Pemaknaan Simbol Komunikasi pada Komunitas Sepeda Tua di Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang sudah modern ini, bersepeda pada saat ini menjadi trend di
kalangan masyarakat. Kesadaran masyarakat akan hidup sehat dan upaya untuk
melestarikan alam merupakan salah satu faktor terjadinya trend bersepeda di
kalangan masyarakat saat ini. Dewasa ini sudah banyak lembaga-lembaga atau
instansi yang menerapkan budaya bersepeda, bisa saja berupa kegiatan annual
seperti funbike, atau berupa program yang diterapkan oleh perusahaan. Di
beberapa universitas juga kini telah menerapkan sepeda kampus seperti UI, USU,
ITB, UNS, UNDIP, UNSRI.1 Fenomena trend bersepeda pun dapat kita lihat pada
akhir pekan. Pada umumnya setiap hari minggu banyak sepeda-sepeda yang
berseliweran di jalan-jalan besar kota, ada juga yang dari kota berjalan menuju ke
pinggiran kota, pedesaan dan tempat-tempat wisata untuk mencari udara segar.
Tidak hanya itu saja di beberapa kota besar di indonesia sudah menerapkan car
free day pada hari-hari tertentu, yang didalamnya terdapat banyak klub-klub
sepeda ataupun bersepeda perorangan.
Dibalik penggunaan dan area kegiatan bersepeda hal yang unik adalah
sepeda memiliki jenis-jenis yang dapat menjadi trend atau mode pada waktu
tertentu. Sebagai contoh seperti jenis sepeda MTB, sepeda ini menjadi trend pada
era 80-an yang banyak disukai para pesepeda terutama untuk sepeda pegunungan

yang dipakai pada saat wisata alam. Mereknya pun bermacam-macam, pada saat
itu sepeda MTB merek Federal yang sagat legendaris. Sepeda federal merupakan
produk lokal yang terbuat dari besi dengan keunggulannya yang sangat kuat
sehingga sepeda ini menjadi trend di masyarakat untuk melintasi pegunungan atau
melintasi alam. Namun kekurangan sepeda ini adalah massa terlalu berat sehingga
menyulitkan untuk dibawa atau apabila terjadi kerusakan. Di era 2000an muncul
sepeda yang terbuat dari aluminium yang bobotnya sangat rendah, karena terbuat
dari aluminium, namun kekuatannya relatif rendah. Meskipun daya tahannya
1

Diolah dari beberapa sumber

1

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

2

rendah, masyarakat banyak memilih sepeda ini karena lebih ringan untuk dibawa.

Akibatnya sepeda Federal tidak di produksi pada awal 2009, namun belakangan
ini terbentuk kelompok sepeda Federal yang kemudian menjadi ikon. (Kompas,
cinta federal cinta indonesia, minggu 17 januri 2016, jakarta).
Berdasarkan perkembangan trend sepeda yang berkembang banyak jenisjenis sepeda yang diproduksi seperti: (1.) jenis sepeda gunung (MTB) merupakan
sepeda yang digunakan di pegunungan atau medan berat; (2) sepeda balap yang
banyak digunakan para atlit sepeda atau olahraga sepeda.; (3.) sepeda hybrid
merupakan perpaduan sepeda gunung dan sepeda balap yang pada umumnya
dipakai di jalan raya; (4.) sepeda BMX merupakan sepeda yang sering digunakan
untuk melakukan atraksi ekstrim; (5.) sepeda tandem merupakan sepeda yang
memiliki dua sadel sehingga memungkinkan persepeda dapat mengayuh bersamasama; (6.) sepeda lipat merupakan sepeda yang masih terbilang baru dan
penggunaannya sangat efisien; (7.) sepeda Kota merupakan sepeda yang didesain
untuk kenyamanan dan keamanan saat melakukan perjalanan singkat di jalan kota;
(8.) sepeda tua yang merupakan sepeda pada klasik yang tenar pada era 70an
(Arif, 2010:152). Meskipun pesatnya perkembangan sepeda dalam bentuk jenis,
penggunaan atau fungsi dan bahan pembuatannya.
Beragam jenis sepeda yang telah diproduksi dan ragam kegunaannya
seperti uraian di atas, mendorong penyuka sepeda tersebut membentuk berbagai
jenis komunitas penyuka sepeda di Indonesia. Komunita penyuka sepeda terbesar
di Indonesia adalah: (1) Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI), (2) Sweet
Iron Low Rider Bicycle (SLBC), (3) Bike to Work (B2W), (4) MTB Indonesia,

(5) Federal Indonesia.
Sepeda tua masih tetap eksis dikalangan masyarakat. Sepeda mulai dikenal
di Indonesia pada awal abad ke-19, dibawa oleh orang Eropa ke Indonesia sebagai
alat transportasi. Sepeda ini sangat populer pada saat itu oleh orang Eropa dan
beberapa masyarakat kalangan bangsawan di Indonesia. Di Indonesia sepeda tua
memiliki istilah yang berbeda, salah satunya onthel yang berasal dari bahasa jawa
artinya genjot, putar atau kayuh. Berdasarkan literatur sepeda tua memiliki
beberapa jJenis-jenisnya seperti: (1) sepeda Hoge Bi Whelss atau Penny Farthing;

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

3

(2.) safety bicycle; (3.) traditionele netherlands fiets; (4) sportfietsen; (5) cross
fame; (6) sepeda gardan; (7) sepeda tandem; (8) sepeda angkut barang; (9)
racefietsen; (10) vouw-delfiets (Saimima, 2015 :46-78). Sedangkan, berdasarkan
tahunnya yang dapat di kategorikan sepeda tua yaitu sepeda yang diproduksi pada
abad ke-19, namun pada tahun 2000an sepeda ini masih di produksi hanya saja
bentuk dan fisiknya berupa sepeda tua

Dari uraian di atas, sepeda tua pada umumnya banyak digemari oleh kaum
tua sebagai media untuk bernostalgia pada kejadian-kejadian masa lampau.
Seperti sepeda yang menjadi sarana perang, sebagai pengantar atau kurir, sebagai
alat transportasi untuk bertemu dengan teman sesama rekan sebaya pada masa itu.
Romantisme atau kenangan masa lalu yang membangkitkan kemauan perorangan
untuk menggunakan sepeda tua. Namun tidak hanya itu, penggunaan sepeda tua
juga kerap dijadikan sebagai upaya untuk melestarikan budaya sebagai bentuk
kreatifitas generasi yang lalu untuk menciptakan tranportasi pada masa lampau.
Berdasarkan fakta ternyata para peminat sepeda tua telah berkembang,
yaitu peminat yang berasal dari generasi muda dibawah 30 tahun. Pada anak
muda sendiri tumbuhnya rasa suka pada sepeda tua disebabkan oleh beberapa
aspek seperti kesukaan pada sepeda itu sendiri atau menyukai sepeda tua dari
nilai-nilai budaya pada masa lalu.
Berdasarkan fakta di atas, dapat diketauhi bahwa hingga saat ini
penggemar sepeda tua berasal dari berbagai kalangan mulai dari generasi tua
sampai dengan generasi muda.
Perkermbangan yang sangat pesat dari penyuka sepeda tua di Indonesia
mendorong dibentuknya Komunitas Sepeda Tua Indonesia (disingkat KOSTI).
KOSTI Merupakan komunitas sepeda tua terbesar di Indonesia. Niat membentuk
wadah untuk penggemar sepeda tua se-Indonesia ini pada awalnya oleh para

pecinta sepeda tua yang berkumpul di acara “Temu Onthelis” di Jogjakarta pada
tanggal 19 november 2007. Menyikapi hal tersebut para pecinta sepeda tua yang
memiliki semangat berhimpun akhirnya membuat rapat kecil pada tanggal 9
Desember 2007 di Bogor, untuk menentukan panitia acara yang pada waktu itu

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

4

disepakati sebagai “KONGRES Komunitas Sepeda Tua Indonesia” (Siamima,
2015:245). Hingga, kemudian hajatan Kongres pun akhirnya digelar di sebuah
gedung bersejarah tepat di depan Istana Bogor pada tanggal 8-9 Februari 2008,
yang kemudian juga menjadi hari jadi KOSTI pada saat ini.
Setelah KOSTI hadir, perkembangan sepeda tua di nusantara pun tumbuh
pesat, dari data yang di himpun sejak awal 2008, bahwa klub dan komunitas yang
awalnya hanya 131 komunitas, di tahun 2009 bertambah menjadi 271 komunitas,
pada akhir tahun 2010 bertambah hampir 400 lebih komunitas sepeda tua seluruh
Indonesia. Untuk KOSTI tingkat Provinsi sendiri, membentuk secara resmi 18
pengurus Provinsi diantaranya di Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi

Selatan, Kalimantan Timur, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Aceh, Lampung, Bali, Riau, Jogjakarta,
Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, DKI Jakarta, dengan total pecinta sepeda tua
sebanyak lebih 1.000.000 orang beserta simpatisannya se-indonesia. (Saimima,
2015:247)
KOSTI Kota Medan terbentuk pada tanggal 5 agustus 2015. Walapun
masih sangat muda KOSTI Kota medan merupakan komunitas sepeda terbesar di
Medan. Hal

ini dikarenakan KOSTI

Kota

Medan merupakan wadah

berhimpunnya klub-klub pecinta sepeda tua yang sudah berkembang sebelumnya,
total dari keseluruahn anggotanya sebanyak kurang lebih 100 orang. Kegiatan
KOSTI Kota Medan tidak hanya untuk bernostalgia saja, ada tiga bentuk kegiatan
yang dilakukan oleh KOSTI Kota medan yaitu olahraga, bakti sosial, event resmi.
Dalam melakukan kegiatan- kegiatan diuraikan di atas, umumnya selaku

menunjukkan berbagai simbol-simbol komunikasi seperti lambang, atribut fisik,
busana, dan aksesori-aksesoris. Kehadiran simbol ini sangat krusial bagi anggotaanggota KOSTI Kota Medan. Simbol-simbol komunikasi ini tampil sangat
menonjol pada saat-saat kegiatan-kegiatan yang ada di KOSTI Kota Medan hal ini
menyiratkan adanya identitas yang ditonjolkan pada setiap kegiatan tersebut.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

5

1.2 Fokus Masalah
Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pemaknaan
simbol komunikasi sebagai identitas pada komunitas sepeda tua di Medan”

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :


Untuk mengetahui karakteristik-karakteristik pengguna simbol-simbol

komunikasi pada KOSTI Kota Medan



Untuk

mengetahui

makna

dari

simbol-simbol

komunikasi

dan

perwujudannya dalam identitas komunitas sepeda tua di Medan.



Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami oleh anggota KOSTI
medan dalam melakukan kegiatan.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara akademis, penelitian ini dapat menambahkan warna dari keragaman
wacana penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan contoh
penerapan beberapa teori mengenai pemaknaan simbol komunikasi
khususnya pada kelompok atau komunitas.
3. Secara Praktis,penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi mengenai sepeda tua dan
pihak-pihak yang memiliki kepentingan.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara