PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING TERHADAP MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 MOJOTENGAH KABUPATEN WONOSOBO - repository perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

  telah disempurnakan lagi. Kurikulum Nasional disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi masa depan. Titik beratnya bertujuan untuk mendorong peserta didik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum nasional menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Diharapkan setelah memeroleh materi pembelajaran mereka memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan.

  Pembelajaran bahasa Indonesia dititikberatkan pada empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan itu adalah membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. Materi pembelajaran dalam bahasa Indonesia terdiri atas dua jenis, yaitu sastra dan bahasa. Pembelajaran sastra mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi watak, kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan serta kemampuan peserta didik dalam bidang sastra.

  Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Hervanda (dalam Suryaman 2010:2), sastra berpotensi besar untuk membawa masyarakat ke arah perubahan, termasuk

  1 perubahan karakter. Sebagai ekspresi seni bahasa yang bersifat reflektif sekaligus interaktif, sastra dapat menjadi spirit untuk memunculkan gerakan perubahan masyarakat, bahkan kebangkitan suatu bangsa ke arah yang lebih baik, penguatan rasa cinta tanah air, serta sumber inspirasi dan motivasi kekuatan moral bagi perubahan sosial budaya ke arah yang lebih baik.

  Kegiatan bersastra yang efektif adalah kegiatan yang mengarah pada berapresiasi dan berekspresi secara luas, bukan sebatas bahasan yang bersifat kognitif. Kegiatan mendengarkan, melisankan, membaca, maupun menulis yang dikembangkan di dalam standar isi bahasa Indonesia mengarah pada pembentukan dan pengembangan karakter. Pembelajaran bersastra yang relevan untuk pembentukan dan pengembangan karakter siswa adalah pembelajaran yang mampu menumbuhkan kesadaran siswa untuk bersastra yang akhirnya mampu meningkatkan pemahaman dan pengertian tentang manusia dan kemanusiaan, mengenal nilai-nilai, mendapatkan ide-ide baru, meningkatkan pengetahuan sosial budaya, berkembangnya rasa dan karsa, serta terbinanya watak dan kepribadian.

  Untuk membangun karakter dan kepribadian siswa yang berakhlak mulia dan berkarakter kuat, diperlukan buku-buku sastra yang isinya sesuai dengan tingkat perkembangan pembaca, membawakan nilai-nilai luhur kemanusiaan, serta mendorong pembacanya untuk berbuat baik.

  Salah satu teks yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kurikulum nasional, khususnya untuk tingkat SMP kelas VII adalah teks puisi rakyat, hal ini tercantum dalam kompetensi dasar “Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa”. Puisi rakyat yang diajarkan pada kelas VII meliputi pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat.

  Oleh karena itu, penelitian ini akan difokuskan pada kompetensi menulis pantun.

  Keterampilan menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami (Nurudin 2010:4). Definisi tersebut mengungkapkan bahwa menulis tidak sekadar menyusun kalimat-kalimat, tetapi lebih dari itu. Menulis yang baik adalah menulis yang dapat dipahami oleh orang lain.

  Pantun merupakan salah satu karya sastra lama yang terkenal di Nusantara. Pantun memuat nilai-nilai pendidikan, moral, nasihat, adat-istiadat, dan ajaran- ajaran agama. Meminjam istilah Suseno (2001:179), pantun adalah jiwa Melayu.

  Bahasa Melayu memiliki pengaruh yang besar terhadap bahasa Indonesia. Pantun mencerminkan karakter Melayu, buah kearifan lokal. Oleh karena itu, secara tidak langsung, pantun pun mencerminkan karakter bangsa Indonesia.

  Di dalam pantun, terkandung keunggulan yang tidak terdapat pada karya sastra lain. Pantun adalah alat untuk menyelusupkan wejangan ataupun kritik sosial tanpa menyakiti perasaan. Pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir. Pantun melatih seseorang untuk berpikir tentang makna kata sebelum berujar. Dalam hal ini, terkandung nilai moral agar sebelum berbicara, seseorang harus berpikir masak-masak. Pantun juga melatih seseorang untuk berpikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain. Secara sosial, pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat. Pantun menunjukkan kecepatan berpikir seseorang dalam memilih dan merangkai kata. Secara umum, pantun berperan sebagai alat penguat penyampaian pesan.

  Pembelajaran menulis pantun dapat melatih peserta didik untuk berani mengekspresikan diri, mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa. Selain itu, menulis pantun dapat menjadi permulaan yang baik dalam menulis karya sastra karena bentuknya yang ringkas, sehingga tidak membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak.

  Pembelajaran menulis pantun selama ini dianggap sebagai pembelajaran yang mudah bagi peserta didik. Meskipun demikian, selama ini peserta didik masih mengalami permasalahan-permasalahan dalam menulis pantun. Permasalahan yang terjadi adalah kurangnya minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis, terutama dalam menulis karya sastra seperti pantun. Hal ini terjadi karena peserta didik merasa kesulitan dalam hal memunculkan ide karena rendahnya kebiasaan untuk menulis. Selain itu, terdapat hambatan lain yang dialami peserta didik yaitu kurangnya dukungan lingkungan sekitar dalam menyusun pantun seperti gangguan dari teman dan kurangnya pemanfaatan sarana yang tersedia. Jika permasalahan- permasalahan ini tidak segera diatasi maka pembelajaran menulis pantun di kelas menjadi lebih sulit dan jauh dari hasil yang maksimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi hambatan-hambatan peserta didik, peneliti tertarik untuk meneliti penerapan metode mind mapping dalam upaya meningkatkan minat dan kemampuan peserta didik dalam menulis pantun.

  Selama ini peserta didik merasa kurang tertarik dengan pembelajaran menulis, karena mereka merasa kesulitan dalam mengembangkan ide cerita menjadi sebuah runtutan peristiwa. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan minat peserta didik dalam pembelajaran menulis pantun dipilihah metode pembelajaran mind mapping.

  Metode mind mapping adalah metode pembelajaran dengan menggunakan peta rute yang hebat bagi ingatan, memungkinkan penulis menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa, sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional (Buzan, 2013:4). Metode pemetaan pikiran bertujuan untuk memetakan pikiran yang ada pada bacaan kemudian pikiran/konsep diilustrasikan oleh peserta didik dalam bentuk ilustrasi grafis. Dengan penerapan metode mind mapping ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan memudahkan peserta didik dalam menulis pantun, sehingga pembelajaran menulis pantun dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui keefektifan pembelajaran menulis pantun dengan metode mind mapping. Untuk itu, dilakukan penelitian dengan metode eksperimen yang berjudul Pengaruh Penggunaan Metode Mind

  

mapping terhadap Minat dan Kemampuan Menulis Pantun pada Peserta Didik

Kelas VII SMP Negeri 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang di teliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

  1. Apakah metode mind mapping berpengaruh terhadap minat peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo dalam pembelajaran menulis pantun?

  2. Apakah metode mind mapping berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo dalam pembelajaran menulis pantun? C.

   Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian sebagai berikut.

  1. Mendeskripsikan pengaruh metode mind mapping terhadap minat peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo dalam menulis pantun.

  2. Mendeskripsikan pengaruh metode mind mapping terhadap kemampuan peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Mojotengah Kabupaten Wonosobo dalam menulis pantun.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun secara praktis, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan mengembangkan kajian teoritis mengenai pembelajaran sastra dan menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Peserta didik Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis pantun.

  b. Bagi Guru Guru yang mengajar materi menulis pantun diharapkan dapat meningktakan minat dan kemampuan guru dalam pembelajaran menulis pantun. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pedoman, acuan, dan referensi untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam materi penulisan pantun.

  c. Bagi sekolah Penelitian ini memberikan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam minat dan kemampuan menulis pantun.