Studi deskkriptif tentang metode pengajaran dan perilaku anak di TK Negeri dan TK Swasta di Kota Yogyakarta - USD Repository

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan karya ini bagi :

  

Allah Bapa yang telah memberi cinta tak terhingga,

terimakasih atas nafas kehidupan ini.

  

Bunda Maria pelindungku,

Papa, Mama, Adikku,

Kakek-nenek dan keluarga besarku

Sahabat, Teman-teman,Orang-orang disekitarku

  

Yang menemani dan memberi pelajaran hidup yang indah bagiku...

HALAMAN MOTTO

  “ Biarkan mereka berkembang dan berbunga Sejelek apapun bunganya, Akan mempunyai daya tarik tersendiri”

  • In memoriam R. Noto Boedojo-

  ABSTRAK

Studi Deskriptif Tentang Metode Pengajaran dan Perilaku Anak

Di TK Negeri danTK Swasta Di Kota Yogyakarta

  Wilis Mahardyaning Mientorosasi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007

  Penelitian ini merupakan sebuah studi deskriptif yang bertujuan menggambarkan metode pengajaran yang dilakukan di TK Negeri dan TK Swasta di Kota Yogyakarta dan menggambarkan perilaku yang banyak ditampakkan anak dalam menganggapi metode yang sedang diterapkan. Tema ini diambil dengan melihat fenomena perkembangan TK yang makin pesat. TK diperuntukkan bagi anak usia 4-6 tahun. Fase usia ini termasuk dalam periode emas kehidupan seseorang. Pengalaman menjadi hal yang penting bagi usia ini. TK sebagai lembaga prasekolah diharapkan bisa memberikan pengalaman yang menyenangkan melalui penggunaan metode pengajaran yang sesuai sehingga tahapan perkembangan anak berlangsung optimal.

  Subjek penelitian adalah satu TK Negeri dan dua TK Swasta Katolik yang ada di kota Yogyakarta. Pemilihan subjek dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara dengan kepala sekolah, observasi awal, dan melakukan observasi lanjutan dengan mengikuti kegiatan kelas secara intensif selama dua minggu. Pencatatan data metode pengajaran melalui wawancara dan observasi dengan pencatatan naratif (kualitatif) dan teknik even sampling untuk mencatat frekuensi perilaku yang muncul (kuantitatif).

  Hasil Penelitian menunjukkan, metode pengajaran yang paling banyak diterapkan di ketiga TK adalah metode pemberian tugas meskipun terdapat perbedaan cara dalam pengorganisasian kelas ketika metode dilaksanakan. Metode lain yang diterapkan adalah metode tanya jawab di TK Tarakanita dan TK Negeri 2 dan metode demonstrasi di TK Grha Asih anak. Perilaku yang banyak muncul ketika pelaksanaan metode pemberian tugas di ketiga TK adalah perilaku menyimak guru, perilaku mengerjakan tanpa banyak tanya dan perilaku mengerjakan sendiri dengan tekun. Secara sosial perilaku ini sesuai namun disisi lain memperlihatkan terhambatnya perkembangan kepribadian dalam hal spontanitas anak. Perilaku terbanyak saat tanya jawab di TK Tarakanita adalah perilaku menyimak guru. Di TK Negeri 2 adalah menyimak guru dan mengikuti dengan aktif. Perilaku saat metode demonstrasi dilaksanakan di TK Grha Asih Anak adalah perilaku mengikuti dengan aktif.

  

ABSTRACT

Studi Deskriptif Tentang Metode Pengajaran dan Perilaku Anak

Di TK Negeri danTK Swasta Di Kota Yogyakarta

Wilis Mahardyaning Mientorosasi

  

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

  This was a qualitative descriptive research which is aimed to describe the education methods in government kindergaten and private kindergaten in Yogyakarta and also the children behavior when education method was given. The researcher was interest to this case since there was a social phenomenon which showed that kindergaten were grow rapidly. Kindergaten is a preschool for 4-6 years old children. This is the golden age for human. Experience is the most important things in this ages. Children will be able to explore it self when they have a good experience with the environment. Kindergaten by the education methods must be able to give the good experience for children.

  The subject of the research was one government kindergaten and two private kindergaten in Yogyakarta. The subject was chosen using purposive sampling method. The data gathered using two methods. The first data implemented with narattive recording. Education methods data gathered from the interview with the principles and by intensive observation about education method in the classroom during two weeks period. Children behavior data gathered by class observed and from this data researcher make a social categorizing with the teacher. The second, data was gathered with implemented even sampling method for seeing children behavior when the education methods were done.

  The result of the research showed that giving task method is the most methods was done. The other methods is interview in Tarakanita and Negeri 2, and demonstrate in Grha Asih Anak. The children behavior when a task method was given are giving attention, do the task without any ask, and do the task with it self. The children behaviors showed a good social behavior but in the other side it indicate that they are loosing their spontaneous. The children behavior when interview method was given in Tarakanita is giving attention. The other behavior combination when interview method was given in Negeri 2 are giving attention and active follow. Children behavior when demonstrate method was given in Grha Asih Anak is active follow.

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur pada Allah Bapa, Yesus Kristus dan Bunda Maria atas kasih yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan yang diberikan banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih pada :

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi, terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan selama proses studi

  2. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si., selaku dosen akademik dan dosen pembimbing, terimakasih atas waktu dan kesabaran, dorongan dan bimbingan yang selalu diberikan sampai skripsi ini bisa selesai

  3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. dan Bapak Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Si., selaku dosen penguji terimakasih atas masukan dan saran yang diberikan

  4. Bapak Siswo yang pernah menjadi dosen pembimbing akademik.

  Terimakasih pak

  5. Semua dosen fakultas Psikologi, terimakasih atas ilmu yang telah dibagi

  6. Mas Muji, terima kasih atas cerita-cerita yang memberi semangat, kebersamaan di lab yang begitu indah. Keep the spirit mas!

  7. Pak Gi’, Mbak Nanik, Mas Gandung, Mas Doni; terima kasih atas bantuannya selama ini

  8. Bapak Suparno, KASI Pendidikan Anak Usia Dini di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Terima kasih atas bantuan yang diberikan

  9. Ibu Bernaditha Suwarsyah (Kepala Sekolah TK Tarakanita- Bumijo), Ibu CH. Purwanti (Kepala Sekolat TK Grha Asih Anak), Ibu Kadarsih (Kepala Sekolah TK Negeri 2). Terima kasih atas bantuan dan sharing yang berguna bagi saya

  10. Ibu Nora, Ibu Tri, Ibu Warsih dan Ibu Kamti. Terima kasih atas kebersamaan di kelas. Suatu pengalaman yang menyenangkan menjalani proses bersama kalian

  11. Adik-adik TK Tarakanita kelompok B5, TK GAA kelompok B dan TK Negeri 2 kelompok B4. terimakasih atas penerimaan, kerjasama dan pengalaman berharga yang telah kalian berikan. Begitu banyak ‘kejutan’ indah dari kalian yang memberi semangat dan menikmati kebersamaan. “It’s unforgettable”

  12. Papa, Mama, de’ anjar. Terima kasih buat cinta dan semangat yang diberikan. Akhirnya lulus juga. “Love u much…”

  13. Pakde dan bude Wahyudi terimakasih buat doanya. Maaf wilis selalu merepotkan ya..

  14. Om Nyoman dan Tante Dewi, thanks buat pinjeman laptopnya tante.

  Semoga selalu diberkati dan segera diberi anugerah di keluarga om-tante.

  15. Mbah Tul’, Mba’ Nita, Mba’ Dina & Mas Veri, Ardi, Mas Andit, Mas Bayu & Arine, Theo teblung terimakasih buat hiburan dan kebersamaan yang

  16. Mba’ Cipuk, thanks buat kamarnya ya..maaf beberapa barang berubah letak..hee..

  17. Mas Bagus… ternyata begitu rumit ya mas. Thanks buat kebersamaan dan cerita yang pernah ada. “It’s meaningfull”

  18. Janu dan keluarga yang udah direpotin banyak hal..thanks buat kemudahan dan kasih yang diberikan.

  19. Mba’ Neni, thanks buat cerita dan nasehat yang dibagi.. “u’r my best sister”.

  20. Mas Noi, akhirnya aku bisa dapet satu ‘S’. Tungguin daku y buat ‘S-S’ selanjutnya..hehehe..

  21. Mama Jand, mba’ cici, dek tety thanks buat doanya

  22. Ala, thanks buat support yang “tanpa sadar” sudah kamu berikan. Ayo kamu bisa ! ☺

  23. Tin2.. teman terbaikku. Thanks buat berbagi kisah selama ini. Be a good mother ya tin..

  24. Nando, thanks buat support dan ceritanya..sukses buat kamu

  25. Siska ’01 thanks buat bimbingan skripsinya

  26. Clara dan keluarga. Ayo clar..smangat yo!

  27. De’ rut, de’ siska dan keluarga mawar. Terimakasih buat doanya

  28. Temen-temen psikologi angkatan 2001, khususnya Farah, Nining, Tyo, Ella, Elis, Pati, Oho’, Eko, Agus, Adri, kobo, n semua anak-anak kelas A; Natalia, Vembri, Selly putih, Claudia Anita, dan temen-temen lain yang tidak bisa disebut satu persatu ..sukses buat kalian semua.. Gbu prend.

  29. Yosie, Icha, thanks buat sharing & semangat yang diberikan. Tetap semangat buat cita-cita kita ya.. “ke Holland yuks lihat sunset” ☺

  30. Mas Tius, Mas Anton, Mas heru, mas linggar dan mas-mba lainnya dimanapun kalian berada. Thanks buat persahabatan yang indah.

  31. Mba’ Rani terimakasih buat bantuannya yang begitu berarti. Semangat mba’.

  32. Keluarga besar Boedojo dan Muchid trimakasih banyak

  33. Anton – Nando ‘Mysin’, thanks buat kebersamaannya

  34. ICBC, thanks buat tempat dan waktunya

  35. Brondi thanks buat hiburan penghilang penatnya. Kapan ya kita bisa maen lagi? miss u bron’

  36. Semua pihak yang telah menemani jiwaku, mewarnai lembar hidupku, dan mengukir kenangan dalam setiap langkah yang telah kulalui. Kesuwun yo rek.. Gusti ngaberkahi.

  

Daftar Isi

  Halaman Judul………………………………………………………………….i Halaman Persetujuan Pembimbing……………………………………………..ii Halaman Pengesahan…………………………………………………………...iii Halaman Persembahan………………………………………………………….iv Halaman Motto…………………………………………………………………v Pernyataan Keaslian Karya……………………………………………………..vi Abstrak………………………………………………………………………….vii Abstract…………………………………………………………………………viii Kata Pengantar………………………………………………………………….ix Daftar Isi………………………………………………………………………..xii Daftar Tabel…………………………………………………………………….xvii Daftar Skema…………………………………………………………………..xviii Daftar Lampiran………………………………………………………………...xix

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ………………………………………………………..1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………….8 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………8 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………8

  BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pengajaran pada Taman Kanak-kanak

  1. Taman Kanak-Kanak dan Anak TK

  a. Taman Kanak-Kanak …………………………………………10

  b. Anak Taman Kanak-Kanak ……………………………………14

  2. Metode Pengajaran Taman Kanak-Kanak

  a. Metode Pengajaran …………………………………………….14

  b. Faktor Yang Mempengaruhi Metode Pengajaran ……………..17

  c. Macam-macam Metode Pengajaran …………………………...20

  B. Perilaku Anak TK

  1. Perilaku Sebagai Hasil Nyata Metode Pengajaran …………………..21

  2. Kategori Perilaku Anak ……………………………………………...23

  BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………………………………26 B. Subjek Penelitian .…………………………………………………....27 C. Tahapan Penelitian

  1. Perencanaan Penelitian .......……………………………………….....27

  2. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………….28

  D. Metode Pengambilan Data Yang Digunakan ………………………..30

  E. Definisi Operasional

  1. Metode Pengajaran …….…………………………………………….31

  3. Taman Kanak-Kanak ………………………………………………..35

  F. Teknik Pengambilan Data …………………………………………...36

  G. Prosedur Pelaksanaan ……………………………………………….36

  H. Analisis Data…………………………………………………………37

  I. Kredibilitas, Validitas, Reliabilitas ...………………………………..39

  BAB IV. PROSES, DEKRIPSI, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Proses Penelitian

  1. Prosedur Awal Penelitian…………………………………………… 45

  2. Daftar TEMA dan Jadwalnya ………………………………………. 47

  3. Waktu Pengambilan Data ……………………………………………48

  4. Proses Pengambilan Data

  a. Observasi Awal ………………………………………………….49

  b. Observasi Kelas …………………………………………………50

  c. Wawancara ………………………………………………………52

  d. Angket Orang Tua ……………………………………………….53

  B. Deskripsi Hasil Penelitian

  1. Deskripsi Karakteristik Taman Kanak-Kanak..…………………….54

  2. Deskripsi Karakteristik Kelas dan Kegiatan Yang Dilakukan ……..57

  3. Deskripsi Pembuatan Satuan Kegiatan Harian..…………………….61

  C. Analisis Data Observasi

  1. Analisis Data Observasi Metode Pengajaran ………………………63 D. Pembahasan

  1. Metode Pengajaran Yang Diterapkan Pada Ketiga TK ……………73

  2. Perilaku Anak Saat Metode Diterapkan ……………………………86

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………………….....95 B. Kelemahan Penelitian ……………………………………………. .96 C. Saran ……………………………………………………………… .97 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….101 LAMPIRAN …………………………………………………………………...104

  Daftar Tabel

  1. Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

  2. Tabel 2. Blueprint Angket Orang Tua

  3. Tabel 3. TEMA dan Jadwal Pelaksanaan

  4. Tabel 4. Jadwal Pengambilan Data

  5. Tabel 5. Karakteristik TK

  6. Tabel 6. Karakteristik Kelas dan Kegiatan

  7. Tabel 7. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan

  8. Tabel 8a. Analisis Metode pengajaran TK Tarakanita

  9. Tabel 8b. Analisis Metode pengajaran TK Grha Asih Anak

  10. Tabel 8c. Analisis Metode pengajaran TK Negeri 2

  11. Tabel 9a. Analisis Perilaku Anak TK Tarakanita

  12. Tabel 9b. Analisis Perilaku Anak TK Grha Asih Anak

  13. Tabel 9c. Analisis Perilaku Anak TK Negeri 2

  14. Tabel 10. Persamaan-Perbedaan Pelaksanaan Metode

  15. Tabel 11.Metode dan Perilaku Dominan Yang Muncul

  Daftar Skema

  1. Skema 1. Sistem Pendidikan Anak Usia Dini

  2. Skema 2. Pembagian TK Berdasar Kepemilikan

  3. Skema 3. Kerangka Berpikir

  4. Skema 4a. Perilaku sebagai Hasil Nyata dari Pelaksanaan Metode

  5. Skema 4b. Jenis Perilaku

  Daftar Lampiran

  A. Lampiran I

  1. Surat Ijin Penelitian

  2. Surat Keterangan Penelitian

  B. Lampiran II

  1. Profile TK

  2. Denah TK dan Pembagian Ruang

  3. Profile Guru Kelas

  4. Dokumentasi Foto

  C. Lampiran III

  1. TK Tarakanita

  a. Coding Metode Pengajaran

  b. Coding Perilaku Anak

  2. TK Grha Asih Anak

  a. Coding Metode Pengajaran

  b. Coding Perilaku Anak

  3. TK Negeri 2

  a. Coding Metode Pengajaran

  b. Coding Perilaku Anak

  D. Angket Pengkategorian Perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pertama kali diperoleh anak dalam keluarga. Keluarga khususnya orang tua berperan sebagai pendidik utama bagi anak (Drost, 1998). Melalui orang tua, anak belajar tentang sikap, nilai, adat, kebiasaan dan budaya di

  lingkungan tempat ia dibesarkan. Proses pendidikan yang terjadi dalam keluarga diperoleh melalui pengalaman yang didapat secara langsung oleh anak.

  Pengalaman yang memberi efek perasaan menyenangkan akan membuat anak berani mengeksplorasi lingkungan untuk mendapatkan pengalaman baru.

  Seiring berjalannya waktu, anak wajib mengenal lingkungan yang lebih luas daripada lingkungan keluarga. Salah satu lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan prasekolah tempat anak belajar mengenal dan berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa diluar lingkup keluarga. Lingkungan prasekolah membantu orang tua untuk mengenalkan bentuk pendidikan formal pada anak.

  Lembaga prasekolah yang dikenal secara umum di Indonesia adalah Taman Kanak-kanak (TK). Tokoh penting dalam perkembangan TK di Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Beliau penggagas berdirinya Taman Indria di Kotagede Yogyakarta tanggal 3 Juli 1922. Taman Indria diperuntukkan bagi anak yang berusia dibawah tujuh (7) tahun. Konsep pendidikan yang ditawarkan adalah TK yang menyenangkan dengan desain pendidikan sesuai kodrat anak bahwa

  2 anak suka bermain dan orang dewasalah yang bertugas membimbing dan memfasilitasi anak agar dapat berkembang sesuai sifat, bakat dan potensinya menuju adab yang baik (Suyanto, 2005).

  Pemikiran Ki Hadjar Dewantara menjadi titik tolak perkembangan TK di Indonesia. TK didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga ke pendidikan sekolah (Patmonodewo, 2003) . TK berperan penting membantu anak mendapatkan pengalaman yang menyenangkan khususnya dalam penyesuaian sosial di lingkungan yang lebih luas agar tidak muncul perilaku sosial yang buruk di kemudian hari (Santrock, 1995).

  Salah satu keistimewaan TK adalah memberi bentuk pengalaman baru bagi anak melalui pengajaran yang menuntut relasi dengan banyak pihak misalnya kegiatan belajar di kelas. Kegiatan pengajaran di kelas secara tidak disadari menuntut kemampuan anak untuk bersosialisasi dan beradaptasi pada lingkungan baru.

  Pengalaman seperti ini yang sulit diberikan orang tua dalam lingkungan keluarga apalagi tuntutan pemenuhan ekonomi saat ini seringkali menyebabkan kedua orang tua terpaksa bekerja dan meninggalkan anak dirumah.

  Kesadaran akan pentingnya pendidikan prasekolah ditunjukkan pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Undang-undang tersebut tercantum bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.

  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal

  3 (meliputi Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat), nonformal (kelompok bermain, tempat penitipan anak, dan bentuk lain yang sederajat), dan informal (pendidikan keluarga atau yang diselenggarakan lingkungan) (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 78). Sebagai jalur pendidikan formal, TK wajib mengikuti standarisasi yang dibuat dan ditetapkan pemerintah berupa acuan kurikulum dasar pendidikan prasekolah meskipun dalam pelaksanaan harian pemerintah membebaskan pihak TK untuk modifikasi program pengajaran sesuai karakteristik TK yang bersangkutan.

  Di negara khususnya wilayah ASEAN, kepemilikan TK didominasi oleh sektor swasta (private). Hal yang sama terjadi di Indonesia dimana lebih dari 99 % TK dikelola oleh swasta. TK Negeri adalah TK yang mendapatkan Surat Keputusan Kenegerian dari pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan sedangkan TK Swasta adalah milik perseorangan, kelompok orang, atau yayasan yang dikelola secara mandiri. Perbedaan kepemilikan ini secara otomatis berpengaruh pada kekhasan modifikasi program pengajaran yang diterapkan masing-masing TK. Kekhasan program pengajaran dipengaruhi oleh karaktristik TK dan visi serta misi yang dijadikan pedoman pendirian TK. Kekhasan yang dihasilkan mendukung pencapaian tujuan pendidikan di masing-masing TK yang bersangkutan (Patmonodewo, 2003).

  Perkembangan jaman menyebabkan perkembangan TK semakin pesat. Lembaga prasekolah ini disadari maupun tidak telah berlomba menghadirkan program tambahan dan memodifikasi metode pengajaran sesuai tuntutan publik.

  Publik dalam hal ini orang tua cenderung melihat keberhasilan akademik sebagai

  4 suatu sisi terpenting dalam perkembangan anak usia prasekolah. Hal ini semakin dipicu dengan diterapkannya tes masuk berupa tes baca, tulis, dan hitung pada beberapa Sekolah Dasar favorit (Sindo, Mei 2007).

  Realita tuntutan kemampuan akademik seperti di atas memicu kekhawatiran orang tua berkaitan dengan kontinuitas pendidikan yang dijalani anak mereka.

  Kebanyakan dari mereka khawatir anaknya tidak bisa masuk di Sekolah Dasar karena belum mampu untuk membaca, menulis dan berhitung dengan baik. Dampaknya orang tua yang mampu secara finansial mengikutkan anak mereka pada les tambahan seperti membaca, menulis dan berhitung diluar jam kegiatan anak di TK. Semua ini dilakukan orang tua dengan harapan bahwa anak akan mempunyai bekal untuk kelanjutan pendidikan ke jenjang berikutnya. Secara tidak sadar orang tua menuntut anak untuk mengalami fase perkembangan yang lebih cepat dibandingkan fase yang seharusnya dilalui. Anak tidak lagi menjadi dirinya melainkan rekaan orang tua (Drost dalam Perilaku Anak Usia Dini, 2003).

  Suatu hal yang penting untuk diketahui dan dimengerti bahwa masa usia prasekolah (3-6 tahun) adalah masa bermain bukan masa tekanan yang bisa menimbulkan stres dan menghilangkan keceriaan anak (Hawadi, 2001). Tekanan yang berlebihan pada anak memunculkan berbagai perilaku yang dinilai tidak sesuai secara sosial. Perilaku yang muncul seperti perilaku malas pergi ke sekolah dengan berbagai alasan seperti ngantuk, capek, bosan bahkan mengaku sakit perut sering kali diutarakan anak ketika diajak berangkat ke TK (Ayahbunda, maret 2005).

  5 Berdasar penelitian, perilaku sosial yang terjadi pada usia prasekolah cenderung menetap dalam diri anak hingga dewasa (Furman & Bierman, 1983 dalam

  Santrock, 1995). Perilaku yang kurang sesuai secara sosial seperti yang disebutkan diatas akan menghambat usaha pendidikan yang dilakukan orang tua dan guru. Tak jarang orang tua menyikapi perilaku ini secara keliru yaitu memarahi, memaksa bahkan menghukum anak yang tidak mau mengikuti kegiatan TK. Mereka lalai untuk memperhatikan dan mempertanyakan sebab eksternal yang mungkin dialami anak di TK sehingga mereka sampai bereaksi dengan menunjukkan perilaku yang dianggap kurang sesuai secara sosial. Hal ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi perkembangan sosial anak dikemudian hari.

  Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Diane Burts dan rekan-rekannya (1989) ditemukan bahwa praktik pembelajaran yang tidak cocok bagi perkembangan anak cenderung memunculkan perilaku yang berkaitan dengan stres (Santrock, 1995).

  Penelitian lain yang dilakukan Hirsh-Pasek dan rekan (1989) tidak menemukan adanya manfaat ataupun kelebihan yang berarti pada anak-anak yang mengikuti program pendidikan masa awal anak-anak dengan orientasi akademik yang tinggi dibandingkan anak-anak dengan orientasi akademik rendah, yang ditemukan adalah adanya beberapa pengaruh yang membahayakan seperti tingkat kecemasan yang lebih tinggi, kurang kreatif, dan respon yang kurang positif terhadap sekolah (Santrock, 1995). Penelitian lainnya berjudul Analisa Model Pendidikan Prasekolah Pada

  

Pembentukan Anak Cerdas, Sehat dan Berkarakter yang dilakukan oleh Dr. Dwi

  Hastuti yang dilakukan di tiga kelompok anak prasekolah yang berbeda yaitu

  6 kelompok TK, KPSBB (sebuah kelompok prasekolah yang dibentuk dengan konsep menyertakan ibu secara aktif dalam kegiatan belajarnya), dan kelompok non TK (kelompok anak yang tidak ikut TK) menemukan bahwa tingkat stres pada kelompok anak TK ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok anak KPSBB dan

  non TK ( www.halalguide.info/content/view ).

  Berbagai respon negatif yang muncul menunjukkan praktik pengajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan anak sehingga mereka tidak bisa menikmati fase perkembangannya dengan baik karena mendapat tekanan dan tuntutan berlebihan dari lingkungan. Sering kali tuntutan berlebihan dari lingkungan menghambat keinginan anak untuk bereksplorasi (Rahman, 2002).

  Ketidaksesuaian praktik pendidikan TK yang terjadi juga menjadi sorotan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo dalam sebuah forum menyebut tes baca, tulis dan hitung yang diberlakukan bagi anak-anak calon SD sebagai suatu tes yang tidak proporsional. Menurut beliau anak usia tersebut masih dalam masa transisi atau peralihan lingkungan keluarga ke sekolah (Kompas, Maret 2006).

  Semua orang tua menginginkan hal terbaik bagi perkembangan anak. Tolak ukur yang sering digunakan orang tua untuk menilai perkembangan anak adalah teman sebaya. Hal ini membuat mereka mereka membuat perbandingan antara satu anak da lainnya. Orang tua dan lingkungan perlu memahami bahwa anak adalah suatu pribadi (individu) yang utuh dan khas. Setiap anak mengikuti pola perkembangan yang unik antara satu dan lainnya (Santrock, 1995). Ini yang menjadi kekhasan

  7 pendidikan usia prasekolah dimana orang tua harus jeli melihat perkembangan diri anaknya (Sindo, Mei 2007).

  Realita pendidikan prasekolah yang menimbulkan dilema antar pola pikir satu pihak dan lainnya menjadi sebuah tantangan besar bagi dunia pendidikan prasekolah di Indonesia khususnya Yogyakarta sebagai kota didirikannya Taman Indria sebagai cikal bakal pendidikan prasekolah (TK) di seluruh Indonesia. Perbedaan kepemilikan antara TK Negeri dan TK Swasta dengan visi-misi yang menyertai berdirinya TK juga berpengaruh pada pengolahan materi pendidikan dalam bentuk kurikulum ke dalam metode pengajaran sesuai dengan fase perkembangan anak sehingga mendukung perkembangan kepribadian anak.

  Beberapa pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada adalah bentuk metode pengajaran apa yang banyak dipilih guru dan bagaimana penerapan metode tersebut dalam kegiatan kelas pada TK Negeri dan TK Swasta. Peneliti juga ingin mengetahui perilaku apa yang banyak muncul ketika metode pengajaran tertentu dilakukan dalam kegiatan kelas di TK Negeri dan TK Swasta yang menjadi subjek penelitian.

  TK dipilih secara random dengan beberapa kriteria tertentu di wilayah kota Yogyakarta. Hal ini penting untuk diketahui sebagai wacana baru bagi pengembangan pendidikan prasekolah khususnya di wilayah kota Yogyakarta ke arah yang lebih baik terlebih bagi pengembangan metode pengajaran yang diterapkan.

  8

  B. Rumusan Masalah

  1. Metode pengajaran apa yang banyak diterapkan oleh guru pada TK Negeri dan TK Swasta di Yogyakarta dan bagaimana penerapannya?

  2. Perilaku apa yang paling banyak dimunculkan anak di dalam kelas ketika suatu metode pengajaran dilaksanakan pada TK Negeri dan TK Swasta yang dijadikan subjek penelitian di kota Yogyakarta ?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan mengetahui metode apa yang paling banyak digunakan dalam kegiatan kelas, metode lain yang juga sering digunakan serta melihat perilaku yang paling banyak muncul ketika suatu materi diberikan melalui metode tertentu pada TK Negeri dan TK Swasta yang ada diwilayah kota Yogyakarta.

  Hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan bagi penelitian yang berhubungan dengan metode pengajaran TK dan perilaku anak sehingga dapat sesuai dengan tahap perkembangan yang dilalui anak.

  D. Manfaat Penelitian

  Manfaat teoritis :

  • Sebagai wacana bagi para pemerhati pendidikan prasekolah khususnya TK di wilayah kota Yogyakarta.

  9 Manfaat Praktis :

  • Bagi pendidik khususnya guru prasekolah, menambah wawasan dan pengetahuan tentang metode pengajaran yang dilakukan di TK yang dijadikan sample penelitian sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dan pengembangan khususnya bagi pengembangan karya di TK masing- masing.
  • Bagi orang tua, khususnya mereka yang mempunyai anak usia kanak- kanak (3-6 tahun) dan ingin memasukkan anaknya kedalam lembaga pendidikan prasekolah. Hasil penelitian bisa menjadi wacana dan referensi dalam mempertimbangkan dan menentukan TK dengan metode pengajaran yang sesuai dengan perkembangan anak.
  • Bagi praktisi dan orang-orang yang menaruh perhatian khusus pada pendidikan prasekolah. Hasil penelitian ini bisa menjadi acuan bagi penelitian lanjutan khususnya yang berhubungan dengan metode pengajaran.
  • Bagi masyarakat umum, menambah wacana tentang pentingnya peran TK dalam membantu tumbuh kembang anak usia dini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pengajaran pada Taman Kanak - kanak (TK)

  1. Taman Kanak-kanak dan Anak TK

  a. Taman Kanak - kanak

  Pasal 12 Undang-Undang Republik Indonesia No 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tercantum bahwa selain pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi juga terdapat pendidikan prasekolah (Hawadi, 2001).

  Dalam Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1990 disebutkan bahwa : 1) Pendidikan prasekolah adalah pendidikan yang ditujukan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau pendidikan luar sekolah. 2) TK adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. 3) Anak didik adalah peserta didik pada pendidikan prasekolah.

  4) Orang tua adalah ayah dan atau ibu atau wali anak didik yang TK terdapat di jalur pendidikan formal sedangkan kelompok bermain dan penitipan anak terdapat di jalur pendidikan nonformal (Lihat skema 1.

  Sistem Pendidikan Anak Usia Dini). TK bertujuan mempersiapkan anak untuk memasuki sekolah dasar (Padmonodewo, 2003).

  Menurut sejarah perkembangannya di Indonesia, pendidikan anak usia dini telah ada sejak lama yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia. Sejalan dengan kemajuan bangsa dan kesadaran akan pentingnya pendidikan, perkembangan TK maju dengan pesat sehingga hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak. Pengelolaan lembaga prasekolah ini tidak saja dikelola oleh pemerintah tapi juga oleh swadaya masyarakat (Jamaris, 2006). Ini yang menyebabkan munculnya pengelompokan TK berdasar kepemilikan. TK terbagi menjadi dua (2) kelompok besar yaitu TK Negeri (milik pemerintah) dan TK swasta/yayasan (milik swadaya masyarakat). TK Negeri adalah TK yang mendapat surat pengangkatan kenegerian dan mendapat subsidi dari pemerintah dibawah Direktorat Pendidikan Usia Dini yang bernaung dibawah pengawasan Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan TK swasta/yayasan dibangun, didirikan dan dibiayai oleh perseorangan atau kelompok orang dengan visi dan misi yang ditetapkan sendiri tanpa campur tangan pemerintah (Lihat skema 2. Pembagian TK Berdasar Kepemilikan).

  Anggaran nasional untuk pendidikan di Indonesia adalah 11,8 % terbilang sedikit bila dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia (20

  %), Thailand (28,3 %), Filipina (14 %), bahkan Bangladesh menganggarkan 15,5 % pendapatan nasional bagi pendidikan (Sindo, 2007).

  Lembaga pendidikan TK banyak dikelola oleh swasta namun tetap berada dalam pengawasan Departemen Pendidikan Nasional. Hal yang sama juga terjadi di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darussallam dan Australia. Perbandingan kepemilikan Negeri dan Swasta terlihat dari tabel perbandingan jumlah TK dan SD baik Negeri maupun Swasta di wilayah DIY sebagai berikut :

  Tingkatan Kabupaten/Kota Sekolah Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta DIY TK Negeri

  1

  1

  1

  3

  2

  8 TK Swasta 299 490 540 459 204 1992

SD Negeri 311 373 453 403 141 1682

SD Swasta

  60

  69 53 111 84 377 Sumber : Dinas Pendidikan Propinsi DIY tahun 2004.

  Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat perbandingan jumlah kepemilikan negeri dan swasta yang berbanding terbalik antara lembaga pendidikan TK dan SD. Lebih dari 99% pelaksana pendidikan bagi anak usia dini dilakukan oleh swasta (Suyanto, 2005). Pada SD, pelaksana pendidikan didominasi oleh negeri yang mendapatkan subsidi dana pendidikan dari pemerintah.

  Skema 1. Sistem Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Anak Usia Dini

  Formal Informal Nonformal Keluarga

  Taman Kanak- Kanak

  TPA Playgroup

  Skema 2. Pembagian TK Berdasar Kepemilikan

Taman Kanak-

kanak

  

Negeri Swasta

Materi – Kurikulum Dinas Pendidikan Metode Pengajaran yang diterapkan (Hasil modifikasi kurikulum dan visi-misi TK) Metode Pengajaran yang diterapkan (Hasil modifikasi kurikulum dan visi-misi TK) Visi- misi

  Visi- misi

b. Anak Taman Kanak-kanak

  Biechler dan Snowman (1993) menyebutkan batasan usia anak Prasekolah yaitu mereka yang berusia antara 3-6 tahun dan di Indonesia, anak usia 4-6 tahun umumnya mengikuti program Taman Kanak-kanak (Patmonodewo, 2003). Usia ini termasuk dalam rentang anak usia dini yaitu 0- 8 tahun dengan perincian 0-1 tahun adalah usia bayi, 1-3 tahun adalah usia Batita (bawah tiga tahun), 4-6 tahun adalah usia prasekolah dan 7-8 tahun adalah usia SD kelas awal (Rahman, 2002).

  Penetapan rentang usia anak prasekolah (TK) didukung oleh pendapat seorang tokoh pendidikan dari Eropa yaitu Langeveld. Beliau mengatakan bahwa pada usia tiga setengah tahun seorang anak sudah mampu menerima pendidikan. Usia tiga setengah tahun sampai lima tahun adalah masa pendidikan pendahuluan. Langeveld juga menengarai bahwa pada tahap Taman Kanak-kanak kemampuan yang hendak dicapai siswa antara lain berbahasa lisan, mengenal kehidupan sosial, mengerti dan menguasai ketrampilan, mengenal dirinya sendiri, dan berkhayal meskipun belum mampu memisahkan secara tegas antara kenyataan dan imajinasi belaka. (Riyanto- handoko, 2004) .

  2. Metode Pengajaran Taman Kanak-Kanak

  a. Metode Pengajaran Seperti telah diketahui, masa prasekolah adalah masa belajar pada dunia nyata (Hawadi, 2001). Menurut Erikson, perkembangan psikososial diberi kebebasan untuk menjelajah dan bereksperimen dalam lingkungannya sehingga menumbuhkan rasa percaya dan kebebasan yang mendorong kemampuan inisiatif pada diri anak (Padmonodewo, 2003). Menurut Piaget tahap perkembangan kognitif mereka memasuki tahap praoperasional dimana proses berpikir anak berpusat pada penguasaan simbol-simbol yang mampu mengungkapkan pengalaman yang pernah didapat sehingga anak perlu mengalami sendiri suatu hal atau kejadian agar bisa belajar tentang suatu hal atau kejadian itu. Pengalaman awal pada anak akan berdampak bagi perkembangan pribadinya dikemudian hari (Rahman, 2005)

  Keinginan belajar yang besar pada anak usia ini menjadikannya sosok yang aktif dan eksploratif. Hal ini perlu diimbangi dengan penerapan metode yang tepat dan tidak memberatkan bagi anak. Metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan adalah metode pembelajaran yang mendorong aktivitas anak dalam melakukan berbagai kegiatan baik fisik maupun mental (Jamaris, 2006). Program yang kaya dengan pengalaman bermain yang merangsang keterampilan sosial dan emosional pada anak usia prasekolah berpengaruh sangat positif pada perkembangan intelektual anak.

  Terdapat dua pilar utama yang perlu diperhatikan pada pendidikan anak-anak usia dini yaitu materi pendidikan dan metode yang digunakan (Riyanto-Handoko, 2004). Materi pendidikan berisi tentang segala pengetahuan yang hendak diajarkan pada anak. Pengetahuan ini dituangkan secara sistematis dalam bentuk kurikulum. Kurikulum merupakan suatu suatu kurikulum untuk anak, guru harus memilih tujuan, cara mengorganisasikan isi kurikulum, memilih bentuk pengalaman belajar bagi anak, bagaimana urutan pelajaran dan bagaimana penilaian terhadap hasil belajar anak dan analisis program itu sendiri (Padmonodewo, 2003).

  Metode pengajaran adalah suatu cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan dengan mentrasfer pengetahuan antara guru dan murid secara baik (Pasaribu & Simanjuntak, 1983). Metode berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia (1983) diartikan sebagai suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan. Mengajar berarti proses yang dilakukan seseorang dengan tujuan: a. memberi pelajaran (misalnya berhitung, membaca, dan sebagainya),

  b. melatih (misalnya menari, menyanyi, dan sebagainya). Metode pengajaran diartikan sebagai proses yang dilakukan seseorang dengan memberi pelajaran atau melatih melalui cara yang sistematis untuk mencapai sesuatu

  Salah satu dokumen dikeluarkan oleh National Association for the

  

Education of Young Children (NAEYC) berkaitan dengan praktik pengajaran

  antara lain : 1. guru menyiapkan lingkungan bagi anak untuk belajar mengeksplorasi dan interaksi aktif dengan orang dewasa, anak- anak lain, dan benda-benda;

  2. anak diijinkan memilih kegiatan mereka sendiri diantara kegiatan yang sudah dipersiapkan guru; 3. anak diharapkan aktif secara mental dan fisik (Santrock, 1995).

b. Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran

  Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran yang digunakan di TK yaitu apa karakteristik anak yang diajar dan bagaimana karakteristik tujuan kegiatan. Karakteristik anak yang dimaksud adalah bagaimana ciri khas anak usia TK. Pada umumnya mereka adalah anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, senang bereksperimen, mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi, dan senang bicara (Moeslichatoen, 2004). Karakteristik anak usia dini yang khas ini penting untuk dipahami karena beberapa alasan seperti mengetahui hal-hal apa yang dibutuhkan anak, mengetahui tugas perkembangan anak, menaruh harapan dan tuntutan secara realistis, mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat dan mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuannya.

  Karakteristik tujuan berhubungan erat dengan tahapan perkembangan yang dialami oleh anak. Bidang pengembangan yang menjadi karakteristik tujuan pendidikan TK berdasar pedoman pendidikan prasekolah yang ditetapkan Dinas Pendidikan adalah pengembangan pembiasaan (yaitu pengembangan moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian), pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan fisik-motorik dan pengembangan seni (Departemen Pendidikan Nasional, 2004). Pengembangan ini berkaitan langsung dengan perkembangan anak sesuai

  1) Perkembangan fisiologis dan motorik; pada usia 4-6 tahun anak memerlukan pelepasan energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik termasuk motorik kasar dan halus. Anak perlu dibimbing untuk melakukan beberapa gerakan untuk mengembangkan kemampuan otot motorik sesuai perkembangan fisiknya seperti naik-turun tangga, meloncat, berlari kencang, menulis, menggambar, menggunakan sendok-garpu, menulis, menggunting, membawa barang (Einon, 2005).

  2) Perkembangan kognitif; berdasar teori Piaget, usia 2-7 tahun memasuki fase praoperasional dengan ciri egosentrisme dan intuitif yang kental. Pada fase ini anak secara intuitif mulai yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka namun belum sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu. (Santrock, 1995). Contohnya anak mulai bisa menulis namanya jika ditunjukkan contoh penulisan, atau anak bisa mengurutkan angka dari 1 – 10 tapi belum paham bahwa 7 lebih besar dari 3 (Einon, 2005).