PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU DAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 7 BANDUNG.

(1)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian... 10

1.4.1Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2Kegunaan Praktis……….….11

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motivasi Belajar ... 12

2.1.1 Pengertian Motivasi ... 12

2.1.2 Pengertian Motivasi Belajar ... 13

2.1.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 13

2.1.4 Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah ... 14

2.1.5 Indikator Motivasi Belajar ... 17

2.2 Kreativitas Mengajar Guru ... 18

2.2.1 Pengertian Kreativitas ... 18

2.2.2 Teori Kreativitas ... 18

2.2.3 Pengertian Kreativitas Mengajar Guru ... 20

2.2.4 Indikator Kreativitas mengajar Guru ... 21

2.3 Hubungan Motivasi Belajar Siswa dengan Kreativitas Mengajar Gur ... 22

2.4 Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi ... 23

2.4.1 Pengertian Sikap ... 23

2.4.2 Karakteristik Sikap ... 24

2.4.3 Komponen Sikap ... 25

2.4.4 Indikator Sikap ... 28

2.4.5 Faktor Yang Mempengaruhinya Pembentukan Sikap ... 29


(2)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

2.5 Hubungan Motivasi Belajar Siswa dengan Sikap Siswa dalam Pembelajaran

Akuntansi ... 31

2.6 Pembelajaran Akuntansi ... 32

2.6.1 Pengertian Akuntansi ... 32

2.6.2 Pembelajaran Akuntansi... 32

2.6.3 Karakteristik Pembelajaran Akuntansi ... 34

2.6.4 Ruang Lingkup Pembalajaran Akuntansi ... 35

2.6.5 Evaluasi Pembelajaran Akuntansi ... 35

2.7 Kerangka Pemikiran ... 36

2.8. Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian ... .44

3.2 Operasionalisasi Variabel ... 44

3.3 Populasi dan Sampel ... .48

3.4 Teknik Pengumpulan data ... 52

3.5 Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis ... 53

3.5.1 Instrumen Penelitian ... 53

3.5.2 Analisis Deskriptif ... 59

3.5.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 60

3.5.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 60

3.5.3.2. Analisis Regresi ... 62

3.5.3.3. Hipotesis Statistik ... .64

3.5.3.4. Uji t Statistik ... 65

3.5.3.5. Uji F Statistik ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian ... 67

4.1.1 Identitas SMA Negeri 7 Bandung ... 67

4.1.2 Struktur Organisasi SMA Negeri 7 Bandung ... 68

4.1.3 Visi, Misi, dan Strategi SMA Negeri 7 Bandung ... 69

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 70

4.2.1 Deskripsi Kreativitas Mengajar Guru... 70

4.2.1.1 Deskripsi Umum ... 70

4.2.1.2 Deskripsi Per Indikator ... 71

4.2.2 Deskripsi Sikap Siswa ... 75

4.2.2.1 Deskripsi Umum ... 75

4.2.2.2 Deskripsi Per Indikator ... 77


(3)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

4.2.3.1 Deskripsi Umum ... 83

4.2.3.2 Deskripsi Per Indikator ... 85

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 90

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 90

4.3.2 Analisis Regresi Ganda ... 95

4.3.3 Uji F Statistik ... 98

4.3.4 Uji t Statistik ... 99

4.4 Pembahasan ... 102

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 110

5.2 Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 113 DAFTAR LAMPIRAN


(4)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

DAFTAR TABEL

1.1 Gambaran Motivasi Belajar Siswa ... 3

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 45

3.2 Populasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 7 Bandung ... 48

3.3 Jumlah Sampel dalam Penelitian ... 50

3.4 NIS Siswa yang Menjadi Sampel Penelitian ... 51

3.5 Format Angket Penelitian Skala Numerik ... 53

3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas Mengajar Guru ... 55

3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi ... 56

3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 57

3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 59

3.10 Kriteria Rentang Pengklasifikasian ... 60

3.11 Tabel Penolong... 63

4.1 Kriteria Rentang Pengklasifikasian ... 70

4.2 Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Kreativitas Mengajar Guru ... 71

4.3 Indikator Orisinalitas ... 72

4.4 Indikator Fleksibelitas ... 72

4.5 Indikator Kelancaran ... 73

4.6 Indikator Elaborasi ... 74

4.7 Indikator Kepribadian Kreatif ... 74

4.8 Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi .. 76

4.9 Paham dan Yakin terhadap Tujuan dan Manfaat Mata Pelajaran Akuntansi ... 77

4.10 Tahu dan Paham Mengenai Isi dari Mata Pelajaran Akuntansi ... 78

4.11 Memiliki Pikiran Positif Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi ... 79

4.12 Senang/ Tidak Senang Terhadap Mata Pelajaran Akuntansi ... 79

4.13 Menciptakan Suasana Belajar yang Tenang ... 80

4.14 Adanya Rasa Peduli dan Disiplin terhadap Tugas Akuntansi yang Diberikan Oleh Guru Mata Pelajaran ... 81

4.15 Adanya Keseriusan Dalam Mempelajari Akuntansi ... 81

4.16 Senang Membaca/ Mempelajari Buku Akuntansi... 82

4.17 Melakukan Diskusi dengan Guru Mata Pelajaran/ Teman Sekelas ... 83

4.18 Rekapitulasi Rata-Rata Jawaban Motivasi Belajar Siswa ... 85

4.19 Ketekunan Menghadapi Tugas ... 86

4.20 Keuletan Menghadapi Kesulitan ... 86


(5)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

4.22 Lebih Senang Bekerja Sendiri ... 87

4.23 Adanya Harapan dan Cita-Cita Dimasa Depan ... 88

4.24 Penghargaan dalam Belajar ... 89

4.25 Lingkungan Kondusif... 89

4.26 Hasil Uji Linearitas X1 ... 92

4.27 Hasil Uji Linearitas X2 ... 93

4.28 Hasil Uji Multikolinearitas ... 94

4.29 Hasil Perhitungan Regresi Ganda ... 96

4.30 Hasil Perhitungan Regresi ... 97

4.31 Hasil Perhitungan Uji F Statistik ... 98


(6)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran ... 41

2.2 Hubungan Variabel ... 42

4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 7 Bandung ... 68

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 91


(7)

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Dalam menjalani setiap segi kehidupannya, manusia tidak akan pernah terlepas dari pendidikan karena pendidikan ini dapat meningkatkan kualitas manusia baik individu maupun kelompoknya. Bagi manusia, pendidikan merupakan sebuah keharusan yang harus didapatkannya agar manusia tersebut dapat bertahan hidup atau untuk dapat hidup sebagai manusia. Maka dari itu, pendidikan juga dijuluki sebagai memanusiakan manusia. Seperti yang kita ketahui, sasaran utama pendidikan yaitu manusia dan pendidikan mengandung banyak aspek dan bersifat kompleks. Banyak para ahli yang mendefinisikan pendidikan, menurut Soelaeman (1994:163)

“pendidikan adalah perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan maksud agar anak atau orang yang dihadapi itu akan meningkatkan pengetahuannya, kemampuannya, akhlaknya, bahkan juga seluruh kepribadiannya.

Pendidikan dapat dikatakan sudah berjalan apabila sudah adanya proses belajar. Terkadang berhasil atau tidaknya pencapaian suatu pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami peserta didik. Belajar


(9)

sangat penting bagi setiap manusia karena manusia adalah makhluk sosial dan budaya. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya kegiatan belajar di sekolah dapat dilihat dari tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa tersebut. Prestasi belajar itulah yang menentukan apakah siswa tersebut memiliki pamahaman atau tidak pada materi pelajaran. Prestasi belajar banyak dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan proses belajar, salah satunya motivasi belajar siswa. Tak heran jika tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa dikaitkan dengan tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan proses belajar dikelas. Sebab, dengan adanya motivasi akan mendorong siswa untuk lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran dikelas ataupun sebaliknya. Maka dari itu, motivasi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Namun, pada kenyataan yang ada banyak siswa yang pada saat proses pembelajaran dikelas berlangsung merasa bosan, tidak bersemangat, mengantuk, tidak mengerjakan tugas, bahkan bolos ketika jam pelajaran. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Syahrumsyah Setya, kepada redaksi Smartfm Balikpapan tanggal 26 Februari 2012 bahwa:

Banyaknya kasus pelajar yang bolos sekolah saat jam pelajaran tengah berlangsung, disebabkan karena rendahnya motivasi belajar dari pelajar itu sendiri. Penilaian tersebut didasari alasan para pelajar yang dinilainya tidak rasional, sehingga menyiratkan bahwa memang tidak ada motivasi untuk belajar dari pelajar itu sendiri. (source:


(10)

http://balikpapan.radiosmartfm.com/jurnal-balikpapan/3174-pelajar-bolos-motivasi-belajar-rendah.html)

Fenomena seperti ini bukan hanya terjadi di Kota Balikpapan saja, namun terjadi juga di kota-kota lain, seperti yang terjadi di Kota Bandung, salah satunya di SMA Negeri 7 Bandung. Tentunya, bila keadaan seperti ini dibiarkan terus menerus maka akan menghambat keberhasilan proses pembelajaran dikelas yang berlangsung.

SMA Negeri 7 Bandung merupakan salah satu sekolah menengah atas di kota Bandung yang sudah terakreditasi A ( Amat Baik). Namun, dari hasil pra penelitian dengan penyebaran angket kepada 20 siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 7 Bandung diketahui bahwa motivasi belajar siswa tergolong rendah. Hal ini terlihat pada gambaran motivasi belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 1.1 Gambaran motivasi belajar siswa

Keterangan Skor Angket Motivasi Belajar Siswa

Sangat Rendah 70 – 77 25%

Rendah 78 – 85 40%

Sedang 86 – 93 10%

Tinggi 94 – 101 20%

Sangat Tinggi 102 – 110 5%

Jumlah 100%

Sumber: Data diolah

Pada tabel di atas dapat diketahui dari 20 siswa yang mengisi angket pada penelitian awal sebanyak 25% atau sebanyak 5 siswa masuk ke dalam


(11)

kategori sangat rendah dan 40% atau sebanyak 8 siswa tergolong memiliki motivasi belajar yang tergolong rendah. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar tergolong sedang sebesar 10% dan siswa yang memiliki motivasi belajar tergolong tinggi 20% dan sangat tinggi 5%. Dari penelitian awal ini dapat dilihat motivasi belajar siswa di SMA Negeri 7 Bandung masuk kedalam kategori rendah.

Selain itu, rendahnya motivasi juga diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung pada tanggal 27 Januari 2012 kepada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 7 Bandung diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran akuntansi tergolong rendah. Dari hasil wawancara kebanyakan para siswa yang diwawancarai menganggap bahwa pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang paling sulit sehingga siswa malas mengerjakan PR, tidak semangat mengikuti pembelajaran , bahkan siswa bosan dengan gaya, metode dan media belajar yang guru gunakan. Para siswa juga lebih memilih untuk mencontek pekerjaan teman sebayanya yang mereka anggap paling pintar di kelas. Tentunya hal seperti ini akan berdampak akhirnya kepada prestasi belajar yang mereka raih di sekolah.

Pembelajaran akuntansi adalah bagaimana proses belajar mengajar pelajaran akuntansi di kelas berjalan. Pembelajaran akuntansi mulai diperkenalkan kepada siswa yang sudah mencapai tingkat pendidikan SMA,


(12)

karena akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang memerlukan tingkat penalaran yang tinggi untuk memahaminya. Maka tidak heran jika kebanyakan para siswa merasa bahwa pelajaran akuntansi adalah pelajaran yang sulit. Mata Pelajaran akuntansi di SMA ini berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa, keterampilan, sikap, rasional, teliti, jujur dan bertanggungjawab. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Departemen Pendidikan Nasional (2004:6) mengenai fungsi pembelajaran akuntansi, yaitu:

Fungsi pelajaran akuntansi di SMA yaitu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan.

Tentunya apabila fungsi-fungsi dari pembelajaran akuntansi ini tidak bisa berjalan dengan baik maka tujuan dari proses belajar akuntansi dikelas tidak akan tercapai dengan maksimal dan akan berdampak kepada rendahnya motivasi belajar siswa.

Sartain dalam Purwanto (1990:61) mengatakan “motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive)”. Kadang kala, suatu proses belajar tidak dapat mencapai hasil yang maksimal apabila peserta didik tersebut tidak mempunyai motivasi


(13)

untuk belajar yang tinggi. Motivasi sangat berperan dalam proses belajar, karena motivasi memberikan dorongan kepada peserta didik atau siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Apabila siswa tersebut memiliki motivasi yang tinggi maka siswa tersebut akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi di sekolahnya, begitu juga sebaliknya.

Fenomena rendahnya motivasi belajar siswa ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal. Menurut Syah (1995:108-115) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah:

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah:

a.Faktor internal adalah faktor yang ada di dalam diri manusia itu sendiri, yang berupa sikap, kepribadian, pengalaman dan cita-cita. b. Faktor eksternal yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri, yang

terdiri dari:

 Lingkungan sosial, yang meliputi lingkungan masyarakat, tetangga, guru, orangtua/ keluarga, teman sekolah.

 Lingkungan non sosial, meliputi keadaan gedung sekolah, letak sekolah, jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat belajar, kondisi ekonomi orangtua dan lain-lain.

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi di atas, yang diduga mempengaruhi motivasi belajar siswa berasal dari luar diri siswa atau yang sering disebut dengan faktor eksternal. Faktor eksternal yang diduga mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu berasal dari guru. Seperti yang

diungkapkan oleh Agung (2010:27) bahwa “dalam merencanakan dan


(14)

merangsang perhatian dan motivasi belajar siswa”. Seperti yang kita ketahui,

guru merupakan motivator bagi siswa maka dari itu guru harus dapat membangkitkan motivasi belajar siswanya. Namun pada kenyataan yang ada, banyak siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran karena kebanyakan para siswa bosan dengan cara mengajar guru yang rata-rata menggunakan metode ceramah, media pembelajaran yang digunakan, kurang menguasai materi sehingga tidak luwes dalam menyampaikan bahan ajar dan lain-lain. Disinilah kreativitas mengajar seorang guru di uji. Kreativitas guru ini ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pengetahuan, pemilihan bahan ajar, penggunaan media pembelajaran dan lain-lain. Maka dari itu, bagus atau tidaknya kualitas pendidikan bergantung pada guru itu sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Agung (2010:12) bahwa:

Upaya dalam meningkatkan kualitas hasil pendidikan amat tergantung dari kemampuan guru untuk mengembangkan kreativitasnya itu. Kreativitas guru bahkan menjadi penting dalam proses pembelajaran yang dapat menjadi entry point dalam upaya meningkatkan pencapaian hasil belajar dan motivasi belajar siswa

Kreativitas merupakan istilah yang banyak dipergunakan baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan diluar sekolah. Pengertian kreativitas berhubungan dengan sesuatu yang baru atau menggunakan sesuatu yang baru. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003: 145) bahwa “pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah


(15)

dari cara mengajar, media yang digunakan, proses evaluasi pembelajaran yang digunakan dan lain-lain, agar proses belajar mengajar di kelas tidak dirasakan bosan oleh siswa. Sehingga siswa lebih semangat dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran dikelas.

Selain faktor eksternal, faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa juga di duga mempengaruhi motivasi belajar siswa, khususnya sikap siswa dalam menilai suatu objek.

Sikap menentukan bagaimana seorang siswa bereaksi terhadap suatu situasi yang dihadapinya serta menentukan apa yang dicari oleh siswa tersebut. Sikap biasanya ditandai oleh suatu nilai positif atau negatif terhadap suatu objek. Seorang siswa akan mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai menurutnya, dan akan mempunyai sikap negatif terhadap suatu objek yang tidak bernilai menurutnya. Sikap ini yang akan mendorong atau memotivasi seorang siswa ke arah perbuatan yang saling berkaitan satu sama lainnya. Seperti halnya dengan siswa yang sudah menanamkan sikap negatif mengenai mata pelajaran akuntansi. Siswa menganggap mata pelajaran akuntansi adalah mata pelajaran yang susah, tidak menyenangkan dan lain-lain. Apabila hal ini dibiarkan saja maka akan berdampak kepada banyak siswa yang tidak paham terhadap materi akuntansi sehingga mereka tidak termotivasi untuk memahami akuntansi lebih dalam lagi. Jika hal ini sudah terjadi maka ada kemungkinan untuk siswa tersebut memiliki prestasi belajar yang rendah dalam mata pelajaran akuntansi.


(16)

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam faktor-faktor. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa tersebut yaitu faktor eksternal, khususnya kreativitas mengajar guru ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Selain itu, faktor internal juga diduga mempengaruhi motivasi belajar siswa, khususnya sikap dalam pembelajaran akuntansi disekolah. Maka dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru dan Sikap dalam Pembelajaran Akuntansi Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMA Negeri 7

Bandung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 7 Bandung.

2. Bagaimana gambaran sikap siswa kelas XI IPS dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 7 Bandung.

3. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa di SMA Negeri 7 Bandung. 4. Bagaimana pengaruh kreativitas mengajar guru dan sikap siswa kelas XI

IPS dalam pembelajaran akuntansi terhadap motivasi belajar siswa di SMA Negeri 7 Bandung.


(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 7 Bandung.

2. Mengetahui gambaran sikap dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 7 Bandung.

3. Mengetahui gambaran motivasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 7 Bandung.

4. Mengetahui bagaimana pengaruh kreativitas mengajar guru dan sikap dalam pembelajaran akuntansi kelas XI IPS terhadap motivasi belajar siswa di SMA Negeri 7 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari informasi yang telah ada, penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Adapun kegunaan-kegunaannya dari penelitian ini diantaranya:

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan teoritis tentang teori pembelajaran khususnya mengenai teori kreativitas mengajar guru, sikap dalam pembelajaran akuntansi dan


(18)

motivasi belajar siswa juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut tentang hal yang sama dengan lebih mendalam dikemudian hari.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai kreativitas mengajar guru, sikap dalam pembelajaran akuntansi dan motivasi belajar siswa.

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan pengetahuan tambahan bagi penulis khususnya mengenai kreativitas mengajar guru, sikap dalam pembelajaran akuntansi dan motivasi belajar siswa.

2. Bagi sekolah

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi SMA Negeri 7 Bandung untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa dan juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 7 Bandung.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Maka berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Survey adalah suatu cara yang digunakan dalam penelitian untuk meneliti objek yang cukup banyak dalam jangka waktu tertentu.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang akan diteliti ada atau tidaknya pengaruh antara dua variabel tersebut. Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Kreativitas mengajar guru (X1). Kreativitas Mengajar Guru adalah

kemampuan seorang tenaga pendidik untuk melahirkan sesuatu yang baru maupun mengembangkan hal yang sudah ada dan dapat dimengerti untuk diberikan kepada siswa berupa pengetahuan di sekolah.

2. Sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi (X2). Sikap siswa adalah reaksi

siswa terhadap suatu objek belajar yang dapat ditandai dengan bentuk sikap positif atau sikap negatif, senang atau tidak senang, dan memihak atau tidak memihak.


(20)

3. Motivasi belajar (Y). Motivasi belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar sehingga tujuan yang diharapkan siswa dari kegiatan belajar tersebut mencapai hasil yang diharapkan.

Variabel-variabel tersebut didefinisikan secara operasional ke dalam bentuk penjabaran sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Skala

Variabel X1

(Kreativitas Mengajar Guru)

Kognitif Orisinalitas Tingkat persetujuan mengenai kemampuan

guru dalam

menciptakan sesuatu yang merupakan ide atau gagasan asli dari diri sendiri

Interval

Fleksibelitas Tingkat persetujuan mengenai kemampuan guru dalam pendekatan kepada siswa sesuai dengan tingkat kemampuan siswanya

Interval

Kelancaran Tingkat persetujuan mengenai kemampuan

guru dalam

kemampuan guru menciptakan banyak ide, gagasan, atau jawaban

Interval

Elaborasi Tingkat persetujuan mengenai kemampuan guru dalam mengemas pembelajaran sehingga lebih menarik


(21)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator skala

Non-Kognitif

Kepribadian Kreatif Tingkat persetujuan mengenai kemampuan guru bertindak sesuai dengan kondisi siswa

Interval

Variabel X2

(Sikap siswa dalam

Pembelajaran akuntansi)

Kognitif  Paham dan yakin terhadap tujuan dan manfaat pelajaran

akuntansi

 Tahu dan paham mengenai isi dari mata pelajaran akuntansi

 Memiliki pikiran positif terhadap mata pelajaran akuntansi

Tingkat persetujuan mengenai isi, manfaat,, tujuan, dan anggapan mengenai belajar akuntansi.

Interval

Afektif  Senang atau tidak senang terhadap mata pelajaran akuntansi

 Menciptakan suasana belajar yang tenang

 Adanya rasa peduli dan disiplin terhadap tugas akuntansi yang diberikan oleh guru mata pelajaran

Tingkat persetujuan mengenai rasa senang atau tidak senang, suasana belajar, dan rasa peduli dan disiplin terhadap mata pelajaran akuntansi

Interval

Konatif  Adanya

keseriusan dalam mempelajari mata pelajaran

akuntansi

 Senang membaca atau mempelajari buku akuntansi

Tingkat persetujuan tentang keseriusan dalam belajar, senang

membaca buku

akuntansi, dan melakukan diskusi.


(22)

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Skala Konatif  Melakukan

diskusi dengan

guru mata

pelajaran

akuntansi atau dengan teman sekelas

Tingkat Persetujuan tentang melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran atau teman sekelas interval Varibel Y (Motivasi Belajar) Faktor internal  Ketekunan menghadapi tugas  Keuletan menghadapi kesulitan  Menunjukkan minat terhdap berbagai macam masalah

 Lebih senang bekerja sendiri

 Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

 Penghargaan dalam belajar.

 Lingkungan yang kondusif.

 Tingkat persetujuan tentang ketekunan menghadapi tugas.

 Tingkat persetujuan tentang keuletan menghadapi

kesulitan.

 Tingkat persetujuan tentang minat terhadap berbagai macam masalah.

 Tingkat persetujuan tentang kemandirian mengerjakan tugas.

 Tingkat persetujuan tentang harapan dan cita-cita masa depan.

 Tingkat persetujuan tentang penghargaan dalam belajar.

 Tingkat persetujuan tentang lingkungan sekitar.


(23)

3.3 Populasi dan Sampel

 Populasi

Menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah “wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Tentunya dalam suatu penelitian diperlukan objek yang akan diteliti, baik itu manusia, benda, peristiwa atau gejala-gejala yang terjadi karena objek tersebut merupakan variabel dalam penelitian. Dari penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 7 Bandung tahun ajaran 2011/2012, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Populasi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 7 Bandung.

Kelas Jumlah Siswa

XI IPS 1 42

XI IPS 2 45

XI IPS 3 36

Jumlah 123

Sumber: Dokumen SMA Negeri 7 Bandung

 Sampel

Dalam suatu penelitian, apabila populasi penelitian lebih dari 100 maka peneliti dapat mengambil sebagian dari populasi tersebut. Inilah yang


(24)

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengambilan

sampel adalah dengan menggunakan teknik simple random sampling. Pengukuran sampel diambil berdasarkan rumus Slovin (Riduwan, 2010:65), sebagai berikut:

= � 1 +�. 2

Dimana:

N = Jumlah Populasi penelitian n = Sampel

e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditaksir sebesar 5%.

Maka:

= 123

1 + 123. ( 0,05)2

= 123

1 + 123. 0,0025

= 123

1 + 0,3075 = 123

1,3075

= 94.07 ( 94)

Selanjutnya adalah menentukan sampel tiap kelas secara proporsional dengan rumus:


(25)

= � � Dimana:

ni = Jumlah sampel menurut statum

Ni = Jumlah populasi menurut statum

n = Jumlah sampel seluruhnya N = Jumlah populasi seluruhnya

Dengan rumus di atas, maka didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3 Jumlah sampel dalam penelitian

Kelas Jumlah Siswa Sampel Dibulatkan

XI IPS 1 42 42

123 94 = 32,10

32

XI IPS 2 45 45

123 94 = 34,39

34

XI IPS 3 36 36

123 94 = 27,51

28

Jumlah 123 94

Sumber: Data diolah

Dari tabel di atas, dapat dlilihat bahwa jumlah populasi adalah 123 siswa dengan sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah 94 siswa. Sampel ini di ambil secara acak atau random tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Adapun prosedur yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:


(26)

 Peneliti membuat daftar NIS siswa yang ada di dalam populasi tersebut.

 Melakukan penetapan jumlah sampel yang akan diambil.

 Peneliti membuat gulungan kertas-kertas yang berisi NIS siswa untuk di undi.

 Melakukan pengundian sampai jumlah sampel pada tiap kelas terpenuhi sesuai dengan jumlah perhitungan sampel di atas.

Berdasarkan prosedur pengambilan sampel di atas, maka didapat sampel NIS siswa dalam penelitian ini sabagi berikut:

Tabel. 3.4 NIS Siswa yang Menjadi Sampel Penelitian

Kelas XI IPS 1 111211350, 101110269, 101110088, 101110050, 101110155, 101110318, 101110156, 101110157, 101110199, 101110160, 101110168, 101110128, 101110171, 101110018, 101110172, 101110244, 101110133, 101110099, 101110174, 101110106, 101110065, 101110295, 111211353, 101110338, 111211360, 101110112, 101110114, 101110075, 101110077, 101110305, 101110222, 101110185

Kelas XI IPS 2 101110043, 101110228, 101110081, 101110086, 101110268, 101110314, 101110315, 101110012, 101110239, 101110241, 101110242, 101110015, 111211355, 101110285, 101110021, 101110288, 101110024, 101110328, 101110136, 101110104, 101110249, 101110180, 101110254, 101110335, 101110145, 101110034, 101110113, 101110036, 101110300, 101110340, 101110346, 101110264, 101110038, 101110039

Kelas XI IPS 3 101110004, 101110041, 101110044, 101110229, 101110079, 101110010, 101110049, 101110052, 101110204, 101110206, 101110126, 101110166, 101110127, 101110131, 101110098, 101110134, 101110060, 101110101, 101110245, 101110209, 101110103, 101110332, 101110213, 101110108, 101110069, 101110070, 101110215, 101110257


(27)

3.4 Teknik Pengumpulan data

Selain diperlukannya metode penelitian, teknik pengumpulan data juga sangat diperlukan dalam suatu penelitian agar data yang diperoleh sebagai penunjang penelitian di peroleh akurat dan relevan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Angket. Angket atau yang sering disebut dengan kuisioner adalah alat pengumpul informasi yang dilakukan dalam penelitian. Angket terdiri dari sejumlah butir-butir pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Angket untuk sebuah penelitian di bagi menjadi 2, ada yang disebut dengan angket tertutup dan angket terbuka. Dalam penelitian ini, angket yang digunakan adalah angket tertutup. Responden diberikan sejumlah pernyataan dan jawaban, lalu mereka harus memilih salah satu butir jawaban yang sekiranya sesuai dengan pilihan mereka. Pengisian jawaban pada angket dilakukan dengan cara

memberikan tanda ceklis (√). Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket dengan menggunakan skala numerik. Skala numerik digunakan untuk angket dengan data yang diperolehnya adalah data interval. Skala ini merupakan variasi dari skala diferensial semantik. Skala ini juga menggunakan dua kutub ekstrem, positif dan negatif, hanya saja pilihan yang tersedia dalam angket adalah angka. Dalam angket ini, dimana masing-masing pertanyaan berisi 5 opsi jawaban 1 sampai dengan 5, dimana angka 1 menunjukkan penilaian terendah dan angka 5 menunjukkan penilaian tertinggi.

Adapun pemberian bobot nilai untuk alternative jawaban adalah sebagai berikut:


(28)

Tabel 3.5. Format Angket penilaian skala numerik

No Item Tipe

1 2 3 4 5

Sumber: Sekaran (2006:33)

Keterangan:

 Angka 5 dinyatakan untuk pernyataan positif tertinggi  Angka 4 dinyatakan untuk pernyataan positif tinggi  Angka 3 dinyatakan untuk pernyataan positif sedang  Angka 2 dinyatakan untuk pernyataan positif rendah  Angka 1 dinyatakan untuk pernyataan positif terendah

3.5 Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis 3.5.1 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, alat ukur yang digunakan haruslah baik. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yang disebut instrument penelitian. Data yang didapat dari suatu instrument penelitian haruslah benar, cermat, serta akurat karena hasil pengujian hipotesis bergantung kepada kebenaran dan ketepatan data yang


(29)

didapat dari instrument penelitian tersebut. Pada penelitian ini, instrument penelitian yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian adalah angket. Intrumen penelitian diuji dengan menggunakan validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan alat ukur dalam penelitian.

Menurut Sugiyono (2009:172) “hasil penelitian dikatakan valid apabila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

objek yang diteliti”. Instrument dikatakan valid apabila alat tersebut cocok untuk

mengukur apa yang akan diukur. Untuk menghitung valid atau tidaknya suatu alat instrument penelitian sebelumnya harus dicari terlebih dahulu harga korelasinya. Adapun uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Product Moment yang di kemukakan oleh Pearson.

= � −( ) ( )

� 2 −( )2 � 2−( )2

Dimana

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y

kriteria pengujian suatu instrument dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:


(30)

Jika rxy < r table berarti tidak valid

(Riduwan, 2010:110)

Dalam penelitian ini, untuk pengujian validitas instrument penelitian menggunakan SPSS 20 for Windows. Berikut hasil uji validitas tiap instrument penelitian:

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas Mengajar Guru Item

Soal

Nilai Korelasi ( r )

Nilai r tabel

(N=20, α= 0,05)

Kesimpulan

1 0,861 0,444 Valid

2 0,794 0,444 Valid

3 0,693 0,444 Valid

4 0,882 0,444 Valid

5 0,714 0,444 Valid

6 0,805 0,444 Valid

7 0,818 0,444 Valid

8 0,772 0,444 Valid

9 0,549 0,444 Valid

10 0,725 0,444 Valid

11 0,763 0,444 Valid

12 0,871 0,444 Valid

13 0,810 0,444 Valid

14 0,485 0,444 Valid

15 0,295 0,444 Tidak valid

16 0,683 0,444 Valid

17 0,837 0,444 Valid

18 0,656 0,444 Valid

19 0,865 0,444 Valid

20 0,926 0,444 Valid


(31)

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 19 pertanyaan item soal yang valid dan 1 item soal tidak valid. Item yang tidak valid di buang dan tidak dimasukkan kedalam angket penelitian.

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Siswa Item

Soal

Nilai Korelasi ( r )

Nilai r tabel

(N=20, α= 0,05)

Kesimpulan

1 0,772 0,444 Valid

2 0,559 0,444 Valid

3 0,717 0,444 Valid

4 0,254 0,444 Tidak Valid

5 0,255 0,444 Tidak Valid

6 0,562 0,444 Valid

7 0,751 0,444 Valid

8 0,681 0,444 Valid

9 0,401 0,444 Tidak Valid

10 0,868 0,444 Valid

11 0,704 0,444 Valid

12 0,616 0,444 Valid

13 0,637 0,444 Valid

14 0,658 0,444 Valid

15 0,274 0,444 Tidak valid

16 0,053 0,444 Tidak Valid

17 0,853 0,444 Valid

18 0,432 0,444 Tidak Valid

19 0,376 0,444 Tidak Valid

20 0,570 0,444 Valid

(sumber data: diolah)

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 13 pertanyaan item soal yang valid dan 7 item soal tidak valid. Item yang tidak valid di buang dan tidak dimasukkan kedalam angket penelitian.


(32)

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa Item

Soal

Nilai Korelasi ( r )

Nilai r tabel

(N=20, α= 0,05)

Kesimpulan

1 0,448 0,444 Valid

2 0,226 0,444 Tidak Valid

3 0,298 0,444 Tidak Valid

4 0,879 0,444 Valid

5 0,796 0,444 Valid

6 0,768 0,444 Valid

7 0,558 0,444 Valid

8 0,692 0,444 Valid

9 0,879 0,444 Valid

10 0,269 0,444 Tidak Valid

11 0,237 0,444 Tidak Valid

12 0,054 0,444 Tidak Valid

13 0,756 0,444 Valid

14 0,518 0,444 Valid

15 0,788 0,444 Valid

16 0,620 0,444 Valid

17 0,789 0,444 Valid

18 0,847 0,444 Valid

(sumber data: diolah)

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 13 pertanyaan item soal yang valid dan 5 item soal tidak valid. Item yang tidak valid di buang dan tidak dimasukkan kedalam angket penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas dapat dikatakan sebagai ketetapan tes. Suatu alat instrument tes dapat dikatakan reliabel apabila alat instrument tersebut dapat digunakan berkali-kali dalam meneliti objek yang sama dan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas


(33)

angket pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha dapat digunakan untuk menghitung reliabilitas angket yang digunakan dalam suatu penelitian. Adapun rumus Alpha sebagai berikut:

11

=

1

1

� 2

�2

Dimana:

r11 = Reliabilitas yang dicari �2 = Jumlah varians skor tiap item

�2

=

Varians total

(Arikunto, 2008:109) Dimana rumus untuk menghituung variansnya adalah sebagai berikut:

�2 =

2 ( ) 2

� �

Adapun kirteria pengujian reliabilitas suatu instrument penelitian yaitu membandingkan r 11 dan r tabel. Apabila r 11 > r tabel maka reliabel. Sedangkan apabila r 11 < r tabel maka tidak reliabel, dengan taraf signifikansi sebesar 5%.

Dalam penelitian ini, untuk perhitungan reliabilitas intrumen penelitian menggunakan program SPSS 20 for Windows. Berikut hasil perhitungan reliabilitas instrument penelitian:


(34)

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No Variabel r 11 r tabel keterangan

1 Angket Kreativitas Mengajar Guru (X1)

0,764 0,444 Reliabel

2 Angket Sikap Siswa (X2)

0,743 0,444 Reliabel

3 Angket Motivasi Belajar Siswa (Y)

0,748 0,444 Reliabel

(sumber data: diolah) 3.5.2 Analisis Deskriptif

Dari hasil jawaban kuisioner yang disebarkan kepada 94 responden, maka dibuatlah suatu kriteria klasifikasi jawaban dari kuisioner untuk variabel X dan Y. Sebelum dibuatnya suatu kriteria pengklasifikasian, terlebih dahulu harus dicari rentang skor untuk setiap kriteria tersebut. Adapun rumus untuk mencari rentang skor tersebut adalah sebagai berikut:

= ( −1) Dimana:

Rs = Rentang Skor n = Jumlah Sampel

m = Jumlah alternatif jawaban

(Umar, 1999:171)

Dari rumus diatas, maka didapat rentang skor sebagai berikut:

=94(5−1) 5

=

94(4)


(35)

Dari perhitungan diatas, maka diketahui bahwa rentang skor tiap kriteria adalah sebesar 75. Kriteria pengklasifikasian untuk skor jawaban responden dimulai dari 94 yang didapat dari jumlah responden dikalikan dengan alternatif jawaban terendah (94 x 1= 94) untuk jawaban terendah dan 470 yang didapat dari jumlah responden dikalikan alternatif jawaban tertinggi (94x5= 470) untuk jawaban tertinggi. Maka, kriteria pengklasifikasian jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Rentang Pengklasifikasian

Skor Kategori

94 – 168 Sangat Rendah

169 – 243 Rendah

244 – 318 Sedang

319 – 393 Tinggi

394 – 470 Sangat Tinggi

3.5.3 Pengujian Hipotesis Penelitian 3.5.3.1 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal merupakan salah satu syarat dilakukannya parametric test. Dalam pengukuran uji normalitas, skala pengukuran data yang disajikan sekurang-kurangnya adalah skala interval. Karena angket sudah berupa skala interval, maka bisa langsung dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 20 for windows. Dari program ini dapat dilihat, jika dari grafik Q-Q plot data tersebar mengikuti garis


(36)

normal maka data tersebut berdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika data tidak tersebar mengikuti garis normal maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Menurut Prayitno mengenai uji linearitas bahwa Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak” (source: http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-linieritas.html) .

Pengujian Linearitas ini menggunakan program SPSS 20 for windows dengan menggunakan Test For Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Adapun suatu variabel dikatakan memiliki hubungan linear apabila signifikansinya kurang dari 0,05.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna. Adapun kriteria penilaian untuk uji multikolinearitas

menurut Prayitno (2012:153) yaitu “suatu model regresi dapat dikatakan tidak terjadi

masalah multikolinearitas apabila nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF

kuramg dari 10”.

Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas diukur dengan menggunakan program SPSS 20 for windows.


(37)

d. Uji Heteroskedastisitas

Dalam suatu fungsi regresi, uji heteroskedastisitas diperlukan untuk mengetahui apakah dalam suatu fungsi tersebut terjadi penyimpangan terhadap faktor penggangu. Fungsi regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Apabila variasi dalam faktor pengganggu pada data penelitian selalu sama, berarti data tersebut bersifat homoskedastik. Jika terjadi penyimpangan terhadap faktor tersebut, maka data penelitian bersifat heteroskedastisitas.

3.5.3.2. Analisis Regresi

Analisis regresi adalah suatu analisis untuk menentukan hubungan sebab akibat antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen). Dalam penelitian ini, terdapat 2 variabel bebas dan 1 variabel dependen, sehingga analisis regresi dalam penelitian ini disebut analisis regresi ganda.

Adapun persamaan untuk regresi ganda dengan dua variabel bebas dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ = a0 + b1X1 + b2X2

Langka-langkah perhitungan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat


(38)

3. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik.

Tabel 3.11. tabel penolong

No X1 X2 Y X12 X22 X1Y X2Y X1X2

1 … … … …

2 … … … …

…. … … … …

N … … … …

Statistik ΣX1 ΣX2 ΣY ΣX12 ΣX22 ΣX1Y ΣX2Y ΣX1X2

Masukkan hasil dari nilai-nilai statistik ke rumus:

1

2

= 1

2

− ( 1)

2

2

2

= 2

2

− ( 2)2

2

=

2

− ( )

2

1

=

1 −

( 1). ( )

2

=

2 −


(39)

1 2

=

1 2−

( 1) . ( 2)

4. Hitung nilai persamaan b1, b2, dan a dengan rumus:

b

1

=

( 22).( 1 )−( 1 2).( 2 ) ( 12).( 22)− ( 1 2)2

b

2

=

( 12).( 2 )−( 1 2).( 1 ) ( 12).( 22)− ( 1 2)2

a =

1 1

2 2

(Riduwan, 2010:153)

Namun, pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 20 for windows, sehingga rincian perhitungan dapat lebih sederhana.

3.5.3.3. Hipotesis Statistik

Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0:β1 = 0 ; kreativitas mengajar guru tidak memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa

H1: β1 ≠ 0 ; kreativitas mengajar guru memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa


(40)

2. H0: β2 = 0 ; sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi tidak memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa

H1: β2 ≠ 0 ; sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa

3. H0: β1; β2 = 0 ; kreativitas mengajar guru dan sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi tidak memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa

H1: β1;β2 ≠0 ; kreativitas mengajar guru dan sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

3.5.3.4. Uji t Statistik

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terkait. Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan uji t adalah sebagai berikut:

t =

(Sudjana, 2003: 31)

Dan seperti halnya pengolahan data, program SPSS 20 for Windows digunakan kembali untuk mengetahui pengaruh variabel X secara parsial terhadap variabel Y.


(41)

3.5.3.5. Uji F Statistik

Uji F hitung digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama terhadap variable terkait. Rumus yang digunakan adalah:

F =

( �)/ ( )/( − −1)

(Sudjana, 2003: 91)

Perhitungan uji F ini pun menggunakan program SPSS 20 for windows untuk mengetahui pengaruh variabel X ( kreativitas mengajar guru dan sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi) terhadap variabel Y (motivasi belajar siswa).


(42)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 7 Bandung termasuk dalam kategori sedang;

b. Sikap siswa kelas XI IPS dalam pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 7 Bandung termasuk dalam kategori sedang;

c. Motivasi belajar siswa di SMA Negeri 7 Bandung termasuk dalam kategori sedang;

d. Sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi berpengaruh dan signifikan terhadap mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 7 Bandung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk guru, khususnya guru mata pelajaran akuntansi, hendaknya lebih meningkatkan lagi kreativitas mengajar di dalam kelas, khususnya dalam hal indikator pribadi kreatifnya. Kreativitas mengajar guru itu tidak hanya dalam penyampaian materi ajar, penggunaan metode pembelajaran


(43)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

maupun penggunaan media pembelajaran, tetapi kreativitas mengajar guru itu dapat dilihat dari pribadi kreatif guru itu sendiri yang lebih mengacu kepada kemampuan guru dalam bertindak sesuai dengan kondisi siswa. Dalam hal ini termasuk didalamnya memberikan motivasi kepada siswa. Untuk meningkatkan kreativitas mengajar ini, guru harus mengasah kreativitas yang ada didalam dirinya. Selain itu, guru harus lebih mengembangkan lagi kemampuan dalam mengoperasikan media-media pembelajaran, memperdalam materi, atau lebih memahami penggunaan metode pembelajaran melalui seminar atau pelatihan yang diberikan dari pihak sekolah atau pihak luar.

2. Untuk siswa, dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mendapatkan motivasi belajar yang tinggi ada baiknya siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 7 Bandung untuk lebih menanamkan sikap positif terhadap mata pelajaran akuntansi. Untuk mengembangkan sikap positif dalam diri hendaknya siswa lebih terbuka kepada guru untuk bertanya dan berdiskusi apabila siswa mengalami kesulitan belajar dalam kegiatan belajar. Sehingga, apabila siswa sudah menanamkan sikap positif terhadap mata pelajaran akuntansi maka motivasi belajar siswa pun akan meningkat. Apabila motivasi belajar sudah tinggi, maka prestasi belajar yang akan diraih oleh siswa di kelas pun akan baik.

3. Motivasi belajar siswa masuk kedalam kategori sedang, namun akan lebih baik jika ditingkatkan lagi. Peningkatan motivasi belajar ini dapat


(44)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

dilakukan oleh siswa itu sendiri maupun dari guru atau lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar.

4. Untuk peneliti, penelitian yang dilakukan oleh peneliti berfokus pada faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu kreativitas mengajar guru dan sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi. Untuk penelitian kedepannya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa lainnya. Atau dapat juga melakukan penelitian lebih luas lagi daripada kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran, yaitu mengenai inovasi pembelajaran.


(45)

Daftar Pustaka

Agung, I. (2010). Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta: Penerbit Bestari Buana Murni.

Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.

Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Firdaus, M. (2004). Ekonemetrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Gerungan. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama

Horngren. (2006). Akuntansi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Muawanah, U. (2008). Konsep Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah, Departemen Pendidikan Nasional

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Narwanti, S. (2010). Creative Leanring. Yogyakarta: Familia.

Pendidikan Akuntansi UPI. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung: Pendidikan Akuntansi UPI.

Prayitno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M. (2004). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.


(46)

Sekaran, U. (2006). Metodelogi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Syah. M (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Uno, H.B. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsono, S. dkk. Akuntansi Dasar Untuk SMA dan SMK. (2008). Jakarta: Asdard Chapter.

Sumber Skripsi:

Ayu, R.N. (2011). Pengaruh Kreativitas Guru dalam Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa: Studi Kasus di Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 3 Bandung. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.

Ayuningtyas, F.W. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 14 Bandung. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.

Ilham, R.M. (2011). Pengaruh Pendekatan Taktis terhadap Sikap Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP 1 Bungbulang. Skripsi pada FPOK UPI Bandung.

Mulyani, W. (2011). Pengaruh Sikap Siswa Mengenai Mata Pelajaran Produktif Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Akuntansi di SMK PGRI 2 Cimahi Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.

Nurlela, I. (2010). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Pasudan 1 Bandung. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.

Pertiwi, I. (2011). Pengaruh Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntans: Survei pada Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cikampek. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.


(47)

Sumber Media Elektronik:

. (2010). Faktor-faktor Motivasi Belajar. [online]. Tersedia: http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/05/faktor-faktor-motivasi-belajar.html. [25 Januari 2012]

Ayip Miftahudin. (2012). Sekilas Tentang Motivasi Belajar. [online]. Tersedia:

http://ayip7miftah.wordpress.com/2012/01/02/sekilas-tentang-motivasi-belajar/ [28 Januari 2012]

club3ict. (2011). Hakikat Kreativitas dan Teori Kreativitas. [online]. Tersedia: http://club3ict.wordpress.com/2011/02/18/hakikat-kreativitas-dan-teori-kreativitas/. [3 Februari 2012]

Janah. (2009). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi. [online]. Tersedia: http://janetniez.blogspot.com/2009/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html [24 Januari 2012]

Mustafa, hasan. (2009). Hubungan Sikap dan Motivasi. [online]. Tersedia:

http://hasanmustafa.blogspot.com/2009/11/hubungan-sikap-dengan-motivasi.html . [18 Oktober 2012]

Prayitno, D. (2011). Uji Linearitas [online]. Tersedia:

http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-linieritas.html [3 Oktober 2012]

Setiawan. (2011). Sikap Belajar Siswa. [online]. Tersedia: http://setiawan-pendidikanmatematika.blogspot.com/2011/05/sikap-belajar-siswa.html [28 Januari 2012]

Smartfm. (2012). Pelajar Bolos: Motivasi Belajar Rendah. [online]. Tersedia: http://balikpapan.radiosmartfm.com/jurnal-balikpapan/3174-pelajar-bolos-motivasi-belajar-rendah.html. [11 Juli 2012]

Wikipedia.(2012). Pembelajaran. [online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran . [11 Juli 2012]

Zaenuddin Kabai. (2008). Pengaruh sikap dan Cara Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Akuntansi di SMA Negeri 2 Bantaeng. [online]. Tersedia:


(48)

(1)

111

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Dan Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 7 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

maupun penggunaan media pembelajaran, tetapi kreativitas mengajar guru itu dapat dilihat dari pribadi kreatif guru itu sendiri yang lebih mengacu kepada kemampuan guru dalam bertindak sesuai dengan kondisi siswa. Dalam hal ini termasuk didalamnya memberikan motivasi kepada siswa. Untuk meningkatkan kreativitas mengajar ini, guru harus mengasah kreativitas yang ada didalam dirinya. Selain itu, guru harus lebih mengembangkan lagi kemampuan dalam mengoperasikan media-media pembelajaran, memperdalam materi, atau lebih memahami penggunaan metode pembelajaran melalui seminar atau pelatihan yang diberikan dari pihak sekolah atau pihak luar.

2. Untuk siswa, dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mendapatkan motivasi belajar yang tinggi ada baiknya siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 7 Bandung untuk lebih menanamkan sikap positif terhadap mata pelajaran akuntansi. Untuk mengembangkan sikap positif dalam diri hendaknya siswa lebih terbuka kepada guru untuk bertanya dan berdiskusi apabila siswa mengalami kesulitan belajar dalam kegiatan belajar. Sehingga, apabila siswa sudah menanamkan sikap positif terhadap mata pelajaran akuntansi maka motivasi belajar siswa pun akan meningkat. Apabila motivasi belajar sudah tinggi, maka prestasi belajar yang akan diraih oleh siswa di kelas pun akan baik.

3. Motivasi belajar siswa masuk kedalam kategori sedang, namun akan lebih baik jika ditingkatkan lagi. Peningkatan motivasi belajar ini dapat


(2)

112

dilakukan oleh siswa itu sendiri maupun dari guru atau lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar.

4. Untuk peneliti, penelitian yang dilakukan oleh peneliti berfokus pada faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu kreativitas mengajar guru dan sikap siswa dalam pembelajaran akuntansi. Untuk penelitian kedepannya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa lainnya. Atau dapat juga melakukan penelitian lebih luas lagi daripada kreativitas mengajar guru dalam pembelajaran, yaitu mengenai inovasi pembelajaran.


(3)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Dan Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 7 Bandung

Daftar Pustaka

Agung, I. (2010). Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta: Penerbit Bestari Buana Murni.

Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata

Pelajaran Akuntansi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. Jakarta:

Departemen pendidikan Nasional.

Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Firdaus, M. (2004). Ekonemetrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Gerungan. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama

Horngren. (2006). Akuntansi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Muawanah, U. (2008). Konsep Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah, Departemen Pendidikan Nasional

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Narwanti, S. (2010). Creative Leanring. Yogyakarta: Familia.

Pendidikan Akuntansi UPI. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi (POPS). Bandung: Pendidikan Akuntansi UPI.

Prayitno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Purwanto, N. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sardiman A.M. (2004). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.


(4)

Sekaran, U. (2006). Metodelogi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Syah. M (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Uno, H.B. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsono, S. dkk. Akuntansi Dasar Untuk SMA dan SMK. (2008). Jakarta: Asdard Chapter.

Sumber Skripsi:

Ayu, R.N. (2011). Pengaruh Kreativitas Guru dalam Mengajar Terhadap Motivasi

Belajar Siswa: Studi Kasus di Kelas X Administrasi Perkantoran SMK

Pasundan 3 Bandung. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.

Ayuningtyas, F.W. (2012). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Cara Belajar Siswa

Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 14 Bandung. Skripsi pada

FPEB UPI Bandung.

Ilham, R.M. (2011). Pengaruh Pendekatan Taktis terhadap Sikap Belajar Siswa

dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMP 1 Bungbulang. Skripsi pada

FPOK UPI Bandung.

Mulyani, W. (2011). Pengaruh Sikap Siswa Mengenai Mata Pelajaran Produktif

Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Akuntansi di SMK PGRI 2 Cimahi Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi pada FPEB UPI

Bandung.

Nurlela, I. (2010). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Kompetensi Pedagogik

Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Pasudan 1 Bandung. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.

Pertiwi, I. (2011). Pengaruh Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar

Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Akuntans: Survei

pada Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cikampek. Skripsi pada FPEB UPI Bandung.


(5)

Quinta Nashito Cendrakasih, 2013

Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Dan Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 7 Bandung

Sumber Media Elektronik:

. (2010). Faktor-faktor Motivasi Belajar. [online]. Tersedia: http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/05/faktor-faktor-motivasi-belajar.html. [25 Januari 2012]

Ayip Miftahudin. (2012). Sekilas Tentang Motivasi Belajar. [online]. Tersedia:

http://ayip7miftah.wordpress.com/2012/01/02/sekilas-tentang-motivasi-belajar/ [28 Januari 2012]

club3ict. (2011). Hakikat Kreativitas dan Teori Kreativitas. [online]. Tersedia: http://club3ict.wordpress.com/2011/02/18/hakikat-kreativitas-dan-teori-kreativitas/. [3 Februari 2012]

Janah. (2009). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi. [online]. Tersedia: http://janetniez.blogspot.com/2009/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html [24 Januari 2012]

Mustafa, hasan. (2009). Hubungan Sikap dan Motivasi. [online]. Tersedia:

http://hasanmustafa.blogspot.com/2009/11/hubungan-sikap-dengan-motivasi.html . [18 Oktober 2012]

Prayitno, D. (2011). Uji Linearitas [online]. Tersedia:

http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/uji-linieritas.html [3 Oktober 2012]

Setiawan. (2011). Sikap Belajar Siswa. [online]. Tersedia: http://setiawan-pendidikanmatematika.blogspot.com/2011/05/sikap-belajar-siswa.html [28 Januari 2012]

Smartfm. (2012). Pelajar Bolos: Motivasi Belajar Rendah. [online]. Tersedia: http://balikpapan.radiosmartfm.com/jurnal-balikpapan/3174-pelajar-bolos-motivasi-belajar-rendah.html. [11 Juli 2012]

Wikipedia.(2012). Pembelajaran. [online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran . [11 Juli 2012]

Zaenuddin Kabai. (2008). Pengaruh sikap dan Cara Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Akuntansi di SMA Negeri 2 Bantaeng. [online]. Tersedia: http://drszaenuddinkabaimpd.blogspot.com/2008/07/pengaruh-sikap-dan-cara-belajar-siswa.html [28 Januari 2012]


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Moralitas dan Kreativitas Guru Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa SMA Negeri se Kabupaten Banyumas

0 96 191

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM KREATIVITAS GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Kreativitas Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kela

0 6 14

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM KREATIVITAS GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Kreativitas Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kela

0 3 17

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Seko

0 2 11

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 19

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 13

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA Pengaruh Kedisiplinan Belajar Dan Kreativitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 S

0 1 17

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA ANGKASA BANDUNG.

0 0 47

Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru Dan Sikap Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di Sma Negeri 7 Bandung.

1 1 52

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI 6 BANDUNG.

0 0 45