I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengembangan sistem pengukuran kinerja pada dinas kelautan dan perikanan kabupaten bangka dengan pendekatan balanced scorecard - Repository Sekolah Bisnis IPB

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Otonomi daerah sebagai bentuk reformasi pemerintahan daerah bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah daerah dituntut untuk dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada di daerah masing-masing secara lebih optimal untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

  Sejak dicanangkannya otonomi daerah, Kabupaten Bangka telah menyiapkan berbagai strategi untuk menjadi daerah yang mandiri dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Untuk mencapai cita-cita masyarakat Kabupaten Bangka, Pemerintah Kabupaten Bangka menetapkan visi yaitu : “Menjadikan Kabupaten Bangka Sebagai Andalan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Dalam Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Pariwisata, Agro Industri, dan Industri Maritim Melalui Pemberdayaan Potensi Daerah Secara Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

  Dalam struktur pemerintahan daerah, dinas daerah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah. Visi Pemerintah Kabupaten Bangka salah satunya adalah menjadi andalan dalam pengembangan kelautan dan perikanan bagi Propinsi Bangka Belitung. Oleh karena itu Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan daerah otonom Kabupaten Bangka dalam bidang kelautan dan perikanan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut maka Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka menetapkan visi sendiri yaitu : “Terwujudnya Sektor Kelautan dan Perikanan sebagai Unggulan Pembangunan Kabupaten Bangka pada Tahun 2008”. Untuk mencapai visi tersebut disusunlah perencanaan stratejik yang kemudian dituangkan dalam program-program kerja dengan target-target yang telah ditentukan pula.

  Perencanaan stratejik sangat diperlukan oleh semua organisasi baik organisasi profit maupun non-profit termasuk pemerintah.

  Perencanaan stratejik membantu para pimpinan organisasi dalam mencapai kinerja startejik. Suatu institusi dikatakan memiliki kinerja optimal jika menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi para stakeholder.

  Dalam menjalankan aktivitasnya, Pemerintah Daerah mendapatkan pendanaan yang bersumber dari “dana publik” yang biasanya dianggarkan melalui APBD. Mengingat pendanaan yang digunakan sektor publik bersumber dari masyarakat, maka pertanggung jawabannya juga harus diberikan kepada masyarakat melalui badan legislatif, yaitu DPRD.

  Selama kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 1993 sampai dengan tahun 2003, pertumbuhan ekonomi di kabupaten Bangka menunjukkan kecenderungan meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

  Tabel 1. PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka tahun 1999-2003*

  • *Sumber Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bangka

    Tahun 2003 (halaman 11) Catatan : * PDRB = Produk Domestik Regional Bruto ** ADHB = Atas Dasar Harga Berlaku *** ADHK = Atas Dasar Harga Konstan **** PE = Pertumbuhan Ekonomi

  Berdasarkan data diatas maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka mengalami peningkatan setiap tahunnya kecuali pada tahun 1999 dimana terjadi krisis ekonomi yang melanda semua aspek kehidupan, sehingga pertumbuhan ekonomi negatif. Pertumbuhan ekonomi perlahan bangkit setelah tahun 1999 terutama pada sektor pertanian dan perikanan. Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di tahun 2004, Pemda Kabupaten Bangka telah menyusun strategi pembangunan yang dituangkan dalam berbagai program untuk mencapai visi dan misi.

  Tahun PDRB* ADHB** (Jutaan Rupiah) PE (%)**** PDRB ADHK*** (Jutaan Rupiah) PE (%)

  1993 857.030 - 857,03 - 1994 1.017.320 18,70 925,445 7,98 1995 1.159.707 14,00 1.002.662 8,34 1996 1.410.092

  21.59 1.128.643 12,56 1997 1.799.881 27,64 1.221.096 8,19 1998 2.738.071 52,13 1.138.713 -6,75 1999 3.096.584 13,09 1.176.745 3,34 2000 3.594.266 16,07 1.248.097 6,06 2001 4.189.896 16,57 1.315.014 5,36 2002 4.904.591 17,06 1.380.062 4,95 2003 5.971.167 21,75 1.459.994 5,79 Arsyad dalam Nurcholis (2001) menyebutkan bahwa strategi pembangunan ekonomi daerah yang komprehensif harus mencakup antara lain :

  1. Pembangunan sumberdaya manusia (SDM) dan enterpreneurship di daerah;

  2. Pembangunan sarana dan prasarana pembangunan ekonomi;

  3. Pemberdayaan pemerintah daerah dan semua jajarannya;

  4. Pengembangan sektor-sektor ekonomi potensial, termasuk pemilihan industri alternatif yang dapat dikembangkan;

  5. Pemberdayaan lembaga-lembaga ekonomi yang ada (seperti Kadinda dan asosiasi usaha atau himpunan pengusaha atau eksportir lokal);

  6. Alokasi sumberdaya-sumberdaya pembangunan yang terbatas dengan lebih efisien dan efektif.

  Suatu pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang memiliki karakteristik diakui oleh masyarakat atau mempunyai legitimasi, berakuntabilitas, mempunyai kemampuan untuk memformulasikan kebijakan dan menyediakan jasa, menghormati hak-hak asasi manusia, serta menjunjung tinggi dan menegakkan hukum. Dalam menciptakan suatu pemerintahan yang baik tersebut, maka diperlukan adanya suatu prosedur pelaporan kinerja yang baik yang diikuti dengan suatu proses evaluasi yang memadai agar kinerja yang telah dicapai sesuai dengan kerangka strategis yang telah disusun.

  Berdasarkan Inpres No. 7 Tahun 1999 (Pemerintah Kabupaten Bangka, 2004), setiap instansi pemerintah diharuskan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini merupakan salah satu bentuk implementasi sistem manajemen stratejik yang diterapkan di organisasi pemerintahan. Laporan ini berisi evaluasi hasil program kerja suatu instansi pemerintah dalam masa satu tahun. LAKIP merupakan bentuk evaluasi kinerja yang dikeluarkan oleh suatu instansi pemerintah. Dalam penyusunan LAKIP digunakan berbagai metode dan alat ukur, namun yang biasa digunakan oleh instansi pemerintah Kabupaten Bangka adalah metode pembandingan capaian sasaran strategis. Metode ini mengukur celah antara target dan realisasi sasaran, yang kemudian dianalisa untuk melakukan perbaikan.

  Balanced Scorecard (BSC) adalah sistem manajemen (bukan

  hanya sebuah sistem pengukuran) yang dapat membantu organisasi untuk menjelaskan visi dan strategi dan menerapkannya dalam kegiatan operasinya. BSC memberikan umpan balik, baik dari sisi proses kegiatan internal maupun hasil-hasil dari luar, dalam rangka perbaikan kinerja dan hasil suatu organisasi secara terus menerus. Ketika diimplementasikan, BSC mentransformasikan perencanaan strategis dari hanya sekedar wacana akademis menjadi sesuatu yang membumi.

  BSC menyeimbangkan proses internal dan eksternal dengan melihat empat perspektif yaitu perspektif pelanggan, perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Tujuan dan indikator kinerja yang digunakan disesuaikan untuk mencapai visi dan misi organisasi.

  Balanced Scorecard juga dapat dijadikan alat ukur kinerja dengan

  menyeimbangkan keempat perspektif didalamnya sehingga menjadi suatu sistem yang terintegrasi. Antar perspektif memiliki cause and effect

  

relationship yang bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan

  mengembangkan sistem Balanced Scorecard dalam pemerintahan, maka pimpinan pemerintahan dapat mengetahui apa harapan masyarakat dan apa kebutuhan pegawai pemerintah untuk memenuhi harapan masyarakat.

1.2 Identifikasi Masalah

  Otonomi daerah merupakan fakta yang harus dihadapi, sejalan dengan itu adanya paradigma baru yang menempatkan rakyat (melalui wakil-wakilnya di DPR) sebagai mitra yang berkedudukan sejajar dalam perencanaan pembangunan daerah. Hal ini menuntut Pemerintah Daerah untuk dapat merencanakan strategi pembangunan daerah dengan lebih baik dan terarah dan mengimplementasikannya secara transparan dan

  accountable (Nurkholis, 2001).

  Dengan penerapan Balanced Scorecard pada pengukuran kinerja organisasi diharapkan akan terbentuk suatu sistem pengukuran kinerja menyeluruh dan mendapatkan hasil pengukuran yang dapat menjadi masukan bagi pemerintah serta dapat menjadi umpan balik mengenai penyebab dibalik hasil kinerja tersebut.

  1.3 Pembatasan Masalah

  Penelitian ini mencoba mengembangkan teknik Balanced

  

Scorecard dalam evaluasi LAKIP dengan mengimplementasikan empat

  perpektif, yaitu : perspektif pelanggan, perspektif finansial, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dalam pencapaian visi dan misi organisasi yaitu pada badan eksekutif daerah Kabupaten Bangka, dalam hal ini adalah instansi pemerintah daerah, Dinas Kelautan dan Perikanan.

  1.4 Perumusan Masalah

  1. Apakah alat ukur kinerja yang ada sekarang sudah dapat mengukur kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka secara keseluruhan?

  2. Bagaimana rancangan balanced scorecard untuk Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka ?

  3. Bagaimana perbandingan antara pengukuran kinerja yang dilakukan sekarang dengan pengukuran menggunakan

  balanced scorecard ?

  1.5 Tujuan

  Penelitian ini bertujuan untuk :

  1. Menganalisis alat ukur kinerja yang sekarang digunakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka.

  2. Membuat rancangan Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka.

  3. Membandingkan metode pengukuran kinerja yang digunakan sekaranag dengan pengukuran kinerja menggunakan metode

  balanced scorecard.

  1.6 Manfaat

  Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

  1. Memberi usulan rancangan balanced scorecard kepada Pemerintah Kabupaten Bangka, khususnya Dinas Perikanan dan Kelautan, untuk pengukuran kinerja sebagai bagian dari LAKIP.

  2. Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya dalam bidang pengembangan teknologi informasi maupun cabang ilmu lainnya.

  3. Sebagai bahan penyusunan tugas akhir Program MMA IPB.

  1.7 Ruang Lingkup

  Ruang lingkup penelitian ini adalah perancangan Balanced

  

Scorecard pada organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka yaitu

  Dinas Perikanan dan Kelautan. Rancangan Balanced Scorecard yang diajukan dalam penelitian ini meliputi penentuan Key Performance

  Indicators dan Strategy Map.

Dokumen yang terkait

Analisa pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan balanced scorecard : studi kasus pada perusahaan jasa content provider di jakarta

1 5 134

Analisis pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard

4 19 100

Peningkatan sistem manajemen dengan penilaian kinerja perusahaan pada pt.bumi jasa utama Menggunakan metode balanced scorecard - Perbanas Institutional Repository

0 1 16

Peningkatan sistem manajemen dengan penilaian kinerja perusahaan pada pt.bumi jasa utama Menggunakan metode balanced scorecard - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

Peningkatan sistem manajemen dengan penilaian kinerja perusahaan pada pt.bumi jasa utama Menggunakan metode balanced scorecard - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis kepuasan terhadap pelayanan pendaftaran tanah (kasus: kantor pertanahan kabupaten) - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 8

PENDAHULUAN Latar Belakang - Analisis perancangan sistem pengukuran kinerja penyelenggaraan paud di yayasan fitrah hanniah - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 6

Latar Belakang - Pengembangan model bisnis pada lokawisata baturaden menggunakan business model canvas - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 2 7

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis kepuasan pelanggan produk herbal (kasus di pt. liza herbal international) - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 9

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan kebijakan kompensasi dengan motivasi kerja dan kinerja karyawan di pt. tatasolusi pratama - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 1 10