Analisis Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2012
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Signalling Theory
Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku
bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan
atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan
masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan
tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat
analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Signaling Theory menyatakan bahwa perusahaan melakukan
penyesuaian dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan.
Yang membuat metode ini menjadi kompleks adalah kenyataan bahwa
dividen yang meningkat oleh suatu perusahaan dapat diterjemahkan
sebagai sinyal positif, namun dapat pula diartikan sebagai sinyal negatif.
Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman
kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman
penurunan dividen, namun ada argument lain yang lebih rasional, yakni
dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga saham,
Universitas Sumatera Utara
tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya
(menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan
harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori isi informasi
dari dividen (information content of dividend). Menurut teori tersebut,
dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di
masa mendatang.
2.1.2 Karakteristik Industri Pertambangan
Ikatan Akuntan Indonesia (2007) mengatakan bahwa dalam industri
pertambangan umum terdapat empat kegiatan usaha pokok, meliputi :
a) Eksplorasi (exploration);
b) Pengembangan dan konstruksi (development and construction);
c) Produksi (production); dan
d) Pengolahan
Sifat dan karakteristik industri pertambangan umum berbeda dengan
industri lainnya, perbedaannya tersebut adalah sebagai berikut :
a) Eksplorasi bahan galian tambang umum merupakan kegiatan yang
mempunyai ketidakpastian yang tinggi karena meskipun telah
dipersiapkan secara cermat, dengan biaya yang besar, tidak ada
jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan penemuan
cadangan bahan galian yang secara komersial layak untuk
ditambang.
Universitas Sumatera Utara
b) Bahan galian bersifat deplesi dan tidak dapat diperbarui
(nonrenewable) serta untuk melaksanakan kegiatan pertambangan
ini, mulai tahap eksplorasi sampai dengan tahap pengolahannya,
dibutuhkan biaya investasi yang relatif besar, padat modal,
berjangka panjang, sarat risiko, dan membuthkan teknologi yang
tinggi,
sehingga
diperlukan
pengolahan
yang
benar-benar
profesional.
c) Pada umumnya operasi perusahaan pertambangan berlokasi di
daerah terpencil dan kegiatannya menimbulkan kerusakan dan/atau
pencemaran lingkungan hidup, sehingga setiap perusahaan
pertambangan wajib memenuhi ketentuan perundangan yang
berlaku mengenai lingkungan hidup, di samping mempunyai
konsep pascapenambangan yang jelas.
d) Pemerintah Indonesia tidak memberikan konsesi penambangan
karena menurut peraturan perundangan yang berlaku, segala bahan
galian yang berada dalam wilayah hokum Indonesia adalah
kekayaan
nasional
bangsa
Indonesia
yang
dikuasai
dan
dipergunakan oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Untuk dapat berusaha dalam industri pertambangan umum,
pemerintah mengeluarkan peraturan yang memberi wewenang
kepada badan usaha/perseorangan untuk melaksanakan usaha
pertambangan umum.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah
aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan
umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan
kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2004:3).
Analisis laporan keuangan melibatkan pengguna laporan keuangan,
terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan menyajkan
informasi mengenai suatu perusahaan. Seperti yang disebutkan dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf
19 (IAI:2007), bahwa informasi posisi keuangan terutama disediakan
dalam neraca.
Laporan
keuangan
(financial
statement)
suatu
perusahaan
merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi keuangan suatu
perusahaan. Di sinilah bagian yang paling banyak dan paling diteliti
investor dalam rangka mengetahui sehat atau tidaknya kondisi suatu
perusahaan. Jika informasi yang diperoleh dari laporan keuangan
menggambarkan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak likuid lagi
maka menunjukkan bahwa perusahaan sudah menunjukkan kecenderungan
tidak sehat dan membutuhkan dana untuk membantunya mencapai
likuiditas kembali.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Return On Assets (ROA)
Aktiva suatu perusahaan didanai oleh pemegang saham dan
kreditor, sehingga aktiva tersebut akan menjadi modal kerja bagi
perusahaan dalam melakukan usahanya. Hasil usaha perusahaan
dinyatakan dalam bentuk laba bersih atau Net Income After Tax. ROA
merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total assets. ROA
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih
setelah pajak dari total asset yang digunakan untuk operasional
perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin
efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih
setelah pajak, yang juga dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan semakin
efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan
kepada investor. Peningkatan daya tarik
perusahaan menjadikan
perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat kembalian
akan semakin besar (Ang, 1997). Hal ini juga akan berdampak pada harga
saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin
meningkat. ROA dapat dihitung dengan rumus :
ROA=
��� ������ ����� �����
����� �����
x 100%
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) dipergunakan untuk mengukur tingkat
penggunaan utang terhadap total shareholders equity yang dimiliki
perusahaan. Total debt merupakan total liabilities (baik jangka pendek
maupun
jangka
panjang),
sedangkan
total
shareholder
equity
menunjukkan total modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan
permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan
juga semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang
saham (dalam bentuk dividen). Tingginya DER selanjutnya akan
mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena
investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu
banyak beban utang. DER dapat dihitung dengan rumus :
DER =
����� ����
����� ������
x 100%
2.1.6 Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin (GPM) digunakan perusahaan untuk
mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya. Hal
tersebut
mengindikasikan
tentang
kemampuan
perusahaan
untuk
berproduksi secara efisien. Semakin tinggi Gross Profit Margin (GPM),
Universitas Sumatera Utara
maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
kotor dengan penjualan, ini berarti semakin baik pula kinerja perusahaan.
Semakin baik kinerja perusahaan, maka daya tarik saham perusahaan
semakin tinggi, tentunya hal ini menarik bagi investor karena saham
tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan. Dan
pengaruhnya terhadap harga saham juga akan baik. GPM dapat dihitung
dengan rumus :
GPM =
���� �����
��������� ����� ℎ
x 100%
2.1.7 Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan
yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi
yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para
investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut
memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan,
dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Universitas Sumatera Utara
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat
utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun
instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai
sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai
sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,
ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal
menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.
Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal
publik, yaitu saham istimewa (preferred stock)dan saham biasa (common
stock). Dimana kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya masingmasing.
Universitas Sumatera Utara
1. Saham Istimewa
Saham istimewa (preferred stock) adalah surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah,
dollar, yen, dan sebagainya) di mana pemegangnya akan memperoleh
pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal
(tiga bulanan).
2. Saham Biasa
Saham biasa (common stock) adalah surat berharga yang dijual
oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen,
dan sebagainya) di mana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti Rapat
Umum Pemegang Saham ( RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB) serta berhak untuk menentukan membeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidak. Pemegang saham ini di akhir tahun
akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. Saham biasa
memiliki beberapa jenis yaitu :
a. Saham unggulan (blue chip-stock) adalah saham dari perusahaan
yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba,
pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas.
b. Saham pertumbuhan (growth-stock) adalah saham-saham yang
diharapkan memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari
rata-rata saham lain dan karenanya mempunyai PER yang tinggi
(Suad Husnan 2005 : 354).
Universitas Sumatera Utara
c. Saham defensit (defensive stock) adalah saham yang cenderung
lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak
menentu berkaitan dengan dividen, pendapatan, dan kinerja pasar
(R.J. Shook 2002 : 132)
d. Saham siklikal (cyclical stock) adalah sekuritas yang cenderung
naik nilainya secara cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga
secara cepat saat ekonomi lesu (R.J. Shook 2002 : 123)
e. Saham musiman (seasonal stock) adalah perusahaan yang
penjualannya bervariasi karena dampak musiman (R.J. Shook 2002
: 519)
f. Saham
spekulatif
kondisinya
(speculative
memiliki
tingkat
stock)
adalah
spekulasi
yang
saham
tinggi
yang
dan
kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau
negatif.
Pembayaran dividen dapat digunakan sebagai sinyal bahwa
perusahaan telah menunjukkan kinerjanya dengan baik dan penurunan
dividen menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk. Argumen ini dapat
menjelaskan mengapa perusahaan membayarkan dividen yang disesuaikan
dengan laba bersih.
Pada dasarnya, perusahaan cenderung meningkatkan dividen jika
terdapat tingkat profitabilitas yang tinggi di masa depan dan menurunkan
dividen jika manajemen yakin bahwa tidak terdapat cash flow yang dapat
Universitas Sumatera Utara
mendukung pembayaran dividen sesuai dengan pecking order theory.
Perubahan pembayaran
dividen
ini mengandung informasi
yang
memungkinkan investor merevisi prediksi mereka tentang prospek
perusahaan dan akibatnya terjadi penyesuaian harga saham ketika
perubahan dividen diumumkan. Di sekitar tanggal pengumuman dividen,
peningkatan dividen secara umum menimbulkan abnormal return yang
positif bagi investor. Hal ini disebabkan karena pada umumnya
peningkatan dividen diinterpretasikan sebagai sebuah kebijakan yang
mengandung informasi baik dalam kaitannya dengan prospek perusahaan
di masa mendatang.
Namun demikian, peningkatan dividen dapat pula menjadi sinyal
negatif bagi investor. Perusahaan yang meningkatkan pembayaran dividen
dapat dianggap sebagai perusahaan yang sudah tidak berprospek di masa
mendatang, karena dividen pada dasarnya adalah sisa dana yang dibagikan
karena kebutuhan reinvestasi sudah terpenuhi, maka dividen yang tinggi
dapat mengandung arti tidak adanya investasi yang prospek di masa
mendatang.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Hasil Penelitian
Penelitian
1
Gilang
The Influence of
Variabel
CR, ROE dan GPM
Pradipta
Financial Ratio
independen: CR,
berpengaruh secara
(2012)
Towards Stock Price
DER, ROA,
negatif dan signifikan
(Empirical Study on
ROE, dan GPM
terhadap variabel
Listed Companies in
terikat, yaitu harga
Indonesia Stock
Variabel dependen :
saham. Sedangkan
Exchange of LQ45
Harga Saham
variabel DER dan
in 2009-2011)
ROAberpengaruh
secara positif dan
signifikan terhadap
harga saham.
2
Julham fahmi
Analisis Pengaruh
Variabel
Secara parsial variabel
(2012)
Rasio-Rasio Keuangan
independen:
ROA berpengaruh
Terhadap Harga Saham
ROA, ROE, NPM,
signifikan terhadap
Pada Perusahaan
EPS
harga saham, dan
Manufaktur Yang
secara parsial variabel
Terdaftar Di Bursa Efek
Variabel dependen :
ROE, NPM dan EPS
Indonesia
Harga Saham
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham. Secara
simultan baik ROA,
ROE, NPM dan EPS
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham
3
Destri Rusi
Pengaruh Faktor
Variabel independen Faktor fundamental
Universitas Sumatera Utara
Widiasari
Fundamental dan
: ROA, DER, Beta
dan risiko sistematik
(2009)
Risiko Sistematik
Saham, BVS
secara simultan
Terhadap Harga
mempengaruhi
Saham Pada
Variabel dependen :
pergerakan harga
Perusahaan
Harga Saham
saham. Secara parsial
Manufaktur Yang
ROA, DER, Beta
Terdaftar di BEI
Saham berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham,
sedangkan BVS tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
4
Susan Grace
Pengaruh Variabel
Variabel
ROA, DER, ROE,
Veranita
Fundamental Terhadap
independen: ROA,
BVS secara simultan
Nainggolan
Harga Saham
DER, ROE, BVS
tidak berpengaruh
(2008)
Perusahaan
secara signifikan
Manufaktur Yang
Variabel dependen :
terhadap harga saham.
Terdaftar di BEI
Harga Saham
Secara parsial
menunjukkan hanya
BVS yang
berpengaruh terhadap
harga saham
sedangkan yang lain
tidak berpengaruh
secara signifikan.
Berikut ini adalah uraian dari tabel tinjauan penelitian terdahulu yang
diuraikan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Gilang Pradipta (2012) meneliti tentang Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Harga Saham pada perusahaan-perusahaan yang tergolong
dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011. Penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang
diperoleh sebanyak 19 perusahaan. Teknik analisis data dalam penelitian
ini adalah regresi berganda. Hasil uji t membuktikan secara parsial bahwa
variabel CR, ROE dan GPM berpengaruh secara negatif dan signifikan
terhadap variabel terikat, yaitu harga saham. Sedangkan variabel DER dan
ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham.
2. Julham Fahmi (2012) meneliti tentang Analisis Pengaruh Rasio-Rasio
Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan sampel
sebanyak 30 perusahaan manufaktur selama periode 2009-2011. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROA
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel
ROE, NPM dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
serta secara simultan baik ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh
signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
3. Destri Rusi Widiasari (2009) meneliti tentang Pengaruh Faktor
Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Dengan jumlah sampel
sebanyak 32 perusahaan selama periode 2003-2006. Hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa faktor fundamental dan risiko sistematik secara
simultan mempengaruhi pergerakan harga saham. Secara parsial ROA,
DER, Beta Saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
sedangkan BVS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4. Susan Grace Veranita Nainggolan (2008) meneliti tentang Pengaruh
Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI. Dengan sampel sebanyak 30 perusahaan selama
periode 2004-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
fundamental yang terdiri dari ROA, DER, ROE, BVS secara simultan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara parsial
menunjukkan hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham
sedangkan yang lain tidak berpengaruh secara signifikan.
2.3
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesa dari teori-teori yang digunakan
dalam penelitian sehingga mampu menjelaskan secara operasional variabel yang
diteliti, menunjukkan hubungan antar variabel yang diteliti dan mampu
membedakan nilai variabel pada berbagai populasi dan/atau yang berbeda
(Sugiyono, 2008:477). Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan
kerangka konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
H1
Return on Asset (ROA)
(X1)
Debt to Equity (DER)
(X2)
H2
Gross Profit Margin (GPM)
(X3)
H3
Harga Saham
(Y)
H4
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini variabel dependen menggunakan Return On Assets
(X1), Debt to Equity Ratio (X2), dan Gross Profit Margin (X3), serta variabel
independen yaitu Harga Saham (Y).
Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan. Return
perusahaan akan semakin tinggi apabila laba perusahaan meningkat. Semakin
tinggi ROA, maka daya tarik saham perusahaan semakin tinggi. Debt to Equity
Universitas Sumatera Utara
Ratio (DER) mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders
equity yang dimiliki perusahaan. Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi
minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih
tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban utang. Gross
Profit Margin (GPM) digunakan perusahaan untuk mengukur efisiensi
pengendalian harga pokok atau biaya produksinya. Hal tersebut mengindikasikan
tentang kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin tinggi
GPM, maka daya tarik saham perusahaan semakin tinggi.
Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan
tersebut dan sebaliknya semakin rendah harga saham, maka semakin rendah pula
nilai perusahaan tersebut. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa
kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi juga akan
mengurangi kemampuan investor untuk membeli saham sehingga menimbulkan
harga saham sulit untuk meningkat lagi. Ada kecenderungan harga saham akan
naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada
pengumuman penurunan dividen, namun ada argument lain yang lebih rasional,
yakni dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga saham,
tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya)
dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori
tersebut kemudian dikenal sebagai teori isi informasi dari dividen (information
content of dividend). Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan
informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
yang baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008:93).
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
serta kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. H1
: Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap Harga Saham
2. H2
: Debt to Equity (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham
3. H3
: Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh terhadap Harga Saham
4. H4
: ROA, DER, dan GPM bersama-sama berpengaruh terhadap
Harga Saham
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Signalling Theory
Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku
bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan
atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan
masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan
tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat
analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Signaling Theory menyatakan bahwa perusahaan melakukan
penyesuaian dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan.
Yang membuat metode ini menjadi kompleks adalah kenyataan bahwa
dividen yang meningkat oleh suatu perusahaan dapat diterjemahkan
sebagai sinyal positif, namun dapat pula diartikan sebagai sinyal negatif.
Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman
kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman
penurunan dividen, namun ada argument lain yang lebih rasional, yakni
dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga saham,
Universitas Sumatera Utara
tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya
(menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan
harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori isi informasi
dari dividen (information content of dividend). Menurut teori tersebut,
dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di
masa mendatang.
2.1.2 Karakteristik Industri Pertambangan
Ikatan Akuntan Indonesia (2007) mengatakan bahwa dalam industri
pertambangan umum terdapat empat kegiatan usaha pokok, meliputi :
a) Eksplorasi (exploration);
b) Pengembangan dan konstruksi (development and construction);
c) Produksi (production); dan
d) Pengolahan
Sifat dan karakteristik industri pertambangan umum berbeda dengan
industri lainnya, perbedaannya tersebut adalah sebagai berikut :
a) Eksplorasi bahan galian tambang umum merupakan kegiatan yang
mempunyai ketidakpastian yang tinggi karena meskipun telah
dipersiapkan secara cermat, dengan biaya yang besar, tidak ada
jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan penemuan
cadangan bahan galian yang secara komersial layak untuk
ditambang.
Universitas Sumatera Utara
b) Bahan galian bersifat deplesi dan tidak dapat diperbarui
(nonrenewable) serta untuk melaksanakan kegiatan pertambangan
ini, mulai tahap eksplorasi sampai dengan tahap pengolahannya,
dibutuhkan biaya investasi yang relatif besar, padat modal,
berjangka panjang, sarat risiko, dan membuthkan teknologi yang
tinggi,
sehingga
diperlukan
pengolahan
yang
benar-benar
profesional.
c) Pada umumnya operasi perusahaan pertambangan berlokasi di
daerah terpencil dan kegiatannya menimbulkan kerusakan dan/atau
pencemaran lingkungan hidup, sehingga setiap perusahaan
pertambangan wajib memenuhi ketentuan perundangan yang
berlaku mengenai lingkungan hidup, di samping mempunyai
konsep pascapenambangan yang jelas.
d) Pemerintah Indonesia tidak memberikan konsesi penambangan
karena menurut peraturan perundangan yang berlaku, segala bahan
galian yang berada dalam wilayah hokum Indonesia adalah
kekayaan
nasional
bangsa
Indonesia
yang
dikuasai
dan
dipergunakan oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Untuk dapat berusaha dalam industri pertambangan umum,
pemerintah mengeluarkan peraturan yang memberi wewenang
kepada badan usaha/perseorangan untuk melaksanakan usaha
pertambangan umum.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah
aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan
umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan
kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2004:3).
Analisis laporan keuangan melibatkan pengguna laporan keuangan,
terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan menyajkan
informasi mengenai suatu perusahaan. Seperti yang disebutkan dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf
19 (IAI:2007), bahwa informasi posisi keuangan terutama disediakan
dalam neraca.
Laporan
keuangan
(financial
statement)
suatu
perusahaan
merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi keuangan suatu
perusahaan. Di sinilah bagian yang paling banyak dan paling diteliti
investor dalam rangka mengetahui sehat atau tidaknya kondisi suatu
perusahaan. Jika informasi yang diperoleh dari laporan keuangan
menggambarkan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak likuid lagi
maka menunjukkan bahwa perusahaan sudah menunjukkan kecenderungan
tidak sehat dan membutuhkan dana untuk membantunya mencapai
likuiditas kembali.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Return On Assets (ROA)
Aktiva suatu perusahaan didanai oleh pemegang saham dan
kreditor, sehingga aktiva tersebut akan menjadi modal kerja bagi
perusahaan dalam melakukan usahanya. Hasil usaha perusahaan
dinyatakan dalam bentuk laba bersih atau Net Income After Tax. ROA
merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total assets. ROA
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih
setelah pajak dari total asset yang digunakan untuk operasional
perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin
efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih
setelah pajak, yang juga dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan semakin
efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan
kepada investor. Peningkatan daya tarik
perusahaan menjadikan
perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat kembalian
akan semakin besar (Ang, 1997). Hal ini juga akan berdampak pada harga
saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin
meningkat. ROA dapat dihitung dengan rumus :
ROA=
��� ������ ����� �����
����� �����
x 100%
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) dipergunakan untuk mengukur tingkat
penggunaan utang terhadap total shareholders equity yang dimiliki
perusahaan. Total debt merupakan total liabilities (baik jangka pendek
maupun
jangka
panjang),
sedangkan
total
shareholder
equity
menunjukkan total modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan
permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan
juga semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang
saham (dalam bentuk dividen). Tingginya DER selanjutnya akan
mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena
investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu
banyak beban utang. DER dapat dihitung dengan rumus :
DER =
����� ����
����� ������
x 100%
2.1.6 Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin (GPM) digunakan perusahaan untuk
mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya. Hal
tersebut
mengindikasikan
tentang
kemampuan
perusahaan
untuk
berproduksi secara efisien. Semakin tinggi Gross Profit Margin (GPM),
Universitas Sumatera Utara
maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
kotor dengan penjualan, ini berarti semakin baik pula kinerja perusahaan.
Semakin baik kinerja perusahaan, maka daya tarik saham perusahaan
semakin tinggi, tentunya hal ini menarik bagi investor karena saham
tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan. Dan
pengaruhnya terhadap harga saham juga akan baik. GPM dapat dihitung
dengan rumus :
GPM =
���� �����
��������� ����� ℎ
x 100%
2.1.7 Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan
yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi
yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para
investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut
memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan,
dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Universitas Sumatera Utara
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat
utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun
instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai
sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai
sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk
mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,
ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal
menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen
keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan
demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.
Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal
publik, yaitu saham istimewa (preferred stock)dan saham biasa (common
stock). Dimana kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya masingmasing.
Universitas Sumatera Utara
1. Saham Istimewa
Saham istimewa (preferred stock) adalah surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah,
dollar, yen, dan sebagainya) di mana pemegangnya akan memperoleh
pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal
(tiga bulanan).
2. Saham Biasa
Saham biasa (common stock) adalah surat berharga yang dijual
oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen,
dan sebagainya) di mana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti Rapat
Umum Pemegang Saham ( RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB) serta berhak untuk menentukan membeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidak. Pemegang saham ini di akhir tahun
akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. Saham biasa
memiliki beberapa jenis yaitu :
a. Saham unggulan (blue chip-stock) adalah saham dari perusahaan
yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba,
pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas.
b. Saham pertumbuhan (growth-stock) adalah saham-saham yang
diharapkan memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari
rata-rata saham lain dan karenanya mempunyai PER yang tinggi
(Suad Husnan 2005 : 354).
Universitas Sumatera Utara
c. Saham defensit (defensive stock) adalah saham yang cenderung
lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak
menentu berkaitan dengan dividen, pendapatan, dan kinerja pasar
(R.J. Shook 2002 : 132)
d. Saham siklikal (cyclical stock) adalah sekuritas yang cenderung
naik nilainya secara cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga
secara cepat saat ekonomi lesu (R.J. Shook 2002 : 123)
e. Saham musiman (seasonal stock) adalah perusahaan yang
penjualannya bervariasi karena dampak musiman (R.J. Shook 2002
: 519)
f. Saham
spekulatif
kondisinya
(speculative
memiliki
tingkat
stock)
adalah
spekulasi
yang
saham
tinggi
yang
dan
kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau
negatif.
Pembayaran dividen dapat digunakan sebagai sinyal bahwa
perusahaan telah menunjukkan kinerjanya dengan baik dan penurunan
dividen menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk. Argumen ini dapat
menjelaskan mengapa perusahaan membayarkan dividen yang disesuaikan
dengan laba bersih.
Pada dasarnya, perusahaan cenderung meningkatkan dividen jika
terdapat tingkat profitabilitas yang tinggi di masa depan dan menurunkan
dividen jika manajemen yakin bahwa tidak terdapat cash flow yang dapat
Universitas Sumatera Utara
mendukung pembayaran dividen sesuai dengan pecking order theory.
Perubahan pembayaran
dividen
ini mengandung informasi
yang
memungkinkan investor merevisi prediksi mereka tentang prospek
perusahaan dan akibatnya terjadi penyesuaian harga saham ketika
perubahan dividen diumumkan. Di sekitar tanggal pengumuman dividen,
peningkatan dividen secara umum menimbulkan abnormal return yang
positif bagi investor. Hal ini disebabkan karena pada umumnya
peningkatan dividen diinterpretasikan sebagai sebuah kebijakan yang
mengandung informasi baik dalam kaitannya dengan prospek perusahaan
di masa mendatang.
Namun demikian, peningkatan dividen dapat pula menjadi sinyal
negatif bagi investor. Perusahaan yang meningkatkan pembayaran dividen
dapat dianggap sebagai perusahaan yang sudah tidak berprospek di masa
mendatang, karena dividen pada dasarnya adalah sisa dana yang dibagikan
karena kebutuhan reinvestasi sudah terpenuhi, maka dividen yang tinggi
dapat mengandung arti tidak adanya investasi yang prospek di masa
mendatang.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Hasil Penelitian
Penelitian
1
Gilang
The Influence of
Variabel
CR, ROE dan GPM
Pradipta
Financial Ratio
independen: CR,
berpengaruh secara
(2012)
Towards Stock Price
DER, ROA,
negatif dan signifikan
(Empirical Study on
ROE, dan GPM
terhadap variabel
Listed Companies in
terikat, yaitu harga
Indonesia Stock
Variabel dependen :
saham. Sedangkan
Exchange of LQ45
Harga Saham
variabel DER dan
in 2009-2011)
ROAberpengaruh
secara positif dan
signifikan terhadap
harga saham.
2
Julham fahmi
Analisis Pengaruh
Variabel
Secara parsial variabel
(2012)
Rasio-Rasio Keuangan
independen:
ROA berpengaruh
Terhadap Harga Saham
ROA, ROE, NPM,
signifikan terhadap
Pada Perusahaan
EPS
harga saham, dan
Manufaktur Yang
secara parsial variabel
Terdaftar Di Bursa Efek
Variabel dependen :
ROE, NPM dan EPS
Indonesia
Harga Saham
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham. Secara
simultan baik ROA,
ROE, NPM dan EPS
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham
3
Destri Rusi
Pengaruh Faktor
Variabel independen Faktor fundamental
Universitas Sumatera Utara
Widiasari
Fundamental dan
: ROA, DER, Beta
dan risiko sistematik
(2009)
Risiko Sistematik
Saham, BVS
secara simultan
Terhadap Harga
mempengaruhi
Saham Pada
Variabel dependen :
pergerakan harga
Perusahaan
Harga Saham
saham. Secara parsial
Manufaktur Yang
ROA, DER, Beta
Terdaftar di BEI
Saham berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham,
sedangkan BVS tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
4
Susan Grace
Pengaruh Variabel
Variabel
ROA, DER, ROE,
Veranita
Fundamental Terhadap
independen: ROA,
BVS secara simultan
Nainggolan
Harga Saham
DER, ROE, BVS
tidak berpengaruh
(2008)
Perusahaan
secara signifikan
Manufaktur Yang
Variabel dependen :
terhadap harga saham.
Terdaftar di BEI
Harga Saham
Secara parsial
menunjukkan hanya
BVS yang
berpengaruh terhadap
harga saham
sedangkan yang lain
tidak berpengaruh
secara signifikan.
Berikut ini adalah uraian dari tabel tinjauan penelitian terdahulu yang
diuraikan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Gilang Pradipta (2012) meneliti tentang Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Harga Saham pada perusahaan-perusahaan yang tergolong
dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011. Penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang
diperoleh sebanyak 19 perusahaan. Teknik analisis data dalam penelitian
ini adalah regresi berganda. Hasil uji t membuktikan secara parsial bahwa
variabel CR, ROE dan GPM berpengaruh secara negatif dan signifikan
terhadap variabel terikat, yaitu harga saham. Sedangkan variabel DER dan
ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham.
2. Julham Fahmi (2012) meneliti tentang Analisis Pengaruh Rasio-Rasio
Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan sampel
sebanyak 30 perusahaan manufaktur selama periode 2009-2011. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROA
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel
ROE, NPM dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
serta secara simultan baik ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh
signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
3. Destri Rusi Widiasari (2009) meneliti tentang Pengaruh Faktor
Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Dengan jumlah sampel
sebanyak 32 perusahaan selama periode 2003-2006. Hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa faktor fundamental dan risiko sistematik secara
simultan mempengaruhi pergerakan harga saham. Secara parsial ROA,
DER, Beta Saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham,
sedangkan BVS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
4. Susan Grace Veranita Nainggolan (2008) meneliti tentang Pengaruh
Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI. Dengan sampel sebanyak 30 perusahaan selama
periode 2004-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
fundamental yang terdiri dari ROA, DER, ROE, BVS secara simultan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara parsial
menunjukkan hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham
sedangkan yang lain tidak berpengaruh secara signifikan.
2.3
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesa dari teori-teori yang digunakan
dalam penelitian sehingga mampu menjelaskan secara operasional variabel yang
diteliti, menunjukkan hubungan antar variabel yang diteliti dan mampu
membedakan nilai variabel pada berbagai populasi dan/atau yang berbeda
(Sugiyono, 2008:477). Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan
kerangka konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
H1
Return on Asset (ROA)
(X1)
Debt to Equity (DER)
(X2)
H2
Gross Profit Margin (GPM)
(X3)
H3
Harga Saham
(Y)
H4
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini variabel dependen menggunakan Return On Assets
(X1), Debt to Equity Ratio (X2), dan Gross Profit Margin (X3), serta variabel
independen yaitu Harga Saham (Y).
Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan. Return
perusahaan akan semakin tinggi apabila laba perusahaan meningkat. Semakin
tinggi ROA, maka daya tarik saham perusahaan semakin tinggi. Debt to Equity
Universitas Sumatera Utara
Ratio (DER) mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders
equity yang dimiliki perusahaan. Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi
minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih
tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban utang. Gross
Profit Margin (GPM) digunakan perusahaan untuk mengukur efisiensi
pengendalian harga pokok atau biaya produksinya. Hal tersebut mengindikasikan
tentang kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin tinggi
GPM, maka daya tarik saham perusahaan semakin tinggi.
Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan
tersebut dan sebaliknya semakin rendah harga saham, maka semakin rendah pula
nilai perusahaan tersebut. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa
kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi juga akan
mengurangi kemampuan investor untuk membeli saham sehingga menimbulkan
harga saham sulit untuk meningkat lagi. Ada kecenderungan harga saham akan
naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada
pengumuman penurunan dividen, namun ada argument lain yang lebih rasional,
yakni dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga saham,
tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya)
dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori
tersebut kemudian dikenal sebagai teori isi informasi dari dividen (information
content of dividend). Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan
informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
2.4
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
yang baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008:93).
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
serta kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. H1
: Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap Harga Saham
2. H2
: Debt to Equity (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham
3. H3
: Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh terhadap Harga Saham
4. H4
: ROA, DER, dan GPM bersama-sama berpengaruh terhadap
Harga Saham
Universitas Sumatera Utara