BAB 6 SAFEGUARD SOSIAL LINGKUNGAN - DOCRPIJM a9527ff9bf BAB VIBab 6
BAB 6
SAFEGUARD SOSIA
LINGKUNGAN
BAB VI
SAFEGUARD SOSIAL & LINGKUNGA
6.1. Arahan Umum
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua ben
makhluk
hidup,
termasuk
di
dalamnya
manusia
dan
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan m
hidup lainnya (UU. No. 23/1997). Lingkungan hidup dalam peng
mengenal batas wilayah baik wilayah negara maupun wilayah admi
lingkungan hidup dikaitkan dengan pengelolaannya maka haru
wewenang pengelolaan tersebut.
Pembangunan diperlukan untuk mengatasi banyak pe
masalah lingkungan, namun pengalaman menunjukkan, pembang
mempunyai dampak negatif. Dengan adanya dampak nega
diwaspada. Pada suatu pihak kita tidak boleh takut untuk me
karena
tanpa
pembangunan
memperhitungkan
sekecilkecilnya.
dampak
kita
pasti
ambruk.
negatif
dan
berusaha
Pembangunan
harus
berwawasan
Pada
la
untuk
lingkung
diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampa
pembangunan itu. Dengan pembangunan berwawasan lingkunga
berkelanjutan. Salah satu cara adalah dengan menerapkan safeguard
Safeguard terhadap program dan kegiatan yang berhub
Cipta Karya adalah bertujuan untuk mencapai kondisi masyar
sejahtera dalam lingkungan yang sehat, bebas dari pencemaran
Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (muni
stakeholder perlu menyepakati isi kerangka Safeguard L
yang disusun. Disamping itu kerangka safeguard juga
dilaksanakan bersama oleh stakeholder yang bersangku
kalangan pernerintah daerah saja, namun juga dari DPRD,
dan warga kota lainnya;
b. Agar pelaksanaan kerangka safeguard dapat dilakukan s
diperlukan penguatan kapasitas lembaga pelaksana. Fokus p
mencakup kemampuan fasilitasi, penciptaan arena mul
pengetahuan teknis dari pihak-pihak terkait;
c. Kerangka safeguard harus dirancang sesederhana mungkin,
jelas kaitannya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat dijala
dalam kerangka proyek;
d. Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin bahwa
infrastruktur tidak membiayai investasi apapun yang dapat me
negatif yang serius yang tidak dapat diperbaiki/dipulihkan.
negatif maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi yang d
dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan, persi
pelaksanaannya;
e. Diharapkan RPIJM tidak membiayai kegiatan investasi yang k
tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard
secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP
People) warga terasing dan rentan (IVP - Isolated and Vuln
warga yang terkena dampak pemindahan (DP - displaced
memadai;
f.
Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan ba
diperlukan tahap-tahap sebagai berikut :
g. Setiap keputusan, laporan, dan draft perencanaan final yan
kerangka safeguard harus dikonsultasikan dan didisemina
terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak. W
terkena dampak, harus mendapat kesempatan untuk ikut me
dan menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas renc
berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif atau tidak diing
6.2. Komponen Safeguard
Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai da
investasi infrastruktur, komponen safeguard RPIJM infrastruktur b
terdiri dari 2 komponen yakni :
1. Safeguard Lingkungan
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawas
dengan mematuhi dan melaksanakan amanat peraturan
dimana setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang mem
penting terhadap lingkungan, maka wajib menyusun dok
berupa AMDAL, UKL-UPL dan Audit Lingkungan.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu pelaksana
melakukan evaluasi secara sistematik dalam penangana
pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan, promo
dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik denga
dampak ;
2. Safeguard Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu pelaksana
melakukan evaluasi secara sistematik dalam panangana
direncanakan. Dalam pendugaan dampak kita harus melakukan 2 (du
a. Pendugaan kondisi lingkungan pada waktu t “tanpa proyek”, ya
b. Pendugaan kondisi lingkungan pada waktu t “dengan proyek
Dampak yang ingin kita lakukan pendugaan adalah Qdp - Qtp.
Pendugaan
Qdp dan
Qtp dilakukan dengan mengguna
lingkungan yang diduga akan mengalami dampak penting. Garis b
dampak dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. 1. Garis Besar Proses Pendugaan Damp
Langkah
1 Tentukan lingkungan yang akan
dibuat modelnya; uraikan
karakteristik utama lingkungan
tersebut dan dampak yang akan
diduga
2 Pilih metode pendugaan yang
sesuai :
Keteran
1 Gunakan uraian proyek
dan pelingkupan sebag
data dasar minimum y
metode yang sesuai unt
masing-masing jenis da
2
Pemilihan dilakukan unt
dampak :
a. Metode Informasi
a Pilih seorang atau b
dan beri keterangan
permasalahan
b. Metode Cepat
b Pilih modal yang ada
c. Metode Model Matematik
c
d. Metode Model Fisik
d Pilih model fisik yang
model khusus
e. Metode Eksperimental
e Pilih jenis dan ranca
eksperimenyang ses
gunakan eksperimen
Pilih model yang ada
hoc
4 Uji validasi metode
4 Pada metode informasi,
pakar untuk menerangk
mereka peroleh (peng
dengan kejadian yang s
konsepsi, model matem
hasil dengan observas
lapangan.
5
Sempurnakan model dan lakukan
revalidasi
5 Lakukan uji ulang
6
Gunakan metode untuk ekstra
pendugaan dampak
6 Duga dampak dengan m
hasil yang didapat dari m
7 Uraikan arti hasil dalam
lingkungan proyek; sebu
karena penyederhanaan
dibandingkan dengan ke
7 Beri interpretasi pada pendugaan
Sumber : Environmental Resources Limited, 1984
Agar pengumpulan data dapat efektif, maka pengumpulan
dengan didasarkan kepada :
a. Dampak penting yang telah diidentifikasi dalam pelingkupan
b. Model pendugaan masing-masing dampak penting itu.
Metoda
untuk
seluruh
program
investasi
infrastruktu
Umum/Cipta Karya yang diusulkan didasarkan pada prinsip-prinsip se
1.
Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencan
proyek, dirumuskan dalam bentuk :
Analisis mengenai Dampak lingkungan atau AMDAL
Lingkungan-ANDAL
dikombinasikan
dengan
R
Lingkungan-RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan-
3.
Sejauh mungkin, sub-proyek harus menghindari atau mem
negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut,
dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaks
proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak n
terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat di
rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus harus
AMDAL atau UKL-UPL;
6.4. Pemilihan Alternatif
Pemilihan alternatif terhadap prosedur pelaksanaan AMDA
kegiatan utama, yakni : pentapisan awal sub-proyek sesuai dengan
persyaratan safeguard, evaluasi dampak lingkungan; pengkl
dampak lingkungan dari sub-proyek yang diusulkan, perumusan do
atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL), pelaksana
pelaksanaan.
Tabel 6. 2. Kategori Subproyek menurut Dampak Ling
Kategori
Dampak
Sub-proyek dapat mengakibatkan dampak lingkun
yang buruk (besar dan penting), berkaitan den
A
kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulk
upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan
Sub-proyek
dengan
ukuran
dan
volume
Catatan:
ANDAL
: Analisis Dampak Lingkungan
RPL
: Rencana Pemantauan Lingkungan
UKL
: Upaya Pengelolaan Lingkungan
UPL
: Upaya Pemantauan Lingkungan
6.5. Rencana Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkunga
6.5.1. Pemrakarsa Kegiatan
Pemrakarsa Kegiatan adalah perumus dan pelaksana RP
unit
teknis
pelaksana
proyek.
Pemrakarsa
kegiatan
berta
melaksanakan :
1. Perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL ata
melaksanakan serta melakukan pemantauan pelaksanaann
Bapedalda dapat membantu pemrakarsa kegiatan dal
pemantauan;
2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi
atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat perumusa
ANDAL dan RKL/RPL. Sebelum kegiatan konsultasi dila
kegiatan perlu menyediakan semua bahan yang relevan seku
(tiga) hari sebelum kegiatan dilakukan yang setidaknya m
tujuan kegiatan, rincian kegiatan; dan gambaran menyeluruh p
Hasil konsultasi dalam forum stakeholder tersebut harus dic
dari laporan ANDAL. Disamping itu, kegiatan konsultasi den
juga dilakukan selama pelaksanaan sub proyek;
3. Melaporkan pelaksanaan RKL/RPL dan hasil pemantau
6.5.2. Bapedalda Atau Dinas/Instansi Terkait
Bapedalda atau Dinas/Instansi terkait terkait, menurut
Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2003, Bapedalda atau Din
berkecimpung dalam penanganan masalah lingkungan hidup, be
mengkaji dan memberikan persetujuan terhadap UPL/UKL y
pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan, bagi usaha dan/atau keg
membuat dokumen AMDAL atau berskala lebih kecil.
Dalam pelaksanaan RPIJM, Bapedalda juga bertanggung j
supervisi pelaksanaan AMDAL atau RKL/RPL serta melakukan
lingkungan secara umum, dimana Bapedalda juga merupakan
AMDAL.
Usaha untuk menjaga keberlanjutan terhadap kelangsung
maka Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001
usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analis
lingkungan hidup, haruslah benar-benar kita pahami dan terap
pembangunan.
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dileng
AMDAL menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17
berdasarkan :
1. Potensi dampak penting
Sesuai Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 T
dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dam
lingkungan hidup wajib dilengkapi dengan AMDAL. Potens
setiap jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut ditetapkan berda
a. Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056 Tahun 19
A. Bidang Pertahanan dan Keamanan
Secara umum, kegiatan yang
berkaitan dengan akt
skala/besaran berikut berpotensi menimbulkan resiko lingkung
ledakan serta keresahan sosial akibat kegiatan operasional dan p
cukup luas.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan I
1
Pembangunan Gudang
Munisi Pusat dan
Daerah
Semua besaran
Beresiko t
saat perja
penyimpa
membaha
walaupun
standard o
(SOP) pen
peledak.
2
Pembangunan
Pangkalan TNI AL
Kelas A dan B
Kegiatan p
reklamasi
mengubah
dan panta
Kegiatan p
berpotens
dampak a
dan samp
3
Pembangunan
Pangkalan TNI AU
Kelas A dan B
Kegiatan
tensi men
akibat lim
padat & ke
4
Pembangunan Pusat
Latihan Tempur
Luas > 10.000 ha
Bangunan
fasilitas pe
landasan p
bangunan
menyebab
ekosistem
Kegiatan
menyebab
B. Bidang Pertanian
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usa
pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perub
kualitas air, persebaran hama, penyakit dan gulma, serta perub
akibat penggunaan pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula
sosial dan penyebaran penyakit endemik.
Skala/besaran yang tercantum di bawah ini telah me
dampak
penting
kegiatan
terhadap
ekosistem,
hidrologi,
Skala/besaran tersebut merupakan luasan rata-rata dari berbagai
masing kegiatan dengan mengambil lokasi di daerah dataran rendah,
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alas
1.
Budidaya tanaman pangan dan
hortikultura semusim dengan
atau tanpa unit pengolahannya
Luas > 2.000 ha
Lih
dia
2.
Budidaya tanaman pangan dan
hortikultura tahunan dengan
atau tanpa unit pengolahannya
Luas > 5.000 ha
Lih
dia
4.
Budidaya tanaman perkebunan tahunan dengan atau tanpa
unit pengolahannya:
- Dalam kawasan budidaya
non kehutanan
- Dalam kawasan budidaya
kehutanan
Lih
dia
Luas > 3.000 ha
Semua besaran
C. Bidang Perikanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha b
ikan, dan pembangunan pelabuhan perikanan adalah perubahan e
pantai, hidrologi, dan bentang alam. Pembukaan hutan mang
terhadap habitat, jenis dan kelimpahan dari tumbuh-tumbuhan dan
kawasan tersebut.
No
Jenis Kegiatan
1.
Budidaya tambak
udang/ikan dengan atau
tanpa unit pengolahannya
Skala/Besaran
Alasan I
Luas > 50 ha
Rusaknya
mangrove
tempat pe
pertumbu
areas) aka
tingkat pro
setempat.
Beberapa
lingkunga
terkena da
kandunga
perubaha
kecerahan
phytoplan
peningkat
bakteri.
2.
Usaha budidaya perikanan
terapung (jaring apung dan
pen system):
a. Di air tawar (danau)
- Luas
- Atau jumlah
b. Di air laut
- Luas
- Atau jumlah
3.
Rencana pembangunan
prasarana perikanan yang
berbentuk pelabuhan
perikanan yang terletak di
luar daerah lingkungan
kerja pelabuhan umum dan
memenuhi kriteria sebagai
berikut:
- Panjang dermaga atau
- Mempunyai Kawasan
Industri Perikanan
dengan luas atau
- Kedalaman perairan di
dermaga
> 2,5 ha
> 500 unit
Perubaha
Pengaruh
dan pengg
perairan.
Pengaruh
perairan.
> 5 ha
> 1.000 unit
Berpotens
dampak b
kualitas a
stabilitas g
konflik sos
pola peny
potensi lim
yang diha
> 300 m
> 10 ha
-4 m LWS
D. Bidang Kehutanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adala
ekosistem hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penya
potensi konflik sosial.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
1.
Usaha Pemanfaatan Hasil
Semua besaran
Pemanen
E. Bidang Kesehatan
No
1.
Jenis Kegiatan
Pembangunan Rumah
Sakit
Skala/Besaran
Alasan
Kelas A dan B
atau yang setara
Berpote
dampa
bentuk
B3/radi
penula
F. Bidang Perhubungan
No
1.
Jenis Kegiatan
Pembangunan Jaringan
Jalan Kereta Api
- Panjang
Skala/Besaran
> 25 km
Alasan Il
Berpotens
dampak b
gangguan
kebisingan
gangguan
ekologi da
2.
Pembangunan Stasiun
Kereta Api
Stasiun kelas
besar dan/atau
kelas I
Berpotens
dampak b
gangguan
aksesibilit
kebisingan
gangguan
ekologi, da
keamanan
kegiatan s
membutuh
luas.
3.
Konstruksi bangunan jalan
Semua besaran
Berpotens
4.
5.
Pengerukan alur pelayaran
sungai
- Volume
> 500.000 m3
Pembangunan pelabuhan
dengan salah satu fasilitas
berikut:
a. Dermaga dengan
konstruksi masif
- Panjang
- Atau luas
> 200 m
> 6.000 m2
b. Penahan gelombang
(Break water/talud)
- Panjang
> 200 m
c. Prasarana pendukung
pelabuhan (terminal,
gudang, peti kemas, dll)
- Luas
> 5 ha
Berpotens
dampak p
sistem hid
yang lebih
tapak keg
Kegiatan i
menimbul
terhadap l
pelayaran
Kunjungan
cukup ting
sekitar 5.0
serta draft
4-7m sehi
kedalama
dibutuhka
-9 m LWS
Berpotens
dampak p
sistem hid
kebisingan
menggang
proses ala
pantai (co
Berpotens
dampak te
ekosistem
pantai dan
menggang
proses ala
daerah pa
Berpotens
dampak b
gangguan
aksesibilit
kebisingan
gangguan
ekologi, d
keamanan
6.
Pengerukan:
a. Capital dredging
- Volume
> 250.000 m3
b. Maintenance dredging
- Volume
> 500.000 m3
7.
Reklamasi (pengurugan):
Luas
Atau volume
> 25 ha
> 5.000.000 m3
batimetri,
menggang
proses ala
pantai teru
yang dibo
minyak m
berpotens
pencemar
tumpahan
Berpotens
dampak b
batimetri,
menggang
proses al
pantai term
menurunn
kawasan y
menimbul
sosial.
Berpotens
dampak b
batimetri,
menggang
proses al
pantai da
waktu 3 s/
Berpotens
dampak te
geohidrolo
hidroosea
sosial, eko
garis pant
lahan, lalu
menggang
proses ala
pantai.
b. Di laut
Semua besaran
Berpotens
dampak te
ekosistem
batimetri,
dan produ
akan men
sosial.
9.
Pembangunan bandar
udara baru beserta
fasilitasnya
Semua besaran
(kelas I s.d. V)
beserta hasil studi
rencana induk
yang telah
disetujui
Termasuk
berteknolo
memperh
keselama
dan terika
konvensi
Berpotens
dampak b
getaran, d
keamanan
dan kemu
bangkitan
darat dan
10.
Pengembangan bandar
udara beserta fasilitasnya
Klas I, II, III,
berdasarkan
rencana
pengembangan
(rencana induk,
rencana tata
letak, dll)
Termasuk
berteknolo
memenuh
keselama
dan terika
konvensi
Berpotens
dampak k
getaran, d
keamanan
dan kemu
bangkitan
darat dan
11.
Perluasan bandar udara
Termasuk
12.
Pemasangan kabel bawah
laut
Semua besaran
Berpotens
dampak te
ekosistem
batimetri,
dan produ
Penyiapan
dapat men
gangguan
sensitif (
karang).
Pengoper
bawah lau
gangguan
lintas kapa
penamban
3.
Teknologi Satelit :
- Pembangunan fasilitas
peluncuran satelit
Semua besaran
Berpotens
dampak k
getaran, d
keamanan
G. Bidang Perindustrian
Kegiatan bidang perindustrian pada umumnya menimbu
udara, tanah, gangguan kebisingan, bau, dan getaran. Be
menggunakan air dengan volume sangat besar, yang diperoleh bai
ataupun air permukaan. Penggunaan air ini berpengaruh terh
sekitar.
Berbagai potensi pencemaran, gangguan fisik dan gangguan
atas menimbulkan dampak sosial.
Beberapa jenis industri yang sudah memiliki teknologi me
dampak negatif yang muncul, sehingga tidak termasuk dalam
menggunakan areal yang luas tetap wajib dilengkapi dengan AMDAL
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
1.
Industri semen (yang
dibuat melalui produksi
klinker)
Semua besaran
Alasan Ilm
Industri semen
Klinker adalah i
kegiatannya be
kegiatan penam
terdapat proses
baku, penggilin
(raw mill proces
batubara (coal m
pembakaran da
klinker (Rotary
Cooler).
Umumnya damp
disebabkan oleh
Penggunaan la
Kebutuhan air
(CO2, SOx, N
energi batubar
2.
Industri pulp atau
industri kertas yang
terintegrasi dengan
industri pulp
(tidak termasuk pulp
dari kertas bekas dan
pulp dari industri kertas
budaya)
Semua besaran
Proses pembua
kegiatan penyia
pemasakan ser
pencucian pulp
(bleaching) dan
lembaran pulp y
prosesnya bany
bahan-bahan k
berpotensi men
cair (BOD, COD
(H2S, SO2, NOx
padat (ampas k
lumpur kering).
Umumnya damp
disebabkan oleh
Penggunaan
ha/1.000 ton p
Tenaga kerja b
3.
Industri petrokimia hulu
Semua besaran
Industri petrokim
industri yang m
tambang miner
terdiri dari Pusa
menghasilkan B
dan Butadiena
Aromatik yang m
Benzena, Tolue
Benzena.
Umumnya damp
disebabkan oleh
Kebutuhan lah
Kebutuhan air
pendingin (1 l/
Tenaga kerja b
Kebutuhan en
7 Kw/ton produ
bersumber dar
gas.
Potensi berbag
(SO2 dan NOx
limbah cair (TS
NH4Cl) dan lim
bekas yang be
4.
Industri pembuatan
besi dasar atau baja
dasar (iron and steel
making) meliputi usaha
pembuatan besi dan
baja dalam bentuk
dasar seperti pellet bijih
besi, besi spons, besi
kasar/pig iron, paduan
besi/alloy, ingot baja,
pellet baja, baja bloom
dan baja slab)
Semua besaran
Industri pembua
baja dasar adal
industri yang m
(steel scrap) ata
besi yang meng
tungku pembak
menggunakan e
batubara ataup
dengan proses
sampai dengan
derajat Celcius.
Umumnya damp
disebabkan oleh
Kebutuhan lah
luas.
Kebutuhan en
Kwh/0,5 ton pr
Tenaga kerja
ton produk/TK
Kebutuhan air
relatif besar (
Potensi berbag
(termasuk B3)
(basic slag), lim
dan scale), gas
debu berupa s
total produk pe
5.
Industri pembuatan
timah hitam (Pb) dasar
(termasuk industri daur
ulang)
Semua besaran
Timah hitam (P
logam berat yan
berbahaya dan
mudah terurai.
pembuatannya
peleburan yang
limbah gas bera
6.
Industri pembuatan
tembaga (Cu) dasar/
katoda tembaga (bahan
baku dari Cu
konsentrat)
Semua besaran
Industri pembua
dasar adalah in
mengolah kons
tambang. Prose
melalui pemisah
peleburan deng
bertemperatur t
elektrolisa.
Umumnya damp
disebabkan oleh
Penggunaan
luas.
Kebutuhan en
(264 ribu Mwh
Tenaga kerja c
Kebutuhan air
pendinginan d
besar (air bers
air laut 3,3 juta
Potensi berbag
(SO2, SOx, N2
dengan param
Hg), limbah ca
Pb, Sn, As, Ni,
& TSS), limbah
slag (Fe, Cu, Z
Se, Cd).
7.
Industri pembuatan
aluminium dasar
(bahan baku dari
alumina)
Semua besaran
Industri pembu
dasar merupaka
pembuatan ba
yang menggun
bijih alumina ya
melalui proses
elektrolisa dan
Umumnya damp
gas (H2S, NH
dan debu
8.
Kawasan Industri
(termasuk komplek
industri yang
terintegrasi)
Semua besaran
Kawasan indus
merupakan loka
dipersiapkan u
industri manuf
prediktif, sehing
pengembangan
akan menimbul
dampak penting
disebabkan :
Kegiatan gra
muka tanah)
larian).
Pengadaan
alat-alat bera
Mobilisasi te
110 TK/ha).
Kebutuhan p
fasilitas sosia
Kebutuhan a
tingkat kebut
- 0,75 l/dt/ha
Kebutuhan e
besar baik da
jenis pemban
jaringan (0,1
Potensi berb
dan cemaran
prediktif terut
pengelolaann
Bangkitan lal
9.
Industri galangan kapal
> 4000 DWT
Sistem graving
limbah gas dan
sand blasting da
10.
Industri pesawat
terbang
Semua besaran
Industri pesawa
merupakan ind
berteknologi tin
membutuhkan
(security) yang
Dampak pentin
berasal dari :
Pengadaan l
bangunan pa
pacu.
Gangguan k
getaran.
11.
Industri senjata, munisi
dan bahan peledak
Semua besaran
Industri senjata
peledak merup
dalam proses p
menggunakan b
yang bersifat B3
kegiatannya me
keamanan yang
12.
Industri baterai kering
(yang menggunakan
bahan baku
merkuri/Hg)
Semua besaran
Industri baterai
diperkirakan m
penting adalah
bahan baku me
mengingat mer
yang mempuny
teratogenik dan
terhadap manu
Umumnya damp
disebabkan oleh
Kebutuhan te
besar.
Kebutuhan air
untuk proses (
dan pemasaka
domestik (170
Potensi berba
padat (sludge
kemasan), limb
COD, TSS, Mn
debu dan gas
CO, NH3, Zn,
13.
Industri baterai basah
(akumulator listrik)
Semua besaran
Pada umumny
lengkap dimula
(persiapan, pele
pencetakan tim
bahan aktif sel)
(pencetakan ba
timah hitam), l
pembentukan b
(pembuatan pa
pekat), formatio
proses elektroli
Umumnya damp
disebabkan oleh
(sludge dari I
kemasan baha
14.
Industri bahan kimia
organik dan anorganik
yang memproduksi
material yang
digolongkan Bahan
Berbahaya dan
Beracun (B3)
15.
Kegiatan industri yang
tidak termasuk angka 1
s/d 14
Semua besaran
Penggunaan areal:
a. Urban:
- Metropolitan; luas
> 5 ha
- Kota besar; luas
> 10 ha
- Kota sedang; luas
> 15 ha
- Kota kecil; luas
> 20 ha
b. Rural/pedesaan; luas > 30 ha
Kegiatan produ
pengemasan, p
perdagangan d
memerlukan pe
Berpotensi men
pencemaran ud
Besaran untuk
tipologi kota dip
berdasarkan :
Tingkat pemb
Daya dukung la
daya dukung
resapan air t
kepadatan b
dll.
Umumnya damp
berupa:
Bangkitan lalu
Konflik sosial.
Penurunan ku
H. Bidang Prasarana Wilayah
Kegiatan pembangunan dan pengadaan prasarana wilaya
untuk melayani kepentingan masyarakat. Potensi konflik yang ti
dengan tingkat kepadatan penduduk karena umumnya membutu
No
Jenis Kegiatan
1.
Pembangunan
Bendungan/Waduk atau
jenis tampungan air lainnya
:
- Tinggi atau
- Luas genangan
2.
Daerah Irigasi
a. Pembangunan baru,
dengan luas
b. Peningkatan dengan
luas tambahan
c. Pencetakan sawah,
luas (perkelompok)
3.
Pengembangan rawa :
reklamasi rawa untuk
kepentingan irigasi
4.
Pembangunan pengaman
pantai dan perbaikan
muara sungai:
- Jarak dihitung tegak lurus
pantai
5.
Normalisasi sungai dan
pembuatan kanal banjir:
a. Kota besar/ metropolitan
- Panjang
- Volume pengerukan
b. Kota sedang
- Panjang
- Volume pengerukan
Skala/Besaran
> 15 m
> 200 ha
> 2.000 ha
> 1.000 ha
> 500 ha
> 1.000 ha
> 500 m
> 5 Km
> 500.000 m3
> 10 Km
> 500.000 m3
Ket
7.
8.
Pembangunan dan/atau
peningkatan jalan dengan
pelebaran di luar daerah
milik jalan :
a. Kota besar/ metropolitan
- Panjang atau
- Luas
b. Kota sedang
- Panjang atau
- Luas
> 10 Km
> 10 ha
c. Pedesaan
- Panjang atau
- Luas
> 30 Km
> 30 ha
Persampahan
a. Pembuangan dengan
sistem control
landfill/sanitary land fill
(diluar B3)
- Luas atau
- Kapasitas total
> 30 ha
> 10.000 ton
b. TPA di daerah pasang
surut
- Luas atau
- Kapasitas total
> 5 ha
> 5.000 ton
c. Pembuangan transfer
station
- Kapasitas total
> 10.000 ton/hr
d. TPA dengan sistem
open damping
9.
> 5 Km
> 5 ha
Pembangunan perumahan/
pemukiman
a. Kota Metropolitan, luas
b. Kota Besar, luas
Semua ukuran
> 25 ha
c. Pembangunan sistem
perpipaan air limbah,
luas layanan
11
> 500 ha
Drainase Pemukiman
a. Pembangunan saluran di
kota besar/ metropolitan,
panjang
> 5 Km
b. Pembangunan saluran di
kota sedang, panjang
> 10 Km
12
Jaringan air bersih di kota
besar/ metropolitan
a. Pembangunan jaringan
distribusi, luas layanan
> 500 ha
b. Pembangunan jaringan
transmisdi, panjang
> 10 Km
13
Pengambilan air dari
danau, sungai, mata air
permukaan lainnya, debit
pengambilan
14
Pembangunan pusat
perkantoran, tempat
ibadah, pusat
perdagangan/
perbelanjaan relatif
terkonsentrasi :
a. Luas lahan atau
b. Bangunan
15
Pembangunan kawasan
pemukiman untuk
pemindahan penduduk/
transmigrasi :
± 250 l/dt
> 5 ha
> 10.000 m
3
I.
Pertambangan Umum
No
1
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
- Luas perizinan (KP)
> 200 ha
- Atau luas daerah terbuka
untuk pertambangan *)
> 50 ha
(kumulatif/tahun)
Dampak
lingkung
meruba
ekologi
Lama ke
member
penting
udara, k
apabila
peledak
limbah c
*) Untuk menghindari
bukaan lahan terlalu luas
2.
Tahap eksploitasi produksi
:
a. Batubara/gambut
> 250.000 ton/th
(ROM)
b. Bijih Primer
> 200.000 ton/th
(ROM)
c. Bijih Sekunder/
Endapan Alluvial
> 150.000 ton/th
(ROM)
d.
Bahan galian bukan
logam atau bahan
galian golongan C
> 250.000 m3/th
(ROM)
e.
Bahan galian radioaktif,
termasuk pengolahan,
penambangan dan
pemurnian
Semua besaran
f. Bahan galian timbal,
termasuk pengolahan,
penambangan dan
Semua besaran
Sampai
radioakt
sebagai
reaktor
senjata
itu, sela
yang da
keterkai
masalah
keaman
mengap
dilengka
semua b
Timah h
merupa
yang ter
berbaha
(B3) yan
Dalam li
3.
Tambang di laut
Semua besaran
Berpote
dampak
batimetr
mengga
pelayara
proses a
pantai te
menuru
kawasa
menimb
sosial.
4.
Melakukan Submarine
Tailing Disposal
Semua besaran
Memerlu
dan ber
menimb
berupa
batimetr
mengga
proses a
pantai te
menuru
kawasa
menimb
sosial da
kesehat
5.
Melakukan pengolahan
bijih dengan proses
sianidasi
Semua besaran
6.
Eksploitasi dan
≥ 35 MW
pengembangan Uap Panas
Bumi dan/atau
Pembangunan Panas Bumi
Pembangunan PLTA
dengan :
a. Tinggi Bendung atau
≥ 15 m
Menggu
Berbaha
(B3) yan
menimb
air perm
dan uda
7
J. Ketenaga Listrikan
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
1.
Pembangunan jaringan
transmisi
> 150 KV
2.
Pembangunan
PLTD/PLTG/PLTU/
PLTGU
> 100 MW
3.
Eksploitasi dan
pengembangan Uap Panas
Bumi dan atau
Pembangunan Panas Bumi
> 35 MW
Alasan
Keresah
karena g
kesehat
Aspek s
budaya
pembeb
keresah
Berpote
dampak
Aspek
teruta
udara
dan k
kualita
minya
bahan
tanah
Aspek
dan b
pada
lahan
pendu
Berpote
dampak
Aspek
teruta
udara
kebisi
air.
Aspek
Aspek
dan b
pada
4.
Pembangunan PLTA
dengan :
a. Tinggi bendung
b. Luas genangan atau
c. Aliran Langsung atau
(kapasitas daya)
15 m
> 200 ha
> 50 MW
Berpote
dampak
Aspe
teruta
udara
singa
Aspe
Aspe
dan b
pada
Termas
“large d
besar).
Kegaga
(dam br
mengak
banjir (f
sangat
merusa
bagian
Pada s
spesifik
materia
konstru
Pada sk
quarry/b
besar, s
menimb
Dampak
5.
Pembangunan
>
Membu
K. Minyak dan Gas Bumi
No
1.
Jenis Kegiatan
Eksploitasi Migas dan
Pengembangan Produksi di
darat
a. Lapangan minyak
Skala/Besaran
> 5.000 BOPD
(Barrer oil per
day)
b. Lapangan gas
> 30 MMSCFD
(Million metric
square cubic feed
perday)
2.
Eksploitasi Migas dan
Pengembangan Produksi di
laut
3.
Transmisi Migas (tidak
termasuk pemipaan di
Semua besaran
Alasan
Potensi
limbah B
pengebo
Potensi
Pencem
tanah.
Potensi
ekosiste
Pertimba
Potensi
limbah B
pengebo
Potensi
Pencem
tanah.
Pertimba
Potensi
limbah B
pengebo
Potensi
Pencem
Pertimba
Perubah
Pembeb
luas (da
b. Di laut
Semua besaran
Pemanfa
tumpang
aktifitas
cukup lu
kabupat
mengga
nelayan
Penyiap
dapat m
ganggua
sensitif.
Pengope
terhadap
lalu linta
sauh, pe
Tekanan
cukup tin
berbaha
kegiatan
tambang
pelayara
4.
Pembangunan kilang:
a. LPG
b. LNG
50 MMSCFD
550 MMSCFD
Potensi
Merupak
strategis
Potensi
penunja
Proses p
menggu
berpote
limbah y
turunan.
Berpote
limbah g
yang cu
Membut
cukup lu
5.
Pembangunan kilang
minyak
10.000 BOPD
Potensi
Merupak
strategis
Potensi
penunja
Proses p
menggu
berpote
limbah y
turunan.
Berpote
limbah g
yang cu
Membut
cukup lu
Potensi
ganggua
geohidro
Berpote
ekosiste
6.
Kilang minyak pelumas
bekas (termasuk fasilitas
penunjang)
10.000 ton/th
Potensi
Merupak
strategis
Potensi
penunja
Proses p
menggu
berpote
limbah y
turunan.
Berpote
limbah g
yang cu
Membut
cukup lu
L. Geologi Data Lingkungan
No
1.
Jenis Kegiatan
Pengambilan air bawah
tanah (sumur dangkal,
sumur tanah dalam dan
mata air)
Skala/Besaran
Alasan
≥ 50 m3 (dari 1
sumur, atau dari 5
sumur dalam areal
≤ 10 ha
Potensi
ganggua
geohidro
Potensi
M. Pariwisata
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah
ekosistem, hidrologi, bentang alam dan potensi konflik sosial.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
1
Taman Rekreasi
> 100 ha
Berpotens
dampak b
lintas, ak
pembebas
2
Kawasan Pariwisata
Semua besaran
Berpotens
dampak b
fungsi laha
gangguan
pembebas
sampah.
3
Hotel:
- Jumlah kamar , atau
- Luas bangunan
> 200 unit
> 5 ha
Berpotens
dampak d
kebutuhan
bangkitan
N. Pengembangan Nuklir
Secara umum, kegiatan-kegiatan yang berkaitan denga
penggunaan teknologi nuklir selalu memiliki potensi dampak dan re
kekhawatiran masyarakat yang selalu muncul terhadap kegia
menyebabkan kecenderungan terjadinya dampak sosial.
No
1
2.
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan Il
Pembangunan dan
pengoperasian reaktor
nuklir :
a. Reaktor Penelitian
Daya > 100 KWt
b. Reaktor Daya (PLTN)
Semua instalasi
Potensi da
pengopera
penelitian
50
elemen
bakar/tahun
Secara tek
fabrikasi b
selalu me
minimal 5
bakar/tahu
Produksi > 100
ton yellow
Debu radio
terlepas a
d. Pembangunan Iradiator
(Kategori II s/d IV)
Aktivitas sumber
> 37.000 TBq
(terra becquerel =
100.000 Ci Curie)
Membutuh
yang tela
dalam ko
air pendin
volumeny
menyebab
panas di t
penyimpa
Akumulas
memungk
kebocoran
lingkunga
e. Produksi Radioisotop
Semua instalasi
Semua ta
proses be
mencema
membaha
dalam ben
f. Produksi kaos lampu
Semua instalasi
Proses pr
menggun
yang mem
radiotoksi
tinggi.
O. Bidang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B
Kegiatan yang menghasilkan limbah B3 berpotensi m
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, terutama kegiatan
mengkonsentrasikan limbah B3 dalam jumlah besar sebagaimana
Kegiatan-kegiatan ini juga secara ketat diikat dengan perjanjian
Basel) yang mengharuskan pengendalian dan penanganan yang
P. Rekayasa Genetika
Kegiatan-kegiatan yang menggunakan hasil rekayasa
menimbulkan dampak terhadap kesehatan manusia dan keseimbanga
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan Il
1.
Introduksi jenis-jenis
tanaman, hewan, dan
jasad renik produk
bioteknologi hasil rekayasa
genetika
Semua besaran
Lihat penj
2.
Budidaya produk
bioteknologi hasil rekayasa
genetika
Semua besaran
Lihat penj
*) Catatan :
Kota Metropolitan
Kota Besar
Kota Sedang
Kota Kecil
Pedesaan
:
:
:
:
:
berpenduduk ≥ 1.000.000 jiwa
berpenduduk ≥ 500.000 - < 1.000.000 jiwa
berpenduduk ≥ 200.000 - < 500.000 jiwa
berpenduduk ≥ 20.000 - < 200.000 jiwa
berpenduduk ≥ 2.000 - < 20.000 jiwa
7.5.3. Komisi Amdal
Kebijakan
pengelolaan
lingkungan
hidup
sebagaim
UndangUndang Nomor : 23 tahun 1997, maka Peraturan Pemerin
1993 (AMDAL) sebagai penjabaran pelaksanaan Undang-Unda
1982, disempurnakan dan diganti dengan Peraturan Pemerintah N
yang telah mengakomodir wacana otonomi daerah, sehingga dimu
dan penilaian AMDAL oleh Pemerintah Daerah.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menila
melakukan :
1. Kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL
dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;
2. Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada W
bersangkutan (sesuai dengan PP No. 27/1999 mengenai AM
RPIJM yang dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Ko
Kabupaten/Kota).
Dengan adanya desentralisasi AMDAL, kewenangan peni
juga sudah mulai
diserahkan kepada daerah dengan tingkatan
tersebut dilaksanakan dengan asumsi atau pertimbangan bahwa d
kondisi lingkungannya, pengawasan akan lebih efektif, mendorong
terlibat aktif dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
alam yang dimilikinya, transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pe
Komisi penilai AMDAL daerah kabupaten/kota mempun
menilai semua rencana usaha dan/atau kegiatan diluar kewenang
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentan
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan dokumen lingkungan.
6.6. Rencana Pemantauan Safeguard Sosial Dan Lingkunga
6.6.1. Prinsip Dasar Safeguard Pengadaan Tanah Dan Pemu
Pengadaan tanah dan pemukiman kembali biasanya terjad
berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau
swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pe
bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk mening
terlibat dalam seluruh tahap perencanaan proyek, sep
proyek, jumlah dan bentuk kompensasi/ganti rugi, serta lok
kembali;
3.
Adil : Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi ke
tersebut memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang me
pengganti dan/atau uang tunai yang setara dengan harga
asetnya. Biaya terkait lainnya, seperti biaya pindah, pengurus
pajak, harus ditanggung oleh pemrakarsa kegiatan. DP harus
untuk dapat mengkaji rencana pengadaan tanah ini secara
mereka sendiri dan menyetujui syarat-syarat dan jumlah
pemukiman kembali;
4.
Warga yang terkena dampak harus sepakat atas ganti rugi ya
jika memungkinkan, secara sukarela mengkontribusikan/hibah
pada kegiatan. Dalam kasus dimana tanah dihibahkan secara
melakukan musyawarah dalam forum stakeholder untuk men
benar-benar dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dari pih
5.
Kontribusi/hibah tanah secara sukarela hanya dapat dilakukan
DP mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar diban
tanah miliknya (dibuktikan dengan perhitungan yang
pihak); dan
Tanah yang dihibahkan nilainya
SAFEGUARD SOSIA
LINGKUNGAN
BAB VI
SAFEGUARD SOSIAL & LINGKUNGA
6.1. Arahan Umum
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua ben
makhluk
hidup,
termasuk
di
dalamnya
manusia
dan
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan m
hidup lainnya (UU. No. 23/1997). Lingkungan hidup dalam peng
mengenal batas wilayah baik wilayah negara maupun wilayah admi
lingkungan hidup dikaitkan dengan pengelolaannya maka haru
wewenang pengelolaan tersebut.
Pembangunan diperlukan untuk mengatasi banyak pe
masalah lingkungan, namun pengalaman menunjukkan, pembang
mempunyai dampak negatif. Dengan adanya dampak nega
diwaspada. Pada suatu pihak kita tidak boleh takut untuk me
karena
tanpa
pembangunan
memperhitungkan
sekecilkecilnya.
dampak
kita
pasti
ambruk.
negatif
dan
berusaha
Pembangunan
harus
berwawasan
Pada
la
untuk
lingkung
diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampa
pembangunan itu. Dengan pembangunan berwawasan lingkunga
berkelanjutan. Salah satu cara adalah dengan menerapkan safeguard
Safeguard terhadap program dan kegiatan yang berhub
Cipta Karya adalah bertujuan untuk mencapai kondisi masyar
sejahtera dalam lingkungan yang sehat, bebas dari pencemaran
Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (muni
stakeholder perlu menyepakati isi kerangka Safeguard L
yang disusun. Disamping itu kerangka safeguard juga
dilaksanakan bersama oleh stakeholder yang bersangku
kalangan pernerintah daerah saja, namun juga dari DPRD,
dan warga kota lainnya;
b. Agar pelaksanaan kerangka safeguard dapat dilakukan s
diperlukan penguatan kapasitas lembaga pelaksana. Fokus p
mencakup kemampuan fasilitasi, penciptaan arena mul
pengetahuan teknis dari pihak-pihak terkait;
c. Kerangka safeguard harus dirancang sesederhana mungkin,
jelas kaitannya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat dijala
dalam kerangka proyek;
d. Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin bahwa
infrastruktur tidak membiayai investasi apapun yang dapat me
negatif yang serius yang tidak dapat diperbaiki/dipulihkan.
negatif maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi yang d
dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan, persi
pelaksanaannya;
e. Diharapkan RPIJM tidak membiayai kegiatan investasi yang k
tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard
secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP
People) warga terasing dan rentan (IVP - Isolated and Vuln
warga yang terkena dampak pemindahan (DP - displaced
memadai;
f.
Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan ba
diperlukan tahap-tahap sebagai berikut :
g. Setiap keputusan, laporan, dan draft perencanaan final yan
kerangka safeguard harus dikonsultasikan dan didisemina
terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak. W
terkena dampak, harus mendapat kesempatan untuk ikut me
dan menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas renc
berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif atau tidak diing
6.2. Komponen Safeguard
Sesuai dengan karakteristik kegiatan yang didanai da
investasi infrastruktur, komponen safeguard RPIJM infrastruktur b
terdiri dari 2 komponen yakni :
1. Safeguard Lingkungan
Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawas
dengan mematuhi dan melaksanakan amanat peraturan
dimana setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang mem
penting terhadap lingkungan, maka wajib menyusun dok
berupa AMDAL, UKL-UPL dan Audit Lingkungan.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu pelaksana
melakukan evaluasi secara sistematik dalam penangana
pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan, promo
dan pelaksanaan keterbukaan serta konsultasi publik denga
dampak ;
2. Safeguard Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali.
Kerangka ini dimaksudkan untuk membantu pelaksana
melakukan evaluasi secara sistematik dalam panangana
direncanakan. Dalam pendugaan dampak kita harus melakukan 2 (du
a. Pendugaan kondisi lingkungan pada waktu t “tanpa proyek”, ya
b. Pendugaan kondisi lingkungan pada waktu t “dengan proyek
Dampak yang ingin kita lakukan pendugaan adalah Qdp - Qtp.
Pendugaan
Qdp dan
Qtp dilakukan dengan mengguna
lingkungan yang diduga akan mengalami dampak penting. Garis b
dampak dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. 1. Garis Besar Proses Pendugaan Damp
Langkah
1 Tentukan lingkungan yang akan
dibuat modelnya; uraikan
karakteristik utama lingkungan
tersebut dan dampak yang akan
diduga
2 Pilih metode pendugaan yang
sesuai :
Keteran
1 Gunakan uraian proyek
dan pelingkupan sebag
data dasar minimum y
metode yang sesuai unt
masing-masing jenis da
2
Pemilihan dilakukan unt
dampak :
a. Metode Informasi
a Pilih seorang atau b
dan beri keterangan
permasalahan
b. Metode Cepat
b Pilih modal yang ada
c. Metode Model Matematik
c
d. Metode Model Fisik
d Pilih model fisik yang
model khusus
e. Metode Eksperimental
e Pilih jenis dan ranca
eksperimenyang ses
gunakan eksperimen
Pilih model yang ada
hoc
4 Uji validasi metode
4 Pada metode informasi,
pakar untuk menerangk
mereka peroleh (peng
dengan kejadian yang s
konsepsi, model matem
hasil dengan observas
lapangan.
5
Sempurnakan model dan lakukan
revalidasi
5 Lakukan uji ulang
6
Gunakan metode untuk ekstra
pendugaan dampak
6 Duga dampak dengan m
hasil yang didapat dari m
7 Uraikan arti hasil dalam
lingkungan proyek; sebu
karena penyederhanaan
dibandingkan dengan ke
7 Beri interpretasi pada pendugaan
Sumber : Environmental Resources Limited, 1984
Agar pengumpulan data dapat efektif, maka pengumpulan
dengan didasarkan kepada :
a. Dampak penting yang telah diidentifikasi dalam pelingkupan
b. Model pendugaan masing-masing dampak penting itu.
Metoda
untuk
seluruh
program
investasi
infrastruktu
Umum/Cipta Karya yang diusulkan didasarkan pada prinsip-prinsip se
1.
Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencan
proyek, dirumuskan dalam bentuk :
Analisis mengenai Dampak lingkungan atau AMDAL
Lingkungan-ANDAL
dikombinasikan
dengan
R
Lingkungan-RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan-
3.
Sejauh mungkin, sub-proyek harus menghindari atau mem
negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut,
dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaks
proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak n
terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat di
rancangan dan konstruksi sedemikian rupa, harus harus
AMDAL atau UKL-UPL;
6.4. Pemilihan Alternatif
Pemilihan alternatif terhadap prosedur pelaksanaan AMDA
kegiatan utama, yakni : pentapisan awal sub-proyek sesuai dengan
persyaratan safeguard, evaluasi dampak lingkungan; pengkl
dampak lingkungan dari sub-proyek yang diusulkan, perumusan do
atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL), pelaksana
pelaksanaan.
Tabel 6. 2. Kategori Subproyek menurut Dampak Ling
Kategori
Dampak
Sub-proyek dapat mengakibatkan dampak lingkun
yang buruk (besar dan penting), berkaitan den
A
kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulk
upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan
Sub-proyek
dengan
ukuran
dan
volume
Catatan:
ANDAL
: Analisis Dampak Lingkungan
RPL
: Rencana Pemantauan Lingkungan
UKL
: Upaya Pengelolaan Lingkungan
UPL
: Upaya Pemantauan Lingkungan
6.5. Rencana Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkunga
6.5.1. Pemrakarsa Kegiatan
Pemrakarsa Kegiatan adalah perumus dan pelaksana RP
unit
teknis
pelaksana
proyek.
Pemrakarsa
kegiatan
berta
melaksanakan :
1. Perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL ata
melaksanakan serta melakukan pemantauan pelaksanaann
Bapedalda dapat membantu pemrakarsa kegiatan dal
pemantauan;
2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi
atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat perumusa
ANDAL dan RKL/RPL. Sebelum kegiatan konsultasi dila
kegiatan perlu menyediakan semua bahan yang relevan seku
(tiga) hari sebelum kegiatan dilakukan yang setidaknya m
tujuan kegiatan, rincian kegiatan; dan gambaran menyeluruh p
Hasil konsultasi dalam forum stakeholder tersebut harus dic
dari laporan ANDAL. Disamping itu, kegiatan konsultasi den
juga dilakukan selama pelaksanaan sub proyek;
3. Melaporkan pelaksanaan RKL/RPL dan hasil pemantau
6.5.2. Bapedalda Atau Dinas/Instansi Terkait
Bapedalda atau Dinas/Instansi terkait terkait, menurut
Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2003, Bapedalda atau Din
berkecimpung dalam penanganan masalah lingkungan hidup, be
mengkaji dan memberikan persetujuan terhadap UPL/UKL y
pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan, bagi usaha dan/atau keg
membuat dokumen AMDAL atau berskala lebih kecil.
Dalam pelaksanaan RPIJM, Bapedalda juga bertanggung j
supervisi pelaksanaan AMDAL atau RKL/RPL serta melakukan
lingkungan secara umum, dimana Bapedalda juga merupakan
AMDAL.
Usaha untuk menjaga keberlanjutan terhadap kelangsung
maka Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001
usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan analis
lingkungan hidup, haruslah benar-benar kita pahami dan terap
pembangunan.
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dileng
AMDAL menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17
berdasarkan :
1. Potensi dampak penting
Sesuai Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 T
dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dam
lingkungan hidup wajib dilengkapi dengan AMDAL. Potens
setiap jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut ditetapkan berda
a. Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056 Tahun 19
A. Bidang Pertahanan dan Keamanan
Secara umum, kegiatan yang
berkaitan dengan akt
skala/besaran berikut berpotensi menimbulkan resiko lingkung
ledakan serta keresahan sosial akibat kegiatan operasional dan p
cukup luas.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan I
1
Pembangunan Gudang
Munisi Pusat dan
Daerah
Semua besaran
Beresiko t
saat perja
penyimpa
membaha
walaupun
standard o
(SOP) pen
peledak.
2
Pembangunan
Pangkalan TNI AL
Kelas A dan B
Kegiatan p
reklamasi
mengubah
dan panta
Kegiatan p
berpotens
dampak a
dan samp
3
Pembangunan
Pangkalan TNI AU
Kelas A dan B
Kegiatan
tensi men
akibat lim
padat & ke
4
Pembangunan Pusat
Latihan Tempur
Luas > 10.000 ha
Bangunan
fasilitas pe
landasan p
bangunan
menyebab
ekosistem
Kegiatan
menyebab
B. Bidang Pertanian
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usa
pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perub
kualitas air, persebaran hama, penyakit dan gulma, serta perub
akibat penggunaan pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula
sosial dan penyebaran penyakit endemik.
Skala/besaran yang tercantum di bawah ini telah me
dampak
penting
kegiatan
terhadap
ekosistem,
hidrologi,
Skala/besaran tersebut merupakan luasan rata-rata dari berbagai
masing kegiatan dengan mengambil lokasi di daerah dataran rendah,
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alas
1.
Budidaya tanaman pangan dan
hortikultura semusim dengan
atau tanpa unit pengolahannya
Luas > 2.000 ha
Lih
dia
2.
Budidaya tanaman pangan dan
hortikultura tahunan dengan
atau tanpa unit pengolahannya
Luas > 5.000 ha
Lih
dia
4.
Budidaya tanaman perkebunan tahunan dengan atau tanpa
unit pengolahannya:
- Dalam kawasan budidaya
non kehutanan
- Dalam kawasan budidaya
kehutanan
Lih
dia
Luas > 3.000 ha
Semua besaran
C. Bidang Perikanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha b
ikan, dan pembangunan pelabuhan perikanan adalah perubahan e
pantai, hidrologi, dan bentang alam. Pembukaan hutan mang
terhadap habitat, jenis dan kelimpahan dari tumbuh-tumbuhan dan
kawasan tersebut.
No
Jenis Kegiatan
1.
Budidaya tambak
udang/ikan dengan atau
tanpa unit pengolahannya
Skala/Besaran
Alasan I
Luas > 50 ha
Rusaknya
mangrove
tempat pe
pertumbu
areas) aka
tingkat pro
setempat.
Beberapa
lingkunga
terkena da
kandunga
perubaha
kecerahan
phytoplan
peningkat
bakteri.
2.
Usaha budidaya perikanan
terapung (jaring apung dan
pen system):
a. Di air tawar (danau)
- Luas
- Atau jumlah
b. Di air laut
- Luas
- Atau jumlah
3.
Rencana pembangunan
prasarana perikanan yang
berbentuk pelabuhan
perikanan yang terletak di
luar daerah lingkungan
kerja pelabuhan umum dan
memenuhi kriteria sebagai
berikut:
- Panjang dermaga atau
- Mempunyai Kawasan
Industri Perikanan
dengan luas atau
- Kedalaman perairan di
dermaga
> 2,5 ha
> 500 unit
Perubaha
Pengaruh
dan pengg
perairan.
Pengaruh
perairan.
> 5 ha
> 1.000 unit
Berpotens
dampak b
kualitas a
stabilitas g
konflik sos
pola peny
potensi lim
yang diha
> 300 m
> 10 ha
-4 m LWS
D. Bidang Kehutanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adala
ekosistem hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penya
potensi konflik sosial.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
1.
Usaha Pemanfaatan Hasil
Semua besaran
Pemanen
E. Bidang Kesehatan
No
1.
Jenis Kegiatan
Pembangunan Rumah
Sakit
Skala/Besaran
Alasan
Kelas A dan B
atau yang setara
Berpote
dampa
bentuk
B3/radi
penula
F. Bidang Perhubungan
No
1.
Jenis Kegiatan
Pembangunan Jaringan
Jalan Kereta Api
- Panjang
Skala/Besaran
> 25 km
Alasan Il
Berpotens
dampak b
gangguan
kebisingan
gangguan
ekologi da
2.
Pembangunan Stasiun
Kereta Api
Stasiun kelas
besar dan/atau
kelas I
Berpotens
dampak b
gangguan
aksesibilit
kebisingan
gangguan
ekologi, da
keamanan
kegiatan s
membutuh
luas.
3.
Konstruksi bangunan jalan
Semua besaran
Berpotens
4.
5.
Pengerukan alur pelayaran
sungai
- Volume
> 500.000 m3
Pembangunan pelabuhan
dengan salah satu fasilitas
berikut:
a. Dermaga dengan
konstruksi masif
- Panjang
- Atau luas
> 200 m
> 6.000 m2
b. Penahan gelombang
(Break water/talud)
- Panjang
> 200 m
c. Prasarana pendukung
pelabuhan (terminal,
gudang, peti kemas, dll)
- Luas
> 5 ha
Berpotens
dampak p
sistem hid
yang lebih
tapak keg
Kegiatan i
menimbul
terhadap l
pelayaran
Kunjungan
cukup ting
sekitar 5.0
serta draft
4-7m sehi
kedalama
dibutuhka
-9 m LWS
Berpotens
dampak p
sistem hid
kebisingan
menggang
proses ala
pantai (co
Berpotens
dampak te
ekosistem
pantai dan
menggang
proses ala
daerah pa
Berpotens
dampak b
gangguan
aksesibilit
kebisingan
gangguan
ekologi, d
keamanan
6.
Pengerukan:
a. Capital dredging
- Volume
> 250.000 m3
b. Maintenance dredging
- Volume
> 500.000 m3
7.
Reklamasi (pengurugan):
Luas
Atau volume
> 25 ha
> 5.000.000 m3
batimetri,
menggang
proses ala
pantai teru
yang dibo
minyak m
berpotens
pencemar
tumpahan
Berpotens
dampak b
batimetri,
menggang
proses al
pantai term
menurunn
kawasan y
menimbul
sosial.
Berpotens
dampak b
batimetri,
menggang
proses al
pantai da
waktu 3 s/
Berpotens
dampak te
geohidrolo
hidroosea
sosial, eko
garis pant
lahan, lalu
menggang
proses ala
pantai.
b. Di laut
Semua besaran
Berpotens
dampak te
ekosistem
batimetri,
dan produ
akan men
sosial.
9.
Pembangunan bandar
udara baru beserta
fasilitasnya
Semua besaran
(kelas I s.d. V)
beserta hasil studi
rencana induk
yang telah
disetujui
Termasuk
berteknolo
memperh
keselama
dan terika
konvensi
Berpotens
dampak b
getaran, d
keamanan
dan kemu
bangkitan
darat dan
10.
Pengembangan bandar
udara beserta fasilitasnya
Klas I, II, III,
berdasarkan
rencana
pengembangan
(rencana induk,
rencana tata
letak, dll)
Termasuk
berteknolo
memenuh
keselama
dan terika
konvensi
Berpotens
dampak k
getaran, d
keamanan
dan kemu
bangkitan
darat dan
11.
Perluasan bandar udara
Termasuk
12.
Pemasangan kabel bawah
laut
Semua besaran
Berpotens
dampak te
ekosistem
batimetri,
dan produ
Penyiapan
dapat men
gangguan
sensitif (
karang).
Pengoper
bawah lau
gangguan
lintas kapa
penamban
3.
Teknologi Satelit :
- Pembangunan fasilitas
peluncuran satelit
Semua besaran
Berpotens
dampak k
getaran, d
keamanan
G. Bidang Perindustrian
Kegiatan bidang perindustrian pada umumnya menimbu
udara, tanah, gangguan kebisingan, bau, dan getaran. Be
menggunakan air dengan volume sangat besar, yang diperoleh bai
ataupun air permukaan. Penggunaan air ini berpengaruh terh
sekitar.
Berbagai potensi pencemaran, gangguan fisik dan gangguan
atas menimbulkan dampak sosial.
Beberapa jenis industri yang sudah memiliki teknologi me
dampak negatif yang muncul, sehingga tidak termasuk dalam
menggunakan areal yang luas tetap wajib dilengkapi dengan AMDAL
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
1.
Industri semen (yang
dibuat melalui produksi
klinker)
Semua besaran
Alasan Ilm
Industri semen
Klinker adalah i
kegiatannya be
kegiatan penam
terdapat proses
baku, penggilin
(raw mill proces
batubara (coal m
pembakaran da
klinker (Rotary
Cooler).
Umumnya damp
disebabkan oleh
Penggunaan la
Kebutuhan air
(CO2, SOx, N
energi batubar
2.
Industri pulp atau
industri kertas yang
terintegrasi dengan
industri pulp
(tidak termasuk pulp
dari kertas bekas dan
pulp dari industri kertas
budaya)
Semua besaran
Proses pembua
kegiatan penyia
pemasakan ser
pencucian pulp
(bleaching) dan
lembaran pulp y
prosesnya bany
bahan-bahan k
berpotensi men
cair (BOD, COD
(H2S, SO2, NOx
padat (ampas k
lumpur kering).
Umumnya damp
disebabkan oleh
Penggunaan
ha/1.000 ton p
Tenaga kerja b
3.
Industri petrokimia hulu
Semua besaran
Industri petrokim
industri yang m
tambang miner
terdiri dari Pusa
menghasilkan B
dan Butadiena
Aromatik yang m
Benzena, Tolue
Benzena.
Umumnya damp
disebabkan oleh
Kebutuhan lah
Kebutuhan air
pendingin (1 l/
Tenaga kerja b
Kebutuhan en
7 Kw/ton produ
bersumber dar
gas.
Potensi berbag
(SO2 dan NOx
limbah cair (TS
NH4Cl) dan lim
bekas yang be
4.
Industri pembuatan
besi dasar atau baja
dasar (iron and steel
making) meliputi usaha
pembuatan besi dan
baja dalam bentuk
dasar seperti pellet bijih
besi, besi spons, besi
kasar/pig iron, paduan
besi/alloy, ingot baja,
pellet baja, baja bloom
dan baja slab)
Semua besaran
Industri pembua
baja dasar adal
industri yang m
(steel scrap) ata
besi yang meng
tungku pembak
menggunakan e
batubara ataup
dengan proses
sampai dengan
derajat Celcius.
Umumnya damp
disebabkan oleh
Kebutuhan lah
luas.
Kebutuhan en
Kwh/0,5 ton pr
Tenaga kerja
ton produk/TK
Kebutuhan air
relatif besar (
Potensi berbag
(termasuk B3)
(basic slag), lim
dan scale), gas
debu berupa s
total produk pe
5.
Industri pembuatan
timah hitam (Pb) dasar
(termasuk industri daur
ulang)
Semua besaran
Timah hitam (P
logam berat yan
berbahaya dan
mudah terurai.
pembuatannya
peleburan yang
limbah gas bera
6.
Industri pembuatan
tembaga (Cu) dasar/
katoda tembaga (bahan
baku dari Cu
konsentrat)
Semua besaran
Industri pembua
dasar adalah in
mengolah kons
tambang. Prose
melalui pemisah
peleburan deng
bertemperatur t
elektrolisa.
Umumnya damp
disebabkan oleh
Penggunaan
luas.
Kebutuhan en
(264 ribu Mwh
Tenaga kerja c
Kebutuhan air
pendinginan d
besar (air bers
air laut 3,3 juta
Potensi berbag
(SO2, SOx, N2
dengan param
Hg), limbah ca
Pb, Sn, As, Ni,
& TSS), limbah
slag (Fe, Cu, Z
Se, Cd).
7.
Industri pembuatan
aluminium dasar
(bahan baku dari
alumina)
Semua besaran
Industri pembu
dasar merupaka
pembuatan ba
yang menggun
bijih alumina ya
melalui proses
elektrolisa dan
Umumnya damp
gas (H2S, NH
dan debu
8.
Kawasan Industri
(termasuk komplek
industri yang
terintegrasi)
Semua besaran
Kawasan indus
merupakan loka
dipersiapkan u
industri manuf
prediktif, sehing
pengembangan
akan menimbul
dampak penting
disebabkan :
Kegiatan gra
muka tanah)
larian).
Pengadaan
alat-alat bera
Mobilisasi te
110 TK/ha).
Kebutuhan p
fasilitas sosia
Kebutuhan a
tingkat kebut
- 0,75 l/dt/ha
Kebutuhan e
besar baik da
jenis pemban
jaringan (0,1
Potensi berb
dan cemaran
prediktif terut
pengelolaann
Bangkitan lal
9.
Industri galangan kapal
> 4000 DWT
Sistem graving
limbah gas dan
sand blasting da
10.
Industri pesawat
terbang
Semua besaran
Industri pesawa
merupakan ind
berteknologi tin
membutuhkan
(security) yang
Dampak pentin
berasal dari :
Pengadaan l
bangunan pa
pacu.
Gangguan k
getaran.
11.
Industri senjata, munisi
dan bahan peledak
Semua besaran
Industri senjata
peledak merup
dalam proses p
menggunakan b
yang bersifat B3
kegiatannya me
keamanan yang
12.
Industri baterai kering
(yang menggunakan
bahan baku
merkuri/Hg)
Semua besaran
Industri baterai
diperkirakan m
penting adalah
bahan baku me
mengingat mer
yang mempuny
teratogenik dan
terhadap manu
Umumnya damp
disebabkan oleh
Kebutuhan te
besar.
Kebutuhan air
untuk proses (
dan pemasaka
domestik (170
Potensi berba
padat (sludge
kemasan), limb
COD, TSS, Mn
debu dan gas
CO, NH3, Zn,
13.
Industri baterai basah
(akumulator listrik)
Semua besaran
Pada umumny
lengkap dimula
(persiapan, pele
pencetakan tim
bahan aktif sel)
(pencetakan ba
timah hitam), l
pembentukan b
(pembuatan pa
pekat), formatio
proses elektroli
Umumnya damp
disebabkan oleh
(sludge dari I
kemasan baha
14.
Industri bahan kimia
organik dan anorganik
yang memproduksi
material yang
digolongkan Bahan
Berbahaya dan
Beracun (B3)
15.
Kegiatan industri yang
tidak termasuk angka 1
s/d 14
Semua besaran
Penggunaan areal:
a. Urban:
- Metropolitan; luas
> 5 ha
- Kota besar; luas
> 10 ha
- Kota sedang; luas
> 15 ha
- Kota kecil; luas
> 20 ha
b. Rural/pedesaan; luas > 30 ha
Kegiatan produ
pengemasan, p
perdagangan d
memerlukan pe
Berpotensi men
pencemaran ud
Besaran untuk
tipologi kota dip
berdasarkan :
Tingkat pemb
Daya dukung la
daya dukung
resapan air t
kepadatan b
dll.
Umumnya damp
berupa:
Bangkitan lalu
Konflik sosial.
Penurunan ku
H. Bidang Prasarana Wilayah
Kegiatan pembangunan dan pengadaan prasarana wilaya
untuk melayani kepentingan masyarakat. Potensi konflik yang ti
dengan tingkat kepadatan penduduk karena umumnya membutu
No
Jenis Kegiatan
1.
Pembangunan
Bendungan/Waduk atau
jenis tampungan air lainnya
:
- Tinggi atau
- Luas genangan
2.
Daerah Irigasi
a. Pembangunan baru,
dengan luas
b. Peningkatan dengan
luas tambahan
c. Pencetakan sawah,
luas (perkelompok)
3.
Pengembangan rawa :
reklamasi rawa untuk
kepentingan irigasi
4.
Pembangunan pengaman
pantai dan perbaikan
muara sungai:
- Jarak dihitung tegak lurus
pantai
5.
Normalisasi sungai dan
pembuatan kanal banjir:
a. Kota besar/ metropolitan
- Panjang
- Volume pengerukan
b. Kota sedang
- Panjang
- Volume pengerukan
Skala/Besaran
> 15 m
> 200 ha
> 2.000 ha
> 1.000 ha
> 500 ha
> 1.000 ha
> 500 m
> 5 Km
> 500.000 m3
> 10 Km
> 500.000 m3
Ket
7.
8.
Pembangunan dan/atau
peningkatan jalan dengan
pelebaran di luar daerah
milik jalan :
a. Kota besar/ metropolitan
- Panjang atau
- Luas
b. Kota sedang
- Panjang atau
- Luas
> 10 Km
> 10 ha
c. Pedesaan
- Panjang atau
- Luas
> 30 Km
> 30 ha
Persampahan
a. Pembuangan dengan
sistem control
landfill/sanitary land fill
(diluar B3)
- Luas atau
- Kapasitas total
> 30 ha
> 10.000 ton
b. TPA di daerah pasang
surut
- Luas atau
- Kapasitas total
> 5 ha
> 5.000 ton
c. Pembuangan transfer
station
- Kapasitas total
> 10.000 ton/hr
d. TPA dengan sistem
open damping
9.
> 5 Km
> 5 ha
Pembangunan perumahan/
pemukiman
a. Kota Metropolitan, luas
b. Kota Besar, luas
Semua ukuran
> 25 ha
c. Pembangunan sistem
perpipaan air limbah,
luas layanan
11
> 500 ha
Drainase Pemukiman
a. Pembangunan saluran di
kota besar/ metropolitan,
panjang
> 5 Km
b. Pembangunan saluran di
kota sedang, panjang
> 10 Km
12
Jaringan air bersih di kota
besar/ metropolitan
a. Pembangunan jaringan
distribusi, luas layanan
> 500 ha
b. Pembangunan jaringan
transmisdi, panjang
> 10 Km
13
Pengambilan air dari
danau, sungai, mata air
permukaan lainnya, debit
pengambilan
14
Pembangunan pusat
perkantoran, tempat
ibadah, pusat
perdagangan/
perbelanjaan relatif
terkonsentrasi :
a. Luas lahan atau
b. Bangunan
15
Pembangunan kawasan
pemukiman untuk
pemindahan penduduk/
transmigrasi :
± 250 l/dt
> 5 ha
> 10.000 m
3
I.
Pertambangan Umum
No
1
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
- Luas perizinan (KP)
> 200 ha
- Atau luas daerah terbuka
untuk pertambangan *)
> 50 ha
(kumulatif/tahun)
Dampak
lingkung
meruba
ekologi
Lama ke
member
penting
udara, k
apabila
peledak
limbah c
*) Untuk menghindari
bukaan lahan terlalu luas
2.
Tahap eksploitasi produksi
:
a. Batubara/gambut
> 250.000 ton/th
(ROM)
b. Bijih Primer
> 200.000 ton/th
(ROM)
c. Bijih Sekunder/
Endapan Alluvial
> 150.000 ton/th
(ROM)
d.
Bahan galian bukan
logam atau bahan
galian golongan C
> 250.000 m3/th
(ROM)
e.
Bahan galian radioaktif,
termasuk pengolahan,
penambangan dan
pemurnian
Semua besaran
f. Bahan galian timbal,
termasuk pengolahan,
penambangan dan
Semua besaran
Sampai
radioakt
sebagai
reaktor
senjata
itu, sela
yang da
keterkai
masalah
keaman
mengap
dilengka
semua b
Timah h
merupa
yang ter
berbaha
(B3) yan
Dalam li
3.
Tambang di laut
Semua besaran
Berpote
dampak
batimetr
mengga
pelayara
proses a
pantai te
menuru
kawasa
menimb
sosial.
4.
Melakukan Submarine
Tailing Disposal
Semua besaran
Memerlu
dan ber
menimb
berupa
batimetr
mengga
proses a
pantai te
menuru
kawasa
menimb
sosial da
kesehat
5.
Melakukan pengolahan
bijih dengan proses
sianidasi
Semua besaran
6.
Eksploitasi dan
≥ 35 MW
pengembangan Uap Panas
Bumi dan/atau
Pembangunan Panas Bumi
Pembangunan PLTA
dengan :
a. Tinggi Bendung atau
≥ 15 m
Menggu
Berbaha
(B3) yan
menimb
air perm
dan uda
7
J. Ketenaga Listrikan
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
1.
Pembangunan jaringan
transmisi
> 150 KV
2.
Pembangunan
PLTD/PLTG/PLTU/
PLTGU
> 100 MW
3.
Eksploitasi dan
pengembangan Uap Panas
Bumi dan atau
Pembangunan Panas Bumi
> 35 MW
Alasan
Keresah
karena g
kesehat
Aspek s
budaya
pembeb
keresah
Berpote
dampak
Aspek
teruta
udara
dan k
kualita
minya
bahan
tanah
Aspek
dan b
pada
lahan
pendu
Berpote
dampak
Aspek
teruta
udara
kebisi
air.
Aspek
Aspek
dan b
pada
4.
Pembangunan PLTA
dengan :
a. Tinggi bendung
b. Luas genangan atau
c. Aliran Langsung atau
(kapasitas daya)
15 m
> 200 ha
> 50 MW
Berpote
dampak
Aspe
teruta
udara
singa
Aspe
Aspe
dan b
pada
Termas
“large d
besar).
Kegaga
(dam br
mengak
banjir (f
sangat
merusa
bagian
Pada s
spesifik
materia
konstru
Pada sk
quarry/b
besar, s
menimb
Dampak
5.
Pembangunan
>
Membu
K. Minyak dan Gas Bumi
No
1.
Jenis Kegiatan
Eksploitasi Migas dan
Pengembangan Produksi di
darat
a. Lapangan minyak
Skala/Besaran
> 5.000 BOPD
(Barrer oil per
day)
b. Lapangan gas
> 30 MMSCFD
(Million metric
square cubic feed
perday)
2.
Eksploitasi Migas dan
Pengembangan Produksi di
laut
3.
Transmisi Migas (tidak
termasuk pemipaan di
Semua besaran
Alasan
Potensi
limbah B
pengebo
Potensi
Pencem
tanah.
Potensi
ekosiste
Pertimba
Potensi
limbah B
pengebo
Potensi
Pencem
tanah.
Pertimba
Potensi
limbah B
pengebo
Potensi
Pencem
Pertimba
Perubah
Pembeb
luas (da
b. Di laut
Semua besaran
Pemanfa
tumpang
aktifitas
cukup lu
kabupat
mengga
nelayan
Penyiap
dapat m
ganggua
sensitif.
Pengope
terhadap
lalu linta
sauh, pe
Tekanan
cukup tin
berbaha
kegiatan
tambang
pelayara
4.
Pembangunan kilang:
a. LPG
b. LNG
50 MMSCFD
550 MMSCFD
Potensi
Merupak
strategis
Potensi
penunja
Proses p
menggu
berpote
limbah y
turunan.
Berpote
limbah g
yang cu
Membut
cukup lu
5.
Pembangunan kilang
minyak
10.000 BOPD
Potensi
Merupak
strategis
Potensi
penunja
Proses p
menggu
berpote
limbah y
turunan.
Berpote
limbah g
yang cu
Membut
cukup lu
Potensi
ganggua
geohidro
Berpote
ekosiste
6.
Kilang minyak pelumas
bekas (termasuk fasilitas
penunjang)
10.000 ton/th
Potensi
Merupak
strategis
Potensi
penunja
Proses p
menggu
berpote
limbah y
turunan.
Berpote
limbah g
yang cu
Membut
cukup lu
L. Geologi Data Lingkungan
No
1.
Jenis Kegiatan
Pengambilan air bawah
tanah (sumur dangkal,
sumur tanah dalam dan
mata air)
Skala/Besaran
Alasan
≥ 50 m3 (dari 1
sumur, atau dari 5
sumur dalam areal
≤ 10 ha
Potensi
ganggua
geohidro
Potensi
M. Pariwisata
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah
ekosistem, hidrologi, bentang alam dan potensi konflik sosial.
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan
1
Taman Rekreasi
> 100 ha
Berpotens
dampak b
lintas, ak
pembebas
2
Kawasan Pariwisata
Semua besaran
Berpotens
dampak b
fungsi laha
gangguan
pembebas
sampah.
3
Hotel:
- Jumlah kamar , atau
- Luas bangunan
> 200 unit
> 5 ha
Berpotens
dampak d
kebutuhan
bangkitan
N. Pengembangan Nuklir
Secara umum, kegiatan-kegiatan yang berkaitan denga
penggunaan teknologi nuklir selalu memiliki potensi dampak dan re
kekhawatiran masyarakat yang selalu muncul terhadap kegia
menyebabkan kecenderungan terjadinya dampak sosial.
No
1
2.
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan Il
Pembangunan dan
pengoperasian reaktor
nuklir :
a. Reaktor Penelitian
Daya > 100 KWt
b. Reaktor Daya (PLTN)
Semua instalasi
Potensi da
pengopera
penelitian
50
elemen
bakar/tahun
Secara tek
fabrikasi b
selalu me
minimal 5
bakar/tahu
Produksi > 100
ton yellow
Debu radio
terlepas a
d. Pembangunan Iradiator
(Kategori II s/d IV)
Aktivitas sumber
> 37.000 TBq
(terra becquerel =
100.000 Ci Curie)
Membutuh
yang tela
dalam ko
air pendin
volumeny
menyebab
panas di t
penyimpa
Akumulas
memungk
kebocoran
lingkunga
e. Produksi Radioisotop
Semua instalasi
Semua ta
proses be
mencema
membaha
dalam ben
f. Produksi kaos lampu
Semua instalasi
Proses pr
menggun
yang mem
radiotoksi
tinggi.
O. Bidang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B
Kegiatan yang menghasilkan limbah B3 berpotensi m
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, terutama kegiatan
mengkonsentrasikan limbah B3 dalam jumlah besar sebagaimana
Kegiatan-kegiatan ini juga secara ketat diikat dengan perjanjian
Basel) yang mengharuskan pengendalian dan penanganan yang
P. Rekayasa Genetika
Kegiatan-kegiatan yang menggunakan hasil rekayasa
menimbulkan dampak terhadap kesehatan manusia dan keseimbanga
No
Jenis Kegiatan
Skala/Besaran
Alasan Il
1.
Introduksi jenis-jenis
tanaman, hewan, dan
jasad renik produk
bioteknologi hasil rekayasa
genetika
Semua besaran
Lihat penj
2.
Budidaya produk
bioteknologi hasil rekayasa
genetika
Semua besaran
Lihat penj
*) Catatan :
Kota Metropolitan
Kota Besar
Kota Sedang
Kota Kecil
Pedesaan
:
:
:
:
:
berpenduduk ≥ 1.000.000 jiwa
berpenduduk ≥ 500.000 - < 1.000.000 jiwa
berpenduduk ≥ 200.000 - < 500.000 jiwa
berpenduduk ≥ 20.000 - < 200.000 jiwa
berpenduduk ≥ 2.000 - < 20.000 jiwa
7.5.3. Komisi Amdal
Kebijakan
pengelolaan
lingkungan
hidup
sebagaim
UndangUndang Nomor : 23 tahun 1997, maka Peraturan Pemerin
1993 (AMDAL) sebagai penjabaran pelaksanaan Undang-Unda
1982, disempurnakan dan diganti dengan Peraturan Pemerintah N
yang telah mengakomodir wacana otonomi daerah, sehingga dimu
dan penilaian AMDAL oleh Pemerintah Daerah.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menila
melakukan :
1. Kajian dan persetujuan terhadap KA-ANDAL, ANDAL
dirumuskan oleh pemrakarsa kegiatan;
2. Penyampaian laporan hasil kajian yang dilakukan kepada W
bersangkutan (sesuai dengan PP No. 27/1999 mengenai AM
RPIJM yang dimaksudkan sebagai Komisi AMDAL adalah Ko
Kabupaten/Kota).
Dengan adanya desentralisasi AMDAL, kewenangan peni
juga sudah mulai
diserahkan kepada daerah dengan tingkatan
tersebut dilaksanakan dengan asumsi atau pertimbangan bahwa d
kondisi lingkungannya, pengawasan akan lebih efektif, mendorong
terlibat aktif dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
alam yang dimilikinya, transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pe
Komisi penilai AMDAL daerah kabupaten/kota mempun
menilai semua rencana usaha dan/atau kegiatan diluar kewenang
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentan
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan dokumen lingkungan.
6.6. Rencana Pemantauan Safeguard Sosial Dan Lingkunga
6.6.1. Prinsip Dasar Safeguard Pengadaan Tanah Dan Pemu
Pengadaan tanah dan pemukiman kembali biasanya terjad
berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau
swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pe
bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk mening
terlibat dalam seluruh tahap perencanaan proyek, sep
proyek, jumlah dan bentuk kompensasi/ganti rugi, serta lok
kembali;
3.
Adil : Pengadaan tanah tidak boleh memperburuk kondisi ke
tersebut memiliki hak untuk mendapatkan ganti rugi yang me
pengganti dan/atau uang tunai yang setara dengan harga
asetnya. Biaya terkait lainnya, seperti biaya pindah, pengurus
pajak, harus ditanggung oleh pemrakarsa kegiatan. DP harus
untuk dapat mengkaji rencana pengadaan tanah ini secara
mereka sendiri dan menyetujui syarat-syarat dan jumlah
pemukiman kembali;
4.
Warga yang terkena dampak harus sepakat atas ganti rugi ya
jika memungkinkan, secara sukarela mengkontribusikan/hibah
pada kegiatan. Dalam kasus dimana tanah dihibahkan secara
melakukan musyawarah dalam forum stakeholder untuk men
benar-benar dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dari pih
5.
Kontribusi/hibah tanah secara sukarela hanya dapat dilakukan
DP mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar diban
tanah miliknya (dibuktikan dengan perhitungan yang
pihak); dan
Tanah yang dihibahkan nilainya