PERBEDAAN SELF CONTROL PADA MAHASISWI YANG MEROKOK DI TERITORI PUBLIK DAN TERITORI PRIBADI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini perilaku merokok merupakan sesuatu yang fenomenal,
banyak sekali yang didapatkan dari dampak negatif yang disebabkan oleh rokok.
Jumlah perokok di Indonesia tidak menurun bahkan semakin bertambah, sekitar
20% dari satu milyar perokok di dunia adalah wanita. Berdasarkan data World
Health Organization (WHO), 7% remaja perempuan dari 12% remaja laki-laki
perokok di 151 negara di dunia aktif merokok. Sedangkan pada seminar tentang
penanggulangan masalah tembakau Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan mengatakan jumlah perempuan
perokok di Indonesia pada tahun 1995 hanya 1,7% sudah meningkat menjadi
5,06% pada 2007 (Republika.com, 2010). Peningkatan jumlah perempuan
perokok ini sangat meresahkan pemerintah dan juga masyarakat. Meskipun
mengetahui akibat negatif dari merokok, akan tetapi jumlah perokok bukan
semakin menurun, melainkan semakin meningkat.
Maraknya perilaku merokok muncul karena sebagian masyarakat
memandang bahwa dengan merokok khususnya pada laki-laki akan menimbulkan
image kelelakian (maskulin), karena merokok identik dengan identitas pria.
Menurut Danusantoso (1995), para perokok mengasosiasikan merokok dengan

kesan gagah, jantan, dan modern. Pandangan ini didukung oleh Freud yang
menjelaskan bahwa aspek maskulin itu menunjukkan laki-laki memiliki sifat
keras, dominan, rasional, percaya diri, dan suka petualang (Sugiarti, dkk, 2003).
Dari pengamatan awal yang dilakukan peneliti, dibeberapa rumah kos putri
dan café di sekitar kampus. Ditemukan sejumlah fakta bahwa banyak dijumpai
mahasiswi yang tanpa adanya rasa canggung dan malu-malu lagi untuk merokok.
Pengamatan dilakukan sebanyak empat tahap, tahap pertama dilakukan di kos
putri pada tangal 1 April 2011, bertempat di jalan raya Tlogomas No. xx
ditemukan beberapa mahasiswi sedang merokok di kamar kosnya. Selain itu,
peneliti juga melakukan wawancara secara langsung terhadap subyek. Tahap
kedua, pada tanggal 2 April 2011 peneliti melanjutkan pengamatan di kos putri di

1

2

sebuah perumahan juga kembali ditemukan adanya mahasiswi yang merokok.
Tahap ketiga, peneliti melakukan pengamatan pada tanggal 7 Mei 2011 di sebuah
café (tempat ngopi) di dekat kampus, di antara pengunjung terlihat ada beberapa
remaja (mahasiswi) sedang merokok bersama teman-temannya. Tahap keempat

dilakukan pada tanggal 11 Mei 2011, di salah satu tempat makan (kantin) di
kampus, hal yang sama ditemukan bahwa terdapat mahasiswi yang merokok.
Mahasiswi merupakan suatu kelompok remaja putri dalam masyarakat
yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswi
termasuk dalam kategori remaja akhir, menurut Mappiare (1982) masa remaja
akhir adalah remaja yang berusia 17-18 tahun sampai dengan 21-22 tahun, di
mana pada akhir masa ini pertumbuhan fisik dan perkembangan aspek-aspek
psikis dan sosial terus terjadi hingga dewasa awal. Remaja akhir juga memiliki
perbedaan jelas dengan remaja awal, mengenai pola-pola sikap, pola perasaan,
pola pikir dan pola perilaku nampak. Ciri tersebut adalah stabilitas mulai timbul
dan meningkat, citra diri dan sikap pandangan yang lebih realistis, menghadapi
masalahnya secara lebih matang, serta perasaan menjadi lebih tenang.
Mahasiswi yang merupakan kategori remaja akhir maka melalui periode
perkembangan

yang

berbeda-beda.

perkembangan


fisik,

perkembangan

Perkembangan
emosi,

tersebut

perkembangan

sifat

meliputi,
sosial,

perkembangan motorik, perkembangan berfikir, dan perkembangan perasaan
(Mappiare, 1982). Mahasiswi juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan
muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai

predikat. Namun, seperti yang diketahui pada pengamatan di atas, banyak
dijumpai mahasiswi yang merokok.
Perilaku merokok saat ini tidak hanya dilakukan di teritori (wilayah)
pribadi akan tetapi dilakukan di tempat-tempat umum atau teritori publik. Yang
dimaksud dengan teritori pribadi sebagaimana dikemukanan oleh Altman (dalam
Sukmana, 1998) yaitu tempat-tempat yang sangat pribadi sifatnya dan hanya
dimasuki oleh orang-orang yang sudah sangat akrab hubungannya atau yang
sudah mendapat izin khusus, sedangkan yang dimaksud dengan teritori publik
yaitu tempat-tempat terbuka untuk umum, di mana pada prinsipnya setiap orang
diperkenankan untuk berada di tempat itu. Dari pendapat para ahli tentang

3

pengertian teritori pribadi dan teritori publik inilah yang menjadi acuan
masyarakat kita dalam mempersepsikan tentang lingkungannya. Hal ini, terkait
dengan perilaku seseoang yang nantinya terlihat oleh orang lain. Seperti halnya
masyarakat beranggapan negatif terhadap wanita yang merokok. Namun hal itu,
justru tidak lagi jadi hambatan bagi wanita atau remaja putri untuk merokok di
teritori publik maupun di teritori pribadi.
Dari beberapa fakta yang ditemukan di lapangan inilah yang menjadi

acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian, di mana terdapat perbedaan
pemilihan tempat merokok. Apakah hal ini terkait dengan self control perokok
sebelum melakukan perilaku tersebut. Seseorang yang memiliki kontrol terhadap
dirinya maka akan lebih memikirkan apa yang akan dia lakukan. Seperti yang
diketahui bahwa wanita perokok memiliki kecenderungan yang negatif oleh
masyarakat akan mengacu perokok untuk mengontrol perilakunya. Disinilah
nantinya dibutuhkan self control agar perilaku yang muncul tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap diri individu perokok.
Terbentuknya self control tidak terbentuk secara otomatis, melainkan
usaha dari individu. Kemampuan remaja mengembangkan self control untuk
mengatasi masalah perilaku ataupun emosional yang timbul selama masa
perkembangannya merupakan suatu bagian yang penting dimiliki. Dengan adanya
kemampuan untuk mengontrol diri, remaja dapat terbantu dalam membuat dan
melaksanakan keputusan tentang perilaku yang harus dilakukan berkenaan dengan
situasi yang tengah dihadapi dimasyarakat sehingga mereka mengontrol
perilakunya di depan publik. Peningkatan self control ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Tingkat self control individu itu ditentukan oleh berapa besar dan
sejauh mana individu tersebut mempertinggi self control-nya. Di lain pihak, self
control itu menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu diambil oleh individu
dalam meningkatkan atau mempertinggi self control.

Self control mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat.
Dengan adanya self control dalam dirinya sendiri dengan baik. Sistem self control
merupakan kondisi tingkah laku yang sudah dibentuk berdasarkan pengaruh
keadaan-keadaan yang menekan diri, di mana keadaan tersebut bisa berasal dari
luar ataupun dalam. Banyaknya situasi yang menekan remaja dalam

4

perkembangannya maupun lingkungannya yang tidak mendukung remaja dalam
melewati situasi-situasi sulit, hal itu menyebabkan remaja membutuhkan
kemampuan untuk mengatasi masalah perilaku melalui self control. Self control
seseorang bisa terbentuk juga karena adanya aturan-aturan atau hukum yang
mengikat diri agar tingkah laku yang diwujudkan bisa dikendalikan.
Ada beberapa pengertian self control menurut para ahli, seperti self control
adalah hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi
serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya (Hurlock, 1990). Menurut kamus
psikologi (Chaplin 2002), definisi self control adalah kemampuan individu untuk
mengarahkan tingkah lakunya sendiri, kemampuan untuk menekan atau
menghambat dorongan yang ada. Goldfried dan Merbaum (dalam Lazarus, 1979),
mendefinisikan self control sebagai suatu kemampuan untuk menyusun,

membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa
individu kearah konsekuensi positif. Lebih lanjutnya Calhoun dan Acocella
(1990) menyatakan bahwa pengertian dari self control adalah pengaturan prosesproses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang dengan kata lain serangkaian
proses yang membentuk dirinya sendiri. Self control juga berarti suatu proses
yang menjadikan individu sebagai agen utama dalam membimbing, mengatur dan
mengarahkan bentuk-bentuk perilakunya yang dapat membawanya kearah
konsekuensi positif.
Dari beberapa definisi self control maka dapat diambil kesimpualan
bahwasannya self control adalah kemampuan seseorang untuk membimbing,
mengarahkan, mengatur tingkah laku serta emosi dari dalam dirinya yang ada
hubungannya dengan orang lain, lingkungan, pengalaman yang bersifat fisik
maupun psikis serta sosialnya. Semakin tinggi self control seseorang maka
semakin intens pengendalian terhadap tingkah lakunya.
Saat adanya pandangan dan opini yang beragam terhadap perilaku
merokok. Adanya perilaku merokok itupun dilakukan berbeda pada masingmasing individu. Ada yang merokok di teritori publik atau secara terang-terangan,
dan ada yang di teritori pribadi atau sembunyi-sembunyi. Kemudian apa yang
membedakan pemilihan tempat merokok yang dilakukan ini dengan self control
subyek.

5


Dalam pengambilan keputusan, mahasiswi untuk memilih tempat merokok
dipengaruhi keterampilan untuk mengelola diri dan mengendalikan diri baik
terhadap emosi, mengendalikan suasana hati, kepekaan membaca situasi diri dan
lingkungannya sampai pengelolaan perilaku yang akan ditimbulkan oleh emosi itu
sendiri. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan
self control pada mahasiswi yang merokok di teritori publik dan teritori pribadi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada perbedaan self
control pada perilaku mahasiswi yang merokok di teritori publik dan teritori
pribadi?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perbedaan self
control pada perilaku mahasiswi yang merokok di teritori publik dan teritori
pribadi.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis
Untuk mengembangkan konsep-konsep ilmu psikologi, khususnya psikologi
sosial, psikologi lingkungan, psikologi perkembangan dan psikologi remaja.
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan tambahan informasi tentang perbedaan self control pada
perilaku mahasiswi yang merokok di teritori publik dan teritori pribadi, baik
untuk orang tua, masyarakat maupun pelakunya (yang dalam hal ini mahasiswi
perokok) mampu mengendalikan perilakunya, dan juga dapat menjadi sumber
informasi bagi penelitian selanjutnya.

PERBEDAAN SELF CONTROL PADA MAHASISWI YANG
MEROKOK DI TERITORI PUBLIK DAN TERITORI PRIBADI

SKRIPSI

Disusun oleh:
YULIATI
06810225

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

PERBEDAAN SELF CONTROL PADA MAHASISWI YANG
MEROKOK DI TERITORI PUBLIK DAN TERITORI PRIBADI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam
Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Psikologi

Disusun oleh:
YULIATI
06810225

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah pada Allah swt, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Perbedaan Self Control pada Mahasiswi yang Merokok di Teritori
Publik dan Teritori Pribadi”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan
skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu
dengan rasa tulus dan ikhlas, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1.

Kedua Orangtuaku Ayah Suladi dan Ibu Sumarni terimakasih atas do’a, kasih
sayang, perhatian, nasehat dan dukungan yang tiada hentinya selama ini hingga
lulus kuliah.

2.

Ibu Hudaniah, M.Si., Psi, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan banyak masukan serta arahan yang berarti bagi
penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3.

Ibu Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa
dengan sabar telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan dan
arahan serta masukan yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.

4.

Ibu Tri Muji Ingarianti, M.Psi selaku Dosen Wali Kelas E angkatan 2006 yang
senantiasa dengan sabar dan penuh kasih sayang membimbing kami dari awal
kuliah hingga lulus.

5.

Kakak-kakakku Zainul Mustofa dan Rohmat yang senantiasa mendukungku,
memberikan banyak nasehat serta masukan meskipun masih suka bandel tapi
terima kasih atas smua do’a, dukungan moril maupun materiil.

6.

Hendri Budiyanto, “Endo” terima kasih untuk kasih sayang, perhatian,
dukungan, kesabaran, serta sering memarahin aku dan semua masa-masa indah
selama hampir lima tahun yang telah kau berikan dan itu semua sangat berarti
dalam penyelesaian skripsi ini.

7.

Teman-teman seperjuanganku Galuh, Azkia, dan Gea yang selalu menemani
disaat bimbingan bersama dengan canda dan tawa dan imajinasi yang dapat
membuat kita lebih rileks sedikit ketika nervous bimbingan, terima kasih atas
dukungannya.

8.

Sahabat-sahabat terbaikku Risa dan Resi terima kasih atas persaudaran,
dukungan, kebersamaan dan canda tawanya.

9.

Teman-teman Psikologi angkatan 2006 khususnya kelas E, Risa, Resi, Feni,
Sindi, Nora, Beta, Eva. Terima kasih atas kebersamaan dan keceriaan yang
terjalin selama ini.

10. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga
Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan
kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhirnya penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak.
Wassalamua’laikum Wr. Wb
Malang, 24 November 2011

Yuliati

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................

iii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................

v

INTISARI ........................................................................................................

vii

ABSTRACT .....................................................................................................

viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................

1

B. Rumusan Masalah ........................................................................

5

C. Tujuan Penelitian .........................................................................

5

D. Manfaat Penelitian .......................................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA
A. Self Control ..................................................................................

6

1. Pengertian Self Control ............................................................

6

2. Perkembangan Self Control ......................................................

7

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Control .......................

7

4. Jenis-jenis Self Control ............................................................

10

B. Remaja Akhir ...............................................................................

11

1. Pengertian Remaja Akhir .........................................................

11

2. Ciri-ciri Remaja Akhir .............................................................

11

3. Perkembangan Remaja Akhir ..................................................

11

C. Perilaku Merokok ........................................................................

12

1. Pengertian Perilaku Merokok ..................................................

12

2. Kategori Perokok .....................................................................

13

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok .............

13

D. Teritori .........................................................................................

14

1. Pengertian Teritori ...................................................................

14

2. Fungsi Teritori .........................................................................

15

E. Dinanika Self Control dan Tempat Mahasiswi Merokok................

15

F. Kerangka Pemikiran .....................................................................

18

G. Hipotesis ......................................................................................

18

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...................................................................

19

B. Identifikasi Variabel .....................................................................

19

C. Definisi Operasional ....................................................................

19

D. Populasi dan Sampel ....................................................................

20

E. Jenis Data dan Instrumen Penelitian .............................................

21

F. Prosedur Penelitian ......................................................................

23

G. Validitas dan Reliabilitas .............................................................

24

H. Metode Analisa Data ....................................................................

27

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V

A. Deskripsi Data .............................................................................

29

B. Analisa Data ................................................................................

30

C. Pembahasan ................................................................................

31

PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................

35

B. Saran ............................................................................................

35

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

37

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

39

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Skor pilihan jawaban ......................................................................

22

Tabel 3.2 : Blue print skala self control ............................................................

23

Tabel 3.3 : Rangkuman analisis kesahihan ........................................................

26

Tabel 3.4 : Hasil uji reabilitas item self control.................................................

27

Tabel 4.1 : Deskripsi mean hipotetik .................................................................

29

Tabel 4.2 : Sebaran T score self control ............................................................

30

Tabel 4.3 : Rangkuman hasil uji t self control ..................................................

30

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. : Skala Penelitian (Instrument) (Try Out Terpakai) .......................

39

Lampiran 2. : Data perhitungan hasil penelitian (try out terpakai) .....................

45

Lampiran 3. : Perhitungan validitas dan reliabilitas tiap indikator ......................

46

Lampiran 4. : Uji hipotesis (T score dan t test) .................................................

56

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang: UMM press
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Azwar, S. (2001). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, S. (2005). Skala Sikap, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Calhoun, J.F & Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjustment & Human
Relationship. New York: Mc Graw Hill, inc
Chaplin, J.P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Danusantoso, H. (1991). Rokok dan Perokok. Jakarta: Arcan
Heeps, J.L. (2000). The Role Of Primary/Secondary Control in Positive
Psychological Adjustment. On-line: www.acqol.deakin.edu.au
Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Latipun. (2006). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press
Lazarus, R.S. (1976). Patterns Of Adjustment. Kogakusha: Mc Graw Hill,inc
Mappiare, A. (1983). Psikologi Remaja Akhir. Surabaya: Usaha Nasional
Mu’tadin, Z. (2002). Remaja dan Rokok. www.e-psikologi.com (diakses 14 Januari
2011)
Poerwadarminta. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka
Poerwanti, E. (1998). Dimensi Riset-riset Ilmiah. Malang: UMM press
Sarafino, E.P. (1994). Health Psychology Biopsychosocial Interactions. New York:
John Willey & Sons, Inc
Sugiarti dkk. (2003). Pembangunan dalam Perspektif Gender. Malang: UMM press
Sukmana, O. ( 1998). Dasar-dasar Psikologi Lingkungan. Malang: UMM press

Susanti, R. (2005). Hubungan Self Control dengan Perilaku Juvenile Delinquency
pada Pelajar SMAN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto. (Skripsi, Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa timur).
Winarsunu,T. (2002). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan (Ed.
Revisi). Malang: UMM Press
Zuriah, N. (2009). Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: P.T. Bumi
Aksara
. (2010). Bahaya Akibat Tembakau . Republika. www.republika-online.com.
(diakses 14 januari 2011)