Pemaknaan Simbol Komunikasi pada Komunitas Sepeda Tua di Kota Medan

6

BAB II
URAIAN TEORITIS

2.1 Perspektif/Paradgima
Penelitian merupakan sebuah kegiatan menggambarkan sebuah objek yang
prosesnya menggambarkan atau menafsirkan tidak sederhana. Becker (Mulyana
dalam Kriyantono, 2009:48) mendefinisikan perspektif sebagain “seperangkat
gagasan yang melukiskan karakter yang memungkinkan pengambilan tindakan”;
“suatu spesifikasi jenis-jenis tindakan yang secara layak dan masuk akal
dilakukan orang”; “standar nilai yang memungkinkan orang dapat dinilai”. Istilah
lain dari perspektif adalah pendekatan. Ada dua sifat perspektif pendekatan, yaitu
bersifat membatasi pandangan kita dan selektif. Artinya, perilaku ditentukan oleh
perspektifnya tentang realitas. Berdasarkan perspektif itu, memperhatikan,
menginterpretasi dan memahami stimuli dari realitas yang ditemui serta
mengabaikan stimuli lainnya, lalu berperilaku berdasarkan pemahamannya lewat
perspektif itu.
Berdasarkan uraian di atas, perspektif dalam penelitian ini menggunakan
perspektif interpretif. Interpretif teori mencari sebuah pemahaman tentang
bagaimana membangun memahami fenomena-fenomena melalui interaksi dan

bagaimana kita bertindak dalam menghadapi fenomena-fenomena yang telah kita
ciptakan. Teori-teori interpretif ini membantu dalam pemahaman kita mengenai
sebuah fenomena sosial yang dibangun melalui hubungan komunikasi dan
membantu untuk merefleksikan kerumitan antara fenomena sosial dan proses
kontruksi sosial (Miller, 2005: 57-61).
2.2 Kerangka Teori
Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal- hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variable
atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya (Arikunto, 2002: 92). Jelas
sekali tampak bahwa kedudukan kerangka teori ini penting dalam melaksanakan
sebuah penelitian.

6

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

7

Fungsi teori dalam penelitian adalah membantu peneliti menerangkan

fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori
adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan
pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel,
untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007: 45).
Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:
2.2.1

Komunikasi

Komunikasi

mengandung

makna

bersama-sama

(common).

Istilah


komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu communicatio
yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang
bermakna umum atau bersama-sama (Wiryanto, 2004:5).
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat
untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa
yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa
dan apa pengaruhnya?”. (Cangara, 2006:18).
Dari definisi komunikasi yang dikemukakan, maka komunikasi bisa terjadi
jika komunikasi memiliki jawaban dari pertanyaan tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa komunikasi meliputi lima unsur, yaitu :
1. Sumber
2. Pesan
3. Media
4. Penerima
5. Efek
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan
penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan melalu
media yang menimbulkan efek tertentu.


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

8

a. Unsur-unsur Komunikasi
Seperti yang sudah diuraikan diatas mengenai definisi komunikasi memiliki
lima unsur, yaitu:
1. Sumber (pengirim pesan) : Komunikator
Pengirim pesan yang dimaksud di sini adalah manusia yang
mengambil inisiatif dalam berkomunikasi. Pesan disampaikan oleh
komunikator untuk mewujudkan motif komunikasi. Dilihat dari jumlahnya
komunikator dapat terdiri dari satu orang, banyak orang (lebih dari satu),
dan massa.
2. Penerima pesan : komunikan
Komunikan adalah adalah kepada siapa pesan komunikator ditujukan.
Dalam proses komunikasi utamanya dalam tataran antarpribadi peran
komunikator dan komunikan bersifat dinamis , saling berganti. Dalam
komunikasi yang dinamis, peran ini saling dipetukarkan. Karena itu,
uraian tentang komunikator juga berlaku pada unsur komunikan, bahwa

komunikan dapat terdiri dari satu orang, banyak orang, dan massa.
Karenanya pula, dilihat dari jumlah komunikator dan komunikannya,
maka proses komunikasi dapat terjadi dalam sembilan kemungkinan yaitu
antar satu orang dengan satu orang (satu komunikan dan satu
komunikator), antara satu orang dengan banyak orang, satu orang dengan
massa, antara banyak orang dengan satu orang, antara banyak orang
dengan banyak orang, dan antara banyak orang dengan massa.
3. Pesan
Pesan pada dasar abstrak, untuk membuatnya konkrit manusia berpikir
dengan akalnya menciptakan lambang komunikasi berupa verbal dan non
verbal. Lambang komunikasi disebut juga bentuk pesan, yakni wujud
konkrit dari pesan, berfungsi untuk mewujudkan pesan yang abstrak
menjadi konkrit.
4. Saluran komunikasi dan media komunikasi
saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan komunikator untuk
sampai pada komunikannya. Terdapat dua jalan agar pesan komunikator
sampai kepada komunikannya, yaitu dengan media yang berlangsung face

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara


9

to face, atau dengan media. Unsur utama dari media komunikasi adalah

pemilihan dan penggunaan alat perantara yang dilakukan komunikator
dengan sengaja.
5. Efek komunikasi
Efek komunikasi dapat diartikan sebagai pengaruh yang ditimbulkan pesan
komunikator dalam diri komunikannya. Terdapat dari tiga tataran
pengaruh dalam diri komunika, yaitu kognitif (seseorang menjadi tahu
tentang sesuatu), afektif (sikap seseorang terbentuk) dan konatif (membuat
seseorang bertindak melakukan sesuatu).

2.2.2

Komunikasi Verbal

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan
maksud. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai

aspek realitas individual. Menurut Larry L barker, bahasa memiliki tiga fungsi
yaitu (dalam Mulyana, 2007:266) :
1. Penamaan atau penjulukan
Hal ini merujuk pada usaha mengindentifikasi objek, tindakan atau orang
dengan menyebut namanya.
2. Interaksi
Menekankan pada berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang
simpati dan pengertian.
3. Transmisi informasi
Melalui bahasa informasi dapat disampaikan kepada orang lain. informasi
yang didapat bisa secara langsung atau tidak langsung (melalui media).
Bahasa berfungsi sebagai transmisi informasi karena dapat melintasi jarak dan
waktu.
Bahasa mengembangkan pengetahuan kita, agar kita dapat menerima
sesuatu dari luar dan juga berusaha untuk menggambarkan ide-ide kita kepada
orang lain. Bahasa juga merupakan alat bantu pemersatu didalam tatanan
masyarakat yang multi etnis, melalui bahasa kita dapat berhubungan dengan

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara


10

siapa saja. Sebagai alat pengikat dan perekat dalam hidup bermasyarakat,
bahasa dapat membantu kita menyusun struktur pengetahuan menjadi logis
dan mudah diterima oleh orang lain.
Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakana sehingga orang bisa
memiliki kemampuan bahasa.
Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh
seorang BF. Skinner (1957) yang merupakan ahli psikologi behavioristik.
Teori ini menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (reponse)
atau lebih dikenal dengan istilah S-R. Teori operant conditioning menyatakan
bahwa , jika suatu organisme dirangsang oleh stimuli dari luar maka orang
cenderung akan memberi reaksi. (Cangara, 2006:97)
Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh ahli psikologi
kognitif Noam Chomsky. Teori ini menekankan kompetensi bahasa pada
manusia lebih dari apa yang dia tampilkan. Bahasa memiliki kolerasi dengan
pikiran. Karena itu Chomsky menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang
ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir
(Cangara, 2006:97).

Teori ketiga disebut mediating theory atau teori penengah. Teori ini
dikembangkan oleh Charles Osgood yang merupakan ahli psikologi
behavioristik.

Teori

mendiasi

menekankan

bahwa

manusia

dalam

mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja berekasi pada
rangsangan yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses
internal yang terjadi dalam dirinya lahir (Cangara, 2006:98).
Meski ketiga teori ini menunjukkan ciri dan alasan masing-masing, namun

ketiganya memberi tekanan yang sama, bahwa manusia mengkaitkan
kemampuannya untuk berbahasa perlu melalui proses belajar.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

11

2.2.3

Komunikasi Nonverbal
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter menjelaskan bahwa komunikasi

nonverbal adalah mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal)
dalam suatu setting komunikasi yang dihasilkan oleh individu

dan

penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial
bagi pengirim atau penerima (Mulyana, 2007:343)

Menurut

Mark

Knapp

(1978)

menyebutkan

bahwa

penggunaan

komunikasi nonverbal dalam berkomunikasi memilki fungsi untuk (Cangara,
2006:100):
a. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan
kata-kata (subsitution)
c. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
d. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum
sempurna
Pemberian arti terhadap kode nonverbal sangat dipengaruhi oleh sistem
sosial budaya masyarakat yang menggunakannya. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita sering kali dihadapkan pada hal-hal yang unik, atau kita sering dihadapkan
dengan suatu yang kontradiksi dengan persepsi. Misalnya orang cenderung
menggunakan atribut untuk menipu orang lain. Dari berbagai studi yang pernah
dilakukan sebelumnya, kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam beberapa
bentuk, antara lain: (Cangara, 2006:101)
a. Kinesics
Ialah kode nonverbal yang ditunjukkan oleh gerakan –gerakan badan.
Gerakan-gerakan badan yang dilakukan meliputi gerakan yang dilakukan
oleh kepala, tangan atau pun gerakan kaki.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

12

b. Gerakana mata
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberi isyarat
tanpa kata.lirikan mata memiliki arti adalah isyarat yang ditimbulkan oleh
gerakan-gerakan mata.
c. Sentuhan (touching)
Ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan
d. Paralanguage
Ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga
penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang diucapkan
e. Diam
Sikap diam juga merupakan sebagai kode nonverbal yang mempunyai arti.
Max picard menyatakan bahwa diam tidak semata-mata mengandung arti
bersikap negatif, tetapi juga bisa melambnagkan sikap positif (Cangara,
2006:106)
f. Postur tubuh
Well dan Siegel (1961) melalui studi yang mereka lakukan berhasil
menggambarkan bentuk-bentuk manusia berdasarkan karakternya. Kedua
ahli ini membagi membagi bentuk tubuh menjadi tiga yakni ectomorphy
(kurus dan tinggi), mesomorphy (tegap,tinggi dan atletis), dan endomorphy
(pendek, bulat dan gemuk) (Cangara, 2006:106) yang pada bentuk-bentuk
tubuh tersebut melambang karakteristik sifat-sifat seseorang.
g. Kedekatan dan ruang (proximity and spatial)
Proximity adalah kode nonverbal yang menunjukkan kedekatan dari dua

objek yang mengandung arti. Proximity dapat atas teority atau zone.
Edwart T. Hall (1959) membagi kedekatan menurut territory menjadi
empat macam, yaitu wilayah intim (rahasia), wilayah pribadi, wilayah
sosial, wilayah umum. Selain kedekatan dari segi territory, ada juga dari
sudut ruang dan posisi.
h. Artifak dan visualisasi
Artifak adalah hasil kerajinan manusia. Artifak selain untuk kepentingan
estetika, juga untuk menunjukkan status atau identitas diri seorang atau
suatu bangsa.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

13

i. Warna
Warna juga memberi arti terhadap suatu objek
j. Waktu
Waktu mempunyai arti tersendiri dari kehidupan manusia bagi masyarakat
tertentu melakukan sesuatu sering sekali melihat waktu. Waktu tersebut
juga dapat melambangkan suatu hal.
k. Bunyi
Kalau

paralanguage

dimaksudkna

sebagai

tekanan

suara

untuk

menjelaskan verbal, maka banyak bunyi-bunyi an yang dilakukan sebagai
tanda isyarat yang tidak dapat digolongkna sebagai paralanguage.
l. Bau
Bau juga meupakan bentuk dari nonverbal selain untuk melambangkan
status kosmetik, bau juga dapat dilajadikan sebagai petunjuk arah.

2.2.4

Simbol

Salah satu kebutuhan pokok manusia menurut Susanne K. Langer adalah
kebutuhan simbolisasi atau kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang.
Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu
lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang, lambang meliputi kata-kata
(pesan verbal) , perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama
(Mulyana, 2010:92).
Teori simbol yang diciptakan Susanne K. Langer adalah teori terkenal dan
dinilai bermanfaat karena mengemukakan sejumlah konsep dan istilah yang biasa
digunakan dalam ilmu komunikasi. Sedemikian rupa, teori ini memberikan
semacam standar atau tolak ukur bagi tradisi semiotika di dalam studi ilmu
komunikasi. Langer yang seorang ahli filsafat menilai simbol sebagai hal yang
sangat penting dalam ilmu filsafat, karena simbol menjadi penyebab dari semua
pengetahuan dan pengertian yang dimiliki manusia. Menurut Langer, kehidupan
binatang diatur oleh perasaan (feeling), tetapi perasaan manusia diperantarai oleh
sejumlah konsep, simbol, dan bahasa. Binatang memberikan respons terhadap
tanda, tetapi manusia membutuhkan lebih dari sekadar tanda, manusia
membutuhkan simbol (Morissan, 2009:89)

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

14

Suatu tanda (sign) adalah suatu stimulus. Suatu tanda berhubungan erat
dengan maksud tindakan yang sebenarnya (actual signified action ). Hubungan
sederhana seperti itu dinamakan signifikasi, yaitu makna yang dimaksudkan dari
suatu tanda. Simbol, sebaliknya bekerja dengan cara yang lebih kompleks, yaitu
dengan membolehkan seseorang untuk berpikir mengenai suatu yang terpisah dari
kehadiran suatu tanda. Dengan kata lain, simbol adalah suatu instrumen pikiran.
Simbol menjadi sesuatu yang sentral dalam kehidupan manusia. Manusia memliki
kemampuan untuk menggunakan simbol dan manusia memilki kebutuhan
terhadap simbol yang sama pentingnya dengan kebutuhan terhadap makan atau
tidur. Kita mengarahkan dunia fisik dan sosial kita melalui simbol dan maknanya.
Manusia menggunakan simbol yang terdiri atas satu kata, namun lebih sering
kita menggunakan kombinasi sejumlah kata. Makna yang sesungguhnya dari
bahasa terdapat pada wacana dimana kita dapat mengikat sejumlah kata ke dalam
kalimat dan paragraf. Wacana menyatakan preposisi, yaitu beberapa simbol
bersifat kompleks yang menunjukkan gambaran dari sesuatu. Kemampuan bahasa
untuk berkombinasi dan mengorganisasi diri menjadikan bahasa alat yang sangat
kaya dan tidak tergantikan bagi manusia. Melalui bahasa, kita berpikir, merasa
dan berkomunikasi.
Setiap simbol atau seperangkat simbol menyampaikan suatu konsep, yaitu
suatu ide umum, pola, bentuk. Menurut langer, konsep adalah makna bersama di
antara sejumlah komunikator yang merupakan denotasi dari simbol. Sebaliknya,
gambaran personal adalah pengertian yang bersifat pribadi (Morissan, 2009:90).
Langer menyatakan bahwa manusia memliki kecenderungan yang melekat untuk
melakukan abstraksi, yaitu proses membentuk ide umum dari berbagai
pengalaman konkrit yang didasarkan atas denotasi dan konotasi simbol. Abstraksi
adalah proses meninggalkan berbagai detail dalam menggambarkan suatu objek,
peristiwa atau situasi kedalam istilah yang lebih umum (Morissan, 2009:90).
2.2.5

Interkasionisme Simbolik

Interaksi simbolik dapat dikatakan perpaduan dari perpaduan dari perspektif
sosiologis dan perspeltif komunikologis, oleh karena interaksi adalah istilah dan

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

15

garapan sosiologis, sedangkan simbolik adalah istilah dan garapan komunikologi
atau komunikasi (Effendy, 1993:390).
Mead mengatakan bahwa pikiran manusia mengartikan dan menafsirkan
benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang dialaminya, menerangkan asal mulanya
dan meramalkannya (Effendy, 1993:391) Pikiran manusia menerobos dunia luar,
seolah-olah mengenalnya dari balik penampilan. Ia juga menerobos dirinya
sendiri dan membuat hidupnya sendiri menjadi objek pengenalannya yang disebut
self (aku atau diri). Cara manusia mengartikan dunia dan dirinya sendiri berkaitan

erat dengan masyarakatnya. Mead melihat pikiran ( mind) dan dirinya (self)
menjadi bagian dari perilaku manusia, yaitu bagian interaksinya dengan orang
lain. interaksi itu membuatnya mengenal dunia dan dia sendiri (Effendy,
1993:391)
Teori interaksionisme simbolik

merupakan teori yang menekankan pada

hubungan simbol dan interaksi. Dalam teori interaksionisme simbolik memiliki
tiga tema besar yaitu (West, 2008:99) :




Pentingnya makna bagi perilaku manusia
Pentingnya konsep mengenai diri
Hubungan antara individu dan masyarakat

Teori interaksionisme simbolik berpegang bahwa individu membentuk makna
melalui proses komunikasi karena makna tidak bersifat intrinsik terhadap apapun.
Dibutuhkan konstruksi interpretif diantara orang-orang untuk menciptakan makna.
Bahkan, tujuan dari interaksi menurut teori ini adalah untuk menciptakan makna
yang sama (West, 2008:99).
Menurut LaRosaa dan Reitzes tema ini mendukung tiga asumsi dari teori
interaksionisme simbolik yang diambil dari karya Herbert Blumer (1969).
Asumsi-asumsi ini adalah sebagai beriku (dalam West, 2008:99):
a. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang
diberikan orang lain pada mereka.
Asumsi ini menjelaskan perilaku sebagai suatu rangkaian pemikiran dan
perilaku yang dilakukan secara sadar antara rangsangan dan respon orang

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

16

berkaitan dengan rangsangan tersebut. Makna yang kita berikan pada simbol
merupakan produk dari interaksi sosial dan menggambarkan kesepakatan kita
untuk menerapkan makna tertentu.
b. Makna diciptakan dalam interaksi antarmanusia.
Asumsi ini menekankan bahwa makna akan ada hanya ketika orang-orang
memiliki interpretasi yang sama mengenai simbol yang mereka pertukaran dalam
interaksi. Blumer (1969) menjelaskan bahwa terdapat tiga cara untuk menjelaskan
asal sebuah makna. Pertama, makna adalah sesuatu yang bersifat intrinsik dari
suatu benda. Kedua, asal-usul makna melihat makna itu, dalam pendekatan ini
makna dijelaskan dengan mengisolasi elemen-elemen psikologis didalam seorang
individu yang menghasilkan makna. ketiga, melihat makna sebagai sesuatu yang
terjadi diantara orang-orang. Makna adalah produk sosial atau ciptaan yang
dibentul dalam dan melalui pendefinisian aktifitas manusia ketika mereka
berinteraksi.
c. Makna dimodifikasi melalu proses interpretif
Blumer Menyatakan bahwa proses interpretif ini memiliki dua langkah.
Pertama para perilaku menentukan benda-benda yang mempunyai makna.
Blumer berargumen bahwa bagian dari proses ini berbeda dari pendekatan
psikologis dan terdiri atas orang yang terlibat dalam komunikasi dengan dirinya
sendiri. Kedua, melibatkan si pelaku untuk memilih, mengecek dan melakukan
transformasi makna didalam konteks dimana mereka berada.
2.3 Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI)
Perkermbangan yang sangat pesat dari penyuka sepeda tua di Indonesia
mendorong dibentuknya Komunitas sepeda Tua Indonesia (disingkat KOSTI).
KOSTI Merupakan komunitas sepeda tua terbesar di Indonesia. Niat membentuk
wadah untuk penggemar sepeda tua se-indonesia ini pada awalnya oleh para
pecinta sepeda tua yang berkumpul di acara “Temu Onthelis” di Jogjakarta pada
tanggal 19 november 2007. Menyikapi hal tersebut para pecinta sepeda tua yang
memliki semangat berhimpun akhirnya membuat rapat kecil pada tanggal 9
Desember 2007 di Bogor, untuk menentukan panitia acara yang pada waktu itu
disepakatai sebagai “KONGRES Komunitas Sepeda Tua Indonesia” (Siamima,

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

17

2015:245). Hingga, kemudian hajatan Kongres pun akhirnya digelar di sebuah
gedung bersejarah tepat di depan Istana Bogor pada tanggal 8-9 Februari 2008,
yang kemudian juga menjadi hari jadi KOSTI pada saat ini.
Setelah KOSTI hadir, perkembangan sepeda tua di nusantara pun tumbuh
pesat, dari data yang di himpun sejak awal 2008, bahwa klub dan komunitas yang
awalnya hanya 131 komunitas, di tahun 2009 bertambah menjadi 271 komunitas,
pada akhir tahun 2010 bertambah hampir 400 lebih komunitas sepeda tua seluruh
Indonesia. Untuk KOSTI tingkat Provinsi sendiri, membentuk secara resmi 18
pengurus Provinsi diantaranya di Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi
Selatan, Kalimantan Timur, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Aceh, Lampung, Bali, Riau, Jogjakarta,
Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, DKI Jakarta, dengan total pecinta sepeda tua
sebanyak lebih 1.000.000 orang beserta simpatisannya se-indonesia. (Saimima,
2015:247)
KOSTI Sumut merupakan bentuk kepengurusan yang mengawasi wilayah
di bagian Sumatera Utara. KOSTI sumut sendiri baru berdiri pada tanggal 28
januari 2014 yang mengawasi beberapa kordinator wilayah yang ada di Sumnatera
Utara meliputi beberapa kota yaitu Tebing Tinggi, Binjai, Medan, Siantar dan
nias. Sejauh ini perkembangan KOSTI Sumut sangat pesat tiap tahunnya. Kini
anggota yang sudah terhimpun dalam KOSTI Sumut sudah kurang lebih sebanyak
300 orang.
KOSTI Kota Medan merupakan salah satu kepengurusan yang mengawasi
kordinator wilayah di Medan. KOSTI Kota Medan terbentuk pada tanggal 5
Agustus 2015. Walapun masih sangat muda KOSTI Kota medan merupakan
komunitas sepeda terbesar di Medan. Hal ini dikarenakan KOSTI Kota Medan
merupakan wadah berhimpunnya klub-klub pecinta sepeda tua yang sudah
berkembang sebelumnya, total dari keseluruahn anggotanya sebanyak kurang
lebih 100 orang.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara