HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA SUPIR TAKSI BERBASIS KONVENSIONAL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN
KOMITMEN ORGANISASI PADA SUPIR TAKSI BERBASIS
KONVENSIONAL
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :
Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas
139114123

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku”
Filipi 4:13

“Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang”
Amsal 23:18

“Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil”


(Unknown)

“Setiap orang mempunyai zona waktunya masing-masing, mungkin bukan
sekarang atau besok atau lusa. Percaya semuanya akan dijadikanNYA
indah pada waktunya”
(Unknown)

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus yang tidak pernah sedikitpun meninggalkanku selama proses
pembuatan karya ini. Tuhan Yesus yang selalu memberi harapan, kesehatan,
kelancaran dalam setiap langkahku untuk menyelesaikan karya ini.

Mama Suyanti yang sudah bahagia di surga bersama Bapa , Mama yang selalu
memotivasiku dan pengingat untuk tidak pernah menyerah.

Gervasius Damario Petra Wasiso anakku yang membuatku semangat

menyelesaikan karya ini.

Aloysius Yuni Tri Purnomo suamiku yang tiada hentinya menemaniku disaat
senang ataupun susah untuk menyelesaikan karya ini.

Papa, Adik, dan sahabat terkasihku yang selalu memberikan energi positif
disaat mulai menyerah.

Semua mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi sekaligus menjadi ibu
untuk anaknya.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN KOMITMEN

ORGANISASI PADA SUPIR TAKSI KONVENSIONAL

Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Adversity Quotient dan
komitmen organisasi pada Supir Taksi Berbasis Konvensioal. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah ada hubungan positif signifikan antara Adversity Quotient dan komitmen
organisasi pada Supir Taksi Berbasis Konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan metode analisis korelasi two tailed menggunakan program SPSS for Windows 22. Alat
ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Adversity Quotient dan skala komitmen
organisasi. Skala Adversity Quotient memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,816 dan skala
komitmen organisasi memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,772. Penelitian ini tidak memenuhi
uji asumsi karena data penelitian tidak linier sebesar (0,070, p>0,05). Namun, penelitian ini
menggunakan analisis data tambahan. Teknik analisis data tambahan menggunakan uji korelasi
Spearman’s Rho antar dimensi Adversity Quotient dan aspek komitmen organisasi karena sebaran
data bersifat tidak normal. Hasil analisis tambahan penelitian ini adalah dimensi daya tahan pada
Adversity Quotient berkorelasi tetapi lemah dengan aspek afektif pada komitmen organisasi (r=
0,28). Selain itu, dimensi daya tahan pada Adversity Quotient berkorelasi tetapi lemah dengan
aspek normatif pada komitmen organisasi (r= 0,23).


Kata Kunci : adversity quotient, komitmen organisasi, supir taksi berbasis konvensional.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

CORRELATION BETWEEN ADVERSITY QUOTIENT AND
ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN CONVENTIONAL TAXI
DRIVER

Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas

ABSTRACT
This research was aimed to determine the correlation between Adversity Quotient and
organizational commitment in conventional taxi driver. The hypothesis in this research was there
is a positive and significant correlation between Adversity Quotient and organizational
commitment in conventional taxi driver. This research use quantitative method with two-tailed
correlation analysis method using SPSS for Windows 22. The Data collecting measurement used
on this research was Adversity Quotient scale and organizational commitment scale. The

Adversity Quotient scale alpha cronbach reliability coefficient was 0,816, and organizational
commitment scale alpha cronbach reliability coefficient was 0,772. This research doesn’t fulfill the
assumption test because the data was not linear (0,070, p>0,05). However, this research use
Spearman’s Rho correlation as additional data analysis between each of Adversity Quotient
dimension and aspect of organizational commitment. The result of the additional data analysis was
the endurance dimension of Adversity Quotient had low correlation with affective aspect of
organizational commitment (r=0,28). This additional data analysis also found that endurance
dimension of Adversity Quotient had low correlation with normative aspect of organizational
commitment (r=0,23).

Keywords: adversity quotient, organizational commitment, conventional taxi driver.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas yang telah memberikan berkatnya sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui adanya
hubungan positif signifikan antara Adversity Quotient dan komitmen organisasi
pada Supir Taksi Berbasis Konvensional. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu, membimbing,
serta mendoakan saat proses penyelesaian karya ini. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1.

Tuhan Yesus yang menjadi kekuatan dan penolong dalam proses penulisan
skripsi ini.

2.

Ibu Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.

3.


Ibu Monica Eviandaru M., M. Psych., Ph.D., Ketua Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4.

Ibu Passchedona Henrietta Puji Dwi Astuti Dian Sabati S.Psi., M.A.selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah mendampingi, membimbing dengan
sabar, dan memberi masukan dengan penuh empati dalam proses penulisan
skripsi. TERIMAKASIH MBAK ETHAK 

5.

Bapak Drs. Hadrianus Wahyudi M.si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dukungan selama menjalani
masa studi.

6.

Seluruh karyawan dan staff di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.


x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7.

Mama Suyanti yang sudah bahagia bersama Bapa di surga yang selalu
membuatku tidak pernah menyerah dengan kesulitan apapun demi anak.
Terimakasih mama sudah memberikan segala apa yang mama punya untuk
kuliah ini.

8.

Anakku Mario yang selalu memotivasi aku untuk menyelesaikan karya ini
tanpa mengeluh. Love u so much!

9.

Suamiku Luis yang selalu setia mendampingi dan mendorongku dikala
menemui kesulitan. I Love u pa! Terimakasih pa.


10. Sahabatku Kevin Irwanto yang mendampingi dari awal sampai akhir karya ini
diselesaikan. Terimakasih sudah mau meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan
uang untuk membantuku.
11. Keluargaku Shinta, Papa Heri, Pakde Yudi, Mbak Warti, Mbah Giman, Ibu
mertua, Bapak mertua, Mbak Lani, Mbak Meli yang selalu menyemangati,
menasehati, dan mendoakanku tiada henti. Terimakasih semuanya.
12. Sahabatku Elizabeth, Adininta, Redita, Sofia, Sekar, Caca, Chila, mbak Reka,
mas Bimo, mas Edo. Terimkasih kalian sudah memberiku dukungan yang
luar biasa, tempatku berbagi kesedihan, kebahagiaan, tempat curhat dan
selalu perhatian denganku.
13. Seluruh supir taksi yang menjadi responden dalam penelitian ini dan yang
membantu menyebarkan skala. Terutama mas Pardi, terimakasih waktunya
dalam meluangkan waktu untuk mengisi dan menyebarkan skala. Skripsi
tidak akan selesai tanpa kalian.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


14. Untuk semua wanita disekelilingku yang sudah menjadi seorang ibu.
Terutama mahasiswi yang sekaligus menjadi ibu. Terimakasih sudah
menginspirasiku, menjadi contoh betapa harus kuatnya seorang ibu karena
anaknya, pintar membagi waktu dan panjang sabar.
15. Untuk semua orangtua yang sedang berjuang untuk anaknya dalam
keterbatasannya. Keteguhan dan ketelusan orangtua untuk menjamin masa
depan anaknya menjadi teladan bagiku.

Yogyakarta, 15 Desember 2018
Penulis,
Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................. ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 9
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 9
BAB II DASAR TEORI ...................................................................................... 11
xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Komitmen Organisasi................................................................................ 11
1. Pengertian Komitmen Organisasi ....................................................... 11
2. Dimensi Komitmen Organisasi ........................................................... 13
3. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi ............................ 16
B. Adversity Quotient ..................................................................................... 17
1. Pengertian Adversity Quotient ............................................................ 17
2. Dimensi Adversity Quotient ................................................................ 19
3. Tiga Tingkat Kesulitan pada Adversity Quotient ............................... 23
4. Manfaat Adversity Quotient ............................................................... 25
C. Supir Taksi Berbasis Konvensional ......................................................... 28
D. Dinamika Adversity Quotient dengan Komitmen Organisasi pada
Supir Taksi Berbasis Konvensional .......................................................... 31
E. Skema Penelitian ...................................................................................... 34
F. Hipotesis ................................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 36
B. Identifikasi Varabel Penelitian ................................................................. 36
C. Definisi Operasional.................................................................................. 36
1. Adversity Quotient ............................................................................... 36
2. Komitmen Organisasi ......................................................................... 37
D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 37
E. Metode dan Pengumpulan Data ................................................................ 38
1. Adversity Quotient .............................................................................. 38
xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Komitmen Organisasi ......................................................................... 39
F. Vaiditas dan Realibilitas .......................................................................... 41
1. Validitas ............................................................................................. 41
2. Seleksi Item ........................................................................................ 42
a. Skala Adversity Quotient .............................................................. 44
b. Skala Komitmen Organisasi ......................................................... 45
3. Realibilitas ......................................................................................... 45
G. Analisis Data ............................................................................................ 47
1. Uji Asumsi ......................................................................................... 47
a. Uji Normalitas .............................................................................. 47
b. Uji Linearitas ................................................................................ 47
2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 49
B. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................................... 49
C. Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 51
D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 54
1. Uji Asumsi ......................................................................................... 54
a. Uji Normalitas .............................................................................. 54
b. Uji Linearitas ................................................................................ 56
2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 57
E. Analisis Data Tambahan .......................................................................... 57
F. Pembahasan .............................................................................................. 76
xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 82
A. Kesimpulan ............................................................................................... 82
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 82
C. Saran ......................................................................................................... 82
1. Bagi Subjek Penelitian ....................................................................... 82
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 90

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sebaran Item Skala Adversity Quotient .................................................. 39
Tabel 2. Skor Respon Pada Variabel Adversity Quotient .................................... 40
Tabel 3. Sebaran Item Skala Komitmen Organisasi ............................................. 40
Tabel 4. Skor Respon Pada Variabel Komitmen Organisasi ................................ 41
Tabel 5. Sebaran Item Skala Adversity Quotient Setelah Seleksi Item ................. 44
Tabel 6. Sebaran Item Skala Komitmen Organisasi Setelah Seleksi Item ............ 45
Tabel 7. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ............................................................ 50
Tabel 8. Deskripsi Usia Subjek ............................................................................ 50
Tabel 9. Deskripsi Data Empirik Adversity Quotient............................................ 52
Tabel 10. Deskripsi Data Empirik Komitmen Organisasi .................................... 53
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Adversity Quotient .............................................. 55
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Komitmen Organisasi ......................................... 55
Tabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56
Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient .. 58
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Aspek Afektif dan Komtmen Organisasi ........... 58
Tabel 16. Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient
terhadap Aspek Afektif dari Komitmen Organisasi ............................ 59
Tabel 17. Hasil Uji Korelasi Sperman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari
Adversity Quotient terhadap Aspek Afektif dari Komitmen
Organisasi ............................................................................................ 60
Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient ... 60
Tabel 19. Hasil Uji Normalitas Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ...... 61
xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 20. Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient
terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ......................... 62
Tabel 21. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari
Adversity Quotient terhadap Aspek Normatif dari Komitmen
Organisasi ............................................................................................ 63
Tabel 22. Hasil Uji Normalitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient ..... 63
Tabel 23. Hasil Uji Normalitas Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ...... 64
Tabel 24. Hasil Uji Linearitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient
terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ......................... 65
Tabel 25. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Jangkauan dari Adversity
Quotient terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi .......... 66
Tabel 26. Kategori Komitmen Organisasi pada Supir Taksi Berbasis
Konvensional ........................................................................................ 67
Tabel 27. Kategori Dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi pada Supir
Taksi Berbasis Konvensional ............................................................... 68
Tabel 28. Kategori Dimensi Kontinum dari Komitmen Organisasi pada
Supir Taksi Berbasis Konvensional ...................................................... 69
Tabel 29. Kategori Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi pada
Supir Taksi Berbasis Konvensional ...................................................... 70
Tabel 30. Kategori Adversity Quotient pada Supir Taksi Berbasis
Konvensional ........................................................................................ 71
Tabel 31. Kategori Dimensi Kendali dari Adversity Quotient pada Supir
Taksi Berbasis Konvensional ............................................................... 72
xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 32. Kategori Dimensi Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity
Quotient pada Supir Taksi Berbasis Konvensional .............................. 73
Tabel 33. Kategori Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient pada Supir
Taksi Berbasis Konvensional ............................................................... 74
Tabel 34. Kategori Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient pada
Supir Taksi Berbasis Konvensional ...................................................... 75

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Scatterplot Hubungan antara Adversity Quotient dan Komitmen
Organisasi ..........................................................................................123

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Penelitian ................................................................................ 91
Lampiran 2. Reliabilitas Skala Adversity Quotient dan Skala Komitmen
Organisasi ........................................................................................ 102
Lampiran 3. Hasil uji Mean Teoritik dan Mean Empirik ..................................... 107
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas Adversity Quotient dan Komitmen
Organisasi ....................................................................................... 110
Lampiran 5. Hasil Uji Linearitas ........................................................................... 112
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Analisis Data Tambahan ................................ 114
Lampiran 7. Hasil Uji Linearitas Analisis Data Tambahan .................................. 116
Lampiran 8. Hasil Uji Korelasi Analisis Data Tambahan ................................... 119
Lampiran 9. Gambar ............................................................................................ 122

xxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu dampak dari perkembangan tekonologi yang semakin canggih
terlihat dari munculnya layanan transportasi umum berbasis online ini mulai
masuk di Indonesia sejak tahun 2014. Go-Jek merupakan aplikasi pertama yang
memprakarsai layanan transportasi umum berbasis online yang diikuti dengan
adanya aplikasi Grab dan Uber (Pratama, 2017). Gejolak adanya layanan
transportasi umum berbasis online ini membuat semakin ketatnya persaingan antar
perusahaan transportasi di Indonesia.
Persaingan ini semakin memanas saat adanya taksi-taksi berbasis aplikasi
online yang terjun dalam industri jasa layanan transportasi umum (Agustian,
2017). Kehadiran taksi berbasis aplikasi online ini sudah mencapai 11.000 armada
dan mengancam keberadaan perusahaan taksi berbasis konvensional. Padahal
persaingan pada perusahaan penyedia jasa transportasi taksi berbasis konvensional
sendiri sudah sangat terlihat. Ketua DPD Organda Daerah Istimewa Yogyakarta
mengatakan bahwa jumlah armada taksi berbasis konvensional yang beroperasi di
Yogyakarta sudah sebanyak 1.025 dengan 20 perusahaan taksi berbasis
konvensional (Widiyanto, 2018).
PT. Express Transindo Utama Tbk. mencatat kerugian perusahaan taksi
berbasis konvensional ini mencapai Rp. 81.805 miliar pada tahun 2016
(Mohammad, 2016). Sedangkan, kerugian juga dialami perusahaan taksi berbasis
konvensional di Yogyakarta yang ditunjukkan dengan menurunnya pendapatan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

operasional taksi. Data pendapatan operasional taksi berbasis konvensional di
Yogyakarta menurun dari 330 juta rupiah pada tahun 2016 menjadi 150 juta
rupiah pada tahun 2018 (Razak, 2019). Salah satu penyebab kerugian perusahaan
taksi berbasis konvensional berasal dari turunnya jumlah setoran uang dari supir
taksi berbasis konvensional di Yogyakarta. Hal ini dipertegas oleh pernyataan
Alex Bendahara Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY, yang melaporkan
bahwa supir taksi berbasis konvensional yang biasanya dapat menyetorkan uang
sebanyak Rp.275.000 sekarang hanya Rp.110.000 bahkan Rp.100.000 dengan
rentang waktu kerja selama sehari semalam (Saraswati, 2019).
Selain itu, supir taksi berbasis konvensional juga merasa dirugikan dengan
adanya taksi berbasis aplikasi online karena menggunakan kendaraan pribadi.
Penggunaan kendaraan pribadi ini menyebabkan tarifnya lebih murah karena tidak
menanggung biaya pajak sebagai kendaraan umum yang dibebankan kepada
konsumen (Sabadar, 2017). Akibat adanya kerugian-kerugian yang dirasakan oleh
supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta, mereka melakukan aksi demo
menolak adanya taksi berbasis online di Yogyakarta. Alex Bendahara Organisasi
Angkutan Darat (Organda) DIY juga menyatakan bahwa tujuan aksi ini agar
mengontrol jumlah taksi berbasis online di Yogyakarta yang jumlahnya semakin
banyak sehingga perusahaan taksi berbasis konvensional tetap hidup (Saraswati,
2019).
Ditengah situasi yang mendesak supir taksi berbasis konvensional ini,
terdapat supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta yang enggan beralih
menjadi supir taksi berbasis aplikasi online. Hal ini dibuktikan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

wawancara terhadap beberapa supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta
yakni J dan D yang menyatakan bahwa mereka tidak mau beralih menjadi supir
taksi berbasis aplikasi online (Zamzami, 2016). Sikap supir taksi berbasis
konvensional di Yogayakarta yang memilih enggan beralih bekerja dari taksi
berbasis konvensional ke taksi berbasis online ini karena mereka mempunyai
alasan tertentu. Hal ini dibuktikan melalui wawancara yang dilakukan pada
tanggal 15 Maret 2017 di Hartono Mall Yogyakarta dengan beberapa supir taksi
berbasis konvensional berisinial H, W, N, J, K.
Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa supir taksi berbasis
konvensional enggan beralih disebabkan karena perusahaan taksi berbasis
konvensional di Yogyakarta sangat mempermudah seseorang bergabung menjadi
supir dengan syarat mempunyai pengalaman menyupir dan sim A umum saja.
Selain itu, perusahaan taksi berbasis konvensional di Yogyakarta menyediakan
kendaraan mobil, menyediakan jasa asuransi untuk kerusakan kendaraan mobil,
mendapatkan komisi setiap setoran, mempunyai pelanggan tetap, dan dibantu oleh
operator untuk setiap melakukan pelayanan dengan pelanggan. Sedangkan hasil
wawancara yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2017 di Ambarukma Plaza
Yogyakarta dengan supir taksi berbasis online, mereka harus menyediakan
kendaraan mobil dengan kriteria keluaran terbaru minimal tahun 2012, tidak
mendapat bantuan operator untuk melakukan pelayanan dengan pelanggan, dan
mendapatkan bonus saat mencapai point tertentu saja.
Keengganan seseorang untuk beralih ke perusahaan lain atau keinginan
seseorang untuk bertahan dalam suatu perusahaan disebut dengan komitmen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

organisasi. Meyer & Allen (1997) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai
kondisi psikologis yang menunjukkan adanya hubungan antara pegawai dengan
organisasi dan mempengaruhi keputusan pegawai untuk tetap menjadi anggota
organisasi. Bathaw & Grant (dalam Sopiah, 2008) menyatakan komitmen
organisasi

sebagai

keinginan

karyawan

untuk

tetap

mempertahankan

keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia melakukan usaha yang tinggi demi
pencapaian tujuan organisasi. Hal ini sejalan dengan definisi dari Robbins dan
Judge (2017) yang mendefinisikan bahwa komitmen organisasi merupakan sejauh
mana seorang karyawan mengidentifikasikan diri dengan organisasi tertentu
dengan tujuan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam suatu organisasi.
Meyer dan Allen (1997) menjelaskan bahwa terdapat tiga dimensi yang
dapat membentuk komitmen organisasi yaitu komitmen afektif, komitmen
kontinum dan komitmen normatif. Komitmen afektif berkaitan dengan kelekatan
emosi

karyawan

terhadap

organisasi,

mengidentifikasikan

dirinya,

dan

menunjukkan keikutsertaan mereka terhadap organisasi. Karyawan yang memiliki
komitmen afektif yang tinggi cenderung untuk menlanjutkan pekerjaannya dengan
organisasi karena mereka menginginkan hal tersebut. Mereka akan merasa
bahagia ketika bekerja, menikmati pekerjaan, terikat secara emosional, dan
merasa terikat dan menjadi bagian dalam perusahaan.
Komitmen kontinum berkaitan dengan kesadaran yang dimiliki karyawan
mengenai kerugian yang akan dihadapi apabila mereka meninggalkan organisasi.
Karyawan yang memiliki komitmen kontinum yang tinggi akan mempertahankan
komitmen tersebut karena mereka akan mengalami kerugian jika meninggalkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

perusahaan, mendapatkan fasilitas dari perusahaan, dan belum tentu akan
mendapatkan perusahaan yang lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti terhadap supir taksi berbasis konvensional, dapat disimpulkan
bahwa supir taksi berbasis konvensional ketika meninggalkan perusahaan tidak
akan mendapatkan pemasukan komisi yang pasti didapat saat bekerja. Selain itu,
supir taksi berbasis konvensional belum tentu mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik dari supir taksi, karena hanya memiliki keterampilan menyupir dan sim A
saja. Hal ini menyebabkan supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta
memiliki komitmen kontinum yang tinggi sehingga tetap bertahan didalam
perusahaan taksi berbasis konvensional di Yogyakarta. Komitmen normatif
berkaitan dengan perasaan mengenai kewajiban untuk tetap melanjutkan
pekerjaan mereka. Karyawan yang memiliki komitmen normatif tinggi cenderung
merasa bahwa mereka harus tetap bersama dengan organisasi dan memiliki
loyalitas terhadap perusahaan.
Komitmen organisasi memiliki beberapa dampak positif bagi perusahaan.
Menurut Riggio (2008) seseorang yang mempunyai komitmen tinggi akan
menunjukkan tingkat absen dan turnover rendah dan sikap pegawai yang positif
terhadap pekerjaan dan organisasinya. Fitriastuti (2013) menunjukkan bahwa
komitmen organisasi yang tinggi menunjukkan performansi kerja yang optimal,
sehingga dapat memberikan kontribusi kepada organisasinya. Kontribusi tersebut
berupa pegawai akan tetap menjadi anggota organisasi dengan terus meningkatkan
performasi kerjanya dengan tujuan untuk kemajuan organisasi. Selain itu,
komitmen yang tinggi memunculkan perilaku kerjasama antar karyawan dan sifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

sosial karyawan, sehingga menambah kekompakan dan kenyamanan dalam
bekerja (Pareke, 2004).
Penelitian Mathieu dan Zajac (1990) bertujuan untuk mengkaji hasil
penelitian secara empirik tentang anteseden, korelasi dan dampak komitmen
organisasi menggunakan metode meta-analisis. Penelitian Mathieu dan Zajac
(1990) ini menyatakan bahwa terdapat empat anteseden komitmen organisasi.
Salah satu anteseden komitmen organisasi tersebut yaitu karakteristik pekerjaan.
Karakteristik ini menjelaskan adanya hubungan positif antara komitmen
organisasi dengan tantangan atau kesulitan kerja. Tantangan kerja penting untuk
dihadapi karena memicu karyawan memiliki karakteristik rasa ingin tahu,
berkompeten dan jeli terhadap permasalahan.
Karyawan yang memiliki karakteristik tersebut akan berfokus pada
penyelesaian masalah sehingga karyawan akan melihat bahwa tantangan kerja
merupakan kesempatan untuk memiliki kemampuan baru dan berkembang dengan
menunjukkan kemampuan baru tersebut dalam menghadapi permasalahan serta
bertahan di dalam perusahaan (Broeck et all, 2010). Sedangkan, karyawan yang
tidak mampu menghadapi tantangan kerja akan cenderung kehilangan kesempatan
untuk memiliki kemampuan dan berkembang karena karyawan memandang
tantangan kerja sebagai penghambat dalam bekerja sehingga karyawan merasa
kelelahan dan burnout akan pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa komitmen
organisasi seseorang dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menghadapi
tantangan atau kesulitan di tempat kerja. Menurut Stoltz (2007) Tantangan atau
kesulitan terdiri dari tiga tingkatan yaitu tantangan atau kesulitan di masyarakat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

tempat kerja dan individu. Kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
menghadapi tantangan atau kesulitan di tempat kerja disebut Adversity Quotient.
Adversity quotient adalah kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mengatasi dan menghadapi kesulitan, sekaligus bagaimana ia
dapat bertahan di tengah kesulitan (Stoltz, 2007). Selain itu, Agustian (2011)
mendefinisikan Adversity Quotient sebagai kecerdasan yang dimiliki seseorang
dalam mengatasi kesulitan dan sanggup bertahan hidup. Contoh dari Adversity
Quotient pada supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta yaitu munculnya
teknologi digital didunia transportasi yang cara pengoperasian aplikasi onlinenya
dianggap sulit untuk dipelajari namun mereka masih sanggup bertahan. Hal ini
didukung dengan masih adanya supir taksi berbasis konvensional yang beroperasi
sebanyak 1.025 taksi serta berupaya untuk membuat aplikasi online dan pelatihan
penggunaan untuk taksi berbasis konvensional.
Seseorang yang memiliki Adversity Quotient tinggi dalam konteks
perusahaan maka ia akan memiliki kepuasan kerja yang tinggi pula, sehingga
tingkat burnout pada karyawan rendah (Robbins, 2002). Selain itu, Adversity
Quotient yang tinggi akan membantu individu memperkuat kemampuan dan
ketahanan kerja karyawan dalam menghadapi permasalahan dan tantangan hidup
sehari- hari dengan memegang prinsip dan impian yang dimiliki tanpa
menghiraukan apapun yang terjadi, sehingga kemungkinan karyawan keluar dari
organisasi tempat ia bekerja bisa diminimalisir (Stoltz, 2007).
Berbeda dengan seseorang yang memiliki Adversity Quotient yang rendah
maka ia akan mempunyai karakteristik sebagai pribadi yang pesimis sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

cenderung melarikan diri dari permasalahan yang ditemui dan berakhir pada
keluarnya karyawan dari perusahaan (Stoltz, 2007). Seseorang dengan Adversity
Quotient yang rendah dalam hal bekerja menunjukkan sedikit ambisi dan
semangat kerja yang minim sehingga keinginan untuk memberikan tenaga dan
tanggungjawab yang lebih tinggi dalam menyokong kesejahteraan dan
keberhasilan tujuan organisasi perusahaan rendah (Steers & Porters, 1983). Selain
itu, seseorang dengan Adversity Quotient yang rendah mempunyai kreativitas
yang sempit sehingga sulit menemukan cara atau metode untuk meraih
kesuksesan yang berdampak turunnya tanggungjawab karyawan mengerjakan halhal diluar tugas (Stoltz,2007). Karakter yang ditunjukkan pekerja dengan
Adversity Quotient yang rendah ini justru menjadi beban perusahaan.
Melihat kelebihan dan kekurangan Adversity Quotient yang berdampak
pada beberapa aspek kehidupan dalam bekerja, maka Adversity Quotient menjadi
hal yang penting untuk dimiliki karyawan. Seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya, Adversity Quotient berperan penting untuk mencapai keberhasilan
tujuan perusahaan. Hal itu menunjukkan bahwa Adversity Quotient yang tinggi
akan membuat seseorang memiliki ketahanan seseorang dalam mengahapi
masalah di suatu perusahaan sehingga enggan beralih ke perusahaan lain (Mathieu
dan Zajac,1990). Keengganan beralih ke perusahaan lain inilah yang menjadi
prinsip utama dari komitmen organisasi (Bathaw & Grant dalam Sopiah, 2008).
Selain itu, penelitian Brickman, Dunkel-Schetter, dan Abbey (1987) menyatakan
bahwa Adversity Quotient sarana pengembangan komitmen dan mendorong
seseorang untuk mencari dan memperoleh dasar untuk berkomitmen. Oleh sebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

itu, penelitian yang dilakukan akan melihat hubungan antara komitmen organisasi
dengan Adversity Quotient pada supir taksi berbasis konvensional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara Adversity Quotient dan
komitmen organisasi pada supir taksi berbasis konvensional ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan Adversity Quotient dan
komitmen organisasi pada supir taksi berbasis konvensional.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memiliki kontribusi dalam menambah wawasan
dalam bidang psikologi industri organisasi terutama tentang Adversity
Quotient dan komitmen organisasi.
2. Manfaat Praktis
2.1. Bagi perusahaan
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan
wawasan sebagai bahan evaluasi permasalahan yang dihadapi pada
perusahaan yang bergerak di bidang jasa, khususnya masalah yang terkait
Adversity Quotient dan komitmen organisasi karyawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

2.2. Bagi subjek penelitian
Dari sudut pandang karyawan, manfaat praktis dari penelitian ini
adalah sebagai dasar untuk melakukan evaluasi dan refleksi diri terkait
dengan Adversity Quotient karyawan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
DASAR TEORI
Dalam bab ini, peneliti akan membahas mengenai variabel komitmen
organisasi dan Adversity Quotient. Kedua variabel tersebut akan dijabarkan mulai
dari definisi, dimensi, faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi dan
manfaat Adveristy Quotient. Kemudian peneliti akan menjelaskan mengenai
dinamika hubungan antara komitmen organisasi dan Adversity Quotient pada supir
taksi berbasis konvensional. Setelah itu, peneliti akan meringkas dari keseluruhan
pembahasan dan menyertakan bagan untuk membantu mempermudah pembaca
memahami isi ringkasan. Terakhir, peneliti menuliskan hipotesis yang akan diuji
pada penelitian ini.
A. Komitmen Organisasi
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai komitmen organisasi yang terdiri
dari pengertian, dimensi, dan faktor dari komitmen organisasi.
1. Pengertian Komitmen Organisasi
Meyer dan Allen (1997) menjelaskan komitmen organisasi
merupakan karakteristik hubungan antara anggota organisasi dengan
organisasinya serta memiliki pengaruh pada keputusan individu untuk
melanjutkan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Pendapat yang
serupa dikemukakan oleh O’Reilly (1986) yang mengatakan bahwa
komitmen karyawan pada organisasi sebagai ikatan psikologis individu
terhadap organisasi yang mencakup keterlibatan kerja, kesetiaan, dan

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

perasaan percaya terhadap nilai-nilai organisasi. Selain itu, Luthans (1995)
juga mendefinisikan komitmen organisasi adalah sebuah sikap mengenai
loyalitas seorang karyawan terhadap organisasi dan hal tersebut
merupakan proses yang berlangsung terus-menerus. Luthans menyatakan
bahwa karyawan yang memiliki komitmen terhadap perusahaannya akan
mempunyai keinginan menuju level keahlian yang lebih tinggi atas nama
organisasi, mempertahankan keanggotaannya, dan memiliki kepercayaan
serta penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Riggio (2008) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai
perasaan dan sikap yang dimiliki pekerja terhadap organisasi secara
keseluruhan. Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Hui dan Lee (2000)
memaparkan bahwa komitmen organisasi mencerminkan sejauh mana
responden merasa setia, peduli, dan bangga pada organisasi yang diikuti.
Selain itu, Robbin dan Judge (2017) mendefinisikan komitmen organisasi
merupakan sejauh mana seorang karyawan mengidentifikasikan diri
dengan organisasi tertentu dengan tujuan untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam suatu organisasi. Komitmen organisasi menurut
Mowday, Steers dan Porter (1982) adalah keinginan anggota organisasi
untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan
bersedia berusaha keras untuk mencapai tujuan organisasi. Kreitner dan
Kinicki (1991) menyatakan bahwa komitmen organisasi sebagai tingkat
dimana individu memihak kepada organisasi dan mengikatkan diri pada
tujuan organisasi. Rogg, Schmidt, Shull dan Schmidt (2000) menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

bahwa komitmen organisasi mengacu pada sejauh mana pegawai akan
mendukung tujuan dan kesejahteraaan organisasi. Wiener (1982)
mengungkapkan bahwa komitmen organisasi di definisikan sebagai
dorongan dari dalam individu untuk melakukan sesuatu agar dapat
menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
komitmen organisasi merupakan ikatan psikologis karyawan terhadap
organisasi yang ditandai dengan menerima tujuan-tujuan organisasi,
adanya kesetiaan serta kepercayaan, dan bersedia mempertahankan
keanggotaannya di dalam organisasi.
2. Dimensi Komitmen Organisasi
Meyer & Allen (1997) menjelaskan bahwa komitmen organisasi
yang terdiri dari dimensi afektif, kontinum dan normatif sebagai ini satu
kesatuan yang utuh atau disebut dengan multidimensi. Meyer & Allen
(1997) membedakan komitmen organisasi menjadi 3 dimensi, yaitu:
a. Komitmen Afektif
Komitmen afektif merupakan keinginan untuk tetap menjadi
anggota organisasi karena keterikatan emosi dan keterlibatan
dengan organisasi

tersebut.

Karyawan

yang

memiliki

komitmen afektif yang tinggi akan mengidentifikasi dirinya
dengan organisasi, menerima tujuan dan nilai- nilai yang
organisasi, dan lebih bersedia untuk mengerahkan usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

ekstra atas nama organisasi (Mowday et al dalam Colquite, Le
Pine & Wesson, 2015). Melalui identifikasi dirinya dengan
organisasi, pegawai

akan melihat keanggotaan organisasi

sebagai penting untuk diri mereka. Komitmen afektif juga
mencerminkan ikatan emosional untuk organisasi, maka secara
natural mempengaruhi ikatan emosional antara rekan kerja
(Mathieu & Zajac dalam Collquite, Le Pine & Wesson,
2015).

Selain itu, komitmen afektif ini ditandai dengan

keyakinan kuat dan penerimaan akan tujuan dan nilai-niai
organisasi, kemauan untuk melakukan usaha

atas nama

organisasi, dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi
bagian dari organisasi (Levy, 2010). Komitmen afektif ini
dapat terbentuk dari pengalaman pegawai di organisasi tersebut
sehingga menghasilkan perasaan yang nyaman dan sesuai
dengan dirinya.
b. Komitmen Kontinum
Keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena
kesadaran

yang berkaitan dengan biaya meninggalkan

organisasi tersebut. Komitmen kontinum terjadi ketika ada
keuntungan terkait dengan tetap tinggal dan biaya yang
terkait dengan meninggalkan organisasi (Kanter

dalam

Collquite, Le Pine & Wesson, 2015). Namun, karyawan
yang

memiliki

komitmen

kontinum

tinggi

dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

menimbulkan kesulitan untuk mengubah organisasi karena
adanya hukuman yang terkait dengan hal mengganti
(Stebbins dalam Collquite, Le Pine & Wesson, 2015).
Salah satu faktor yang meningkatkan komitmen kontinum
adalah jumlah total investasi (dalam hal waktu, tenaga,
energi,

kesempatan dll), dimana pegawai telah dibuat

menguasai peran pekerjaan mereka atau menjalankan tugas
organisasi mereka (Becker dalam Collquite, Le Pine &
Wesson, 2015). Karyawan yang memiliki komitmen
kontinum ini memiliki prinsip “apa yang terbaik untuk saya”
bukan karena rasa tertarik bekerja di organisasi tersebut.
c. Komitmen Normatif
Keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena
adanya suatu perasaan wajib. Komitmen normatif muncul
ketika ada perasaan tetap tinggal adalah hal yang "benar" atau
"moral" untuk dilakukan. Seorang pegawai merasa harus
tetap tinggal dengan atasan mereka saat ini karena penilaian
pribadi yang dikategorikan sebagai rasa benar dan salah. Rasa
benar dan salah ini dikembangkan melalui

pembelajaran

selama

mereka bekerja di dalam perusahaan.

Karyawan

dengan

komitmen normatif yang tinggi akan merasa bahwa

mereka harus tetap berada di organisasi. Komitmen normatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

ini juga dipengaruhi oleh sosialisasi dan budaya yang dimiliki
karyawan.
3. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi
David (dalam Minner, 1997) mengemukakan beberapa faktor yang
mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu :
a. Faktor personal, misalnya jenis kelamin, usia, pengalaman
kerja, tingkat pendidikan, dan kepribadian.
b. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, konflik
peran, tingkat kesulitan, dan tantangan dalam pekerjaan.
Tantangan dalam pekerjaan mempunyai hubungan yang
positif dengan komitmen kerja (Mathieu dan Zajac,1990).
c. Karakteristik struktur, misalnya besar atau kecilnya
organisasi, bentuk organisasi seperti sentralisasi atau
desentralisasi, kehadiran serikat pekerja dan tingkat
pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan.
d. Pengalaman kerja merupakan suatu hal yang sangat
berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada
organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan
karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja tentunya
memiliki tingkat komitmen yang berbeda-beda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

B. Adversity Quotient
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai Adversity Quotient yang terdiri dari
pengertian, dimensi, tingkat kesulitan pada Adversity Quotient dan manfaat
dari Adversity Quotient.
1. Pengertian Adversity Quotient
Stoltz (2000) mengatakan bahwa Adversity Quotient adalah
suatu bentuk kecerdasan yang mengukur kemampuan seseorang
untuk bertahan

dalam kesulitan dan mengatasinya. Adversity

Quotient dapat menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku dalam
situasi sulit, apakah ia dapat mengendalikan situasi, menemukan
sumber permasalahan, mempunyai

rasa memiliki dalam situasi

tersebut, membatasi efek dari kesulitan, dan bagaimana seseorang
tersebut optimis bahwa kesulitan akan segera berakhir (Phoolka &
Kaur, 2012). Adversity Quotient j u g a dapat memprediksi siapa
yang akan berhasil mengatasi kesulitan, dan siapa yang akan gagal
dan menyerah. Adversity Quotient menggabungkan teori ilmiah dan
penerapan di dunia nyata dalam setiap konsepnya, sehingga Adversity
Quotient tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga peralatan
yang secara praktis dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas
pribadi demi tercapainya kesuksesan di berbagai bidang kehidupan
(Stoltz, 2000). Abdilah (2006) juga mengemukakan bahwa Adversity
Quotient adalah kecerdasan mengelola hidup dan mampu melihat
kemalangan menjadi peluang. Markman (2005) menyatakan Adversity

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Quotient adalah pengetahuan tentang ketahanan individu, individu
yang secara maksimal menggunakan kecerdasan ini akan menghasilkan
kesuksesan dalam menghadapi tantangan, baik tantangan besar atau
kecil di dalam kehidupan sehari-hari.
Song dan Woo (2015) mendefinisikan Adversity Quotient
adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan mengatasi kesulitan
yang dialami. Pendapat serupa dikemukakan oleh Selain itu, Hidayat
(2001) mendefiniskan Adversity Quotient

adalah cara individu

merespon dan menjelaskan kesulitan yang dihadapinya. Surekha
(2001) menyatakan bahwa Adversity

Quotient merupakan cara

mengukur seseorang dalam menghadapi dan merespon hambatan yang
muncul dalam kehidupannya.
Berdasarkan
Adversity

Quotient

uraian
adalah

tersebut,
bentuk

dapat

disimpulkan

kecerdasan

yang

bahwa

mengukur

kemampuan seseorang untuk menghadapi dan mengatasi suatu masalah,
sehingga mampu bertahan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

2. Dimensi Adversity Quotient
Stoltz (2000) mengatakan bahwa Adversity Quotient terdiri atas
empat dimensi, yaitu Control, Origin-Ownership, Reach, dan Endurance
(CO2RE):
a. C = Control (Kendali)
Dimensi control ingin mengukur dua hal, yang
pertama

sejauh

mana

seseorang

merasa

mampu

mengendalikan dan mempengaruhi sebuah situasi sulit secara
positif,

yang

kedua

sejauh

mana seseorang mampu

mengendalikan tanggapannya sendiri terhadap sebuah situasi
sulit. Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi
control merasakan kendali yang kuat atas peristiwa-peristiwa
yang buruk. Besarnya pengendalian yang dirasakan akan
membawa individu pada usaha penyelesaian masalah dengan
mengambil sebuah tindakan.

Selain itu, individu yang

memiliki

dimensi

skor

tinggi

pada

control

memiliki

kemampuan untuk bertahan menghadapi kesulitan dan tetap
teguh dalam mencari penyelesaian masalah.
Sebaliknya, individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi control memiliki keyakinan bahwa apapun yang
mereka kerjakan tidak akan merubah keadaan. Individu
yang

kemampuan pengendaliannya rendah sering merasa

tidak berdaya dan berhenti berusaha saat dihadapkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

kesulitan. Mereka juga akan cenderung bereaksi dengan cara
yang

negatif

pada

saat

kesulitan

melanda,

seperti

mengumpat, menghina, bahkan mengucapkan kata-kata yang
kemudian mereka sesali. Hal tersebut dapat terjadi karena
individu yang memiliki skor rendah pada dimensi control
tidak

mampu mengendalikan ataupun merubah reaksi

internal yang ada dalam pikiran mereka sehingga terlepas
begitu saja dalam wujud kata-kata dan tindakan.
b. O2 = Origin-Ownership (Asal-usul dan Pengakuan)
Dimensi origin-ownership ingin mengukur dua hal,
yang pertama sejauh mana seseorang menemukan penyebab
dari suatu kesulitan dengan tepat, yang kedua sejauh mana
seseorang mengakui dan bertanggung jawab atas suatu
kesulitan tanpa mempedulikan penyebabnya. Individu yang
memiliki skor tinggi pada dimensi origin-ownership mampu
memandang perasaan bersalah sebagai sebuah umpan balik
untuk melakukan perbaikan. Rasa bersalah yang sewajarnya
akan menggugah mereka untuk belajar dari kesalahan untuk
menghindari kesalahan yang sama terulang lagi. Selain itu,
individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi originownership akan menghindarkan diri dari sikap menyalahkan
orang lain, mengambil tindakan bertanggung jawab tanpa
mempedulikan penyebabnya, dan tetap menghadapi masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

dengan berpikir positif.
Individu yang memiliki skor rendah pada dimensi
origin-ownership cenderung tidak mampu menimpakan suatu
kesalahan pada tempat yang semestinya. T