Kejadian alam semesta barat dan islam

KEJADIAN ALAM SEMESTA MENURUT KONSEP BARAT DAN ISLAM
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS ILMU ALAMIAH DASAR

Dosen Pembimbing : Burhan Nudin
Disusun Oleh :
1. Suratiningsih ( 16422118 )
2. Adyin Whan Sandy ( 16422119 )
3. Sulistiani Palupi ( 16422141 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016 / 2017

A. PENDAHULUAN
Manusia tidak akan lepas dari sejarah hidupnya, sedangkan kehidupan
diawali dengan penciptaan alam semesta. Karena keingintahuan manusia yang
tinggi, mereka selalu mencari tahu tentang waktu dan proses penciptaan alam
semesta. Keingintahuan tersebut memunculkan beberapa teori dan pandangan
yang dikemukakan oleh para ilmuwan. Lama – kelamaan, dengan banyaknya

eksperimen yang dilakukan, beberapa teori gugur dan menyisakan satu dua
teori yang diyakini para ilmuwan. Teori tersebut menyatakan bahwa alam
semesta dimulai dari ketiadaan yang diawali dengan ledakan besar. Dalam hal
ini, peran Sang Pencipta begitu terasa. Ia yang dengan sempurna menciptakan
alam semesta lengkap dengan benda – benda di dalamnya.
Makalah ini tidak hanya membahas penciptaan alam semesta dari
perspektif barat, namun juga menilik dari sisi Islam, dimana sesungguhnya
kebenarannya telah tercantum dalam Al – Quran yang turun 1400 tahun yang
lalu, jauh sebelum ilmuwan membuktikan kebenaran teori mereka. Hal
tersebut menunjukkan bahwa teori yang dikemukakan para ilmuwan barat
sejalan dengan kebenaran yang termaktub dalam Al – Quran.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah yang berjudul “Kejadian Alam Semesta Menurut Konsep Barat
dan Konsep Islam” ini, kami akan membahas tentang :
1. Pengertian alam semesta
2. Teori terbentuknya alam semesta
3. Tahap – tahap pembentukan alam semesta
4. Pengertian galaksi dan tata surya
5. Teori pembentukan galaksi dan tata surya


C. PEMBAHASAN
C.1. Pengertian Alam Semesta

2

Pengertian

alam

semesta

mencakup

tentang

mikrokosmos

dan

makrokosmos. Mikromosmos adalah benda – benda yang mempunyai ukuran

sangat kecil, misalnya atom, molekul, elektron, sel, amuba, dan sebagainya.
Sedangkan makrokosmos adalah benda - benda yang memiliki ukuran sangat
besar, misalnya bintang, planet, galaksi1. Para ahli astronom menggunakan istilah
alam semesta untuk menyebut ruang angkasa dan benda – benda langit yang
terdapat di dalamnya. Persoalan mengenai terbentuknya alam semesta selalu ramai
diperbincangkan di kalangan para ahli. Mereka berlomba – lomba mencari
jawaban atas pertanyaan bagaimana alam semesta dapat tercipta. Banyak ahli
yang akhirnya memunculkan teori, seperti Albert Einstein, Friedman, Hubble, Sir
Fred Hoyle, dan banyak lainnya.
Tahun 1917, Albert Einstein merumuskan persamaan matematis yang
melukiskan sifat alam semesta. Namun ia gagal menemukan persamaan yang
menunjukkan bahwa alam semesta bersifat statis. Teori itu dipecahkan oleh
Friedman pada tahun 1922. Dengan persamaan yang dibuat Albert Einstein, ia
mengatakan bahwa alam semesta tidak statis, namun berkembang. Banyak orang
yang tidak setuju dengan hal tersebut. Bahkan Albert Einstei akhirnya
menambahkan konstanta pada persamaannya, sehingga didapat persamaan bahwa
alam semesta itu statis. Di kemudian hari, Einstein menyebutnya sebagai
“kesalahan terbesar sepanjang kariernya”
C.2 Teori Terbentuknya Alam Semesta
Teori – teori yang muncul di kalangan para ahli antara lain :

1. Teori keadaan tetap ( steady state theory )
Teori ini dikemukakan oleh Sir Fred Holy pada pertengahan abad 20. Teori ini
berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta
dimanapun dan bagaimanapun selalu sama. Teori ini didukung oleh kenyataan
bahwa jumlah galaksi baru sebanding dengan galaksi lama. Dengan demikian
teori ini secara ringkas menyatakan bahwa tiap – tiap galaksi terbentuk, tumbuh,
tua, lalu mati. Teori ini menyangkal adanya Sang Pencipta, karena menganggap

1Drs. Abdullah Aly

dan Ir. Eny Rahma. Ilmu Alamiah Dasar ( Jakarta : Bumi Aksara,

1991 ),hlm. 34
3

bahwa alam semesta tidak mempunyai awal dan akhir, semua sama, dan tidak ada
akhirnya.
2. Teori dentuman besar ( Big Bang )
Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson di California, seorang
astronom Amerika bernama Edwin Hubble membuat salah satu temuan penting dalam

dunia astronomi.

Ketika tengah mengamati bintang dengan teleskop raksasa, ia

menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan bintang – bintang bergeser ke ujung
merah spektrum. Pengamatan Hubble memberikan arti bahwa bintang – bintang
tersebut senantiasa menjauhi bumi. Dengan menggunakan hukum – hukum fisika dan
dengan mengetahui kecepatan radial galaksi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
semakin jauh jarak galaksi terhadap bumi, maka kecepatannya lebih besar dibanding
galaksi yang terletak lebih dekat dengan bumi. Hal ini sesuai dengan garis spektra
yang menuju panjang gelombang yang lebih besar yaitu menuju merah, yang hal ini
sering dikenal dengan pergeseran merah. Sehingga dapat dikatakan bahwa ruang alam
ini bersama dengan galaksi – galaksi berekspansi sesuai dengan model kosmos yang
ditemukan Friedman dengan menggunakan persamaan awal yang dibuat oleh Albert
Einstein. Tidak lama setelah itu, Hubble membuat temuan penting lain yaitu tidak
hanya galaksi yang menjauhi bumi, namun galaksi – galaksi tersebut bergerak saling
menjauh. Hal tersebut mengandung makna bahwa alam semesta ini senantiasa
memuai. Hal ini dapat diilustrasikan dengan balon. Balon sebelumnya diberi titik –
titik menggunakan spidol. Bila balon tersebut diisi dengan udara, maka titik – titik
tersebut akan bergerak saling menjauh. Begitupun dengan alama semesta. Alam

semesta bertambah luas seiring dengan pemuaian tersebut. Semakin bertambah luas,
maka semakin menunjukkan bahwa alam semesta dapat bergerak mundur dalam hal
waktu. Dengan demikian, alam berasal dari “ titik tunggal “ , artinya semua materi
dan zat yang terdapat di alam semesta berasal dari ketiadaan atau bisa disebut dengan
volume nol. Alam semesta terjadi karena ledakan pada titik tunggal. Ledakan hebat
yang menandakan terbentuknya alam semesta itulah yang dinamakan Dentuman
Besar ( Big Bang ).
Pemuaian alam semesta merupakan salah satu bukti bahwa alam semesta
tercipta dari ketiadaan. Dan tak mungkin hal tersebut bisa terjadi tanpa adanya Sang
Pencipta. Al – Quran telah menunjukkan bahwa Allah adalah satu – satunya dzat yang
menciptakan langit, bumi, serta alam semesta.
4

‫بيإدينع ال نيسيمايواإت يوال نأ ينرإض يوإإيذا يقيضىى أ ينمررا يفإإن ن ييما ي ينقونل ل ينه ك ننن يفي ي ن‬
‫كونن‬
Artinya : Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!"
Lalu jadilah ia.
( Q.S. Al – Baqarah : 117 )


Meskipun fakta tersebut ditemukan pada adab 20, Allah telah memberitahukan fakta
tersebut dalam Al – Quran 1400 tahun yang lalu

‫يوال نيسيمايء بين يي نينايها إبأ يي ندد يوإإ ن ينا ل ينموإسنعوين‬
“ Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan ( Kami ) dan sesungguhnya Kami
benar – benar meluaskannya” ( Q.S. Adz – Dzariyaat, 51 : 47 )

Tahun 1948, George Gamov mempertegas teori Big Bang. Ia mengatakan
bahwa setelah terbentuknya alam semesta melalui ledakan besar, terjadilah radiasi
yang meluas di alam semesta. Radiasi semakin menyebar secara merata pada alam
semesta. Tahun 1965, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson
menemukan gelombang radiasi tersebut secara kebetulan. Gelombang radiasi tersebut
kemudian dinamakan

“ Radiasi Kosmos “ yang tidak dipancarkan dari sumber

tertentu namun meliputi seluruh ruang angkasa.
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa gelombang panas yang
memancar secara seragam dari berbagai arah di angkasa ini merupakan sisa dari
dentuman besar pembentuk alam semesta. Kedua peneliti tersebut mendapat

penghargaan nobel sehingga tahun 1989, NASA mengirim satelit Cosmic Background
Explorer ( COBE ) ke ruang kosong untuk meneliti radiasi latar kosmos. Satelit
COBE berhasil menemukan sisa ledakan dahsyat yang terjadi pada permulaan
terbentuknya alam semesta. Bukti penting lain ditemukan ketika peneliti mengirim
kembali satelit COBE 2 ke ruang angkasa. Dalam eksperimen itu, ditemukan bahwa

5

konsentrasi hidrogen helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan konsentrasi
hidrogen helium yang merupakan sisa dari ledakan dahsyat.
Dengan demikian, terbukti benar bahwa alam semesta muncul dari
ketiadaan. Itulah bukti konkret mengapa manusia wajib meyakini bahwa Tuhan yang
Maha Menciptakan itu ada. Selain itu, manusia sebagai satu dari ribuan ciptaanNya
wajib bersyukur atas segala penciptaan yang tak ada cacat satu pun.

‫ت نمتنيإخيذ‬
‫يما أ ينشيهندتننهنم يخل نيق ال نيسيمايواإت يوال نأ ينرإض يويلايخل نيق أ ين ننفإسإهنم يويما ك نن ن ن‬
‫عنضردا‬
‫ال ننمإضإنليين ي‬
Artinya: “ Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk

menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka
sendiri; dan tidaklah aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai
penolong.”(Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )
C.3. Tahap – Tahap Pembentukan Alam Semesta
Peristiwa penciptaan alam semesta digambarkan dalam enam masa, dimana
waktunya sesuai dengan kebenaran Al – Quran serta disetujui oleh para peneliti dari
barat. Sebagaimana dalam Al - Qur’an (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 ):

‫الل نينه ال نيإذي يخل ييق ال نيسيمايواإت يوال نأ ينريض يويما بيي نن ينهيما إفي إستنيإة أ ي نييادم ث ننمي انستييوى‬
‫عيلى ال نيعنرإش يما ل يك ننم إمنن ندوإنإه إمنن يو لإدني يويلا يشإفيدع أ ييفيلا تيتييذك نينروين‬
‫ي‬
Artinya : “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada
diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas
Arsy.Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain
diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”
Dari ayat di atas Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam
hari (sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat
ini, bahwa yang disebut dengan (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses
bukan enam hari sebagaimana mengartikan kata ayyaamin.
6


Adapun keenam tahapan tersebut ialah :
1. Tahap pertama

‫أ ييول ينم ي يير ال ن يإذيين ك ييفنروا أ ي ن ين ال ن يسيمايوا إ‬
‫ت يوال نأ ينريض يكان ييتا يرتنرقا يفيفتينقينانهيما يويجيعل نينا إمين ال نيماإء‬
‫ك ن ن يل يشنيدء يحدني أ ييفيلا ي ننؤإمننوين‬
Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
Tahap pertama terjadi sejak penciptaan sampai suhu kosmos turun menjadi seratus
juta-juta-juta-juta-juta derajat. Tahap pertama penciptaan alam semesta terjadi kira
– kira 13,7 milyar tahun yang lalu. Dalam tahap ini, seluruh kosmos yang terdiri atas
ruang, materi, dan radiasi telah ditentukan interaksinya, sifat, serta kelakuannya.
Tahap pertama ini juga disebut sebagai masa batas dinding Planck, yaitu masa pada
saat alam semesta berumur 10-43 detik berdasarkan hasil perhitungan Panck. Pada
tahap pertama, alam semesta didominasi oleh hidrogen yaitu bahan pembentuk
bintang, yang dalam Al – Quran disebut dukhan (kabut). Ketika temperatur dukhan
mencapai 20 juta derajat celcius, mulai ada reaksi nuklir yang membentuk helium.
Reaksi nuklir inilah yang menjadi sumber energi bintang dengan mengikuti

persamaan E = mc2 yang menunjukkan bahwa energi setara dengan selisih massa
hidrogen dengan helium. Pada waktu itu, segala macam interaksi antara materi dan
radiasi sama kuat, dan dipandang bahwa keduanya simetri dengan menunjuk pada
bagian akhir ayat 3 surat Al – Mulk

‫ال نيإذي يخل ييق يسبنيع يسيمايوادت إطيبارقا يما تييرىى إفي يخل نإق ال نيرنحىيمإن إمنن تييفانودت‬
‫يفانرإجإع ال نبييصير يهنل تييرىى إمنن نفنطﻭر‬
Artinya : Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang ? ( Q.S. Al –
Mulk : 3 )

7

2. Tahap kedua

‫سس‬
‫ن‬
‫ذي س‬
‫ج ء‬
‫ههوس ال ن ء‬
‫ض س‬
‫ماءءفس س‬
‫ست سوسىى إ ءسلى ال ن‬
‫ما س‬
‫س س‬
‫ميععا ث ه ن‬
‫م س‬
‫خل سقس ل سك ه س‬
‫واهه ن‬
‫سن‬
‫ما ءفي السر ء‬
‫يسبنيع يسيمايوادت وو ن يهو يو إبك ن ن إل يشني دء ي‬
‫ع إلي مم‬
Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)
Sejak berakhirnya tahap pertama sampai suhu kosmos turun hingga mencapai 100.000
juta derajat. Kerapatan materi dalam alam semesta adalah 4 juta ton tiap liter. Dalam
tahap ini, bahan penyusun nuklir, yaitu penyusun inti – inti atom telah tertentu
jumlahnya. Masa ini disebut juga masa Jiffy, yaitu masa pada saat alam semesta
berumur 10-23 detik, dengan jari – jari alam semesta 10 -13 cm dengan kerapatan 1055
kali kerapatan air. Masa ini adalah pembentukan langit. Pengetahuan saat ini
menunjukan bahwa langit biru hanyalah disebabkan hamburan cahaya matahari oleh
partikel-partikel atmosfer. Di luar atmosfer langit biru tak ada lagi, yang ada hanyalah
titik cahaya bintang , galaxy, dan benda-benda langit lainnya. Jadi, langit bukanlah
hanya kubah biru yang ada di atas sana, melainkan keseluruhan yang ada di atas sana
(bintang-bintang, galaxy, dan benda-benda langit lainnya), maka itulah hakikat langit
yang sesungguhnya.
3. Tahap ketiga

‫حايها‬
‫يوأ ي ن‬
‫غيطيش ل يي نل ييها يوأ ي ن‬
‫خيريج نض ي‬
Artinya : “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya
terang benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29
Sejak berakhirnya tahap kedua sampai suhu kosmos tinggal 1.000 juta derajat dan
kerapatan materinya tinggal dua puluh kilogram tiap liter. Dalam tahap ini, muatan
8

kelistrikan di alam semesta telah ditetapkan. Tahap ketiga disebut juga masa Quark,
yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini, partikel –
partikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur serta diikuti dengan
terbentuknya hadron yang mempunyai kerapatan 109 ton tiap sentimeter kubik. Pada
tahap ketiga terjadi proses pembentukan matahari sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan
mulai dipancarkannya cahaya dan angin matahari.

4. Tahap keempat
Sejak berakhirnya tahap ketiga sampai suhu kosmos (keteraturan/ susunan) berada di
bawah 100 juta derajat. Kerapatan materinya hanya sepersepuluh kilogram tiap liter.
Dalam tahap ini dimulai penyusunan inti – inti atom. Selain itu, ada kemungkinan
terjadinya

beberapa

pengelompokan

materi

sebagai

akibat

dari

adanya

ketidakseragaman lokal, yang nantinya akan berevolusi menjadi galaksi – galaksi.
Tahap keempat dikenal dengan nama lain masa pembentukan lipton, yaitu masa
dimana alam semesta berumur setelah 10-4 detik. Bumi yang terbentuk dari debu-debu
antarbintang yang dingin mulai menghangat dengan pemanasan sinar matahari dan
pemanasan dari dalam (endogenik) dari peluruhan unsure-unsur radioaktif di bawah
kulit bumi.
Akibat pemanasan endogenik materi di bawah kulit bumi menjadi debu,antara lain
muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi dasar lautan dan
granit yang menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi
leburan tersebut. Pemadatan kulit bumi yang menjadi dasar lautan dan daratan itulah
yang tampaknya dimaksudkan “penghamparan bumi” .sebagaimana Allah SWT
berfirman :

‫يوال نأ ينريض بينعيد يذلإيك يديحايها‬
Artinya :“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”(Q.S. an-Naziat [79] :30)
5. Tahap kelima

9

Sejak berakhirnya tahap keempat sampai mulai terbentuk atom – atom sehingga
elektron bebas dalam kosmos menjadi sangat berkurang jumlahnya. Dalam tahap ini
cahaya mengisi sekuruh ruang kosmos. Tahap kelima dinamakan juga masa radiasi,
yaitu masa alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat
terbentuknya fusi hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat Kelvin. Pada
saat usia alam semesta berumur 105 sampai 106 tahun mempunyai suhu 3000 derajat
Kelvin. Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di
bumi. Sebagaimana firmanAllah SWT :

‫حيي أ ننفنلا ي نؤؤممننونن‬
‫…نونجنعل ؤننا ممنن ال ؤنمامء نك ي نل نشؤييء ن‬
Artinya :“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S. al-anbiya
[21] : 30
Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca di bumi, yakni awan
dan halilintar. Melimpahnya air laut dan kondisi atmosfer purba yang kaya akan gas
metan (CH4) dan ammonia (NH3) serta sama sekali tidak mengandung oksigen bebas
dengan bantuan energy listrik dan halilintar diduga menjadi awal kelahiran senyawa
organic. Senyawa organic yang mengikuti aliran air akhirnya tertumpuk di laut.
Kehidupan diperkirakan bermula dari laut yang hangat sekitar 3,5 miliar tahun lalu
berdasarkan fosil tertua yang pernah ditemukan. Sebagaimana dikembalikan pada
surat Al Anbiya [21] ayat 30 yang telah menyebutkan bahwasannya semua makhluk
hidup berasal dari air.
6. Tahap keenam
Ketika kabut materi yang terdiri dari atom – atom mulai mengumpul dan membentuk
bintang – bintang dan galaksi – galaksi. Di antara bintang – bintang ini terdapat
matahari yang dikitari oleh bumi dan planet – planet. Masa pembentukan galaksi yaitu
pada usia alam semesta 108 – 109 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut
pilin yang berputar membentuk piringan raksasa. Sedangkan tata surya terbentuk pada
usia 4,6 x 109 tahun. Masa keenam dalam proses penciptaan alam ini adalah dengan
lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuhtumbuhan.Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2 miliar tahun lalu
menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini pula proses
10

geologis yang menyebabkan pergeseran lempengan tektonik dan lahirnya rantai
pegunungan di bumi terus berlanjut.

C.4. Pengertian Galaksi dan Tata Surya
Galaksi adalah bintang – bintang yang beredar mengikuti suatu pusat yang
berupa suatu kabut gas pijar yang sangat besar, yang dilindungi oleh kelompok –
kelompok bintang yang sangat dekat satu sama lain ( cluster ) dan juga dikelilingi
oleh gumpalan – gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya ( nebula ),
serta terdiri atas tebaran ribuan bintang – bintang. Galaksi dimana bumi berinduk
dinamakan galaksi Bhima Sakti atau Milky Way. Bhima Sakti memiliki tidak kurang
dari 100 ribu juta bintang. Selain itu masih terdapat gumpalan – gumpalan kabut gas
maupun semacam galaksi kecil yang banyak jumlahnya. Di dalam galaksi, terdapat
kumpulan 1011 atau 100 milyar bintang – bintang. Kumpulan bintang – bintang di
dalam galaksi bentuknya menyerupai lensa cembung yang pipih atau berbentuk
cakram. Dimana garis tengahnya mempunyai panjang 100 tahun cahaya, tebalnya satu
tahun cahaya. Matahari berada pada jarak 30 tahun cahaya dari pusat galaksi. Galaksi
yang terdekat dengan Bhima Sakti adalah galaksi Andromeda. Kedua pusat galaksi
tersebut berjarak 1,5 juta tahun cahaya. Dalam satu detik cahaya menempuh jarak
3.105 atau 300.000 km. Jarak bumi dengan matahari dinyatakan sebagai satuan jarak
astronomi atau Astronomical Unit ( AU ). Jarak bumi ke matahari dihitung sebanyak
8.33 menit yang setara dengan 150 juta km
C.5. Teori Pembentukan Galaksi dan Tata Surya
Teori yang menjelaskan terbentuknya galaksi dan tata surya, antara lain :
1. Teori Nebular
Dikemukakan oleh Kant dan Laplace pada tahun 1796. Menurut teori ini
mula – mula ada kabut gas dan debu atau nebule. Kabut gas ini sebagian terdiri
dari hidrogen dan sedikit Helium. Nebule ini mengisi seluruh ruang alam semesta.
Karena proses pendinginan, kabut gas tersebut menyusut dan mulai memutar.
Proses ini mula – mula lambat, kemudian makin cepat dan bentuknya berubah dari
11

bola bulat menjadi semacam cakram. Sebagian besar materi akan mengumpul di
pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari. Sedang sisanya yang tertinggal
akan tetap berputar, dan terbentuklah planet beserta satelitnya. Jadi menurut teori
ini, planet Saturnus yang dikelilingi oleh cincin Saturnus itu merupakan bakal
satelitnya. Namun terdapat beberapa kritik terhadap teori ini dikarenakan
ditemukannya dua buah bulan pada Jupiter dan sebuah bulan di Saturnus yang
berputar berlawanan arah dengan rotasi planet – planet tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa satelit tersebut bukan merupakan bagian dari planetnya
sesuai hipotesis Kant dan Laplace.
2. Hipotesis Planettesimal
Dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini berasumsi bahwa
terbentuknya planet – planet itu tidak harus satu badan tetapi diasumsikan ada
bintang besar lain yang kebetulan sedang lewat dekat bintang di mana tata surya
merupakan bagiannya. Kabut gas dari bintang itu sebagian terpengaruh oleh daya
tarik matahari dan setelah mendingin terbentuklah benda – benda yang disebut
planettesimal. Planettesimal merupakan benda – benda kecil yang padat. Karena
daya tarik menarik antar benda itu sendiri, benda – benda kecil itu akan
bergumpal menjadi besar dan menjadi panas. Hal ini disebabkan oleh tekanan
akibat akumulasi dari massanya. Teori ini dapat menjawab pertanyaan mengapa
ada satelit – satelit pada Jupiter maupun Saturnus yang mempunyai orbit
berlawanan dengan rotasi planet – planet itu.
3. Teori Tidal
Dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffres pada 1919. Menurut
teori ini, ratusan juta tahun yang lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari
dan kemudian menghilang. Pada waktu itu sebagian matahari tertarik dan lepas.
Bagian matahari yang terlepas atau terpercik tersebut yang dinamakan tidal. Dari
bagian matahari yang lepas inilah kemudian terbentuk planet - planet.

12

D. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Alam semesta terdiri dari ruang angkasa dan benda – benda langit yang terdapat di
dalamnya. Dalam alam semesta, terdapat makromosmos ( benda – benda
berukuran kecil ) seperti atom, sel, partikel, amuba, dll. Selain mikromosmos, juga
terdapat makrokosmos ( benda – benda berukuran besar ) seperti planet, bintang,
galaksi, dll.
2. Terdapat beberapa teori terbentuknya alam semesta. Teori keadaan tetap ( steady
state theory ) mengemukakan bahwa alam semesta tidak memiliki awal, akhir,
serta selalu dalam keadaan tetap. Banyak ilmuwan yang tidak setuju dengan teori
ini, selain itu teori keadaan tetap disangkal oleh teori dentuman besar ( big bang ).
Menurut teori big bang, alam semesta diawali dengan volume nol atau ketiadaan.
Proses terbentuknya alam semesta dimulai dengan adanya dentuman besar,
dilanjutkan dengan adanya radiasi yang meluas di alam semesta. Radiasi semakin
menyebar secara merata pada alam semesta. Radiasi yang ditemukan oleh Arno
Penzias dan Robert Wilson tahun 1965 itu dinamakan “Radiasi Kosmos. Dengan
demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa gelombang panas yang memancar

13

secara seragam dari berbagai arah di angkasa ini merupakan sisa dari dentuman
besar pembentuk alam semesta.
3. Tahapan penciptaan alam semesta dibagi menjadi enam tahap, seperti tercantum
dalam Q.S. As-Sajdah [32] :4.
a. Pada tahap pertama, alam semesta didominasi oleh hidrogen yaitu bahan
pembentuk bintang. Ketika temperatur hidrogen mencapai 20 juta derajat
celcius, mulai ada reaksi nuklir yang membentuk helium.
b. Tahap kedua adalah masa pembentukan langit. Yang dimaksud langit disini
adalah bintang-bintang, galaxy, dan benda-benda langit lainnya.
c. Pada tahap ketiga terjadi proses pembentukan matahari sekitar 4,6 miliar
tahun lalu dan mulai dipancarkannya cahaya dan angin matahari.
d. Tahap keempat, bumi yang terbentuk dari debu-debu antarbintang yang dingin
mulai menghangat dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari
dalam (endogenik) dari peluruhan unsur - unsur radioaktif di bawah kulit
bumi. Akibat aktivitas endogenik, terbentuk lava di gunung berapi. Batuan
basalt yang menjadi dasar lautan dan granit yang menjadi batuan utama di
daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan tersebut.
e. Pada tahap kelima, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca
dibumi, yakni awan dan halilintar. Melimpahnya air laut dan kondisi atmosfer
purba yang kaya akan gas metan (CH4)dan ammonia (NH3) serta sama sekali
tidak mengandung oksigen bebas dengan bantuan energy listrik dan halilintar
diduga menjadi awal kelahiran senyawa organic. Senyawa organic yang
mengikuti aliran air akhirnya tertumpuk di laut.
f. Masa keenam dalam proses penciptaan alam ini adalah dengan lahirnya
kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuhtumbuhan.
4. Galaksi adalah bintang – bintang yang beredar mengikuti suatu pusat yang berupa
suatu kabut gas pijar yang sangat besar, yang dilindungi oleh kelompok –
14

kelompok bintang yang sangat dekat satu sama lain ( cluster ) dan juga dikelilingi
oleh gumpalan – gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya
( nebula ), serta terdiri atas tebaran ribuan bintang – bintang.
5. Terdapat beberapa teori pembentukan galaksi dan tata surya, antara lain teori
nebular, teori planettesimal, serta teori tidal. Menurut teori nebular, mula – mula
ada kabut gas dan debu atau nebule yang terus menyusut dan mulai memutar,
semakin lama semakin cepat dan membentuk cakram. Sebagian besar materi akan
mengumpul di pusat cakram, yang kemudian menjadi matahari. Sedang sisanya
yang tertinggal akan tetap berputar, dan terbentuklah planet beserta satelitnya.
Menurut teori planettesimal, ada bintang besar lain yang kebetulan sedang lewat
dekat bintang di mana tata surya merupakan bagiannya. Benda – benda itu tertarik
oleh gaya tarik matahari dan menghasilkan planettesimal, yang merupakan benda
– benda kecil yang padat dan saling mengumpul sehingga tercipta planet yang
berukuran besar. Teori tidal mengatakan bahwa dahulu bagian – bagian matahari
ada yang terlepas, sehingga bagian – bagian tersebut yang dinamakan planet.

15

E. Daftar Pustaka

1. Drs. Abdullah Aly dan Ir. Eny Rahma. 1991. Ilmu Alamiah Dasar ( MKDU ).
Jakarta : Bumi Aksara.
2. Drs. Herabudin, M.Pd., M.Si.. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung : Pustaka
Setia.
3. Harun Yahya. 2009. Pustaka Sains Populer Islami, Jilid 10 : Manusia dan Alam
Semesta . Jakarta : Sygma Daya Insani.
4. Abu Ahmadi dan A. Supatmo. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

16



 


     
   
aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan
tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu
sebagai penolong. (Al-Kahfi: 51)

     
      
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) Dia
hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia. (Al-Baqarah: 117)

    
       
      
      
  
dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia
mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia
mengetahui yang ghaib dan yang nampak. dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui. (Al-An’am:
73)

     
    
Sesungguhnya Perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan
kepadanya: "kun (jadilah)", Maka jadilah ia. (Annahl: 40)

      
      
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata
kepadanya: "Jadilah", Maka jadilah ia. (Al-Mu’min: 68)






      
      
 
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri
mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Al-Fushilat: 53)






      

Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452]; dan Dia Maha mengetahui segala
sesuatu. (Al-Hadid: 3)

17

[1452] Yang dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, yang akhir ialah
yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata adanya karena banyak buktibuktinya dan yang Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.

     
    
(Yasiin: 82). Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
"Jadilah!" Maka terjadilah ia.

        
     
(Al-Fath: 23). sebagai suatu sunnatullah[1403] yang telah Berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan
menemukan peubahan bagi sunnatullah itu.
[1403] Sunnatullah Yaitu hukum Allah yang telah ditetapkannya.

      
       
      
(Al-An’am: 101). Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak Padahal Dia tidak mempunyai
isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.


 




  
 

47. dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa
48. dan bumi itu Kami hamparkan, Maka Sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). (Addzariyat)










     
     
(Al-Ambiya: 30). dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?



   
    

(Al-Ambiya: 32). dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara[959], sedang mereka berpaling
dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.

[959] Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan terpelihara ialah segala yang
berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya
dengan teratur dan tertib.

18

      
       
      
 
(Al-Fathir: 41). Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika
keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.

    
      
       

(An-Naml: 88). dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya, Padahal ia berjalan
sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu;
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

     
     
    
(Al-Fushilat: 11). kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

      

(Annaziat: 27). Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,

   
(Arrahman: 10). dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk(Nya).










  
 
    
    
      
  
(Ali Imran: 190). Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

19

     
    
      
      

(Atthalaq: 12). Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah
ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

      
      
      
      
    
(Al-Mulk: 3). yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan
Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat
sesuatu yang tidak seimbang?
4. kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan
sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam Keadaan payah.

    
      
       
      
(As-Sajadah: 4). Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam
masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang
penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?

[1188] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah
dsan kesucian-Nya.
[1189] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan
sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang
kafir.

    






     
     
     
    
(Hud: 7). dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya
(sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya[711], dan jika

20

kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya
orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini[712] tidak lain hanyalah sihir yang nyata".

[711] Maksudnya: Allah menjadikan langit dan bumi untuk tempat berdiam makhluk-Nya serta tempat berusaha
dan beramal, agar nyata di antara mereka siapa yang taat dan patuh kepada Allah.
[712] Maksud mereka mengatakan bahwa kebangkitan nanti sama dengan sihir ialah kebangkitan itu tidak ada
sebagaimana sihir itu adalah khayalan belaka. menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan kata ini ialah
Al Quran ada pula yang menafsirkan dengan hari berbangkit.

     
      
    
   

     
     

(Al-Araf: 54). Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy[548]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan
cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.

[548] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan
kesucian-Nya.

21

NAMA :
NIM :

No.
1

2

3

4

5

6
7

8

9

10

11

12

13

LEMBAR KERJA MAHASISWA MATAKULIAH ILMU ALAMIAH DASAR
TENTANG ALAM SEMESTA
Penjelasan Surah
Nama Surah dan Ayat
KEJADIAN
ALAM
SEMESTA
MENURUT
KONSEP ISLAM
ADANYA ALAM SEMESTA
SEBAGAI BUKTI ADANYA
ALLAH
ALAM
SEMESTA
DICIPTAKAN
OLEH
ALLAH DAN KEMBALI
PADA NYA
ALLAH
MENCIPTAKAN
ALAM SEMESTA DENGAN
KEKUASAANNYA
LANGIT
&
BUMI
BERTAUT/
BERSATU
LALU DIPISAH
LANGIT SEBAGAI ATAP
YG TIDAK ROBOH
MENJADIKAN
LANGIT
BERUPA
ASAP
&
MENYEMPURNAKANNYA
SIANG MALAM, LANGIT
BUMI SEBAGAI TANDA
KEKUASAAN-NYA
ALLAH
MENCIPTAKAN
LANGIT LAPIS 7
ALLAH
MENCIPTAKAN
LANGIT&BUMI DGN 6
HARI/ MASA
ALLAH
MENGATUR
SEGALA URUSAN DARI
LANGIT SAMPAI BUMI
HIKMAH
PENCIPTAAN
UNTUK
KEBAIKAN
MANUSIA
ALLAH
MENGATUR
PERPUTARAN WAKTU

14

KEADAAN
LANGIT
MENJELANG KIAMAT

15

TENTANG KIAMAT

1. Al-Kahfi: 51 (1)

2. Al-Baqarah: 117
22

3. An-nahl: 40

16. Annaziat: 27

29. AL-FATHIR : 3

4. ALMUKMIN : 68

17. Arrahman: 10 (8)

30. AZZUHRUF : 10

5. Al-Fushilat: 53 (2)

31. AL ANBIYA : 16 (12)
18. Ali Imran: 190-191 (9)

6. Al-Hadid: 3

32. AZZUMAR : 5 (13)

7. Yasiin: 82

19. Atthalaq: 12

8. Al-Fath: 23

20. AL MULK 3-4 (10)

9. Al-An’am: 101 (3)

33. AL ANBIYA : 104
34. ANNUR: 39 (14)

21. Al Sajdah : 4
10. Addzariyat 47-48 (5)
11. AL ANBIYA : 30 (6)

22. Hud: 7

35. AL HAQQOH 12-16

23. Al-Araf: 54

36. IBRAHIM : 48

24. YUNUS : 3 (11)

37. AL INFITHAR 1-5
38. AZZALZALAH 1-3

12. AL ANBIYA : 32

25. AL SAJDAH : 5 (11)

13. Al-Fathir: 41
14. An-Naml: 88 (7)

39. AL QIYAMAH 6-12
40. AZZUMAR 68-69

26. ASSHAD: 27

(15)

27. AL BAQARAH : 29
15. Al-Fushilat: 11

28. LUQMAN : 20

23

Addzariyat 47-48
AL ANBIYA : 104
AL ANBIYA : 16
AL ANBIYA : 30
AL ANBIYA : 32
AL BAQARAH : 29
AL HAQQOH 12-16
AL INFITHAR 1-5
AL MULK 3-4
AL QIYAMAH 6-12
Al Sajdah : 4
AL SAJDAH : 5
Al-An’am: 101
Al-Araf: 54
Al-Baqarah: 117
Al-Fath: 23
AL-FATHIR : 3
Al-Fathir: 41
Al-Fushilat: 11
Al-Fushilat: 53
Al-Hadid: 3
Ali Imran: 190-191
Al-Kahfi: 51
ALMUKMIN : 68
An-nahl: 40
An-Naml: 88
Annaziat: 27
ANNUR: 39
Arrahman: 10
ASSHAD: 27
Atthalaq: 12
AZZALZALAH 1-3
AZZUHRUF : 10
AZZUMAR : 5

AZZUMAR 68-69
Hud: 7
IBRAHIM : 48
LUQMAN : 20
Yasiin: 82
YUNUS : 3



  





   



   
  
39. dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air
oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan
didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan
cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya[1042].

[1042] Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah mendapatkan Balasan
dari Tuhan di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan Balasan atas amalan mereka itu.

      




    

      
    
    
1. aku bersumpah demi hari kiamat,
2. dan aku bersumpah dengan jiwa yang Amat menyesali (dirinya sendiri)[1530].
3. Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?
4. bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.
5. bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus.
6. ia berkata: "Bilakah hari kiamat itu?"

[1530] Maksudnya: bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi
kalau ia berbuat kejahatan.

    

  
  
   

    