MANFAAT BERMAIN DARI PERSPEKTIF PSIKOLOG

Manfaat Bermain Dari Perspektif Psikologi
Elizabeth

B.

Hurlock,

salah

seorang

pakar

perkembangan

anak,

menuliskan dalam buku “child development” ada 11 manfaat yang dapat
diraih dari kegiatan bermain bagi anak, yaitu:
1. Perkembangan fisik
Ketika seorang anak bermain, misalnya bermain permainan tradisional

“gobak sodor”, maka akan terjadi koordinasi gerakan otot, terutama otototot tungkai dan otot-otot gerakan bola mata. Sehingga otot-otot ini
terlatih dan berkembang dengan baik.
Selain itu, bermain juga berfungsi untuk menyalurkan energi yang
berlebihan pada anak, yang bila terus terpendam akan membuat anak
tegang, gelisah dan mudah
tersinggung.
2. Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam
Seringkali, seorang anak berhadapan dengan kenyataan-kenyataan yang
tidak menyenangkan, termasuk pembatasan lingkungan atas perilaku
mereka, yang secara tidak sadar menimbulkan ketegangan dalam dirinya.
Ketegangan ini berkurang ketika anak bermain.
Aturan-aturan ketat yang mesti ditaati di rumah, misalnya jadwal belajar
anak, seringkali membuat anak merasa terkekang. Jika tidak ada
komunikasi yang baik antara anak dan orangtua, maka kondisi ini akan
terus membebani sang anak.
Para orangtua dapat memperbaiki kondisi ini dengan terus membangun
komunikasi yang terbuka dengan anak-anaknya, mendengarkan keluhankeluhan mereka, bukan menceramahi. Selain itu, anak pun perlu diberikan
kesempatan yang cukup untuk beristirahat (bermain) pada waktu yang
1


telah disepakati bersama. Sebab kita sama-sama mengetahui bahwa
terlalu mengekang seorang anak, sama buruknya dengan memberikan
kebebasan yang tanpa batas.
3. Dorongan berkomunikasi
Seorang anak memiliki kesempatan berlatih komunikasi melalui sebuah
permainan. Mereka belajar mengungkapkan ide-ide serta memberikan
pemahaman pada teman-teman sepermainannya tentang aturan dan
teknis

permainan yang

akan dilakukan,

sehingga

permainan

dapat

berlangsung berdasarkan kesepakatan-kesepakatan yang dibuat oleh para

peserta, melalui penyampaian pesan yang efektif dan dimengerti antar
peserta permainan.
4. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan
Ada begitu banyak keingingan dan kebutuhan anak yang tidak dapat
dipenuhi dengan cara lain, seringkali bisa diwujudkan melalui kegiatan
bermain. Seorang anak, bisa menjadi siapapun yang ia inginkan ketika
bermain. Ia mampu mewujudkan keinginannya menjadi seorang dokter,
tentara maupun seorang pemimpin pasukan perang-perangan, yang
mustahil mereka wujudkan dalam kehidupan nyata.
5. Sumber belajar
Melalui bermain, seorang anak dapat mempelajari banyak hal, yang tidak
selalu mereka peroleh di institusi pendidikan formal. Mereka belajar
tentang

arti bekerjasama,

sportifitas,

menyenangkannya


sebuah

kemenangan maupun kesedihan ketika mengalami kekalahan. Semakin
beragam media permainan serta banyaknya variasi kegiatan, maka akan
semakin bertambah pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka
terima. Hal ini dapat difasilitasi oleh para orang tua dengan cara
memasukkan unsur pengetahuan populer dalam permaianan anak.
2

Bermain sambil belajar akan memberikan dua manfaat sekaligus pada
anak; yaitu kesenangan, serta kecintaan terhadap ilmu pengetahuan sejak
dini.
6. Rangsangan bagi kreatifitas
Ketika anak-anak bermain, mereka kerap merasakan adanya kejenuhan
ataupun rasa bosan. Pada saat seperti inilah mereka biasanya mencoba
melakukan sebuah variasi permainan. Disini mereka belajar untuk
mengembangkan daya kreatifitas dan imajinasinya. Ide-ide spontan yang
dikemukakan oleh seorang anak, dan jika kemudian diterima oleh teman
sepermainannya, akan menimbulkan adanya rasa penghargaan dari
lingkungan serta menjadi motivasi munculnya ide-ide kreatif yang lain.

Permainan pun akan kembali terasa menyenangkan.
7. Perkembangan wawasan diri
Melalui bermain, seorang anak dapat mengetahui kemampuan temanteman

sepermainannya,

kemudian

membandingkannya

dengan

kemampuan yang ia miliki. Hal ini memungkinkan terbangunnya konsep
diri yang lebih jelas

dan pasti. Ia

akan berusaha meningkatkan

kemampuannya, jika ternyata ia jauh tertinggal dibandingkan temanteman sepermainannya. Hal ini menjadi faktor pendorong yang sehat

dalam pengembangan diri seorang anak.
8. Belajar bermasyarakat
Bersosialisasi dengan teman-teman sebaya merupakan hal penting yang
perlu dilakukan oleh anak juga remaja. Kegiatan bermain menjadikan
proses bersosialisasi tersebut terbangun dengan cara yang wajar dan
menyenangkan. Tidak jarang timbul beberapa masalah ketika bermain.
Mereka belajar untuk menghadapi dan memecahkan persoalan yang

3

timbul dalam sebuah permainan secara bersama-sama. Disini hubungan
sosial diantara mereka terbangun.
9. Standar moral
Meskipun dalam lingkungan keluarga maupun sekolah, anak telah
diajarkan tentang hal-hal yang dianggap baik dan buruk dalam hidup
bermasyarakat, namun tidak ada standar moral yang lebih teguh selain
dalam kelompok bermain. Kecurangan dan sikap tidak sportif yang
ditunjukkan oleh seorang anak maupun remaja dalam sebuah permainan,
tidak jarang menyebabkan lahirnya sanksi sosial yang membuatnya jera.
Disini, ia belajar untuk selalu mematuhi standar moral yang telah

disepakati oleh kelompok bermainnya.
10. Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan
Dari hubungan dengan anggota kelompok teman sebaya dalam bermain,
anak dan remaja belajar bekerja sama, murah hati, sportif dan disukai
orang.

MANFAAT PERMAINAN PADA USIA ANAK & REMAJA
Beberapa manfaat dari bermain untuk mengoptimalkan perkembangan
anak dan remaja, di antaranya yaitu:


Learning

by

planning.

Bermain,

khususnya


bagi

anak

dapat

menyeimbangkan motorik kasar seperti berlari, melompat atau duduk, serta
motorik halus seperti menulis, menyusun gambar atau balok, menggunting
dan

lain-lain.

berpengaruh

Keseimbangan
terhadap

motorik


perkembangan

kasar

dan

psikologis

halus
anak.

akan
Secara

sangat
tidak

4

langsung, permainan merupakan perencanaan psikologis bagi anak untuk

mencapai kematangan dan keseimbangan di masa perkembangannya


Mengembangkan otak kanan. Dalam beberapa kondisi belajar formal,

seringkali kinerja otak kanan tidak optimal. Melalui permainan, fungsi kerja
otak kanan dapat dioptimalkan karena bermain dengan teman sebaya
seringkali menimbulkan keceriaan bahkan pertengkaran. Hal ini sangat
berguna untuk menguji kemampuan diri remaja dalam menghadapi teman
sebaya, serta mengembangkan perasaan realistis remaja akan dirinya.
Artinya, ia dapat merasakan hal-hal yang dirasa nyaman dan tidak nyaman
pada dirinya dan terhadap lingkungannya, serta dapat mengembangkan
penilaian secara objektif dan subjektif atas dirinya.


Mengembangkan pola sosialisasi dan emosi anak dan remaja. Bermain

dapat menjadi sarana anak untuk belajar menempatkan dirinya sebagai
makhluk sosial. Dalam permainan anak berhadapan dengan berbagai
karakter yang berbeda, sifat dan cara berbicara yang berbeda pula, sehingga

ia dapat mulai mengenal heterogenitas dan mulai memahaminya sebagai
unsur penting dalam permainan. Anak juga dapat mempelajari arti penting
nilai

keberhasilan

pribadi

dalam

kelompok

serta

belajar

menghadapi

ketakutan, penolakan, juga nilai baik dan buruk yang akan memperkaya
pengalaman emosinya. Dengan kata lain, bermain membuat dunianya lebih
berwarna, perasaan kesal, marah, kecewa, sedih, senang, bahagia akan
secara

komplit

pengalaman

ia

rasakan

emosional

dalam

sekaligus

permainan.
belajar

Hal

ini

akan

mencari

menjadi

solusi

untuk

menanggulangi perasaan-perasaan tersebut di kemudian hari.


Belajar memahami nilai memberi dan menerima. Bermain bersama

teman sebayanya bisa membuat anak dan remaja belajar memberi dan
berbagi, serta belajar memahami nilai take and give dalam kehidupannya.
Melalui

permainan,

nilai-nilai

sedekah

dalam

bentuk

sederhana

bisa

diterapkan. Misalnya berbagi makanan atau minuman ketika bermain, saling
meminjam mainan atau menolong teman yang kesulitan. Anak juga akan
belajar menghargai pemberian orang lain sekali pun ia tidak menyukainya,
menerima kebaikan dan perhatian teman-temannya. Proses belajar seperti ini
tidak akan diperolah anak dengan bermain mekanis/pasif, karena lawan atau
teman bermainnya adalah benda mati.
5



Sebagai ajang untuk berlatih merealisasikan rasa dan sikap percaya

diri (self confidence), mempercayai orang lain (trust to people), kemampuan
bernegosiasi (negotiation ability) dan memecahkan masalah (problem
solving). Ragam permainan dapat mengasah kemampuan bersosialisasi,
kemampuan bernegosiasi, serta memupuk kepercayaan diri anak untuk
diakui di lingkungan sosialnya. Anak juga akan belajar menghargai dan
mempercayai orang lain, sehingga timbul rasa aman dan nyaman ketika
bermain. Rasa percaya diri dan kepercayaan terhadap orang lain dapat
menimbulkan efek positif pada diri anak, ia akan lebih mudah belajar
memecahkan masalah karena merasa mendapat dukungan sekalipun dalam
kondisi

tertentu

ia

berhadapan

dengan

masalah

dalam

lingkungan

bermainnya. Reamonn O Donnchadha dalam buku The Confident Child
menyatakan bahwa “Permainan akan memberi kesempatan untuk belajar
menghadapi

situasi

kehidupan

masalah.”

Kepercayaan

hubungan,

termasuk

pribadi

merupakan

hubungan

sekaligus

modal

pertemanan.

belajar

dalam

memecahkan

membina

Kepercayaan

juga

sebuah
dapat

menjadi motivasi untuk memecahkan masalah karena tanpa itu masalah
tidak akan pernah benar-benar selesai dan sebuah hubungan menjadi tidak
langgeng.

Fungsi Terapeutik Bermain
Bermain dan alat-alat permainan memiliki
fungsi

terapeutik.

Proses

belajar

anak

justru sebaiknya dilakukan melalui metode
bermain dan dengan alat-alat permainan.
Namun hal ini hendaknya tidak disalah
artikan dengan istilah "main-main". Proses
belajar

dapat

merupakan

proses

yang

sangat membosankan untuk dikerjakan oleh anak-anak maupun remaja,
sedangkan mereka biasanya lebih tertarik dengan permainan. Karena, proses
bermain

dan

alat-alat

permainan

merupakan

perangkat

komunikasi,

khususnya bagi anak-anak. Melalui bermain anak-anak belajar berkomunikasi
dengan lingkungan hidupnya, lingkungan sosialnya serta dengan dirinya

6

sendiri.

Melalui

bermain

anak-anak

belajar

mengerti

dan

memahami

lingkungan alam dan sekitarnya. Melalui bermain anak-anak belajar mengerti
dan memahami interaksi sosial dengan orang-orang di sekelilingnya. Melalui
bermain

anak-anak

mengembangkan

fantasi,

daya

imajinasi

dan

kreativitasnya.
Bermain merupakan proses dinamis yang sesungguhnya tidak menghambat
anak dalam proses belajar, sebaliknya justru menunjang proses belajar anak.
Keberatan orang tua terhadap aktivitas bermain anak justru menghambat
kemampuan kreativitas anak untuk mengenal dirinya sendiri sendiri serta
lingkungan hidupnya. Hanya saja, proses bermain anak perlu diarahkan
sesuai dengan

kebutuhannya.

Anak-anak

yang cenderung menyendiri

sebaiknya tidak dibiarakan untuk terlalu sibuk dengan "solitary play".
Sebaliknya mereka sebaiknya diarahkan untuk lebih aktif dalam permainan
kelompok (social game). Mereka yang kurang mampu untuk berkonsentrasi
dapat

diberikan

berbagai

jenis

permainan

yang

lebih

terarah

pada

pemusatan perhatian seperti mengkonstruksi suatu benda tertentu. Anakanak yang kurang mampu untuk mengekspressikan diri secara verbal dapat
dibina untuk mengembangkan bakat kreatifnya melalui media misalnya
menggambar. Namun pendidik juga selayaknya membimbing anak dalam
mengekspressikan imajinasi serta fantasinya ke dalam bentuk gambaran
yang konkrit dan tidak membiarkan anak-anak berfantasi tanpa arah yang
jelas; karena hal ini dapat mengakibatkan konfabulasi dalam proses berpikir
anak.
Demikian banyak hal yang dapat dikembangkan melalui proses bermain bagi
kesejahteraan pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja. Orang tua
hendaknya tidak bersikap anti-pati terhadap proses bermain, karena dalam
proses bermain terkandung proses belajar, dan dalam proses belajar anak
terkandung unsur terapeutik bagi anak dan remaja agar lebih tangguh dalam
menghadapi

lingkungan

hidup

mereka

di

kalangan

masyarakat

luas,

kelompok sebayanya maupun lingkungan hidupnya secara umum.

7

manfaat bermain untuk orang dewasa? Yuk, langsung saja kita simak uraian lengkapnya
berikut ini.
1. Bermain membuat Anda bahagia
Apa yang dimaksud dengan kebahagiaan? Apa pun yang dimaksud kebahagiaan, salah satu
keadaan/kondisi yang membuat kita merasa bahagia yaitu manakala kita terhanyut
sepenuhnya pada kegiatan/aktivitas yang kita lakukan.
Sebagai contoh, manakala anak kecil sedang bermain game. Ia sepenuhnya terlarut dalam
permainan itu sedemikian sehingga tidak memperhatikan sekitar dan tidak menyadari waktu
telah berlalu. Ia mengalami kondisi flow (konsep yang pertama kali dicetuskan oleh seorang
pakar psikologi Mihaly Csikszentmihalyi), yakni kondisi di mana perhatiannya 100%
terpusat pada apa yang sedang ia lakukan.
Nah, saat ia terhanyut, niscaya perasaannya bahagia. Mengapa? Karena, ia tidak memikirkan
hari kemarin dan hari esok. Yang ia tahu dan rasakan adalah di sini, sekarang, menikmati
permainan video game.
Mengapa merasakan apa yang sedang kita lakukan sekarang (be present/flow), dan bukan
mengingat hari esok dan hari kemarin, membuat kita bahagia? Karena, memikirkan hari
kemarin membuat kita menyesal dan marah karena kita teringat akan perkara-perkara yang
telah menimpa kita. Sebaliknya, memikirkan hari esok membuat kita cemas dan takut. Kita
cemas lantaran membayangkan hari esok yang penuh misteri/keseraman. Sementara itu,
terhanyut pada apa yang sedang kita lakukan sekarang membuat kita lupa terhadap hari esok
dan hari kemarin. Kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, kemarahan, penyesalan, dan
perasaan negatif lainnya lenyap ketika kita menikmati apa yang sedang kita lakukan
8

sekarang.

(http://www.psychologytoday.com/collections/201409/the-power-play/5-reasons-

you-need-play-more).
2. Bermain menyehatkan Anda
Tertawa merupakan dampak alami dari bermain. Jika tidak percaya, coba perhatikan putraputri Anda yang sedang bermain. Perhatikan bagaimana reaksi mereka ketika permainan itu
membuat mereka senang. Secara otomatis, mereka akan tertawa gembira.
Nah, menurut berbagai studi yang dilakukan oleh para pakar, tertawa merupakan salah satu
obat mujarab untuk menghilangkan stres.

Bagaimana mekanismenya? Saat kita tertawa,
hormon yang membuat kita stres seperti hormon
kortisol

dan

epinefrin

berkurang.

(http://www.discovery.com/tvshows/curiosity/topics/10-reasons-why-laughinggood-for-you.htm).
Selain itu, tertawa juga menyehatkan tubuh kita.
Hormon kortisol dan epinefrin, selain berperan membuat kita stres juga berperan dalam
membawa penyakit. Kok bisa? Kedua hormon itu dapat menghambat sistem imun sedemikian
sehingga penyakit dan infeksi mudah masuk ke dalam tubuh. (http://www.discovery.com/tvshows/curiosity/topics/10-reasons-why-laughing-good-for-you.htm).
Jadi, saat Anda terjangkit stres, tidak tertutup kemungkinan Anda juga rentan penyakit dan
infeksi. Dan, untuk mencegahnya, Anda perlu bermain. Dengan bermain, Anda akan tertawa
gembira. Dan, saat Anda tertawa gembira, maka stres berkurang dan sistem imun bekerja
dengan maksimal.
3. Bermain menghubungkan Anda dengan orang lain
Bagaimana rasanya saat sebuah permainan hanya dinikmati oleh diri Anda sendiri?
Bagaimana rasanya saat Anda bermain sendirian?
Kurang askyik, bukan? Nah, semenyenangkan apa pun, sebuah permainan akan jauh lebih
mengasikkan jika dimainkan bersama orang lain. Mengapa? Dengan begitu, kita bisa berbagi
canda dan tawa.
9

Nah, dengan bermain, timbul rasa ingin berbagi dengan orang lain di dalam diri kita. Saat kita
bermain, kita senantiasa terdorong untuk mengajak orang lain bergembira dan tertawa.
Dengan begitu, dengan bermain, kita terhubung dengan orang lain, kita menikmati kehidupan
sosial sepenuhnya.
4. Bermain membuat Anda kreatif
Seorang pakar psikologi, Mark Beeman menemukan bahwa komedi membuat seseorang jauh
lebih kreatif dalam memecahkan masalah. Pertanyaannya, apa yang membuat peran komedi
bisa sehebat itu?
Setelah dilakukan penelitian, disimpulkan bahwa bersenang-senang, termasuk bermain dan
menonton komedi dapat membantu koneksi saraf yang berperan dalam fleksibilitas mental
dan

kreativitas.

(http://www.psychologytoday.com/collections/201409/the-power-play/5-

reasons-you-need-play-more).
5. Bermain mendorong pikiran Anda lebih terbuka
Barbara Fredrikson dari Universitas Chapel Hill, North Carolina menemukan bahwa
emosi/perasaan positif dapat meningkatkan daya berpikir kita dengan memperluas perhatian
visual kita.
Nah, bermain merupakan salah satu aktivitas yang dapat menimbulkan emosi/perasaan positif
dalam diri kita. Bermain membuat kita senang, gembira, dan sejenak melenyapkan
kecemasan, kekhawatiran, kemarahan, penyesalan, dan perasaan negatif lainnya. Ini artinya,
bermain merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya berpikir kita.
Nah, oleh karena itu, saat pikiran Anda terasa buntu dalam menghadapi suatu masalah, tidak
ada salahnya untuk menyempatkan diri bermain. Lakukan aktivitas apa pun yang dapat
membuat Anda senang. Anda dapat bermain video game, bermain bola, bercanda dengan
keluarga Anda, dan jenis permainan lainnya.
Saat Anda senang, saat timbul emosi positif dalam diri Anda, maka niscaya kemampuan
berpikir Anda semakin meningkat.
Kegiatan yang menyenangkan, termasuk bermain dapat membantu Anda melenyapkan stres
dan kekhawatiran dan membantu Anda berpikir lewat berbagai sudut pandang dalam
menghadapi situasi yang menantang.

10

Seringkali, kita mendengar nasihat yang menyatakan bahwa dalam menjalani kehidupan ini,
ada baiknya bagi kita untuk tidak terlalu kaku dan serius. Mengapa demikian? Menurut
nasihat itu, hidup sudah penuh dengan masalah. Jadi, tidak perlu kita menambah masalah
dengan menyikapi hidup secara serius terus-menerus.
Hidup harus seimbang. Ada kalanya kita harus bersikap serius. Namun demikian, tak jarang
pula kita harus menyempatkan diri untuk bersenda gurau, bercanda, bersenang-senang, dan
bermain.
Bukan hanya anak kecil yang boleh bermain. Orang dewasa pun perlu sesekali
menyempatkan diri untuk bermain. Mengapa demikian? Karena, bermain menimbulkan
perasaan senang, gembira, dan perasaan positif lainnya. Nah, karena orang dewasa lebih
sering mengalami stres, maka mereka jauh lebih butuh bermain ketimbang anak-anak.
Tujuannya, supaya stres yang mereka alami lenyap dengan bermain dan bersenang-senang.

11