DOCRPIJM eb84d971a4 BAB VIBab 6 Analisis Keuangan

RPI J M Bidang Cipt a Kar ya, Dinas Peker j aan Umum, Kabupat en Bar it o Timur

BAB VI
ANALISIS KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN
PENDAPATAN

6.1. UMUM
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kabupaten mempunyai
kewajiban untuk menyelenggarakan dan melaksanakan urusan pemerintahan daerah
yang menjadi kewenangannya. Urusan pemerintahan daerah dimaksud meliputi:
Urusan Wajib dan Urusan Pilihan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Birokrasi dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah tersebut secara umum
berperan menjalankan 3 (tiga) fungsi utama, yaitu: fungsi pelayanan, fungsi
pembangunan dan fungsi pemerintahan umum. Fungsi pelayanan berhubungan
dengan unit organisasi pemerintahan yang pada hakikatnya merupakan bagian atau
berhubungan dengan masyarakat. Fungsi utamanya adalah pelayanan publik (public
service) langsung kepada masyarakat. Fungsi pembangunan berhubungan dengan
organisasi pemerintah yang menjalankan salah satu urusan pemerintahan daerah

guna mencapai tujuan pembangunan. Fungsi pokoknya adalah Development function
atau adaptive function. Fungsi ketiga adalah pemerintah umum yang berhubungan
dengan

rangkaian

organisasi

pemerintahan

yang

menjalankan

tugas-tugas

pemerintahan umum termasuk memelihara ketertiban dan keamanan. Fungsinya lebih
kepada fungsi pengaturan (regulative function).
Guna melaksanakan ketiga fungsi utama tersebut secara optimal diperlukan dukungan
anggaran yang memadai yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) untuk melaksanakan semua urusan pemerintahan daerah yang
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur . Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan
Pemerintah Daerah yang menggambarkan semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan Daerah dalam kurun waktu satu tahun. APBD
selain itu juga merupakan instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut maka
pengalokasian anggaran belanja yang secara rutin merupakan kebutuhan dalam
rangka pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah menjadi tolok ukur bagi
VI-1

RPI J M Bidang Cipt a Kar ya, Dinas Peker j aan Umum, Kabupat en Bar it o Timur

tercapainya

kesinambungan

serta

konsistensi


pembangunan

daerah

secara

keseluruhan menuju tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama.
Bertitik tolak dari target kinerja pembangunan daerah yang akan dicapai dan dengan
memperhatikan keterbatasan sumber daya yang ada, maka dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan daerah perlu mengarahkan dan memanfaatkan sumber daya
yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna dengan disertai pengawasan dan
pengendalian yang ketat sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini
dimaksudkan agar target kinerja pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, maka penyusunan APBD Kabupaten Barito Timur didasarkan pada
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) yang telah
disepakati bersama antara Pemerintah Daerah dan DPRD. Kebijakan Umum APBD
(KUA) dimaksudkan sebagai pijakan dan dasar bagi Pemerintah Daerah dan DPRD

dalam membahas dan menyepakati PPA yang selanjutnya menjadi bahan utama
penyusunan RAPBD, oleh karena itu KUA tersebut juga memberikan landasan dan
pedoman bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun datang dalam rangka
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Rencana
program dan kegiatan beserta anggarannya dimaksud dituangkan dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) serta rencana
pelaksanaannya sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakikatnya merupakan
perwujudan amanat rakyat kepada eksekutif dan legislatif untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat dalam batas otonomi daerah
yang dimiliki. Bertitik tolak pada hal tersebut, maka setiap penyusunan APBD
Kabupaten Barito Timur disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip:
1.

Partisipasi Masyarakat
Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam proses
penyusunan dan penetapan APBD sedapat mungkin melibatkan partisipasi
masyarakat sehingga masyarakat mengetahui akan hak dan kewajibannya dalam
pelaksanaan APBD.


2.

Transparansi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disusun harus dapat
menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat yang
VI-2

RPI J M Bidang Cipt a Kar ya, Dinas Peker j aan Umum, Kabupat en Bar it o Timur

meliputi: tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis/ obyek belanja
serta korelasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang dicapai
dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu, setiap pengguna anggaran
harus bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya yang dikelola untuk
mencapai hasil yang ditetapkan.
Transparansi

dan

pengorganisasian,


akuntabilitas
pelaksanaan,

anggaran,

baik

pengendalian

dan

dalam

perencanaan,

pengawasan,

maupun


akuntansinya merupakan wujud pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dan
DPRD kepada rakyat.
3.

Disiplin Anggaran
Anggaran daerah disusun berdasarkan kebutuhan riil dan prioritas masyarakat di
daerah sesuai dengan target dan sasaran pembangunan daerah. Dengan
demikian, dapat dihindari adanya kebiasaan alokasi anggaran pembangunan ke
seluruh sektor yang kurang efisien dan efektif.
Anggaran yang tersedia pada setiap pos/ rekening merupakan batas tertinggi
belanja/ pengeluaran. Oleh karena itu, tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan
melampaui batas kredit anggaran yang ditetapkan.

4.

Keadilan Anggaran
Pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan daerah lainnya yang dibebankan
kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan untuk membayar,
masyarakat yang memiliki kemampuan pendapatan rendah secara proporsional
diberi beban yang sama, sedangkan masyarakat yang mempunyai kemampuan

untuk membayar tinggi diberikan beban yang tinggi pula. Untuk menyeimbangkan
kedua kebijakan tersebut pemerintah daerah dapat melakukan diskriminasi tarif
secara rasional guna menghilangkan rasa ketidakadilan. Selain daripada itu
dalam mengalokasikan belanja daerah, harus mempertimbangkan keadilan dan
pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa
diskriminasi pemberian pelayanan.
Pemerintah Daerah di dalam menetapkan besaran pajak dan retribusi harus
mampu menggambarkan nilai-nilai rasional dan transparan terkait dengan
penentuan hak-hak dan tingkat pelayanan yang diterima oleh masyarakat di
daerah. Mengingat, adanya beban pembiayaan yang dipikul langsung maupun
tidak langsung oleh kelompok masyarakat melalui mekanisme pajak/ retribusi,
serta

adanya

keharusan

untuk

merasionalkan


anggaran

yang

lebih

VI-3

RPI J M Bidang Cipt a Kar ya, Dinas Peker j aan Umum, Kabupat en Bar it o Timur

menguntungkan

bagi

kepentingan

masyarakat

dan


mampu

merangsang

pertumbuhan ekonomi daerah sesuai mekanisme pasar.
5.

Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat
menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna
kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat
efisiensi dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan anggaran perlu
diperhatikan:
a. Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator
kinerja yang ingin dicapai;
b. Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja serta penetapan
harga satuan yang rasional.

6.


Taat Azas
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai kebijakan daerah
yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah di dalam penyusunannya tidak boleh
bertentangan

dengan

peraturan

perundang-undangan

yang

lebih

tinggi,

kepentingan umum dan peraturan daerah lainnya.
6.2. PROFIL KEUANGAN KABUPATEN BARITO TIMUR
6.2.1. Komponen Penerimaan Pendapatan
Pendapatan daerah merupakan penerimaan uang melalui kas rekening kas umum
daerah yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam
satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan
daerah Kabupaten Barito Timur

terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Perimbangan dan lain-lain PAD. Kondisi umum masing-masing sumber pendapatan
daerah Kabupaten Barito Timur adalah sebagai berikut:
a.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Barito Timur terdiri dari:
1) Pajak Daerah;
2) Retribusi Daerah;
3) Bagian laba Badan Usaha Daerah;
4) Lain-lain Pendapatan.

b.

Dana Perimbangan
Dana Perimbangan Kabupaten Barito Timur terdiri dari:
1)

Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak;
VI-4

RPI J M Bidang Cipt a Kar ya, Dinas Peker j aan Umum, Kabupat en Bar it o Timur

c.

2)

Dana Alokasi Umum (DAU);

3)

Dana Alokasi Khusus (DAK);

4)

Bagi Hasil Pajak dan Bangunan Keuangan dan Propinsi

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Dana Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari:
1)

Pendapatan Hibah;

2)

Dana bagi hasil pajak dari Propinsi dan Pemda;

3)

Bantuan Keuangan dari Propinsi dan Pemda lainnya;

Tabel Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2008-2012
Kabupaten Barito Timur
SUMBER
PENERIMAAN
1. P A D
2. DANA
PERIMBANGAN
3. LAIN - LAIN
Jumlah

2008

2009

2010

2011

2012

14.067.709.935
364.726.262.931

18.957.595.100,5
364.646.394.797,0

13.198.385.613,89
370.181.326.781

12.860.358.478,37
484.511.485.794

16.945.494.945,85
525.120.127.711,79

6.608.509.965

250.000.000

5.494.610.258,94

21.889.690.680

17.240.272.626,80

385.399.563.831

383.853.989.897,75

388.874.322.653,83

519.261.534.952,77

559.305.895.284,44

Sumber : DPPKAD Kab. Barito Timur

6.2.1. Perkembangan Keuangan Daerah Daerah
Secara umum realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Barito Timur setiap
tahun dapat melebihi dari target yang ditetapkan. Walaupun demikian terdapat
beberapa pos penerimaan yang belum mencapai target, yaitu pos penerimaan
pendapatan lain-lain yang sah.
6.3.

KOMPONEN PENGELUARAN BELANJA

Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah. Belanja
Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang
menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.
Belanja dalam rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
VI-5

RPI J M Bidang Cipt a Kar ya, Dinas Peker j aan Umum, Kabupat en Bar it o Timur

sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi keunggulan daerah, seperti: perikanan,
pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata.
Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:
a.

Belanja Pegawai;

b.

Belanja Hibah;

c.

Bantuan Sosial;

d.

Belanja Bagi Hasil;

e.

Bantuan Keuangan;

f.

Bantuan Tidak Terduga.

Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:
a.

Belanja Pegawai;

b.

Belanja Barang dan Jasa;

c.

Belanja Modal.

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Barito Timur selama 3 (tiga) tahun terakhir
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel Perkembangan Belanja
Kabupaten Barito Timur Tahun 2010-2012
JENIS BELANJA
1.Belanja Tidak Langsung
2.Belanja Langsung
3.Belanja Tak Terduga
Jumlah

2010

2011

2012

193.707.286.085,00
203.130.358.609,00
601.052.500,00

231.567.227.660,20
263.980.766.685,00
264.500.000,00

278.603.136.450,80
250.398.910.905,97
0,00

381.955.466.485,00

495.812.494.345,20

529.002.047.356,77

Sumber : DPPKAD Kab. Barito Timur

Dari tabel di atas terlihat bahwa belanja aparatur daerah terus meningkat tiap
tahunnya, hal ini menunjukah bahwa belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
Kabupaten Barito Timur terus bertambah.

VI-6