PRINSIP ADAT ACEH TENTANG PERWALIAN ANAK KORBAN GEMPA DAN TSUNAMI DI BANDA ACEH DAN ACEH BESAR

  535

PRINSIP ADAT ACEH TENTANG PERWALIAN ANAK KORBAN GEMPA

  

DAN TSUNAMI DI BANDA ACEH DAN ACEH BESAR

Laila M Rasyid dan Romi Asmara

  Fakult as Hukum Universit as Malikussaleh E-mail:

  

Abst r act

Ear t hquake and t sunami t hat occur r ed on December 26, 2004 has br ought heavy casual t i es and one of

t hem ar e chi l dr en who l ost par ent s. One of t he ef f or t s under t aken t o pr ot ect t hem i s by appoi nt ment

or a t r ust eit her by ot her s or cl ose r el at ives. In t hi s st udy known a f ew year s af t er t he Tsunami

occur r ed, det er mi ni ng appl i cat i on r at es of adopt ion / guar di anshi p quit e a l ot of happenned i n Banda

Aceh and Aceh Besar , and mot i vat ion t o per f or m t he aver age because of economi c i nt er est s r el at ed t o

money wages, pensi on or insur ance hel d by chi l dr en. The pr ocess of r emoval / cust ody of chi l dr en is

pr edomi nant l y used by i ndi genous peopl es i n t he communi t y, and f or mal l egal pr i nci pl e was used

when deal i ng wi t h l aw. In t he f iel d can be f ound t hat pr oper t y management shoul d a super vi sion f r om

geuchi k, t uha peut and Imum Meunasah, Tuha peut whi ch i s t he Bai t ul Mal Vi l l age of f i ci al s t o pr event

mi suse.

  Keywor ds: Chi l d, Vi ct im, ear t hquake, Aceh

Abst rak

  Bencana gempa dan t sunami yang t erj adi pada t anggal 26 Desember 2004 t elah membawa banyak korban j iwa t ermasuk diant aranya adalah anak-anak yang kehilangan orang t ua. Salah sat u upaya yang dilaksanakan unt uk melindungi mereka adalah dengan pengangkat an at au perwalian baik oleh orang lain maupun keluarga dekat nya. Penelit ian ini memakai met ode yuridis sosiologis, dengan melakukan pengumpulan dat a secara primer dan sekunder, dan dat a yang didapat diolah secara kualit at if , komprehensif dan lengkap kemudian dilakukan pembahasan, dimana diket ahui beberapa t ahun set elah t sunami t erj adi, angka permohonan penet apan pengangkat an anak/ perwalian cukup banyak t erj adi baik di Banda Aceh dan Aceh Besar, dan mot ivasi unt uk melakukan t ersebut rat a-rat a karena kepent ingan ekonomi yang berhubungan dengan uang: gaj i, pensiun at aupun asuransi yang dimiliki oleh anak. Proses pengangkat an/ perwalian anak yang dominan dipakai adalah melalui adat yang ada di masyarakat , dan prinsip hukum f ormal dipakai j ika berhubungan dengan pengurusan. Di lapangan dapat dit emukan bahwa pengelolaan hart a anak oleh wali seharusnya mendapat pengawasan dari geuchik, Tuha Peut dan Imum Meunasah yang merupakan pengurus Bait ul Mal Gampong unt uk menghindari t erj adinya penyalahgunaan.

  Kat a kunci: Anak, Korban, Gempa, Aceh

  Pendahuluan Anak merupakan amanah sekaligus karu- sebagai manusia yang harus dij unj ung t inggi.

  nia Tuhan Yang Maha Esa, bahkan anak diang- Anak menpunyai kedudukan yang sangat st ra- gap sebagai hart a kekayaan yang paling berhar- t egis dalam kehidupan berbangsa dan bernega-

  1

  ga dibandingkan kekayaan hart a benda lain- ra dan Hak asasi anak merupakan bagian dari nya. Anak sebagai amanah Tuhan harus senan- hak asasi manusia yang t ermuat dalam Undang- t iasa dij aga dan dilindungi karena dalam diri anak melekat harkat , mart abat , dan hak-hak 1 Romi Asmara, Fauzah Nur Aksa dan Sumi adi, “ Kej ahat an

  Kesusil aan Terhadap Anak (Suat u Tinj auan Perl indungan Hukum Terhadap Anak Perempuan Korban Kej ahat an  Art ikel ini merupakan art ikel hasil penel it i an hi bah Kesusil aan di Kot a Lhokseumawe)” , Jur nal Pasai , Vol II bersaing yang di danai DP2M DIKTI No. 041/ SP2H/ PL/ No 2 Nopember 2008, LPPM Universit as Mal ikussal eh

  536 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012

  Undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikat an Bangsa-Bangsa t ent ang Hak-Hak Anak.

2 Dilihat dari sisi kehidupan berbangsa dan

  Inf ormal Masal ah Per t anahan, Kewar isan Dan Perw al ian Pasca Tsunami Di Banda Aceh dan Aceh Besar” , Lapor an Penel i t i anInt er nat i onal Devel opment Law Or gani zat i on

  Penelit ian dilaksanakan pada Kot a Banda Aceh dan Kabupat en Aceh Besar di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam yang dipilih berdasar- kan karena angka korban t sunami (hilang dan meninggal) sangat t inggi j umlahnya dibanding- kan dengan daerah lain. Dengan memandang bahwa semakin banyak j umlah korban t sunami di suat u daerah maka semakin besar pula ke- 6 Arskal Sal i m, 2006, Prakt ek Penyel esai an Formal dan

  Met ode Penelitian

  Berdasarkan uraian di at as, maka perma- salahan yang akan dibahas dalam art ikel ini adalah mengenai ket ent uan f ormal dan prinsip adat Aceh t ent ang perwalian yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh pasca gempa dan t sunami di Banda Aceh dan Aceh Besar.

  Permasalahan

  Aceh pasca t sunami adalah suat u persoalan yang cukup pelik. Hal ini bukan saj a t erkait dengan pemeliharaan dan pengasuhan anak- anak yat im t ersebut , t et api j uga menyangkut st at us hart a benda yang dit inggalkan oleh orang t ua mereka, dan perbedaan j enis kelamin wali ant ara wali lelaki dan perempuan. Selain it u masih j uga t erdapat persoalan lainnya lainnya yang bert alian dengan perwalian, ant ara lain pemahaman t erhadap konsep perwalian dalam masyarakat Aceh, masih minimnya j umlah wali yang dit unj uk at au dit et apkan lewat mekanis- me hukum f ormal, dan realit as pelaksanaan perwalian di lapangan yang belum sesuai sepe- nuhnya dengan perat uran perundang-undangan.

  6 Perwalian bagi anak-anak yat im piat u di

  dikit nya 150 ribu hingga 200 ribu j iwa, menim- bulkan kurang lebih 30 ribu anak yat im, dan mengakibat kan kerugian mat eril lainnya dalam j umlah yang sangat besar. Dan sebagai dampak dari bencana ini berbagai persoalan dan seng- ket a hukum di bidang pert anahan, kewarisan dan perwalian j uga bermunculan ke permuka- an.

  Tsunami Masi h Ber t ahan Di Kamp Pengungsi , Di akses

  Akt i f it as Di dal amnya)” , Jur nal Par adi gma, XII (24) Jul i – Des 2007, Mal ang: Ikip Budi Ut omo, hl m 153. 4 Zul Akl i dan Jumadiah, “ Perl indungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Pel aku Tindak Pi dana (Suat u Penel it ian di Wil ayah Kot a Lhokseumawe dan Kabupat en Aceh Ut a- ra)” , Jur nal Pasai , Vol II No 2 Nopember 2008, LPPM Uni versit as Mal ikussal eh Aceh Ut ar a, hl m. 583. 462. 890 Kor ban

  kum Terhadap Anak” , Jur nal Equal i t y, Vol 10 No 2 Agust us 2005, FH Uni versit as Sumat era Ut ara, hl m 90. Lihat Juga Dewi Nurul Musj t ar i, ” Memberikan Hak Me- mil ih Agama Sebagai Upaya Perl indungan Anak” , Jur nal Konst i t usi , Vol 3 No 2 Mei 2006, Mahkamah Konst it usi Republ ik Indonesi a, hl m 25. 3 Hambal i , “ Hak Anak At as Pendi dikan, Pemenuhan Hak dan Sol usinya ( Dimul ai dar i Pendidikan Kel uarga Dan

  na alam dan t sunami t anggal 26 Desember 2004 yang menimpa Provinsi Nanggroe Aceh Darussa- lam t elah menewaskan dan menghilangkan se- 2 Lukman Haki m Nainggol an, “ Masal ah Perl indungan Hu-

  t elah memporak-porandakan sebagian besar wilayah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan pesisir pant ai Sumat era Ut ara pada t anggal 26 Desember 2004, t elah banyak menelan korban j iwa manusia baik it u orang dewasa maupun anak-anak. Sebagian besar anak-anak di wilayah yang t erkena bencana gempa bumi dan Tsunami dalam kondisi yang sangat memperihat inkan. Banyak persoalan yang t erj adi dari mulai keku- rangan makanan, t rauma t erhadap gempa, ke- hilangan dan t erpisah dari orang t uanya, j uga kehilangan t emannya. Ada sekit ar sepuluh ribu j iwa anak-anak yang t erpisah dari orang t ua dan kerabat nya di wilayah NAD.

  diberikan secara menyeluruh, t idak hanya pada saat anak-anak hidup dalam keadaan normal, yait u menj alani kehidupan sepert i anak-anak lainnya.

  bernegara, anak adalah pewaris dan sekaligus pot ret masa depan bangsa di masa dat ang, ge- nerasi penerus cit a-cit a bangsa, sehingga set iap anak berhak at as kelangsungan hidup, t umbuh dan berkembang, berpart isipasi sert a berhak at as perlindungan dari t indak kekerasan dan diskriminasi sert a hak sipil dan kebebasan.

3 Perlindungan yang diberikan kepada anak harus

4 Bencana gempa bumi dan Tsunami yang

5 Berdasarkan hasil penelit ian IDLO benca-

  Prinsi p Adat Aceh Tent ang Perwal i an Anak Kor ban Gempa dan Tsunami… 537

  mungkinan j umlah perkara perwalian yang ba- kal muncul. Jenis Penelit ian ini t ermasuk j enis penelit ian yuridis sosiologis yait u penelit ian hukum yang obj ek kaj iannya meliput i ket ent u- an-ket ent uan perat uran perundang-undangan ( i n abst r act o) sert a penerapannya pada peris- t iwa hukum ( i n concr et o).

  Dat a yang dikumpulkan dalam penelit ian ini menurut j enisnya yait u dat a primer dan dat a sekunder. Dengan j enis pendekat an secara kualit at if yang dipilih karena inf ormasi dan dat a melalui penelit ian ini banyak dalam ben- t uk t eks dan sej umlah st udi kasus. Inst rumen yang digunakan adalah st udi dokument asi, ob- servasi dan wawancara secara i n dept h. Dat a Sekunder t erdiri dari bahan hukum yang dalam penelit ian ini didapat dengan penelusuran se- j umlah lit erat ur yang berhubungan dengan prinsip dan prosedur hukum adat Aceh berkena- an dengan rumusan masalah penelit ian. Selain it u diselidikinya sej umlah perat uran perundang- undangan yang berhubungan dengan perwalian dan pengangkat an anak, dari sist em hukum po- sit if Indonesia sendiri. Dat a primer dalam pene- lit ian ini didapat dengan penelit ian di lapangan unt uk menget ahui apakah prinsip dan prosedur yang paling dominan diprakt ekkan di masyara- kat pasca gempa dan t sunami dengan melaku- kan observasi dan wawancara dengan nara sum- ber yang t elah dit ent ukan.

  Pengolahan dat a dalam penelit ian t idak t erpisahkan dari pengumpulan dat a. Dat a pri- mer yang t elah didapat kan diolah dengan cara mengkat egori ant ara dat a yang sat u dengan yang lain yang dengan pengkat egorian dat a de- mikian dapat dikelompokkan dat a berdasarkan masalah penelit ian. Dat a yang sudah t erkumpul kemudian diolah melalui t ahap pemeriksaan ( edi t i ng), penandaan (codi ng), penyusunan (r e-

  const r uct ing), dan sist emat isasi (syst emat i zi ng)

  berdasarkan urut an pokok bahasan dan sub po- kok bahasan.

  Dat a primer dan dat a sekunder hasil pe- ngolahan t ersebut dianalisis secara kualit at if , komprehensif dan lengkap, kemudian dilakukan pembahasan. Berdasarkan hasil pembahasan kemudian diambil kesimpulan sebagai j awaban t erhadap permasalahan yang dit elit i.

  Pembahasan Ket ent uan Formal dan Prinsip Adat Aceh t en- t ang Perwalian di Banda Aceh dan Aceh Besar

  Perwalian bagi anak-anak yat im piat u di Aceh pasca t sunami adalah suat u persoalan yang cukup pelik. Hal ini bukan saj a t erkait dengan pemeliharaan dan pengasuhan anak- anak yat im t ersebut , t et api j uga menyangkut st at us hart a benda yang dit inggalkan oleh orang t ua mereka. Selain it u, masih t erdapat ber- bagai persoalan lainnya yang bert alian dengan perwalian, ant ara lain pemahaman t erhadap konsep perwalian dalam masyarakat Aceh, ma- sih minimnya j umlah wali yang dit unj uk at au dit et apkan lewat mekanisme hukum f ormal, dan realit as pelaksanaan perwalian di lapangan yang belum sesuai sepenuhnya dengan perat u- ran perundang-undangan.

  7 Beberapa ket ent uan f ormal, sepert i Pasal

  50 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan dan Pa- sal 107 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam (KHI), menyat akan bahwa perwalian it u mencakup pribadi anak yang bersangkut an dan hart a ben- danya. Dalam sist em adat Aceh t idak berbeda mengenai cakupan perwalian ini. Akan t et api, perwalian resmi yang mencakup kedua hal t er- sebut (diri dan hart a) t idak banyak t erj adi di Aceh Pasca t sunami khususnya karena t erdapat kecenderungan bahwa perwalian f ormal pada umumnya dilakukan hanya unt uk anak yat im yang memiliki hart a warisan. Sement ara it u, anak-anak yat im yang miskin dan t idak mem- punyai hart a warisan dari orangt uanya, penun- j ukan at au penet apan wali bagi mereka secara resmi oleh pengadilan seringkali kurang menda- pat perhat ian dari sanak kerabat t erdekat dari anak yat im t ersebut . Minimnya perhat ian t er- hadap proses administ rasi perwalian anak yat im yang miskin t ampaknya berhubungan erat de- ngan keberadaan hart a warisan yang dimiliki oleh anak yat im. Keinginan unt uk mengurus hart a warisan yang dimiliki oleh anak yat im t ak

  538 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012

  9 Islam sudah mengenal pengangkat an anak sej ak zaman Rasulullah Muhammad SAW.

  j arang menj adi mot ivasi bagi seseorang unt uk mencalonkan diri sebagai wali.

8 Terdapat keragaman dalam ket ent uan

  Aj aran Islam melarang mengadopsi anak dengan niat an t ercela, dan mengharamkan me- nyamakan st at us anak t ersebut dengan anak kandung, mot ivasi yang dihalalkan Islam adalah pengangkat an anak dengan niat an mulia yait u menyelamat kannya dari kej amnya dunia, me- lindunginya dan memberinya pendidikan yang layak.

  l aw) dan berkembang di masyarakat .

  Ahmad Syaf i i, “ Adopsi Dal am Perspekt i f Hukum Per da- t a, Hukum Adat Dan Hukum Isl am “ , Jur nal Hunaf a, Vol

  Semar ang Dan Sur akart a)” , Jur nal Masal ah-Masal ah Hu- kum, Jil i d 37 No 4 Desember 2008, Semar ang: FH Undip, hl m 251.

  54 Tahun 2007 Tent ang Pengangkat an Anak” , Jur nal Il mu Hukum, Vol 2 No 3 Tahun 2011, FH Univer si t as Jambi, hl m 2. 11 Novi kart ini ngrum, “ Impl ement asi Pel aksanaan Adopsi Anak Dal am Perspekt i f Perl indungan Anak (St udi Di

  Dari Hukum Isl am” , Jur nal Si nt esa, Vol 8 No 1 Januar i 2008, hl m. 18. 10 Budi art o M sepert i dikut ip Sasmiar, “ Pengangkat an Anak Dit inj au Dari Hukum Isl am dan Per at ur an Pemerint ah No

  rakat hukum adat j uga t elah mengenal pengam- bilan anak dari suat u keluarga unt uk dij adikan anak yang diasuh dengan penuh kasih sayang layaknya anak sendiri dengan bermacam-ma- 9 Abd. Rahman K, “ Anak Angkat Dal am Adat Al as Dit i nj au

  12 Masya-

  dahulu masyarakat Indonesia t elah melakukan pengangkat an anak dengan cara dan mot ivasi yang berbeda-beda, sesuai dengan sist em hu- kum dan perasaan hukum yang hidup (l ivi ng

  Penet apan usia di bawah 18 t ahun seba- gai usia anak di bawah perwalian kemungkinan meruj uk kepada ket ent uan mengenai usia mi- nimal bagi pria yang akan melangsungkan per- kawinan sebagaimana t ercant um dalam Pasal 7 ayat (1) UU Perkawinan yang menet ukan bahwa perkawinan hanya diizinkan j ika pihak pria su- dah mencapai umur 19 t ahun dan pihak wanit a sudah mencapai umur 16 t ahun. Adapun pe- net apan usia di bawah 21 t ahun sebagai usia anak di bawah perwalian berdasarkan pada ket ent uan Pasal 6 ayat (2) UU Perkawinan, ya- it u unt uk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 t ahun harus mendapat izin ke dua orang t ua. Terlepas dari perbedaan ini, sat u hal yang dapat disimpulkan adalah kedua ket ent uan usia anak di bawah perwalian it u sama-sama melihat perkawinan sebagai bat as wakt u seorang anak sudah diang- gap t idak memerlukan perwalian lagi.

  11 Sej ak zaman

  mengenai usia anak di bawah perwalian menu- rut perat uran perundang-undangan yang ada di Indonesia. Menurut Pasal 50 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 t ent ang Perkawinan dit ent ukan bahwa anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) t ahun at au belum pernah me- langsungkan perkawinan, yang t idak berada di bawah kekuasaan orang t ua, berada di bawah kekuasaan wali. Sement ara it u, Pasal 107 ayat (1) KHI menent ukan bahwa wali hanya bagi anak di bawah usia 21 t ahun dan at au belum menikah. Terj adinya perbedaan usia anak di bawah perwalian ini barangkali disebabkan oleh perbedaan dalam mengikut i ket ent uan yang t erdapat dalam UU Perkawinan.

  apa yang kamu khilaf padanya, t et api (yang ada dosanya) apa yang disengaj a oleh hat imu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penya- yang.

  maul a (pengabdi kamu) Dan t iada dosa at asmu

  gaimana Firman Allah adalah ada dosanya apa yang disengaj a oleh hat imu dan dalam Qur’ an Surat Al-Ahzabayat 5, yang art inya “ Panggillah mereka (anak-anak angkat ) menurut nama ba- paknya. Hal it u lebih adil pada sisi Allah SWT. Kalau kamu t idak menget ahui bapaknya, mere- ka menj adi saudara kamu dalam agama dan

  10 Seba-

  Karena Rasulullah SAW j uga mengangkat seo- rang anak Zaid bin Harit sah. Dalam pengangkat - an anak dalam Islam, nasab (ket urunan karena pert alian darah) t idak boleh dihilangkan. Nasab anak angkat t et aplah mengacu pada ayah kan- dungnya. Zaid t idak disebut at au dipanggil Zaid Bin Muhammad, t et api dengan Zaid Bin Harit - sah. Jadi, anak angkat dalam Islam t et aplah dinisbat kan kepada ayah kandungnya.

  Salah sat u bent uk perlindungan anak ada- lah pengangkat an anak (adopsi). Prinsi p Adat Aceh Tent ang Perwal i an Anak Kor ban Gempa dan Tsunami… 539

  cam ist ilah, sepert i anak kukut , anak pupon dan anak akon.

  gempa dan t sunami yang dilakukan oleh masya- rakat khususnya Banda Aceh dan Aceh Besar da- lam prakt iknya, dilakukan dengan perset uj uan keluarga dari masing-masing pihak. Namun alangkah lebih baik j ika pengangkat an anak dalam Islam dilakukan dengan melalui sebuah penet apan Pengadilan Negeri at au Mahkamah Syar’ iyah. Hal ini seiring dengan apa yang di- sebut dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tent ang Perlindungan Anak.

  ngembangkan Pot ensi Sumber Daya Al am Di Kabupat en Aceh Ut ar a” , Jur nal Equal i t y, Vol 12 No 2 Agust us 2007,

  rupakan pimpinan adat di at as keuchi k yang membawahi beberapa gampong. Dalam Qanun No. 4 Tahun 2003 disebut kan bahwa mukim adalah kesat uan masyarakat hukum dalam Pro- vinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang t erdiri 16 Fari da, Sekret ari at Bersama Dinas Sosial Prov. Aceh, wawancara t anggal 4 Jul i 2011. 17 Hurriyah, Hakim Mahkamah Syar’ i yah Banda Aceh, wa- wancara t anggal 6 Jul i 2011 18 Jamal uddin dan Faisal , “ Pemberdayaan kepal a Perseku- t uan Masyarakat Hukum Adat Dal am Menggal i Dan Me-

  Per t ama, Imum Mukim. Imum muki m me-

  18 Adapun st rukt ur kepemimpinan adat ini dij elaskan sebagai berikut .

  yang berbeda dari kepemimpinan administ rat if f ormal. Kepemimpinan adat ini membidangi masalah-masalah adat keseharian dalam masya- rakat t ermasuk masalah anak. Beberapa di an- t aranya memiliki hak unt uk menyelesaikan sengket a dalam masyarakat dan keput usannya dit aat i oleh masyarakat t ersebut . Kepemimpi- nan adat lebih banyak dit ent ukan oleh masya- rakat , dan Kemudian ada pengat uran lebih lan- j ut dalam Perat uran Daerah No. 7 Tahun 2000 Tent ang Penyelenggaraan Kehidupan Adat di- nyat akan bahwa Lembaga-lembaga Adat yang hidup dan berkembang dalam masyarakat di daerah t et ap dipert ahankan, dimanf aat kan, di- pelihara, diberdayakan dan dibakukan (ayat 1).

  17 Masyarakat Aceh mengenal st rukt ur adat

  16 Pengangkat an anak yang menj adi korban

  13 Pasal 39 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2002

  membut uhkan orang t ua angkat . Anak-anak se- pert i inilah yang dipekerj akan oleh sanak sau- daranya. Perlindungan t erhadap anak-anak se- pert i it u sulit dilakukan karena dit angani oleh ahli kerabat nya.

  Angkat Dal am Hukum Wari s Adat Pada Masyar akat Aceh (St udi Kabupat en Aceh Bar at )” , t ersedia di websit e

  ngangkat an Anak Menurut Hukum Isl am” , Jur nal Di na- mi ka Hukum, Vol 9 No 2 Mei 2009, FH Univer ist as Jendral Soedir man Purwokert o, hl m 6. 14 Ibi d. 15 Jhowanda Rahmat , 3 Mei 2010, “ Kedudukan Anak

  kat di Aceh enggan melepaskan anaknya unt uk diangkat oleh orang lain. Bahkan anak t erlant ar sekalipun t idak mau dilepaskan oleh keluarga dekat nya. Padahal anak-anak t erlant ar t ersebut 13 Ahmad Kamil sepert i yang dikut ip Haedah Far adz, “ Pe-

  Menurut Madi, dalam Adat Aceh sendiri, pengangkat an anak sudah lama diprakt ekkan. Anak angkat dalam adat Aceh dikenal dengan ist ilah aneuk geut ueng. Anak-anak ini biasanya adalah anak-anak saudara mereka yang kurang mampu, diambil unt uk dipelihara dan diasuh. Pengangkat an anak pada masyarakat di Aceh Barat , umumnya dilakukan oleh suami ist eri yang memiliki kelebihan hart a, sedangkan me- reka belum dikarunia anak, walaupun ada seba- hagian dari masyarakat melakukan pengangkat - an t erhadap anak keluarga dekat . Oleh sebab it u dapat dipahami bukan karena unt uk mem- bela kepent ingan anak. Pengangkat an anak di- lakukan karena unt uk kepent ingan orang t ua angkat it u. Karena orang t ua angkat t idak punya anak, at au karena kesepian.

  bat as umur unt uk menent ukan kapan perwalian bagi seorang anak akan berakhir. Usia anak yat im di bawah perwalian, menurut adat Aceh lebih berpat okan pada saat anak t ersebut t elah menikah.

  t ent ang Perlindungan Anak j uga disebut kan, pengangkat an anak sebagaimana dimaksud da- lam ayat (1), t idak memut uskan hubungan da- rah ant ara anak yang diangkat dengan orang t ua kandungnya. Dalam Pasal 40 ayat (1) dit e- gaskan, orang t ua angkat waj ib memberit ahu- kan kepada anak angkat nya mengenai asal usul- nya dan orang t ua kandungnya. Tet api t ent u sa- j a, pemberit ahuan ini dilakukan dengan mem- perhat ikan kesiapan si anak.

14 Hukum adat Aceh t idak menggunakan

15 Banyak masyara-

  540 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012

  geuchi k. Ada beberapa unsur dalam t uha peut

  bungan hukum ant ara anak angkat dengan orang t ua kandungnya. Upacara it u semat a-mat a dimaksudkan unt uk memint a perlindungan ke- pada Allah SWT, agar anak angkat dan orang t ua angkat dapat menj adi keluarga yang baik, dan t erj alin hubungan harmonis ant ara mereka seolah-olah ant ara anak dengan orang t ua kan- dungnya. Di samping it u, upacara adat j uga di- maksudkan unt uk memberit akan kepada masya- 19 Ibi d

  20 Prosesi t ersebut bukan memut uskan hu-

  Dalam masyarakat Aceh, umumnya berpindah t empat t inggalnya ke rumah orang t ua angkat - nya. Biasanya perpindahan t ersebut dilakukan melalui prosesi upacara adat yang didahului dengan kenduri (haj at an), dimana dalam pro- sesi t ersebut pet ua adat at au t eungku meuna- sah dan geuchi k memberikan nasehat -nasehat baik kepada anak angkat maupun kepada orang t ua angkat nya.

  19 Anak yang t elah dij adikan anak angkat

  sah adalah seorang yang dipilih oleh masyarakat desa unt uk melaksanakan f ungsi memimpin kegiat an agama, peningkat an peri- badat an, peningkat an pendidikan agama unt uk anak-anak/ remaj a dan masyarakat , memimpin seluruh kegiat an yang berhubungan dengan ke- makmuran masj id/ musholla/ meunasah dan ke- giat an lainnya yang berhubungan dengan aga- ma. Dalam kont eks perlindungan anak, imum meunasah j uga memiliki peran besar, seorang anak yang t idak mengaj i akan dit egur oleh imum meunasah dan dilaporkan kepada orang t uanya, demikian j uga anak yang melakukan kesalahan sosial. Ia memiliki andil dalam me- nent ukan siapa yang akan mendidik seorang anak yang t idak memiliki keluarga lagi.

  Keempat , Imum Meunasah. Imum meuna-

  yakni: Ulama Gampong; Tokoh Pemuda; Pemu- ka Adat ; dan Cerdik pandai. Tugas pokok dari t uha peut dalam bidang pemeliharaan anak, memberikan penj elasan dan saran-saran yang berguna dalam urusan anak. Tuha peut j uga menegur orang t ua yang t idak memenuhi ke- but uhan dasar anaknya, sepert i pendidikan (khususnya beut / mengaj i) dan orang t ua yang menelant arkan anak-anaknya.

  yang dit uakan) adalah beberapa t okoh adat yang menj adi penasehat sekaligus pengont rol kepemimpinan gampong yang dilaksanakan oleh

  at as gabungan beberapa gampong yang mem- punyai bat as wilayah t ert ent u dan hart a keka- yaan sendiri, berkedudukan langsung di bawah Camat yang dipimpin oleh imum mukim. Peran mukim dalam permasalahan anak sangat sig- nif ikan, mukim memiliki wewenang unt uk me- nunj uk seseorang at au sebuah keluarga sebagai pengasuh anak yang t idak memiliki keluarga at au kerabat dekat . Imum mukim dalam hal ini bisa mengambil sang anak unt uk t inggal dan hi- dup bersamanya, namun ia bisa pula menunj uk orang lain sehingga si anak dapat hidup bersa- ma mereka. Wilayah yang lebih luas dari gam- pong yang berada di bawah pimpinannya me- mungkinkan seorang imum mukim melakukan kebij akan lint as gampong. Imum mukim pada awalnya dulu j uga merupakan ul ee kawom (Ke- pala at au yang dit uakan dalam kaumnya).

  Ket i ga, Tuha Peut . Tuha peut (4 orang

  anak, memiliki peran pent ing. Ia memast ikan masyarakat nya mendapat kan st andar kehidup- an yang layak sehingga mampu menghidupi keluarganya. Ia j uga menent ukan kemana se- orang anak yang t erlant ar harus pulang dan siapa yang menghidupinya. Kalau t idak ada yang bisa dan sanggup memelihara si anak, maka geuchi k pula yang mengant arkan si anak ke dayah at au kepada t eungku dengan j aminan biaya hidup dari masyarakat set empat .

  Geuchi k, dalam kont eks perlindungan

  urusan rumah t angganya sendiri. Geuchi k adalah ket ua “ badan eksekut if gampong” dalam pe- nyelenggaraan pemerint ahan gampoeng (Qanun No. 5 Tahun 2003).

  keuchi k dan yang berhak menyelenggarakan

  merupakan pimpinan t ert inggi dalam sebuah gampong. Gampong adalah kesat uan masyarakat hukum yang merupakan organisasi pemerint a- han t erendah langsung di bawah mukim yang menempat i wilayah t ert ent u, dipimpin oleh

  Kedua, Geuchi k. Keuchi k at au geuchi k

  Hamdani Harun, Geuchik Gampong Meunasah Mesj i d Kec. Lhoknga Kab. Aceh Besar, w awancar a t anggal 24 Prinsi p Adat Aceh Tent ang Perwal i an Anak Kor ban Gempa dan Tsunami… 541

  rakat bahwa t elah t erj adi pengangkat an anak pada suat u desa ( gampong).

  Pada anak-anak yang menj adi korban gempa dan t sunami, prosesi ini t idak dapat di- lakukan secara maksimal, dikarenakan pada saat it u kondisi masyarakat dan gampong dalam keadaan yang rusak, hancur akibat gempa dan t sunami, sehingga banyak anak-anak yang t er- lant ar dan t idak diket ahui lagi siapa yang ber- t anggung j awab at as mereka, karena imum mukim, geuchik dan j uga perangkat desa yang lain t elah hilang, meninggal at au berpindah. Pengangkat an anak ini merupakan problem masyarakat , bahkan sempat berkembang isu pemurt adan, karena banyak negara-negara non muslim at as nama LSM asing/ NGO mengadopsi anak-anak muslim di Aceh j uga ada yang mem- bawa anak-anak t ersebut ke luar Aceh unt uk di- adopsi oleh masyarakat non muslim.

  Salah sat u cara unt uk melindungi anak dari permasalahan t ersebut , anak diasuh oleh pet ua adat , baik it u imum mukim, geuchik at au t uha peut yang t elah dit unj uk set elah musibah t ersebut t erj adi. Kalaupun anak t ersebut masih ada saudara, t api sudah dalam keadaan sangat t ua, maka t idak mungkin mereka akan meng- asuh anak, maka ada budaya dalam masyarakat Aceh unt uk menyerahkan si anak kepada t eung- ku, baik t eungku di gampong at au t eungku di

  dayah. Si anak akan hidup di dayah dan t inggal bersama t eungku.

  dilaksanakan di Pengadilan Negeri/ Mahkamah Syar’ iyah. Di ant ara t uj uan pengangkat an anak melalui lembaga pengadilan adalah unt uk memperoleh kepast ian hukum, legalit as hukum, dokumen hukum. Dokumen hukum t elah t erj a- dinya pengangkat an secara legal sangat pent ing dalam hukum keluarga, karena akibat hukum dari kedudukan anak menyangkut hak dan ke- waj iban yang meliput i hubungan darah (nasab), pemberian naf kah, hak waris dan perwalian t erut ama dalam pengangkat an anak t ersebut akan berdampak j auh ke depan sampai bebe-

  Edi Sur iansyah, Sekret ar is Geuchik Gampoeng Mon Ikeun Kec. Lhoknga Kab. Aceh Besar, w awancar a t anggal : 23

  rapa generasi ket urunan yang menyangkut as- pek hukum kewarisan, t anggung j awab hukum dan lain-lain.

  22 Penelit ian ini dilakukan enam t ahun set e-

  lah bencana gempa dan Tsunami it u t erj adi, dengan melihat j umlah permohonan penet apan pengangkat an anak, perwalian, penet apan ahli waris, wali pengasuh anak Tsunami yang ada di Mahkamah Syar’ iyah yait u Banda Aceh dan Aceh Besar, dari hasil penelit ian yang di dapat bah- wa j umlah permohonan t ersebut diat as cukup banyak dapat dilihat pada t abel di bawah ini.

  Set elah dilihat put usan at as permohonan t ersebut di at as alasan-alasan yang disampai- kan adalah bahwa permohonan it u dilakukan rat a-rat a unt uk pengurusan uang gaj i, uang pensiun, Taspen, Asuransi, Hart a orang t ua anak korban gempa dan Tsunami. Bahkan ada yang menarik dari sat u put usan t ent ang per- walian anak unt uk pengurusan hart a almarhum orang t uanya oleh paman anak t ersebut , se- dangkan anak t ersebut t idak t inggal bersama dengannya akan t et api dengan nenek dari pihak ibunya. Rat a-rat a mot ivasi unt uk permohonan t ersebut adalah pada pengurusan hart a, t idak pada orient asi unt uk melindungi anak, meme- lihara dan menyayangi anak t ersebut . Hal yang sama j uga dialami oleh Geuchik Mon Ikeun, wa- laupun st at us perwalian t ersebut berada dit a- ngannya, namun anak yang menj adi perwalian- nya t ersebut t idak secara khusus t inggal dan dipelihara, karena anak t ersebut lebih memilih unt uk t inggal di rumah dari keluarga ibunya.

21 Prosedur pengangkat an anak menurut KHI

  Prosedur yang Paling Dominan Dipakai oleh Masyarakat Banda Aceh dan Aceh Besar Pasca Tsunami

  Pada dasarnya perwalian merupakan hal t erpent ing bagi kelangsungan hidup anak kecil (anak dibawah umur) at au anak yang masih belum bisa mengurus diri sendiri sepert i anak- anak t erlant ar, baik dalam mengurus hart a kekayaan maupun dalam mengurus lingkungan- 22 Diana Amir, “ Anal i si s Terhadap Ket ent uan Tent ang Ke-

  dudukan Anak Menurut UU No 1 Tahun 1974 Tent ang Perkawi nan Dit i nj au Dar i Hukum Isl am” , Jur nal Il mi ah Abadi Il mu, Vol 5 No 1 Juni 2012, Univer si t as Panca Budi

  542

Tabel 1. Dat a Perwalian Anak Tsunami 2005-2011 (Mahkamah Syar’ iyah Jant ho & Mahkamah Syar’ iyah

  24

  27 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris, Tabungan/ deposit o, sert if ikat t anah.

  2007 Perwalian (penunj ukan orang lain sebagai wali)

  94

  24 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris, Tabungan/ deposit o, sert if ikat t anah.

  2008 Perwalian

  13

  7 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris, Tabungan/ deposit o, sert if ikat t anah.

  2009 Perwalian

  11 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris, Tabungan/ deposit o, sert if ikat t anah.

  2006 Perwalian (penunj ukan orang lain sebagai wali)

  2010 Perwalian

  10

  4 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris, Tabungan/ deposit o, sert if ikat t anah.

  2011 Perwalian -

  5 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris, Tabungan/ deposit o, sert if ikat t anah.

  Sumber : Mahkamah Syar ’ i yah Banda Aceh dan Mahkamah Syar ’ i yah Jant ho (2011).

  nya sendiri at au dengan ist ilah lain yakni anak yang masih belum bisa at au belum cakap dalam bert indak hukum. Oleh karena it u maka perlu- lah ada seorang at au sekelompok orang yang dapat mengurus dan memelihara j uga mem- bimbing anak yang masih belum ada walinya at au yang belum ada yang mengurus demi ke- selamat an anak dan hart a. Masalah wali dalam Islam j uga sangat berperan sekali dalam hal pernikahan.

  23 Dengan demikian hukum Islam membagi Perwalian menj adi dua macam yakni.

  Perwalian dalam hal pernikahan dan Perwalian dalam hal anak di bawah umur. Tent ang per- walian anak di bawah umur para ulama sepakat bahwa perwalian adalah orang yang berhak mengurus dan membimbing orang yang dibawah 23 Muhammad Isna Wahyudi, “ Membaca Ul ang Konsep Per -

  114

  29 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris, Tabungan/ deposit o, sert if ikat t anah.

  Banda Aceh

  33

  No Tempat Tahun Perkara Jumlah Sampel Keterangan

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  1 MS. Jant ho 2005 Perwalian

  4 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris 2006 Perwalian

  2 MS. Banda 2005 Perwalian -

  73

  5 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris 2007 Perwalian 258

  5 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris 2008 Perwalian 132

  5 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Hart a waris, Tabungan/ deposit o, sert if ikat t anah.

  2009 Perwalian

  6

  8 Dikabulkan: Taspen, Tabungan/ deposit o, sert if ikat t anah. 2010 Perwalian

  9

  8 Dikabulkan: Asuransi, Taspen, Tabungan/ deposit o. 2011 Perwalian - - belum rekap

  wal ian Dal am Per spekt if Mohammed Arkoun” , Musawa : Jur nal St udi Gender Dan Isl am, Vol 5 No 2 April 2007, Prinsi p Adat Aceh Tent ang Perwal i an Anak Kor ban Gempa dan Tsunami… 543

  perwalian. Selain it u j uga ulama menyepakat i bahwa perwalian disini adalah ayahnya sedang- kan dari pihak ibunya t idak mempunyai hak wa- li kecuali wali yang bukan ayah disini para ula- ma berbeda pendapat .

  Perwalian merupakan bent uk kewenang- an yang diberikan kepada seseorang at au badan sebagai wakil dari anak at au sebagai pengampu dari orang yang t idak cakap unt uk melakukan suat u perbuat an hukum demi kepent ingan dan at as nama anak at au orang yang t idak mem- punyai orang t ua at au orang t uanya t idak cakap melakukan perbuat an hukum.

  2008 Tent ang Perl i ndungan Anak” , Jur nal Di nami ka Hukum, Vol 11 No 2 Mei 2011, FH Universit as Jendr al Soedir man Purwokert o, hl m 11. 29 Munawar, Geuchik Gampoeng Mon Ikeun Kec. Lhoknga

  bahkan persoalan t ersebut masih ada yang t idak selesai hingga saat penelit ian ini dilakukan. Ada j uga bagi pihak yang sudah di- 27 M. Arqom Pamul ut an, haki m Mahkamah Syar’ i yah Jan- t ho, wawancar a t anggal 14 Jul i 2011. 28 Andr i Kurniaw an, “ Pemenuhan Hak Anak At as Kesehat - an Di Provinsi NAD Ber dasarkan Qanun No 11 Tahun

  29

  yang t erj adi di Aceh beberapa t ahun lalu masih meninggalkan sedikit persoalan, t erut ama da- lam hal hart a warisan yang dit inggalkan oleh pewarisnya. Hampir diseluruh wilayah Aceh Be- sar dan Banda Aceh mengalami demikian. Di ant aranya adalah pert ikaian ant ar saudara kan- dung yang ingin menguasai hart a warisan t erse- but . Beberapa diant aranya ada yang dapat diselesaikan oleh keluarga dan sanak f amili na- mun ada j uga yang sampai melibat kan aparat ur gampong,

  28 Proses perwalian anak pasca t sunami

  t et api dalam prakt eknya di t engah ma- syarakat Aceh, seorang wali harus dari pihak ayah (berj enis kelamin laki-laki). Konsep ini se- ring dikait kan dengan wali nikah dan hart a yang t idak perlu dipisahkan. Namun demikian kondisi ini t idak pula mut lak harus dit erapkan di dalam masyarakat . Dalam keadaan t ert ent u masih di- mungkinkan j uga perempuan, misalnya ibu kan- dung berf ungsi sebagai wali hart a unt uk anak- nya yang t elah yat im. Di Aceh wali yang dit un- j uk (biasanya laki-laki yang berasal dari sanak keluarga dari pihak ayahnya) pada umumnya hanya bert anggung j awab unt uk mengelola har- t a benda anak di bawah perwaliannya. Unt uk kesej aht eraan/ pengasuhan sehari-hari anak bi- asanya akan diberikan kepada ibu si anak t erse- but , at au j ika ibunya meninggal biasanya pe- rempuan dari pihak sanak keluarga ibu.

  27

  agar yang menj adi wali adalah berasal dari kalangan keluarga t erdekat sepert i ayah at au paman. Walaupun t idak ada perat uran yang melarang seorang perempuan unt uk menj adi wali,

  syar a’ menganj urkan

  orang t ersebut lemah maka t idak sah unt uk menj adi wali. Namun karena persoalan pribadi dan hart a t ersebut merupakan urusan yang cukup rumit , maka hukum

24 Seorang wali

  Tent ang Bait ul Mal . Lembar an Daer ah Nanggroe Aceh Darussal am Tahun 2007 Nomor 10. 25 Hurriyah, hakim Mahkamah Syar ’ i yah Banda Aceh, wawancara t anggal 16 Jul i 2011 26 M. Sayed, Bait ul Mal Prov Aceh, wawancar a t anggal 11

  wenangnya harus senant iasa berorient asi ke- pada pemeliharaan dan kemaslahat an anak yang berada dibawah perwaliannya, apabila 24 Pasal 1 angka 25, Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2007

  ngadilan dapat dilakukan berdasarkan adanya permohonan yang diaj ukan oleh calon wali it u sendiri. Begit upun pengadilan dapat menunj uk at au menet apkan orang lain (pihak/ badan) yang akan menj adi wali si anak, misalnya Bait ul Mal. Dalam hal sebaliknya, Mahkamah Syar’ - iyah dapat j uga mencabut st at us wali yang t e- lah ingkar, melanggar perat uran dan menggan- t ikannya dengan wali yang lainnya berdasarkan permohonan.

  memperoleh kewenangan dan kekuasaan unt uk memelihara anak yat im dan mengurus hart a wa-risan anak yang berada di bawah perwalian- nya it u berasal dari penunj ukan dan penet apan dan bukan semat a-mat a kewenangan yang lahir ot omat is dengan meninggalnya orang t ua ya- t im. Penunj ukan it u adakalanya dilakukan seca- ra lisan dan t ulisan (wasiat ), namun penet apan resmi melalui pengadilan sangat diperlukan at as seorang wali. Hal ini bert uj uan agar segala urusan yang berkait an dengan hart a benda mi- lik anak yat im t ersebut , sepert i penerimaan ga- j i pensiun, asuransi, t ransaksi j ual beli dapat diakui keabsahannya.

25 Penunj ukan at au penet apan wali oleh pe-

26 Pada prinsipnya seorang wali dengan we-

  544 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 3 Sept ember 2012

  selesaikan pert ikaiannya masih menunj ukkan rasa t idak puas at as put usan musyawarah gam- pong t ersebut namun unt uk melanj ut kan ke j a- lur lainnya unt uk mencari keadilan j uga t idak mengert i mekanismenya dan lebih banyak pas- rah khususnya yang dialami oleh kaum perem- puan.

  nyak yang dilakukan melalui proses resmi (j alur f ormal), bagi masyarakat Aceh ada kecende- rungan hal it u t idak perlu mereka lakukan kare- na masyarakat ingin yang prakt is, masih eng- gan (t idak f aham) akan proses f ormal t ersebut dan beranggapan urusan yang bert ele-t ele dan banyak diselesaikan menurut adat . Proses f or- mal t ersebut pada umumnya j uga dilakukan ha- nya unt uk anak yat im/ korban t sunami yang me- miliki hart a warisan, bagi anak miskin perwali- an f ormal t ersebut t idak mendapat kan perhat i- an yang serius.

  permohonan t ersebut j ika anak korban gempa dan t sunami it u t idak memiliki hart a, at au orang t uanya dahulu t idak memiliki uang gaj i, pensiun, asuransi dan lain-lain. Proses pemeli- haraan anak t ersebut diserahkan pada gam- pong, t eungku, at au ke pant i asuhan. Pant i asu- han t idak dapat mewuj udkan kebut uhan anak, dalam art i kont ak perseorangan. Anak-anak yang ada di pant i asuhan t idak dapat melaku- kan kont ak person dengan orang-orang yang mereka inginkan. Anak-anak t idak mendapat perhat ian sebagaimana dimaksud, karena pe- ngurus pant i hanya menggenaralisasi perhat ian- nya kepada semua anak yang ada di pant i asu- han. Pengurus pant i t idak dapat membeda- bedakan ant ara yang sat u dengan yang lain.

  kali dilakukan langsung berdasarkan kesepakat - an keluarga dengan aparat ur gampong. Orang yang ingin menj adi wali (anggot a keluarga/ ke- rabat dekat ) memohon kepada pihak keluarga dengan diket ahui oleh aparat ur gampong, dila- 30 Beransyah, Tuha Peut , Gampoeng Mon Ikeun Kec. Lhok- nga Kab. Aceh Besar, waw ancara t anggal : 23 Jul i 2011. 31 M. Sayed, Bait ul Mal Prov Aceh, wawancar a t anggal 19 Jul i 2011. 32 Fari da, Sekret ari at Bersama Dinas Sosial Prov. Aceh, kukan musyawarah unt uk mengambil muf akat .

  Proses inf ormal sepert i ini biasanya hanyalah sebat as kesepakat an bersama t anpa ada ca- t at an resmi sebagai pendukungnya. Misalnya cat at an lengkap hart a waris yang dit erima (hak anak) yang akan dikelola/ dipergunakan unt uk kepent ingan si anak. Selama perwalian berlang- sung t erhadap diri si anak, masyarakat menj a- lankan f ungsi pengawasan t erhadap pemeliha- raan diri dan hart a si anak. Unt uk penggunaan hart a anak, selama it u demi kepent ingan dan unt uk kesej aht eraan anak maka hal t ersebut sudah menj adi kewaj iban wali unt uk pelaksa- naannya. Jika wali t idak menj alankan kewaj ib- annya dengan baik maka pihak keluarga/ masya- rakat at aupun aparat ur gampong dapat meng- ingat kan berupa t eguran dan bahkan dapat mengusulkan menggant i wali t ersebut dengan orang/ pihak lain sepert i Bait ul Mal Gampong. St rukt ur Bait ul Mal Gampong di Aceh biasanya dipercayakan kepada t okoh agama/ t okoh ma- syarakat , begit upun ada j uga yang masih dipe- gang oleh geuchik yang sekaligus merangkap sebagai ket ua Bait ul Mal Gampong.

30 Perwalian oleh masyarakat Aceh t idak ba-

31 Akan menj adi berbeda proses

  33 Namun

  hingga penelit ian ini dilakukan, bagaimana per- kembangan perwalian anak yang berada di ba- wah Bait ul Mal Gampong t ersebut t idak diket a- hui dengan j elas karena t idak ada laporan se- cara berkala oleh Geuchik dan Kepala Bait ul Mal Gampong t ersebut kepada Bait ul Mal Kot a.

  34 Pada anak korban gempa dan Tsunami

  proses perwalian dan pengangkat an anak yang dilakukan di depan Mahkamah Syar’ iyah apabila ada kepent ingan yang mendesak unt uk keperlu- an yang berhubungan dengan ekonomi dan ad- minist rasi, misalnya keperluan pengurusan ser- t if ikat t anah, t abungan, uang pensiun, uang Taspen, uang asuransi, uang gaj i dari almarhum orang t ua anak t ersebut .

32 Penet apan dan penunj ukan wali sering

  35 Dari Put usan yang 33 Mahdi , Geuchik Gampoeng Aj un Kec. Lambada Kab.