Pengetahuan Keluarga tentang Pemenuhan Keamanan Lansia di Rumah di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Fakta menunjukkan bahwa sekarang ini jumlah penduduk lansia semakin

lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang
berusia 60 tahun ke atas diperkirakan menjadi dua kali lipat dari 11% di tahun
2006 menjadi 22% pada tahun 2050. Populasi lansia di dunia yang pada tahun
2006 sekitar 650 juta, akan mencapai 2 miliar pada tahun 2050. Untuk pertama
kalinya dalam sejarah manusia, pada saat itu akan ada lebih banyak orang tua dari
pada anak-anak usia 0-14 tahun di populasi. Jumlah penduduk lansia di Indonesia
sendiri berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 sebanyak 18,04 juta orang atau
7,95 persen dari keseluruhan penduduk.
Provinsi Sumatera Utara sendiri mengalami peningkatan jumlah penduduk
lanjut usia dari sebesar 554.761 jiwa (4,6%) pada tahun 2005 meningkat menjadi
sebesar 765.882 jiwa (5,9%) pada tahun 2010. Sementara untuk kota Medan
penduduk usia lanjut meningkat menjadi 117.216 jiwa (5,59%) pada tahun 2010
dari tahun 2005 yang sebesar 77.837 jiwa (3,85%). Penuaan penduduk dunia di
negara berkembang dan negara maju sebenarnya merupakan indikator

meningkatnya kesehatan global. Persentase jumlah penduduk lansia ini
menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk
berstruktur tua karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas melebihi
angka tujuh persen (BPS, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah. Memasuki usia tua
berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan
kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang
jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak
proposional (Nugroho, 2008). Individu lanjut usia mungkin mengalami hambatan
pergerakan dan mengalami penurunan ketajaman sensori sehingga beresiko
terhadap cedera.
Rumah tinggal dan lingkungan merupakan hal yang penting karena
mempunyai dampak utama pada kesehatan lansia. Lingkungan dapat mendukung
atau mengganggu fungsi fisik dan sosial, mempertinggi atau membuang energi,
dan melengkapi atau memperberat perubahan fisik yang ada seperti penglihatan
dan pendengaran. Furnitur harus nyaman dan menyesuaikan perubahan

muskuloskeletal lansia. Furnitur harus mudah dipakai dan mudah dilepaskan serta
harus

memiliki

penopang punggung.

Kursi

ruang makan

harus

diuji

kenyamanannya selama makan dan sesuai tingginya dengan meja (Potter&Perry,
2005).
Keamanan adalah sebuah konsep luas yang berarti keamanan dan
pencegahan kecelakaan atau cedera. Dalam pengaturan perawatan kesehatan,
situasi timbul dimana lansia dibutuhkan


menjadi bagian integral dari proses

pengambilan keputusan dalam rangka untuk mempromosikan keamanan dan
mencegah kecelakaan dan cedera di masa mendatang. Misalnya, intervensi
pencegahan jatuh, keselamatan mengemudi, dan modifikasi rumah untuk
mencegah pencurian atau jatuh disengaja merupakan area umum dimana

Universitas Sumatera Utara

pendidikan bagi klien dan pengambilan keputusan diperlukan (Lueckenotte,
2000).
Jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang sering terjadi. Sekitar 3050% dari populasi lanjut usia (yang berusia 65 tahun) ke atas mengalami jatuh
setiap tahunnya. Separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang (Nugroho,
2008). Jatuh sering kali terjadi dalam rumah dan merupakan ancaman besar bagi
kemandirian lansia. Sekitar 70% jatuh pada lansia terjadi di rumah (Darmojo,
1999). Otot tungkai yang lemah, lutut yang lemah, keseimbangan yang buruk, dan
kurang fleksibilitas menjadi faktor penyebab jatuh pada lansia. Adapun faktor
resiko terjadinya insiden jatuh pada lansia antara lain penglihatan yang buruk,
disfungsi kognitif (bingung, disorientasi, gangguan daya ingat, atau hambatan

pembuatan keputusan), gangguan gaya berjalan atau keseimbangan dan kesulitan
berjalan karena disfungsi ekstremitas bawah, kesulitan untuk berdiri dan duduk di
kursi atau bangkit dari dan ke tempat tidur, hipotensi ortostatik, sering berkemih
atau menggunakan diuretik, kelemahan akibat proses penyakit atau terapi,
regimen pengobatan saat ini yang meliputi penggunaan sedatif, hipnotik, obat
penenang, narkotik, analgesik, diuretik.
Kondisi lingkungan di tatanan rumah atau komunitas dapat menyebabkan
jatuh pada penduduk lansia. Kondisi lingkungan itu antara lain; pencahayaan yang
tidak adekuat, saklar yang sulit dijangkau atau letak saklar yang tidak tepat;
permukaan lantai yang licin, karpet yang tertekuk atau kusut, adanya kabel listrik
di lantai; pada tangga pagar pada sisi tangga rapuh atau tidak ada, tinggi antaranak tangga atau permukaan anak tangga yang tidak rata; pada kamar mandi
terdapat tinggi kloset yang tidak tepat, lantai atau bathtub yang licin, tidak ada

Universitas Sumatera Utara

susur tangan pada dinding kamar mandi; dasar perabot yang kurang kokoh,
penyangga lengan pada kursi yang kurang kuat, lemari yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah (Kozier, Erb, Berman & Synder, 2010).
Keluarga mempunyai peran yang penting dalam kehidupan kebanyakan
penduduk lansia. Keluarga menyediakan 60% sampai 80% perawatan jangka

panjang bagi penduduk lanjut usia yang mengalami ketergantungan (Bengston,
Rosenthal, Burton, 1996 dalam Lueckenotte, 2000).Keluarga masih merupakan
tempat berlindung yang paling disukai para lansia. Menempatkan lansia di panti
werdha merupakan alternatif terakhir. Martabat lansia dalam keluarga dan
keakraban hidup kekeluargaan di dunia timur seperti yang kita rasakan perlu
untuk dipertahankan. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam
membantu individu dalam menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa
percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi
akan meningkat (Noorkasiani &Tamher, 2009).
Di kelurahan Padang Bulan sendiri terdapat 105 keluarga yang tinggal
bersama lansia di rumahnya. Penyediaan tempat tinggal dan fasilitas perumahan
yang khusus untuk memenuhi kondisi lingkungan yang aman bagi penduduk
lansia menjadi perhatian penting bagi keluarga. Berdasarkan hal ini, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengetahuan keluarga tentang
pemenuhan keamanan lansia di rumah”.

1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
keluarga tentang pemenuhan keamanan lansia di rumah.


Universitas Sumatera Utara

1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan judul penelitian, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran pengetahuan keluarga dalam pemenuhan keamanan
lansia di rumah.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.4.1

Praktek Keperawatan
Sebagai masukan dan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

dalam pemberian penyuluhan dan asuhan keperawatan terhadap upaya pemenuhan
keamanan lansia di rumah.
1.4.2

Pendidikan Keperawatan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pendidikan keperawatan


khususnya keperawatan gerontik dalam memberikan asuhan keperawatan yang
terkait dengan pemenuhan keamanan lansia di rumah.
1.4.3

Penelitian Keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai data tentang gambaran pengetahuan

keluarga dalam memenuhi keamanan lansia di rumah.

Universitas Sumatera Utara