofolio optimal dari berbagai pilihan portofolio yang ada pada garis portofolio yang efisien. Akan tetapi, model Markowitz tersebut membatasi pilihan investor hanya pada portofolio yang terdiri dari aset berisiko. Padahal pada kenyataannya, investor bebas memilih portofolio yang juga terdiri dari aset bebas risiko. Investor mempunyai pilihan untuk memasukan aktiva bebas risiko ke dalam portofolionya pada model indeks tunggal. Setelah memilih saham-saham yang akan masuk dalam portofolio, selanjutnya adalah menentukan komposisi portofolio yang diharapkan akan memperoleh return yang optimal dengan risiko terbatas.
Beberapa penelitian yang mengkaji tentang pemilihan saham dan pembentukan portofolio optimal telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, diantaranya Sukarno (2007) meneliti tentang analisis pembentukan portofolio optimal saham menggunakan metode single index di Bursa Efek Jakarta periode 2004-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return 14 saham kandidat dengan return 19 saham non kandidat portofolio. Saham yang menjadi kandidat portofolio adalah saham yang mempunyai nilai excess return to beta lebih besar atau sama dengan nilai cut-of-point. Saham non kandidat adalah saham yang mempunyai nilai excess return to beta lebih kecil dari nilai cut-of-point. Rata-rata return saham kandidat lebih
(12)
5
Universitas Kristen Maranatha
tinggi dibandingkan rata-rata return saham non kandidat. Jadi portofolio optimal dalam penelitian ini dibentuk oleh saham yang mempunyai return tertinggi pada tingkat risiko yang relatif sama.
Penelitian serupa dilakukan oleh Wisnu (2008) yang menganalisis portofolio saham dengan model indeks tunggal sebagai dasar pengambilan keputusan investasi pada Bursa Efek Jakarta tahun 2004-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investor dapat menginvestasikan dananya pada saham ARNA, ACAP, LMSH, EKAD, AUTO, AALI, dan LION. Investor yang berinvestasi pada saham ini akan menghasilkan keuntungan pasar sebesar 0.0552 dengan risiko mendekati nol persen. Sulistyowati (2012) meneliti tentang pembentukan portofolio optimal menggunakan model indeks tunggal untuk pengambilan keputusan investasi di BEI periode Agustus 2008 - Januari 2011 dengan hasil penelitian yaitu investor dapat menginvestasikan pada saham BBNI, SMGR, UNTR, LISP, BBCA, ASII dan INDF. Berdasarkan perhitungan, investor akan mendapatkan return portofolio sebesar 3.88% dengan risiko portofolio sebesar 1.76%. Walaupun termasuk kandidat portofolio, akan tetapi rata-rata frekuensi perdagangan saham kandidat portofolio menunjukkan bahwa investor tidak memilih saham berdasarkan cut-off point (C*).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Sektor Keuangan, Perdagangan Jasa dan Investasi pada LQ-45 Berdasarkan Model Indeks Tunggal Periode Februari 2013- Januari 2015.
(13)
6
Universitas Kristen Maranatha
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Saham-saham mana yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan metode single index model ?
2. Bagaimana menetapkan proporsi masing-masing saham agar diperoleh portofolio yang optimal ?
3. Berapa tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko dari portofolio yang terbentuk ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui saham-saham yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan metode single index model.
2. Mengetahui proporsi masing-masing saham agar diperoleh portofolio yang optimal.
3. Mengetahui tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko dari portofolio yang terbentuk.
1.4Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam
(14)
7
Universitas Kristen Maranatha
2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan analisis saham yang akan diperjualbelikan di pasar modal dan menentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal untuk mengambil keputusan investasi saham-saham LQ-45. 3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian,
referensi, dan pengembangan penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan analisis portofolio dengan menggunakan model indeks tunggal.
(15)
63
Universitas Kristen Maranatha
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka simpulan pada penelitian ini adalah :
1. Saham-saham yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan metode single index model adalah saham MNCN, JSMR, BBNI, BBCA, BSDE, dan BBRI.
2. Komposisi atau proporsi dana masing-masing saham pembentuk portofolio optimal adalah sebesar 11,67% untuk saham MNCN, 22,35% untuk saham JSMR, 26,40% untuk saham BBNI, 20,91% untuk saham BBCA, 7,89% untuk saham BSDE, dan 10,78% untuk saham BBRI.
3. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio yang terbentuk sebesar 0.017497 atau sebesar 1,75% dengan risiko sebesar 0.035440 atau sebesar 3.55%.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan baik secara teknis maupun teoritis, antara lain:
1. Data harga saham, Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Indonesia yang digunakan adalah harga closing price bulanan sehingga kurang mencerminkan keadaan pada harian pengamatan.
(16)
Universitas Kristen Maranatha
2. Return saham hanya diperhitungkan dari capital gain saja sehingga tidak mencerminkan return saham yang sebenarnya.
3. IHSG yang digunakan sebagai indeks pasar menimbulkan bias karena dalam pembentukan IHSG terdapat juga saham-saham yang tidak aktif.
4. Return risk free rate yang digunakan adalah SBI-1 bulan yang pada
kenyataannya tidak dijual bebas kepada masyarakat tetapi ditujukan kepada perbankan sehingga kurang tepat digunakan sebagai proxy return risk free rate.
5. Periode pengamatan penelitian cukup pendek hanya dua tahun, yaitu dari tahun 2013-2015.
5.3 Implikasi Penelitian
Investor disarankan untuk membentuk portofolio yang terdiri dari saham MNCN, JSMR, BBNI, BBCA, BSDE, dan BBRI karena saham-saham tersebut mempunyai excess return to beta yang tinggi dan relatif stabil selama dua tahun terakhir. Expected return dan risiko portofolio yang dibentuk dari keenam saham tersebut lebih efisien dibandingkan dengan return dan risiko individual saham.
Saham MNCN dengan nama perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk, lebih dikenal dengan nama MNC saja merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media. Saham JSMR dengan nama perusahaan Jasa Marga adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang penyelenggara jasa jalan tol. Saham BBNI dengan nama perusahaan Bank Negara Indonesia atau BNI adalah sebuah institusi bank milik pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan BUMN. Saham BBCA dengan nama perusahaan PT Bank Central Asia Tbk
(17)
Universitas Kristen Maranatha
adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Saham BSDE dengan nama perusahaan PT Bumi Serpong Damai Tbk adalah salah satu pengembang kota mandiri terbesar di Indonesia, yang juga merupakan bagian dari Sinar Mas Land. Saham BBRI dengan nama perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Saham-saham tersebut mempunyai prospek yang bagus bagi investor, baik investor jangka pendek maupun jangka panjang yang akan berinvestasi pada sektor keuangan dan sektor perdagangan jasa dan investasi.
5.4Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran pada penelitian ini adalah :
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan harga closing price harian sehingga kemungkinan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
2. Sebaiknya return saham dihitung secara total dengan mempertimbangkan dividen yield.
3. Penelitian selanjutnya dapat mempergunakan return risk free rate dan indeks pasar yang lain atau dengan membentuk sendiri indeks pasar tersebut.
4. Perlu untuk memperpanjang waktu pengamatan agar hasil penelitian lebih akurat.
(18)
66
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Brodjonegoro, Bambang PS. (2014). Pertumbuhan Investasi pada 2014 Diprediksi
Tetap Stabil. Jurnal Nasional 22 Januari 2014. Diakses dari http:// indef.or.id/id/berita/detail/236/pertumbuhan-investasi-pada-2014diprediksi -tetap-stabil.
Elton, J.Edwin; Gruber, M.J.; Brown, S.J.; Goetzmann, W.N. (2014). Modern PortfolioTheory and Investment Analysis. Edisi Kesembilan. Asia : Jhon Wiley & Sons.
Fahmi. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.
Ginting, Edimon. (2014). ADB: Investasi Indonesia Naik 20 Persen di 2015. Katadata news & research, 1 April 2014. Diakses dari http:// katadata.co.id /berita/2014/04/01/adb-investasi-indonesia-naik-20-persen-di2015#sthash. GOqpj30u.dpbs.
Halim. (2005). Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Hartanto. (2010). Property Cash Machine: Langkah Cerdas Membangun Kekayaan Melalui Property. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Husnan, Suad. (2005). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jogiyanto. (2007). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Samsul. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Sartono, R.Agus dan Sri Zulaihati. (1998). Rasionalitas Investor Terhadap
Pemilihan Saham dan Penentuan Portofolio Optimal dengan Model Indeks Tunggal di BEJ. Kelola No.17/VII/1998.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sukarno. (2007). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Indeks di Bursa Efek Jakarta. Tesis Magister Manajemen, Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
(19)
Universitas Kristen Maranatha
Sulistyowati. (2012). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham LQ-45 di BEI Periode Agustus 2008-Januari 2011). Diponegoro Journal of Management. 1 (1). Hal. 1-15.
Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: CV Andi.
Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Wahyudi, Untung dan Hartini PP. (2000). Analisis Korelasi Antara Kandidat Portofolio dan Tingkat Keuntungan Saham: Studi Pada PT. Bursa Efek Jakarta. Ventura Vol.5, No. 2.
Widoatmodjo, Sawidji. (2005). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengantar Menjadi Investor Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Yuniarti, Sari. (2010). Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Perbankan dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal. Jurnal Keuangan dan Perbankan. 14 (3). Hal. 459-466.
www.bi.go.id
www.finance.yahoo.com www.idx.co.id
(1)
7
2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan analisis saham yang akan diperjualbelikan di pasar modal dan menentukan portofolio optimal dengan menggunakan model indeks tunggal untuk mengambil keputusan investasi saham-saham LQ-45. 3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian,
referensi, dan pengembangan penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan analisis portofolio dengan menggunakan model indeks tunggal.
(2)
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka simpulan pada penelitian ini adalah :
1. Saham-saham yang dapat membentuk portofolio optimal dengan menggunakan metode single index model adalah saham MNCN, JSMR, BBNI, BBCA, BSDE, dan BBRI.
2. Komposisi atau proporsi dana masing-masing saham pembentuk portofolio optimal adalah sebesar 11,67% untuk saham MNCN, 22,35% untuk saham JSMR, 26,40% untuk saham BBNI, 20,91% untuk saham BBCA, 7,89% untuk saham BSDE, dan 10,78% untuk saham BBRI.
3. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio yang terbentuk sebesar 0.017497 atau sebesar 1,75% dengan risiko sebesar 0.035440 atau sebesar 3.55%.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan baik secara teknis maupun teoritis, antara lain:
1. Data harga saham, Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Indonesia yang digunakan adalah harga closing price bulanan sehingga kurang mencerminkan keadaan pada harian pengamatan.
(3)
2. Return saham hanya diperhitungkan dari capital gain saja sehingga tidak mencerminkan return saham yang sebenarnya.
3. IHSG yang digunakan sebagai indeks pasar menimbulkan bias karena dalam pembentukan IHSG terdapat juga saham-saham yang tidak aktif.
4. Return risk free rate yang digunakan adalah SBI-1 bulan yang pada
kenyataannya tidak dijual bebas kepada masyarakat tetapi ditujukan kepada perbankan sehingga kurang tepat digunakan sebagai proxy return risk free rate.
5. Periode pengamatan penelitian cukup pendek hanya dua tahun, yaitu dari tahun 2013-2015.
5.3 Implikasi Penelitian
Investor disarankan untuk membentuk portofolio yang terdiri dari saham MNCN, JSMR, BBNI, BBCA, BSDE, dan BBRI karena saham-saham tersebut mempunyai excess return to beta yang tinggi dan relatif stabil selama dua tahun terakhir. Expected return dan risiko portofolio yang dibentuk dari keenam saham tersebut lebih efisien dibandingkan dengan return dan risiko individual saham.
Saham MNCN dengan nama perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk, lebih dikenal dengan nama MNC saja merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang media. Saham JSMR dengan nama perusahaan Jasa Marga adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang penyelenggara jasa jalan tol. Saham BBNI dengan nama perusahaan Bank Negara Indonesia atau BNI adalah sebuah institusi bank milik pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan
(4)
adalah bank swasta terbesar di Indonesia. Saham BSDE dengan nama perusahaan PT Bumi Serpong Damai Tbk adalah salah satu pengembang kota mandiri terbesar di Indonesia, yang juga merupakan bagian dari Sinar Mas Land. Saham BBRI dengan nama perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Saham-saham tersebut mempunyai prospek yang bagus bagi investor, baik investor jangka pendek maupun jangka panjang yang akan berinvestasi pada sektor keuangan dan sektor perdagangan jasa dan investasi.
5.4 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran pada penelitian ini adalah :
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan harga closing price harian sehingga kemungkinan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
2. Sebaiknya return saham dihitung secara total dengan mempertimbangkan dividen yield.
3. Penelitian selanjutnya dapat mempergunakan return risk free rate dan indeks pasar yang lain atau dengan membentuk sendiri indeks pasar tersebut.
4. Perlu untuk memperpanjang waktu pengamatan agar hasil penelitian lebih akurat.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Brodjonegoro, Bambang PS. (2014). Pertumbuhan Investasi pada 2014 Diprediksi
Tetap Stabil. Jurnal Nasional 22 Januari 2014. Diakses dari http:// indef.or.id/id/berita/detail/236/pertumbuhan-investasi-pada-2014diprediksi -tetap-stabil.
Elton, J.Edwin; Gruber, M.J.; Brown, S.J.; Goetzmann, W.N. (2014). Modern PortfolioTheory and Investment Analysis. Edisi Kesembilan. Asia : Jhon Wiley & Sons.
Fahmi. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.
Ginting, Edimon. (2014). ADB: Investasi Indonesia Naik 20 Persen di 2015. Katadata news & research, 1 April 2014. Diakses dari http:// katadata.co.id /berita/2014/04/01/adb-investasi-indonesia-naik-20-persen-di2015#sthash. GOqpj30u.dpbs.
Halim. (2005). Analisis Investasi. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Hartanto. (2010). Property Cash Machine: Langkah Cerdas Membangun Kekayaan Melalui Property. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Husnan, Suad. (2005). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jogiyanto. (2007). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Samsul. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Sartono, R.Agus dan Sri Zulaihati. (1998). Rasionalitas Investor Terhadap
Pemilihan Saham dan Penentuan Portofolio Optimal dengan Model Indeks Tunggal di BEJ. Kelola No.17/VII/1998.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sukarno. (2007). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Indeks di Bursa Efek Jakarta. Tesis Magister Manajemen, Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
(6)
Sulistyowati. (2012). Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Untuk Pengambilan Keputusan Investasi (Studi Kasus Saham LQ-45 di BEI Periode Agustus 2008-Januari 2011). Diponegoro Journal of Management. 1 (1). Hal. 1-15.
Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: CV Andi.
Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat. Yogyakarta: UUP AMP YKPN.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Wahyudi, Untung dan Hartini PP. (2000). Analisis Korelasi Antara Kandidat Portofolio dan Tingkat Keuntungan Saham: Studi Pada PT. Bursa Efek Jakarta. Ventura Vol.5, No. 2.
Widoatmodjo, Sawidji. (2005). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengantar Menjadi Investor Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Yuniarti, Sari. (2010). Pembentukan Portofolio Optimal Saham-Saham Perbankan dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal. Jurnal Keuangan dan Perbankan. 14 (3). Hal. 459-466.
www.bi.go.id
www.finance.yahoo.com www.idx.co.id