ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta) Tahun 2012-2016 - STIE Widya Wiwaha Repository

  ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta) Tahun 2012-2016 SKRIPSI

  Ditulis Oleh : Nama : Ayu Atika Putri Nomor Mahasiswa : 141214931 Jurusan : Akuntansi

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2018

  ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta) Tahun 2012-2016 SKRIPSI

  Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Akuntansi

  Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Ditulis Oleh :

  Nama : Ayu Atika Putri Nomor Mahasiswa : 141214931 Jurusan : Akuntansi

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

  “Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Referensi. Apabila kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar saya sanggup menerima hukuman / sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”

  Yogyakarta, 28 Agustus 2018

  Wiwaha

  Penulis

  Plagiat

  Ayu Atika Putri

  Widya Jangan STIE

  ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta) Tahun 2012-2016

  Nama : Ayu Atika Putri Nomor Mahasiswa : 141214931 Jurusan : Akuntansi

  Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pembimbing

  Dra. Sulastiningsih, M.si

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

  

HALAMAN PENGESAHAN

  ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

  (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta) Tahun 2012-2016

  Telah di pertahankan / diujikan dan disahkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi

  Wiwaha

  Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Nama : Ayu Atika Putri Nomor Mahasiswa : 141214931

  Plagiat

  Jurusan : Akuntansi Yogyakarta,

  Widya

  Disahkan oleh Penguji / Pembimbing Skripsi : Penguji 1 :

  Jangan STIE

  Penguji 2 : Mengetahui

  Ketua STIE Widya Wiwaha Drs Muhammad Subhan, MM

  

ABSTRAK

  ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

  (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta) Tahun 2012-2016

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan daerah Provinsi DIY tahun 2012-2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yang mana data ini berupa data sekunder berupa Anggaran dan Realisasi Pendapatan Belanja Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2012-2016. Selanjutnya, data ini dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan yaitu analisis varians, derajat desentralisasi, rasio kemandirian, rasio ketergantungan, rasio keserasian, analisis pertumbuhan dan analisis efisiensi.

  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara umum kinerja keuangan daerah Pemerintah Provinsi DIY baik. Hal ini ditunjukan dengan rata-rata analisis varians pendapatan sangat efektif, derajat desantralisasi baik, rasio kemandirian delegatif, rasio ketergantungan sangat tinggi, analisis pertumbuhan pendapatan positif, analisis varians belanja baik, rasio belanja modal rendah, rasio belanja

  Wiwaha

  operasional tinggi, analisis pertumbuhan belanja positif, dan analisis efisiensi belanja sangat efisien. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Rasio Pertumbuhan.

  Plagiat Widya Jangan STIE

  

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

  “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

  (Al-Baqarah: 153) “Berbuat lah baik terhadap sesama dan jadilah orang yang bermanfaat”

  (Febri K)

  

PERSEMBAHAN

  Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, Skripsi ini saya persembahkan untuk Mama dan Papa, yang telah memberi dukungan dan doa untuk kesuksesan anaknya.

  STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan hidyah-Nya yang senantiasa dilimpahakan kepada penulis, sehingga bisa menyelasaikan skripsi dengan judul “ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) Studi Kasus pada Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2012-

  2016” sebagai syarat untuk menyelesaiakan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penyelesaian

  Wiwaha

  skripsi ini dapat terlakasana berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

  Plagiat

  menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1.

  Drs Muhammad Subhan, MM Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

  Widya Ekonomi Widya Wiwaha.

  2. Dra. Sulastiningsih, M.si Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan selama

  Jangan STIE

  penyusunan skripsi.

  3. Khoirunnisa Cahya Firdarini, SE, M.Si selaku Ka Prodi Akuntansi yang telah memberikan dukungan pengarahan selama masa perkuliahan.

  4. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha. dukungan selama proses pembuatan skripsi, yang selalu mensuport dan memberikan “warna” yang indah dalam perjalanan akhir masa perkuliahan. sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

  6. Brian A Dewangga yang setia menemani, menjadi teman diskusi, yang selalu bisa menciptakan senyum di tengah- tengah proses “penat” dalam pengerjaan skripsi ini.

  7. Sahabat sejati Ika Aprianti, terimakasih untuk motivasi, dukungan dan kekonyolan yang telah kita lalui selama ini.

  8. Teman-teman kelas Accounting 2014, Teman seperjuangan Aulia, Lulu, Eka, Putri, Prasti, Ofi, Fitri, Rian, Dion yang saling memberi semangat

  Wiwaha dan bertukar ilmu yang bermanfaat.

  9. Rekan kerja yang selalu mendorong untuk menyelesaikan skripsi ini.

  Plagiat 10.

  Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu memberikan dukungan.

  Widya

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk mendorong penelitian-penelitian selanjutnya.

  Jangan STIE

  Yogyakarta, 28 Agustus 2018 Ayu Atika Putri

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv ABSTRAK ............................................................................................................... v MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

  BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7 C. Pertanyaan penelitian ................................................................................... 7 D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 10 A. Anggaran Perndapatan dan Belanja Daerah (APBD) ................................ 10 B. Anggaran Pendapatan Daerah .................................................................... 14 C. Anggaran Belanja Daerah .......................................................................... 15 D. Kinerja Keuangan Daerah .......................................................................... 22 E. Analisis Kinerja Keuangan Daerah ............................................................ 26 F. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 36 BAB III METODA PENELITIAN ........................................................................ 39 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 39 B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 39 C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 39 D. Teknik Analisis Data .................................................................................. 40 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

  2. Analisis Kinerja Keuangan Belanja Daerah ................................... 44

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 48 A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 48 1. Gambaran Umum ........................................................................... 48 2. Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 56 B. Analisis Kinerja Keuangan APBD DIY Tahun 2012-2016 ....................... 59 1. Analisis Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah ............................ 59 2. Analisis Kinerja Keuangan Belanja Daerah ................................... 64 C. Pembahasan ................................................................................................ 70 1. Analisis Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah ............................ 70 2. Analisis Kinerja Keuangan Belanja Daerah ................................... 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 77 A. Kesimpulan ................................................................................................ 77 B. Saran .......................................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 81 LAMPIRAN ........................................................................................................... 83 STIE Widya Wiwaha Jangan Plagiat

  

DAFTAR TABEL

  Tabel

  2.1 Kriteria Analisis Varians Pendapatan Daerah ......................................... 28

  2.2 Skala Interval Rasio Derajat Desentralisasi ............................................ 29

  2.3 Pola Hubungan dan Tingkat Kemampuan Daerah .................................. 30

  2.4 Kriteria Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah .................................. 32

  4.1 APBD Provinsi DIY Tahun 2012-2016 .................................................. 56

  4.2 Realisasi APBD Provinsi DIY Tahun 2012-2016 ................................... 57

  4.3 Realisasi Pos-Pos Pembentukan Pendapatan Daerah .............................. 58

  4.4 Realisasi Belanja Operasional dan Belanja Modal .................................. 59

  4.5 Analisis Varians Pendapatan Daerah ...................................................... 60 Wiwaha

  4.6 Rasio Derajat Desentralisasi .................................................................... 61

  4.7 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah .................................................... 62

  Plagiat

  4.8 Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah ................................................ 63

  4.9 Analisis Pertumbuhan Pendapatan Daerah .............................................. 64

  Widya

  4.10 Analisis Varian Belanja Daerah .............................................................. 65

  4.11 Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Daerah ............................. 66

  4.12 Rasio Belanja Operasional terhadap Total Belanja Daerah .................... 67

  4.13 Analisis Pertumbuhan Belanja Daerah .................................................... 68

  Jangan STIE

  4.14 Analisis Rasio Efisiensi Belanja Daerah ................................................. 69

  4.15 Ringkasan Analisis Kinerja Keuangan APBD Provinsi DIY .................. 70

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar

  4.1 Peta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ............................................ 48

  4.2 Peta Kabupaten Kulon Progo .................................................................. 51

  4.3 Peta Kabupaten Bantul ............................................................................ 52

  4.4 Peta Kabupaten Sleman ........................................................................... 53

  4.5 Peta Kota Yogyakarta .............................................................................. 54

  4.6 Peta Kabupaten Gunung Kidul ................................................................ 55

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari

  pembangungan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat yang bebas korupsi. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah

  Wiwaha

  diperlukan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber

  Plagiat

  daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.

  Widya

  Perspektif kedepan dari sistem keuangan daerah adalah mewujudkan sistem perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang mencerminkan pembagian tugas kewenangan dan tanggung jawab yang jelas antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang

  Jangan STIE

  transparan, memperhatikan aspirasi dan partisipasi masyarakat serta pertanggungjawaban kepada masyarakat, mengurangi kesenjangan antar daerah dalam kemampuannya untuk membiayai tanggung jawab otonominya dan memberikan kepastian sumber keuangan daerah yang berasal dari wilayah daerah yang bersangkutan. (Bastian, 2001: 5)

  Berdasarkan Undang-undang No. 32 tahun 2004, memberikan definisi otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban yang dimiliki daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tujuan kewenangan tersebut adalah untuk lebih mendekatkan pemerintah dengan masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pemerintah daerah juga dituntut untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah yang tertib, transparan dan akuntabel agar tujuan utama dapat tercapai

  Wiwaha yaitu good govermance dan clean govement.

  Pengukuran Kinerja Keuangan sangat penting untuk menilai

  Plagiat

  akuntabilitas pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan

  Widya

  menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi kemampuan yang menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara efisien, efektif, dan ekonomis. Efisien berarti penggunaan dana masyarakat tersebut menghasilkan output yang

  Jangan STIE

  maksimal, efektif berarti penggunaan anggaran tersebut harus mencapai target-target atau tujuan untuk kepentingan publik, dan ekonomis berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan sumber daya dalam jumlah dan kualitas tertentu pada tingkat harga yang paling murah (Mardiasmo, 2004:182)

  Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud meliputi pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam pemberian pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan

  Wiwaha

  memperbaiki komunikasi kelembagaan. ( Mardiasmo, 2002: 121) Menilai Kinerja Keuangan pemerintah daerah dapat dilakukan

  Plagiat dengan cara melihat kinerjanya melalui Laporan Realisasi Anggaran.

  Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara

  Widya

  anggaran dengan realisasinya dalam suatu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran juga menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah daerah dalam periode mendatang dengan cara

  Jangan STIE

  menyajikan laporan secara komparatif.

  Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah adalah tingkat pencapaian dari suatu hasil Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah, yang meliputi anggaran dan realisasi PAD dengan menggunakan indikator keuangan yang ditetapkan melalui suatu kebijakan atau ketentuan perundang- undangan selama satu periode anggaran. Bentuk dari pengukuran kinerja tersebut berupa rasio keuangan. Kinerja (performance) menurut kamus akuntansi manajemen dikatakan sebagai aktivitas terukur dari suatu entitas selama periode tertentu sebagai bagian dari ukuran keberhasilan pekerjaan. Pengukuran kinerja diartikan sebagai suatu sistem keuangan atau non keuangan dari suatu pekerjaan yang dilaksanakan atau hasil yang dicapai dari suatu aktivitas, suatu proses atau suatu uit organisasi. Kinerja keuangan pemerintah daerah adalah tingkat pencapaian dari suatu hasil kerja di bidang keuangan daerah yang meliputi peneriman dan belanja daerah dengan

  Wiwaha menggunakan sistem keuangan yang ditentukan melalui suatu kebijakan atau ketentuan perundang-undangan selama satu periode

  Plagiat anggaran. Bentuk dari pengukuran kinerja tersebut berupa rasio keuangan yang terbentuk dari sistem laporan pertanggungjawaban

  Widya daerah berupa perhitungan APBD.

  Prestasi pelaksanaan program yang dapat diukur akan mendorong pencapaian prestasi tersebut. Pengukuran prestasi yang Jangan dilakukan secara berkelanjutan memberikan umpan balik untuk upaya

  STIE perbaikan secara terus menerus dan pencapaian tujuan di masa mendatang. Salah satu alat menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan análisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakannya. Menurut Widodo di kutip dalam (Halim, 2002 : 126) hasil analisis rasio keuangan ini bertujuan untuk: 1. kemandirian keuangan daerah dalam Menilai membiayai penyelenggaraan otonomi daerah.

  2. Mengukur efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatan daerah.

  3. Mengukur sejauh mana aktivitas pemerintah daerah dalam membelanjakan pendapatan daerahnya.

  4. Mengukur kontribusi masing-masing sumber pendapatan dalam pembentukan pendapatan daerah.

  Wiwaha 5.

  Melihat pertumbuhan/perkembangan perolehan pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan selama periode tertentu.

  Plagiat

  Salah satu cara untuk menganalisis kinerja keuangan pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangannya adalah dengan melakukan

  Widya

  analisis rasio keuangan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Penilaian kinerja pemerintah berdasarkan berbagai rasio keuangan, diantaranya Rasio Kemandirian Keuangan Derah, Rasio Efektivitas dan Efisiensi,

  Jangan STIE

  Rasio Keserasian, dan Rasio Pertumbuhan (Halim, 2012: 230) Penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat analisis kinerja keuangan secara luas telah diterapkan pada lembaga perusahaan yang bersifat komersial, sedangkan pada lembaga publik khususnya ada kesepakatan yang bulat mengenai nama dan kaidah pengukurannya. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, maka analisis rasio keuangan terhadap pendapatan belanja daerah perlu dilaksanakan Mardiasmo (2002: 105).

  Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota budaya, merupakan salah satu Provinsi yang berkembang. Setiap tahun ajaran baru, selalu berdatangan calon pelajar yang ingin melanjutkan studi dari berbagai daerah, baik dari luar Yogyakarta maupun dari sekitar daerah Yogyakarta. Selain itu, potensi wisata alam

  Wiwaha

  dan budaya yang ada di Provinsi DIY menjadikan keunggulan dan ciri khas dibandingkan dengan Provinsi lainnya di Indonesia. Berkaitan

  Plagiat

  dengan hal tersebut, Provinsi DIY saat ini selalu mengalami kemajuan dalam pembangunan. Hal ini menandakan bahwa banyak investor dari

  Widya

  negeri sendiri ingin membuka usaha di Yogyakarta. Keadaan ini tentunya juga mempengaruhi perekonomian Pemerintah Provinsi DIY.

  Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu

  Jangan STIE

  pemerintah daerah yang telah menyelenggarakan otonomi daerah. Dengan memiliki potensi dan perkembangan pada Pemerintah Provinsi DIY dari tahun ke tahun, semakin banyak kalangan menilai mengenai kemandirian dan kinerja keuangan Pemerintah DIY. Oleh karenanya, berdasarkan hal tersebut penulis ingin menilai kinerja keuangan keuangan Pemerintah Provinsi DIY, dengan melakukan analisis terhadap rasio pendapatan dan belanja daerah.

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Anggaran Pendapatan dan

  Belanja Daerah (APBD) Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012- 2016”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: ”Para pengguna laporan keuangan kebanyakan tidak mampu Wiwaha memahami akuntansi dan kurang dapat memahami serta mengintepretasikan Laporan Realisasi Anggaran, sehingga perlu

  Plagiat

  analisis Kinerja Keuangan yang dapat menjadi alat bantu untuk memudahkan para pengguna laporan keuangan dalam memahami dan

  Widya

  mengintepretasikan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

  “ C.

   Pertanyaan Penelitian Jangan STIE

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas ditarik pertanyaan penelitian berikut ini : “Bagaimana Kinerja Keuangan Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta selama periode 2012-2016 yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan daerah?”

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini bertujuan untuk : “Mengetahui Kinerja Keuangan Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2012-2016 yang diukur menggunakan rasio keuangan daerah.”

  E. Manfaat Penelitian

  1 . Bagi Pemerintah daerah DIY Sebagai bahan masukan dan gambaran bagi pemerintah DIY di dalam menentukan kebijakan serta bertujuan untuk menentukan arah

  Wiwaha

  dan strategi untuk perbaikan Kinerja Keuangan pemerintahan daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di masa yang akan

  Plagiat datang.

  2. Bagi Masyarakat

  Widya

  Hasil penelitian ini diharapan akan memberikan informasi yang berguna kepada masyarakat tentang kinerja pendapatan dan belanja daerah sebagai bentuk akuntanbilitas pengelolaan dana masyarakat

  Jangan oleh pemerintah daerah. STIE

  3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai pembelajaran terutama bagi mahasiswa sebagai dasar pembanding dalam rangka melakukan penelitian lebih lanjut pada bidang kajian ini dan menjadi ruang belajar yang sarat nilai positif pengalaman peneliti berkaitan dengan kondisi sosial yang ada dalam masyarakat terutama berkaitan langsung dengan bidang akuntansi sektor publik.

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) APBD disusun sebagai pedoman pendapatan dan belanja dalam

  melaksanakan kegiatan pemerintah daerah. Sehingga dengan adanya APBD, pemerintah daerah sudah memiliki gambaran yang jelas tentang apa saja yang akan diterima sebagai pendapatan dan pengeluaran apa saja yang harus dikeluarkan, selama satu tahun. Dengan adanya APBD sebagai pedoman, kesalahan, pemborosan, dan penyelewengan yang

  Wiwaha merugikan dapat dihindari.

  Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah harus dicatat

  Plagiat

  dan dikelola dalam APBD penerimaan dan pengeluaran daerah tersebut adalah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi. Sedangkan

  Widya

  penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan pelaksanaan Dekonsentrasi atau Tugas Pembantuan tidak dicatat dalam APBD.

1. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

  Jangan STIE

  Menurut Mahsun (2011:81) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah daftar yang memuat rincian penerimaan dan pengeluaran/belanja daerah selama satu tahun. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah untuk masa satu tahun, mulai dari 1 Januari sampai dengan Menurut Halim (2012:87) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yaitu rencana pekerjaan keuangan (financial workplan) yang dibuat untuk suatu jangka waktu tertentu, ketika badan legislatif (DPRD) memberikan kredit kepada badan eksekutif (kepala daerah) untuk melakukan pembiayaan kebutuhan rumah tangga daerah sesuai dengan rancangan yang menjadi dasar (grondslag) penetapan anggaran, dan yang menunjukkan semua penghasilan untuk menutup pengeluaran tadi.

  Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran

  Wiwaha

  Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 Pasal 1 Ayat 1, pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah

  Plagiat

  rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan

  Widya ditetapkan dengan peraturan daerah.

  Menurut Mardiasmo (2002:11) mengatakan, bahwa salah satu aspek penting dari pemerintah daerah yang harus diatur secara hati-

  Jangan STIE

  hati adalah masalah pengelolaan keuangan dan anggaran daerah. Anggaran daerah yang tercermin dalam APBD merupakan instrumen kebijakan utama bagi pemerintah daerah, menduduki porsi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektivitas pemerintah daerah. Anggaran daerah seharusnya belanja, alat bantu pengambilan putusan dan perencanaan pembangunan serta alat otoritas pengeluaran di masa yang akan datang dan ukuran standar untuk mengevaluasi kinerja serta alat koordinasi bagi smeua aktivitas pada berbagai unit kerja.

2. Fungsi APBD

  Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan kemampuan pendapatan daerah, APBD mempunyai fungsi otoritas, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

  Wiwaha

  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2003, pasal 66, APBD memiliki fungsi sebagai berikut: a.

  Fungsi Otoritas, berarti bahwa anggaran daerah menjadi dasar

  Plagiat

  untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

  Widya b.

  Fungsi Perencanaan, yang berarti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

  Jangan STIE

  c.

  Fungsi Pengawasan, berarti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

  d.

  Fungsi Alokasi, berarti bahwa anggaran daerah harus pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatankan efisiensi, dan efektivitas perekonomian.

  e.

  Fungsi Stabilisasi, berarti bahwa anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

3. Tujuan APBD

  APBD disusun dengan tujuan untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran daerah agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan

  Wiwaha

  kemakmuran masyarakat di daerah. Tujuan pnyusunan APBD lainnya, yaitu: a.

  Membantu pemerintah daerah mencapai tujuan fiskal dan Plagiat meningkatkan koordinasi antar bagian dalam lingkungan

  Widya pemerintah daerah.

  b.

  Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.

  Jangan STIE

  c.

  Memungkinkan pemerintah daerah untuk memenuhi prioritas belanja.

  d.

  Mingkatkan transparasi dan pertanggungjawaban pemeritah daerah kepada DPRD dan masyarakat luas.

B. Anggaran Pendapatan Daerah

  Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening Kas Umum Daerah yang menambah ekuitas dana merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pasal 3 UU No. 25 tahun 1999 mengatakan bahwa sumber pendanaan bagi daerah otonom meliputi: 1.

  Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut

  Wiwaha

  berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku, sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten/kota terdiri dari:

  Plagiat a.

  Hasil Pajak Daerah

  Widya b.

  Hasil Retribusi Daerah c. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan (antara lainnya: bagian laba,

  Jangan

  deviden, dan penjualan saham milik daerah)

  STIE d.

  Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah (antara lain hasil penjualan aset tetap daerah dan jasa giro.

2. Dana Perimbangan

  Dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desantralisasi. Dana perimbangan terdiri atas: a.

  Bagian Daerah dari Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan penerimaan dari sumber daya alam.

  b.

  Dana Alokasi Umum (DAU).

  c.

  Dana Alokasi Khusus (DAK).

  3. Pinjaman Daerah Pinjaman Daerah bersumber dari dalam negeri dan dari luar

  Wiwaha

  negeri. Pinjaman Daerah dari dalam negeri bersumber dari Pemerintah Pusat, Lembaga Keuangan Bank, Lembaga Keuangan

  Plagiat

  Bukan Bank, Masyarakat dan sumber lainnya. Sedangkan Pinjaman dari luar negeri dapat berupa pinjaman bilateral atau pinjaman

  Widya multilateral.

  4. Lain-lain Pendapatan Yang Sah Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah mencakup: hibah/

  Jangan STIE

  bantuan dari pemerintah, dana darurat dari pemerintah dalam rangka penaggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam, dana bagi hasil pajak dari teknis kepada kabupaten/kota, dana penyesuaiaan, bantuan keuangan dari teknis atau dari pemerintah daerah lainnya.

C. Anggaran Belanja Daerah

  selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar, atau deplasi aset, atau terjadinya hutang yang mengakibatkan berkurangnya ekuitas dana, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada para peserta ekuitas dana. (Halim, 2002: 73)

  Belanja daerah yang meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali. Menurut Pasal 26 dan 27 dari Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan Daerah bahwa belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai

  Wiwaha

  pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri atas:

  Plagiat 1.

  Urusan wajib 2. Urusan pilihan

  Widya 3.

  Urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antarpemerintah daerah yang ditetapkan

  Jangan STIE

  dengan ketentuan perundang-undangan.

  Pemerintah Daerah menetapkan target pencapaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan. Tujuannya untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Berdasarkan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 Pasal 32 ayat (2), klasifikasi belanja menurut urusan pemerintah, organisasi, fungsi, program dan kegiatan, serta jenis belanja mencakup:

a. Belanja Langsung

  Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan Pemerintah Daerah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai

  Wiwaha

  Belanja Pegawai merupakan belanja untuk honorarium/ upah dalam melaksanakan program dan kegiatan Pemerintah Daerah.

  Plagiat

  2) Belanja Barang dan Jasa

  Widya

  Belanja Barang dan Jasa merupakan belanja untuk pembelian/ pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program

  Jangan

  dan kegiatan Pemerintah Daerah, mencakup belanja barang

  STIE

  habis pakai, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/ penggandaan, sewa rumah/ gedung/ gudang/ parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan atributnya, pakaian kerja, pakaian pindah tugas, dan pemulangan pegawai. 3) Belanja Modal

  Belanja Modal merupakan belanja untuk pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.

b. Belanja Tidak Langsung

  Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai

  Belanja Pegawai merupakan belanja kompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundangundangan.

  2) Belanja Bunga Belanja Bunga merupakan belanja untuk pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

  3) Belanja Subsidi Belanja Subsidi merupakan belanja untuk bantuan biaya produksi kepada perusahaan/ lembaga tertentu agar harga jual produksi/ jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

  4) Belanja Hibah dan Bantuan Sosial Belanja Hibah merupakan belanja untuk pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/ atau jasa kepada

  Pemerintah atau Pemerintah Daerah lainnya, dan kelompok

  Wiwaha

  masyarakat/ perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Belanja Bantuan Sosial merupakan belanja untuk pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/ atau barang

  Plagiat

  kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

  Widya

  5) Belanja Bagi Hasil Pajak Belanja Bagi Hasil Pajak merupakan belanja untuk dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada

  Jangan STIE

  kabupaten/ kota atau pendapatan kabupaten/ kota kepada Pemerintah Desa atau pendapatan Pemerintah Daerah tertentu kepada Pemerintah Daerah lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

  Belanja Bantuan Keuangan merupakan belanja untuk bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/ kota, Pemerintah Desa, dan kepada Pemerintah Daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/ atau peningkatan kemampuan keuangan.

  7) Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

c. Pembiayaan Daerah

  Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah hanya ditemui pada Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) badan pengelolaan keuangan. Pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk manfaat surplus, yang dirinci menurut urusan pemerinthan daerah, organisai, kelompok, jenis

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat pembiayaan. Pembiayaan daerah terdiri dari: Pemenerimaan, pembiayaan, dan pengeluaran pembiayaan.

  Penerimaan pembiayaan mencankup: a.

  Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA).

  b.

  Pencarian dana dan cadangan, Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.

  c.

  Penerimaan pinjaman daerah.

  d.

  Penerimaan kembali pemberian pinjaman.

  e.

  Penerimaan piutang daerah.

  Wiwaha

  Pengeluaran pembiayaan mencankup: a.

  Pembentukan dana cadangan.

  Plagiat b.

  Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah.

  c.

  Pembayaran pokok utang.

  Widya d.

  Pemberian pinjamandaerah. Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan. Jumlah pembiayaan

  Jangan

  netto harus dapat menutup defisit anggaran. Sisa Lebih Pembiayaan

  STIE

  Anggaran (SILPA) tahun anggaran sebelumnya mencangkup sisa dana untu mendanai kegiatan lanjutan, yang diperoleh dari efisiensi belanja dan pelampauan target pedapatan daerah. Hasil penjualan kekayaan yang dipisahkan dapat berupa hasil penjualan perusahaan penjualan aset milik pemerintah daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga, atau hasil investasi. Pernyataan modal pemerintah daerah termasuk dalam penerimaan pinjaman adalah penerbitan obligasi daerah yang akan direalisasikan pada tahun anggaran berkenan.

D. Kinerja Keuangan Daerah

  Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi. Apabila pencapaian sesuai yang direncanakan, maka kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik. Apabila pencapaian melebihi dari apa yang direncanakan dapat dikatakan kinerjanya sangat bagus. Apabila pencapaian tidak sesuai dengan apa yang direncanakan atau kurang dengan apa yang direncanakan, maka kinerjanya buruk. Kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan.

1. Pengertian Kinerja Keuangan Daerah

  Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi. Apabila pencapaian sesuai dengan yang direncanakan, maka kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik. Kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan. Menurut Inpres No. 7 Thaun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

  Kinerja (perfomance) diartikan sebagai hasil seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat diukur dengan di bandingkan dengan standar yang telah ditentukan (Sedarmayanti 2003: 64).

  Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang bertujuan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat dengan sebaik- baiknya, misalnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, penegakan hukum, transportasi dan sebagainya. Pengukuran Kinerja

  Wiwaha

  Keuangan Pemerintah Daerah dilakukan untuk memenuhi 3 tujuan yaitu (Mardiasmo, 2002:121) :

  Plagiat a.

  Memperbaiki kinerja Pemerintah Daerah, b. Membantu mengalokasikan sumber daya dan pembuatan

  Widya

  keputusan, c. Mewujudkan pertanggungjawaban public dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

  STIE

2. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Jangan

  Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dilakukan untuk memenuhi tiga tujuan yaitu (Mardiasmo, 2002:121): Memperbaiki kinerja Pemerintah Daerah, membantu mengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan, serta mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan pemerintah daerah dengan melihat tingkat efisiensi pemerintah daerah tersebut.

  Pengukuran efisiensi dalam organisasi sektor publik merupakan hal yang penting, hal ini dikarenakan kurangnya net

  income sebagai gambaran akan kinerja keuangan pemerintah daerah

  saat ini. Suatu kegiatan dikatakan efisien jika pelaksanaan pekerjaan tersebut telah mencapai hasil (output) maksimal dengan menggunakan biaya (input) yang terendah atau dengan biaya minimal (Hamzah, 2008). Pengelolaan keuangan yang efisien akan

  Wiwaha

  meningkatkan kualitas akan pengambilan keputusan sehingga bila keputusan yang diambil berkualitas akan meningkatkan kinerja

  Plagiat keuangan pemerintah daerah.

3. Pengelolaan keuangan daerah

  Widya