BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Deeding Estiar Yuli Hidayah BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan nyeri kepala adalah salah satu gangguan yang paling umum

  dari sistem saraf. Nyeri kepala adalah fitur yang menyakitkan dan melumpuhkan sejumlah kecil gangguan nyeri kepala primer yaitu migrain, nyeri kepala tipe tegang, dan nyeri kepala cluster (WHO, 2012).

  Secara global, telah diperkirakan bahwa prevalensi di antara orang dewasa gangguan nyeri kepala saat ini (gejala setidaknya sekali dalam satu tahun terakhir) adalah 47%. Setengah sampai tiga perempat dari orang dewasa berusia 18-65 tahun di dunia telah memiliki nyeri kepala pada tahun lalu dan di antara orang-orang, lebih dari 10% telah melaporkan migrain. Nyeri kepala pada 15 hari atau lebih setiap bulan mempengaruhi 1,7-4% penduduk dewasa dunia. Meskipun variasi regional, gangguan nyeri kepala adalah masalah seluruh dunia, mempengaruhi orang dari segala usia, ras, tingkat pendapatan, dan wilayah geografis (WHO, 2012).

  Prevalensi nyeri kepala seumur hidup lebih dari 90 % . Prevalensi nyeri kepala migrain adalah 18,2 % di kalangan perempuan dan 6,5 % pada laki-laki (Bano , Chaudhary & Ashfaq, 2011). Nyeri kepala didefinisikan sebagai rasa nyeri yang timbul dari kepala atau leher bagian atas tubuh. Rasa nyeri berasal dari jaringan dan struktur yang mengelilingi otak karena otak itu sendiri tidak memiliki saraf yang menimbulkan sensasi nyeri (Marks, 2013). Keluhan ini harus direspon oleh praktisi klinis keperawatan. Tindakan keperawatan yang disarankan untuk mengatasi rasa nyeri adalah dengan manajemen nyeri (Sparks & Taylor, 2011). Salah aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan dengan penggunaan terapi non faramakologis atau terapi komplementer.

  Aromaterapi adalah salah satu jenis terapi komplementer (Pozadski, Alotaibi &Ernst, 2012).

  Aromaterapi didefinisikan sebagai penggunaan terapi minyak esensial, wangi , zat cair yang mudah menguap diambil dari tanaman menggunakan uap atau tekanan (National Cancer Institute, US National Institutes of Health). Penelitian tentang penggunaan minyak aroma terapi pada hipertensi ternyata aroma terapi cukup efektif dalam menurunkan tekanan sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi (Hur et al, 2010). Salah satu jenis aroma terapi yang umum digunakan untuk mengurang nyeri adalah aromaterapi bunga lavender Di penelitian lain, minyak aromaterapi lavender cukup efektif untuk menurunkan nyeri pasien pasca operasi Sectio Caesarea (Hadi & Hanid, 2011).

  Metode kerja inhalasi dengan kapas basah berisi cairan aromaterapi lavender dengan konsentrat 2% yang diletakkan disamping lubang masker oksigen.

  3-8 liter/ menit. Intervensi ini dilakukan kurang lebih 15 menit (Kim et.al, 2006).

  Efek fisiologis dari aroma dapat dibagi menjadi dua jenis: mereka yang bertindak melalui stimulasi sistem saraf dan orang-orang yang bertindak langsung pada organ atau jaringan melalui effector-receptor mekanisme (Hongratanaworakit, 2004).

  Aromaterapi didasarkan pada teori bahwa inhalasi atau penyerapan minyak esensial memicu perubahan dalam sistem limbik , bagian dari otak yang berhubungan dengan memori dan emosi . Pada gilirannya , merangsang respon fisiologis saraf , endokrin atau sistem kekebalan tubuh , yang mempengaruhi denyut jantung , darah tekanan, pernapasan , aktivitas gelombang otak dan pelepasan berbagai hormon di seluruh tubuh. Relaksasi yang ditimbulkan oleh aromaterapi dapat menurunkan nyeri (Hongratanaworakit, 2004).

  Dari pengambilan sampel awal di ruang Wijaya Kusuma RSUD Banyumas, 50% pasien dengan keluhan nyeri kepala masih merasakan nyeri meskipun telah diberi terapi analgetik. Penanganan nyeri kepala di RSUD Banyumas yang dilakukan perawat dalam mengatasi nyeri kepala, umumnya adalah tindakan kolaboratif dengan pemberian analgetik. Manajemen nyeri non faramakologi yang umum dilakukan yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam. Tindakan non farmakologi lain seperti guided imagery, relaksasi otot aromaterapi untuk menurunkan nyeri sampai saat ini belum dilakukan di RSUD Banyumas. Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang pemberian aromaterapi untuk pasien dengan nyeri kepala.

B. Perumusan Masalah

  Penggunaan terapi nonfarmakologi dalam menangani pasien nyeri kepala bisa dilakukan oleh perawat dalam rangka menurunkan rasa nyeri pada pasien.

  Aromaterapi merupakan salah satu pilihan terapi nonfarmakologi. Beberapa penelitian menunjukan aromaterapi cukup signifikan untuk mengobati pasien hipertensi, pasien pasca operasi Sectio Caesarea (Hadi & Hanid), tetapi belum ada yang meneliti tentang penggunaan aromaterapi untuk pasien nyeri kepala.

  . Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian “ Apakah pemberian aromaterapi lavender mempunyai pengaruh menurunkan skala nyeri pada pasien nyeri kepala?” C.

   Tujuan Penelitian a.

  Tujuan Umum.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lavender pada pasien nyeri kepala.

  b.

  Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.

  Mengetahui karakeristik pasien berdasarkan usia pasien, jenis kelamin Mengetahui skala nyeri pasien sebelum dilakukan tindakan pemberian aromaterapi lavender

  3. Mengetahui skala nyeri pasien setelah dilakukan tindakan pemberian aromaterapi lavender

4. Menganalisis pengaruh aromaterapi lavender pada pasien nyeri kepala

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.

  Bagi peneliti Menambah dan memperluas khasanah ilmu keperawatan khususnya keperawatan tentang penggunaan terapi nonfarmakologi.

  2. Bagi petugas kesehatan Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan tentang alternatif manajemen nyeri non farmakologi.

  3. Bagi instansi terkait Diharapkan dapat berguna untuk memajukan riset keperawatan yang merupakan dasar penelitian lebih lanjut tentang topik yang terkait

E. Keaslian Penelitian 1.

  Hadi & Hanid (2011) melakukan penelitian yang berjudul “ Lavender Essence for Post Cesarean pain”, tujuan penelitian adalah mengevaluasi dampak dari esensi lavender pada nyeri post SC.

  Sampel yang digunakan berjumlah 100 untuk masing - masing kelompok perlakuan dan intervensi. Dengan menggunakan masker analgesic. Pengukuran didokumentasikan dengan mwnggunakan VAS dalam waktu setengah jam, 8 jam dan 16 jam. Rata-rata VAS menurun secara signifikan sebesar 16 jam setelah intervensi pertama pada kedua kelompok ( p < 0,001). Sebagai kesimpulan , aromaterapi dengan menggunakan esensi lavender adalah terapi komplementer yang sukses dan aman dalam mengurangi nyeri setelah operasi Sectiocesarean.

  a.

  Perbedaan Hadi & Hanid (2011) melakukan penelitian tentang pemberian aromaterapi lavender pada pasien post SC dengan dokumentasi setengah jam. 8 jam dan 16 jam dengan pemberian aromaterapi selama 3 menit setelah pemberian analgesik, sedangkan penelitian yang akan diteliti adalah aromaterapi pada pasien nyeri kepala dengan pengukuran sebelum intervensi dan setelah intervensi dalam waktu 30 menit.

  b.

  Persamaan Sama-sama meneliti tentang manfaat aromaterapi lavender.

  2. Hur et.al (2010) melakukan penelitian tentang efek aromaterapi pada pasien hipertensi. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk secara sistematis meninjau bukti efektivitas aromaterapi dalam pengobatan tekanan darah tinggi . Metode dengan duabelas database elektronik dikaji dari awal mereka hingga Desember 2009. Percobaan pengujian terapi darah sesuai klinis hipertensi . Pemilihan studi , ekstraksi data dan validasi dilakukan secara independen oleh dua pengulas. Hasil yang diperoleh salah satu uji klinis acak ( RCT ) dan empat uji klinis terkontrol non - acak ( CCT ) memenuhi kriteria inklusi kami. Pada uji klinis RCT , efek aromaterapi dibandingkan dengan plasebo menunjukkan penurunan yang signifikan dari tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik . Semua dari empat CCT menunjukkan efek menguntungkan dari aromaterapi a.

  Perbedaan Hur et.al (2010) melakukan review efek araomaterapi pada pasien hipertensi dengan metode pengumpulan data dengan database elektronik dari Medline, CINAHL, EMBASE, PsycInfo, The Cochrane Library 2009 (Issue 4), 6 Korean Medical yang dikumpulkan sampai desember 2009, sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini, cara pengumpulan data adalah hasil intervensi pemberian aromaterapi lavender secara langsung pada responden bukan hasil review.

  b.

  Persamaan Sama sama meneliti tentang pengaruh aromaterapi