MAKALAH TEORI ORGANISASI PUBLIK DISUSUN

MAKALAH
TEORI ORGANISASI PUBLIK

DISUSUN OLEH:
NAMA : IRWAN SETIAWAN

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
STIA KARYA DHARMA
MERAUKE
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis
diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan
makalah tentang Teori Organisasi Publik.
Tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan makalah ini.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada berbagai pihak yang
membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
pembuatan makalah ini untuk masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sekalian.

Merauke, Agustus
2016

2

Penulis

3

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.............................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................2
C. Tujuan...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
A. Pengertian dan Konsep Organisasi Publik........................3
B. Ciri-Ciri dan Karakteristik Organisasi Publik.....................4
C. Tujuan dan Ruang Lingkup Organisasi Publik...................6
D. Masalah yang Terjadi dalam Organisasi Publik.................8
BAB III PENUTUP..........................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................10
B. Saran..............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................11

4


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih
dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan
dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh
ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai
yang berdimensi luas serta dampak berbagai masalah
pembamgunan yang kompleks. Sementara itu, tatanan baru
masyarakat Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan
global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan,
informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.
Aparatur pemerintah dalam hal ini pegawai negeri sipil
adalah ’ujung tombak’ dalam mewujudkan kewajiban negara
melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya melalui pelayanan publik, sesuai dengan
yang diamanatkan di dalam Undang-Undang Dasar RI 1945,
bahwa dalam rangka membangun kepercayaan masyarakat atas

pelayanan publik yang dilakukan pemerintah merupakan
kegiatan yang senantiasa dilakukan seiring dengan harapan dan

1

tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang kualitas
pelayanan publik.
Organisasi publik terfokus pada pelayanan publik, oleh karena
itu diperlukan pemahaman terhadap payung hukum dengan
cakupan mengenai: (1) aturan kekuasan dan wewenang
organisasi pelayanan publik, (2) norma dan etika aparat
pemegang kekuasan dan wewenang organisasi pelayanan publik,
dan (3) hak-hak publik dalam hubungannya dengan kekuasan
dan wewenang organisasi dan aparatur pelayanan publik.
Dalam hal ini pegawai negeri sipil dituntut memiliki dan
menunjukkan integritas diri dalam melakukan pelayanan publik
berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma pelayanan publik
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka

rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan konsep organisasi publik?
2. Apa saja ciri-ciri dan karakteristik organisasi publik?
3. Apa saja tujuan dan ruang lingkup organisasi publik?
4. Apakah masalah yang timbul di organisasi publik?

2

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang
ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mempelajari dan
mendeskripsikan tentang:
1. Pengertian dan konsep organisasi publik.
2. Caja ciri-ciri dan karakteristik organisasi publik.
3. Tujuan dan ruang lingkup organisasi publik.
4. Masalah yang timbul di organisasi publik.

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Konsep Organisasi Publik
Organisasi berasal dari kata Yunani organon, dan istilah Latin
organum yang berarti alat, bagian, anggota atau badan. Menurut
James D Mooney, “Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”. Sedangkan
Chester I. Barnard memberi pengertian organisasi sebagai suatu
sistem dari aktifitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih. Selanjutnya menurut Prajudi Atmosudirdjo organisasi
adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan
kerja antara kelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk tujuan tertentu. Dari beberapa definisi di
atas dapatlah dikatakan bahwa definisi dari organisasi itu adalah
sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan tertentu.
Publik berasal dari bahasa latin “public” yang berarti “of
people” berkenaan dengan masyarakat. Mengenai pengertian
publik, Inu Kencana Syafiie dkk (1999) memberikan pengertian
sebagai berikut: “Sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan

berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan

4

baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki”. Itulah
sebabnya, Inu Kencana Syfiie dkk., mengatakan bahwa publik
tidak langsung diartikan sebagai penduduk, masyarakat, warga
negara ataupun rakyat, karena kata-kata tersebut berbeda.
Organisasi publik sering dilihat pada bentuk organisasi
pemerintah yang dikenal sebagai birokrasi pemerintah
(organisasi pemerintahan). Menurut Prof. Dr. Taliziduhu Ndraha,
organisasi publik adalah organisasi yang didirikan untuk
memenuhi kebutuhan msyarakat akan jasa publik dan layanan
sipil. Organisasi publik adalah organisasi yang terbesar yang
mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang lingkup
negara dan mempunyai kewenangan yang absah (terlegitimasi)
di bidang politik, administrasi pemerintahan, dan hukum secara
terlembaga sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga
negaranya, dan melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula
memungut pajak untuk pendanaan, serta menjatuhkan hukuman

sebagai sanksi penegakan peraturan.
Organisasi ini bertujuan untuk melayani kebutuhan
masyarakat demi kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh
konstitusi sebagai pijakan dalam operasionalnya. Organisasi
publik berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat tidak
pada profit/ laba/ untung.

5

B. Ciri-Ciri dan Karakteristik Organisasi Publik
Organisasi sektor publik memiliki ciri sebagai berikut :
1. Tidak mencari keuntungan finansial.
2. Dimiliki secara kolektif oleh publik.
3. Kepemilikan sumber daya tidak dalam bentuk saham.
4. Keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi
berdasarkan konsensus.
Beberapa tugas dan fungsi sektor publik dapat juga dilakukan
oleh sektor swasta, misalnya : layanan komunikasi, penarikan
pajak, pendidikan, transportasi publik, dan sebagainya. Adapun
tugas sektor publik yang tidak bisa digantikan oleh sektor

swasta, misalnya fungsi birokrasi pemerintahan.
Adapun karakteristik organisasi sektor publik adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan organisasi publik adalah untuk mensejahterakan
masyarakat secara bertahap, baik dalam kebutuhan dasar
dan kebutuhan lainnya baik jasmani maupun rohani.
2. Aktivitas utamanya pelayanan publik (public services)
seperti dalam bidang pendidikan, kesehatan, keamanan,
penegakan hukum, transportasi publik dan penyediaan
pangan.
3. Sumber pembiayaan berasal dari dana masyarakat yang
berwujud pajak dan retribusi, laba perusahaan negara,
6

pinjaman pemerintah, serta pendapatan lain-lain yang sah
dan tidak bertentangan sengan perundangan yang
berlaku.
4. Organisasi publik bertanggung jawab kepada masyarakat
melalui lembaga perwakilan masyarakat seperti Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah

(DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
5. Kultur organisasi bersifat birokratis, formal dan berjenjang
6. Penyusunan anggaran dilakukan bersama masyarakat
dalam perencanaan program. Penurunan program publik
dalam anggaran dipublikasikan untuk dikritisi dan
didiskusikan oleh masyarakat dan akhirnya disahkan oleh
wakil dari masyarakat di DPR, DPD. Dan DPRD.
7. Stakeholder dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia,
para pegawai organisasi, para kreditor, para investor,
lembaga-lembaga internasional termasuk lembaga donor
internasional seperti Bank Dunia, IMF (International
Monetary Fund), ADP (Asian Development Bank), PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa), UNDP (United Nation
Depelopment Program), USAID, dan pemerintah luar
negeri.
C. Tujuan dan Ruang Lingkup Organisasi Publik

7

Pendirian organisasi publik bertujuan secara optimal bagi

peningkatan :
1. Kesejahteraan rakyat, karena pada hakekatnya pelayanan
publik merupakan infrastruktur bagi setiap warga negara
untuk mencapai suatu kesejahteraan.
2. Budaya dan kualitas aparat pemerintah untuk menjadi
abdi bagi negara dan masyarakatnya, bukan sebagai
penguasa terhadap negara dan masyarakatnya.
3. Kualitas pelayanan umum atau publik di berbagai bidang
pemerintahan umum dan pembangunan terutama pada
unit-unit kerja pemerintah pusat dan daerah, sehingga
masyarakat diharapkan akan mendapatkan perilaku
pelayanan yang lebih cepat, tepat, murah, dan
memuaskan. Selain itu, era reformasi menuntut
pelayanan umum harus transparan dan tidak diskriminatif
dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntabilitas dan
pertimbangan efisiensi.
Berikut ini dijelaskan mengenai ruang lingkup pelayanan
publik yang merupakan tugas dan fungsi organisasi publik
meliputiː
1. Pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan
administratif yang diatur dalam peraturan perundangundangan.

8

2. Pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat
tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup,
kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan,
perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor
strategis lainnya.
3. Pelayanan atas barang publik.
4. Pelayanan atas jasa publik.
5. Pelayanan publik harus memenuhi skala kegiatan yang
didasarkan pada ukuran besaran biaya tertentu yang
digunakan dan jaringan yang dimiliki dalam kegiatan
pelayanan publik untuk dikategorikan sebagai
penyelenggara pelayanan publik.
6. Pelayanan publik yang bersifat administratif.
Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik
memperhatikan value of money dalam menjalankan
aktivitasnya, di mana value of money merupakan konsep
pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada
3 elemen utama, yaitu:
1. Ekonomi, Pemerolehan input dengan kualitas tertentu
pada harga yang terendah.
2. Efisiensi, Pencapaian output yang maksimum dengan
input tertentu atau penggunaan input yang terendah
untuk mencapai output tertentu.

9

3. Efektivitas, Tingkat pencapaian hasil program dengan
target yang ditetapkan atau perbandingan outcome
dengan ouput.
4. Keadilan (equity), mengacu pada adanya kesempatan
sosial yang sama untuk mendapatkan pelayan publik yang
berkualitas dan kesejahteraan ekonomi.
5. Pemerataan (equality), penggunaan uang publik tidak
terkonsentrasi pada kelompok tertentu melainkan secara
merata.
Value of money memiliki beberapa manfaat, yaitu :
1. Meningkatkan pelayanan publik.
2. Meningkatkan efektifitas pelayan publik dan pelayanan
tepat sasaran.
3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya
inefisiensi dan penghematan dalam penggunaan input.
D. Masalah yang Terjadi dalam Organisasi Publik
Sebuah konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi publik
sangat banyak terjadi. Apalagi dalam konteks sebuah organisasi
besar yang dalam hal ini kita sebut sebagai pemerintah.
Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat sangat dituntut untuk meberikan usaha terbaiknya
yang dalam melakukan proses tersebut terjadi berbagai
permasalahan atau konflik yang tak urung membuat masyarakat
10

yang merasa dikecewakan. Pelayanan merupakan pilar penting
yang dilakukan dalam meberikan kepuasaan kepada masyarakat.
Dari beberapa tahun yang lalu kita telah melihat berbagai
pelayanan yang telah diberikan pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya. Namun tak ayal juga kita bisa memperhatikan
berbagai kekecewaan yang tercipta karena konflik yang terjadi
saat dilakukan proses pelayanan.
Dari hal itulah bisa terjadi berbagai macam cabang-cabang
konflik yang lambat laun jika didiamkan maka bisa terjadi
permasalahan yang susah untuk dielakkan lagi. Permasalahan
utama yang kadang timbul dalam usaha organisasi publik untuk
melakukan pelayanan kepada masyarakatnya antara lain:
1. Ketidakjelasan bentuk pelayanan.
2. Kualitas pelayanan yang dilakukan.
3. Keterlambatan pelayanan.
Dari hal tersebut dapatlah dibuat sebuah bentuk tanggung
jawab penyelesaian agar tercipta pelayanan yang lebih baik lagi
seperti:
1. Pemberian pelayanan fisik dalam bentuk yang transparan
di mana para petugas atau anggota dalam organisasi
publik tersebut bisa terjun langsung memberikan
pelayanannya.

11

2. Kualitas itu bisa terjadi karena adanya sebuah harapan
dari pelayanan yang diberikan yang di mana masyarakat
menuntut untuk diberikan pelayanan terbaik atau kualitas
agar terciptanya kepuasaan. Dengan memberikan
pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
maka dengan sendirinya tercipta ekpektasi atau
pemikiran bahwa kualitas telah tercapai karena telah
memenuhi keinginan dari masyarakat itu sendiri.
3. Dalam menentukan pelayanan yang baik, lebih
diutamakan untuk menjadikan sebuah pelayanan tersebut
menjadi pelayanan yang terarah dan tepat waktu di mana
penyampaian layanan tersebut tidak tertunda yang akan
menjadi sebuah konflik atau permasalahan, diperlukanlah
sebuah kehandalan dari anggota organisasi publik untuk
melakukan tugasnya.

12

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dipaparkan dalam pembahasan
makalah ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Organisasi publik adalah organisasi yang terbesar yang
mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan ruang
lingkup negara dan mempunyai kewenangan yang absah
(terlegitimasi) di bidang politik, administrasi
pemerintahan, dan hukum secara terlembaga sehingga
mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan
melayani keperluannya, sebaliknya berhak pula
memungut pajak untuk pendanaan, serta menjatuhkan
hukuman sebagai sanksi penegakan peraturan.
2. Organisasi ini bertujuan untuk melayani kebutuhan
masyarakat demi kesejahteraan sebagaimana
diamanatkan oleh konstitusi sebagai pijakan dalam
operasionalnya. Organisasi publik berorientasi pada
pelayanan kepada masyarakat tidak pada profit/ laba/
untung.

13

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, aparat pemerintahan
sebagai organisasi publik hendaknya lebih menempatkan diri
sebagai abdi masyarakat dan bukan penguasa masyarakat, lebih
mengutamakan untuk melayani masyarakat dan bukan dilayani
oleh masyarakat.

14

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen, Edisi Kedua. Yogyakarta:
BPFE.
Wexley, Kenneth M. and Gary, A. Yuki. 2005 Perilaku Organisasi
dan Psikologi Personalia. Jakarta: Rineka Cipta.
Winardi, J. 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen.
Jakarta: Rajawali Pers.
________. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Rajawali
Pers: Jakarta: Rajawali Pers.

15