kebanksentralan dan kebijakan moneter (1)

KINERJA BANK SENTRAL INDONESIA (BI) DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI INDONESIA
EVALUASI KINERJA BI (periode 2003 -2008)
Pertama
Sejak krisis ekonomi tahun 1997/1998 sampai dengan tahun 2003, kredibilitas
kebijakan pemerintah dan BI khususnya relatif rendah. Sebab kebijakan ekonomi yang dibuat
dan dilaksanakan sangat bertumpu pada program-program IMF. Yang berakibat pada kurang
efektifnya kebijakan ekonomi dan moneter yang dilaksanakan.
Misalnya :
Kurang responsifnya perbankan terhadap kebijakan moneter yang menurunkan suku bunga
SBI, tetapi tidak diikuti dengan penurunan suku bunga kredit sehingga sulit meningkatkan
jumlah kredit.
1. Posisi NPL masih tinggi, akibat belum bergeraknya ekonomi sektor riel.
2. Tingginya tingkat inflasi
3. Besarnay posisi utang luar negeri
4. Cadangan devisa yang terbatas
5. Masalah BLBI
Kedua
Berdasarkan kondisi yang tidak kondusif diatas, maka BI dituntut untuk menyiapakan
dan melakukan terobosan-terobosan kebijakan strategis untuk mengatasi masalah. Dengan
cara :

1. Bidang moneter :
1. Berusaha untuk mencapai stabilisasi harga domestik, melalui strategi kebijkan
Inflation Targeting Framework (ITF).
2. Untuk memelihara stabilitas nilai tukar rupiah, BI memperkuat posisi cadangan
devisa dengan strategi first line of defense serta melakukan startegi second line
of defense melalui keikutsertaan BI dengan negara-negara ASEAN.

1

2. Bidang Perbankan :
Untuk meningkatkan ketahanan industri perbankan nasional, BI telah mengimplementasi
program Arsitektur Perbankan Indonesia (API 1-6) sejak tahun 2004 dengan 6 pilarnya :
1. Dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas permodalan bank, penerapan single
presence policy dan strategi merger perbankan dalam rangka memperbaiki
kualitas pengaturan perbankan.
2. BI mendirikan Lembaga Riset Perbankan Daerah (LRPD) untuk meningkatkan
peran perbankan dalam perekonomian daerah
3. Menciptakan pengawasan dan pengaturan yang efektif dengan mengacu pada
standar-standar internasional.
4. Meningkatkan kemampuan kualitas manajemen operasional perbankan.

5. Membentuk biro informasi kredit untuk mengatasi problem asymetric
information.
6. Meningkatkan perlidungan dan pemberdayaan masyarakat serta meluncurkan
program edukasi masyarakat dibidang perbankan.
3. Bidang Sistem Pembayaran :
1. BI telah membangun infrastruktur sistem pembayaran dalam kegiatan transaksi
swasta dan pemerintah melalui penerapan BI-Real Time Gross Settlement dan
Sistem Kliring Nasional Indonesia.
2. BI juga menggunakan kartu dalam sistem pembayaran termasuk sistem
pembayaran non tunai, yaitu sistem pembayaran elektronok (e-money).

Ketiga
Sesuai data tercatat bahwa selama 5 tahun terakhir, beberapa indikator ekonomi
makro menunjukkan hasil yang baik dan signifikan. Seperti pertumbuhan ekonomi ratarata yang cukup tinggi, inflsi dan nilai tukar yang rendah dan stabil, besranya jumlah
simpanan dan kredit perbankan, derasnya arus keuangan internasional dalam pasar
keuangan domestik, menin gkatnya cadangan devisa, serta semakin kecilnya rasio utang
luar negeri .

2


KEBIJAKAN BANK SENTRAL INDONESIA DALAM SKALA NASIONAL DAN
DAERAH
SKEMA STRUKTUR BI DALAM SISTEM KETATANEGARAAN RI

Review Strategi, Mekanisme, Dan Instrumen Kebijakan Bank Sentral
Pertama
review tentang tugas Bank sentral dibidang pelaksanaan kebijakan moneter seperti
menstabilkan nilai uang sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan secara tidak
langsung mempengaruhi tujuan ekonomi makro, misalnya mengurangi jumlah
pengangguran dan kemiskinan dan terjalinnya ekonomi internasional yang stabil dan
sehat.


Kedua

review tentang tugas bank sentral dalam bidang perbankan, kaitannya dengan
kebijkan pengaturan dan pengawasan perbankan.


Ketiga


review tentang tugas bank sentral dalam kaitannya dengan kebijakan bank sentral
dalam sistem pembayaran.


Keempat

review tentang tugas bank sentral lainnya. BI melakukan kebijkan-kebijakan tertentu
selain tugas pokoknya terutama persolalan khusus yang dihadapi pelaku ekonomi yang

3

dianggap memerlukan pemihakan kebijakan oleh bank sentral atau pemerintah .
Untuk mengetahui bagaimana suatu kebijakan moneter dilaksanakan, maka perlu
dipahami tentang kerangka operasional kebijakan moneter yang pada umumnya mencakup
instrumen, sasaran operasional, dan sasaran antara yang dipergunakan untuk mencapai
sasaran akhir yang telah ditetapkan.
.

Kerangka Kerja Kebijakan Moneter


Kerangka Kerja Kebijakan Moneter
Kerangka Operasional
Instrume
n

- OPT
- Fas. Diskonto
Pertumbuhan Ek.
- Giro Wajib Min

Sasaran
Operasion
al

Kerangka Strategis
Sasara
n
Sasaran Akhir


Antara

- sk bunga jk. pd

- sk. bunga jk. pj

- Inflasi

- uang primer

- M1, M2, kredit

-

“Jangkar

Nominal
- Nilai tukar
Besaran moneter
Penargetan Inflasi (inflation

targeting)
Output nominal
No explicit nominal anchor

Implementasi kebijakan moneter dalam mencapai sasaran akhir dapat dilakukan
dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatankuantitas besaran moneter (quantity
based approach) dan suku bunga sebagai harga besaran moneter (price based approach).
Pendekatan berdasarkan kuantitas dilakukan dengan menetapkan sasaran operasional ug
primer dan sasaran antara jumlah uang beredar atau kredit pada tingkat tertentu. Sedangkan

4

pendekatan berdasarkan suku bunga dilakukan dengan mentapkan sasaran oparional suku
bunga jangka pendek pada tingkat tertentu, tetapi perkembangn suku bunga jangka menengah
tidak ditetapkan secara tegas sebagai sasaran antara. Pengaruh perubahan sasaran operasional
ditransmisikan pada perubahan sasaran akhir melalui perkembangan beragam variabel
informasi yang berfungsi sebgai indikator utama dari perkembangan kegiatan ekonomi dan
tekanan inflasi.
Sasaran antara diperlukan karena untuk mencapai sasaran akhir yang ditetapkan,
terdapat tenggang waktu antara pelaksanaan kebijakan moneter dan hasil pencapaian sasaran

akhir. Oleh karena itu, diperlukan adanya indikator-indikator yang lebih segera dapat dilihat
untuk mengetahui indikasi arah pergerakan ekonomi dan inflasi ke depan dan respon
kebijakan moneter yang diperlukan, yang biasanya disebut sasaran antara. Selain itu, sasaran
antara yang dipilih harus memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran akhir. Beberapa
sasaran antara yang dapat digunakan antara lain adalah besaran moneter seperti M 1, M2,
kredit, dan suku bunga.
Selanjutnya, untuk mencapai sasaran antara tersebut, bank sentral memerlukan
sasaran-sasaran yang bersifat operasional agar proses transmisi dapat berjalan sesuai dengan
rencana. Sasaran operasional yang dpilih harus memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran
antara, dapat dikendalikan bank sentral, dan informasi tersedia lebih awal daripada sasaran
antara. Beberapa sasaran operasional yang dapat digunakan antara lain adalah uang primer
(M0) dan suku bunga jangka pendek.
Sedangkan, instrumen moneter adalah instrumen yang dimiliki oleh bank sentral yang
dapat digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mempengaruhi sasaransasaran operasional yang telah ditetapkan. Instrumen kebijakan moneter dapat digolongkan
kedalam dua jenis, yaitu instrumen kebijakan moneter langsung (direct monetary policy
instrument) dan instrumen kebijakan moneter tidak langsung (indirect monetary policy
instrument).

Figura Kebijakan Moneter Indonesia, Tahun 2004
Terpilihnya gubernur BI yang baru pada Mei 2003 merupakan sesuatu yang positif, ditengah

kondisi perekonomian negara yang mulai membaik. Misalnya dari :


Sisi internal, kondisi makroekonomi yang mulai pulih tercermin dari menurunnya dan
stabilnya perkembangan inflasi termasuk susku bunga SBI. Termasuk mulai
berjalannya fungsi intermediasi perbankan serta membaiknya peran pasar modal dan
keuangan.

5



Sisi eksternal, pertumbuhan volume perdagangan sedikit membaik meskipun ada
persoalan ketidakstabilan geopolitis dan terjadinya wabah SARS sehingga kinerja
ekspor sedikit terganggu, namun kepercayaan dari internasional sudah mulai membaik
dan cadangan devisa masih tetap bertahan hampir US$ 4 milliar . Arah kebijakan
moneter Indonesia tahun 2005.
.




Dari sisi ekonomi selama periode tahun 2004 dengan sekian banyak peristiwa
pertumbuhan ekonomi domestik cukup baik



Gubernur Bank Indonesia mengatakan sebagai hasil dari telah terjadinya peralihan
kebijakan ekonomi pemerintah dari yang brorientasi manajemen krisis ke kebijakan
yang berorientasi pemulihan yang selanjutnya diarahkan untuk tujuan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan

Dalam pelaksanaan stratgi API di dasarkan pada Enam program kegiatan utama
Penguatan struktur perbankan nasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.


Peningkatan kualitas pengaturan perbankan
Peningkatan fungsi pengawasan perbankan
Peningkatan kualitas manajemen dan oprasional perbankan
Pengembangan infrastruktur perbankan
Peningkatan perlindungan nasabah
Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan

Tantangan ke depan
1. Pertumbuhan kredit perbankan yang masih rendah
2. Struktur perbankan yang belum optimal

6

3. Pemenuhan kebutuhan layanan perbankan yang masih kurang
4. Pengawasan bank yang masih perlu ditingkatkan
5. Kapabilitas perbankan yang maih rendah
6. Profitabilitas dan efisiensi bank yang tidak mampu bertahan

Kerangka kebijakan moneter Indonesia Tahun 2006

.

Berdasarkan beberapa indikator ekonomi maka ada beberapa tantangan yang akan dihadapi
perekonomian Indonesia.Memperbaiki manajemen intermediasinya, baik dalam aspek
pengelolaan pnyerapan dana, dalam aspek penyaluran kredit, maupun dalam aspek
peningkatan produktivitas atau profitabilitas perbankan sendiri .
.
Oleh karena itu langkah strategis jangka pendek BI;
;
1.

Melakukan penyesuaian terhadap praktek kebijaksanaan dari peraturan bank
Indonesia

2. BI akan mempertimbangkan penyesuaian terhadap ketentuan besarnya cadangan
wajib minimum
3. BI meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan jasa keuangan
perbankan syariah
4. Meningkatkan kemampuan perbankan untuk melayani kebutuhan keuangan sektor
UMKM di berbagai pelosok wilayah scara merata dan proporsional

7

Arah kebijakan Moneter Indonesia Tahun 2008

.

Berdasarkan tantangan dan kondisi perekonomian maka BI membuat rancangan
pendekatan kebijakan moneter yang akan ditempuh guna mengatasi berbagai hal yaitu:
a. Inisiatif di bidang moneter terutama untuk menjawab tantangan globalisasi sektor
keuangan
b. Inisiatif di bidang perbankan, BI akan melakukan tiga kebijakan dasar
c. Inisiatif di bidang sistem pembayaran Nasional, agar supaya mendukung stabilitas
sistem keuangan.
.



KEBIJAKAN MONETER BI “ INFLATION TARGETING FRAMEWORK (ITF)”
Dengan berlakunya UU No.23 tahun 1999 yang kemudian diubah dengan UU
No.3 tahun 2004 tentang BI, maka secara mendasar tujuan BI telah berubah yaitu
untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (pasal 7). BI hanya menrauh
perhatian pada inflasi dan tidak memperhatikan lagi aspek pertumbuhan ekonomi
maupun kebijakan dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan.

8



Beberapa alasan utama BI memilih kerangka kerja kebijakan moneter ITF:
1. Amanat UU no.23/1999 tentang BI sebagimana telah diubah dengan UU No.3
tahun 2004
2. Memenuhi prinsip kebijakan moneter yang sehat.
3. Hasil riset menunjukkan semakin sulit melakukan pengendalian besaran moneter
melalui uang primer

9

4. Pengalaman empiris dinegara lain, negara yang menerapkan ITF berhasil
menurunkan inflasi tanpa me ningkatkan volalitas ouput.
5. Kerangka ITF dapat meningkatkan kredibilitas BI sebagai lembaga pengendali
inflasi strategis melalui komitmen pencapaian target .
.

Dalam pengendalian moneter dilakukan dengan menggunakan :
1. Operasi pasar terbuka
2. Instrumen likuditas otomatis
3. Intervensi dipasar valas
4. Penetapan giro wajib minimum
5. Himbauan moral

Transmisi Kebijakan Moneter

.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah suatu proses dimana suatu kebijakan
moneter
dapat
mempengaruhi
pertumbuhan
ekonomi
dan
inflasi

10

DILEMA KEBIJAKAN UANG KETAT BI
Berbagai intsrumen yang ditentukan BI pada akhir tahun 2005 hingga tahun
2006 semangatnya dicirikan oleh kebijkasanaan moneter uang ketat dengan
dinaikkanya suku bunga indikator BI rate dan hanya sekitar 8% hingga mencapai
12,25%, suku bunga SBI, suku bunga imbala]n jas giro sektor perbankan, serta
menyerap likuiditas perbankan melalui FTK dengan variable rate tender.
Prospek kebijakan suku bunga BI rate tinggi Bank Indonesia


Meskipun para pelaku di pasar kredit, baik pengguna kredit maupun sektor yang
mengelolanya, yakni perbankan menghadapi kesulitan tapi kebijaksanaan moneter
BI tetap mengandalkan suku bunga tinggi



Dampak pada suku bunga tinggi meningkatnya tingkat pengembalian aset aset
yang ditransaksikan seperti surat utang

Dilema kebijakan tingkat suku bunga rendah Bank Indonesia


Salah satu indikasi yang dapat menunjukkan membaiknya kondisi moneter dan
keuangan suatu negara adalah jika semakin rendah tingkat suku bunga di pasar
keuangan .Kebijaksanaan tingkat suku bunga rendah tersebut akan berimplikasi
pada meningkatnya kesejahteraan ekonomi rakyat.
.

11

Menyikapi kebijakan suku bunga BI Rate Tinggi


Gencarnya bank BI mengunakan instrumen kebijakan moneter suku bunga BI
ratenya memberi sinyal dan dampak akan semakin ketatnya likuiditas
perekonomian berupa kredit di pasar kredit



BI melakukan kebijakan moneternya yang baru, melalui beberapa langkah yaitu
menggunakan suku bunga RI rate sebagai referensi rate dalam pengendalian
monter dan penguatan proses perumusan kebijakan moneter dengan strategi
antisipatif

BANK INDONESIA SEBAGAI OTORITAS SISTEM PEMBAYARAN


UU tentang Bank Iondonesia no.23 Tahun 1999 telah menetapkan bahwa salah
satu tugas utama BI sebagai Bank Sental adalah mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran nasional.



Bank Indonesia berupaya untuk memelihara kepercayaan masyarakat terhadap
sistem keuangan. Caranya ialah melalui peningkatan efisiensi sistem keuangan
melalui peningkatan keamanan dan stabilitas transaksi keuangan.



Bank Indonesia berwenang menetapkan kebijakan, mengatur, melaksanakan dan
memberi persetujuan, perizinan dan pengawasan atas penyelenggaraan sistem
pembayaran.

Transaksi yang ahrus dilaksanakan Bank Indonesia :
1. Stelment operasi pasar terbuka
2. Menyelesaikan tagihan/gaji pensiun
3. Transaksi yang terkait dengan rekening pemerintah dan lembaga internasional
yang ada di Indonesia.
Bank Indonesia sebagai regulator dan fasilitator, berwenang dan bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan sistem pembayaran, prosedur persetujuan, prasyarat
keamanan dan efisiensi sistem pembayaran dan pembayaran bersifat elektronik serta
ketentuan dan sanksi tentang pelanggaran ketentuan BI yang tidak di taati.
BI bertanggung jawab agar masyarakat luas dapat memperoleh layanan jasa
sistem perbankan yang efisien, cepat, tepat dan aman. Serta menyediakan jasa sistem

12

pembayaran dengan lembaga lainnya. Baik yang berbasis warkat dengan penyelesian
sistem kliring maupun instrumen berbasis elektronik.

Perkembangan ekonomi yang semakin meningkat tahun 2000, BI menggunakan
sistem berbasis elektronik. Alasannya karena sistem tersebut andal, cepat dan adanya
kepastian pengiriman.

t
u
n
a
i

i n
s
t r
u
m
e
n
n
p
e
m
b
a
y
ao
n
r a
n
t u
n
a
i

PERAN BANK INDONESIA LAINNYA
Kebijakan BI Memberdayakan sektor UMKM
Di Indonesia, pengembangan sektor ekonomi UMKM menduduki peran yang
startegis dalam mewujudkan kebijaksaan pemerataan hasil-hasil bangunan. Salah satu
upaya pemerintah untuk merealisasikan hal tersebut adalah dengan melaksanakan
kebijakn keuangan melalui penyaluran berbagai kredit program yang disebut
kebijaksanaan kredit kecil dalam rangka menjamin dana pembiayaan usaha.
.

Kebijaksanaan Perkreditan untuk UMKM Di Indonesia

.

Sektor ekonomi UMKM telah mempunyai peran penting dalam perekonomian
Indonesia seperti tercermin pada kontribusinya terhadap PDB yang secara relatif
mengalai peningkatan demikian pula kapasitasnya menyerap tenaga kerja serta khususnya
pada kontribusinya terhadap produk ekspor.
.

13

KARAKTE UMKM DAN MASALAH KETERBATASAN SISTEM PEMBIAYAAN
USAHA DARI SEKTOR PERBANKAN
.
Ciri pertamanya adalah bahwa hampir setengah dari sektor ekonomi UMKM hanya
menggunakan kapasitas usahanya 60% kurang, penyebabnya antara laian karena kelemahan
perencanaan usaha disebabkan tervatasnya visi karena kebanykan sekedar ikut ikutan
berusaha
Kemudian pada tahap pengenalan usaha, sektor usaha tersebut menghadapi persoalan
pemasran, permodalan dan hubungan usaha. Selanjutnya, ciri yang ketiga adalah umumnya
sektor usaha ini sukar untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan bahkan cenderung
mengalami penurunan usaha karena kekurangan modal.
.
.
Ciri yang keempat adalah tingginya tingkat ketergantungan terhadap bantuan
pemerintah berupa permodalan pemsaran dan pengadaan barang baku.
Ciri terakhir adalah sebagian besar pengusaha mengaggap bahwa untuk memperoleh
bantuan keuangan dari perbankan merasa rumit terutama karena persyaratan dokumen yang
harus dipersipalan sukar di penuhi.
Ditinjau dari aspek permodalan dan keuangannya


Umumnya sektor usaha kecil dan menengah memulai usahanya dengan modal sedikit



Terbatasnya sumber sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk membantu
kelancaran usahanya



Kemampuan memperoleh pinjaman kredit perbankan relatif rendah



Banyak dari pelaku sektor ekonomi UMKM belum mengerti pencatatan keuangan



Umumnya sektor-sektor ekonomi UMKM kurang mampu membina hubungan dengan
perbankan

14

Langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan perbankan dan usaha kecil
Pemberian bantuan teknis
Program two-step loan
Mendorong kerjasama antar bank dalam rangka KUK
Kerjasama dengan instansi terkait
Memperbaiki sistem keuangan golongan ekonomi lemah
Penyempurnaan dan pengembangan sistem informasi kredit serta penelitian sektor
sektor potensial yang akan dibiayai dengan KUK
Perlunya BI mendorong kredit sektor pertanian di KTI
Beberapa hal yang harus dilakukan perbankan dalam rangka pembenahan fungsifungsi pembiayaannya untuk sektor unggulan pertanian di KTI
a. Sektor perbankan secara sendiri-sendiri atau berkelompok dapat membuat dan
melaksanakan sistem perkreditan yang mempunyai manfaat nilai tambah khusus
untuk sektor ekonomi unggulan .
b. Perlu kiranya perbankan menerapkan sistem atau program kredit kepada kelompok
terutama kepada kelompok-kelompok usaha yang sudah mapan di bidang agro.
c. Sektor perbankan perlu membentuk jaringan kerja antarbank untuk meningkatkan
jangkauan sektor perbankan terhadap sektor ekonomi unggulan agro khususnya
d. Pemerintah dan utamanya BI harus selalu berupaya menjadi pusat informasi untuk
sektor unggulan pertanian yang dapat diandalkan untuk di bangun dan dikembangkan

Peran Bank Indonesia Makassar memberdayakan sektor ekonomi UMKM di sulawesi
selatan


Menetapkan aturan penyaluran KUK bagi perbankan pelaksana



Mendorong pengembangan kelembagaan sektor ekonomi UMKM



BI memberikan bantuan- bantuan teknis dalam hal pelatihan, penyedia informasi
bisnis serta melakukan penelitian



BI berkewajiban meningkatkan kerjasama antar stakeholder

Peran Bank Indonesia Makassar Mendimasasi Makassar Tripatit Meeting

15



Tujuan kespakatan tripartit Makassar adalah meningkatkan atau mengembangkan
sektor ekonomi UMKM dalam perekonomian di Sulawesi Selatan

Tujuh butir kesepakatan yaitu
1. Peningkatan fungsi intermediasi perbankan Sul-sel
2. Peningkatan akses pembiayaan sektor ekonomi UMKM
3. Adanya skim kredit khusus sektor ekonomi UMKM
4. Peningkatan infrastruktur perbankan
5. Peningkatan kewenangan pemutusan kredit pada kantor cabang perbankan di
KTI
6. Peningkatan pembiayaan ke sektor pertanian
7. Restrukturisasi kredit sktor UMKM
KEBIJAKAN BANK SENTRAL INDONESIA DALAM SKALA INTERNASIONAL


Tiga aspek ekonomi moneter dan keuangan utama yang perlu dikelola oleh Bank
Sentral :
1. Cadangan devisa
2. Sistem nilai tukar
3. Utang luar negeri



Menurut UU tentang BI, No 23 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No.
3 tahun 2004, ketiga aspek tersebut diserahkan penanganan, pengelolaan dan
kebijakannya kepada bank sentral (BI).

16

KEBIJAKAN BI MENGELOLA DEVISA DAN NILAI TUKAR
Cadangan devisa dapat diartikan sebagai seluruh aktiva luar negeri suatu negara yang
dikuasai oleh otoritas moneter yang dapat digunakan setiap waktu untuk berbagai tujuan
strategis.
Motif pemilikan cadangan devisa :


Motif untuk transaksi



Motif untuk berjaga-jaga



Motif spekulasi

Cadangan devisa yang dikelola BI berupa :
1. Uang kertas asing
2. Giro
3. Deposito berjangka
4. Wesel
5. Surat berharga luar negeri
Kebijakan nilai tukar bertujuan untuk menunjang efektivitas kebijakan moneter dalam
rangka memelihara stabilitas harga barang-barang di pasar domestik dari pengaruh harga
barang-barang impor .Untuk menjunjung efektivitas kebijakan moneter Tingkat inflasi
rendah dan stabil, maka secara tidak langsung akan mendukung tercapainya tujuan
pertumbuhan perekonomian indonesia
.
Volatilitas nilai tukar rupiah yang mengkhawatirkan bank indonesia


BI dan pemerintah berupaya sekuat mungkin untuk mencapai nilai tukar yang
dianggap wajar dan tidak mengalami volatilitas yang besar



Berbagai keadaan yang mengancam perekonomian tersebut, sebagai akibat volatilitas
nilai tukar yang semakin liar.

17



Kebijaksanaan yang diambil untuk mengatur jual dan beli us dollar dari lembagalembaga ekonomi dibawah pengelolaan pemerintah sendiri
.
Kebijakan nilai tukarBI mengkhawatirkan



Nilai tukar yang sering disebut “kurs” adalah harga satu unit mata asing/valuta asing
(valas) dalam mata uang domestik suatu negara



Nilai tukar ini dapat berubah-ubah, menguat atau melemah, yang disebabkan
mekanisme pasar karena diatur oleh pemerintah/ Bank sentral

Beberapa faktor yang menyebabkan menguat dan melemahnya nilai tukar


Dari sisi permintaan:
a. Besar kecil kebutuhan valas untuk pembayaran impor barang/jasa dari luar negeri
b. Besar/kecilnya aliran modal keluar
c. Intervensi valas bank sentral



Dari sisi penawaran
a. Besar/ kecilnya penerimaan ekspor
b. Besar/kecilnya aliran modal masuk
c. Intervensi valas bank sentral

Perubahan permintaan dan penawaran kurs valas disebabkan karna adanya
perubahan pada beberapa variabel variabel ekonomi makro dan mikro domestik dan
internasional Seperti pendapatan nasional, jumlah uang dan kredit, inflasi, suku bunga,
kebijakan nilai tukar dan cadangan devisa.
.

Keterbatasan kebijakan nilai tukar bank Indonesia

.

Jika nilai tukar rupiah menguat, maka akan mempersulit posisi tawar di pasar
Internasional, sebab harga produk komoditas ekspor akan menjadi mahal, sehingga
mempersulit perbaikan posisi cadangan devisa.


Jika nilai tukar rupiah melemah, hal ini akan mempersulit posisi produktivitas
para industriawan kita karena mereka terbebani biaya usaha yang semakin berat

18

Pengaruh dari perkembangan pendapatan masyarakat terhadap posisi nilai tukar
akan berhubungan terbalik


Pengaruh tingkat suku bunga berhubungan lurus, sehingga jika suku bunga
dalam negeri tinggi maka nilai tukar mata uang nasional akan menguat pula, atau
sebaliknya



Segala sesuatu yang perlu diperhatikan oleh otoritas negara ke depan adalah
bukan hanya ditumpukkan pada upaya memperkuat atau melemahkan posisi nilai
tukar rupiah saja, tapi kebijaksanaan adalah manfaat yang dapat diperoleh dari
posisi nilai tukar rupiah yang berlaku

PERAN BANK INDONESIA MENGELOLA UTANG LUAR NEGRI
PERAN BI DALAM MENYELESAIKAN UTANG IMF
Pada tanggal oktober 2006, BI dengan segala kewenangan yang dimilikinya telah
membayar seluruh dana pinjaman berjaga-jaga kepada IMF


Kebijakan ini dilakukan untuk membuktikan keinginan kuat pemerintah mengakhiri
kerjasama dengan IMF yang sudah menjadi tuntutan banyak pihak



Dengan terbebasnya pemerintah dari utang IMF dan kelompoknya berarti pemerintah
sudah harus mengoreksi beberapa kebijakan ekonominya.



Pemerintah perlu mengoreksi kebijakan anggaran negara agar menjadi kebijakan
yang sesuai dengan pemenuhan hak konstitusi rakyat



Pemerintah perlu melakukan kebijakan pencabutan subsidi termasuk kebijakan
swastanisasi lewat privatisasi perusahaan negara yang menguasai hajat hidup orang
banyak



Pemerintah harus mampu menyakinkan dunia internasional bahwa penghapusan
utang merupakan bagian strategis yang dapat membantu indonesia keluar dari krisis

Menyimak Peran dan Kinerja Badan Supervisi Bank Indonesia

.

19

Pengalaman buruk kasus BLBI dianggap oleg beberapa pihak sebagai akibat terlalu
independennya BI, hasil amandemen UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia.
Karena itu publik mendesak perlu adanya lembaga yang dapat mengawasi BI.
Desakan itu diterima DPR dengan dimasukkannya dalam salah satu pasal revisi UU BI
No. 3/2004 sebagai Amandemen atau UU No. 23/1999 yaitu pasal 58A, yang menetapkan
adanya lembaga pengawas BI yang dikenal dengan Badan Supervisi Bank Indonesia
(BSBI).
Berikut kejelasan Pasal 58A dalam UU No. 3/2004 :
1. Untuk membantu DPR dalam melaksanakan fungsi pengawasan bidang tertentu
terhadap BI sehingga dibentuk badan supervisi untuk meningkatkan akuntabilitas,
independesni, transparansi dan kredibilitas BI
2. Badan supervisi terdiri 5 orang anggota
3. Keanggotan dipilih dari oarang-orang yang mempunyai integritas, moralitas,
kemapuan, profesionalisme dan berpengalaman dibidang ekonomi, keuangan,
perbankan atau hukum.
4. Seluruh biaya badan supervisi dibebankan pada anggaran operasional Bank Indonesia
5. Badan supervisi berkedudukan di jakarta
6. Badan supervisi menyampaikan laoran pelaksanaan tugasnya kepada DPR sekrangkurangnya sekali 3 bulan atau sewaktu-waktu apabila diminta oleh DPR

Untuk mengoperasikan isi Pasal 58A, maka disusun penjelasan Pasal 58A ayat 1
bahwa yang dimaksud dengan pengawasan dibidang tertentu BSBI adalah melakukan
tugas :
1. Telaahan atas laporan keuangan tahunan BI
2. Telaahan atas anggaran operasional dan investasi BI
3. Telaahan atas prosedur pengambila keputusan kegiatan operasional diluar
kebijakan monetr dan pengelolaan aset BI
.
Badan Supervisi, tidak dapat :
Menghadiri Rapat Dewan Gubernur

20

Mencampuri dan menilai kebijakan BI
Mengevaluasi kinerja Dewan Gubernur
Menyatakan pendapat untuk mewakili BI
Menymapaikan informasi yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya langsung kepada
publik

PERLUNYA MEREVITALISASI
INDONESIA (BSBI)

PERAN

BADAN

SUPERVISI

BANK
.

Secara konseptual Badan Supervisis dibentuk sebagai “ Badan Pengawas” .
Peranannya lebih kearah Governance Responsibility, yaitu untuk memastikan tantang
kinerja Dewan Gubernur
Secara lebih spesifik , Badan Supervisi semula diusulkan untuk dapat melakukan
review atas kinerja Dewan Gubernur dan BI, menyetujui anggran operasional BI,
menyetujui remunerasi anggota Dewan Gubernur termasuk Gubernur BI hingga pada
memberikan rekomendasi kepada presiden utnuk memberhentikan anggota Dewan
Gubernur BI.
.

PERIHAL PENDIRIAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DI INDONESIA
Pertama:
;
Sudah 20 negara di eropa dan asia yang mempunyai lembaga sejenis OJK, dengan
beberapa perbedaan karakteristik dan fungsinya, bentuk organisasi dan mekanisme
kerjanya.
Yang jelas bahwa informasi ke publik tentang berbagai kegiatan lembaga-lembaga ini
sulit diperoleh daripada informasi kegiatan dan laporan tahunana bank sentralnya
sendiri.

21

Kedua:
Jika persoalan pertama sudah diatasi, maka hal berikutnya adalah perlunya menjawab
4 masalah pokok :
1. Mengenai runag lingkup pengaturan dan pengawasan yang akan dilakukan.
2. Perlu dilakukannya pentahapan dalam pelaksanaan tugas OJK nantinya
3. Tahapan pekerjaan OJK perlu memprioritaskan untuk terlebih dahulu menangai
sektor perbankan.
4. OJK perlu melakukan kerjasama secara baik dan jelas mekanisme kerjanya
dengan lembaga lainnya yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan tugas sektor
perbankan.
Ketiga:
Persoalan pendirian OJK memang strategis hanya masalahnya masih banyak
menghadang. Yang jelas terlihat belum adanya upya-upaya keras lagi dari pemerintah,
Bappepam dan terutama BI un tuk mempersiapkan agenda-agenda sistematis untuk
mempersiapkan dapat berdirinya OJK tersebut.

KONTROVERSI DANA BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)
Terbitnya Keputusan Menteri Keuangan No. 151/KMK.01/2006 pada tanggal 16
Maret 2006, yakni keputusan yang menetapkan bahwa delapan penerima atau pelaku yang
telah menilap dana BLBI akan dibebaskan dari jeratan hukum jika mereka membayar 100
persen hutangnya hingga akhir tahun 2006 ini. Tapi jika tidak maka segera akan dilakukan
proses hukum terhadap yang bersangkutan.
Sehingga Masalah ekonomi ini dipersoalkan kembali oleh banyk pihak
Dikatakan oleh Kwik Kian Gie bahwa skandal BLBI adalah kasus korupsi terbesar yang
pernak terjadi di republik ini. BPK menjelaskan bahwa dari Rp 178,7 trilyun dana total BLBI
yang dikucurkan kepada 48 bank umum nasional ternyata sekitar Rp 138,4 trilyun dinyatakan
berpotensi merugikan negara.
Kwik Kian Gie menekankan bahwa meskipun ada debitur BLBI tersebut telah melunasi
utangnya, tapi upaya penyelesaian hukum tetap harus dilaksanakan. Karena jika tidak, maka
akan mengakibatkan ketimpangan perlakuan yang telah diterima oleh para pelaku yang
stausnya sama.

22

Dalam tatanan praktis, pihak kejagung telah menegaskan bahwa meskipun para debitur BLBI
tersebut mengembalikan dana pinjamannya, maka itu bukan berarti bahwa otomatis mereka
bebas dari tuntutan pidana

MENYIMAK KONTROVERSI BANK INDOVER YANG MENGKHAWATIRKAN
 Pada tanggal 7 Oktober 2008, Bank Sentral Belanda, De Nederlandsche
Bank/DNB menyatakan bahwa Pengadilan Belanda telah memutuskan untuk
membekukan kegiatan operasional Indover Bank yang berkedudukan di
Amsterdam.
 Bank Indover didirikan pada tahun 1828 sebagai salah satu lembaga keuangan
tertua di Nederland.
 Awal permaslahan Bank Indover terjadi pada 6 Oktober saat secara tiba-tiba ada
penarikan dana dalam jumlah besar 9rush), termasuk penarikan dana oleh
beberapa bank nasional dan daerah di Indonesia.
 Pada hari itu Bank Inodver tidak dapat memenuhi permintaan dana sekitar 100
juta euro, sehingga anak perusahaan BI ini meminta pinjaman ke sesama Bank
lain di eropa. Tapi beberapa bank yang selama ini menjadi counterpartnya tidak
menyetujui atau menghentikan kredit linesnya, kerena juga sedang dilanda krisis
keuangan global.
 Padahal sampai dengan agustus 2008 Indover sebenarnya masih mencetak laba
sebesar 2,0 juta euro dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 18%. Tapi
karena setnya bermaslah, Indover Bank tidak sanggup menyelesaikan
kewajibannya.
 Maslah menjadi berat, saat memasuki bulan September dan Oktober 2008, krisis
keuangan dunia semakin menyebar, likuidtas pasar ekuangan semakin seret karena
aliran dana antar bank menciut dalam pasar finansila internasional.
KONTROVERSI PERAN BI DALAM KASUS BANK CENTURY
 Di asumsi oleh pihak yang pro kebijakan “ Blanket guarantee” dengan adanya
kebijakan tersebut maka pemegang dana, akan merasa aman dan tidak menarik
dananya
 Ceritakan dengan menggunakan bahasa anda mengenai awal mula kasus bank
century, proses penyelesaian yang dilakukan pemerintah serta pihak-pihak yang

23

berkepentingan didalamnya!

!

MENELISIK LAPORAN KEUANGAN BANK INDONESIA
 Untuk memahami perihal bank sentral di suatu negara termasuk bank sentral di
indonesia, dapat dilakukan dengan menelaah laporan BI ke publik, terutama
laporan keuangannya. Mislanya dari laporan keuangan bank sentral dapat digali
berbagai informasi berkaitan dengan aktivitas, kinerja, kondisi keuangan serta
peranannya dalam membantu melancarkan kegiatan ekonomi dan bisnis dengan
fungsinya sebagai pengedar uang, mengatur sistem pembayaran serta mengawal
kinerja perbankan.

KEBIJAKAN MONETER ALTERNATIF DI INDONESIA
PERSPEKTIF KEBIJAKSANAAN MONETER DALAM SISTEM
PEREKONOMIAN KREDIT
(OVER DRAFT ECONOMY)
 Para ahli menerangkan, kenyataannya ada negara sistem perekonomiannya di
dominasi oleh sangat besarnya peranan kredit yang bersumber dari perbankan
 Dihipotesiskan bahwa perekonomian yang berbasis pada kredit perbankan, negara
tersebut dikategori sebagai sistem perekonomian utang
 Pertama, sistem perekonomian utang ditunjukkan sebagai suatu sistem
perekonomian yang sumber pembiayaan usaha para pelaku ekonominya
didominasi dari kredit perbankan
 Kedua, Konsekwensi logis dari kenyataan tersebut, mengakibatkan mekanisme
penciptaan uang, bersifat endogen
 Ketiga, berarti peranan Bank sentral bersifat hirarki terbalik dengan peran
utamanya sebagai tempat peminjaman terakhir
PROSPEK KEBIJAKSANAAN MONETER ISLAM DI INDONESIA
 Indonesia menjadi negara unik, karena merupakan negara terjauh dari asal atau
sumber agama samawi Islam, namun mempunyai jumlah penganut agama ini yang
sangat besar, yang diperkirakan 90 persen dari jumlah penduduknya.

24

 Pemerintah Indonesia melalui bank sentralnya yakni Bank Indonesia menganggap
penting dan strategis untuk berupaya menerapkan kebijaksanaan atau manajemen
moneter yang sesuai dengan syariat Islam.
 Diantaranya, ditunjukkan dengan dikelurkannya UU No. 10 Tahun 1998 dan UU
No.23 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU RI No.3 Tahun 2004 tentang
Bank Indonesia.
.

25