Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika

  ANALISIS UNJUK KERJA WIRELESS LAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Oleh: Thomas Dhani Eka Kurniawan 075314012 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

  PERFOMANCE ANALYSIS OF WORKING WIRELESS LAN A THESIS Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain The Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Study Program By: Thomas Dhani Eka Kurniawan 075314012

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat dan menggunakan hasil karya atau sebagian dari hasil karya orang lain, kecuali yang tercantum dan disebutkan dalam kutipan serta daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Februari 2012 Penulis

  Thomas Dhani Eka Kurniawan

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Thomas Dhani Eka Kurniawan NIM : 075314012 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  “ Analisis Unjuk Kerja Wireless LAN

  bersama perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Yogyakarta, 20 Februari 2012 Penulis

  Thomas Dhani Eka Kurniawan

  

ABSTRAK

  Saat ini, banyak muncul perangkat yang mengutamakan nilai praktis yang artinya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun. Salah satu teknologi yang berkembang dalam bidang informasi adalah perangkat wireless. Dengan berkembangnya zaman, berkembang juga kemampuan perangkat wireless, dari standar 802.11b menjadi 802.11g. Untuk mengetahui performansi jaringan terhadap suatu trafik yang menggunakan perangkat wireless dibutuhkan parameter performa jaringan. Parameter tersebut antara lain adalah throughput, delay, dan packet loss.

  Dalam tugas akhir ini, pengukuran dilakukan pada perangkat wireless untuk mengetahui hubungan antara kuat sinyal, interferensi, Maximum Transfer

  

Unit (MTU) terhadap parameter-parameter performa jaringan tersebut.

  Pengukuran dilakukan terhadap protokol File Transfer Protocol (FTP) yang sederhana dalam penerapannya. Pengujian yang telah dilakukan memberikan rekomendasi bahwa jarak antara perangkat wireless yang jauh menyebabkan kecepatan aktual atau throughput menurun akibat adanya redaman pada media transmisi yaitu udara. Hal tersebut juga mengindikasikan terjadinya packet loss. Diketahui juga bahwa faktor interferensi dalam hal penggunaan channel access

  

point yang sama berpengaruh memperburuk kinerja jaringan. Sedangkan dari hasil

  pengaturan MTU sebesar 576 bytes didapatkan nilai throughput yang tinggi pada saat terjadi interferensi. Hal ini menguatkan dugaan bahwa ketika paket yang dibawa difragmentasi menjadi paket yang lebih kecil maka bila terjadi banyak

  

packet loss akibat interferensi, proses retransmit akan lebih cepat dilakukan

daripada ketika menggunakan MTU 1500 bytes.

  Kata kunci : wireless, FTP, parameter performa jaringan, sinyal, interferensi,

  MTU

  

ABSTRACT

  Nowdays, there are many devices that prioritize practical aspect such that it can be used everywhere and anytime. One of the popular technology is wireless device. By the development of the age, the ability of wireless devices also improve from the standard 802.11b to be 802.11g. To identify the network performance in a traffic that uses wireless devices, parameters are needed. Those parameters consist of throughput, delay, and packet loss.

  In this thesis, measuring of the parameters was performed on the wireless devices to know the connection between the strength of the signals, interference, and the Maximum Transfer Unit (MTU) to that network performance parameters. Measuring was done to the File Transfer Protocol (FTP) that is simple in its application. The test that have been done gives recommendation that the distance between wireless devices that are far separated causes the actual speed or throughput down because there is attenuate in the air as transmission media. It indicates packet loss has happened. It is also identified that interference factor in the same channel access point degrades the performance. Whereas the MTU setting of 576 bytes resulted in a high throughput. It emphasites hypothesis that in a packet which is defragmented into smaller packets, if there are many packet losses due to interference, the process of retransmit will perform faster than the setting of 1500 bytes.

  MTU

  Key words : wireless, FTP, network performance parameters, signal, interference,

  MTU

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir “Analisis

  

Unjuk Kerja Wireless LAN ini dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir

  ini, penulis tidak lepas dari bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah menjawab semua doa-doa penulis dan mencurahkan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

  2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

  3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

  4. Bapak Henricus Agung Hernawan, S.T, M.Kom., selaku dosen pembimbing tugas akhir dari penulis.

  5. Bapak Iwan Binanto, S.Si., M.Cs. dan bapak Albertus Agung Hadhiatma, S.T., M.T. selaku penguji tugas akhir ini.

  6. Orangtua dan adik dari penulis yang telah memberi dukungan doa, materi, serta semangat. Tanpa semua itu penulis tidak akan memperoleh kesempatan untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan akhirnya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

  7. Teman-teman dari penulis di Teknik Informatika angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, namun mereka semua sangat berkesan bagi penulis.

  8. Frater Aldo Rivan Susanto, SX dan Hanna Christy Nugroho, teman-teman yang sangat penulis kasihi.

  9. Segenap keluarga, dosen, karyawan, dan semua teman-teman dari penulis yang sangat berperan dalam kehidupan penulis sehingga membantu penulis dalam menempuh studi dengan lancar. Akhir kata, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis juga meminta maaf kepada semua pihak bila ada kesalahan atau hal-hal yang kurang berkenan. Semoga Tuhan memberkati, amin.

  Yogyakarta, 20 Februari 2012 Penulis

  Thomas Dhani Eka Kurniawan MOTTO !"

  

DAFTAR ISI

  LEMBAR JUDUL ................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ................................................... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix MOTTO ............................................................................................................. xi DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii

  I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

  I.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

  I.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3

  I.3 Tujuan .................................................................................................... 3

  I.4 Batasan Masalah .................................................................................... 3

  I.5 Metodologi ............................................................................................. 3

  I.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. 4

  II LANDASAN TEORI .................................................................................... 5

  II.1 Jaringan Komputer TCP/IP .................................................................... 5

  II.2 Wireless Local Area Network (WLAN) ............................................... 12

  II.2.1 Standart 802.11 a/b/g/n ................................................................... 13

  II.2.2 Mode Jaringan WLAN ................................................................... 14

  II.3 MTU (Maximum Transfer Unit) ........................................................... 15

  II.4 Sinyal dan Noise .................................................................................. 17

  II.5 Parameter Perfoma Jaringan ................................................................. 20

  II.6 FTP (File Transfer Protocol) ................................................................ 23

  IV.1 Pembangunan Jaringan Ad-Hoc............................................................39

  V.1 Kesimpulan..........................................................................................106

  V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................106

  IV.4.4 Pengukuran Skenario 4............................................................101

  IV.4.3 Pengukuran Skenario 3..............................................................81

  IV.4.2 Pengukuran Skenario 2..............................................................47

  IV.4.1 Pengukuran Skenario 1..............................................................44

  IV.4 Pengukuran dan Analisis.......................................................................44

  IV.3 Konfigurasi Transfer File......................................................................43

  IV.2.1 Konfigurasi Access Point...........................................................42

  IV.2 Pembangunan Jaringan Infrastruktur.....................................................42

  IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS..............................................................39

  II.7 Sniffing (Penyadapan) .......................................................................... 25

  4. Skenario Keempat................................................................................37

  3. Skenario Ketiga...................................................................................35

  2. Skenario Kedua...................................................................................34

  1. Skenario Pertama.................................................................................34

  III.3 Desain Sistem Jaringan ........................................................................ 33

  III.2 Diagram Alir Desain Pengujian ............................................................ 32

  III.1 Spesifikasi Alat .................................................................................... 30

  III PERANCANGAN ....................................................................................... 30

  II.7.3 DU Meter ...........................................................................................29

  II.7.2 Network Stumbler .......................................................................... 28

  II.7.1 Axence Net Tool ............................................................................ 26

  V.2 Saran....................................................................................................107 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 109

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. 7 lapisan komunikasi data (OSI layer) dan TCP/IP ....................... 5Gambar 2.2. Proses enkapsulasi data ................................................................. 7Gambar 2.3. Format IP datagram .................................................................... 10Gambar 2.4. Mode Ad-Hoc ............................................................................. 15Gambar 2.5. Mode infrastruktur ...................................................................... 15Gambar 2.6. Paket MTU ................................................................................. 16Gambar 2.7. Sinyal analog .............................................................................. 17Gambar 2.8. Sinyal digital .............................................................................. 17Gambar 2.9. Sinyal yang terkena noise ........................................................... 18Gambar 2.10. Sinyal lebih tinggi dari noise..................................................... 19Gambar 2.11. Noise lebih tinggi dari sinyal..................................................... 19Gambar 2.12. Model hubungan FTP ............................................................... 24Gambar 2.13. Screenshoot software Axence Net Tool..................................... 27Gambar 2.14. Screenshoot Network Stumbler ................................................. 28Gambar 2.15. Grafik sinyal wireless pada Network Stumbler .......................... 28Gambar 2.16. Grafik pengukuran menggunakan DU Meter ............................. 29Gambar 3.1. Adapter Intel WiFi Link 1000 BGN ............................................ 31Gambar 3.2. Access point Linksys WRT320N ................................................ 31Gambar 3.3. Flowchart pengujian wireless ..................................................... 32Gambar 3.4. Jaringan Ad-Hoc dengan 2 user .................................................. 34Gambar 3.5. Jaringan infrastruktur dengan 1 access point dan 1 user .............. 34Gambar 3.6. Jaringan infrastruktur dengan 2 access point dan 2 user .............. 35Gambar 3.7. Jaringan infrastruktur dengan 3 access point dan 3 user .............. 36Gambar 3.8. Jaringan infrastruktur dengan 3 access point, pengaturan MTU ... 37Gambar 4.1. Capture screen halaman network and sharing center .................. 39Gambar 4.2. Capture screen untuk pembuatan jaringan ad-hoc....................... 40Gambar 4.3. Capture screen halaman network and sharing center .................. 40Gambar 4.4. Capture screen untuk pengaturan ip address ............................... 41Gambar 4.5. Capture screen halaman web, access point Linksys WRT320N .. 42Gambar 4.6. Capture screen Filezilla dari XAMPP ......................................... 43Gambar 4.7. Capture screen pengaturan admin di Filezilla ............................. 43Gambar 4.8. Grafik hubungan kuat sinyal dengan jarak .................................. 44Gambar 4.9. Grafik hubungan throughput dengan kuat sinyal ......................... 45Gambar 4.10. Grafik hubungan delay dengan kuat sinyal ................................ 46Gambar 4.11. Grafik hubungan packet loss dengan kuat sinyal ....................... 47Gambar 4.12. Grafik hubungan kuat sinyal dengan jarak ................................ 48Gambar 4.13. Grafik hubungan throughput dengan kuat sinyal ....................... 49Gambar 4.14. Grafik hubungan delay dengan kuat sinyal ................................ 50Gambar 4.15. Grafik hubungan packet loss dengan kuat sinyal ....................... 51Gambar 4.16. Grafik perbandingan kuat sinyal adhoc dengan infrastruktur ..... 51Gambar 4.17. Grafik perbandingan throughput adhoc dengan infrastruktur .... 52Gambar 4.18. Pelemahan di media transmisi ................................................... 53Gambar 4.19. Grafik perbandingan delay mode adhoc dengan infrastruktur .... 54Gambar 4.20. Grafik perbandingan packet loss adhoc dengan infrastruktur .... 55Gambar 4.21. Grafik hubungan kuat sinyal dengan jarak ................................ 57Gambar 4.22. Grafik hubungan throughput dengan kuat sinyal ....................... 58Gambar 4.23. Grafik hubungan delay dengan kuat sinyal ................................ 59Gambar 4.24. Grafik hubungan packet loss dengan kuat sinyal ....................... 60Gambar 4.25. Grafik kuat sinyal pada transmission rate 54 dengan 36 Mbps .. 60Gambar 4.26. Grafik throughput pada transmission rate 54 dengan 36 Mbps .. 61Gambar 4.27. Grafik delay pada transmission rate 54 dengan 36 Mbps .......... 61Gambar 4.28. Grafik packet loss pada transmission rate 54 dengan 36 Mbps .. 62Gambar 4.29. Grafik hubungan jarak dengan kuat sinyal ................................ 63Gambar 4.30. Grafik hubungan throughput dengan kuat sinyal ....................... 64Gambar 4.31. Grafik hubungan delay dengan kuat sinyal ................................ 65Gambar 4.32. Grafik hubungan packet loss dengan kuat sinyal ....................... 66Gambar 4.33. Grafik kuat sinyal pada transmission rate 36 dengan 18 Mbps .. 67Gambar 4.34. Grafik throughput pada transmission rate 36 dengan 18 Mbps .. 67Gambar 4.35. Grafik delay pada transmission rate 36 dengan 18 Mbps .......... 68Gambar 4.36. Grafik packet loss pada transmission rate 36 dengan 18 Mbps .. 69Gambar 4.37. Grafik hubungan jarak dengan kuat sinyal ................................ 70Gambar 4.38. Grafik hubungan throughput dengan kuat sinyal ....................... 71Gambar 4.39. Grafik hubungan delay dengan kuat sinyal ................................ 72Gambar 4.40. Grafik hubungan packet loss dengan kuat sinyal ....................... 73Gambar 4.41. Grafik kuat sinyal pada transmission rate 18 dengan 9 Mbps .... 74Gambar 4.42. Grafik throughput pada transmission rate 18 dengan 9 Mbps .... 74Gambar 4.43. Grafik delay pada transmission rate 18 dengan 9 Mbps ............ 75Gambar 4.44. Grafik packet loss pada transmission rate 18 dengan 9 Mbps .... 76Gambar 4.45. Grafik sinyal pada transmission rate yang berbeda ................... 77Gambar 4.46. Grafik throughput pada transmission rate yang berbeda ........... 77Gambar 4.47. Grafik delay pada transmission rate yang berbeda .................... 78Gambar 4.48. Grafik packet loss pada transmission rate yang berbeda ........... 79Gambar 4.49. Grafik throughput, channel 10 dengan channel 10 .................... 81Gambar 4.50. Grafik delay, channel 10 dengan channel 10 ............................. 82Gambar 4.51. Grafik packet loss, channel 10 dengan channel 10 .................... 82Gambar 4.52. Grafik throughput, channel 10 dengan channel 9 ...................... 84Gambar 4.53. Grafik delay, channel 10 dengan channel 9 ............................... 84Gambar 4.54. Grafik packet loss, channel 10 dengan channel 9 ...................... 85Gambar 4.55. Grafik throughput, channel 10 dengan channel 8 ...................... 86Gambar 4.56. Grafik delay, channel 10 dengan channel 8 ............................... 87Gambar 4.57. Grafik packet loss, channel 10 dengan channel 8 ...................... 88Gambar 4.58. Grafik throughput, channel 10 dengan channel 7 ...................... 89Gambar 4.59. Grafik delay, channel 10 dengan channel 7 ............................... 90Gambar 4.60. Grafik packet loss, channel 10 dengan channel 7 ...................... 90Gambar 4.61. Grafik throughput, channel 10 dengan channel 6 ...................... 92Gambar 4.62. Grafik delay, channel 10 dengan channel 6 ............................... 92Gambar 4.63. Grafik packet loss, channel 10 dengan channel 6 ...................... 93Gambar 4.64. Grafik throughput pada masing-masing channel ....................... 94Gambar 4.65. Grafik delay pada masing-masing channel ................................ 94Gambar 4.66. Grafik packet loss pada masing-masing channel ....................... 95Gambar 4.67. Grafik pengaruh interferensi pada throughput ........................... 96Gambar 4.68. Grafik pengaruh interferensi pada delay .................................... 97Gambar 4.69. Grafik pengaruh interferensi pada packet loss ........................... 97Gambar 4.70. Pengaruh interferensi 2 dan 3 access point pada throughput...... 98Gambar 4.71. Pengaruh interferensi 2 dan 3 access point pada delay .............. 99Gambar 4.72. Pengaruh interferensi 2 dan 3 access point pada packet loss ...... 99Gambar 4.73. Alokasi frekuensi untuk 14 channel ........................................ 100Gambar 4.74. Penggunaan channel kembali .................................................. 101Gambar 4.75. Grafik throughput pada saat terjadi interferensi ...................... 102Gambar 4.76. Grafik delay pada saat terjadi interferensi ............................... 102Gambar 4.77. Grafik packet loss pada saat terjadi interferensi ....................... 103Gambar 4.78. Grafik throughput pada saat tidak terjadi interferensi .............. 104Gambar 4.79. Grafik delay pada saat tidak terjadi interferensi ....................... 104Gambar 4.80. Grafik packet loss pada saat tidak terjadi interferensi .............. 105

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pembagian channel menurut ITU ................................................... 14Tabel 2.2. MTU untuk bermacam jenis jaringan .............................................. 16Tabel 2.3. Kebutuhan aplikasi terhadap parameter perfoma jaringan ............... 23Tabel 3.1. Spesifikasi adapter Intel WiFi Link 1000 BGN............................... 30Tabel 3.2. Spesifikasi access point Linksys WRT320N ................................... 31Tabel 4.1. Tabel pengukuran skenario 1 .......................................................... 44Tabel 4.2. Tabel pengukuran skenario 2, transmission rate 54 Mbps ............... 48Tabel 4.3. Tabel pengukuran skenario 2, transmission rate 36 Mbps ............... 56Tabel 4.4. Tabel pengukuran skenario 2, transmission rate 18 Mbps ............... 63Tabel 4.5. Tabel pengukuran skenario 2, transmission rate 9 Mbps ................. 69Tabel 4.6. Tabel prosentase penurunan throughput masing-masing jarak ........ 78Tabel 4.7. Tabel hubungan antara jarak dengan free space loss ....................... 80Tabel 4.8. Tabel interferensi, channel 10 dengan channel 10 .......................... 81Tabel 4.9. Tabel interferensi, channel 10 dengan channel 9 ............................ 83Tabel 4.10. Tabel interferensi, channel 10 dengan channel 8 .......................... 86Tabel 4.11. Tabel interferensi, channel 10 dengan channel 7 .......................... 89Tabel 4.12. Tabel interferensi, channel 10 dengan channel 6 .......................... 91Tabel 4.13. Tabel interferensi, 3 access point, semua channel 10 .................... 98Tabel 4.14. Tabel interferensi dengan MTU 1500 , 750 , 576 bytes ............... 101Tabel 4.15. Tabel pengaruh MTU pada saat tidak ada interferensi ................. 104

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi membawa kemajuan juga pada perangkat

  pertukaran data komputer yang terbatas tidak hanya melalui kabel, namun telah berkembang menjadi teknologi mobile seperti wireless. Wireless adalah teknologi tanpa kabel dalam hubungan telekomunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media penghubungnya. Saat ini perkembangan teknologi wireless sedang berkembang pesat. Berbagai macam perangkat komunikasi seperti handphone dan laptop, telah dapat terkoneksi dengan internet secara mudah. Teknologi wireless sendiri bermacam-macam seperti infrared, bluetooth, radio frequency, GSM/CDMA, dan wireless LAN (802.11) [1].

  Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan : infrastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing-masing komputer melalui sebuah access point pada wireless LAN atau LAN. Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing komputer dengan menggunakan piranti wireless.

  Wireless LAN biasanya digunakan pada sektor lingkungan yang

  penggunanya selalu mobile atau berpindah-pindah tempat dan tidak ada jaringan kabel untuk penyaluran data. Wireless LAN menggunakan frekuensi 2,4 Ghz yang disebut juga dengan ISM band (Industrial,

  Scientific, Medical) yang dialokasi oleh FCC (Federal Communication Commission) , sebuah komisi komunikasi dunia untuk keperluan industri, sains dan badan kesehatan. Frekuensi ini bebas digunakan oleh siapa saja

  namun tidak boleh menggunakan pemancar berdaya tinggi. Tipe untuk standarisasi wireless LAN juga terbagi menjadi 802.11a, 802.11b, 802.11g dan 802.11n. Selain perbedaan dari segi maksimum transfer rate, juga terdapat perbedaan dari metode transmisi dan jangkauannya [2].

  Jaringan WLAN juga bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz, sehingga rentan terhadap interferensi oleh perangkat lain yang berfrekuensi sama. Interferensi ini menyebabkan terjadinya noise. Terdapat berbagai macam

  noise menurut jenisnya yaitu thermal noise, induced noise, crosstalk, dan impulse noise [6]. Salah satu faktor lain yang penting dalam komunikasi wireless adalah sinyal. Kekuatan sinyal suatu perangkat wireless selain

  karena spesifikasinya, juga tergantung dari power dan jaraknya. Sinyal dan

  noise ini berada dalam frekuensi yang sama sehingga perlu dihitung

  perbandingan sinyal dengan noise dengan teori Shannon. Dalam teorema

  Shannon dikatakan bahwa apabila sinyal kurang akibat terganggu noise maka SNR (Signal to Noise Ratio) dalam hal ini tinggi [6].

  Jaringan wireless menggunakan protocol TCP/IP dimana model transmisi datanya dengan metode fragmentasi paket per paket atau IP

  fragmentation . Setiap paket yang ditransmisikan dibatasi ukurannya oleh MTU (Maximum Transfer Unit) . MTU standar untuk koneksi Ethernet

  100Mbps adalah 1500 bytes [7]. Dengan fragmentasi ini maka akan berpengaruh terhadap retransmit karena paket yang besar akan dipecah menjadi beberapa bagian sesuai MTU. Hal ini juga akan mempunyai konsekuensi masing-masing saat terjadi collision dan data hilang.

  Dalam penelitian akan diuji beberapa skenario berkaitan dengan sinyal terkait jarak antar perangkat wireless, perubahan MTU (Maximum dan interferensi/noise yang dialami, untuk mengetahui

  Transfer Unit)

  pengaruhnya terhadap parameter perfoma jaringan yaitu delay(latency), packet loss dan throughput.

  I.2 Rumusan Masalah

  Dari latar belakang dapat dirumuskan masalah yaitu : 1. Bagaimana mengetahui secara statistik pengaruh sinyal dari perangkat wireless terhadap delay, packet loss dan throughput ?

  2. Bagaimana mengetahui secara statistik pengaruh perubahan MTU terhadap delay, packet loss dan throughput ?

  3. Bagaimana mengetahui secara statistik pengaruh interferensi terhadap delay, packet loss dan throughput ?

  I.3 Tujuan

  Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah 1. Mengetahui pengaruh sinyal, perubahan MTU, dan interferensi dari perangkat wireless terhadap delay, packet loss dan throughput untuk mencapai hasil yang efisien.

  2. Merekomendasikan hal-hal yang mengindikasikan menyebabkan terjadinya delay, packet loss, dan throughput menjadi lebih baik dari hasil pengukuran.

  I.4 Batasan Masalah 1.

  Pengukuran dilakukan dengan perangkat wireless tipe 802.11g 2. Pengujian dilakukan dengan transfer file (FTP) 3. Parameter yang diukur adalah delay, packet loss dan throughput.

  I.5 Metodologi Penelitian

  Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Studi literatur: a.

  Teori jaringan komputer dan wireless LAN (WLAN) b.

  Teori MTU (Maximum Transfer Unit) c. Teori sinyal dan noise d.

  Teori parameter perfoma jaringan e.

  Teori FTP(File Transfer Protocol) f. Teori Sniffing 2. Perencanaan skenario pengujian dan alat pengujian 3. Pengukuran dan pengumpulan data 4. Analisis data

I.6 Sistematika Penulisan

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan judul/rumusan masalah ditugas akhir. BAB III PERANCANGAN Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi alat yang digunakan dan perencanaan desain pengujian. BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS Bab ini berisi tentang pelaksanaan pengujian dan hasil pengujian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan atas analisa dan saran berdasarkan hasil yang telah dilaksanakan.

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Jaringan Komputer TCP/IP Banyaknya ketidakcocokan pada sistem komunikasi pada tahun

  1970, melandasi

  ISO (International Standarts Organization)

  mengembangkan model komunikasi LAN (Local Area Network) standar yang disebut OSI (Open System Interconnect) yang membagi proses komunikasi menjadi 7 lapisan/layer. Sedangkan untuk protokol TCP/IP layer presentation dan session tidak dipakai.

Gambar 2.1. 7 lapisan komunikasi data (OSI layer) dan TCP/IP [6]

  Pada Gambar 1 di atas terdapat 7 tingkatan layer yang masing-masing memiliki tugas yang berbeda-beda, yaitu :

  1. Physical Layer

  Fungsi : bertanggung jawab untuk mengaktifkan dan mengatur physical interface jaringan komputer. Contoh : hub dan repeater.

  2. Datalink Layer

  Fungsi : mengatur topologi jaringan, error notification dan flow control. Contoh : switch dan bridge.

  3. Network Layer

  Fungsi : meneruskan paket-paket data ke node-node berikutnya yang di tuju dalam suatu jaringan Contoh : router.

  4. Transport Layer Fungsi : bertangung jawab atas keutuhan dari transmisi data.

  Lapisan ini sangat penting karena bertugas memisahkan lapisan tingkat atas dengan lapisan tingkat bawah. Pada lapisan ini data diubah menjadi segmen atau data stream. Contoh : TCP, UDP 5.

   Session Layer

  Fungsi : membuka, mengatur dan menutup suatu session antara aplikasi-aplikasi. Contoh : OS dan penjadwalan suatu aplikasi 6.

   Presentation Layer

  Fungsi : bertangung jawab untuk merepresentasi grafik, enkripsi, type data dan visual image. Contoh : JPEG, GIF, ASCII, EBCDIC 7.

   Application Layer

  Fungsi : memberikan sarana-sarana pelayanan pada jaringan komputer untuk aplikasi-aplikasi pemakai dan mengadakan komunikasi dari program ke program. Contoh : Telnet, HTTP, FTP, WWW Browser, SMTP Gateway / Mail Client (outlook) .

  Layer-layer dan protokol yang terdapat dalam arsitektur jaringan

  TCP/IP menggambarkan fungsi-fungsi dalam komunikasi antara dua buah komputer. Setiap lapisan menerima data dari lapisan di atas atau dibawahnya, kemudian memproses data tersebut sesuai fungsi protokol yang dimilikinya dan meneruskannya ke lapisan berikutnya.

  Ketika dua komputer berkomunikasi, terjadi aliran data antara pengirim dan penerima melalui lapisan-lapisan di atas. Pada pengirim, aliran data adalah dari atas ke bawah. Data dari user maupun suatu aplikasi dikirimkan ke lapisan transport dalam bentuk paket-paket dengan panjang tertentu. Protokol menambahkan sejumlah bit pada setiap paket sebagai

  header yang berisi informasi mengenai urutan segmentasi untuk menjaga

  integritas data dan bit-bit pariti untuk deteksi dan koreksi kesalahan. Dari lapisan transport, data yang telah diberi header tersebut diteruskan ke lapisan Network / Internet. Pada lapisan ini terjadi penambahan header oleh protokol yang berisi informasi alamat tujuan, alamat pengirim dan informasi lain yang dibutuhkan untuk melakukan routing. Kemudian terjadi pengarahan routing data, yakni ke network dan interface yang mana data akan dikirimkan, jika terdapat lebih dari satu interface pada host. Pada lapisan ini juga dapat terjadi segmentasi data, karena panjang paket yang akan dikirimkan harus disesuaikan dengan kondisi media komunikasi pada network yang akan dilalui. Proses komunikasi data di atas dapat dijelaskan seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 2.2. Proses enkapsulasi data [6] Selanjutnya data menuju network access layer (data link) dimana data akan diolah menjadi frame-frame, menambahkan informasi keandalan dan address pada level link. Protokol pada lapisan ini menyiapkan data dalam bentuk yang paling sesuai untuk dikirimkan melalui media komunikasi tertentu. Terakhir data akan sampai pada physical layer yang akan mengirimkan data dalam bentuk besaran-besaran listrik/fisik seperti tegangan, arus, gelombang radio maupun cahaya, sesuai media yang digunakan.

  Di bagian penerima, proses pengolahan data mirip seperti di atas hanya dalam urutan yang berlawanan (dari bawah ke atas). Sinyal yang diterima pada physical layer akan diubah dalam ke dalam data. Protokol akan memeriksa integritasnya dan jika tidak ditemukan error, header yang ditambahkan akan dilepas. Selanjutnya data diteruskan ke lapisan network. Pada lapisan ini, address tujuan dari paket data yang diterima akan diperiksa. Jika address tujuan merupakan address host yang bersangkutan, maka header lapisan network akan dicopot dan data akan diteruskan ke lapisan yang di atasnya. Namun jika tidak, data akan diteruskan ke

  network tujuannya, sesuai dengan informasi routing yang dimiliki. Pada

  lapisan transport, kebenaran data akan diperiksa kembali, menggunakan informasi header yang dikirimkan oleh pengirim. Jika tidak ada kesalahan, paket-paket data yang diterima akan disusun kembali sesuai urutannya pada saat akan dikirim dan diteruskan ke lapisan aplikasi pada penerima.

  Proses yang dilakukan tiap lapisan tersebut dikenal dengan istilah enkapsulasi data. Enkapsulasi ini sifatnya transparan. Maksudnya, suatu lapisan tidak perlu mengetahui ada berapa lapisan yang ada di atasnya maupun di bawahnya. Masing-masing hanya mengerjakan tugasnya. Pada pengirim, tugas ini adalah menerima data dari lapisan diatasnya, mengolah data tersebut sesuai dengan fungsi protokol, menambahkan header protokol dan meneruskan ke lapisan di bawahnya. Pada penerima, tugas ini adalah menerima data dari lapisan di bawahnya, mengolah data sesuai fungsi protokol, melepas header protokol tersebut dan meneruskan ke lapisan di atasnya.

  Internet Protocol (IP) berfungsi menyampaikan paket data ke

  alamat yang tepat. Oleh karena itu internet protocol memegang peranan yang sangat penting dari jaringan TCP/IP. Karena semua aplikasi jaringan

  TCP/IP pasti bertumpu kepada internet protocol agar dapat berjalan

  dengan baik. IP merupakan protokol pada network layer yang bersifat : 1.

  Connectionless Setiap paket data yang dikirim pada suatu saat akan melalui rute secara independen. Paket IP (datagram) akan melalui rute yang ditentukan oleh setiap router yang dilalui oleh datagram tersebut. Hal ini memungkinkan keseluruhan datagram tiba di tempat tujuan dalam urutan yang berbeda karena menempuh rute yang berbeda.

2. Unreliable

  Protokol internet tidak menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan. Protokol internet hanya akan melakukan

  best effort delivery yakni melakukan usaha sebaik-baiknya agar paket yang dikirim tersebut sampai ke tujuan.

  Setiap protokol memiliki bit-bit ekstra diluar informasi/data yang dibawanya. Selain informasi, bit-bit ini juga berfungsi sebagai alat kontrol. Dari sisi efisiensi, semakin besar jumlah bit ekstra ini, maka semakin kecil efisiensi komunikasi yang berjalan. Sebaliknya semakin kecil jumlah bit ekstra ini, semakin tinggi efisiensi komunikasi yang berjalan. Disinilah dilakukan trade-off antara keandalan datagram dan efisiensi. Sebagai contoh, agar datagram IP dapat menemukan tujuannya, diperlukan informasi tambahan yang harus dicantumkan pada header. Struktur

  datagram protokol IP dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.3. Format IP datagram [7]

  Setiap paket IP membawa data yang terdiri atas : • Version, yaitu versi dari protokol IP yang dipakai.

  • Header Length, berisi panjang dari header paket IP dalam hitungan 32 bit word.
  • Type of Service, berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi cara penanganan paket IP.
  • Packet length, panjang IP datagram total dalam ukuran byte.
  • Identifier. Identifier diperlukan untuk mengizinkan host tujuan menentukan datagram pemilik fragment yang baru datang. Semua fragment suatu datagram berisi nilai identification yang sama.
  • Flags diperlukan untuk menjaga agar fragment datagram tetap utuh

  (tidak terpotong-potong) dan memberikan tanda bahwa fragment datagram telah tiba.

  • Fragmentation Offset. Untuk memberitahukan diantara datagram mana yang ada pada saat itu yang memiliki fragment yang bersangkutan. Seluruh fragment kecuali yang terakhir di dalam datagram harus merupakan perkalian 8 byte, yaitu satuan fragment elementer. Karena tersedia 13 bit, maka terdapat nilai maksimum

  fragment per datagram, yang menghasilkan panjang datagram maksimum 65.536 byte dimana lebih besar dari panjang datagram IP .

  • Time to Live, berisi jumlah router/hop maksimal yang dilewati paket IP (datagram). Nilai maksimum field ini adalah 255. Setiap kali paket IP lewat satu router, isi dari field ini dikurangi satu. Jika

  TTL telah habis dan paket tetap belum sampai ke tujuan, paket ini

  akan dibuang dan router terakhir akan mengirimkan paket ICMP

  time exceeded. Hal ini dilakukan untuk mencegah paket IP terus menerus berada dalam network.

  • Protocol, mengandung angka yang mengidentifikasikan protokol layer atas pengguna isi data dari paket IP ini.
  • Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari jumlah seluruh field dari header paket IP. Sebelum dikirimkan, protokol

  IP terlebih dahulu menghitung checksum dari header paket IP

  tersebut untuk nantinya dihitung kembali di sisi penerima. Jika terjadi perbedaan, maka paket ini dianggap rusak dan dibuang.

  • Source Address dan Destination Address, isi dari masing-masing field ini yakni alamat pengirim dan alamat penerima dari datagram. Masing-masing field terdiri dari 32 bit, sesuai panjang IP address yang digunakan dalam internet. Destination address merupakan

  field yang akan dibaca oleh setiap router untuk menentukan

  kemana paket IP tersebut akan diteruskan untuk mencapai destination address tersebut.

  • Options. Header datagram IP mempunyai panjang yang tetap yakni 20 byte. Sedangkan panjang header yang variabel adalah 40 byte. Oleh sebab itu header datagram IP berkisar antara 20 hingga 60

  byte . Panjang header variabel ini adalah options. Yang digunakan

  untuk kepentingan pengetesan dan debugging. Options mempunyai panjang yang dapat diubah-ubah. Masing-masing diawali dengan kode-kode bit yang mengindentifikasikan options. Sebagian

  options diikuti oleh field options yang panjangnya 1 byte, kemudian oleh satu atau lebih byte-byte data.

  Jaringan komputer merupakan suatu koleksi komputer-komputer terpisah yang berkomunikasi satu dengan lainnya memanfaatkan media komunikasi yang dipakai bersama-sama. LAN (Local Area Network) merupakan komunikasi sejumlah komputer di dalam suatu area terbatas, dimana satu komputer dengan komputer lain dapat terkoneksi melalui media kabel (wired) maupun tanpa kabel (wireless) [3]. WLAN (Wireless

  Local Area Network) telah banyak diterapkan seiring dengan

  perkembangan perangkat mobile device yang memungkinkan untuk tetap berkomunikasi dengan berpindah-pindah tempat. Terdapat tiga peran yang dapat dijalankan oleh komputer-komputer di dalam LAN. Peran pertama adalah menjadi client, hanya sebagai pengguna tetapi tidak menyediakan sumber daya jaringan untuk dipakai oleh anggota jaringan lain. Peran kedua adalah menjadi peer, menjadi client yang menggunakan sekaligus menyediakan sumber daya jaringan, disebut juga peer to peer. Peran ketiga adalah menjadi server yang menyediakan sumber daya jaringan.

II.2 Wireless Local Area Network (WLAN)

  WLAN adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media transmisi data. WLAN sering disebut sebagai jaringan nirkabel atau wireless. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan munculnya alat-alat berbasis gelombang radio seperti,

  walkie talkie, remote control, cordless phone dan perangkat radio lainnya.

  Hal ini menyebabkan adanya keinginan untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Maka akhirnya muncul pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.

II.2.1 Standart 802.11a/b/g/n

  Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan transfer data sebesar ini sebanding dengan

  Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang

  menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave

  oven , atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.