3.3 Studio 1 Kelembagaan Keuangan dan Ke
1
3.8
Aspek Kelembagaan, Keuangan dan Kebijakan
Pada subab ini akan dijelaskan mengenai kelembagaan dan keuangan serta
kebijakan di Desa Cibodas Kecamatan Cibitung Kabupaten Sukabumi.
3.8.1 Kelembagaan
Kelembagaan yang ada di Desa Cibodas Kecamatan Cibitung berada dalam
pengawasan pemerintah, kelembagaan tersebut terdiri dari lembaga pemerintah dan non
pemerintah, kelembagaan ini tetap berjalan meskipun memiliki kekurangan di beberapa
bagian, ini di karenakan tingkat pemahaman dan latar belakang para pegawai dikalangan
pemerintah.
Hubungan kelembagaan dalam perencanaan tata ruang sangat terikat sehingga di
perlukannya pembahasan akan kelembagaan untuk mengetahui keadaan sosial masyarakat
dalam suatu daerah. Pola masyarakat dan peran serta kelembagaan dalam pelaksanaan
pembangunan daeranya. Tinjauan tersebut lebih terfokus pada fungsi, kewenangan dan
peran kelembagaan dalam pembangunan daerahnya.
A.
Sistem Kelembagaan Pemerintah
Seluruh kegiatan bidang pemerintah difokuskan pada usaha memperkuat dan
mewujudkan kemampuan untuk melayani masyarakat demi mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan wilayahnya. Kegiatan dibidang pemerintah yang telah dilaksanakan
penataan pemerintah Kabupaten yang lebih efektif, pelaksanaan verifikasi data penduduk
yang dikoordinasikan langsung dengan Kantor Dinas Cibitung melalui Kantor Desa.
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH CIBODAS
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
Kepala desa
BPD
Sari rohanan
GIONOTO, S.Pd
Sekertaris desa
Endang supriatna, S.IP
Stap administrsai/umum
Stap keuangan
Bayu
Astipurnama
nurhayati
Kaur ekbang
Kaur pemerintahan
Kaur trantim
Kaur
Kaur umum
kesra
Risma yunita
paridudin
ACUN
Riki
satiman
yakub
2
Kadus
cibodas
Kedudukan tugas pokok dan
fungsi.
B.
1.
Kadus cigelam
Kadus cinangka
pemerintah desa merupakan
pemeintah
yang mewakili kewenangan
Apeng
yogaswara
p.aripin untuk mengatur
Entis sutisna
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat serta budaya yang di akui dan di hormati dalam wilayah negara kesatuan
republik indonesia.
2.
pemerintah indonesia secara teknis operasinal dan teknis administrasi, bertanggung
jawab kepada bupati melalui camat.
C.
Tugas pokok dan fungsi
1.
Kepala Desa
Kepala
Desa
mempunyai
tugas
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan. Kepala Desa mempunyai fungsi:
a. Pemimpin penyelenggaraan Pemerintah Desa berdasarkan kebijakan
yang
ditetapkan bersama BPD.
b. Mengajukan rancangan Peraturan Desa.
c. Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Desa mengenai APBDes untuk
dibahas dan ditetapkan bersama BPD.
e. Membina kehidupan masyarakat Desa.
f. Membina Perekonomian Desa.
g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan Melaksanakan
tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2.
Sekretaris Desa
Sekretaris Desa memiliki tugas dan fungsi yakni :
Tugas :
a. Membantu kepala desa dibidang administrasi umum dan keuangan dalam
penyelenggaraan tugas dan wewenang pemerintah desa.
b. Melaksanakan tugas kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan.
c. Melaksanakan tugas kepala desa apabila kepala desa diberhentikan sementara.
d. Melasanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
3.
Fungsi :
Kaur Umum
Kepala urusan umum mempunyai tugas membantu tugas-tugas sekretaris desa dibidang :
3
a.
Mengelola administrasi umum pemerintah desa.
b.
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang kegiatan surat
c.
Melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan barang-barang inventaris kantor.
d.
Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian alat-alat tulis kantor.
e.
Mengumpulkan, menyusun dan meyiapkan bahan rapat.
f.
Melakukan persiapan penyelenggaraan rapat, penerimaan tamu dinas dan kegiatan
menyurat.
rumah tangga pemerintah desa.
g.
Melakukan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris desa
4.
Kaur Pemerintahan
a. Mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan data dibidang pemerintahan desa,
ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat.
b. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam rangka pembinaanwilayah termasuk
rukun warga dan rukuntetangga serta masyarakat.
c. Melaksanakan administrasi pelaksanaan pemilihan umum, pemilihan presiden,
pemilihan gubernur, pemilihan bupati, pemilihan kepala desa dan kegiatan sosial
politik.
d. Melaksanakan administrasi kependudukan, catatan sipil dan monografi.
e. Melaksanakan tugas dibidang pertanahan.
f.
Melakukan administrasi peraturan desa, peraturan kepaladesa, dan keputusan
kepala desa.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
5.
Kaur Ekonomi Pembangunan
a. Mengumpulkan,
mengolah
dan
menyiapkan
data
dibidang
ekonomi
dan
pembinaan
dan
pembangunan.
b. Mengumpulkan
dan
menyiapkan
bahan
dalam
rangka
pengembangan serta koordinasi kegiatan dibidang ekonomidan pembangunan.
c. Melakukan administrasi dan membantu pelaksanaan pelayanan dibidang tera
ulaang, prmohonan izin usaha, izin bangunan dan lain-lain.
d. Menghimpun data potensi didesanya serta menganalisadan mmelihara untuk
dikembangkan.
e. Melakukanadministrasi hasil swadaya masyarakat dalam pembangunan dan hasil
pembangunan lainnya.
f.
Melakukan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk pembuatan daftar usulan
rencana dan proyek, daftar usulan kegiatan, daftar isian proyek maupun daftar isian
kegiatan.
4
g. Membantu pelaksanaan kegiatan tknis organisasi dan administrasi lembaga
pembrdayaan masyarakat desa maupun lembaga-lembaga dibidang pertanian,
perindustrian dan pembangunan lainnya.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
6.
Kaur Kesejahteraan Rakyat
a. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dibidang kesejahteraan rakyat.
b. Mengumpulkan,
mengolah
dan
menyiapkan
data
pendidikan,
kesehatan,
keagamaan, kepemudaan, dan olahraga.
c. Membabtu kegiatan administrasi dan perkembangan pemberdayaan kesejahteraan
keluarga.Mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan data keluarga miskin.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
7.
Kepala Dusun
Tugas :
a. membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah kerjanya.
b. melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan swadaya dan gotong royong
masyarakat.
c. melakukan kegiatan penerangan tentang program pemerintah kepada masyarakat.
d. membantu kepala desa dalam pembinaan dan mengkoordinasikan kegiatan rw dan rt
diwilayah kerjanya.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
Fungsi :
a. Melakukan
koordinasi
terhadap
jalannya
pemerintah
desa,
pelaksanaan
pembangunan dan pembinaan masyarakat diwilayah dusun.
b. Melakukan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang
menjadi tanggung jawabnya.
c. Melakukan usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi dan swadaya gotong
royong masyarakat dan melakukan pembinaan perekonomian.
d. Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan ketrentaman dan
ketertiban masyarakat.
e. Melakukan fungsi-fungsi lain yang dilimpahkan oleh kepala desa.
Berikut adalah struktur, kedudukan,fungsi,tugas,wewenang,hak dan kewajiban BPD.
5
Sekretaris
BPD
Bidang
Deni
Fasah
Pemerinta
han
Ujang
Anggota
Suherli
Pahrudin
Purwanda
Anggota
Idik Nursidik
Ketua BPD
Gionoto
S.Pd
Wakil
Ketua BPD
Jaji
Bidang
Pembangu
nan
Mulyana
Anggota
Mulyana
Anggota
Nurjannah
Kedudukan :
a. BPD sebagai badan permusyawaratan
merupakan badan untuk melaksanakan
demokrasi berdasarkan pancasila dan undang – undang Dasar 1945.
b. BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra dari pemerintah desa.
c. BPD sebagai wadah permusyawaratan atau pemufakatan masyarakat yang ada di
desa.
Fungsi :
a. Mengayomi yaitu menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di
desa, sepanjang penunjang kelangsungan pembangunan dan tidak bertentangan
dengan kaidah agama.
b. Legislasi yaitu merumuskan dan menetapkan peraturan desa bersama – sama
dengan pemerintah desa.
c. Pengawasan yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa,
anggaran pendapatan dan belanja desa serta keputusan kepala desa.
d. Menampung aspirasi masyarakat yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi
masyarakat yang diterima dari masyarakat kepada pejabat atau instansi yang
berwenang.
Tugas dan wewenang :
a.
netapkan calon kepala desa yang berhak dipilih.
me
6
b.
me
ngusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa.
c.
me
netapkan pejabat kepala desa.
d.
ber
sama kepala desa menetapkan peraturan desa.
e. bersama kepala desa menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa
(APBDes).
f.
me
nampung aspirasi masyarakat.
Kewajiban :
a. Mempertahankan dan memlihara keutuhan negara republik indonesia.
b. Mengamalkan pancasila dan undang – undang Dasar 1945 serta mentaati segala
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
c. Membina demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
f.
C.
Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Sistem Lembaga Non Pemerintah
Dalam pelaksanaan pembangunan daerah kerjasama antara masing-masing
lembaga yang terdapat dalam suatu wilayah harus saling berinteraksi atau saling
berhubungan melalui sistem kelembagaan yang diterapkan sesuai dengan fungsi dan
tugasnya masing-masing, sehingga pembangunan daerah dapat terselenggarakan dengan
baik dan jelas untuk kedepannya. Adapun kelembagaan non pemerintahan yang terdapat di
Desa Cibodas adalah sebagai berikut :
1.
PKK
PKK mempunyai tugas membantu Lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan
dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Berikut adalah tugas pokok dan fungsi pkk :
a.
Menyusun rencana kerja PKK Kelurahan, sesuai dengan hasil Rakerda Kota
b.
Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati
c.
Menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK RW, PKK RT dan dasa
wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati
d.
Menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya
keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan
yang telah ditetapkan
e.
Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang mencakup
kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera
7
f.
Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja
g.
Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan
kesejahteraan keluarga di Kelurahan
h.
Membuat laporan hasil kegiatan kepada TP PKK Kecamatan dengan tembusan
kepada Ketua Dewan Penyantun TP PKK setempat
i.
Melaksanakan tertib administrasi ,dan
j.
Mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan PenyantunTP PKK setempat
PKK Kelurahan mempunyai fungsi :
a.
Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu
melaksanakan program PKK, dan
b.
Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing Gerakan
PKK
D.
Hubungan Antar Lembaga
Hubungan Lembaga Pemerintah dan Lembaga non Pemerintah
Dari survey yang dilakukan untuk hubungan antar lembaga pemerintah yang ada
telah berjalan dengan baik dengan di di pantau langsung oleh Kepala Desa cibodas
sendiri.
Hubungan Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah
Hubungan antar lembaga pemerintah dan non pemerintah juga sudah berjalan
dengan baik walaupun struktur pemerintah desa cibodas baru diganti dikarenakan
pergantian Kepala Desa yang baru. Tapi struktur pemerintah Desa dan non Desa
tetap terstruktur dengan baik.
E.
Kinerja Lembaga
Berdasarkan hasil survey terhadap kinerja Lembaga di Desa Cibodas tergolong
kurang baik dilihat dari :
Etika dan norma :
Untuk etika dan norma kinerja lembaga Desa Cibodas sudah terbilang baik dengan
pelayanan terbaik kepada penduduk dan orang luar.
Efektifitas waktu (Jam Kerja)
Untuk time kerja pemerintah Desa Cibodas terbilang baik dengan ketepatan waktu kerja
yang baik. Tanpa ada pemoloran time kerja karna di awasi langsung oleh Kepala Desa.
Pelayanan
Dalam pelayanan publik yang diberikan oleh masing – masing lembaga juga terbilang
sudah baik dengan sering jalannya pemerhatian keluhan tiap tiap penduduk Desa
Cibodas sendiri.
A.
Dampak Kinerja Kelembagaan dalam Proses Pembangunan
8
Kelembagaan suatu daerah memang merupakan salah satu faktor yang memegang
peranan yang paling besar terhadap daerah, terutama tentang pengendalian dan
pelaksanaan pembangunan. Untuk itu mengapa system kelembagaan disuatu daerah harus
berjalan dengan baik dan benar. Seperti halnya system kelembagaan yang ada di Desa
Cibodas ini, baik pemerintah maupun non perintah. System kelembagaan di Desa Cibodas
ini dapat dikatakan
sudah memberikan dampak yang baik bagi penerapan sikap untuk
saling merangkul antar warga yang juga atas bimbingan dari pemerintah Desa dan ke ikut
sertaan lembaga non pemerintah, hal ini tentunya dapat dilihat dari keadaan desa tersebut
yang terlihat sudah cukup baik dalam penerapan etika dan norma.
3.8.2 Aspek Keuangan
Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Keuangan desa
dilaporkan dalam bentuk APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) terdiri atas:
-
Pendapatan Desa, yang terdiri atas:
a. Pendapatan Asli Desa (PADes)
b. Alokasi Dana Desa (ADD)
A.
-
Pembelanjaan rutin
-
Pembelanjaan pembangunan
Pos Pendapatan Desa Cibodas
Berikut merupakan rincian dana pada Desa Cibodas tahun 2013 :
Tabel 3.33
Pos Pendapatan Desa Cibodas
N
o
1
Uraian
Infrastruktur Pendidikan SDN 1 dan 2 Cibodas
Pengadaan Sarana Produksi Pertanian
3
290.000.00
0
278.000.00
0
-
-
-
-
-
Rp.349.500.0
00
-
POS BANTUAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
Dana Operasional Peningkatan Aparatur Pemerintah Desa
Pengadaan Laptop 2 Unit
Dana Program Pemberdayaan Masyarakat
15.000.000
12.000.000
40.000.000
282.500.00
0
-
Pengembalian PBB
Pengadaan ATK dan Sarana Perlengkapan Administrasi Sekertariat
Desa
Pengadaan Dana Perbaikan Sarana Agama Islam
Pembangunan Infrastruktur Pengerasan Jalan Desa dan Jalan
Rp.397.558.8
43
POS BANTUAN PEMERINTAH DAERAH
Alokasi Dana Desa (ADD) dan Tambahan ADD
Jumlah
(Rp)
Rp.568.000.0
00
POS BANTUAN PEMERINTAH PUSAT
Pembangunan PNPM GSC dan PNPM mandiri
2
Besarnya anggaran (Rp)
Dari
Jumlah
PADes/
Bantuan
Kekayaan
Desa
185.858.84
3
4.700.000
-
-
-
-
10.000.000
-
-
24.000.000
173.000.00
-
-
9
4
Lingkungan, Pengasapalan Jalan Desa, Plesterisasi Jalan Gang,
MCK, Bendungan Pembagi air, Pengadaan Sarana Produksi
Pertanian, Pembuatan Bak Sampah, dll
POS BANTUAN DARI PIHAK KETIGA, SWADAYA, dan HASIL
PELAYANAN
0
Rp.28.750.00
0
Swadaya Masyarakat
-
24.000.00
0
-
1.
2.
3.
4.
-
4.750.000
-
Pelayanan Surat Menyurat
Sewa Lahan Tanah Kas Desa
Iuran Dari Penggarap Tanah Kas Desa
Sumbangan Dari Pengusaha Yang Tidak Mengikat
Total
Rp. 1.343.808.843,00
(Sumber: Laporan Penyelenggara Pemerintahan Desa,2014)
Rincian Dana ADD :
Alokasi Dana Desa
= Rp. 185.858.843
Pengembalian PBB
= Rp. 4.700.000
Pengadaan ATK
= Rp. 10.000.000
Pengadaan Dana Perbaikan = Rp. 24.000.000
Pembangunan Infrastruktur = Rp. 173.000.000 +
Rp.397.558.843.Pos Pendapatan ini menjelaskan mengenai Bantuan atau sumber pendapatan yang
di terima oleh Desa Cibodas dari Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan Program,
pengadaan dan sarana yang ada di Desa Cibodas Kecamatan Cibitung. Dari tabel
pendapatan di atas dapat di lihat bahwa jumlah keseluruhan bantuan dari pemerintah pusat
adalah sebesar Rp.568.000.000 sedangkan bantuan dari pemerintah provinsi jawa barat
adalah sebesar Rp.349.500.000. bantuan dari pemerintah daerah sebesar Rp.397.558.843
dan bantuan dari pihak ketiga dan atau swadaya adalah sebesar Rp.28.750.000 dan total
pendapatan desa cibodas adalah Rp. 1.343.808.843,00
B.
Pos Pengeluaran Rutin Desa Cibodas
Pos pengeluaran rutin ini terbagi menjadi 2 yaitu Belanja rutin dan belanja
pembangunan. Berikut adalah tabel pengeluaran rutin :
Tabel 3.34
Pos Pengeluaran Rutin Desa Cibodas
No
Uraian
1
BELANJA RUTIN :
Penghasilan Kepala Desa
Penghasilan Perangkat Desa
Belanja ATK dan Perlengkapan Administrasi
Sekretariat Desa
Biaya Peringatan Hari-hari Besar Nasional
BELANJA PEMBANGUNAN :
Biaya Pembangunan Dari Swadaya
Masyarakat
Biaya Pembangunan Infrastruktur (Fisik)
Biaya Pembangunan Non Fisik
Biaya Kemasyarakatan, Operasional
Lembaga (BPD, LPMD, MUI, Karang
Taruna dan Pemuda, PKK, RT, dan RW)
Pendidikan (Intensif Guru ngaji/Uztad)
2
Besarnya anggaran
(Rp)
Jumlah (Rp)
36.541.676
58.350.000
36.541.676
58.350.000
4.828.913
4.828.913
10.000.000
10.000.000
-
Ket
Rp.109.720.589
Rp.1.274.588
5.000.000
5.000.000
-
1.052.500.000
40.000.000
177.088.254
1.052.500.000
40.000.000
177.088.254
-
10
Ekonomi (UP2K, Kesehatan, Pemeliharaan
Kantor Desa, Biaya Kesehatan Perangkat
Desa, dll)
Total
Rp.1.343.808.843,00
(Sumber: Laporan Penyelenggara Pemerintahan Desa,2014)
Pos Pengeluaran rutin adalah pengeluaran untuk pembiayaan pembangunan yang di
keluarkan oleh oleh desa. Untuk tabel pengeluaran rutin dapat dilihat bahwa jumlah
keseluruhan belanja rutin yang di data untuk penghasilan kepala desa, penghasilan
perangkat desa dan belanja ATK utntuk kebutuhan desa adalah sebesar Rp.109.720.589
dan untuk belanja pembangunan untuk memenuhi bangunan dan atau pembangunan pada
desa cibodas adalah sebesar Rp.1.274.588. Jadi total pengeluaran rutin desa cibodas
adalah Rp.1.343.808.843,00. Jadi, ringkasan pembiayaan keuangan Desa Cibodas tahun
2013 adalah sebagai berikut :
Pendapatan
= Rp. 1.343.808.843,00
Pengeluaran Rutin
= Rp.109.720.589
Belanja Pembangunan
= Rp.1.274.588
-
-109.651.368.2
C.
Analisa Pemenuhan Kebutuhan
Dalam analisa pemenuhan kebutuhan ini seperti yang diketahui pada tabel, bahwa
desa cibodas ini membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pembangunan. maka dari itu
Desa Cibodas mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk pendapatan kebutuhan desa.
Hasil akhir dari pengurangan total pendapatan, pengeluaran rutin dan belanja
pembangunan sudah bisa dilihat bahwa Desa Cibodas masih kurang dalam pembiayaan
untuk desa itu sendiri.
D.
Rekomendasi
Untuk mengatasi dan menutupi kurangnya hasil pembiayaan di desa cibodas perlu
digali lagi potensi dan sumber daya alam yang ada pada desa cibodas agar bisa menjadi
desa yang memiliki banyak potensi dan menarik wisatawan agar bisa memenuhi
pembiayaan yang kurang pada desa cibodas.
3.8.3 Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini
dapat
diterapkan
serta individu.
pada pemerintahan, organisasi dan
Kebijakan
berbeda
kelompok
dengan peraturan dan hukum.
sektor
Jika
hukum
swasta,
dapat
memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan
pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling
mungkin memperoleh hasil yang diinginkan. Begitupun dalam ilmu perencanaan kebijakan
menjadi pedoman dan dasar untuk pelaksanaan suatu rencana.
11
A.
Kebijakan Umum Pembangunan Nasional dan Provinsi Jawa Barat.
Mengacu pada permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa dan Negara
Indonesia baik dewasa ini maupun dalam lima tahun mendatang, maka arah kebijakan
umum pembangunan nasioanal 2010 – 2014 adalah sebagai berikut:
1. Arah Kebijakan Umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang
sejahtera. Indonesia yang sejahtera tercermin dari peningkatan tingkat kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang
didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengurangan kemiskinan,
pengurangan tingkat pengangguran, yang diwujudkan dengan bertumpu pada program
perbaikan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur dasar, serta terjaganya
dan terpeliharanya lingkungan hidup secara berkelanjutan.
2. Arah Kebijakan Umum untuk pilar-pilar demokrasi dengan penguatan yang bersifat
kelembagaan dan mengarah pada tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala
macam diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi manusia serta kebebasan
yang bertangggung jawab.
3. Arah Kebijakan Umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam semua bidang
termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, penguarangan kesenjangan antar
daerah (termasuk desa-kota), dan kesenjangan gender. Keadilan juga hanya dapat
diwujudkan bila system hokum berfungsi secara kredibel, bersih, adil dan tidak pandang
bulu. Demikian pula kebijakan pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan
aagar tercapai rasa keadilan dan pemerintahan yang bersih.
Berdasarkan keberhaisilan pencapaian program pembangunan dalam lima tahun
sebelumnya, pemerintah akan melanjutkan visi dan misi pembangunan. Pendekatan yang
bersifat kelembagaan ini dimaksudkan sebagai pendekatan yang menyeimbangkan antara
pentingnya proses yang berlandaskan pada tat kelola yang baik, bersih, transparan, adil,
dan akuntabel, dengan hasil yang baik serta efisien.
Selanjutnya Presiden Republik Indonesia (Bapak Susilo Bambang Yudhoyono)
menetapkan 6 (enam) pripritas program percepatan dan perluasan pembangunan yang
pelaksanaanya dilakukan hingga 15 tahun kedepan. Program tersebut merupakan dasar
bagi mendorong bergeraknya ekonomi daerah yang dampaknya adalah terbukanya
lapangan kerja baru serta berkurangya jumlah rakyat miskin.
1. Pertama, adalah ketahanan panagan. Sektor ini menempati posisi teratas sebab sangat
besar peluang dimasa depan terjadi krisis pangan global akibat bertambahnya jumlah
penduduk ditambah dengan perubahan iklim yang mempengaruhi produksi pangan
2. Kedua, adalah sector energi, terutama ketersediaan energy listrik diseluruh wilayah.
Perlu percepatan pengadaan pembangkit listik yang berbasiskan sumber energy baru
12
dan terbarukan seperti panas bumi disampingn batubara dan pembangunan kilng
minyak baru
3. Ketiga, adalah pengadaan infrstruktur. Terutama pada pembangunan pelabuhan baru
diluar pulau Jawa, melanjutkan proyek jalan tol serta ruas penghubung baru yang sudah
belasan tahun banyak ditunda dengan berbagai alas an. “Untuk embebasan lahan, tentu
memerlukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, yang penting rakyat tidak dirugikan”.
4. Keempat, adalah pengadaan sarana transportasi laut dan udara yang efektif
menghubungkan semua pulau.
5. Kelima, adalah pembenahan kebijakan disektor pembiyaan. Selam ini pemerintah
sampai harus mencari dana dari luar negeri untuk membiayai pembangunan, sedangkan
sumber dana didalam negeri sebenarnya tersedia.
6. Keenam, adalah mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKAM) untuk
berkemban. Perlu ada perlakuan tersendiri agar ara pelaku UMKM tidak terpaksa harus
berhadapan dengan pengusaha besar.
Gambar 3.96
Kerangka Desain MP3EI
(Sumber: MP3EI)
B.
Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Nasional
Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam lingkup nasional, didasarkan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN), yaitu Pemerintah telah menetapkan Pusat Kegiatan Nasional dan Pudat Kegiatan
Wilayah di Jawa Barat yang ditetapkan Pemerintah. Berikut adalah PKN dan PKW di Jawa
Barat:
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN), terdiri dari:
13
a. PKN Jabodetabek, meliputi Provinsi Jabar, DKI dan Banten.
b. PKN Bandung Raya
c. PKN Cirebon
2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), terdiri dari:
a. PKW Sukabumi
b. PKW Palabuhanratu
c. PKW Cikampek – Cikopo
d. PKW Kadipaten
e. PKW Pangadaran
f.
PKW Indramayu
g. PKW Tasikmalaya
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Fungsi PKW terutama
adalah memberikan pelayanan skala regional yang dapat mengurangi pergerakan langsung
dari PKL dan kawasan perdesaan ke PKN.
Sedangkan penetapan PKL, berdasarkan usulan pemerintah kbupaten/kota. Pusat
kegiatan Lokal (PKL) yang terdiri dari pusat kegiatan local perkotaan dan pusat kegiatan
local perdesaan. Pusat kegiatan local perkotaan (PKL Perkotaan) adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan. Sedangkan pusat kegiatan local perdesaan (PKL perdesaan) adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi local yang menghubungkan
desa sentra produksi dengan PKL perkotaan.
Dalam RTRWN, kedudukan Kebupaten Sukabumi juga terkait dengan penetapan
salah satu dari enam Kawasan Andalan di Jawa Barat yaitu Kawasan Sukabumi dan
sekitarnya. Kawasan andalan adalah budidaya yang memiliki nilai startegis nasional meliputi
kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah
disekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.
Berdasarkan karakteristik dan potensinya, Kawasan Sukabumi dan sekiatarnya
diarahkan pada pengembangan 4 (empat) sector unggulan yaitu perikanan, pertanian,
pariwisata, dan perkebunan. Sesuai penetapan kriteria dalam RTRWN, Kawasan Sukabumi
dan sekitarnya termasuk kawasan berkembang dengan kriteria:
a. Memiliki paling sedikit 3 (tiga) kawasan perkotaan
b. Memiliki kontribusi terhadap produk domestic bruto paling sedikit 0,25% (nol koma dua
lima persen)
c. Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 3% (tiga persen) dari jumlah penduduk provinsi;
14
d. Memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut dan/atau Bandar udara,
prasarana listrik, telekomunikasi, dan air baku, serta fasilitas kegiatan ekonomi kawasan
dan
e. Memiliki sector unggulan yang sudah berkembang dan/atau sudah ada minat investasi.
C.
Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Jawa Barat
Sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJMD) Propinsi Jawa Barat 2005-2025 dan Rencana Tat Ruang Wilayah Propinasi
(RTRWP) Jawa Barat 2005-2025, kedudukan Kabupaten Sukabumi dalan lingkup Jawa
Barat terkait 3 (tiga) hal yaitu:
a. Rencana pengembangan sistem perkotaan di Jawa Barat
b. Kebijakan pengembangan kawasan andalan di Jawa Barat
c. Penetapan 5 (lima) pembagian wilayah kerja pembangunan (WKP)
Berdasarkan rencana pengembangan sistem perkotaan di Propinsi Jawa Barat yang
menetapkan PKA, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL, sesuai dengan konteks kebijakan dan
strategi pembangunan yang telah dilakukan dalam proses penyususnan RTRWP, erta untuk
mencapai target pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Propinsi Jawa Barat 2025, pengembangan sistem perkotaan yang
direncanakan Jawa Barat di Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikuit:
1. Penetapan Paabuhanratu sebagai Pusat Kegiatan Nasional - Propinsi (PKNp) yang
mermpunyai fungsi tertentu dengn skala pelayanan internasional, nasional atau
beberapa propinsi. PKNp Palabuhanratu ditetapkan dengan memperhatikan potensi
perikanan yang akan dikembangkan dengan dukungan pembangunan pusat bisnis
kelautan skala pelanan nasional dan internasional
2. Penetapan Palabuhan ratu beserta Kota Sukabumi, Cikampek - Cikopo, indramayu,
Kab=dipaten, Tasikmalaya dan Pangandaran sebagai PPKW dengan peran menjadi
penentuan PKW adalah kawasan perkotaan yang mempunyai potensi untuk mendorong
pertumbuhan daerah sekitarnya, pusat pengolahan atau pengumpul barang, simpul
transportasi, dan pusat jasa public dengan skal beberapa kebupaten. Fasilitas minimum
yang tersedia di PKW adalah:
a. Perhubungan :
pelabuhan
udara
(sekunder),
dan
atau
pelabuhan
laut
(pengumpan), dan atau terminal tipe B
b. Ekonomi
: pasar induk regional
c. Kesehatan
: rumah sakit umum tipe B
d. Pendidikan
: perguruan tinggi
3. Penetapan Cibadak sebagai PKL perkotaan, dan Jampang Kulon, Sagaranten, dan
Jampang Tengah sebagai PKL perdesaan beserta beberapa kota kecamatan lain di
Jawa Barat dengn wilayah pelayananKabupaten dan beberapa kecamatan
15
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri dari PKL Perkotaan dan PKL Perdesaan, PKL
perkotaan adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan,. Sedangkan PKL perdesaan adalah kawasan
perkotaan
yang
berfungsi
sebagai
pusat
koleksi
dan
distribusi
local
yang
menghubungkan desa sentra produksi dengan PKL perkotaan.
Penetapan PKL perkotaan diarahkan pada pertimbangan tekns bahwa kota-kota yang
ditetapkan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan dengan
kegiatan-kegiatan yang berciri perkotaan, seperti industry, permukiman perkotaan,
perdagangan dan jasa, dan lainnya.
PKL perdesaan diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan koleksi dan distribusi bagi
wilayah-wilayah belakangnya dan ditetapkan sebagai kawasan yang dapat dikembanglan
secara terbatas untu kegiatan industry berbasis pertanian.
Berdasarkan kebijkan pengembangan kawasan andalana Jawa Barat yang dilakukan
berdasarkan potensi wilayah, aglomertasi pusat-pusat permukiman perkotaan dan kegiatan
produksi serta perkembangan daerah sekitarnya, kedudukan Kbupaten Sukabumi termasuk
dalam Kawasan Andalan Sukaabumi yang terdiri dari Kabupaten dan Kota Sukabumi serta
Kabupaten Cianjur. Pengembangan kawasan anadalan tersebut lebih ditekankan pada
peningkatan kegiatan ekonomi yang doharapkan memberikan peningkatan kesejahteraan
rakyat. Kebijakan ekonomi yang diharapkan memberikan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan pengembangan Kawasan Andalan Sukabumi difokuskan pada :
1. Peningkatan cakupan pelaynan kesehatan
2. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan
3. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi dan protein hewani)
4. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi
5. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana
6. Peningkatan cakupan listrik perdesaan
7. Penyediaan energy alternative
8. Penataan daerah otonom
Sementara berdasarkan
pembanguann
serta
pertimbangan
mencermati
karakteristik
yang mengacu
potensi
dan
pada
perkembangan
permasalahan
disetiap
kabupaten/kota, Pemerintah Jawa Barat telah menetapkan pembagian 5 (lima) Wilayah
Kerja Pembangunan (WKP) sebagai berikut:
WKP Cirebon, dengan lingkup kerja, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu,
kabyupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan
1. WKP Bandung Raya, dengan lingkup kerja Kota Bandung, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat
16
2. WKP Priangan Timur, dengan lingkup Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar,
Kabupaten Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya
3. WKP Purwakarta, dengan lingkup kerja Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Subang, Kabuapten Bekasi, dan Kota Bekasi.
4. WKP Bogor, dengan lingkup kerja Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabuapten Sukabumi,
Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kota Depok.
Seiring dengan hal tersebut diatas, dalam rangka menciptakan suatu rentang kendali
yang proporsional dan mencapai hasil yang optimal dalam pembangunan setiap WKP
diatas, Pemerintah Jawa Barat memandang perlu mengoptimalkan dan memperkuat peran
Badan Koordinasi Wilayah (atau Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan yang
disingkat menjadi BKPP)
Berkaitan dengan 5 (lima) WKP yang telah ditetapkan Jawa Barat diatas, Kabupaten
Sukabumi termasuk kedalam WKP Bogor dengan kebijakan pengembangan wilayah
Kabupaten Sukabumi sebagai berikut:
1. Sebagai bagian dari Kawasan ANdalan Sukabumi dalam sector pertanian dan pariwisata
2. Simpul pengembangan wilayah PKW Palabuhanratu
3. Simpul layanan bagi wilayah sekitanya
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.97 Peta Pola Ruang Provinsi Jawa
Barat dan Peta Pola Ruang Kabupaten Sukabumi.
17
18
D. Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Wilayah Sukabumi dan
Sekitarnya
Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Wilayah sekitanya Kedudukan
Kabupaten Sukabumi dalam lingkup wilayah Sukabumi dan sekitarnya sangat terkait dengan
kedudukannya sebagai wilayah yang mendukung pengembangan sistem perkotaan Jawa
Barat dab WKP Bogo. Dalam konteks kedudukannya tersebut, maka sistem perkotaan yang
diharapkan tunbuh dan berkembang diwilayah Kabupaten Sukabumi adalah:
1. PKNp terdiri atas Kota Palabuhanratu, sehubungan keberadaan Pelabuhan samudera
dan potensi erikanan yang akan dikembangkan dengan dukungan pembangunan pusat
bisnis kelautan skala pelayanan nasional dan internasional
2. PKW, terdiri dari atas Kota Pelabuhanratu, sehubungan Palabuhanratu selain sebagai
ibukota Kabupaten Sukabumi juga sebagai pusat kegiatan permukiman, perdagangan,
dan pariwisata.
3. PKL perkotaan, terdiri atas Kota Kecamatan Cibadak, yang diarahkan pada
pertimbangan teknis bahwa kawasan perkotaan dengan kegiatan-kegiatan yang berciri
perkotaan, seperti industry, permukiman perkotaan, perdagangan dan jasa, dan lainnya.
4. PKL perdesaan, terdiri atas Kota Kecamatan Jampangtengah, Jampangkulon dan
Sagaranten, yang diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan koleksi dan distribusi bagi
wilayah-wilayah
belakangnya
dan
ditetapkan
sebagai
kawasan
yang
dapat
dikembangkan secara terbatas untuk kegiatan industry berbasis pertanian.
Namun demikian, sehubungan rencana pemebntukan daerah otonom baru (DOB)
pemekaran Kabupaten menjadi Kabupaten Sukabumi Utara (21 Kecamatan) dan Kabupaten
Sukabumi (26 kecamatan), dimana akan muncul kota pusat pemerintahan baru yang
direncanakan di Cibadak, dipandang perlu mengembangkan sistem perkotaan yang tidak
hanya mendukung penegmbangan sistem perkotaan Nasional dan Jawa Barat, akan tetapi
juga menegmbangkan sistem perkotaan yang sesuai karakteristik dan potensi wilayah
rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi yakni Kabupaten Sukabumi Utara dan Kabupaten
Sukabumi.
Tinajauan Rencana Pembentukan Daerah Otonom Baru Pemekaran Kabupaten Sukabumi
Berdasarkan hasi kesepakatan eksekutif dan legislative tentang persetujuan pemekaran
Kabupaten Sukabumi, sebagaimana tertuang dalam:
1. Keputusan Kabupaten Sukabumi Nomor 135.1/KEP.53-Tapem./209, tanggal 20 Januari
2009 tentang Persetujuan Pembentukan Calon Daerah Otonom Baru Pemekaran
Kabupaten Sukabumi, dan:
2. Keputusan DPRD Kabupaten Sukabumi Nomor 02 Tahun 2009, tanggal 20 Januari 2009
tentang Persetujuan Pemebntukan Calon Daerah Ototnom Baru Pemekaran Kabupaten
Sukabumi.
Telah disepakati bahwa pemekaran Kabupaten Sukabumi diputuskan meliputi 2
(dua) daerah otonom baru yaitu Kabupaten Sukabumi Utara dan Kabupaten Sukabumi.
Kabupaten
Sukabumi
Utara,
Kabupaten Sukabumi sebagai induk,
dengan calon ibukota di Cibadak,
dengan ibukota di Palabuhanratu,
meliputi 21 kecamatan yaitu:
meliputi 26 kecamatan yaitu:
1. Cidahu
1. Cisolok
2. Cicurug
2. Cikidaemas
3. Cibadak
3. Cikidang’
4. Cicantayan
4. Lengkong
5. Caringin
5. Palabuhanratu
6. Cisaat
6. Simpenan
7. Bojonggenteng
7. Warungkiara
8. Cireunghas
8. Bantarkadung
9. Gegerbitung
9. Cidadap
10. Gunungguruh
10. Ciracap
11. Kabandungan
11. Cidolog
12. Kapalanuggal
12. Cibitung
13. Kadudampit
13. Curugkembar
14. Kebonpedes
14. Jampangtengah
15. Parakansalak
15. Jampangkulon
16. Parungkuda
16. Kalibunder
17. Nagrak
17. Purabaya
18. Sukaraja
18. Surade
19. Sukalarang
19. Sagaranten
20. Sukabumi
20. Tegalbuleud
21. Ciambar
21. Pabuaran
22. Waluran
23. Cimanggu
24. Cikembar
25. Nyalindung
E.
Acuan Normatif Perencanaan Secara Hirarki
PP No.26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional
Dalam PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN menetapkan sebagian wilayah
administrasi di Provinsi Jawa Barat sebagai Pusat Kegiatan Nasional Kawasan Perkotaan
Bodebek yaitu kota-kota produktif seperti Bogor, Depok dan Bekasi. Sistem perkotaan
nasional di Provinsi Jawa Barat diatur dan memiliki tugas masing-masing. Berdasarkan
RTRWN Sukabumi berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) I/C/2 yaitu
pengembangan baru yang disebut Tahapan Pegembangan I Revitalisasi dan Percepatan
Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional.
Kemudian Sukabumi termasuk kedalam salah satu dari enam kawasan Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional yang diandalkan untuk sektor unggulan yaitu perikanan,
pertanian, pariwisata, dan perkebunan.
Perda No. 22 tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Menurut RTRWP Jawa Barat, dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah
Kabupaten Sukabumi ditetapkan sebagai Wilayah Pembangunan Sukabumi dan sekitarnya
sebagai
penjabaran
dari
Kawasan Andalan
Sukabumi
yang
antisipatif
terhadap
pengembangan pembangunan wilayah perbatasan yang meliputi Kota Sukabumi,
Kabupaten Sukabumi dan sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur.
Perda No. 22 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Sukabumi 2012-2032
Rencana Struktur Ruang Wilayah, kabupaten meliputi :
a. sistem pusat kegiatan terdiri atas:
a. sistem perkotaan
b. sistem perdesaan
b. sistem jaringan prasarana wilayah, terdiri atas:
a. sistem jaringan prasarana utama
b. sistem jaringan prasarana lainnya
c. Fungsi, Kedudukan, Tujuan Dan Sasaran
Fungsi dan Kedudukan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi merupakan matra
spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Sukabumi, yang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional,
Provinsi, Kabupaten/Kota perbatasan, serta sebagai acuan bagi Organisasi Perangkat
Daerah atau instansi Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi,
dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Sukabumi. Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sukabumi adalah sebagai pedoman bagi :
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Sukabumi dan rencana sektoral lainnya,
Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah
Kabupaten Sukabumi,
Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah (kecamatan dan desa) serta keserasian antar sektor di Kabupaten
Sukabumi,
Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di Kabupaten Sukabumi,
Penataan ruang kawasan strategis Kabupaten Sukabumi,
Penataan ruang wilayah Kecamatan dan Desa se Kabupaten Sukabumi.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan penyusunan RTRW Kabupaten Sukabumi mengacu pada Undangundang
Nomor 26 Tahun 2007 yaitu mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan. Secara lebih operasional, tujuan penyusunan
RTRW Kabupaten Sukabumi 2030 adalah:
Menyediakan acuan operasional bagi pelaksanaan pembangunan sektoral dan
wilayah (kecamatan dan desa) di Kabupaten Sukabumi, dengan memperhatikan
peluang dan tantangan global, nasional dan regional.
Mengatur struktur dan pola ruang, menetapkan kawasan strategis kabupaten,
serta menyusun arahan pemanfaatan ruang dan arahan pengendalian
pemanfaatan ruang untuk operasionalisasinya.
Mewujudkan keterpaduan dan keterkaitan antara perencanaan tata ruang
wilayah kabupaten dengan provinsi, kabupaten/ kota perbatasan, kecamatan
dan antar kecamatan, serta dengan kepentingan sektoral.
Mengarahkan pemanfaatan ruang agar sesuai dengan tahapan pembangunan,
baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang, termasuk dalam
pemanfaatan ruang-ruang investasi.
Sasaran penyusunan RTRW Kabupaten Sukabumi 2030, secara substansi selaras
dengan Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/M/2002 tanggal 12 Agustus 2002 yaitu
sebagai berikut :
Terkendalinya pembangunan di wilayah Kabupaten Sukabumi, baik yang
dilakukan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat dan dunia usaha ;
Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya;
Tersusunnya
rencana,
kebijakan
dan
keterpaduan
program-program
pembangunan di wilayah Kabupaten Sukabumi ;
Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di wilayah
Kabupaten Sukabumi ;
Terkoordinasinya pembangunan antara wilayah dan antar sektor pembangunan.
3.8
Aspek Kelembagaan, Keuangan dan Kebijakan
Pada subab ini akan dijelaskan mengenai kelembagaan dan keuangan serta
kebijakan di Desa Cibodas Kecamatan Cibitung Kabupaten Sukabumi.
3.8.1 Kelembagaan
Kelembagaan yang ada di Desa Cibodas Kecamatan Cibitung berada dalam
pengawasan pemerintah, kelembagaan tersebut terdiri dari lembaga pemerintah dan non
pemerintah, kelembagaan ini tetap berjalan meskipun memiliki kekurangan di beberapa
bagian, ini di karenakan tingkat pemahaman dan latar belakang para pegawai dikalangan
pemerintah.
Hubungan kelembagaan dalam perencanaan tata ruang sangat terikat sehingga di
perlukannya pembahasan akan kelembagaan untuk mengetahui keadaan sosial masyarakat
dalam suatu daerah. Pola masyarakat dan peran serta kelembagaan dalam pelaksanaan
pembangunan daeranya. Tinjauan tersebut lebih terfokus pada fungsi, kewenangan dan
peran kelembagaan dalam pembangunan daerahnya.
A.
Sistem Kelembagaan Pemerintah
Seluruh kegiatan bidang pemerintah difokuskan pada usaha memperkuat dan
mewujudkan kemampuan untuk melayani masyarakat demi mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan wilayahnya. Kegiatan dibidang pemerintah yang telah dilaksanakan
penataan pemerintah Kabupaten yang lebih efektif, pelaksanaan verifikasi data penduduk
yang dikoordinasikan langsung dengan Kantor Dinas Cibitung melalui Kantor Desa.
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH CIBODAS
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
Kepala desa
BPD
Sari rohanan
GIONOTO, S.Pd
Sekertaris desa
Endang supriatna, S.IP
Stap administrsai/umum
Stap keuangan
Bayu
Astipurnama
nurhayati
Kaur ekbang
Kaur pemerintahan
Kaur trantim
Kaur
Kaur umum
kesra
Risma yunita
paridudin
ACUN
Riki
satiman
yakub
2
Kadus
cibodas
Kedudukan tugas pokok dan
fungsi.
B.
1.
Kadus cigelam
Kadus cinangka
pemerintah desa merupakan
pemeintah
yang mewakili kewenangan
Apeng
yogaswara
p.aripin untuk mengatur
Entis sutisna
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat serta budaya yang di akui dan di hormati dalam wilayah negara kesatuan
republik indonesia.
2.
pemerintah indonesia secara teknis operasinal dan teknis administrasi, bertanggung
jawab kepada bupati melalui camat.
C.
Tugas pokok dan fungsi
1.
Kepala Desa
Kepala
Desa
mempunyai
tugas
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan. Kepala Desa mempunyai fungsi:
a. Pemimpin penyelenggaraan Pemerintah Desa berdasarkan kebijakan
yang
ditetapkan bersama BPD.
b. Mengajukan rancangan Peraturan Desa.
c. Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Desa mengenai APBDes untuk
dibahas dan ditetapkan bersama BPD.
e. Membina kehidupan masyarakat Desa.
f. Membina Perekonomian Desa.
g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum
untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan Melaksanakan
tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2.
Sekretaris Desa
Sekretaris Desa memiliki tugas dan fungsi yakni :
Tugas :
a. Membantu kepala desa dibidang administrasi umum dan keuangan dalam
penyelenggaraan tugas dan wewenang pemerintah desa.
b. Melaksanakan tugas kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan.
c. Melaksanakan tugas kepala desa apabila kepala desa diberhentikan sementara.
d. Melasanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
3.
Fungsi :
Kaur Umum
Kepala urusan umum mempunyai tugas membantu tugas-tugas sekretaris desa dibidang :
3
a.
Mengelola administrasi umum pemerintah desa.
b.
Memberikan pelayanan kepada masyarakat dibidang kegiatan surat
c.
Melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan barang-barang inventaris kantor.
d.
Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian alat-alat tulis kantor.
e.
Mengumpulkan, menyusun dan meyiapkan bahan rapat.
f.
Melakukan persiapan penyelenggaraan rapat, penerimaan tamu dinas dan kegiatan
menyurat.
rumah tangga pemerintah desa.
g.
Melakukan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris desa
4.
Kaur Pemerintahan
a. Mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan data dibidang pemerintahan desa,
ketentraman, ketertiban dan perlindungan masyarakat.
b. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam rangka pembinaanwilayah termasuk
rukun warga dan rukuntetangga serta masyarakat.
c. Melaksanakan administrasi pelaksanaan pemilihan umum, pemilihan presiden,
pemilihan gubernur, pemilihan bupati, pemilihan kepala desa dan kegiatan sosial
politik.
d. Melaksanakan administrasi kependudukan, catatan sipil dan monografi.
e. Melaksanakan tugas dibidang pertanahan.
f.
Melakukan administrasi peraturan desa, peraturan kepaladesa, dan keputusan
kepala desa.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
5.
Kaur Ekonomi Pembangunan
a. Mengumpulkan,
mengolah
dan
menyiapkan
data
dibidang
ekonomi
dan
pembinaan
dan
pembangunan.
b. Mengumpulkan
dan
menyiapkan
bahan
dalam
rangka
pengembangan serta koordinasi kegiatan dibidang ekonomidan pembangunan.
c. Melakukan administrasi dan membantu pelaksanaan pelayanan dibidang tera
ulaang, prmohonan izin usaha, izin bangunan dan lain-lain.
d. Menghimpun data potensi didesanya serta menganalisadan mmelihara untuk
dikembangkan.
e. Melakukanadministrasi hasil swadaya masyarakat dalam pembangunan dan hasil
pembangunan lainnya.
f.
Melakukan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk pembuatan daftar usulan
rencana dan proyek, daftar usulan kegiatan, daftar isian proyek maupun daftar isian
kegiatan.
4
g. Membantu pelaksanaan kegiatan tknis organisasi dan administrasi lembaga
pembrdayaan masyarakat desa maupun lembaga-lembaga dibidang pertanian,
perindustrian dan pembangunan lainnya.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
6.
Kaur Kesejahteraan Rakyat
a. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dibidang kesejahteraan rakyat.
b. Mengumpulkan,
mengolah
dan
menyiapkan
data
pendidikan,
kesehatan,
keagamaan, kepemudaan, dan olahraga.
c. Membabtu kegiatan administrasi dan perkembangan pemberdayaan kesejahteraan
keluarga.Mengumpulkan, mengolah dan menyiapkan data keluarga miskin.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
7.
Kepala Dusun
Tugas :
a. membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah kerjanya.
b. melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan swadaya dan gotong royong
masyarakat.
c. melakukan kegiatan penerangan tentang program pemerintah kepada masyarakat.
d. membantu kepala desa dalam pembinaan dan mengkoordinasikan kegiatan rw dan rt
diwilayah kerjanya.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
Fungsi :
a. Melakukan
koordinasi
terhadap
jalannya
pemerintah
desa,
pelaksanaan
pembangunan dan pembinaan masyarakat diwilayah dusun.
b. Melakukan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan yang
menjadi tanggung jawabnya.
c. Melakukan usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi dan swadaya gotong
royong masyarakat dan melakukan pembinaan perekonomian.
d. Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan ketrentaman dan
ketertiban masyarakat.
e. Melakukan fungsi-fungsi lain yang dilimpahkan oleh kepala desa.
Berikut adalah struktur, kedudukan,fungsi,tugas,wewenang,hak dan kewajiban BPD.
5
Sekretaris
BPD
Bidang
Deni
Fasah
Pemerinta
han
Ujang
Anggota
Suherli
Pahrudin
Purwanda
Anggota
Idik Nursidik
Ketua BPD
Gionoto
S.Pd
Wakil
Ketua BPD
Jaji
Bidang
Pembangu
nan
Mulyana
Anggota
Mulyana
Anggota
Nurjannah
Kedudukan :
a. BPD sebagai badan permusyawaratan
merupakan badan untuk melaksanakan
demokrasi berdasarkan pancasila dan undang – undang Dasar 1945.
b. BPD berkedudukan sejajar dan menjadi mitra dari pemerintah desa.
c. BPD sebagai wadah permusyawaratan atau pemufakatan masyarakat yang ada di
desa.
Fungsi :
a. Mengayomi yaitu menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di
desa, sepanjang penunjang kelangsungan pembangunan dan tidak bertentangan
dengan kaidah agama.
b. Legislasi yaitu merumuskan dan menetapkan peraturan desa bersama – sama
dengan pemerintah desa.
c. Pengawasan yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa,
anggaran pendapatan dan belanja desa serta keputusan kepala desa.
d. Menampung aspirasi masyarakat yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi
masyarakat yang diterima dari masyarakat kepada pejabat atau instansi yang
berwenang.
Tugas dan wewenang :
a.
netapkan calon kepala desa yang berhak dipilih.
me
6
b.
me
ngusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa.
c.
me
netapkan pejabat kepala desa.
d.
ber
sama kepala desa menetapkan peraturan desa.
e. bersama kepala desa menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa
(APBDes).
f.
me
nampung aspirasi masyarakat.
Kewajiban :
a. Mempertahankan dan memlihara keutuhan negara republik indonesia.
b. Mengamalkan pancasila dan undang – undang Dasar 1945 serta mentaati segala
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
c. Membina demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Memperhatikan dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
f.
C.
Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Sistem Lembaga Non Pemerintah
Dalam pelaksanaan pembangunan daerah kerjasama antara masing-masing
lembaga yang terdapat dalam suatu wilayah harus saling berinteraksi atau saling
berhubungan melalui sistem kelembagaan yang diterapkan sesuai dengan fungsi dan
tugasnya masing-masing, sehingga pembangunan daerah dapat terselenggarakan dengan
baik dan jelas untuk kedepannya. Adapun kelembagaan non pemerintahan yang terdapat di
Desa Cibodas adalah sebagai berikut :
1.
PKK
PKK mempunyai tugas membantu Lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan
dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Berikut adalah tugas pokok dan fungsi pkk :
a.
Menyusun rencana kerja PKK Kelurahan, sesuai dengan hasil Rakerda Kota
b.
Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati
c.
Menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK RW, PKK RT dan dasa
wisma agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati
d.
Menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya
keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan
yang telah ditetapkan
e.
Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang mencakup
kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera
7
f.
Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja
g.
Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan
kesejahteraan keluarga di Kelurahan
h.
Membuat laporan hasil kegiatan kepada TP PKK Kecamatan dengan tembusan
kepada Ketua Dewan Penyantun TP PKK setempat
i.
Melaksanakan tertib administrasi ,dan
j.
Mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan PenyantunTP PKK setempat
PKK Kelurahan mempunyai fungsi :
a.
Penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu
melaksanakan program PKK, dan
b.
Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing Gerakan
PKK
D.
Hubungan Antar Lembaga
Hubungan Lembaga Pemerintah dan Lembaga non Pemerintah
Dari survey yang dilakukan untuk hubungan antar lembaga pemerintah yang ada
telah berjalan dengan baik dengan di di pantau langsung oleh Kepala Desa cibodas
sendiri.
Hubungan Lembaga Pemerintah dan Non Pemerintah
Hubungan antar lembaga pemerintah dan non pemerintah juga sudah berjalan
dengan baik walaupun struktur pemerintah desa cibodas baru diganti dikarenakan
pergantian Kepala Desa yang baru. Tapi struktur pemerintah Desa dan non Desa
tetap terstruktur dengan baik.
E.
Kinerja Lembaga
Berdasarkan hasil survey terhadap kinerja Lembaga di Desa Cibodas tergolong
kurang baik dilihat dari :
Etika dan norma :
Untuk etika dan norma kinerja lembaga Desa Cibodas sudah terbilang baik dengan
pelayanan terbaik kepada penduduk dan orang luar.
Efektifitas waktu (Jam Kerja)
Untuk time kerja pemerintah Desa Cibodas terbilang baik dengan ketepatan waktu kerja
yang baik. Tanpa ada pemoloran time kerja karna di awasi langsung oleh Kepala Desa.
Pelayanan
Dalam pelayanan publik yang diberikan oleh masing – masing lembaga juga terbilang
sudah baik dengan sering jalannya pemerhatian keluhan tiap tiap penduduk Desa
Cibodas sendiri.
A.
Dampak Kinerja Kelembagaan dalam Proses Pembangunan
8
Kelembagaan suatu daerah memang merupakan salah satu faktor yang memegang
peranan yang paling besar terhadap daerah, terutama tentang pengendalian dan
pelaksanaan pembangunan. Untuk itu mengapa system kelembagaan disuatu daerah harus
berjalan dengan baik dan benar. Seperti halnya system kelembagaan yang ada di Desa
Cibodas ini, baik pemerintah maupun non perintah. System kelembagaan di Desa Cibodas
ini dapat dikatakan
sudah memberikan dampak yang baik bagi penerapan sikap untuk
saling merangkul antar warga yang juga atas bimbingan dari pemerintah Desa dan ke ikut
sertaan lembaga non pemerintah, hal ini tentunya dapat dilihat dari keadaan desa tersebut
yang terlihat sudah cukup baik dalam penerapan etika dan norma.
3.8.2 Aspek Keuangan
Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Keuangan desa
dilaporkan dalam bentuk APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) terdiri atas:
-
Pendapatan Desa, yang terdiri atas:
a. Pendapatan Asli Desa (PADes)
b. Alokasi Dana Desa (ADD)
A.
-
Pembelanjaan rutin
-
Pembelanjaan pembangunan
Pos Pendapatan Desa Cibodas
Berikut merupakan rincian dana pada Desa Cibodas tahun 2013 :
Tabel 3.33
Pos Pendapatan Desa Cibodas
N
o
1
Uraian
Infrastruktur Pendidikan SDN 1 dan 2 Cibodas
Pengadaan Sarana Produksi Pertanian
3
290.000.00
0
278.000.00
0
-
-
-
-
-
Rp.349.500.0
00
-
POS BANTUAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
Dana Operasional Peningkatan Aparatur Pemerintah Desa
Pengadaan Laptop 2 Unit
Dana Program Pemberdayaan Masyarakat
15.000.000
12.000.000
40.000.000
282.500.00
0
-
Pengembalian PBB
Pengadaan ATK dan Sarana Perlengkapan Administrasi Sekertariat
Desa
Pengadaan Dana Perbaikan Sarana Agama Islam
Pembangunan Infrastruktur Pengerasan Jalan Desa dan Jalan
Rp.397.558.8
43
POS BANTUAN PEMERINTAH DAERAH
Alokasi Dana Desa (ADD) dan Tambahan ADD
Jumlah
(Rp)
Rp.568.000.0
00
POS BANTUAN PEMERINTAH PUSAT
Pembangunan PNPM GSC dan PNPM mandiri
2
Besarnya anggaran (Rp)
Dari
Jumlah
PADes/
Bantuan
Kekayaan
Desa
185.858.84
3
4.700.000
-
-
-
-
10.000.000
-
-
24.000.000
173.000.00
-
-
9
4
Lingkungan, Pengasapalan Jalan Desa, Plesterisasi Jalan Gang,
MCK, Bendungan Pembagi air, Pengadaan Sarana Produksi
Pertanian, Pembuatan Bak Sampah, dll
POS BANTUAN DARI PIHAK KETIGA, SWADAYA, dan HASIL
PELAYANAN
0
Rp.28.750.00
0
Swadaya Masyarakat
-
24.000.00
0
-
1.
2.
3.
4.
-
4.750.000
-
Pelayanan Surat Menyurat
Sewa Lahan Tanah Kas Desa
Iuran Dari Penggarap Tanah Kas Desa
Sumbangan Dari Pengusaha Yang Tidak Mengikat
Total
Rp. 1.343.808.843,00
(Sumber: Laporan Penyelenggara Pemerintahan Desa,2014)
Rincian Dana ADD :
Alokasi Dana Desa
= Rp. 185.858.843
Pengembalian PBB
= Rp. 4.700.000
Pengadaan ATK
= Rp. 10.000.000
Pengadaan Dana Perbaikan = Rp. 24.000.000
Pembangunan Infrastruktur = Rp. 173.000.000 +
Rp.397.558.843.Pos Pendapatan ini menjelaskan mengenai Bantuan atau sumber pendapatan yang
di terima oleh Desa Cibodas dari Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan Program,
pengadaan dan sarana yang ada di Desa Cibodas Kecamatan Cibitung. Dari tabel
pendapatan di atas dapat di lihat bahwa jumlah keseluruhan bantuan dari pemerintah pusat
adalah sebesar Rp.568.000.000 sedangkan bantuan dari pemerintah provinsi jawa barat
adalah sebesar Rp.349.500.000. bantuan dari pemerintah daerah sebesar Rp.397.558.843
dan bantuan dari pihak ketiga dan atau swadaya adalah sebesar Rp.28.750.000 dan total
pendapatan desa cibodas adalah Rp. 1.343.808.843,00
B.
Pos Pengeluaran Rutin Desa Cibodas
Pos pengeluaran rutin ini terbagi menjadi 2 yaitu Belanja rutin dan belanja
pembangunan. Berikut adalah tabel pengeluaran rutin :
Tabel 3.34
Pos Pengeluaran Rutin Desa Cibodas
No
Uraian
1
BELANJA RUTIN :
Penghasilan Kepala Desa
Penghasilan Perangkat Desa
Belanja ATK dan Perlengkapan Administrasi
Sekretariat Desa
Biaya Peringatan Hari-hari Besar Nasional
BELANJA PEMBANGUNAN :
Biaya Pembangunan Dari Swadaya
Masyarakat
Biaya Pembangunan Infrastruktur (Fisik)
Biaya Pembangunan Non Fisik
Biaya Kemasyarakatan, Operasional
Lembaga (BPD, LPMD, MUI, Karang
Taruna dan Pemuda, PKK, RT, dan RW)
Pendidikan (Intensif Guru ngaji/Uztad)
2
Besarnya anggaran
(Rp)
Jumlah (Rp)
36.541.676
58.350.000
36.541.676
58.350.000
4.828.913
4.828.913
10.000.000
10.000.000
-
Ket
Rp.109.720.589
Rp.1.274.588
5.000.000
5.000.000
-
1.052.500.000
40.000.000
177.088.254
1.052.500.000
40.000.000
177.088.254
-
10
Ekonomi (UP2K, Kesehatan, Pemeliharaan
Kantor Desa, Biaya Kesehatan Perangkat
Desa, dll)
Total
Rp.1.343.808.843,00
(Sumber: Laporan Penyelenggara Pemerintahan Desa,2014)
Pos Pengeluaran rutin adalah pengeluaran untuk pembiayaan pembangunan yang di
keluarkan oleh oleh desa. Untuk tabel pengeluaran rutin dapat dilihat bahwa jumlah
keseluruhan belanja rutin yang di data untuk penghasilan kepala desa, penghasilan
perangkat desa dan belanja ATK utntuk kebutuhan desa adalah sebesar Rp.109.720.589
dan untuk belanja pembangunan untuk memenuhi bangunan dan atau pembangunan pada
desa cibodas adalah sebesar Rp.1.274.588. Jadi total pengeluaran rutin desa cibodas
adalah Rp.1.343.808.843,00. Jadi, ringkasan pembiayaan keuangan Desa Cibodas tahun
2013 adalah sebagai berikut :
Pendapatan
= Rp. 1.343.808.843,00
Pengeluaran Rutin
= Rp.109.720.589
Belanja Pembangunan
= Rp.1.274.588
-
-109.651.368.2
C.
Analisa Pemenuhan Kebutuhan
Dalam analisa pemenuhan kebutuhan ini seperti yang diketahui pada tabel, bahwa
desa cibodas ini membutuhkan biaya yang sangat besar untuk pembangunan. maka dari itu
Desa Cibodas mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk pendapatan kebutuhan desa.
Hasil akhir dari pengurangan total pendapatan, pengeluaran rutin dan belanja
pembangunan sudah bisa dilihat bahwa Desa Cibodas masih kurang dalam pembiayaan
untuk desa itu sendiri.
D.
Rekomendasi
Untuk mengatasi dan menutupi kurangnya hasil pembiayaan di desa cibodas perlu
digali lagi potensi dan sumber daya alam yang ada pada desa cibodas agar bisa menjadi
desa yang memiliki banyak potensi dan menarik wisatawan agar bisa memenuhi
pembiayaan yang kurang pada desa cibodas.
3.8.3 Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini
dapat
diterapkan
serta individu.
pada pemerintahan, organisasi dan
Kebijakan
berbeda
kelompok
dengan peraturan dan hukum.
sektor
Jika
hukum
swasta,
dapat
memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan
pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling
mungkin memperoleh hasil yang diinginkan. Begitupun dalam ilmu perencanaan kebijakan
menjadi pedoman dan dasar untuk pelaksanaan suatu rencana.
11
A.
Kebijakan Umum Pembangunan Nasional dan Provinsi Jawa Barat.
Mengacu pada permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa dan Negara
Indonesia baik dewasa ini maupun dalam lima tahun mendatang, maka arah kebijakan
umum pembangunan nasioanal 2010 – 2014 adalah sebagai berikut:
1. Arah Kebijakan Umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang
sejahtera. Indonesia yang sejahtera tercermin dari peningkatan tingkat kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang
didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengurangan kemiskinan,
pengurangan tingkat pengangguran, yang diwujudkan dengan bertumpu pada program
perbaikan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur dasar, serta terjaganya
dan terpeliharanya lingkungan hidup secara berkelanjutan.
2. Arah Kebijakan Umum untuk pilar-pilar demokrasi dengan penguatan yang bersifat
kelembagaan dan mengarah pada tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala
macam diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi manusia serta kebebasan
yang bertangggung jawab.
3. Arah Kebijakan Umum untuk memperkuat dimensi keadilan dalam semua bidang
termasuk pengurangan kesenjangan pendapatan, penguarangan kesenjangan antar
daerah (termasuk desa-kota), dan kesenjangan gender. Keadilan juga hanya dapat
diwujudkan bila system hokum berfungsi secara kredibel, bersih, adil dan tidak pandang
bulu. Demikian pula kebijakan pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan
aagar tercapai rasa keadilan dan pemerintahan yang bersih.
Berdasarkan keberhaisilan pencapaian program pembangunan dalam lima tahun
sebelumnya, pemerintah akan melanjutkan visi dan misi pembangunan. Pendekatan yang
bersifat kelembagaan ini dimaksudkan sebagai pendekatan yang menyeimbangkan antara
pentingnya proses yang berlandaskan pada tat kelola yang baik, bersih, transparan, adil,
dan akuntabel, dengan hasil yang baik serta efisien.
Selanjutnya Presiden Republik Indonesia (Bapak Susilo Bambang Yudhoyono)
menetapkan 6 (enam) pripritas program percepatan dan perluasan pembangunan yang
pelaksanaanya dilakukan hingga 15 tahun kedepan. Program tersebut merupakan dasar
bagi mendorong bergeraknya ekonomi daerah yang dampaknya adalah terbukanya
lapangan kerja baru serta berkurangya jumlah rakyat miskin.
1. Pertama, adalah ketahanan panagan. Sektor ini menempati posisi teratas sebab sangat
besar peluang dimasa depan terjadi krisis pangan global akibat bertambahnya jumlah
penduduk ditambah dengan perubahan iklim yang mempengaruhi produksi pangan
2. Kedua, adalah sector energi, terutama ketersediaan energy listrik diseluruh wilayah.
Perlu percepatan pengadaan pembangkit listik yang berbasiskan sumber energy baru
12
dan terbarukan seperti panas bumi disampingn batubara dan pembangunan kilng
minyak baru
3. Ketiga, adalah pengadaan infrstruktur. Terutama pada pembangunan pelabuhan baru
diluar pulau Jawa, melanjutkan proyek jalan tol serta ruas penghubung baru yang sudah
belasan tahun banyak ditunda dengan berbagai alas an. “Untuk embebasan lahan, tentu
memerlukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, yang penting rakyat tidak dirugikan”.
4. Keempat, adalah pengadaan sarana transportasi laut dan udara yang efektif
menghubungkan semua pulau.
5. Kelima, adalah pembenahan kebijakan disektor pembiyaan. Selam ini pemerintah
sampai harus mencari dana dari luar negeri untuk membiayai pembangunan, sedangkan
sumber dana didalam negeri sebenarnya tersedia.
6. Keenam, adalah mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKAM) untuk
berkemban. Perlu ada perlakuan tersendiri agar ara pelaku UMKM tidak terpaksa harus
berhadapan dengan pengusaha besar.
Gambar 3.96
Kerangka Desain MP3EI
(Sumber: MP3EI)
B.
Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Nasional
Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam lingkup nasional, didasarkan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN), yaitu Pemerintah telah menetapkan Pusat Kegiatan Nasional dan Pudat Kegiatan
Wilayah di Jawa Barat yang ditetapkan Pemerintah. Berikut adalah PKN dan PKW di Jawa
Barat:
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN), terdiri dari:
13
a. PKN Jabodetabek, meliputi Provinsi Jabar, DKI dan Banten.
b. PKN Bandung Raya
c. PKN Cirebon
2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), terdiri dari:
a. PKW Sukabumi
b. PKW Palabuhanratu
c. PKW Cikampek – Cikopo
d. PKW Kadipaten
e. PKW Pangadaran
f.
PKW Indramayu
g. PKW Tasikmalaya
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Fungsi PKW terutama
adalah memberikan pelayanan skala regional yang dapat mengurangi pergerakan langsung
dari PKL dan kawasan perdesaan ke PKN.
Sedangkan penetapan PKL, berdasarkan usulan pemerintah kbupaten/kota. Pusat
kegiatan Lokal (PKL) yang terdiri dari pusat kegiatan local perkotaan dan pusat kegiatan
local perdesaan. Pusat kegiatan local perkotaan (PKL Perkotaan) adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa
kecamatan. Sedangkan pusat kegiatan local perdesaan (PKL perdesaan) adalah kawasan
perkotaan yang berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi local yang menghubungkan
desa sentra produksi dengan PKL perkotaan.
Dalam RTRWN, kedudukan Kebupaten Sukabumi juga terkait dengan penetapan
salah satu dari enam Kawasan Andalan di Jawa Barat yaitu Kawasan Sukabumi dan
sekitarnya. Kawasan andalan adalah budidaya yang memiliki nilai startegis nasional meliputi
kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah
disekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.
Berdasarkan karakteristik dan potensinya, Kawasan Sukabumi dan sekiatarnya
diarahkan pada pengembangan 4 (empat) sector unggulan yaitu perikanan, pertanian,
pariwisata, dan perkebunan. Sesuai penetapan kriteria dalam RTRWN, Kawasan Sukabumi
dan sekitarnya termasuk kawasan berkembang dengan kriteria:
a. Memiliki paling sedikit 3 (tiga) kawasan perkotaan
b. Memiliki kontribusi terhadap produk domestic bruto paling sedikit 0,25% (nol koma dua
lima persen)
c. Memiliki jumlah penduduk paling sedikit 3% (tiga persen) dari jumlah penduduk provinsi;
14
d. Memiliki prasarana berupa jaringan jalan, pelabuhan laut dan/atau Bandar udara,
prasarana listrik, telekomunikasi, dan air baku, serta fasilitas kegiatan ekonomi kawasan
dan
e. Memiliki sector unggulan yang sudah berkembang dan/atau sudah ada minat investasi.
C.
Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Jawa Barat
Sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJMD) Propinsi Jawa Barat 2005-2025 dan Rencana Tat Ruang Wilayah Propinasi
(RTRWP) Jawa Barat 2005-2025, kedudukan Kabupaten Sukabumi dalan lingkup Jawa
Barat terkait 3 (tiga) hal yaitu:
a. Rencana pengembangan sistem perkotaan di Jawa Barat
b. Kebijakan pengembangan kawasan andalan di Jawa Barat
c. Penetapan 5 (lima) pembagian wilayah kerja pembangunan (WKP)
Berdasarkan rencana pengembangan sistem perkotaan di Propinsi Jawa Barat yang
menetapkan PKA, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL, sesuai dengan konteks kebijakan dan
strategi pembangunan yang telah dilakukan dalam proses penyususnan RTRWP, erta untuk
mencapai target pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Propinsi Jawa Barat 2025, pengembangan sistem perkotaan yang
direncanakan Jawa Barat di Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikuit:
1. Penetapan Paabuhanratu sebagai Pusat Kegiatan Nasional - Propinsi (PKNp) yang
mermpunyai fungsi tertentu dengn skala pelayanan internasional, nasional atau
beberapa propinsi. PKNp Palabuhanratu ditetapkan dengan memperhatikan potensi
perikanan yang akan dikembangkan dengan dukungan pembangunan pusat bisnis
kelautan skala pelanan nasional dan internasional
2. Penetapan Palabuhan ratu beserta Kota Sukabumi, Cikampek - Cikopo, indramayu,
Kab=dipaten, Tasikmalaya dan Pangandaran sebagai PPKW dengan peran menjadi
penentuan PKW adalah kawasan perkotaan yang mempunyai potensi untuk mendorong
pertumbuhan daerah sekitarnya, pusat pengolahan atau pengumpul barang, simpul
transportasi, dan pusat jasa public dengan skal beberapa kebupaten. Fasilitas minimum
yang tersedia di PKW adalah:
a. Perhubungan :
pelabuhan
udara
(sekunder),
dan
atau
pelabuhan
laut
(pengumpan), dan atau terminal tipe B
b. Ekonomi
: pasar induk regional
c. Kesehatan
: rumah sakit umum tipe B
d. Pendidikan
: perguruan tinggi
3. Penetapan Cibadak sebagai PKL perkotaan, dan Jampang Kulon, Sagaranten, dan
Jampang Tengah sebagai PKL perdesaan beserta beberapa kota kecamatan lain di
Jawa Barat dengn wilayah pelayananKabupaten dan beberapa kecamatan
15
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri dari PKL Perkotaan dan PKL Perdesaan, PKL
perkotaan adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan,. Sedangkan PKL perdesaan adalah kawasan
perkotaan
yang
berfungsi
sebagai
pusat
koleksi
dan
distribusi
local
yang
menghubungkan desa sentra produksi dengan PKL perkotaan.
Penetapan PKL perkotaan diarahkan pada pertimbangan tekns bahwa kota-kota yang
ditetapkan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan dengan
kegiatan-kegiatan yang berciri perkotaan, seperti industry, permukiman perkotaan,
perdagangan dan jasa, dan lainnya.
PKL perdesaan diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan koleksi dan distribusi bagi
wilayah-wilayah belakangnya dan ditetapkan sebagai kawasan yang dapat dikembanglan
secara terbatas untu kegiatan industry berbasis pertanian.
Berdasarkan kebijkan pengembangan kawasan andalana Jawa Barat yang dilakukan
berdasarkan potensi wilayah, aglomertasi pusat-pusat permukiman perkotaan dan kegiatan
produksi serta perkembangan daerah sekitarnya, kedudukan Kbupaten Sukabumi termasuk
dalam Kawasan Andalan Sukaabumi yang terdiri dari Kabupaten dan Kota Sukabumi serta
Kabupaten Cianjur. Pengembangan kawasan anadalan tersebut lebih ditekankan pada
peningkatan kegiatan ekonomi yang doharapkan memberikan peningkatan kesejahteraan
rakyat. Kebijakan ekonomi yang diharapkan memberikan peningkatan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan pengembangan Kawasan Andalan Sukabumi difokuskan pada :
1. Peningkatan cakupan pelaynan kesehatan
2. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan
3. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi dan protein hewani)
4. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi
5. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana
6. Peningkatan cakupan listrik perdesaan
7. Penyediaan energy alternative
8. Penataan daerah otonom
Sementara berdasarkan
pembanguann
serta
pertimbangan
mencermati
karakteristik
yang mengacu
potensi
dan
pada
perkembangan
permasalahan
disetiap
kabupaten/kota, Pemerintah Jawa Barat telah menetapkan pembagian 5 (lima) Wilayah
Kerja Pembangunan (WKP) sebagai berikut:
WKP Cirebon, dengan lingkup kerja, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu,
kabyupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan
1. WKP Bandung Raya, dengan lingkup kerja Kota Bandung, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat
16
2. WKP Priangan Timur, dengan lingkup Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar,
Kabupaten Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya
3. WKP Purwakarta, dengan lingkup kerja Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Subang, Kabuapten Bekasi, dan Kota Bekasi.
4. WKP Bogor, dengan lingkup kerja Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabuapten Sukabumi,
Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kota Depok.
Seiring dengan hal tersebut diatas, dalam rangka menciptakan suatu rentang kendali
yang proporsional dan mencapai hasil yang optimal dalam pembangunan setiap WKP
diatas, Pemerintah Jawa Barat memandang perlu mengoptimalkan dan memperkuat peran
Badan Koordinasi Wilayah (atau Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan yang
disingkat menjadi BKPP)
Berkaitan dengan 5 (lima) WKP yang telah ditetapkan Jawa Barat diatas, Kabupaten
Sukabumi termasuk kedalam WKP Bogor dengan kebijakan pengembangan wilayah
Kabupaten Sukabumi sebagai berikut:
1. Sebagai bagian dari Kawasan ANdalan Sukabumi dalam sector pertanian dan pariwisata
2. Simpul pengembangan wilayah PKW Palabuhanratu
3. Simpul layanan bagi wilayah sekitanya
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.97 Peta Pola Ruang Provinsi Jawa
Barat dan Peta Pola Ruang Kabupaten Sukabumi.
17
18
D. Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Wilayah Sukabumi dan
Sekitarnya
Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup Wilayah sekitanya Kedudukan
Kabupaten Sukabumi dalam lingkup wilayah Sukabumi dan sekitarnya sangat terkait dengan
kedudukannya sebagai wilayah yang mendukung pengembangan sistem perkotaan Jawa
Barat dab WKP Bogo. Dalam konteks kedudukannya tersebut, maka sistem perkotaan yang
diharapkan tunbuh dan berkembang diwilayah Kabupaten Sukabumi adalah:
1. PKNp terdiri atas Kota Palabuhanratu, sehubungan keberadaan Pelabuhan samudera
dan potensi erikanan yang akan dikembangkan dengan dukungan pembangunan pusat
bisnis kelautan skala pelayanan nasional dan internasional
2. PKW, terdiri dari atas Kota Pelabuhanratu, sehubungan Palabuhanratu selain sebagai
ibukota Kabupaten Sukabumi juga sebagai pusat kegiatan permukiman, perdagangan,
dan pariwisata.
3. PKL perkotaan, terdiri atas Kota Kecamatan Cibadak, yang diarahkan pada
pertimbangan teknis bahwa kawasan perkotaan dengan kegiatan-kegiatan yang berciri
perkotaan, seperti industry, permukiman perkotaan, perdagangan dan jasa, dan lainnya.
4. PKL perdesaan, terdiri atas Kota Kecamatan Jampangtengah, Jampangkulon dan
Sagaranten, yang diarahkan untuk menjadi pusat kegiatan koleksi dan distribusi bagi
wilayah-wilayah
belakangnya
dan
ditetapkan
sebagai
kawasan
yang
dapat
dikembangkan secara terbatas untuk kegiatan industry berbasis pertanian.
Namun demikian, sehubungan rencana pemebntukan daerah otonom baru (DOB)
pemekaran Kabupaten menjadi Kabupaten Sukabumi Utara (21 Kecamatan) dan Kabupaten
Sukabumi (26 kecamatan), dimana akan muncul kota pusat pemerintahan baru yang
direncanakan di Cibadak, dipandang perlu mengembangkan sistem perkotaan yang tidak
hanya mendukung penegmbangan sistem perkotaan Nasional dan Jawa Barat, akan tetapi
juga menegmbangkan sistem perkotaan yang sesuai karakteristik dan potensi wilayah
rencana pemekaran Kabupaten Sukabumi yakni Kabupaten Sukabumi Utara dan Kabupaten
Sukabumi.
Tinajauan Rencana Pembentukan Daerah Otonom Baru Pemekaran Kabupaten Sukabumi
Berdasarkan hasi kesepakatan eksekutif dan legislative tentang persetujuan pemekaran
Kabupaten Sukabumi, sebagaimana tertuang dalam:
1. Keputusan Kabupaten Sukabumi Nomor 135.1/KEP.53-Tapem./209, tanggal 20 Januari
2009 tentang Persetujuan Pembentukan Calon Daerah Otonom Baru Pemekaran
Kabupaten Sukabumi, dan:
2. Keputusan DPRD Kabupaten Sukabumi Nomor 02 Tahun 2009, tanggal 20 Januari 2009
tentang Persetujuan Pemebntukan Calon Daerah Ototnom Baru Pemekaran Kabupaten
Sukabumi.
Telah disepakati bahwa pemekaran Kabupaten Sukabumi diputuskan meliputi 2
(dua) daerah otonom baru yaitu Kabupaten Sukabumi Utara dan Kabupaten Sukabumi.
Kabupaten
Sukabumi
Utara,
Kabupaten Sukabumi sebagai induk,
dengan calon ibukota di Cibadak,
dengan ibukota di Palabuhanratu,
meliputi 21 kecamatan yaitu:
meliputi 26 kecamatan yaitu:
1. Cidahu
1. Cisolok
2. Cicurug
2. Cikidaemas
3. Cibadak
3. Cikidang’
4. Cicantayan
4. Lengkong
5. Caringin
5. Palabuhanratu
6. Cisaat
6. Simpenan
7. Bojonggenteng
7. Warungkiara
8. Cireunghas
8. Bantarkadung
9. Gegerbitung
9. Cidadap
10. Gunungguruh
10. Ciracap
11. Kabandungan
11. Cidolog
12. Kapalanuggal
12. Cibitung
13. Kadudampit
13. Curugkembar
14. Kebonpedes
14. Jampangtengah
15. Parakansalak
15. Jampangkulon
16. Parungkuda
16. Kalibunder
17. Nagrak
17. Purabaya
18. Sukaraja
18. Surade
19. Sukalarang
19. Sagaranten
20. Sukabumi
20. Tegalbuleud
21. Ciambar
21. Pabuaran
22. Waluran
23. Cimanggu
24. Cikembar
25. Nyalindung
E.
Acuan Normatif Perencanaan Secara Hirarki
PP No.26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional
Dalam PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN menetapkan sebagian wilayah
administrasi di Provinsi Jawa Barat sebagai Pusat Kegiatan Nasional Kawasan Perkotaan
Bodebek yaitu kota-kota produktif seperti Bogor, Depok dan Bekasi. Sistem perkotaan
nasional di Provinsi Jawa Barat diatur dan memiliki tugas masing-masing. Berdasarkan
RTRWN Sukabumi berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) I/C/2 yaitu
pengembangan baru yang disebut Tahapan Pegembangan I Revitalisasi dan Percepatan
Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional.
Kemudian Sukabumi termasuk kedalam salah satu dari enam kawasan Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional yang diandalkan untuk sektor unggulan yaitu perikanan,
pertanian, pariwisata, dan perkebunan.
Perda No. 22 tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Menurut RTRWP Jawa Barat, dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah
Kabupaten Sukabumi ditetapkan sebagai Wilayah Pembangunan Sukabumi dan sekitarnya
sebagai
penjabaran
dari
Kawasan Andalan
Sukabumi
yang
antisipatif
terhadap
pengembangan pembangunan wilayah perbatasan yang meliputi Kota Sukabumi,
Kabupaten Sukabumi dan sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur.
Perda No. 22 tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Sukabumi 2012-2032
Rencana Struktur Ruang Wilayah, kabupaten meliputi :
a. sistem pusat kegiatan terdiri atas:
a. sistem perkotaan
b. sistem perdesaan
b. sistem jaringan prasarana wilayah, terdiri atas:
a. sistem jaringan prasarana utama
b. sistem jaringan prasarana lainnya
c. Fungsi, Kedudukan, Tujuan Dan Sasaran
Fungsi dan Kedudukan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi merupakan matra
spasial dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Sukabumi, yang berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional,
Provinsi, Kabupaten/Kota perbatasan, serta sebagai acuan bagi Organisasi Perangkat
Daerah atau instansi Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mengarahkan lokasi,
dan menyusun program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di
wilayah Kabupaten Sukabumi. Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sukabumi adalah sebagai pedoman bagi :
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Sukabumi dan rencana sektoral lainnya,
Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah
Kabupaten Sukabumi,
Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar
wilayah (kecamatan dan desa) serta keserasian antar sektor di Kabupaten
Sukabumi,
Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di Kabupaten Sukabumi,
Penataan ruang kawasan strategis Kabupaten Sukabumi,
Penataan ruang wilayah Kecamatan dan Desa se Kabupaten Sukabumi.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan penyusunan RTRW Kabupaten Sukabumi mengacu pada Undangundang
Nomor 26 Tahun 2007 yaitu mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan. Secara lebih operasional, tujuan penyusunan
RTRW Kabupaten Sukabumi 2030 adalah:
Menyediakan acuan operasional bagi pelaksanaan pembangunan sektoral dan
wilayah (kecamatan dan desa) di Kabupaten Sukabumi, dengan memperhatikan
peluang dan tantangan global, nasional dan regional.
Mengatur struktur dan pola ruang, menetapkan kawasan strategis kabupaten,
serta menyusun arahan pemanfaatan ruang dan arahan pengendalian
pemanfaatan ruang untuk operasionalisasinya.
Mewujudkan keterpaduan dan keterkaitan antara perencanaan tata ruang
wilayah kabupaten dengan provinsi, kabupaten/ kota perbatasan, kecamatan
dan antar kecamatan, serta dengan kepentingan sektoral.
Mengarahkan pemanfaatan ruang agar sesuai dengan tahapan pembangunan,
baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang, termasuk dalam
pemanfaatan ruang-ruang investasi.
Sasaran penyusunan RTRW Kabupaten Sukabumi 2030, secara substansi selaras
dengan Kepmenkimpraswil No. 327/KPTS/M/2002 tanggal 12 Agustus 2002 yaitu
sebagai berikut :
Terkendalinya pembangunan di wilayah Kabupaten Sukabumi, baik yang
dilakukan oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat dan dunia usaha ;
Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya;
Tersusunnya
rencana,
kebijakan
dan
keterpaduan
program-program
pembangunan di wilayah Kabupaten Sukabumi ;
Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di wilayah
Kabupaten Sukabumi ;
Terkoordinasinya pembangunan antara wilayah dan antar sektor pembangunan.