BAB III PERLUNYA ASEAN MEMBENTUK COMPETITION AUTHORITY 3.1 European Union - KELEMBAGAAN REGIONAL COMPETITION AUTHORITY DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Repository - UNAIR REPOSITORY

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB III PERLUNYA ASEAN MEMBENTUK COMPETITION AUTHORITY

3.1 European Union

  European Union (Uni Eropa) adalah bentuk kemitraan dalam bidang politik

  dan ekonomi antar negara-negara Eropa. Dilihat dari sejarahnya, Uni Eropa telah membantu menciptakan kedamaian, stabilitas, dan meningkatkan standar hidup negara anggota. Uni Eropa juga memiliki mata uangnya sendiri yang berguna untuk memudahkan terbentuknya pasar tunggal Eropa dimana orang, barang jasa, investasi dan modal bisa berpindah antar negara anggota semudah perpindahan di

  79 dalam satu negara.

  80 Uni Eropa merupakan organisasi antar pemerintahan dan supranasional

  81

  yang berdiri dibawah Perjanjian Uni Eropa (perjanjian Maastricht ) pada tahun 1992. Namun, latar belakang terbentuknya sudah dimulai jauh sebelum itu.

  Organisasi internasional ini bekerja melalui gabungan sistem supranasional dan antarpemerintahan. Di beberapa bidang, keputusan-keputusan ditetapkan melalui musyawarah dan mufakat di antara negara-negara anggota, dan di bidang-bidang

  79 80 diakses pada 1 Desember 2014 Supranasional adalah metode pengambilan keputusan dalam komunitas politik multi- nasional, dimana kekuasaan ditransfer ke otoritas yang lebih luas daripada pemerintah negara- negara anggota. Karena keputusan dalam beberapa struktur supranasional diambil secara suara terbanyak, adalah mungkin untuk negara anggota dalam serikat tersebut dipaksa oleh negara- negara anggota lain untuk melaksanakan keputusan 81 Perjanjian Maastricht ditandatangani pada tanggal 7 Februari 1992 oleh anggota- anggota Komunitas Eropa di Maastricht, Belanda. Pada tanggal 9-10 Desember 1991, kota tersebut juga menjadi tuan rumah Dewan Eropa yang mendrafkan perjanjian ini. Setelah diberlakukan tanggal 1 November 1993 selama Komisi Delors, perjanjian ini membentuk Uni Eropa dan mendorong pembentukan mata uang tunggal Eropa, yaitu euro.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  lainnya lembaga-lembaga organ yang bersifat supranasional menjalankan

  82 tanggung jawabnya tanpa perlu persetujuan anggota-anggotanya.

  Salah satu cara mencapai integrasi Eropa adalah dengan membentuk Komunitas Eropa (European Community) yang beranggotakan negara-negara Eropa. Pada tahun 1951 melalui Treaty of Paris, enam negara Eropa (Belgia, Jerman, Perancis, Italia, Luxemburg, dan Belanda) membentuk The European

  Coal and Steel Community (ECSC) dengan tujuan untuk membentuk common market bagi industri batu bara dan baja. ECSC berdiri selama 50 tahun dan

  diintegrasikan dalam Komunitas Eropa setelah perjanjian pembentukan ECSC berakhir pada tanggal 23 Juli 2002. Perkembangan integrasi Eropa berikutnya terjadi pada tahun 1957, melalui Treaty of Rome atau yang biasa disebut sebagai

  Treaty Estabilishing the European Community (TEEC), yang membentuk The European Atomic Energy (Euratom) dan Masyarakat Ekonomi Eropa (European

83 Economic Community).

  Uni Eropa didirikan secara resmi melalui Treaty of Maastricht dan mulai berlaku pada tanggal 1 November 1993. Terdapat tiga pilar utama dalam struktur

  84 Uni Eropa yang diatur dalam Treaty of Maastricht, yaitu:

  1. European Communities, yang menangani kebijakan ekonomi, sosial, dan masalah lingkungan Uni Eropa;

  2. Common Foreign and Security Policies (CFSP), yang menangani urusan luar negeri dan kemiliteran Uni Eropa; dan 82 83 diakses pada 1 Desember 2014 Fanny Alda Putri, “Masalah Keberlakuan Hukum Internasional dalam Sistem Hukum

  

Regional Uni Eropa”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2013, h. 8

84 Ibid, h. 9

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  3. Police and Judicial Co-operation in Criminal Matters (PJCC), yang bertanggung jawab atas kerjasama mengenai pemberantasan tindak criminal.

  PJCC dulu bernama Justice and Home Affairs (JHA).

  Baik TEEC dan Treaty of Maastricht kemudian direvisi dan dituangkan dalam Treaty of Amsterdam dan Treaty of Nice. Untuk menyederhanakan perjanjian- perjanjian internasional pembentuk Uni Eropa yang ada, 25 kepala negara dari negara anggota Uni Eropa mengajukan pembentukan Konsitusi Uni Eropa. Ide ini tidak terwujud karena tidak tercapai kesepakatan antara negara- negara anggota Uni Eropa. Pada akhirnya tercetuslah untuk mengubah perjanjian- perjanjian tersebut ke dalam suatu reform treaty yang kemudian disebut dengan

  Treaty of Lisbon . Pada tanggal 13 Desember 2007, the European Council

  menandatangani Treaty of Lisbon yang kemudian baru berlaku pada bulan Desember 2009. Treaty of Lisbon menghapus ketiga pilar dalam struktur Uni Eropa serta mengubah nama Treaty Estabilishing the European Union menjadi

  Treaty Functioning of the European Union (TFEU) dan Treaty of Maastricht

  85 menjadi Treaty of the European Union (TEU).

  3.1.1 Sumber Hukum Uni Eropa Sebagaimana sistem hukum regional lainnya, hukum regional Uni Eropa juga

  86

  memiliki sumber hukum, yaitu :

  1. Primary Legislation, yang terdiri dari perjanjian-perjanjian internasional yang merupakan anggaran dasar Uni Eropa;

  2. Perjanjian Internasional yang dibuat oleh Uni Eropa dengan pihak ketiga; 85 86 Ibid h. 10 Ibid h. 11

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  3. Secondary Legislation, yang berupa produk legislasi institusi-institusi Uni Eropa yang terdiri dari regulation, directive, dan decision, serta produk non- legislasi Uni Eropa yang terdiri dari recommendation dan opinion;

  4. Prinsip Hukum Umum; dan 5. Perjanjian-perjanjian yang dibuat antara negara anggota Uni Eropa.

  3.1.2 The Institutions

  Sumber : Prof. Dr. Wolfgang Schumann, Institutional Structure at Supranational level (I), Dikunjungi pada 20 November 2014

  Berdasarkan Article 13 TEU ada 7 Institusi utama yang dipercayakan untuk mengurus EU, yaitu :

1. The Commision

  European Commission (Komisi Eropa) merupakan institusi di Uni Eropa

  yang tidak berhubungan dengan negara anggota Uni Eropa. Komisi Eropa bekerja

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  atas nama Uni Eropa secara keseluruhan. Jika dibandingkan dengan kewenangan

  87 yang ada dalam suatu negara, Komisi Eropa merupakan lembaga eksekutif.

  88 Komisi Eropa dan Presiden-nya memiliki 4 peran, yaitu :

  • Mempromosikan kepentingan umun Uni Eropa - Mengawasi penerapan hukum Uni Eropa - Mengeksekusi pelaksanaan penganggaran
  • Representasi eksternal

  Dalam masa kerjanya, Komisi Eropa bertanggung jawab kepada Parlemen Eropa. Jika Parlemen Eropa merasa tidak puas dengan kinerja Komisi Eropa, maka Parlemen Eropa dapat mengajukan motion of cencure sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat (8) TEU

  “Pasal 17 ayat (8) berbunyi :“The Commission, as a

  body, shall be responsible to the European Parliament. In accordance with Article 267 of the Treaty on the Functioning of the European Union,the European Parliament may vote on a motion on censure of the Commission. If such amotion is carried, the members of the Commission shall resign as a body and the HighRepresentative of the Union for Foreign Affairs and Security Policy shall

  89 resign from the duties that he or she carries out in the Commission”.

  90 Wewenang The Commission berdasarkan Article 17 TEU : 1.

   The Commission shall promote the general interest of the Union and take 87 appropriate initiatives to that end. It shall ensure the application of the 88 Ibid, h. 49 Jens Peter-Bonde, ed., Consolidated Reader-Friendly Edition of the Treaty of European Union (TEU) and the Treaty on the Functioning of European Union (TFEU) as amended by the Treaty of Lisbon (2007) , Foundation for EU Democracy, Denmark, 2008, h.24 89 Fanny Alda Putri, “Masalah Keberlakuan Hukum Internasional dalam Sistem Hukum

  

Regional Uni Eropa”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2013, h. 46

90 The Treaty of European Union, Article 17(1)& 17(2)

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Treaties, and of measures adopted by the institutions pursuant to them. It shall oversee the application of Union law under the control of the Court of Justice of the European Union. It shall execute the budget and manage programmes. It shall exercise coordinating, executive and management functions, as laid down in the Treaties. With the exception of the common foreign and security policy, and other cases provided for in the Treaties, it shall ensure the Union's external representation. It shall initiate the Union's annual and multiannual programming with a view to achieving

interinstitutional agreements President of The Commission

  Komisi mendukung kepentingan umum Uni Eropa dan mengambil inisiatif yang tepat untuk itu. Komisi harus menjamin penerapan the Treaty, dan langkah-langkah yang diadopsi oleh institusi lainnya telah sesuai dengan aturan yang ada. Komisi akan mengawasi penerapan hukum Uni Eropa dibawah kendali (European Court of Justice). Komisi membuat anggaran dan mengelola program. Komisi harus melaksanakan koordinasi eksekutif dan fungsi manajemen, seperti yang tercantum dalam the Treaties. Dengan pengecualian dari asing umum dan kebijakan keamanan, dan kasus-kasus lain yang diatur dalam the Treaties, hal itu harus menjamin representasi eksternal Uni Eropa.

  2. Union legislative may only be adopted on the basis of a Commission proposal, except where the Treaties provide otherwise. Other acts shall be adopted on the basis of a Commission proposal where the Treaties so provide.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Tindakan legiselatif Uni Eropa harus dilakukan atas persetujuan dari Komisi eropa kecuali jika di dalam perjanjian menetapkan lain. Tindakan lainnya yang dilakukan Uni Eropa harus atas usul Komisi Eropa dimana dalam The Treaties menetapkan demikian. (i) Legislative Power

  Komisi Eropa memiliki peran yang sangat penting dalam proses legiselatif, seperti yang sudah diterangkan sebelumnya pada Article 17(2) TEU bahwa Komisi Eropa memiliki hak inisiatif, yang menempatkannya berada di garis terdepan dalam hal pengembangan kebijakan. Kebanyakan rancangan undang- undang akan disetujui oleh the Council dan the European Parliament, tetapi Komisi Eropa memiliki hak inisiatif yang memungkinkannya untuk bertindak sebagai „motor of integration‟ untuk Uni Eropa. Namun kenyataannya the Council

  91 yang banyak berperan dalam inisiatif pembuatan undang-undang.

  Cara kedua, Komisi Eropa pada proses legiselatif juga memiliki hak untuk mengembangan rencana pembuatan undang-undang setiap tahunnya. Seperti yang dijelaskan Article 17(1) TEU Komisi Eropa juga membentuk prioritas pengaturan agenda untuk Uni Eropa untuk tahun yang akan datang. Hal ini, terangkum dalam rencana program tahunan dengan maksud untuk mencapai kesepakatan antar

  92 lembaga.

  Komisi Eropa juga memiliki pengaruh terhadap kebijakan Uni Eropa dalam cara ketiga, yaitu dalam membangun strategi kebijakan secara general. Contohnya

  the Commission‟s White Paper pada saat penyelesaian pasar internal, yang 91 Paul Craig dan Graine de Burca, EU Law: Text, Cases, and Materials, Oxford University Press, 2011, h. 37 92 Ibid

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  berbentuk tindakan Eropa tunggal. Inisiatif Komisi Eropa dibawah pimpinan Jacques Delors memberikan kontribusinya dalam Pembangunan Ekonomi dan

93 Serikat Moneter.

  Cara ke-empat Komisi Eropa menjalankan kekuasaan legiselatifnya adalah melalui kapasitas, di beberapa daerah tertentu untuk memberlakukan norma Uni

  94 Eropa tanpa melibatkan lembaga Uni Eropa lainnya.

95 Menurut Article 290 TFEU Komisi Eropa melatih kekuasaan delegasinya

  dengan diberikan delegasi oleh the Council dan European Parliament untuk

  96 membuat regulasi dalam bidang tertentu.

  (i) Administrative Power Komisi Eropa memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam hal wewenang administrative. Sesuai Article 17(1) TEU yang menyebutkan bahwa Komisi Eropa harus mengurus program. Kebijakan sekali dibuat, harus didaftarkan. Undang- undang, sekali berlaku harus dilaksanakan dengan baik. Biasanya hal ini akan melalui proses administrasi bersama, menggunakan badan-badan nasional. Komisi Eropa akan melakukan pengawasan secara general, untuk meyakinkan bahwa

  97 peraturan yang ada benar-benar terlaksana dalam negara-negara anggota.

  (ii) Executive Power

  93 94 Ibid 95 IbidA legislative act may delegate to the Commission the power to adopt non-legislative acts to supplement or amend certain non-essential elements of the legislati- ve act. The objectives, content, scope and duration of the delegation of power shall be explicitly defined in the legislative acts. The essential elements of an area shall be reserved for the legislative act and accordingly shall not be the subject of a delegation of power. ” 96 97 Paul Craig dan Graine de Burca, Op.Cit., h. 37 Ibid, h.38

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Komisi Eropa memiliki tanggung jawab dari sifat eksekutif, yaitu : terkait dengan keuangan dan mengenai hubungan eksternal. Komisi Eropa memiliki peran penting dalam pembentukan anggaran belanja Uni Eropa, dan juga dalam hal pengeluaran, terutama dalam dukungan pertanian yang berpengaruh besar terhadap anggaran belanja Uni Eropa dan kebijakan structural, yang didesain untuk membantu daerah-daerah miskin, menyesuaikan penurunan industry, dan

  98 memerangi pengangguran jangka panjang.

  (iii) Judicial Power Komisi Eropa memiliki 2 macam wewenang yudisial. Sesuai Article 17(1)

  TEU, bahwa Komisi Eropa harus memastikan penerapan The Treaties, dan hukum yang dibuat sudah berdasarkan ketentuan didalamnya. Melakukan pengawasan bahwa penerapan Hukum Uni Eropa dibawah kontrol ECJ ( European Court of

99 Justice).

  Komisi Eropa akan memberikan tindakan terhadap negara-negara anggota

  100

  jika mereka melanggar hukum Uni Eropa. Tindakan tersebut sesuai dengan

  101

  Article 258 TFEU , berikut ini adalah sistematika sebelum membawa negara anggota ke Pengadilan : Surat pemberitahuan resmi kepada negara, Respon oleh

  102 Negara Anggota, Keputusan Pengadilan.

  98 99 Ibid 100 Ibid 101 Ibid “If the Commission considers that a Member State has failed to fulfil an obligation under the Treaties, it shall deliver a reasoned opinion on the matter after giving the State concerned the opportunity to submit its observations.

  If the State concerned does not comply with the opinion within the period laid down by the Commission, the latter may bring the matter before the Court of Justi 102 ce of the European Union.”

  Jens Peter-Bonde, Op.Cit., h. 39

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Komisi Eropa juga bertindak dalam bidang tertentu sebagai penyelidik dan hakim awal dari Treaty Violation (pelanggaran perjanjian), baik dari perusahaan privat atau pun dari negara anggota. Bidang yang paling penting adalah kebijakan kompetisi dan membantu negara. Keputusan Komisi Eropa akan ditinjau oleh Pengadilan Umum. Terlepas dari judicial review, Komisi Eropa memiliki wewenang dalam hal investigasi dan ajudikatif, hal tersebut menjadi alat yang

  103 penting untuk pengembangan kebijakan Uni Eropa.

  President of the Commission

  Berdasarkan Article 17 (7) TEU Presiden Komisi Eropa diusulkan dari mayoritas Perdana Menteri yang berkualitas, the European Parliament akan menyetujui juka mayoritas anggota menyutujui, jika ditolak maka kandidat yang baru akan dipilih dalam waktu 1 bulan dengan prosedur yang sama. The Council, melalui kesepakatan bersama dengan Presiden terpilih, akan mengadopsi daftar orang-orang yang mengusulkan untuk diangkat sebagai anggota Komisi Eropa.

  104 Mereka harus dipilih, atas dasar saran yang dibuat oleh negara-negara anggota.

105

  Wewenang Presiden Komisi Eropa :

  • Memutuskan pedoman dan internal organisasi,
  • Menunjuk wakil Presiden dan memberhentikan anggota Seorang anggota Komisi mengundurkan diri jika Presiden memintanya. Perwakilan Tinggi Uni Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan akan

  103 104 Paul Craig dan Graine de Burca, Loc.Cit., h. 39 105 Jens Peter-Bonde, Op.Cit., h. 26 Ibid, h.25

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  mengundurkan diri, sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Pasal 18 (1), jika

  106 Presiden memintanya.

  Prosedur Anti Kompetitif Agreements (Perjanjian anti kompetisi)

  Berdasarkan Article 101 TFEU, perjanjian yang dilarang adalah perjanjian yang antar perusahaan yang mencegah, membatasi, atau mendistorsi persaingan di Uni Eropa dan yang dapat mempengaruhi perdagangan antar negara anggota (perjanjian anti kompetitif). Termasuk menetapkan harga atau kartel, perjanjian anti kompetitif dilarang baik yan bersifat horizontal (antara perusahaan yang

  107 beroperasi pada tingkat yang sama) atau pun vertikal (pada tingkat berbeda).

  Prosedur berdasarkan pasal 101 TFEU :

  1. Adanya keluhan;

  2. Melakukan inisiatif untuk penyelidikan sendiri

  3. Pengajuan keringanan hukuman dari salah satu peserta kartel. Dalam program Kemurahan hati Komisi, perusahaan pertama yang mengajukan bukti yang cukup untuk Komisi baik untuk memulai inspeksi atau memungkinkan untuk menemukan pelanggaran menerima pembebasan penuh (kekebalan total). Ketika berlaku kekebalan, perusahaan juga harus mengakhiri keikutsertaannya dalam pelanggaran. Perusahaan yang mendekati Komisi dan kemudian berkontribusi memiliki nilai yang lebih untuk penyelidikan dan memenuhi syarat untuk pengurangan denda, dalam hal pengajuan kekebalan syarat dan

  108 ketentuan yang berlaku juga sama. 106 107 the Treaty of European Union, Article 17(6) European Union, Procedures in anticompetitive agreements, dikunjungi pada 13 Desember 2014 108 Ibid

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Kekuatan investigasi Komisi untuk menegakkan Pasal 101 diatur dalam

  109

  Peraturan Antitrust. Komisi diberdayakan, misalnya, untuk:

  • Mengirim permintaan informasi kepada perusahaan;
  • Dalam konteks pemeriksaan :

  1. Memasuki tempat perusahaan;

  2. Memeriksa catatan yang berhubungan dengan bisnis;

  3. Mengambil salinan catatan-catatan;

  4. Segel tempat usaha dan catatan selama pemeriksaan;

  5. Meminta anggota staf atau perusahaan perwakilan pertanyaan yang berkaitan dengan subjek-materi dan tujuan pemeriksaan dan mencatat jawaban.

  Pada akhir fase investigasi awal, Komisi dapat mengambil keputusan untuk melanjutkan kasus ini sebagai prioritas dan melakukan penyelidikan mendalam, atau untuk menutupnya. Dalam kasus kartel, jika kasus itu harus dilanjutkan, Komisi memutuskan apakah atau tidak kasus ini cocok untuk prosedur

  110 penyelesaian.

  Antitrust Procedures in Abuse of Dominance (Prosedur Antitrust dari Posisi Dominan)

  Berdasarkan Article 102 TFEU, posisi dominan dilarang dalam suatu pasar tertentu. Kasus mengenai Article 102 ini dapat ditangani oleh Komisi Eropa atau pun badan pengawas nasional yang menjadi tempat kasus tersebut terjadi.

  109 110 Ibid Ibid

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Investigasi dapat dilakukan setelah adanya laporan dari negara yang merasa

  111 dirugikan atau melalui investigasi secara mandiri.

  Langkah pertama yang dilakukan Komisi adalah menilai apakah pelaku usaha tersebut dominan atau tidak, Komisi juga mengambil faktor-faktor lain dipertimbangkan dalam penilaian mengenai dominasi, termasuk kemudahan yang pelaku usaha lain dapat memasuki pasar; adanya tambahan bea masuk karena konsumen; ukuran keseluruhan dan kekuatan perusahaan dan sumber daya dan

  112 sejauh mana itu hadir pada beberapa tingkat rantai pasokan (integrasi vertikal).

  Kekuatan investigasi Komisi untuk menegakkan Pasal 102 yang tertera dalam

  113

  Peraturan 1/2003 (Peraturan Antitrust). Komisi diberdayakan, misalnya, untuk:

  • Mengirim permintaan informasi kepada perusahaan;
  • Dalam konteks pemeriksaan: 1. memasuki tempat perusahaan; 2. memeriksa catatan yang berhubungan dengan bisnis; 3. mengambil salinan catatan-catatan; 4. segel tempat usaha dan catatan selama pemeriksaan; 5. meminta anggota staf atau perusahaan perwakilan pertanyaan yang berkaitan

  dengan subjek-materi dan tujuan pemeriksaan dan mencatat jawaban. Pada akhir fase investigasi awal, Komisi dapat mengambil keputusan untuk menjadikan kasus ini sebagai prioritas dan melakukan penyelidikan mendalam, atau untuk menutupnya. 111 112 Ibid 113 Ibid

  Ibid

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Merger Control Procedures

  Dasar hukum untuk Control Merger Uni Eropa adalah Peraturan Dewan (EC) No 139/2004, EU Merger Regulation. Peraturan tersebut melarang merger dan akuisisi yang signifikan akan mengurangi kompetisi di Pasar Tunggal, misalnya jika mereka akan membuat perusahaan dominan yang cenderung menaikkan harga

  114 bagi konsumen.

  Komisi pada prinsipnya hanya meneliti merger lebih besar dengan dimensi Uni Eropa, yang berarti bahwa perusahaan penggabungan mencapai ambang batas omset tertentu. Ada dua cara alternatif untuk mencapai ambang batas omset untuk

  115 dimensi Uni Eropa.

  Alternatif pertama membutuhkan: (i) omset seluruh dunia gabungan dari semua perusahaan penggabungan lebih dari € 5 000 juta dan (ii) omset luas Uni Eropa untuk masing-masing setidaknya dua dari perusahaan lebih dari € 250 juta.

  Alternatif kedua membutuhkan: (i) omset seluruh dunia dari semua pe rusahaan penggabungan lebih 2 €500 juta, (ii) omset gabungan dari semua perusahaan penggabungan lebih dari € 100 juta dalam setiap setidaknya tiga negara anggota, (iii) omset lebih dari € 25 juta untuk masing-masing setidaknya dua dari perusahaan di masing-masing negara anggota tiga termasuk dalam ii, dan

  114 115 Ibid Ibid

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  (iv) omset Uni Eropa-lebar dari masing-masing setidaknya dua perusahaan lebih dari € 100 juta.

  Dalam kedua alternatif, dimensi Uni Eropa tidak terpenuhi jika setiap perusahaan arsip lebih dari dua pertiga dari omset Uni Eropa-lebar dalam satu dan Negara Anggota yang sama. Sekitar 300 merger biasanya diberitahukan kepada

  116 Komisi setiap tahun.

  Merger kecil bukan merupakan wewenang Uni Eropa tetapi merupakan kewenangan otoritas persaingan usaha negaranya. Ada mekanisme rujukan di tempat yang memungkinkan negara-negara anggota dan Komisi untuk menyerahkan kasus tersebut antara mereka, baik atas permintaan perusahaan yang

  117 terlibat dan Negara Anggota.

  Komisi harus diberitahu tentang merger manapun dengan dimensi Uni Eropa sebelum pelaksanaannya. Perusahaan dapat menghubungi Komisi terlebih dahulu untuk melihat bagaimana mempersiapkan terbaik pemberitahuan mereka. Ada template pra-siap digunakan untuk memberitahu merger mereka, berdasarkan

  118 pada kompleksitas kasus.

  Jika perusahaan penggabungan tidak beroperasi di pasar yang sama atau terkait, atau jika mereka memiliki pangsa pasar hanya sangat kecil tidak mencapai ambang batas pangsa pasar tertentu merger akan biasanya tidak menimbulkan masalah persaingan yang signifikan: review merger karena itu dilakukan oleh

  119 disederhanakan prosedur, yang melibatkan pemeriksaan rutin. 116 117 Ibid 118 Ibid 119 Ibid Ibid

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Batas pangsa pasar adalah: 15% gabungan pangsa pasar di pasar apapun di mana mereka berdua bersaing, atau pangsa pasar 25% di pasar vertikal terkait.

  Komisi melakukan penyelidikan penuh. Rincian pemberitahuan baru dipublikasikan di situs kompetisi Komisi dan dalam Jurnal Resmi Uni Eropa, sehingga setiap pihak yang berkepentingan dapat menghubungi Komisi dan

  120 menyampaikan komentar pada merger.

  Setelah pemberitahuan, Komisi memiliki 25 hari kerja untuk menganalisis kesepakatan selama fase I penyelidikan. Lebih dari 90% dari semua kasus

  121 diselesaikan di Tahap I, umumnya tanpa memperbaiki.

  Fase I tinjauan mungkin melibatkan berikut:

  1. Permintaan informasi dari perusahaan penggabungan atau pihak ketiga;

  2. Kuesioner kepada pesaing atau pelanggan yang mencari pandangan mereka tentang merger, serta kontak lain dengan pelaku pasar, yang ditujukan untuk menjelaskan kondisi untuk persaingan di pasar tertentu atau peran perusahaan

  122 yang bergabung di pasar itu.

  Ada dua kesimpulan utama dari tahap I investigasi:

  1. Merger ini dibersihkan, baik tanpa syarat atau tunduk pada obat diterima; atau

  2. Merger ini masih menimbulkan kekhawatiran persaingan dan Komisi membuka

  123 penyelidikan tahap II.

  Tahap II adalah analisis mendalam dari efek merger terhadap kompetisi dan membutuhkan lebih banyak waktu. Hal ini dibuka ketika kasus ini tidak bisa 120 121 Ibid 122 Ibid 123 Ibid

  Ibid

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  diselesaikan dalam Tahap I, yaitu ketika Komisi memiliki kekhawatiran bahwa transaksi bisa membatasi persaingan di pasar internal. Penyelidikan tahap II biasanya melibatkan pengumpulan informasi yang lebih luas, termasuk dokumen internal perusahaan, data ekonomi yang luas, kuesioner yang lebih rinci pelaku

  

124

pasar, dan / atau kunjungan lapangan.

  Dari pembukaan penyelidikan Tahap II, Komisi memiliki 90 hari kerja untuk membuat keputusan akhir pada kompatibilitas transaksi yang direncanakan dengan Peraturan Merger UE. Hal ini dapat diperpanjang dengan tambahan 15 hari kerja jika pihak yang memberitahukan menawarkan komitmen kemudian pada fase II (yaitu setelah hari kerja ke-55 kasus). Ekstensi lebih lanjut hingga 20 hari kerja dapat diberikan atas permintaan oleh, atau dengan persetujuan, pihak yang memberitahukan. Jika pihak memberitahukan tidak memberikan informasi penting yang Komisi telah diminta dari mereka, jam bisa dihentikan sampai

  125 informasi yang hilang tersebut.

  Setelah investigasi tahap II, Komisi dapat tanpa syarat menghapus merger; atau Menyetujui subjek merger untuk obat; atau Melarang merger jika tidak ada solusi yang memadai terhadap masalah kompetisi telah diajukan oleh pihak

  126 penggabungan.

  Semua keputusan akhir - baik tahap I dan tahap II - yang dipublikasikan di situs kompetisi, setelah referensi untuk informasi yang bersifat rahasia perusahaan

  127 telah dihapus. 124 125 Ibid 126 Ibid 127 Ibid Ibid

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

2. The European Parliament

  European Parliament (Parlemen Eropa) adalah parlemen yang terdiri dari

  orang-orang yang merupakan perwakilan dari masyarakat Uni Eropa. Pada awalnya, Parlemen Eropa adalah gabungan dari ECSC Joint Assembly, EEC

  Assembly, dan Euratom Assembly. Gabungan dari tiga majelis dalam Komunitas

  Eropa tersebut kemudian berganti nama menjadi Parlemen Eropa saat

  128 dibentuknya TEU pada tahun 1993.

  Sejak diberlakukannya Treaty of Lisbon pada tanngal 1 Desember 2009,

  129

  jumlah kursi yang ada di Parlemen adalah 754 kursi. Jumlah ini melebihi jumlah kursi yang diatur dalam Pasal 14 ayat (2) TEU

  “The European Parliament shall be composed of representatives of the Union's citizens. They shall not exceed seven hundred and fifty in number, plus the President. Representation of citizens shall be degressively proportional, with a minimum threshold of six members per Member State. No Member State shall be allocated more than

  130 ninety-six seats. Pada umumnya, jumlah minimal kursi yang dimiliki setiap .

  negara anggota Uni Eropa adalah enam kursi dan jumlah maksimalnya adalah 96 kursi. Pembagian jumlah kursi Parlemen Eropa didasarkan pada jumlah penduduk dari negara anggota. Semakin banyak jumlah penduduk dari suatu negara, maka kuota kursi yang dimiliki oleh negara tersebut semakin banyak.Terdapat pengecualian terhadap aturan ini karena baru berlakunya Treaty of Lisbon pada 128

  Klaus-Dieter Borchardt, The ABC of European Union Law, (Luxemburg: Publication Office of European Union, 2010), h. 45, dikutip dari Fanny Alda Putri, “Masalah Keberlakuan Hukum Internasional dalam Sistem Hukum Regional Uni Eropa”, Skripsi, Fakultas Hukum

  Universitas Indonesia, Jakarta, 2013, h. 43 129 130 Ibid Ibid, h.44

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  tahun 2009. Pengecualian tersebut yaitu Jerman dalam periode legislatif 2009-

  131 2014 memiliki 99 anggota Parlemen Eropa.

  Pemilihan anggota Parlemen Eropa dilakukan setiap lima tahun sekali. Setiap masyarakat Uni Eropa berhak untuk memilih dan dipilih menjadi anggota

  132

  Parlemen Eropa. Para anggota Parlemen Eropa tidak terbagi-bagi berdasarkan nasionalitas mereka masing-masing, tetapi terbagi berdasarkan kelompok-

  133

  kelompok politik. Kelompok-kelompok politik ini merupakan kelompok politik yang pada dasarnya terdapat juga di negara-negara anggota Uni Eropa.

  Kelompok-kelompok politik tersebut yaitu:

  1

  . Group of European‟s People Party (Christian Democrats)

  2. Socialist Group

  3. Alliance of Liberals and Democrats for Europe

  4. Greens/European Free Alliance

  5. European Conservatives and Reformists

  6. Europe of Freedom and Democracy Group

  7. European United Left-Nordic Green Left

  8. Non-attached Group Wewenang Parlemen Eropa dibagi 3 yaitu : wewenang legiselatif, pemberhentian dan pengangkatan, dan pengawasan. Dalam hal wewenang 131 132 Ibid Damian Chalmers dan Adam Tomkins, European Union Public Law, (Cambridge:

  Cambridge University Press, 2007), h. 112 , dikutip dari Fanny Alda Putri, “Masalah Keberlakuan Hukum Internasional dalam Sistem Hukum Regional Uni Eropa”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2013, h. 44 133 Ali M. El-Agraa, European Union: Economics and Policies, (Cambridge: Cambridge

  University Press, 2007), h.53 dikutip dari Fanny Alda Putri, “Masalah Keberlakuan Hukum Internasional dalam Sistem Hukum Regional Uni Eropa”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2013, h. 44

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  legiselatif Parlemen Eropa berperan sebagai legislator dalam proses konsultasi (consultation) dan dalam proses co-decision (ordinary legislative procedure).

  Dalam proses konsultasi, Parlemen dimintakan pendapat atas suatu proposal peraturan perundang-undangan dan Parlemen berhak untuk memberikan amandemen. Dalam proses co-decision, selain dimintakan pendapat dan memberikan amandemen terhadap suatu proposal, Parlemen memiliki hak untuk

  134 tidak menyetujui proposal.

  TABEL KOMPOSISI ANGGOTA PARLEMEN EROPA

  Negara Anggota Uni Eropa Jumlah Perwakilan di Uni Eropa Jerman

  99 Perancis

  74 Italia

  73 Inggris

  73 Spanyol

  54 Polandia

  51 Romania

  33 Belanda

  26 Belgia

  22 Republik Ceko

  22 Yunani

  22 Hungaria

  22 Portugal 134

  22 Chalmers, Op.Cit., h.114

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Swedia

  20 Bulgaria

  18 Australia

  19 Denmark

  13 Slovakia

  13 Finlandia

  13 Irlandia

  12 Lithuania

  12 Latvia

  9 Slovenia

  8 Estonia

  6 Siprus

  6 Luksemburg

  6 Malta

  6 Sumber : Fanny Alda Putri, “MASALAH KEBERLAKUAN HUKUM INTERNASIONAL DALAM

  SISTEM HUKUM REGIONAL UNI EROPA”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2013, h. 45

  Wewenang pemberhentian dan pengangkatan oleh Parlemen Eropa, akuntabilitas Komisi Eropa terhadap Parlemen Eropa secara bertahap telah diperkuat. Karena Parlemen Eropa selalu memiliki wewenang untuk mengecam Komisi Eropa dan menuntut pengunduran dirinya. Tetapi, wewenang ini tidak pernah digunakan oleh Parlemen Eropa, meskipun kecaman telah diajukan

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  terhadap Komisi Eropa, termasuk selama periode pengunduran diri santer

  135 terdengar pada tahun 1999.

  Sejak Perjanjian Maastricht Parlemen Eropa juga memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengangkatan Komisi Eropa. Berdasarkan Article 14(1) TEU menyatakan bahwa Parlemen Eropa harus memilih Presiden Komisi Eropa.

  “The European Parliament shall, jointly with the Council, exercise legislative and budgetary functions. It shall exercise functions of political control and consultation as laid down in the Treaties. It shall elect the President of the Commission ”. Namun sebaliknya pada Article 17(7) TEU menerangkan bahwa

  Dewan Eropa ikut ambil andil dalam memilih kandidat Presiden Komisi Eropa untuk nantinya dipilih oleh Parlemen Eropa oleh mayoritas anggota komponennya. Jika kandidat tersebut tidak memperoleh mayoritas suara yang diperlukan maka Dewan Eropa akan mencari kandidat lain yang memenuhi syarat dalam waktu 1 bulan dan mengajukannya lagi ke Parlemen Eropa untuk dipilih.

  Hal ini tidak memberikan Parlemen Eropa hak untuk memilih Presiden Komisi Eropa secara mandiri, kandidat akan diajukan oleh Dewan Eropa dan

  136 harus diterima oleh partai terbesar di Parlemen Eropa.

  Dalam hal anggota Court of Auditors dan Presiden, Wakil Presiden, dan Dewan eksekutif Bank Sentral Eropa, Parlemen Eropa harus berkonsultasi dengan

  137 Dewan Eropa dan negara-negara anggota, tetapi persetujuan tidak diperlukan.

  Wewenang pengawasan, Parlemen Eropa melakukan pengawasan terhadap institusi lain dalam Uni Eropa, khususnya Komisi Eropa, dengan cara mengajukan 135 136 Paul Craig dan Graine de Burca, Op.Cit., h. 55 137 Ibid Ibid

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  pertanyaan dan membentuk komite penyelidikan. Peraturan mengenai komite penyelidikan sebelum diatur dalam Articles 226 dan 227 TFEU diatur juga dalam

  138 Perjanjian Maastricht.

  Parlemen Eropa menerapkan pengawasan demokratis (democratic

  139

  supervision) kepada institusi-institusi Uni Eropa lainnya. Fungsi pengawasan Parlemen Eropa dapat juga dilakukan melalui pengawasan secara reguler terhadap laporan yang dibuat oleh Komisi Eropa. Selain melakukan pengawasan terhadap Komisi Eropa, Parlemen Eropa juga mengawasi kinerja dari Dewan Anggota Parlemen Eropa memiliki hak bertanya kepada Dewan mengenai isu-isu tertentu

  140 yang sedang berlangsung dalam pertemuan Dewan.

  Perjanjian Maastricht juga mengatur mengenai pengangkatan oleh Parlemen dari Ombudsman. Ombudsman adalah untuk menerima pengaduan dari warga serikat pekerja atau penduduk, warga negara ketiga atau badan hukum, mengenai kasus maladministrasi dalam kegiatan lembaga serikat, badan, kantor, atau instansi serta melakukan pertanyaan yang ia temukan alasan, baik sendiri inisiatif atau atas dasar pengaduan yang disampaikan kepadanya langsung atau melalui negara-negara anggota parlemen Eropa. Ombudsman ditunjuk selama Parlemen Eropa dan dalam kasus kesalahan serius atau pemenuhan non kondisi kantor ECJ tersebut, atas permintaan Parlemen Eropa yang memberhentikan pemegang

  141 kantor.

  138 139 Ibid 140 Chalmers, Op.Cit., h. 46 141 Ibid Paul Craig dan Graine de Burca, Op.Cit., h. 56

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Wewenang dalam mengatur anggaran, Parlemen Eropa menggunakan kekuasaannya atas anggaran untuk menekan perubahan yang lebih umum alokasi antar lembaga kekuasaan dan konflik kadang-kadang berakhir di pengadilan. Diatur dalam Article 314 TFEU mengenai prosedurnya yang lebih mengarah

  142 kepada prosedur legiselatif.

3. The Council

  The Council (Dewan) terdiri dari menteri-menteri perwakilan dari negara-

  negara anggota Uni Eropa yang nantinya akan melakukan tindakan pemerintahan dan memberikan hak suaranya. Sesuai dengan Article 16(2) TEU

  “The Council shall consist of a representative of each Member State at ministerial level, who may commit the government of the Member State in question and cast its vote”.

  Tugas utama Dewan adalah bersama Parlemen Eropa membentuk produk legislasi

  143 Uni Eropa, yaitu regulation, directive, dan decision.

  Ada pun tugas lain dari Dewan adalah sebagai berikut: 1. mengkoordinasikan peraturan negara anggota Uni Eropa yang beragam mengenai ekonomi dan sosial; 2. membentuk perjanjian internasional antara Uni Eropa dengan negara lain yang bukan negara anggota atau dengan organisasi internasional lainnya; 3. menyetujui anggaran Uni Eropa bersama dengan Parlemen Eropa; 4. mendefiniskan dan mengimplementasikan Common Foreign and Security

  

Policy (CFSP) berdasarkan pedoman yang telah dibuat oleh Komisi Eropa;

142 143 Ibid, h.57

  Borchardt, Op.Cit., hal. 48

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  5. mengkoordinasikan kerjasama antara pengadilan nasional negara anggota dan

  144 juga penegak hukum lainnya.

  Dewan tidak memiliki anggota tetap karena agenda yang dibahas ditiap pertemuan berbeda, misalnya saat ini yang menjadi fokus Uni Eropa adalah tentang peraturan yang terkait dengan ekonomi maka dalam pertemuan Dewan tersebut hanya boleh dihadiri oleh satu menteri yang mengurusi tentang ekonomi

  145

  dari tiap negara anggota Uni Eropa. Dewan terbagi menjadi sembilan berdasarkan tema utama yang menjadi agenda pertemuan, yaitu:

  1. Dewan Urusan Umum dan Hubungan Luar Negeri (General Affairs and

  External Affairs) ;

  2. Dewan Ekonomi dan Finansial (Economic and Financial Affairs);

  3. Dewan Urusan Hukum;

  4. Dewan Ketenaga kerjaan, Sosial, Kesehatan, dan Konsumen (Empolyment,

  Social Policy, Health and Consumer Affairs);

  5. Dewan Persaingan Usaha;

  6. Dewan Transportasi, Telekomunikasi dan Energi;

  7. Dewan Pertanian dan Perikanan;

  8. Dewan Lingkungan; dan

  146 9. Dewan Pemuda, Pendidikan, dan Kebudayaan.

  144 145 Ibid European Commission, How the EU Works: Your Guide to European Union

  Institutions , (Brussel: EU Directorate-General of Communication, 2007), h.16, dikutip dari Fanny Alda Putri, “Masalah Keberlakuan Hukum Internasional dalam Sistem Hukum Regional Uni Eropa

  ”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2013, h. 45 146 Ibid

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  Dewan akan melakukan pertemuan jika Presiden Dewan menyelenggarakan pertemuan dengan inisiatifnya, atau atas permintaan dari salah satu negara anggota, atau berdasarkan permintaan Komisi Eropa. Hampir semua pertemuan Dewan bertempat di Brussels, kecuali pada April, Juni, dan October yang diadakan di Luxembourg. Pertemuan yang dilakukan lebih transparan dari yang

  147 sebelumnya, sebagai hasil dari perubahan yang diperkenalkan pada Juni 2006.

  Perjanjian Lisbon menetapkan pertemuan Dewan sibagi menjadi 2 bagian yaitu yang berhubungan dengan tindakan legiselatif dan yang non legiselatif. Jika Dewan melakukan pertemuan yang membahas mengenai tindakan legiselatif

  148 maka pertemuan itu harus dilakukan di hadapan masyarakat umum.

  Wewenang Dewan, Article 16(1) TEU hanya menerangkan bahwa

  “The Council shall, jointly with the European Parliament, exercise legislative and budgetary functions. It shall carry out policy-making and coordinating functions as laid down in the Treaties”. Dewan bersama-sama dengan Parlemen Eropa,

  melaksanakan fungsi legislatif dan anggaran. Dewan melaksanakan pembuatan kebijakan dan mengkoordinasikan fungsi sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian. Hal ini menerangkan bahwa Dewan memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan dalam 7 cara.

  Pertama, Dewan harus mempertimbangkan semua inisiatif legiselatif Komisi Eropa sebelum hal tersebut menjadi hukum. Pertimbangan ini akan dilakukan dengan cara pengambilan suara, pengambilan suara akan dilakukan berdasarkan 147 rd

  M Westlake and D Galloway, The Council of the European Union (Harper, 3 edn, nd 2004); F Hayes-Renshaw and H Wallace, The Council of Ministers (Palgrave, 2 edn, 2006) dikutip dari Paul Craig dan Graine de Burca, EU Law: Text, Cases, and Materials, Oxford University Press, 2011, h. 41 148 Paul Craig dan Graine de Burca, Op.Cit., h. 41

Dokumen yang terkait

REALISASI KEPENTINGAN SINGAPURA DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)

0 4 1

DAN PENGARUHNYATERHADAP ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015

0 0 13

BAB II LIBERALISASI JASA DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2.1 Liberalisasi Perdagangan Jasa - LIBERALISASI PERDAGANGAN DIBIDANG JASA MENURUT ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 TERHADAP KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 59

BAB III PENGARUH LIBERALISASI JASA ASEAN DI INDONESIA 3.1 Sektor Jasa Prioritas yang Diliberalisasi ASEAN - LIBERALISASI PERDAGANGAN DIBIDANG JASA MENURUT ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 TERHADAP KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 11

BAB III HARMONISASI ATURAN TENDER DALAMASEAN ECONOMIC - PERATURAN TENDER DALAM HUKUM PERSAINGAN USAHA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - HARMONISASI HUKUM PERSAINGAN USAHA DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

BAB II HUKUM PERSAINGAN USAHA DI ASEAN 2.1 Definisi Kebijakan Persaingan - HARMONISASI HUKUM PERSAINGAN USAHA DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 58

BAB III HARMONISASI KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN DALAM MENGHADAPI ASEAN Economic Community 3.1 Harmonisasi Hukum di European Union - HARMONISASI HUKUM PERSAINGAN USAHA DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 41

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - KELEMBAGAAN REGIONAL COMPETITION AUTHORITY DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 10

BAB II TUGAS DAN WEWENANG LEMBAGA PENGAWAS PERSAINGAN USAHA DI MASING-MASING NEGARA ANGGOTA ASEAN 2.1 Sejarah ASEAN - KELEMBAGAAN REGIONAL COMPETITION AUTHORITY DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 30