Apa pengertian Uang dan Standar Moneter (1)

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap orang yang berada di dunia pasti menyadari bahwa peranan uang sangat
penting dalam sebuah kelansungan perekonomian,terlebih dalam sebuah kehidupan yang
sudah sangat modern ini. Uang sangat penting peranannya bagi perekonomian baik dalam
skala nasional maupun internasional.
Fakta sejarah menyatakan bahwa bahwa pergerakan uang antara bangsa-bangsa
dapat menimbulkan dampak penting atas pembangunan ekonomi dunia.
Nilai uang akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Pada kesempatan ini,penulis
akan menjelaskan tentang apa itu uang ,dan apa saja macam-macam uang serta secara
mendetail tentang uang.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Uang dan Standar Moneter ?
b. Ada berapakah macam-macam Uang dan Standar Moneter ?
c. Bagaimanakah Peranan Uang dalam Perekonomian ?
d. Bagaimana Pengukuran Uang ?
e. BAgaimana Nilai Uang dan Perubahan Nilai Uang?
C. Tujuan Penulisan
a. Agar mahasiswa memahami apa pengertian Uang dan Standar Moneter!
b. Agar mahasiswa memahami ada berapakah macam-macam Uang dan Standar

Moneter!
c. Agar mahasiswa memahami bagaimanakah Peranan Uang dalam Perekonomia!
d. Agar mahasiswa memahami bagaimana Pengukuran Uang !
e. Agar mahasiswa memahami bagaimana Nilai Uang dan Perubahan Nilai Uang!

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN UANG DAN STANDAR MONETER
Seluruh aspek kehidupan dalam peradaban modern saat ini tidak terlepas dan
ditopang sepenuhnyaa oleh uang. Tidak ada satupun perdaban di dunia ini yang tidak
mengenal dan menggunakan uang. Kalaupun ada, maka perekonomuan dalam peradaban
tersebut pasti stagnan dan tidak berkembang.
Saat ini uang sudah digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan merupakan suatu
kebutuhan dalam menggerakkan perekonomian dalam suatu Negara. Bahkan uang yang
mula-mula hanya digunakan sebagai alat tukar,sekarang ini sudah berubah menjadi multi
fungsi. Begitu pula dengan jenis uang yang sudah demikian beragam, terutama yang
digunakan sebagai alat tukar menukar.
Seperti diketahui awal mula dikenalnya uang adalah akibat dari kesulitan
masyarakat dalam tukar menukar di masa lalu. Salah satu kendala yang dihadapi oleh
sistem perekonomian yang menggunakan sistem barter seperti halnya kesulitan untuk

memperoleh barang-barang dan jasa yang diinginkan yang sesuai dengan barang dan
jasapada saat yang dibutuhkan.
Untuk mengatasi kendala tersebut maka dipikirkanlah sesuatu yang dapat
digunakan sebagai alat tukar yang lebih efisien dan efektif. Nah ,

alat

tukar

tersebut

adalah alat tukar yang kita kenal dengan sebutan “UANG” seperti yang kita kenal saat
ini. Dengan ditemukannya uang segala kendala di atas dapat diatasi, bahkan fungsi uang
tidak hanya sebagai alat tukar saja, melainkan beralih ke funfsi-fungsi lainnya yang jauh
lebih luas.
Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum
sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran
utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Dengan kata lain,
bahwa uang merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan pertukaran baik
barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu saja.1

Di Negara kita banyak terdapat sitem perekonomian seperti sistem perekonomian
subsisten, barter, perekonomian sederhana, dan bentuk bentuk lainnya. Sesuai dengan
perkembangan manusia dan peradabannya yang semakin kompleks, maka manusia mulai
1 Kasmir, SE., MM, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ,(Jakarta : Pt. raja Grafindo
Persada, 1998),hal 13.

memikirkan altenatif aktivitas ekonominya dengan menggunakan media perantara yang
kemudian di kenal sebagai uang. Selanjutnya uang tersebut akan di kenal sebagai standar
moneter.
Negara-negara yang menganut standar moneter dengan memekai satu jenis logam,
di sebut menganut monometallism standard . sedangkan negara yang menganut standar
mmoneter dengan menggunakan dua jenis logam –perak dan emas-dikatan menganut
bimetallism standard. Satuan-satuan uang bank yang di kembangkan dengan sitem
moneterseperi diuraikan diatas di kenal dengan sebetuan ‘’ scurutus marcorum’’, yang
artinya satuan uang di jamin dengan jumlah berat tertentu logam logam mulia.2
Standar moneter lainnya yang berlaku adalah standar kepercayaan (Fiat
Standard), yaitu standard moneter yang berbasikan kepercayaan masyarakat (pelku
ekonomi) terhadap suatu yang di jadikansebagai alat pembayaran yang sah. Alat
pembayaran yang berdasarkan standar kepercayaan ini biasanya nilai intriksinya lebih
kecil dari pada nilai nominalnya, misalnya uang kertas.

Berikut Kelebihan dan Kekurangan Uang Kertas :
 Kebaikan Uang Kertas
o Biaya pembuatan uang kertas relative murah
o Terhindar dari segala kelemahan dan kesulitan yang di akibatkan oleh adanya
standar emas, perak maupun bimetalis
o Lebih fleksibel dan mudah di bawa-bawa untuk berbagai keperluan transaksi
o Pengaturan jumlah uang yang beredar dan pembuatannya langsung di control oleh


pemerintah
Kelemahan uang kertas
o Jika deficit neraca pembayaran ditanggulangi dengan cara mencetak uang kertas
baru, ini dapat mengakibatkan tingkat inflasi yang tinggi dan sulit di control.
o Jika kepercayaan masyarakat turun terhadap penggunaan uang kertas tidak ada
jaminan berupa seberat tertentu logam mulia, hal ini dapat mengakibatnkan
rusaknya system perdagangan dan perekonomian.

B. MACAM-MACAM UANG DAN STANDART MONETER
Uang yang Beredar Dalam Masyarakat dapat dibedakan menjadi dua3, yakni :


2 Rimski K Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia ,(Jakarta : Pt.
Gramedia Pustaka Utama, 2002),hal. 9.
3 Dr. Lestari Ambarini, Ekonomi Moneter, (bogor : IN Media, 2016)hal.7.

a) Uang Giral : Uang Giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk
simpanan(deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang giral hhanya
beredar dikalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk
menolak jika ia tidak tahu barang atau jasa yang diberikannya dibayar ddengan
uang ini. Untuk menarik uang giral orang menggunakan cek.
b) Uang Kartal : Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh
masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari.
Berdasarkan bahannya Uang Teerdiri dari Dua Jenis Pula, yakni :
a) Uang Kertas : Uang Kertas adalah uang yang berbahan kertas dan bahan yang
lainnya. Uang yang menguunakan kertas biasanya nominalnya relative besar
sehingga mudah untuk disimpandan dibawa untuk kebutuhan sehari-hari.
b) Uang Logam : Merupakan Uang dari bahan Logam yang berbentuk koin baik dari
alumunium, kupronikel, bronze, emas , perak atau perunggu, dan bahan lainnya.
Biasanya uang yang dibuat dari bahan logam nominalnya relatif kecil.
Berdasarkan Nilai, jenis Uang dibedakan menjadi dua, yakni :
a) Bernilai Penuh (full Bodied Money), merupakan uang yang nilai intrinsiknya

sama dengan nilai nominalnya, sebagai contoh uang logam, dimana nilai bahan
untuk bahan pembuat uang logamsama dengan nominal yang tertulis di uang.
b) Tidak Bernilai Penuh (representative full bodied), merupakan uang yang nilai
intrinsiknya lebih kecil dari nilai nominalnya. Sebagai Contoh uang yang teerbuat
dari Kertas. Uang jenis ini sering disebut uang uang bertanda atau token money.
Kadangkala nilai intrinsick jauh lebih rendah dari nilai nominal yang terkandung
di dalamnya.4
STANDAR MONETER
1) Standart Kembar (Bimetallism)
4 Ibid , 19-20.

Standart kembar terjadi apabila pemerintah menggunakan emas dan perak sebagai
dasar nilai mata uangnya. Namun standart kembar ini sering menimbulkan masalah.
Seperti yang dikemukakan oleh Sir Thomas Gresham tahun 1558 bahwa bad money
drives out good money yang kemudian dikenal dengan hukum Gresham. Maksud
hukum ini adalah bahwa dalam system standar kembar, emas, dan perak mempunyai
perbandingan nilai tukar baik sebagai uang maupun sebagai barang (logam). Apabila
kedua perbandingan (ratio) ini tidak sama maka akan terjadi pertukaran/peleburan,
yakni dari logam yang dinilai terlalu rendah (undervalued) menjadi logam yang
dinilai terlalu tinggi (overvalued).

2) Standar Emas
Suatu negara memakai sistem standar emas apabila nilai mata uangnya,
dikaitkan/didasarkan atas nilai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas untuk
melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas
serta menukarkan mata uangnya (yang bukan emas) dengan emas atau sebaliknya
dengan

perbandingan

yang

telah

ditentukan

oleh

bank

sentral.


Stabilitas nilai tukar merupakan salah satu keuntungan penggunaan system standar
emas. Namun kejelekannya, apabila suatu Negara mengalami defisit dalam neraca
pembayarannya akan terjadi aliran emas ke luar (untuk membayar defisit tersebut).
Akibatnya cadangan emas mengecil. Jika defisit itu terjadi secara terus menerus (dari
tahun ke tahun) Negara tersebut akan kehabisan cadangan emasnya. Dalam keaadaan
demikian, Negara tersebut dapat mengatasinya dengan kebijaksanaan deflasi.
Kebijaksanaan ini akan menurunkan harga, employment serta pendapatan. Akibatnya
harga barang dalam negeri relative lebih murah dibandingkan dengan luar negeri.
Ekspor cenderung naik dan impor turun . defisit neraca pembayaran akhirnya dapat
hilang. Tetapi masalahnya dengan adanya deflasi di dalam negeri dapat
menyebabkan/menimbulkan masalah lain seperti misalnya: social, pengangguran,
produk turun serta banyak perusahaan (terutama perusahaan kecil) bangkrut. Dengan
terjadinya depresi tahun 1930-an yang berjalan cukup lama, maka system standar
emas (yang murni) telah banyak ditinggalkan meskipun masih ada beberapa Negara
yang mempertahankannya sampai awal tahun 1970-an.

3) Fiat Standar
Masalah yang timbul dari standar barang (emas dan perak) adalah kurang praktis
apabila transaksi yang dilakukan dalam jumlah besar. Atas dasar ini, kemudian

beredar surat emas/perak sebagai pengganti emas/perak yang disimpan. Surat
emas/perak ini semula dijamin 100% dengan emas/perak yang tersimpan kemudian
berangsur – angsur jaminan ini mulai berkurang. Semula memang pengeluaran surat
emas ini sebagai bukti atas pemilikan emas yang tersimpan, dimana setiap saat
pemilik dapat mengambil emas tersebut. Pada tahun 1900-1933 Amerika Serikat
mengeluarkan serifikat emas dijamin100% dengan emas yang disimpan di dalam
bendahara Negara, yang setiap saat dapat ditukarkan dengan emas tersebut. Sertifikat
ini sama (nilainya) dengan emas dan lebih mudah untuk melakukan transaksi.
Sertifikat ini yang kemudian disebut dengan representative money. Dalam
perkembangannya sertifikat ini tidak lagi dijamin dengan 100% emas, tetapi lebih
rendah. Sertifikat emas yagn dijamin kurang dari 100% inilah yang sering disebut fiat
standar. Apabila barang tersebut dapat memenuhi fungsi sebagai alat tukar,
penyimpanan kekayaan serta pembayaran tertunda, dapatlah disebut uang.
4) Uang Giral (Deposit Money)
Deposito di bank yang dapat setiap saat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan
sebagai uang. Karena deposito ini dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
Caranya, pembayaran ini dilakukan dengan menulis cek, yakni transfer deposito dari
si penulis/pembayar kepada si penerima pembayaran. Deposito ini juga dapat dipakai
sebagai alat penumpuk kekayaan. Seseorang atau suatu badan usaha dapat
mewujudkan kekayaannya dalam bentuk deposito. Deposito dapat dipakai sebagai

alat pembayaran tertunda (deffered payment). Seseorang atau badan usaha dapat
membayar utangnya tiap bulan dengan menulis cek atas depositonya di bank. Karena
deposito dapat memenuhi fungsi – fungsi uang, maka dapat dikategorikan sebagai
uang.
5) Uang Kuasi

Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing
milik swasta domestik. Apabila kriteria uang didasarkan pada fungsinya, maka
sebenarnya tabungan ini tidak termasuk dalam pengertian uang. Namun ada beberapa
pendapat bahwa seorang itu dapat mewujudkan kekayaannya dalam berbagai bentuk
seperti: tanah, rumah, uang, perhiasan dan bahkan berbentuk tabungan, maka
memasukkan tabungan ke dalam pengertian uang dapat dimengerti. Argumentasi lain
untuk memasukkan tabungan ked alam pengertian uang dengan melihat apakah ada
kemungkinan saling mengganti substitutability) antara tabungan dengan uang giral
(demand deposit). Apabila ada maka tabungan dapat dimasukkan ke dalam pengertian
uang. Karena kriteria ini pun belum jelas, yakni sampai seberapa besar angka
substitutability ini dapat diterimanya tabungan sebagai uang, maka hingga kini
masalah tersebut selalu diperdebatkan.
C. PERAN UANG DALAM PEREKONOMIA
Uang tidak lain adalah segala sesuatu yang dapat dipakai/ diterima untuk

melakukan pembayaran baik barang, jasa maupun utang. Dalam sejarah uang, beberapa
jenis barang telah pernah dipakai sebagai uang (misalnya, kerang, gigi,binatang, kulit,
perak, dan sebagainya.
Uang mempunyai peranan yang sangat vital dalam menentukan kestabilan
perekonomian dalam sebuah Negara.seperti misalnya banyaknya uang yang beredar di
masyarakat dapat menyebabkan adanya inflasi,namu kurangnya uang yang beredar di
masyarakat dapat menyebakan ketidakstabilan perekonomian.Dengan demikian uang
dapat definisikan sebagai segala sesuatu yang secara umum mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1) Sebagai Satuan Pengukur Nilai
Dengan fungsi ini maka nilai suatu barang dapat di ukur dan di ukur dan
diperbandingkan. Misalnya, di Indonesia rupiah adalah dasar pengukur nilai dari
barang – barang dan jasa yang diperbandingkan di pasar. Seseorang dapat mengukur
nilai sebuah mobilatau rumah dan rumah dengan rupiah, bahkan dengan diketauhinya

nilai rupiah dari mobil dan rumah , maka dapat di ketahui pula perbandingan nilai
antara mobil dan rumah. Bayangkan kalau suatu perekonomian yang tanpa uang,
mungkin harga sepeda dinilai 1/20 mobil.
2) Sebagai Alat Tukar – menukar
Fungsi ini memisahkan antara keputusan membeli dengan keputusan menjual.
Adanya uang sebagai alat di dalam tukar menukar dapat menghilangkan perlunya ada
kesamaan keinginan sebelum terjadinya pertukaran. Kesamaan keinginan harus ada
lebih dahulu untuk terjadinya tukar menukar barang dengan barang (barter). Dengan
adanya uang keharusan adanya kesamaan keinginan ini tidak perlu ada untuk
terjadinya pertukaran. Prosesnya, barang ditukar dengan uang, dan dengan uang ini
dapat membeli/ menukarkan dengan barang lain.
3) Sebagai Alat Penimbun/ Penyimpan Kekayaan
Kekayaan seseorang dapat berupa barang atau uang. Dalam bentuk barang
misalnya : rumah, mobil, perhiasan dan sebagainya, sedang dalam bentuk uang
misalnya : uang kas dan surat – surat berharga. Dengan demikian seseorang dapat
menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang kas. Dalam pengertian inilah uang
berfungsi sebagai alat penimbun kekayaan.5
D. PENGUKURAN UANG
Bila pengertian uang di terima sebagai alat pembayaran, maka otomatis perhatian kita
tertarik pada uang sebagai nialai ukuran nilai. Hal penting yng perlu di tekankan adalah
niali uang selalu berubah dan sifatnya tidak tetap.6 Proporsi pertukaran, komoditi dengan
uang tidak selalu tetap dan stabil. Oleh karena itulah, kita sering mendengar niali uang
suatu bangsa turun naik.
Penyakit ekonomi tersebut sudah tentu akan menimbulkan semakin banyaknya
bermuculan usaha patungan atau melakukan usaha membungakan uang yang di harapkan
agama islam. Jika ini terjadi , maka kegoncangan kegiatan ekonomi produktif pasti aka
tergoncang sebagai akibat dari ketidak menentuan harga.
5 Nopirin, Ph. D, Ekonomi Moneter , (Yogyakarta : BPFE, cet. Ke 4, 2000), 2.
6 Muhammad , Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Ekonomi Islami, (Jakarta : Salemba
Empat, 2002), 42.

Nilai dari uang di ukur dengan kemampuannya untuk dapat membeli(ditukarkan
dengan) barang dan jasa (internal value) serta valuta asing (exsternal value). Dengan
demikian bersama nilai uang ditentukanoleh harga barang dengan jasa. Apabila harga
barang ini naik maka nilai uang akan turun, begitu sebaliknya.7
Biasanya terdapat 3 metode untuk mengukur nilai uang, yakni dengan menggunakan
indeks biaya hidup, indeks harga barang – barang perdagangan besar atau biasa disebut
GNP deflator. Indeks biaya hidup umumnya banyak dipakai sebagai ukuran nilai uang.
Indeks ini mencakup harga beberapa barang kebutuhan hidup. Sedangkan indeks harga
perdagangan besar merupakan indeks harga barang – barang yang dipakai oleh
perusahaan untuk menghasilkan barang lain. GNP deflator mencakup harga – harga
barang yang lebih luas/banyak dibanding dengan denagan indeks biaya hidup maupun
indeks harga perdagangan besar.
Misalnya, GNP deflator untuk tahun 1982 =
GNP nominal (tahun 1982)
GNP rill (pada harga konstan tahun 1970)
Sedangkan GNP deflator pada tahun – tahun dasar (1970) = 1
Ketiga angka indeks ini cenderung bergerak bersama – sama arahnya, meskipun
deengan tingkat yang berbeda – beda. Perubahan ini memberikan informasi tentang
perubahan nilai uang.
E. NILAI UANG DAN PERUBAHAN NILAI UANG
Masyarakat selalu mengatakan fungsi uang mempengaruhi simpanan. Menurut
ekonomi konvensional, bahwa orang yang menumpuk uang maka berti dia telah
mengumpulkan nilai materi sampai uang yang tertumpuk itu dapat mencapai kekuatan
daya beli. Dasar kehidupan ekonomi adalah produksi , yang merupakan hasil usaha
idividu-individu. Selama uang masi di kaitkan dengan produksi, maka tidak acara apapun
yang dapat membuatnya bernilai.uang tidak akan bernilai jika tidak di gunakan sebagai
allat pembayaran. Maka uang yang di tumpuk tidak sama dengan uang beredar. Bahkan
keuntungan dari emas dan perak pun tidak dapat di samakan.
Nilai uang dikatakan naik apabila dengan sejumlah uang yang tetap atau kurang
akan diperoleh barang yang sejenis lebih banyak dari pada barang yang diperoleh semula.
7 Ibid, 4.

Sedangkan nilai uang dikatakan merosot atau turun apabila dengan sejumlah uang yang
tetap atau lebih banyak akan diperoleh barang yang sejenis lebih sedikit dari barang yang
diperoleh semula.
Faktor yang mempengaruhi nilai uang ditinjau dari ekonomi, antara lain sebagai
berikut :
1) Jumlah uang di peredaran
Apabila jumlah uang di peredaran melebihi kebutuhan masyarakat akan uang
maka nilai uang akan merosot dan terjadi inflasi. Apabila terjadi keadaan yang
sebaliknya, nilai uang naik dan terjadi deflasi.
2) Jumlah tabungan dan investasi
Apabila jumlah tabungan bertambah, jumlah uang di peredaran berkurang maka
nilai uang akan naik. Tetapi, apabila jumlah investasi bertambah berarti jumlah uang
di peredaran juga bertambah. Jika investasi belum menghasilkan barang,
bertambahnya jumlah uang di peredaran akan mengakibatkan nilai uang merosot atau
turun.
3) Jumlah ekspor dan impor
Apabila jumlah ekspor meningkat (misalnya ekspor ke AS) maka penerimaan
dolar AS bertambah. Dolar tersebut pasti akan diturunkan dengan rupiah, berarti
penawaran dolar bertambah maka nilai dolar menurun. Sebaliknya permintaaan
rupiah untuk membeli dolar bertambah maka nilai rupiah naik. Apabila jumlah impor
meningkat (misalnya impor dari jepang) dan untuk membayar dibutuhkan yen. Hal ini
berarti permintaaan akan yen bertambah maka nilai yen naik. Penawaran rupiah
bertambah karena akan ditukarkan dengan yen, berarti nilai rupiah menurun.
4) Anggaran pendapatan dan belanja Negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) memuat penerimaan dan
pengeluaran negara. Penerimaan uang dan pengeluaran uang oleh pemerintah akan
berpengaruh terhadap jumlah uang di peredaran. Hal ini berarti akan mempengaruhi
nilai uang.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sejarah Uang dimulai dari barter,yaitu pertukaran barang dengan barang,
kemudian menggunakan emas dan logam mulia yang berfungsi sebagai uang,sampai
kemudian Muncul uang kertas kemudian uang elektronik.
Fungsi uang ada dua yakni fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asli uang antara
lain sebagai alat tukar,sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai. Fungsi
turunan uangn adalah sebagai alat pembayaran yang sah,sebagai alat pembayaran utang,
sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi..
Jenis uang ada beberapa jenis dengan klasifikasi berdasarkan masing-masing
kriteria,salah satnya uang giral dan uang kartal,uan krtas dan uang logam,uang niali
penuh dan uang tanda (token money).

MAKALAH
( UANG )
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter yang dibimbing oleh:

Dr. Khairunnisa Musari, ST., M. MT,

Di susun oleh:
Siti Maritsatul Fauziah (083144064)
Rima Silamatul Isa

(083144067)

Khotijatul Ikromah

(083144063)

Niining Amalia

(083144066)

Azizatul Millah

(083144065)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
JEMBER, SEPTEMBER 2016

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Kemurahannya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter. Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan semua pihak. Oleh karena itu
kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Babun Soeharto, SE., MM , selaku rektor Institut Agama Islam Jember
yang telah melindungi, mengayomi, dan menyediakan fasilitas pendidikan.
2. Ibu Dr. Khairunnisa Musari, ST., M. MT, selaku dosen pengajar mata kuliah Ekonomi
Moneter yang telah memberikan bekal materi untuk penyusunan makalah ini.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang membantu penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Demi kesempurnaan makalah
yang akan ditulis di lain kesempatan.
Sebagai bagian akhir pengantar ini, besar harapan kami agar apa yang kami tulis ini
merupakan proses baik yang dapat membawa manfaat yang besar untuk penulis utamanya
seluruh pembaca.Amin...

DAFTAR PUSTAKA
Ambarini, Lestari. 2015. Ekonomi Moneter,Bogor. IN Media.

Judisseno,Rimski K, 2002. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta. Pt. Gramedia
Pustaka Utama
Kasmir, 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta. Pt. Raja Grafindo Persada
Muhammad ,2002. Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Ekonomi Islami. Jakarta, Salemba
Empat.
Nopirin, 2000. Ekonomi Moneter . Yogyakarta. BPFE, cet. Ke 4