EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS RTLH) DI KABUPATEN SERANG TAHUN 2

  EVALUASI PROGRAM REHABILITASI SOSIAL

RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RS-RTLH)

DI KABUPATEN SERANG TAHUN 2013

  SKRIPSI

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Adminitrasi Negara Oleh

NURHAYATUL JANNAH 6661091850 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

  ABSTRAK

  Nurhayatul Jannah. 6661091850. 2016. Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang Tahun 2013. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I : Drs. Oman Supriyadi, M.Si. Dosen Pembimbing II : Rini Handayani, S.Sos., M.Si.

  Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kondisi sosial masyarakat Kabupaten Serang, infrastruktur yang memprihatinkan, dan kondisi ekonomi yang masih rendah. Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana evaluasi RS-RTLH di Kabupaten Serang Tahun 2013. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori evaluasi kebijakan menurut Hanif Nurcholis yaitu input, proses, output, dan outcomes. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif. Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis data Prasetya Irawan. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang belum berjalan dengan optimal. Karena pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan Pedoman RS-RTLH, dan kualitas kerja pelaksana Program RS-RTLH yang tidak maksimal. Saran dalam penelitian yaitu, pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan Pedoman RS-RTLH dan peningkatan kualitas kerja pelaksana Program RS-RTLH.

  

Kata Kunci: Evaluasi Kebijakan, Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak

Huni

  ABSTRACT

  Nurhayatul Jannah. 6661091850. 2016. Evaluation of Program Social Rehabilitation of Houses Uninhabitable (RS-RTLH) in Serang District on 2013. Public Administration Department, Faculty of Social and Political Sciences.

  st nd

  Sultan Ageng Tirtayasa University. 1 Advisor : Drs. Oman Supriyadi, M.Si. 2 Advisor : Rini Handayani, S.Sos., M.Si. This research is motivated by the poor social condition Serang Regency, poor infrastructure, and economic condition are still low. With the aim to find out how the evaluation of the RS-RTLH in Serang District 2013. The theory used in this research is theory of policy evaluation by Hanif Nurcholis is inputs, processes, outputs and outcomes. The method used is qualitative. Data analysis techniques using data analysis Prasetya Irawan. The result showed the implementation of the Social Rehabilitation Program Unlivable House (RS-RTLH) in Serang District has not run optimally. Due to the implementation of activities that are not consistent with the technique guidelines, and work quality RS-RTLH Program implementers were not optimal. Suggestions in the research , namely, the implementation of activities must be in accordance with the technique guidelines and improving the quality of work implementing RS-RTLH Program.

  

Keywords : Policy Evaluation, Social Rehabilitation Program of Houses

Uninhabitable

KATA PENGANTAR

  Assalammualaikum.Wr.Wb Segala Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha

  Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat nikmat, berkah, hidayah dan karunia-Nya serta kemudahan yang diberikan, karena hanya dengan Ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan penelitian skripsi yang berjudul

  Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten

  Serang Tahun 2013” Selesainya penyusunan

  usulan penelitian ini tidak luput dari berbagai bantuan berupa dukungan secara moril dan materil, dari seluruh pihak yang selalu mengiringi peneliti dalam proses penyusunannya. Oleh karena itu, peneliti dengan segenap ketulusan hati, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terutama kepada keluarga saya yang tercinta, Ibu saya Hj.Anah dan Bapak saya H.Nurahman, serta Adik-adik saya Nugraha, Tommy, Dani yang senantiasa mendukung dan mendoakan peneliti sedari awal penelitian, dan juga kepada: 1.

  Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Listyaningsih, S. Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Drs Oman Supriyadi, S.Sos., M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan peneliti kesempatan untuk melaksanakan observasi, membimbing dan mengajarkan beragam pengetahuan kepada peneliti selama penyusunan usulan penelitian.

  8. Rini Handayani, S.Sos., M.Si., Pembimbing II yang membantu memberikan arahan, penjelasan dan membagi ilmu pengetahuannya kepada peneliti dalam menyusun usulan penelitian.

  9. Yeni widiastuti, S.Sos., M.Si , selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi yang telah menguji serta membimbing penyusunan revisi sidang skripsi ini dengan baik.

  10. Suwaib Amirudin, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik Peneliti sedari awal hingga akhir perkuliahan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  11. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang selalu berusaha membuat hidup mahasiswa/i dalam mewujudkan harapan dan impiannya.

  12. Kepada Ibu Dra. Iin Adillah, selaku Kabid Bina Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Serang yang telah memberikan kemudahan dalam pengumpulan data terkait penelitian ini.

  13. Kepada Bapak Drs. Muhammad Ridwan Selaku Kasi Bina Masyarakat Kumuh dan Tertinggal Dinas Sosial Kabupaten Serang yang telah bersedia membantu memberikan kemudahan untuk mencari data dan informasi yang dibutuhkan.

  14. Kepada Seluruh TKSK Kecamatan yang telah bersedia membantu memberikan kemudahan untuk mencari data dan informasi yang dibutuhkan.

  15. Kepada Orangtua, adik dan keluarga besar saya yang tidak pernah lelah untuk terus memberikan doa dan dukungan yang begitu tulusnya.

  16. Sahabat-sahabat tercinta, Wenny Widiyanti, Wahyu Apriansyah, Euis Trisnawati, Anindita yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti

  17. Teman-teman Administrasi Negara 2009, dan khususnya untuk teman-teman Kelas B yang telah menjadi teman sekelas selama di UNTIRTA, kalian sangat solid, dan menyenangkan

  18. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, peneliti ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya.

  Peneliti menyadari bahwa usulan penelitian ini belum sempurna. Maka dari itu demi kesempurnaan usulan penelitian ini, dengan senang hati peneliti bersedia menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kalimat, peneliti berharap semoga usulan penelitian skripsi ini bermanfaat bagi mereka yang membacanya, Aamiin.

  Wassalammualaikum Wr. Wb.

  Serang, Agustus 2016 Peneliti

  NURHAYATUL JANNAH

  

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .........................................................

  1 1.2. Identifikasi Masalah .............................................................. 13 1.3.

  Batasan Masalah .................................................................... 14 1.4. Rumusan Masalah ................................................................. 14 1.5. Tujuan Penelitian ................................................................... 14 1.6. Manfaat Penelitian ................................................................. 14

  

BAB II TINAJUAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1. Landasan Teori ...................................................................... 17

  2.1.1 Pengertian Kebijakan ................................................ 18

  2.1.2 Tahapan Kebijakan Publik ......................................... 24

  2.1.3 Evaluasi Kebijakan Publik ......................................... 27

  2.1.4 Konsep Pemberdayaan Masyarakat ........................... 39

  2.1.5 Definisi Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni ................................................................

  41 2.2. Penelitian Terdahulu............................................................... 50 2.3.

  Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................. 52 2.4. Asumsi Dasar Penelitian ....................................................... 53

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian .................................................................. 54 3.2. Fokus Penelitian ..................................................................... 56

  3.4. Fenomena Yang Diamati

  4.1.2 Gambaran Umum Dinas Sosial Kabupaten Serang .........................................................................

  Deskripsi dan Analisis Data ................................................... 81

  79 4.2. Informan Penelitian ................................................................ 81 4.3.

  4.1.2.3 Visi, Misi Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi Bidang Kesos Dinsos Kab Serang ............................................................

  4.1.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial .......... 78

  77

  4.1.2.1 Dasar Hukum Pembentukan Dinas Sosial Kabupaten Serang ...............................

  76

  74

  3.4.1 Definisi Konsep ........................................................ 57

  4.1.1.2 Kondisi Topografi dan Geografis Kabupaten Serang ..........................................

  4.1.1.1 Visi dan Misi Kabupaten Serang ................... 73

  4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang ......................... 71

  BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian

  3.7.2 Analisis Data .............................................................. 66 3.8. Jadwal Penelitian ................................................................... 70

  3.7.1 Uji Keabsahan Data.................................................... 64

  Informan Penelitian ............................................................... 60 3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

  3.4.2 Definisi Operasional ................................................. 58 3.5. Instrumen Penelitian .............................................................. 58 3.6.

  BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Kesimpulan ............................................................................ 103 5.2. Saran ...................................................................................... 104 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Sebagaimana diketahui, kehidupan yang menjadi dambaan masyarakat adalah kondisi sejahtera. Namun dengan adanya kondisi yang menunjukan taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha perbaikan dalam rangka perwujudan kondisi yang sejahtera tersebut. Kondisi kemiskinan dengan berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang menggambarkan kondisi kesejahteraan yang rendah. Oleh sebab itu wajar apabila kemiskinan menjadi inspirasi bagi tindakan perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat melakukan serangkaian aktivitas perubahan dan perbaikan didalam masyarakat yang mengalami masalah sosial tersebut perlu dipahami berbagai hal yang berkaitan dengan seluk beluk permasalahannya.

  Merujuk pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke 4 yang mengamanatkan “terbentuknya Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum”. Untuk mewujudkan kesejahteraan sosial tersebut perlu adanya upaya terpadu, terarah dan berkelanjutan baik yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam bentuk pelayanan kebutuhan dasar setiap warga negara. Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun

  2011, tentang penanganan Fakir Miskin pada pasal 1 (1) menyebutkan bahwa fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya. Kebutuahn dasar yang dimaksud dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2011 adalah kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan, pekerjaan dan/atau pelayanan sosial. Definisi dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 diatas mengakomodir dua perspektif sekaligus, yakni perspektif ekonomi dan perspektif sosial.

  Perspektif ekonomi berupa tidak mempunyai sumber mata pencaharian untuk pemenuhan kebutuhan dasar, dan perspektif sosial berupa tidak memiliki kemampuan untuk memenuhinya.

  Kemiskinan adalah kondisi yang mengganggu kesejahteraan hidup setiap masyarakat. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang tidak tetap, rendahnya lapangan kerja, terbatasnya keterampilan yang dimiliki, dan lainnya. Sehingga kemiskinan menjadi salah satu penyebab masyarakat tidak mampu memenuhi hak dasar salah satunya adalah rumah. Hak pemenuhan atas rumah menjadi salah satu komponen penting yang perlu diperhatikan pemerintah karena kondisi rumah yang dimiliki masyarakat miskin dibangun dengan tidak memperhatikan kriteria fisik rumah yang layak huni.

  Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang memiliki fungsi sangat strategis, baik ekonomi, sosial budaya dan psikologis bagi individu dan keluarga. Tidak hanya dipandang dalam aspek fisik, tetapi juga mencakup bagi kehidupan bermasyarakat. Untuk menunjang fungsi rumah sebagai tempat tinggal yang layak maka harus dipenuhi syarat fisik rumah yaitu aman sebagai tempat berlindung, memenuhi rasa kenyamanan, dan secara sosial dapat menjaga privasi setiap anggota keluarga. Selain itu rumah merupakan media bagi pelaksanaan tumbuh kembangnya anak dalam keluarga. Terpenuhinya salah satu kebutuhan dasar berupa rumah yang layak huni diharapkan tercapai keharmonisan dan ketahanan keluarga. Berdasar pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial pada

  pasal 5 ayat 2 menyatakan bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang salah satunya adalah kemiskinan. Penanggulangan kemiskinan dalam bentuk penyediaan akses pelayanan rumah dan permukiman terdapat dalam pasal 21 huruf f.

  Pada kenyataannya untuk mewujudkan rumah yang memenuhi persyaratan tersebut bukanlah hal yang mudah. Bagi sebagian besar masyarakat yang tergolong keluarga miskin rumah hanyalah tempat singgah keluarga tanpa memperhitungkan kelayakannya dilihat dari sisi fisik, mental dan sosial.

  Ketidakberdayaan mereka untuk memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni berbanding lurus dengan pendapatan dan pengetahuan tentang fungsi rumah itu sendiri. Oleh sebab itu kepedulian untuk menangani masalah tersebut Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan mengalokasikan kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) dengan melibatkan seluruh komponen masayarakat (stakeholder) baik pemerintah pusat-daerah, dunia usaha/industri, masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan elemen lainnya.

  Salah satu daerah yang melaksanakan program RS-RTLH adalah Kabupaten Serang yang terletak di Provinsi Banten. Kabupaten Serang terdiri dari 28 wilayah kecamatan. Kabupaten Serang melaksanakan program RS-RTLH merupakan sebagai upaya penanggulangan kemiskinan terutama untuk mengurangi jumlah rumah tidak layak huni yang ada di Kabupaten Serang.

  Program RS-RTLH di Kabupaten Serang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Serang yang secara teknis dilaksanakan oleh Bidang Kesejahteraan Sosial (Bidang Kesos) Dinas Sosial Kabupaten Serang. Dalam pelaksanaannya Bidang Kesos dibantu oleh seorang TKSK yang bekerja di tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Serang. Berdasarkan hasil pendataan Dinas Sosial Kabupaten Serang jumlah rumah tidak layak huni di Kabupaten Serang ada sebanyak 12.733 dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 346.554 kepala keluarga yang tersebar di 28 kecamatan. Program RS-RTLH merupakan program upaya pengentasan kemiskinan pendekatan wilayah dengan cara memberikan bantuan berupa uang tunai atau bahan material bangunan yang diberikan kepada masyarakat miskin yang ada di kecamatan Kabupaten Serang. Berikut adalah tabel data rumah tidak layak huni di Kabupaten Serang.

  

DATA RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN SERANG

No Kecamatan Jumlah KK RTLH Persentase

  16 Jawilan 12.730 707 5,55

  Jumlah 346.554 12.733 3,67

  28 Bandung 7.980 779 9,76

  27 Gunung Sari 5.005 432 8,63

  26 Padarincang 15.983 414 2,59

  25 Pabuaran 8.248 189 2,29

  24 Ciomas 9.809 619 6,31

  23 Mancak 10.271 576 5,61

  22 Cinangka 14.898 497 3,34

  21 Anyar 12.463 91 0,73

  20 Baros 12.271 368 2,99

  19 Tunjung Teja 9.919 411 4,14

  18 Petir 13.849 1.054 7,61

  17 Cikeusal 16.959 514 3,03

  15 Kopo 12.253 386 3,15

  1 Kramat Watu 1.930 416 2,15

  14 Pamarayan 12.452 585 4,70

  13 Tanara 9.500 631 6,64

  12 Tirtayasa 10.946 902 8,24

  11 Pontang 13.734 712 5,18

  10 Binuang 7.369 258 3,50

  9 Carenang 11.520 859 7,46

  8 Kibin 11.426 85 0,74

  7 Cikande 21.143 523 2,47

  6 Kragilan 17.239 111 0,64

  5 Ciruas 18.584 259 1,39

  4 Pulo Ampel 9.472 89 0,94

  3 Bojonegara 11.921 171 1,43

  2 Waringin Kurung 9.236 95 1,03

  Sumber : Dinsos Kab Serang, 2010 Program RS-RTLH merupakan kegiatan lintas sektor yang melibatkan berbagai pihak pusat dan daerah. Keterlibatan lintas sektor didasarkan atau sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Oleh karenanya masing-masing lintas sektor terkait bertanggungjawab terhadap kelancaran tugas masing-masing dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Program RS-RTLH melibatkan Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Serang, dan Kelompok Kepengurusan lokasi penerima bantuan program RS-RTLH.

  Pelaksana kegiatan program rehabilitasi rumah tidak layak huni adalah Dinas Sosial yang mana melibatkan sejumlah elemen masyarakat yakni Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Karang Taruna (KT), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), dan Organisasi Sosial (Orsos). Kelompok sasaran program rehabilitasi rumah tidak layak huni adalah masyarakat miskin yang memiliki rumah yang memenuhi kriteria rumah tidak layak huni. Ada beberapa kriteria keluarga penerima manfaat bantuan stimulan rumah tidak layak huni, meliputi :

1. Rumah tangga miskin yang terdaftar dalam Program Pendataan

  Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 2. Rumah tangga miskin yang tidak terdaftar dalam PPLS 2011 tetapi masuk dalam kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu berdasarkan

  Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 146 Tahun 2013 tentang Penetapan Kriteria dan Pendataan Fakir Miskin Dan Orang Tidak Mampu yakni sebagai berikut : a.

  Tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan mendasar.

  b.

  Mempunyai pengeluaran sebagian besar digunakan untuk memenuhi konsumsi makanan pokok dengan sangat sederhana.

  c.

  Tidak mampu atau mengalami kesulitan untuk berobat ke tenaga medis, kecuali Puskesmas atau yang disubsidi pemerintah d.

  Tidak mampu membeli pakaian satu kali dalam satu tahun untuk setiap anggota rumah tangga e.

  Mempunyai kemampuan hanya menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama f.

  Mempunyai dinding rumah terbuat dari bambu/kayu/tembok dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah, termasuk tembok yang sudah usang/berlumut atau tembok tidak diplester g. Kondisi lantai terbuat dari tanah atau kayu/semen/keramik/ dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah h.

  Atap terbuat dari ijuk/rumbia atau genteng/seng/asbes dengan kondisi tidak baik/kualitas rendah i.

  Mempunyai penerangan bangunan tempat tinggal bukan dari listrik atau listrik tanpa meteran j.

  Luas lantai rumah kecil kurang dari 8 m2/orang k.

  Mempunyai sumber air minum berasal dari sumur atau mata air tak terlindung/air sungai/air hujan/lainnya

3. Belum pernah mendapat bantuan RS-RTLH 4.

  Memiliki KTP/identitas diri dan Kartu Keluarga yang masih berlaku 5. Memiliki rumah di atas tanah milik sendiri yang dibuktikan dengan sertifikat/girik atau surat keterangan kepemilikan dari desa atau status tanah Berikut adalah contoh rumah tidak layak huni yang ada di Kabupaten Serang

  Gambar 1.1 Rumah Ibu Asiah penerima bantuan Program RS-RTLH Tahun 2013 di

  Kampung Peres Rt 01/01 Desa Pulo Panjang Kecamatan Pulo Ampel Program RS-RTLH merupakan program bantuan pemerintah yang dilaksanakan setiap tahun yang mana pelaksanaanya dimulai pada tahun 2010.

  Program RS-RTLH merupakan program bantuan pemugaran atau renovasi rumah tidak layak huni masyarakat miskin yang bersifat stimulan, sehingga diharapkan dapat mendorong keinginan keluarga fakir miskin penerima bantuan bersama- sama dengan keluarga penerima bantuan lainnya bergotong royong memperbaiki rumah yang didukung oleh partisipasi masyarakat sekitar. Dalam hal ini pengembalian nilai-nilai kebersamaan antar masyarakat yang akhir-akhir ini cenderung memudar. Diharapkan melalui Program RS-RTLH ini rasa kebersamaan, kegotongroyongan dan kepedulian masyarakat sekitar dapat tumbuh dan hidup kembali yang diawali dengan pembangunan RS-RTLH. Program RS- RTLH merupakan program pemerintah yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Banten (APBD I) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Serang (APBD II). Bantuan Program RS-RTLH diberikan dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk pemberian pencairan dana langsung tunai dan bantuan penyediaan bahan material bangunan. Kedua bentuk bantuan tersebut memiliki rincian biaya sebesar Rp 10.000.000 (Sumber: Peraturan Walikota Serang Nomor 16 Tahun 2012).

  Bentuk bantuan pencairan dana langsung tunai bersumber dari APBN, APBD Provinsi Banten melalui Dinas Sosial Provinsi Banten. Sedangkan bantuan berupa bahan material bangunan berasal dari APBD Kota Serang. Tahun 2013 pemerintah melalui Dinas Sosial Kabupaten Serang memberikan bantuan Program RS-RTLH sebanyak 101 bantuan dana langsung tunai dan 29 bantuan dalam bentuk pemberian bahan material bangunan. Berikut tabel data rekapitulasi pelaksanaan Program RS-RLTH Dinas Sosial Kabupaten Serang Tahun 2013.

  • 5

  3

  2

  3

  8 Kibin Ketos - 14 -

  14

  9 Cinangka Bantarwaru - 8 -

  8 Karangsuraga - 2 -

  2

  10 Padarincang Cibojong - 1 -

  1

  11 Lebak Wangi Pegandikan - 5 -

  5

  12 Pontang Singarajan - 3 -

  13 Tirtayasa Tirtayasa - 1 -

  1

  1 Tengkurak - 3 -

  3 Samparwadi - 5 -

  5

  14 Cikeusal Katulisan - 7 -

  7 Sukaratu - 2 -

  2 Panyabrangan - 7 -

  7

  15 Kramatwatu Kramatwatu - 1 -

  1

  16 Petir Sanding - 5 -

  5

  17 Pulo Ampel Pulo Panjang - 30 -

  30 Jumlah 101 29 130 Sumber : Dinsos Kab Serang 2013

  7 Anyar Sindang Mandi

  1

  Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013 Dinas Sosial Kabupaten Serang melaksanakan kegiatan Program RS-RTLH sebanyak 130 bantuan diantaranya 101 bantuan diberikan dalam bentuk pemberian dana langsung tunai yang bersumber dari APBN sedangkan sisanya sebanyak 29

  1

  REKAPITULASI PROGRAM RS-RTLH YANG SUDAH DITANGANI DINAS SOSIAL KABUPATEN SERANG TAHUN 2013

  No Kecamatan Desa Sumber Dana Jumlah APBN APBD

  I APBD

  II

  1 Waringinkurung Melati -

  9

  9

  2 Tunjungteja Bojong Catang

  5 Malanggah - 5 -

  5

  3 Ciomas Siketug - -

  1

  1 Sukarena -

  1

  1 Pagintungan - -

  2

  4 Mancak Angsana - -

  5

  5

  5 Pabuaran Tanjungsari - -

  2

  2 Talagawarna - -

  1

  1

  6 Jawilan Pasirbuyut - -

  1

  1 Jawilan - -

  1

  • 1
bantuan diberikan dalam bentuk pemberian bahan material bangunan yang mana dananya bersumber dari APBD II (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Serang). Bantuan dana langsung tunai paling banyak diberikan di Kecamatan Pulo Ampel Desa Pulo Panjang yaitu sebanyak 30 bantuan sedangkan bantuan bahan material bangunan paling banyak diberikan di Kecamatan Waringin Kurung Desa Melati.

  Namun sebagaimana sebuah kebijakan pemerintah pada umumnya, berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan pihak Dinsos dan beberapa penerima bantuan, peneliti menemukan beberapa masalah teknis yang tidak sesuai dengan pedoman pelaksanaan Program RS-RTLH.

  Pertama, pemberian bantuan bahan material bangunan yang diberikan

  kepada penerima bantuan tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dibuku pedoman Program RS-RTLH. Yang mana seharusnya bantuan bahan material bangunan diberikan sesuai dengan pengajuan atau usulan penerima bantuan yang sudah membuat prioritas bagian rumah untuk diperbaiki tanpa melebihi batas nominal sebesar Rp 10.000.000. Dalam sosialisasi Program RS-RTLH yang bertempat di aula kantor Dinas Sosial Kabupaten Serang juga di disampaikan bahwa masyarakat penerima bantuan berhak untuk mengajukan jenias material bangunan yang dibutuhkan yang disesuaikan dengan kerusakan kondisi rumah. Dengan alasan karena keterbatasan waktu dan biaya pihak Dinsos memberikan bahan material bangunan dengan jumlah dan jenis yang sama kepada setiap penerima bantuan Program RS-RTLH padahal kondisi kerusakan rumah berbeda-beda.

  Kedua, kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak Dinsos dalam pelaksanaan pembangunan renovasi rumah penerima bantuan Program RS-RTLH.

  Berdasarkan hasil temuan dilapangan ternyata waktu pengerjaan renovasi rumah beragam tidak sesuai dengan pedoman pelaksanaan Program RS-RTLH.

  Seharusnya pelaksanaan renovasi rumah masyarakat penerima bantuan Program RS-RTLH selesai dalam waktu 100 hari semenjak bantuan diterima baik yang berupa dana tunai maupun material bangunan. Karena berdasarkan wawancara dengan Bapak Mufasil selaku TKSK Desa Melati Kecamatan Waringin Kurung beberapa rumah dalam pengerjaannya melebihi batas waktu yang telah ditetapkan.

  Salah satunya disebabkan karena kurangnya koordinasi antar warga penerima bantuan dengan warga sekitar dalam melakukan gotong royong pemugaran rumah. Sehingga hal ini menyulitkan pihak Dinsos dalam membuat laporan kegiatan RS-RTLH.

  Ketiga, pemberian bantuan Program RS-RTLH belum tepat sasaran karena

  rumah yang dipilih untuk dibantu tidak sesuai data lapangan. Sehingga ketika di lapangan banyak ditemukan rumah yang kondisinya jauh lebih memprihatinkan dibanding rumah masyarakat penerima bantuan tapi tidak mendapatkan bantuan Program RS-RTLH. Menurut pihak Dinsos hal tersebut terjadi karena terlalu banyak proposal pengajuan yang masuk sedangkan tenaga kerja Dinsos terbatas.

  Menyebabkan penumpukan proposal antara proposal baru dan proposal lama. (Sumber : Wawancara dengan Bapak Ridwan selaku Kasi Bina Masyarakat Kumuh dan Tertinggal di kantor Dinsos Kab Serang)

  Keempat, terbatasnya tenaga pembantu pelaksana Program RS-RTLH di

  tingkat kecamatan. Dari setiap kecamatan tenaga pembantuan untuk melaksanakan kebijakan pemerintah hanya disediakan satu orang saja yang disebut TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan). Dalam prakteknya TKSK memiliki banyak tugas bukan hanya mengurusi Program RS-RTLH saja tetapi juga mengurusi bantuan program pemerintah lainnya untuk kecamatan yang ia pegang. Sehingga kinerja TKSK tidak maksimal. Karena dalam hal ini TKSK berperan penting dalam tahapan pelaksanaan Program RS-RTLH. Mulai dari pemilihan rumah calon penerima bantuan, pembantuan dalam hal pembuatan dan pengajuan proposal juga sebagai pendamping penerima bantuan Program RS- RTLH.

  Berdasarkan masalah-masalah yang telah dijabarkan di atas, peneliti tertarik untuk memfokuskan dan meneliti lebih jauh mengenai “Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang Tahun 2013 ”.

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, peneliti mengidentifikasi masalah antara lain sebagai berikut :

  1. Pelaksanaan Program RS-RTLH tidak sesuai pedoman pelaksanaan Program RS-RTLH

  2. Kurangnya pengawasan dari pihak Dinsos terhadap pelaksanaan renovasi rumah penerima bantuan Program RS-RTLH

  3. Pemberian bantuan belum tepat sasaran karena sistem pemilihan yang bersifat tebang pilih

  4. Kurangnya tenaga kerja tingkat kecamatan selaku pendamping penerima bantuan Program RS-RTLH

  1.3 Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu dan sumber daya, peneliti membatasi masalah hanya pada pelaksanaan program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang Tahun 2013.

  1.4 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah tersebut kemudian peneliti merumuskan masalah yaitu : Bagaimana pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak

  Huni di Kabupaten Serang Tahun 2013?

  1.5 Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi dari Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) di Kabupaten Serang Tahun 2013.

  1.6. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan mengenai “Evaluasi Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di

  1. Manfaat Teoritis, antara lain: Supaya dapat bermanfaat dalam mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia akademis khususnya Ilmu Adminitrasi Negara mengenai kebijakan publik. Selain itu dapat mempertajam dan mengembangkan teori-teori yang ada dalam dunia akademis Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), yang kemudian peneliti aplikasikan dalam bentuk Penyelesaian tugas akhir jenjang pendidikan Strata Satu (S1) atau Skripsi sebagai salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP-UNTIRTA.

  2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan masalah penelitian ini yaitu : a.

  Bagi Dinas Sosial Kabupaten Serang: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengatasi permasalahan sosial di lapangan supaya bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif pemecahan dari beberapa masalah guna mencapai keberhasilan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni di Kabupaten Serang pada masa mendatang.

  b.

  Bagi Masyarakat: Penelitian ini diharapkan, dapat dijadikan sumbangsih nyata bagi pelaksanaan Program RS-RTLH di wilayah Kabupaten Serang mendatang supaya keterlibatan aspek kegotong- royongan warga masyarakat Kabupaten Serang lebih berperan dan tujuan dari Program RS-RTLH dapat tercapai seutuhnya.

  c.

  Bagi Peneliti: Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti selama mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa hingga saat ini. Selain itu, karya peneliti dapat dijadikan bahan informasi dan referensi bagi pembaca dan rujukan bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian serupa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

  Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini. Teori dalam ilmu administrasi mempunyai peranan yang sama seperti ilmu-ilmu lainnya, yaitu berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian. Dengan penggunaan teori akan ditemukan cara yang tepat untuk mengelola sumber daya, waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan dan alat yang tepat untuk meringankan pekerjaan.

  Landasan teori merupakan kajian berbagai teori dan konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan penelitian yang disusun secara sistematis. Dengan mengkaji berbagai teori dan konsep-konsep maka peneliti akan memiliki konsep yang jelas. Penggunaan teori dalam penelitian akan memberikan acuan bagi peneliti dalam melakukan analisis terhadap masalah sehingga dapat menyusun pertanyaan dengan rinci untuk pencarian data sehingga memperoleh temuan lapangan yang menjadi jawaban atas masalah yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah peneliti.

2.1.1 Pengertian Kebijakan

  Menurut David Easton dalam Agustino (2006:8) Kebijakan Publik merupakan keputusan politik yang diekmbangkan oleh abdan dan pejabat pemerintah. Karena itu karakteristik khusus dari kebijakan publik adalah bahwa keputusan politik t ersebut dirumuskan sebagai “otoritas” dalam sistem politik yaitu : “para senior, kepala tertinggi, seksekutif, legislatif, para hakim, administrator, penasehat, para raja dan sebagainya”. Easton mengatakan bahwa mereka-mereka yang berotoritas dalam sistem politik dalam rangka memformulasi kebijakan publik adalah orang-orang yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-hari dan mempunyai tanggungjawab dalam seuatu masalah tertentu dimana ada satu titik mereka diminta untuk mengambil keputusan dikemudian hari kelak diterima serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu.

  Definisi lain menurut Thomas R. Dye dalam Agustino (2006:7) mengatakan bahwa “kebijakan publik adalah apa yang dipilih oleh pemerintah untuk dikerjakan atau tidak d ikerjakan”. Melalui definisi ini didapatkan pemahaman bahwa terdapat perbedaan antara apa yang akan dikerjakan pemerintah dan apa yang sesungguhnya harus dikerjakan oleh pemerintah.

  Sedangkan kebijakan menurut Rose dalam Agustino (2006:7) yaitu sebuah rangkaian panjang dari banyak atau sedikit kegiatan yang saling berkaitan dan memiliki konsekuensi bagi yang berkepentingan sebagai keputusan yang berlainan.

  Dalam penelitian ini peneliti mengklasifikasikan teori ke dalam beberapa teori yakni : Konsep Kebijakan Publik, tahapan kebijakan publik, evaluasi kebijakan publik, konsep pemberdayaan masyarakat, kajian Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni.

  William N. Dunn dalam bukunya Pengantar Analisis Kebijakan Publik (2003 : 51), beliau mendefinisikan kata kebijakan dari asal katanya. Secara etimologis, istilah policy (kebijakan) berasal dari Bahasa Yunani, Sansekerta dan Latin, akar kata dalam bahasa Yunani dan Sansekerta yaitu polis (Negara-Kota) dan pur (Kota).

  Sedangkan menurut Heelo dalam Parsons (2001 : 14) kebijakan (policy) adalah istilah yang tampaknya banyak disepakati bersama. Dalam penggunaannya yang umum, istilah kebijakan dianggap berlaku untuk sesuatu yang lebih besar ketimbang keputusan tertentu, tetapi kecil ketimbang gerakan sosial.

  Dalam buku Policy Analysis For The real World yang diterbitkan tahun 1984 dan telah direvisi tahun 1990, Hogwood dan Gun dalam Wicaksono (2006:53) menyebutkan sepuluh penggunaan istilah kebijakan dalam pengertian modern, diantaranya adalah: a.

  Sebagai lebel untuk sebuah bidang aktivitas (as a label for a field of activity ).

  Contohnya : statemen umum pemerintah tentang kebijakan ekonomi, kebijakan industry atau kebijakan hukum dan keadilan.

  b.

  Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang diharapkan

(as ekspression of general pupose or desired stated affairs) .

  Contohnya : Untuk menciptakan lapangan kerja seluas mungkin atau mengembangan demokrasi melalu desentralisasi.

  c.

  Sebagai proposal yang spesifik (as a specific proposal).

  Contohnya : membatasi pemilik lahan pertanian hingga 10 hektar atau menggratiskan biaya pendidikan.

  d.

  Sebagai keputusan pemerintah (as a decision of government).

  Contohnya : Keputusan kebijakan sebagaimana yang diumumkan Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden. e.

  Sebagai otorisasi firmal (as a formal authorization).

  Contohnya : Tindakan-tindakan yang diambil oleh parlemen atau lembaga-lembaga pembuat kebijakan lainnya.

  f.

  Sebagai sebuah program (as a programme).

  Contohnya : sebagai ruang aktivitas pemerintah yang sudah didefinisikan, seperti program reformasi agrarian atau program peningkatan kesehatan perempuan.

  g.

  Sebagai output (as output).

  Contohnya : Apa yang secara actual telah disediakan, seperti sejumlah lahan yang telah dideristribusikan dalam program reformasi agrarian dan jumlah penyewa yang terkena dampaknya.

  h.

  Sebagai hasil (as outcome).

  Contohnya : Apa yang secara aktual tercapai, seperti dampak pendapatan petani dan standar hidup dan output agricultural dari program reformasi agraria. i.

  Sebagai teori atau model (as a theory or model).

  Contohnya : Apalabila kamu melakukan x maka akan terjadi y, misalnya apabila kita meninggalkan intensif kepada industri manufaktur, maka output industri akan berkembang. j.

  Sebagai sebuah proses (as a process).

  Sebagai sebuah proses yang panjang yang dimulai dengan

  issues lalu bergerak melalui tujuan yang sudah diatur, pengambilan keputusan untuk evaluasi dan implementasi.

  Dengan demikian, dari beberapa definisi kebijakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah rangkaian konsep pokok yang menjadi garis besar dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang mengandung program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek yang terarah berdasarkan konsistensi dan pengulangan tingkah laku dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.

  Sedangkan kebijakan publik Secara konseptual dapat dilihat dari kamus adminsitrasi publik Chandler dan Plano dalam Pasolong (2010:38), mengatakan bahwa kebijakan publik adalah pemanfaatan strategis terhadap sumber-sumber daya untuk memecahkan msalah publik atau pemerintahan. Kebijakan publik menurut Dunn dalam Pasolong diartikan sebagai berikut:

  “Kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan, seperti pertahanan keamanan, energy, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan dan lain- lain”

  Dalam bukunya Pasolong juga menuliskan pengertian administrasi publik menurut Dye dan Nasucha. Dye berpendapat bahwa kebijakan publik adalah apapun yang yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Nasucha mengartikan kebijakan publik sebagai:

  “Kebijakan publik merupakan kewenangan pemerintah dalam pembuatan suatu kebijakan yang digunakan ke dalam perangkat peraturan hukum.

  Kebijakan tersebut bertujuan untuk menyerap dinamika sosial dalam masyarakat, yang akan dijadikan acuan perumusan kebijakan agar tercipta hubungan sosial yang harmonis”

  Sedangkan menurut Friedrich dalam Agustino (2006:7) kebijakan adalah: “Serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan_ dan kemungnan- kemungkinan dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna mengatasinya untu k mencapai tujuan yang dimaksud”.

  Definisi berbeda disampaikan oleh Nugroho (2004:3), kebijakan publik menurutnya adalah “Suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan dberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan di depan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi” Selain itu, definisi lain mengenai kebijakan publik seperti yang diungkapkan oleh Anderson dalam Islamy (1998:7), Kebijakan publik sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah. Beliau menjelaskan bahwa :

  “Kebijakan publik adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu yang diikuiti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan” Sementara itu menurut Eyestone dalam Agustino (2006:7) menyatakan kebijakan publik sebagai hubungan antara unit pemerintah dengan lingkungannya.

  Menurut Agustino (2006:42) menyebutkan beberapa karakteristik utama dari kebijakan publik, yaitu:

  1. Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujukan pada tindakan yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu daripada perilaku yang berubah atau acak.

  2. Kebijakan Publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada keputusan yang terpisah-pisah. Misalnya, suatu kebijakan tidak hanya meliputi keputusan umtuk mengeluarkan suatu peraturan tertentu, tetapi juga keputusan berikutnya yang berhubungan dengan penerapan dan pelaksanaannya.

  3. Kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi atau menawarkan perumahan rakyat, bukan apa yang maksud dikerjakan atau yang akan dikerjakan.

  4. Kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara positif, kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang jelas dalam menangani seuatu permasalahan. Secara negatif, kebijakan publik dapat melibatkan suatu keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan suatu tindakan atau tidak mengerjakan apapun padahal dalam konteks tersebut keterlibatan pemerintah amat diperlukan.

Dokumen yang terkait

i IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM PERBAIKAN RUMAH KURANG LAYAK HUNI BAGI MASYARAKAT MISKIN TAHUN 2006 DI KELURAHAN WIROLEGI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

0 4 21

I. PENDAHULUAN - View of SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KATEGORI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KELURAHAN MAJIDI SELONG KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

0 0 10

KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PERBAIKAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KOTA SURAKARTA

1 1 118

265 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI CANGKRING REMBANG KECAMATAN KARANGANYAR DEMAK Ahmad Jazuli

0 1 8

TINJAUAN ATAS UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DALAM PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK HUNI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SKRIPSI

0 0 8

WALIKOTA TANJUNGPINANG PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemb

0 0 17

SKRIPSI PENERAPAN METODE REGRESI ORDINAL UNTUK MENENTUKAN INDIKATOR KARAKTERISTIK FISIK RUMAH DOMINAN TERHADAP STATUS KEMISKINAN DALAM PROGRAM REHAB RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN SIDOARJO

0 0 14

ANALISIS PROGRAM BANTUAN RUMAH LAYAK HUNI TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KECAMATAN MESUJI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM - Raden Intan Repository

0 0 134

STRATEGI PENGENTASAN KEMISKINAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN HAK ATAS PERUMAHAN YANG LAYAK BAGI KELUARGA MISKIN MELALUI PROGRAM REHABILITASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI TAHUN 2017 (Studi Kasus di Kecamatan Pengadegan)

0 0 17

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL BAGI WANITA RAWAN SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN TAHUN 2016

0 0 14