BAB 1 PENDAHULUAN - Prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Masalah kesehatan gigi anak di Indonesia adalah masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian lebih dari orang tua maupun praktisi di bidang kedokteran gigi khususnya dokter gigi anak. Hal ini dikarenakan besarnya peran serta orang tua dalam mempertahankan gigi sulung anak serta menentukan perawatan terhadap gigi sulung anak. Trauma pada gigi sulung anterior adalah satu

  1 masalah kesehatan gigi anak.

  Trauma gigi sulung anterior adalah suatu injuri (luka) atau kerusakan pada struktur gigi sulung anterior. Trauma gigi lebih sering terjadi pada anak-anak dan

  2

  lebih sering mengenai gigi sulung. Hal ini terlihat bahwa dari semua kasus trauma,

  

3

  80% fraktur terjadi pada masa kanak-kanak. Kasus trauma pada gigi sulung anterior juga dilaporkan terjadi sekitar 11-30% anak, dan mungkin mencapai 20% dari semua

  4-6

  cedera traumatik yang terjadi pada anak-anak prasekolah. Ellis dan Davey juga melaporkan sejumlah 4.251 anak di kota besar 4,2 % nya memiliki fraktur gigi anterior. Borum dan Andreasen memperkirakan bahwa Denmark mengeluarkan 2-5

  7,8 juta dollar sebagai biaya tahunan untuk pengobatan trauma pada gigi.

  Trauma pada gigi sulung anterior pada anak prasekolah usia 2-6 tahun di Kuwait juga mencapai 11,2% dari total laporan kasus 7-42%. Hasil penelitian di Kuwait ini juga serupa dengan hasil penelitian di beberapa negara lain seperti Yerusalem, Swedia, Nigeria, dan Brazil, mereka juga melaporkan prevalensi trauma

  2 gigi pada kelompok usia yang sama mencapai 42%.

  Trauma gigi tidak hanya umum terjadi pada masa usia prasekolah saja, kelompok usia 1-3 tahun dilaporkan paling sering mengalami trauma gigi sulung yang disebabkan psikomotor anak masih dalam perkembangan serta keterampilan motorik anak yang belum stabil sehingga tidak memungkinkan anak melakukan

  9

  gerakan-gerakan yang tepat dan aman. Kondisi ini memungkinkan anak mudah untuk terjatuh atau mengalami kecelakaan lain yang dapat menjadi penyebab trauma

  9 pada gigi sulung anterior anak.

  Gigi insisivus sentral atas adalah gigi anterior yang paling sering mengalami

  10

  trauma. Trauma pada gigi sulung anterior tidak hanya mempengaruhi estetik saja, namun juga dapat mempengaruhi keadaan benih gigi permanen. Cedera pada gigi sulung juga menjadi lebih serius karena menjadi masalah berkepanjangan seperti adanya perubahan warna pada gigi, perubahan posisi gigi, atau bahkan kehilangan gigi terlalu dini. Hal-hal seperti itu tentu saja mempunyai efek psikologi baik pada

  2

  anak maupun pada orang tua yang disertai oleh perasaan takut dan cemas. Hal ini disebabkan trauma dapat meninggalkan dampak yang akan mempengaruhi harga diri / penampilan anak dan kualitas hidup serta riwayat kesehatan gigi anak seumur

  5,11,12 hidupnya.

  Kejadian trauma gigi juga mempengaruhi kondisi gigi sulung nantinya di dalam rongga mulut. Menurut Bishara, trauma pada gigi sulung dapat menjadi faktor

  13

  primer terjadinya impaksi pada gigi pemanen. Pentingnya mempertahankan kondisi gigi sulung di dalam rongga mulut juga dipertegas dengan banyaknya fungsi gigi sulung ini sendiri yaitu untuk menjaga dan mempertahankan lengkung rahang, membantu proses pencernaan-pengucapan-dan estetik, sebagai pedoman penentu atau petunjuk bagi gigi permanen untuk tumbuh, serta merangsang pertumbuhan tulang

  3 rahang ke arah vertikal.

  Mengingat hal tersebut, trauma yang terjadi pada gigi sulung anterior haruslah mendapatkan perawatan khusus. Hal ini dikarenakan, trauma pada gigi yang belum erupsi sempurna dapat menyebabkan pulpa nekrosis dan terhentinya perkembangan gigi. Perawatan ini juga harus diketahui oleh orang tua agar dapat melakukan perawatan darurat terhadap gigi sulung anak sehingga gigi sulung dapat

  1,7,10

  dipertahankan selama mungkin. Hal ini perlu dilakukan karena berdasarkan beberapa penelitian, para orang tua tidak membawa anak mereka yang mengalami trauma gigi ke dokter gigi untuk mendapatkan evaluasi atau pengobatan pada trauma

  14 gigi anak tersebut. Berdasarkan masalah di atas dan sedikitnya data tentang prevalensi trauma gigi anterior di Indonesia khususnya kota Medan, saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang prevalensi trauma gigi sulung anterior yang terjadi pada anak di Kota Medan. Peneliti akan memilih secara random satu kecamatan di lingkar luar dan satu kecamatan di lingkar dalam diantara 21 kecamatan di kota Medan dikarenakan adanya pengaruh keadaan sosial ekonomi yang mungkin mempengaruhi kejadian trauma. Lokasi pengambilan sampel terpilih Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Sunggal, dari kecamatan tersebut diambil TK dan Posyandu-Puskesmas. Beberapa klasifikasi trauma yang ada seperti World Health Organization (WHO), Andreasen, Garcia-Gody dan Ellis&Davey, pada penelitian saya akan menggunakan klasifikasi WHO yang dapat diperiksa secara klinis. Klasifikasi ini dipilih karena merupakan klasifikasi yang telah diterima secara luas dan banyak digunakan.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan Umum a.

  Berapakah prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal ? b.

  Bagaimana etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal ? c.

  Bagaimana lokasi kejadian trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal? d.

  Bagaimana klasifikasi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal? e.

  Bagaimana tindakan yang dilakukan orang tua pada anak usia 1-4 tahun yang mengalami trauma gigi sulung anterior di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal ?

  Rumusan Khusus a.

  Berapakah prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan elemen gigi di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal ? b.

  Berapakah prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal ? c.

  Berapakah prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal ? d. Bagaimanakah etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan Barat dan Medan

  Sunggal ?

  e. Bagaimanakah etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal ? f. Bagaimanakah tindakan yang dilakukan orang tua pada anak usia 1-4 tahun yang mengalami trauma gigi sulung anterior berdasarkan usia kejadian trauma di

  Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal ?

  g. Bagaimanakah tindakan yang dilakukan orang tua pada anak usia 1-4 tahun yang mengalami trauma gigi sulung anterior berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal ?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum a.

  Untuk mengetahui prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  b.

  Untuk mengetahui etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  c.

  Untuk mengetahui lokasi kejadian trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  d.

  Untuk mengetahui klasifikasi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  e.

  Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan orang tua pada anak usia 1-4 tahun yang mengalami trauma gigi sulung anterior di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  Tujuan Khusus a.

  Untuk mengetahui prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan elemen gigi di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  b.

  Untuk mengetahui prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  c.

  Untuk mengetahui prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  d.

  Untuk mengetahui etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  e.

  Untuk mengetahui etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  f.

  Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan orang tua pada anak usia 1-4 tahun yang mengalami trauma gigi sulung anterior berdasarkan usia kejadian trauma di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

  g.

  Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan orang tua pada anak usia 1-4 tahun yang mengalami trauma gigi sulung anterior berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Praktis a.

  Diharapkan dapat menggambarkan besarnya prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak di kota Medan, sehingga dapat dijadikan bahan masukan bagi para penyuluh kesehatan gigi melakukan penyuluhan mengenai trauma gigi sulung anak dan mencegah trauma gigi sulung anterior, khususnya di Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Sunggal.

  b.

  Diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk orang tua atau wali murid agar lebih mengawasi anak-anak saat bermain, mewaspadai aktivitas anak yang dapat menyebabkan trauma. Selain itu, memotivasi anak agar lebih memperhatikan pola bermainnya yang lebih aman.

  Manfaat Teoritis a.

  Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, dan juga dapat menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian khususnya terhadap anak-anak.

  b.

  Diharapkan dapat menjadi pertimbangan pihak praktisi gigi untuk memberikan informasi dan saran bagi tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai perawatan darurat pada trauma gigi sulung anterior.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertin Kinerja Keuangan - Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yan

0 0 15

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Dukungan Keluarga dalam Pelaksanaan Pijat Oksitosin untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor

0 0 49

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga - Dukungan Keluarga dalam Pelaksanaan Pijat Oksitosin untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Dukungan Keluarga dalam Pelaksanaan Pijat Oksitosin untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor

0 0 8

Dukungan Keluarga dalam Pelaksanaan Pijat Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor

0 0 13

1 Steganografi Teks menggunakan Pangram dan Medium Citra pada Enhanced Least Significant Bit

0 0 32

BAB 2 LANDASAN TEORI - Steganografi Teks Menggunakan Pangram Dan Medium Citra Pada Enhanced Least Significant Bit

0 0 22

I. Identitas Nama : 1. Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan 1. 2. Tanggal Lahirusia: 2. II. Riwayat Pemeriksaan - Prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Barat dan Medan Sunggal

0 0 24

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi dan Etiologi Trauma gigi sulung anterior merupakan suatu kerusakan pada struktur gigi anak yang dapat mempengaruhi emosional anak dan orang tuanya. Jika anak mengalami trauma gigi sulung yang mengakibatkan hilangnya s

0 3 11