Perubahan Fungsi Istana Ōsaka Ōsaka Jo No Kinou No Henka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan , dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar. Koentjaraningrat juga mengemukakan bahwa
ada tujuh unsur-unsur kebudayaan , yaitu:
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem peralatan
5. Sistem mata pencaharian hidup atau ekonomi
6. Sistem religi, dan
7. Kesenian
Berdasarkan uraian diatas ketujuh unsur ini disebut kebudayaan universal
karena selalu ada pada setiap masyarakat. Kesenian adalah bagian dari budaya dan
merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari
dalam

jiwa


manusia.

Menurut

para

pakar

atau

ahli

kebudayaan,

(Koentjaraningrat,http://carapedia.com/pengertian_definisi_kesenian_menurut_pa
ra_ahli_info491.html ) kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil
manusia. Salah satu dari 7 unsur kebudayaan, kesenian meliputi :


Universitas Sumatera Utara

1. Seni patung/pahat
2. Seni rupa
3. Seni gerak
4. Relief
5. Lukis/gambar
6. Rias
7. Musik/seni suara
8. Bangunan
9. Kesustraan
10. Drama
Dari berbagai aspek yang meliputi kesenian maka istana merupakan seni
bangunan. Istana adalah bangunan besar atau mewah yang biasanya didiami oleh
keluarga kerajaan, keluarga kepala negara atau petinggi lainnya. Istana kadangkadang juga dipakai sebagai pusat urusan pemerintahan, termasuk sebagai
benteng pertahanan militer.
Semenjak manusia sudah terbentuk oleh ketujuh unsur kebudayaan
tersebut, maka timbullah suatu cara manusia untuk mempertahan hidup yaitu
kekuasaan. Dasar terbentuknya kekuasaan tersebut dengan adanya sistem

pertahanan yang kokoh yaitu istana yang menjadi pusat pemerintahan. Setiap
negara harus memilikinya agar diakui bahwa tempat itu ada yang memimpin agar
tidak direbut oleh pihak luar. Salah satu negara yang memiliki istana yang
sekaligus dijadikan benteng adalah Jepang.
Jepang memiliki banyak istana yang masih terjaga dan dirawat keaslian
dan nilai sejarahnya, meskipun tidak difungsikan untuk militer atau keluasaan

Universitas Sumatera Utara

melainkan menjadi museum dan tempat rekreasi masyarakat umum. Salah satunya
adalah istana saka dan orang Jepang menyebutnya dengan saka-j (大阪城).
Istana
Istana

saka (大阪城 saka-j ) adalah istana yang terletak di dalam Taman

saka, distrik Chuo-ku, kota

saka, Jepang. Istana


saka berada di ujung

paling sebelah utara daerah Uemachi, menempati lokasi tanah yang paling tinggi
dibandingkan dengan wilayah sekelilingnya.
Istana

saka dimanfaatkan sebagai istana sekaligus benteng sejak zaman
saka yang ada sekarang terdiri

Azuchi Momoyama hingga zaman Edo. Istana

dari menara utama yang dilindungi oleh dua lapis tembok tinggi yang dikelilingi
oleh dua lapis parit, parit bagian dalam (Uchibori) dan parit bagian luar
(Sotobori). Air yang digunakan untuk mengaliri parit istana diambil dari Sungai
Yodo mengalir di sebelah utara istana

Istana

saka (大坂城;


(nama zaman dulu untuk

saka.

saka-j atau

zaka-j ) berada di provinsi Setsu

saka dan sekelilingnya), wilayah Higashinari Goori,

saka. Sesuai dengan penggantian karakter Kanji yang digunakan untuk menulis
kota

saka dalam bahasa Jepang, nama istana

saka sekarang ditulis sebagai

大阪城 ( saka-j ).
Istana


saka telah mengalami beberapa kali pemugaran atau perluasan

dari generasi ke generasi. terakhir pada tahun 1995 pemerintahan jepang memugar
total istana tersebut hingga bentuknya menjadi seperti yang sekarang ini. Dimasa
ini fungsi istana juga ikut berubah, perubahan yang terjadi dilihat dari sudut
pandang alasan keberadaan istana saka untuk dipertahankan.
Pembangunannya dimulai oleh Toyotomi Hideyoshi sewaktu Hideyoshi
masih merupakan bawahan Oda Nobunaga dimulai tahun 1583 dan selesai tahun

Universitas Sumatera Utara

1598. Pada saat itu, istana

saka jauh lebih luas dibandingkan dengan istana

saka yang ada sekarang. Toyotomi Hideyoshi berkuasa setelah Oda Nobunaga
saka sebagai pusat pemerintahan. Toyotomi

tutup usia dan menjadikan istana


saka, melainkan di tempat-tempat kediamannya

Hideyoshi tidak tinggal di istana

yang ada di Kyoto: Jurakudai (yang juga disebut Jurakutei) dan Istana Fushimi.
Setelah Toyotomi Hideyoshi meninggal karena usia lanjut pada tahun
1599, Hideyoshi digantikan oleh puteranya yang bernama Toyotomi Hideyori
yang pindah dari istana Fushimi ke istana

saka yang baru saja selesai. Dalam

saka tahun 1614, Tokugawa Ieyasu memimpin

Pertempuran Musim Dingin

serangan besar-besaran menyerbu Toyotomi Hideyori yang hanya mampu
bertahan di dalam istana saka.
Dalam perjanjian perdamaian dengan Tokugawa Ieyasu, Toyotomi
Hideyori yang kalah perang, setuju untuk menghancurkan Sannomaru, Sogamae


dan parit lapis ketiga yang melindungi istana saka. Toyotomi Hideyori kemudian
berusaha kembali membangun pertahanan militer di istana

saka yang dianggap

Tokugawa Ieyasu melanggar perjanjian damai yang telah disetujui. Pada tahun

berikutnya,

besar-besaran

untuk

menghancurkan Toyotomi Hideyori dalam Pertempuran Musim Panas

saka

Tokugawa

Ieyasu


mengirim

pasukan

tahun 1615.
Pada zaman Edo kekuasaan klan Toyotomi tidak ada lagi, karena
Tokugawa Ieyasu kemudian menghancurkan istana

dibangun. Sisa-sisa istana

saka yang baru saja selesai

saka beralih ke tangan Matsudaira Tadaaki yang

merupakan cucu Tokugawa Ieyasu.

Universitas Sumatera Utara

Pada tahun 1620, pembangunan istana


saka dimulai kembali oleh

Tokugawa Hidetada (1579 - 1632) dengan gambar rancangan yang baru. Sebagai

saka adalah shogun

anak ketiga dari Tokugawa Ieyasu. Penguasa istana

Tokugawa , tetapi berhubung pemerintah Tokugawa berkedudukan di Edo, istana

sehari-harinya diperintah oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh shogun.
Sebelum jatuhnya Keshogunan Tokugawa pada Pertempuran TobaFushimi tahun 1868 yang sekaligus menandai akhirnya zaman Edo, shogun
Tokugawa yang memimpin pasukan Keshogunan Tokugawa sempat mundur ke

istana

saka sebelum akhirnya melarikan diri ke Edo dengan menggunakan

perahu. Bangunan indah yang terdapat di dalam istana


saka yang bernama

Honmaru Goten (Istana di Benteng Utama) dibakar habis pada pada zaman

restorasi Meiji. Sisa-sisa istana

saka yang masih ada kemudian dikuasai oleh

pemerintah baru Meiji.
Pada zaman Meiji inilah negara Jepang sudah membuka diri pada dunia
luar. Masa ini juga merupakan masa perang banyak terjadi di berbagai negara.
Negara Jepang yang telah menjadi satu pemerintahan sejak jaman Tokugawa . Hal
ini membuat pemerintah selanjutnya lebih ekstra menjaga keutuhan negaranya.
Oleh karena itu, pemerintah Meiji menggunakan kawasan di dalam reruntuhan
istana saka sebagai fasilitas militer dan rakyat biasa dilarang masuk. Pada tahun
1928, walikota
istana

saka pada saat itu yang bernama Seki Hajime mengusulkan agar

saka dibangun kembali. Dari hasil sumbangan penduduk

saka

terkumpul uang sebanyak 1.500.000 yen yang digunakan untuk memindahkan
fasilitas divisi IV angkatan darat Jepang dan membangun menara utama.

Universitas Sumatera Utara

Hingga akhirnya proyek pemugaran menara utama istana

saka

merupakan proyek pemugaran istana yang pertama dilakukan di zaman Showa .
Dari lantai 1 sampai lantai 4, dinding menara utama istana

saka menggunakan

plesteran warna putih gaya zaman Tokugawa , sedangkan lantai 5 menggunakan
pernis warna hitam gaya zaman Toyotomi yang berhias gambar harimau dan
burung Jenjang dari lembaran kertas emas.
Pada Perang Dunia II, empat bangunan Yagura di wilayah Ninomaru
terbakar habis tapi untungnya bangunan menara utama selamat dari serangan
udara. Dalam serangan udara yang terjadi pada hari-hari menjelang berakhirnya
Perang Dunia II, bom jenis 1 ton yang banyak dijatuhkan di sekitar istana
menjadikan istana

saka

saka dan daerah sekitar stasiun kereta api Kyobashi menjadi

lautan api.
Penyelesaian proyek restorasi istana

saka memakan waktu 3 tahun,

dimulai tahun 1995 dan selesai tahun 1997, yang antara lain membangun fasilitas
lift

untuk

penyandang

cacat,

orang

lanjut

usia

dan

rombongan

wisatawan.Walaupun pastinya terletak di dalam lingkungan taman atau di sekitar
istana

saka yang ada sekarang, sampai saat ini letak sebenarnya dari istana

generasi pertama yang dibangun oleh Toyotomi Hideyoshi masih belum diketahui.
Sebagai bangunan bersejarah yang hanya digunakan untuk area
peperangan dulunya, maka masyarakat umum tentulah dilarang masuk. Namun
setelah perang dunia selesai maka Jepang melakukan pemulihan pada negaranya
termasuk melakukan renovasi istana. Istana saka yang sudah berubah fungsi kini
menjdi milik negara yang dilindungi dan dapat dinikmati oleh rakyat sebagai
sarana pendidikan sejarah, religi dan pariwisata. Karena istana

saka dapat

Universitas Sumatera Utara

dinikmati untuk umum maka pemerintah banyak memberi fasilitas umum yang
dibutuhkan wisatawan.
Menara utama istana

saka yang tidak lagi menjadi milik prajurit telah

dijadikan museum sejarah istana
khas istana

saka dan tempat menjual sovenir aneka ciri

saka. untuk menikmati istana dari dalam disediakan juga lift dan

tangga beton, istana juga sudah terbuat dari beton agar tidak mudah terbakar.
Diluar istana

saka memiliki area yang sangat luas. Pada tahun 1948

sesudah zaman pendudukan selesai, istana

saka dikembalikan ke pemerintah

Jepang dan mulai direstorasi. Parit luar dan daerah luas yang ada disekeliling
istana

saka dijadikan taman bernama Taman Istana

saka.Taman Istana

saka

(大阪城公園 saka j -k en) adalah kawasan taman yang terletak di sekeliling istana
saka, kota

saka, Jepang. Taman dibuka pada tahun 6 November 1931 dengan

luas keseluruhan 106.7 hektar.
Selain taman yang indah dan dapat menapung seluruh wisatawan, istana
saka juga memiliki aula yang sangat besar dan menjadi kebanggan rakyat
saka. Aula ini menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan masyarakat saka.
Aula Istana
serbaguna di

saka (大阪城ホー

saka Jo Hall) adalah gedung auditorium

saka, Jepang. Aula ini dibangun tahun 1983 untuk memperingati

400 tahun berdirinya istana

saka. Selain untuk konser musik, gedung ini juga

dipakai untuk upacara resmi, pertemuan, pameran, dan pertandingan olahraga.
Sebagai salah satu istana yang diakui memiliki benteng pertahanan yang
paling kuat di Jepang zaman dulu, sekarang ini bangunan istana

saka masih

berdiri kokoh dengan beberapa bagian istana yang masih asli tanpa renovasi.
Rakyat jepang pada umumnya sangat mencintai istana ini. mereka rela datang

Universitas Sumatera Utara

jauh-jauh dari daerah cuma untuk sekedar berdoa di dalam istana atau berjalanjalan menikmati bunga sakura di sekeliling istana.
Berdasarkan uraian diatas, mengenai perubahan fungsi istana

saka sejak

jaman Azuchi Momoyama (kekuasaan Toyotomi Hideyoshi), jaman Edo (shogun
Ieyasu Tokugawa), dan jaman modern (jaman Meiji, Showa, Heisei) ini sangat

menarik bagi penulis untuk membahasnya dalam skripsi ini. Diharapkan dapat
memberi informasi dan wawasan bagi penulis dan pembaca untuk mencontohnya
pada warisan budayanya sendiri. Oleh karena itu penulis berminat membahasnya
sebagai bagian dari khasanah yang bernilai tinggi, melalui skripsi ini dengan judul
“PERUBAHAN FUNGSI ISTANA SAKA”.

1.2 Perumusan Masalah
Istana

saka merupakan simbol kota

saka dan juga merupakan

peninggalan sejarah yang menjadi bagian peristiwa penyatuan negara Jepang
menjadi satu pemerintahan. Istana didirikan oleh Toyotomi Hideyoshi yang
termasuk tiga tokoh besar ( Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi dan Ieyasu
Tokugawa ). Maka istana

saka menjadi saksi bisu yang nyata dalam

pembangunan negara Jepang.
Istana

saka memiliki peranan penting dalam pertahanan

saka, karena

istana berfungsi sebagai benteng pertahanan maka seluruh urusan pemerintahan
berda di istana

saka. Nilai strategis keberadaan istana

sasaran perang untuk merebut kekuasaan

saka. Istana

saka selalu menjadi
saka dimanfaatkan

sebagai istana sekaligus benteng pertahanan sejak zaman Azuchi Momoyama
hingga zaman Edo.

Universitas Sumatera Utara

Namun setelah kekalahan yang terjadi pada klan Toyotomi sehingga tidak
dapat lagi mempertahankan istana

saka. Hal ini menjadi awal istana

mengalami perubahan fungsi. Walaupun jaman

saka

Edo dan jaman Meiji fungsi

istana saka tidak terlalu berbeda, masih digunakan sebagai basis pertahanan tapi
. hanya digunakan sebagai tempat penyimpanan peralatan pertahanan. Sehingga
istana saka bolak-balik mengalami kehancuran dan pulih.
Dijaman Showa istana

saka tidak lagi sebagai sarana peperangan dalam

negeri, tetapi menjadikan bagian dari sejarah lampau, pendidikan, hiburan dan
ekonomi, begitu pula dengan jaman Heisei. Di abad 21 ini istana

saka masih

kokoh dan menjadi kebangaan rakyat saka.
Berdasarkan uraian diatas penulis membuat permasalahannya dalam
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana perubahan fungsi istana

saka sesuai dengan masa kekuasaan

jaman Azuchi Momoyama (kekuasaan Toyotomi Hideyoshi), jaman Edo
(shogun Ieyasu Tokugawa ) ?
2. Bagaimana perubahan fungsi istana

saka sesuai dengan masa kekuasaan

jaman Restorasi Meiji (kaisar Meiji), jaman Showa (kaisarHirohito), jaman
Heisei (kaisar Akihito) ?

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Dari permasalahan yang ada maka diperlukan adanya pembatasan ruang
lingkup dalam pembahasan permasalahan agar masalah penelitian tidak terlalu
luas dan berkembang jauh sehingga masalah yang akan dikemukakan dapat lebih
terarah dalam penulisannya nantinya.

Universitas Sumatera Utara

Pada penulisan skripsi ini, penulis hanya membatasi ruang lingkup
pembahasan yang difokuskan pada perubahan fungsi istana

saka dimulai jaman

Azuchi Momoyama (Toyotomi Hideyoshi), jaman Edo (Ieyasu Tokugawa ), jaman
Meiji (kaisar Meiji), jaman Showa ( kaisar Hirohito) dan jaman Heisei (kaisar
Akihito).

Sebagai pelengkap isi tulisan, penulis mengenai perubahan fungsi istana
saka, penulis akan menulis latar dari istana

saka yaitu : sejarah istana Jepang,

sejarah kota saka, dan sejarah istana saka.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Keberadaan istana

saka tidak terlepas dari sejarah yang mengiringinya

sejak zaman Azuchi Momoyama hingga zaman Edo, yang menjadi peran bagi
penyatuan Jepang. Zaman Azuchi-Momoyama (安土桃山時

azuchi momoyama

jidai) (sekitar tahun 1573 sampai 1603) adalah salah satu pembagian periode

dalam sejarah Jepang yang dimulai sejak Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi
menjadi penguasa Jepang dan berakhir ketika Tokugawa Ieyasu berhasil
mengalahkan pasukan pendukung Toyotomi Hideyori dalam Pertempuran
Sekigahara tahun 1600.

Pada tahun 1496, pendeta Buddha yang bernama Rennyo membangun
rumah kediaman pendeta di lokasi yang bernama

saka (tanjakan besar). Pendeta

Rennyo yang mempunyai banyak pengikut kemudian memperluas rumah

kediamannya menjadi kuil besar bernama saka Honganji (Ishiyama Honganji).

Universitas Sumatera Utara

Kekhasan istana

saka terlihat pada peninggalan sejarahnya yang sangat

menarik perhatian membuatnya menjadi nilai sejarah yang sangat tradisional.
Istilah “sejarah” dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Arab “syajarah”, yang
berarti pohon. Dalam hal ini pengertian ‘syajarah’ sama dengan apa yang kini di
Indonesia disebut dengan silsilah. Yakni daftar asal-usul atau keturunan.
Mengingat dalam studi sejarah dibedakan antara pengertian “sejarah sebagai
peristiwa”, “sejarah sebagai ilmu” dan “sejarah sebagai kisah”, maka dalam studi
sejarah kebudayaan Indonesia terutama difokuskan pada pengertian sejarah
kebudayaan sebagai ilmu.

1.4.2 Kerangka Teori
Berdasarkan hasil karya manusia yang didapat lewat proses belajar untuk
menjalani kehidupan yang bermartabat, maka karya yang dihasilkan dari usaha
manusia itu sendiri disebut sebagai kebudayaan. Bangunan merupakan hasil karya
manusia untuk pertahanan hidup dan melindungi yang dimilikinya. Istana pun
tidak hanya menjadi sebuah bangunan saja, tetapi menjadi sesuatu yang memiliiki
nilai seni dan fungsional. Keindahan dan kekokohan istana yang menjadikannya
memilki unsur kebudayaan seperti: kesenian.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan historis.
Menurut Dudung Abdurrahman (1999:2) dalam Elizabeth Widayanti (2007:12)
sejarah adalah sebuah ilmu yang berusaha menemukan, mengungkapkan, dan
memahami nilai serta makna budaya yang terkandung dalam peristiwa masa
lampau. Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk

Universitas Sumatera Utara

merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah
sebagai kisah (history as written).
Pembahasan memgenai istana berarti juga membahas tentang sejarah dari
istana itu sendiri, karena istana merupakan hasil karya manusia pada masa lampau.
Penulis akan banyak membahas mengenai sejarah yang berkaiatan peristiwa masa
lampau yang terjadi pada perbahan fungsi istana

saka yang telah dipimpin oleh

beberapa penguasa dijaman itu.
Dalam penulisan skripsi ini penulis berfokus pada perubahan fungsi istana
saka, maka penulis juga menggunakan teori kebudayaaan dan teori fungsi.
Konsep kebudayaan yang digunakan adalah menurut Koentjaraningrat. Menurut
Koentjaraningrat (1980), kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta
Budhayah, yaitu bentu jamak dari budhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan
demikian kebudayaan dapat diartikan “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”.
Sedangkan kata “budaya” merupakan perkembangan majemuk dari “budi daya”
yang berarti “daya dari budi” sehingga di bedakan antara “budaya” yang berarti
“daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan “kebudayaan” yang
berarti hasil dari cipta, karsa, dan rasa.
Istana

saka merupakan hasil cipta manusia yang nyata. Manusia sebagai

makhluk yang memiliki akal dan budi , segala hal yang sering dilakukan manusia
dapat membentuk kebudayaan setempat. Istana
khusus daerah

saka. Istana

saka dibangun memiliki ciri-ciri

saka dibangun memiliki fungsi yang paling utama

yaitu basis militer bagi klan Toyotomi untuk daerah saka.
Adapun istilah “fungsi” itu dapat dipakai dalam bahasa sehari-hari maupun
dalam bahasa ilmiah dengan arti yang berbeda-beda. Seorang sarjana antropologi,

Universitas Sumatera Utara

M.E. Spiro dalam Koentjaraningrat, (2002: 213), pernah mendapatkan bahwa
dalam karangan ilmiah ada tiga cara pemakaian kata fungsi, yaitu :
1. Pemakain yang menerangkan fungsi itu sebagai hubungan guna antara
sesuatu hal dengan sesuatu tujuan yang tertentu.
2. Pemakaian yang menerangkan kaitan korelasi antara satu hal dengan hal
lain.
3. Pemakain yang menerangkan hubungan yang terjadi antara satu hal
dengan hal-hal yang lain dalam suatu sistem yang terintegrasi.
Konsep fungsi yang pertama digunakan untuk memaknai kata fungsi
dalam perubahan fungsi istana

saka. Istana

saka sejak selesai dibangunnya

sudah dijadikan basis militer yang terjadi berbagai perang. Luas lapangan istana
saka memang khusus dijadikan tempat pertempuran.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Dalam melakukan setiap kegiatan pasti selalu mempunyai maksud dan
tujuan yang hendak dicapai. Apabila tidak ada maksud dan tujuan, maka sia-sialah
sebuah kegiatan yang dilakukan. Dalam sebuah penelitian sejarah, metode
penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Dengan kata
lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa
sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as
written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode penelitian itu disebut metode

sejarah.

Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan pokok masalah yang telah ditemukan diatas, maka
penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mendiskripsikan secara jelas perubahan fungsi istana

saka pada

jaman Azuchi Momoyama (Toyotomi Hideyoshi) dan jaman Edo
(IeyasuTokugawa).
2. Untuk mendeskripsikan secara jelas perubahan fungsi istana

saka pada

jaman Restorasi Meiji (kaisar Meiji), jaman Showa (kaisar Hirohito),
jaman Heisei (kaisar Akihito) .

1.5.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya akan bermanfaat bagi pihak-pihak
tertentu, seperti:
1. Bagi peneliti sendiri diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai perubahan fungsi istana saka, yaitu sejarah istana
Jepang, sejarah kota

saka , sejarah istana

saka, dan peralihan fungsi

istana saka sejak awal pembangunan dizaman Azuchi Momoyama hingga
zaman Heisei.
2. Bagi masyarakat luas pada umumnya dan para mahasiswa pembelajar
bahasa Jepang khususnya, diharapkan penelitian ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai istana saka sebagai warisan budaya
Jepang yang mengagumkan.

Universitas Sumatera Utara

1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian sebagai salah satu bagian penelitian merupakan salah
satu unsur yang sangat penting. Metode dalam bahasa Yunani disebut methodos
adalah cara atau jalan. Secara ilmiah, metode merupakan cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam penulisan
skripsi ini, penulis menggunakan Metode Deskriptip. Menurut Koentjaraningrat
(1976:30) dalam Elizabeth Widayanti (2007:14)

penelitian yang bersifat

deskriptif yaitu sebuah penelitian yang memberikan gambaran yang secermat

mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Dalam
penelitian deskripif ini untuk memecahkan masalah dilakukan pengumpulan,
penyusunan, pengklasifikasi, pengkajian dan penginterprestasian data.
Keberadan buku-buku kejepangan yang ditulis kedalam bahasa Indonesia
masih sangat sedikit jumlahnya. Pada penulisan skripsi ini, penulis banyak
menggunakan buku-buku pedoman bahasa Inggris, sehingga penulis masih harus
menerjemahkan kedalam bahasa Indonesia agar lebih mudah dimengerti. Dalam
menerjemahkannya, penulis berusaha dengan cermat dan teliti serta menggunakan
teori terjemahan untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Menurut Maurits D.S.
Simatupang (2000:2) dalam elizabeth Widayanti (2007:15) menerjemahkan
adalah mengalihkan makna yang terdapat dalam bahasa sumber kedalam bahasa
sasaran dan mewujudkannya kembali dalam bahasa sasaran dengan bentuk-bentuk
yang sewajar mungkin menurut aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa sasaran.
Dalam pengumpulan data-data penelitian ini, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data dengan metode penelitian kepustakaan (Library Research).
Karena substansi penelitian ini mencakup permasalahan sejarah pembangunan dan

Universitas Sumatera Utara

peralihannya, maka metode yang harus dihadapi adalah mencari data masa lampau
dari aspek sejarah tersebut.
Penelitian kepustakaan dilakukan pada perpustakaan USU, perpustakaan
Konsulat Jenderal Jepang di Medan, situs-situs keJepangan di internet, serta bukubuku koleksi pribadi penulis.

Universitas Sumatera Utara