Analisis Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2012

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Data Harga Saham

(dalam Rupiah)

No Nama Perusahaan Data Tahunan

2012 2011 2010 2009 1 Adaro Energy Tbk 1,591 2,175 2,064 1,253 2 Aneka Tambang (Persero) Tbk 1,460 1,967 2,241 1,870 3 Ratu Prabu Energi Tbk 286 351 300 480

4 ATPK Resources Tbk 214 161 176 194

5 Bumi Resources Tbk 1,352 2,719 2,222 1,956

6 Citatah Tbk 62 75 72 59

7 Darma Henwa Tbk 63 82 85 150

8 Elnusa Tbk 195 259 368 291

9 Energi Mega Persada Tbk 134 164 130 258 10 Vale Indonesia Tbk 2,838 4,125 4,346 3,490 11 Medco Energi Internasional Tbk 1,860 2,569 3,035 2,647 12 Samindo Resources Tbk 1925 565 400 484 13 J Resources Asia Pasifik Tbk 3,908 450 330 330 14 Petrosia Tbk 2,875 3,449 1,836 941 15 Radiant Utama Interinsco Tbk 242 240 217 346 16 Golden Eagle Energy Tbk 2,594 2,175 1,395 232


(2)

Lampiran 2

Data Tahunan ROA

(dalam persen)

No Nama Perusahaan Data ROA Tahunan

2012 2011 2010 2009

1 Adaro Energy Tbk 6.2 10.9 5.5 10.6

2 Aneka Tambang (Persero) Tbk 17.15 14.06 15.2 6

3 Ratu Prabu Energi Tbk 4 1 2 -13

4 ATPK Resources Tbk -11.1 -22.26 -17.46 -20.7 5 Bumi Resources Tbk -9.6 2.9 2.9 2.6

6 Citatah Tbk 1.06 0.42 6 9

7 Darma Henwa Tbk -9.33 -6 0.12 -0.4

8 Elnusa Tbk 3 -1 1.7 11.1

9 Energi Mega Persada Tbk 0.73 0.61 -0.39 -17

10 Vale Indonesia Tbk 3 14 20 8

11 Medco Energi Internasional Tbk 0.47 3.5 3.64 0.94 12 Samindo Resources Tbk 3 -1 0.05 -7 13 J Resources Asia Pasifik Tbk 15.3 -13.5 -9.8 -3.8 14 Petrosia Tbk 9.27 13.95 18.99 0.82 15 Radiant Utama Interinsco Tbk 2.5 0.3 2.2 3.3 16 Golden Eagle Energy Tbk 3 4 -74 9.96


(3)

Lampiran 3

Data Tahunan DER

(dalam persen) No Nama Perusahaan Data DER Tahunan

2012 2011 2010 2009

1 Adaro Energy Tbk 123 132 120 140.7

2 Aneka Tambang (Persero) Tbk 53.58 41.12 27.5 21.06

3 Ratu Prabu Energi Tbk 67 81 72 84

4 ATPK Resources Tbk 244.17 188.95 69.64 34 5 Bumi Resources Tbk 1775 564 434 434 6 Citatah Tbk 231.98 187.2 165.9 204.41

7 Darma Henwa Tbk 61 29 37 68

8 Elnusa Tbk 110 130 89 119

9 Energi Mega Persada Tbk 200 187 102 487

10 Vale Indonesia Tbk 36 37 30 28

11 Medco Energi Internasional Tbk 220 200 190 190 12 Samindo Resources Tbk 377 73 68 626 13 J Resources Asia Pasifik Tbk 101 296 220 178 14 Petrosia Tbk 182.85 136.95 84.39 143.1 15 Radiant Utama Interinsco Tbk 390 370 180 170 16 Golden Eagle Energy Tbk 8 17 -164 -292.9


(4)

Lampiran 4

Data Tahunan GPM

(dalam persen) No Nama Perusahaan Data GPM Tahunan

2012 2011 2010 2009

1 Adaro Energy Tbk 28 35.8 30.5 40.8

2 Aneka Tambang (Persero) Tbk 19.36 29.26 33.59 13.75 3 Ratu Prabu Energi Tbk 38.09 39.03 41.42 33.72 4 ATPK Resources Tbk 7 9.2 9.8 -191.19 5 Bumi Resources Tbk 26.4 39.7 32.9 30.44

6 Citatah Tbk 36.34 31.02 29.7 24.59

7 Darma Henwa Tbk -12.24 -8.47 0.25 -0.91

8 Elnusa Tbk 11.5 6 9.9 14.8

9 Energi Mega Persada Tbk 31.92 41.12 27.62 -98.13

10 Vale Indonesia Tbk 17 41 49 32

11 Medco Energi Internasional Tbk 43.58 42.91 30.94 34.3 12 Samindo Resources Tbk 12.96 13.77 18.13 1 13 J Resources Asia Pasifik Tbk 38.8 11.6 9.4 5.6 14 Petrosia Tbk 29.24 28.93 29.56 32.24 15 Radiant Utama Interinsco Tbk 14.7 12.9 11.6 12.1 16 Golden Eagle Energy Tbk 66.13 99.79 -27.32 50.03


(5)

Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data SPSS 16

Sumber: Data sekunder diolah

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Data sekunder diolah

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

H.SAHAM 64 59 4,346 1,208.17 1,221.765

ROA 64 -74.00 20.00 .5875 13.15815

DER 64 -292.90 1775.00 1.7517E2 253.58161

GPM 64 -191.19 99.79 19.6011 36.22175

Valid N (listwise) 64

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.10678790E3

Most Extreme Differences Absolute .169

Positive .169

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z 1.353


(6)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

11 (Constant) 1046.541 192.922 5.425 .000

ROA 25.361 12.474 .273 2.033 .046 .758 1.320

DER .019 .565 .004 .034 .973 .995 1.005

GPM 7.316 4.522 .217 1.618 .111 .761 1.314

a. Dependent Variable: H.SAHAM

Sumber: Data sekunder diolah

Model Summaryb

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.687E7 3 5622341.208 4.371 .008a

Residual 7.717E7 60 1286228.425

Total 9.404E7 63

a. Predictors: (Constant), GPM, DER, ROA

b. Dependent Variable: H.SAHAM

Sumber: Data sekunder diolah

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .424a .179 .138 1,134.120 1.790

a. Predictors: (Constant), GPM, DER, ROA b. Dependent Variable: H.SAHAM


(7)

Sumber: Data sekunder diolah


(8)

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Destri, Rusi Widiasari, 2009. “Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko

Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Tesis. Universitas Sumatera Utara :

Medan.

Eka Prasetya Harmoni, 2009. “Analisis Pengaruh Variabel Kinerja Keuangan

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar di BEI”. Skripsi. Universitas Sumatera Utara : Medan.

Fahmi, Julham, 2012. “Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Universitas Sumatera Utara : Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gilang, Pradipta. 2012. “The Influence of Financial Ratio Towards Stock Price”, Skripsi.

Husnan, Suad. 2005. “Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”.} UPP AMP YKPN, Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.

Irham, Fahmi, 2012. Manajemen Investasi, Salemba Empat, Jakarta.

Jogiyanto, 2004.Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman, Edisi Keempat, cetakan pertama, BPFE Yogyakarta,

Yogyakarta.

Munawir, 2001.Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.

R.J. Shook, 2002. Wall Street Dictionary Penerjemah Prof. Roy Simbel, Erlangga, Jakarta.

Robert Ang, 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia, Jakarta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis, Edisi kedua Cetakan 12, CV. Alfabeta, Bandung.

Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis regresi menggunakan SPSS, Contoh Kasus dan


(10)

Susan, Grace Veranita Nainggolan, 2008. “Pengaruh Variabel Fundamental

Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”, Tesis.Universitas Sumatera Utara: Medan

Wild, John J. K.R. Subramanyam, dan Robert F.Hasley, 2005. “Financial

Statement Analysis”, Alih Bahasa Yanivi S. Bactiar, S. Nurwahyu

Harahap, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Delapan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.


(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh variabel keuangan terhadap harga saham, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian penjelasan (explanatory research) yaitu memberikan penjelasan kausal atau hubungan antara variabel-variabel serta untuk menganalisis bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya dan untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam skala numerik. Data penelitian ini merupakan pooling data. Menurut Jogiyanto (2004:54) “panel data atau pooling data adalah gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu (cross sectional) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”.

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2008:193), “sumber sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. Data sekunder dalam penelitian berupa laporan keuangan perusahaan pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yait


(12)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008:72). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 sebanyak 39 perusahaan.

Dari populasi 39 perusahaan, dipilih sampel sebanyak 16 perusahaan. Pemilihan sampel penelitian berdasarkan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah :

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI sesuai dengan periode penelitian yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.

2. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan selama berturut-turut yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 yang mempunyai laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

3. Perusahaan pertambangan yang menyajikan harga saham penutupan yang dibutuhkan untuk penelitian dari tahun 2009 sampai dengan 2012.

4. Perusahaan pertambangan yang menyajikan rasio-rasio keungan yang dibutuhkan untuk penelitian dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 16 perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel 3.1 berikut ini


(13)

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3 4

1 Adaro Energy Tbk ADRO √ √ √ √ Sampel 1

2 Aneka Tambang Tbk ANTM √ √ √ √ Sampel 2

3 Apexindo Pratama Tbk APEX √ √ - √ -

4 Atlas Resources Tbk ARII - √ - √ -

5 Ratu Prabu Energy Tbk ARTI √ √ √ √ Sampel 3

6 ATPK Resources Tbk ATPK √ √ √ √ Sampel 4

7 Benakat Petroleum Tbk BIPI - √ √ √ -

8 Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk BORN - - - - -

9 Berau Coal Energi Tbk BRAU - - - - -

10 Baramulti Suksessarana Tbk BSSR - - - - -

11 Bumi Resources Tbk BUMI √ √ √ √ Sampel 5

12 Bayan Resources Tbk BYAN √ √ - √ -

13 Cita Mineral Tbk CITA √ √ - √ -

14 Cakra Mineral Tbk CKRA √ √ √ - -

15 Citatah Tbk CTTH √ √ √ √ Sampel 6

16 Darma Henwa Tbk DEWA √ √ √ √ Sampel 7

17 Central Omega Resources Tbk DKFT √ √ √ - -

18 Delta Dunia Makmur Tbk DOID √ √ √ - -

19 Elnusa Tbk ELSA √ √ √ √ Sampel 8

20 Energi Mega Persada Tbk ENRG √ √ √ √ Sampel 9

21 Surya Esa Perkasa Tbk ESSA - - - - -

22 Golden Energy Mines Tbk GEMS - - - - -

23 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO - - - - -

24 Harum Energy Tbk HRUM - - - - -

25 Vale Indonesia Tbk INCO √ √ √ √ Sampel 10

26 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG √ √ √ - - 27 Resources Alam Indonesia Tbk KKGI √ - - √ - 28 Medco Energy International Tbk MEDC √ √ √ √ Sampel 11

29 Mitra Investindo Tbk MITI √ √ √ - -

30 Samindo Resources Tbk MYOH √ √ √ √ Sampel 12

31 Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK √ √ - √ -

32 J Resources Asia Pasifik Tbk PSAB √ √ √ √ Sampel 13 33 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA √ - √ - -

34 Petrosea Tbk PTRO √ √ √ √ Sampel 14

35 Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS √ √ √ √ Sampel 15 36 Golden Eagle Energy Tbk SMMT √ √ √ √ Sampel 16

37 SMR Utama Tbk SMRU - √ - √ -

38 Timah (Persero) Tbk TINS √ - - - -


(14)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu: a) Studi Pustaka

Mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku, dan penelitian terdahulu. b) Studi Dokumenter

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan yang diperoleh dari Website Bursa Efek Indonesia ya

3.5 Batasan Operasional

Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan waktu dan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian ini, yaitu diantaranya:

1. Penelitian ini dibatasi hanya selama empat tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.

2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Penelitian ini meneliti variabel-variabel antara lain : Return on Asset (ROA), Debt to Equity (DER), Gross Profit Margin (GPM), dan harga saham.


(15)

3.6 Defenisi Operasional Variabel 3.6.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham perusahaan pertambangan yang diukur dengan harga penutupan tahunan. Harga saham dipandang layak untuk mewakili pencerminan kinerja perusahaan dalam satu periode laporan keuangan. Harga saham ini merupakan pencerminan data dalam laporan keuangan.

3.6.2 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah : A. Return on Asset (ROA)

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap asset yang digunakan. ROA dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

ROA = ��� ������ ����� �����

����� �����

x

100%

B. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. DER dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

DER = ����� ����


(16)

C. Gross Profit Margin (GPM)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan laba bruto per rupiah penjualan. GPM dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

GPM = ���� �����

��������� ����� ℎ

x

100%

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Ringkasan skala pengukuran variabel dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Variabel No Variabel

Dependen

Pengukuran Skala

1 Harga Saham Harga saham penutup setiap tahun Mata uang Rupiah No Variabel

Independen

Pengukuran Skala

1 ROA ��� ������ ����� �����

����� �����

x 100%

Rasio

2 DER ����� ����

����� ������

x 100%

Rasio

3 GPM ���� �����

��������� ����� ℎ

x 100%


(17)

3.8 Teknis Analisis

Teknik analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistic

Product and Service Sollution). Adapun alat analisis yang digunakan adalah :

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikatdan variabel bebas, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik dan analisis statistik.

Uji normalitas dengan analisis statistik menggunakan

Kolomogorov-Smirnov test (K-S). Kriteria uji normalitas ini yaitu : data

terdistribusi secara normal apabila sig. > 0,05 dan data tidak terdistribusi secara normal apabila sig. < 0,05.

Uji normalitas dengan analisis grafik menggunakan grafik histogram dan grafik normal probability plot. Kriteria uji normalitas menggunakan grafik histogram yaitu membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Kriteria uji normalitas menggunakan grafik normal probability plot dilakukan dengan cara melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal atau grafik. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Apabila data menyebar


(18)

jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:163).

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005:105) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Kriteria uji multikolinearitasini yaitu :

Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain


(19)

berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan kriteria sebagai berikut (Ghozali, 2005).

• Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

• Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi.Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2005:110). Dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

Bila nilai DW terletak diantara batas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi.


(20)

Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower

bound (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti tidak ada

autokorelasi positif.

• Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.

• Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil atau ordinary least square (OLS) untuk menganalisis pengaruh ROA, DER, dan GPM terhadap Harga Saham, dengan model dasar sebagai berikut :

Y= a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + e Keterangan :

Y = Harga Saham a = Konstanta

X1 = Return on Asset (ROA) X2 = Debt to Equity (DER) X3 = Gross Profit Margin (GPM)

b1...b4 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen


(21)

3. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R2

)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria koefisien determinasi sebagai berikut : Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2≤ 1). Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2

≤ 1). Semakin besar nilai R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut. Dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen (Sulaiman,2004:86).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Kriteria uji F sebagai berikut:

• Jika probabilitas (sig F) > α (0,05) artinya variabel independen

secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

• Jika probabilitas (sig F) < α (0,05) artinya variabel independen

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(22)

c. Uji Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing rasio keuangan secara individu terhadap minimalisasi resiko. Langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan pengujian dua arah, sebagai berikut:

• Jika probabilitas (sig t) > α (0,05) artinya variabel independen

secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

• Jika probabilitas (sig t) < α (0,05) artinya variabel independen


(23)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonsia (BEI) tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling maka diperoleh sampel sebanyak 16 perusahaan. Berikut ini merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

H.SAHAM 64 59 4,346 1,208.17 1,221.765

ROA 64 -74.00 20.00 .5875 13.15815

DER 64 -292.90 1775.00 1.7517E2 253.58161

GPM 64 -191.19 99.79 19.6011 36.22175

Valid N (listwise) 64

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari Tabel 4.1 di atas dapat dijelaskan bahwa :

1. Rata-rata dari Return on Assets (ROA) adalah 0.5875 dengan deviasi standar sebesar 13.15815 dengan nilai maksimum 20.00 dan nilai minimum -74.00 dengan jumlah data sebanyak 64.


(24)

2. Rata-rata Debt to Equity (DER) adalah 1.7517E2 dengan deviasi standar sebesar 253.58161dengan nilai maksimum 1775.00 dan nilai minimum -292.90 dengan jumlah data sebanyak 64.

3. Rata-rata Gross Profit Margin (GPM) adalah 19.6011 dengan deviasi standar sebesar 36.22175 dengan nilai maksimum 99.79 dan nilai minimum -191.19 dengan jumlah data sebanyak 64.

4. Rata-rata dari Harga Saham (H.SAHAM) adalah 1,208.17 dengan deviasi standar sebesar 1,221.765 dengan nilai maksimum 4,346 dan nilai minimum 59 dengan jumlah data sebanyak 64.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Pegujian Asumsi Klasik

4.2.1.1 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas dengan grafik histogram, normal

probability plot, serta Kolmogorov-smirnov Test ditunjukkan


(25)

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Sumber: Data sekunder diolah

Dari gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi normal, akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya data hanya dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat membingungkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat Normal Probability

Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis


(26)

diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat Normal Probability

Plot dapat dillihat pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2

Grafik Normal Probability

Sumber: Data sekunder diolah

Dari grafik histogram dan normal probability plot pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 di atas terlihat bahwa grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang normal dan grafik P-P Plot di atas memperlihatkan titik menyebar di sekitar arah garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi normal.


(27)

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 64

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.10678790E3

Most Extreme Differences Absolute .169

Positive .169

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z 1.353

Asymp. Sig. (2-tailed) .051

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Data sekunder diolah

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa setelah diuji menggunakan statistik, nilai signifikan variabel memiliki nilai 0.051 dimana > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel berdistribusi normal.

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas

Tabel 4.3

Hasil uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF


(28)

ROA 25.361 12.474 .273 2.033 .046 .758 1.320

DER .019 .565 .004 .034 .973 .995 1.005

GPM 7.316 4.522 .217 1.618 .111 .761 1.314

a. Dependent Variable: H.SAHAM

Sumber: Data sekunder diolah

Data yang digunakan untuk uji multikolinearitas ini adalah data dari variabel independen. Dari tabel 4.3 di atas diketahui masing-masing nilai VIF sebagai berikut :

a. Nilai VIF untuk variabel ROA adalah 1.320 < 10 dan nilai

tolerance variabel ROA adalah 0.758 > 0.10 maka variabel

ROA dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

b. Nilai VIF untuk variabel DER adalah 1.005 < 10 dan nilai

tolerance variabel DER adalah 0.995 > 0.10 maka variabel

DER dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. c. Nilai VIF untuk variabel GPM adalah 1.314 < 10 dan nilai

tolerance variabel GPM adalah 0.761 > 0.10 maka variabel

GPM dapat dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas.

4.2.1.3 Uji Heteroskedasitas

Hasil uji heteroskedasitas dapat dilihat pada grafik


(29)

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Sumber: Data sekunder diolah

Dari grafik scatterplot di atas dapat kita lihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengidentifikasi tidak terjadinya heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.


(30)

4.2.1.4 Uji Autokorelasi

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson

Model Summaryb

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1.790. Nilai ini dibandingkan dengan jumlah observasi sebanyak 64 (n = 64) dan variabel independen (k) sebanyak 3, maka variabel statistik Durbin-Watson didapat nilai DL sebesar 1.49 dan DU sebesar 1.69. Nilai DW berada di antara nilai DU dan 4-DU (1.69 < 1.79 < 2.31) berarti tidak terjadi autokorelasi.

4.2.2 Analisis Regresi Berganda

Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .424a .179 .138 1,134.120 1.790

a. Predictors: (Constant), GPM, DER, ROA

b. Dependent Variable: H.SAHAM


(31)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1046.541 192.922 5.425 .000

ROA 25.361 12.474 .273 2.033 .046

DER .019 .565 .004 0.34 .973

GPM 7.316 4.522 .217 1.618 .111

a. Dependent Variable: H.SAHAM

Sumber: Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

H.Saham = 1046.541 + 25.361 ROA + 0.019 DER + 7.316 GPM Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 1046.541 menyatakan bahwa jika nilai ROA, DER, dan GPM adalah nol maka Harga Saham yang terjadi adalah sebesar 1046.541.

b. Koefisien regresi ROA sebesar 25.361 menyatakan bahwa setiap penambahan ROA sebesar 1% maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 25.361.

c. Koefisien regresi DER sebesar 0.019 menyatakan bahwa setiap penambahan DER sebesar 1% maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 0.019.


(32)

d. Koefisien regresi GPM sebesar 7.316 menyatakan bahwa setiap penambahan GPM sebesar 1% maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 7.316.

4.2.3 Uji Hipotesis

4.2.3.1 Koefisien Determinasi (R2) Tabel 4.6

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Dari hasil olahan data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,424 atau sama dengan 42.4% artinya hubungan antara variabel ROA, DER, dan GPM terhadap Harga Saham tidak kuat. Definisi korelasi ini tidak kuat didasarkan pada nilai R yang berada di bawah 0.5 atau 50%.

Koefisien determinasi R square (R2) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R2 sebesar 0,179 atau 17.9% yang Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .424a .179 .138 1,134.120

a. Predictors: (Constant), GPM, DER, ROA

b. Dependent Variable: H.SAHAM


(33)

berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen sangat terbatas.

Pada tabel diatas juga ditunjukkan nilai Adjusted R Square. Dari hasil perhitungan, nilai adjusted R square sebesar 0.138 atau 13.8%. Artinya 13.8% Harga Saham dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas yaitu ROA, DER, dan GPM. Sedangkan sisanya 86.2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model.

4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji –F) Tabel 4.7 Hasil Uji –F

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 4.317 dengan signifikansi sebesar 0,008. Nilai signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Harga Saham atau dapat

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.687E7 3 5622341.208 4.371 .008a

Residual 7.717E7 60 1286228.425

Total 9.404E7 63

a.Predictors: (Constant), GPM, DER, ROA b.Dependent Variable:H.SAHAM


(34)

dikatakan bahwa ROA, DER, dan GPM secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Harga Saham.

4.2.3.3 Uji t (Uji Parsial)

Tabel 4.8 Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1046.541 192.922 5.425 .000

ROA 25.361 12.474 .273 2.033 .046

DER .019 .565 .004 0.34 .973

GPM 7.316 4.522 .217 1.618 .111

a Dependent Variable:H.SAHAM

Sumber: Data sekunder diolah

Dari tabel 4.8 di atas, maka hasil regresi berganda dapat menganalisis pengaruh dari masing-masing variabel ROA, DER, dan GPM terhadap Harga Saham yang dapat dilihat dari arah tanda dan tingkat signifikansi (probabilitas) sebagai berikut :

a. Koefisien variabel ROA adalah sebesar 25.361 dan nilai signifikansi sebesar 0.046 lebih kecil dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel ROA terhadap Harga Saham.


(35)

b. Koefisien variabel DER adalah sebesar 0.019 dan nilai signifikansi sebesar 0.973 lebih besar dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan variabel DER terhadap Harga Saham.

c. Koefisien variabel GPM adalah sebesar 7.316 dan nilai signifikansi sebesar 0.111 lebih besar dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan variabel GPM terhadap Harga Saham.

4.3 Pembahasan Hasil

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, hanya variabel ROA yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel DER dan GPM masing-masing memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

Return on Assets (ROA) secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikannya 0.046 < 0.05 setelah dilakukan uji t. Dari hasil penelitian ini, variabel ROA memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 25.361. Hal ini berarti setiap penambahan ROA sebesar 1% maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 25.361. Hal ini berarti bahwa informasi ROA yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya. Hasil ini sesuai dengan 3 hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian Gilang Pradipta (2012),


(36)

Julham Fahmi (2013), dan Destri (2009) yang menemukan bahwa variabel ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.

Debt to Equity (DER) secara parsial memiliki pengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikannya 0.973 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Dari hasil penelitian ini, variabel DER memiliki koefisien regresi berganda positif sebesar 0.019 menyatakan bahwa setiap penambahan DER sebesar 1% maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 0.019. Hal ini berarti bahwa informasi DER perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan bukan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian Susan (2008) yang menemukan bahwa DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Namun juga berbeda dengan hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian Destri (2009) yang menemukan bahwa DER berpengaruh terhadap harga saham. Tidak samanya hasil yang diperoleh oleh penulis dan peneliti terdahulu dikarenakan berbedanya periode penelitian dan objek penelitiannya.

Gross Profit Margin (GPM) secara parsial memiliki pengaruh positif dan

tidak sgnifikan terhadap harga saham, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikannya 0.111 > 0.05 setelah dilakukan uji t. Dari hasil penelitian ini, variabel GPM memiliki koefisien regresi berganda positif sebesar 7.316 menyatakan bahwa setiap penambahan GPM sebesar 1% maka akan meningkatkan Harga Saham sebesar 7.316. Hal ini berarti bahwa informasi GPM


(37)

perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan bukan merupakan hal yang utama diperhatikan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya. Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian Gilang (2012) yang menghasilkan kesimpulan bahwa GPM berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan LQ45 selama periode 2009-2011 yang terdaftar di BEI. Tidak samanya hasil yang diperoleh Gilang dari pengujian dengan hipotesis yang dibuat oleh penulis adalah karena periode yang diteliti dan perusahaan yang dijadikan penelitian. Gilang meneliti pada perusahaan LQ45 selama periode 2009-2011, sedangkan penulis meneliti pada perusahaan pertambangan selama periode 2009-2012.

Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel ROA, DER,

dan GPM berpengaruh terhadap harga saham yang ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 4.317 dengan signifikansi sebesar 0,008. Nilai signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Harga Saham atau dapat dikatakan bahwa ROA, DER, dan GPM secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Harga Saham. Hasil ini sesuai dengan 3 hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian Gilang Pradipta (2012), Julham Fahmi (2013), dan Destri (2009) yang menemukan bahwa ROA, DER, dan GPM secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Namun berbeda dengan hasil penelitian Susan (2008) yang menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara parsial, Return on asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, ini berarti variabel ROA memberikan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi tingginya laba perusahaan sehingga dapat menentukan pergerakan harga saham, ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0.046 < 0.05. Ini berarti semakin meningkatnya nilai ROA maka akan menyebabkan harga saham pada perusahaan akan bergerak naik. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian Gilang Pradipta (2012), Julham Fahmi (2013), dan Destri (2009) yang menemukan bahwa variabel ROA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Namun berbeda dengan hasil penelitian Susan (2008) yang menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham.

2. Secara parsial, Debt to Equity (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, ini berarti variabel DER tidak memberikan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi nilai laba perusahaan, ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0.973 > 0.05 sehingga semakin tinggi atau rendahnya nilai DER maka tidak akan mempengaruhi harga saham pada perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian


(39)

terdahulu yaitu penelitian Susan (2008) yang menemukan bahwa DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Namun juga berbeda dengan hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian Destri (2009) yang menemukan bahwa DER berpengaruh terhadap harga saham.

3. Secara parsial, Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, ini berarti variabel GPM tidak memberikan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi nilai laba perusahaan, ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0.111 > 0.05 sehingga semakin tinggi atau rendahnya nilai GPM maka tidak akan mempengaruhi harga saham pada perusahaan. Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian Gilang (2012) yang menghasilkan kesimpulan bahwa GPM berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap harga saham

4. Secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara ROA, DER, dan GPM terhadap harga saham. Hasil ini menunjukan bahwa variabel-variabel independen tersebut sebagai alat analisis keuangan dapat digunakan dalam memprediksi harga saham, khususnya pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sesuai dengan 3 hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian Gilang Pradipta (2012), Julham Fahmi (2013), dan Destri (2009) yang menemukan bahwa ROA, DER, dan GPM secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Namun berbeda dengan hasil penelitian Susan (2008) yang menemukan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham.


(40)

5. Variabel yang paling dominan mempengaruhi harga saham yaitu variabel

Return on Asset (ROA), karena hanya variabel ROA yang berpengaruh

signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel Debt to Equity (DER) dan Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Ini dapat dilihat dari nilai signifikan ROA 0.046 < 0.05, yang berarti semakin meningkatnya nilai ROA maka akan menyebabkan harga saham pada perusahaan akan bergerak naik. Ini berarti variabel ROA yang memberikan informasi bermanfaat untuk memprediksi tingginya laba perusahaan sehingga dapat menentukan pergerakan harga saham.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah sampel yang lebih banyak dengan karateristik yang lebih beragam dan tahun pengamatan dengan periode yang lebih panjang, sehingga dapat diambil keputusan yang lebih baik.

2. Penelitian yang akan datang diharapkan sebaiknya menambah variabel independen lain yang turut mempengaruhi harga saham dan masih berbasis pada data laporan keuangan selain yang digunakan dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian sebelumnya.


(41)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Signalling Theory

Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.

Signaling Theory menyatakan bahwa perusahaan melakukan

penyesuaian dividen untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan. Yang membuat metode ini menjadi kompleks adalah kenyataan bahwa dividen yang meningkat oleh suatu perusahaan dapat diterjemahkan sebagai sinyal positif, namun dapat pula diartikan sebagai sinyal negatif.

Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen, namun ada argument lain yang lebih rasional, yakni dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga saham,


(42)

tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori isi informasi dari dividen (information content of dividend). Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.

2.1.2 Karakteristik Industri Pertambangan

Ikatan Akuntan Indonesia (2007) mengatakan bahwa dalam industri pertambangan umum terdapat empat kegiatan usaha pokok, meliputi :

a) Eksplorasi (exploration);

b) Pengembangan dan konstruksi (development and construction); c) Produksi (production); dan

d) Pengolahan

Sifat dan karakteristik industri pertambangan umum berbeda dengan industri lainnya, perbedaannya tersebut adalah sebagai berikut :

a) Eksplorasi bahan galian tambang umum merupakan kegiatan yang mempunyai ketidakpastian yang tinggi karena meskipun telah dipersiapkan secara cermat, dengan biaya yang besar, tidak ada jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir dengan penemuan cadangan bahan galian yang secara komersial layak untuk ditambang.


(43)

b) Bahan galian bersifat deplesi dan tidak dapat diperbarui (nonrenewable) serta untuk melaksanakan kegiatan pertambangan ini, mulai tahap eksplorasi sampai dengan tahap pengolahannya, dibutuhkan biaya investasi yang relatif besar, padat modal, berjangka panjang, sarat risiko, dan membuthkan teknologi yang tinggi, sehingga diperlukan pengolahan yang benar-benar profesional.

c) Pada umumnya operasi perusahaan pertambangan berlokasi di daerah terpencil dan kegiatannya menimbulkan kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup, sehingga setiap perusahaan pertambangan wajib memenuhi ketentuan perundangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup, di samping mempunyai konsep pascapenambangan yang jelas.

d) Pemerintah Indonesia tidak memberikan konsesi penambangan karena menurut peraturan perundangan yang berlaku, segala bahan galian yang berada dalam wilayah hokum Indonesia adalah kekayaan nasional bangsa Indonesia yang dikuasai dan dipergunakan oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk dapat berusaha dalam industri pertambangan umum, pemerintah mengeluarkan peraturan yang memberi wewenang kepada badan usaha/perseorangan untuk melaksanakan usaha pertambangan umum.


(44)

2.1.3 Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, 2004:3).

Analisis laporan keuangan melibatkan pengguna laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba rugi karena laporan keuangan menyajkan informasi mengenai suatu perusahaan. Seperti yang disebutkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 19 (IAI:2007), bahwa informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca.

Laporan keuangan (financial statement) suatu perusahaan merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi keuangan suatu perusahaan. Di sinilah bagian yang paling banyak dan paling diteliti investor dalam rangka mengetahui sehat atau tidaknya kondisi suatu perusahaan. Jika informasi yang diperoleh dari laporan keuangan menggambarkan bahwa kondisi keuangan perusahaan tidak likuid lagi maka menunjukkan bahwa perusahaan sudah menunjukkan kecenderungan tidak sehat dan membutuhkan dana untuk membantunya mencapai likuiditas kembali.


(45)

2.1.4 Return On Assets (ROA)

Aktiva suatu perusahaan didanai oleh pemegang saham dan kreditor, sehingga aktiva tersebut akan menjadi modal kerja bagi perusahaan dalam melakukan usahanya. Hasil usaha perusahaan dinyatakan dalam bentuk laba bersih atau Net Income After Tax. ROA merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total assets. ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dari total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan.

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, yang juga dapat diartikan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat kembalian akan semakin besar (Ang, 1997). Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal juga akan semakin meningkat. ROA dapat dihitung dengan rumus :

ROA

=

��� ������ ����� �����


(46)

2.1.5 Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) dipergunakan untuk mengukur tingkat

penggunaan utang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Total debt merupakan total liabilities (baik jangka pendek maupun jangka panjang), sedangkan total shareholder equity

menunjukkan total modal sendiri yang dimiliki perusahaan.

Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pemegang saham (dalam bentuk dividen). Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban utang. DER dapat dihitung dengan rumus :

DER

=

����� ����

����� ������

x 100%

2.1.6 Gross Profit Margin (GPM)

Gross Profit Margin (GPM) digunakan perusahaan untuk

mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya. Hal tersebut mengindikasikan tentang kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin tinggi Gross Profit Margin (GPM),


(47)

maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dengan penjualan, ini berarti semakin baik pula kinerja perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan, maka daya tarik saham perusahaan semakin tinggi, tentunya hal ini menarik bagi investor karena saham tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan. Dan pengaruhnya terhadap harga saham juga akan baik. GPM dapat dihitung dengan rumus :

GPM

=

���� �����

��������� ����� ℎ

x 100%

2.1.7 Saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).


(48)

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen.

Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal publik, yaitu saham istimewa (preferred stock)dan saham biasa (common

stock). Dimana kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya


(49)

1. Saham Istimewa

Saham istimewa (preferred stock) adalah surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen, dan sebagainya) di mana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).

2. Saham Biasa

Saham biasa (common stock) adalah surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen, dan sebagainya) di mana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak. Pemegang saham ini di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. Saham biasa memiliki beberapa jenis yaitu :

a. Saham unggulan (blue chip-stock) adalah saham dari perusahaan yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas.

b. Saham pertumbuhan (growth-stock) adalah saham-saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham lain dan karenanya mempunyai PER yang tinggi (Suad Husnan 2005 : 354).


(50)

c. Saham defensit (defensive stock) adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan dividen, pendapatan, dan kinerja pasar (R.J. Shook 2002 : 132)

d. Saham siklikal (cyclical stock) adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga secara cepat saat ekonomi lesu (R.J. Shook 2002 : 123)

e. Saham musiman (seasonal stock) adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak musiman (R.J. Shook 2002 : 519)

f. Saham spekulatif (speculative stock) adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang tinggi dan kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau negatif.

Pembayaran dividen dapat digunakan sebagai sinyal bahwa perusahaan telah menunjukkan kinerjanya dengan baik dan penurunan dividen menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk. Argumen ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan membayarkan dividen yang disesuaikan dengan laba bersih.

Pada dasarnya, perusahaan cenderung meningkatkan dividen jika terdapat tingkat profitabilitas yang tinggi di masa depan dan menurunkan dividen jika manajemen yakin bahwa tidak terdapat cash flow yang dapat


(51)

mendukung pembayaran dividen sesuai dengan pecking order theory. Perubahan pembayaran dividen ini mengandung informasi yang memungkinkan investor merevisi prediksi mereka tentang prospek perusahaan dan akibatnya terjadi penyesuaian harga saham ketika perubahan dividen diumumkan. Di sekitar tanggal pengumuman dividen, peningkatan dividen secara umum menimbulkan abnormal return yang positif bagi investor. Hal ini disebabkan karena pada umumnya peningkatan dividen diinterpretasikan sebagai sebuah kebijakan yang mengandung informasi baik dalam kaitannya dengan prospek perusahaan di masa mendatang.

Namun demikian, peningkatan dividen dapat pula menjadi sinyal negatif bagi investor. Perusahaan yang meningkatkan pembayaran dividen dapat dianggap sebagai perusahaan yang sudah tidak berprospek di masa mendatang, karena dividen pada dasarnya adalah sisa dana yang dibagikan karena kebutuhan reinvestasi sudah terpenuhi, maka dividen yang tinggi dapat mengandung arti tidak adanya investasi yang prospek di masa mendatang.


(52)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1 Gilang Pradipta (2012)

The Influence of Financial Ratio Towards Stock Price (Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange of LQ45 in 2009-2011)

Variabel

independen: CR, DER, ROA, ROE, dan GPM

Variabel dependen : Harga Saham

CR, ROE dan GPM berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu harga saham. Sedangkan variabel DER dan ROAberpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham. 2 Julham fahmi

(2012)

Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Variabel independen: ROA, ROE, NPM, EPS

Variabel dependen : Harga Saham

Secara parsial variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel ROE, NPM dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara simultan baik ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham


(53)

Widiasari (2009) Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

: ROA, DER, Beta Saham, BVS

Variabel dependen : Harga Saham

dan risiko sistematik secara simultan mempengaruhi pergerakan harga saham. Secara parsial ROA, DER, Beta Saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham,

sedangkan BVS tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham 4 Susan Grace

Veranita Nainggolan (2008) Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

Variabel

independen: ROA, DER, ROE, BVS

Variabel dependen : Harga Saham

ROA, DER, ROE, BVS secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara parsial

menunjukkan hanya BVS yang

berpengaruh terhadap harga saham

sedangkan yang lain tidak berpengaruh secara signifikan.

Berikut ini adalah uraian dari tabel tinjauan penelitian terdahulu yang diuraikan sebagai berikut :


(54)

1. Gilang Pradipta (2012) meneliti tentang Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 19 perusahaan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil uji t membuktikan secara parsial bahwa variabel CR, ROE dan GPM berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu harga saham. Sedangkan variabel DER dan ROA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham. 2. Julham Fahmi (2012) meneliti tentang Analisis Pengaruh Rasio-Rasio

Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan sampel sebanyak 30 perusahaan manufaktur selama periode 2009-2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel ROE, NPM dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, serta secara simultan baik ROA, ROE, NPM dan EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

3. Destri Rusi Widiasari (2009) meneliti tentang Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Dengan jumlah sampel sebanyak 32 perusahaan selama periode 2003-2006. Hasil penelitian


(55)

menunjukkan bahwa faktor fundamental dan risiko sistematik secara simultan mempengaruhi pergerakan harga saham. Secara parsial ROA, DER, Beta Saham berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan BVS tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

4. Susan Grace Veranita Nainggolan (2008) meneliti tentang Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Dengan sampel sebanyak 30 perusahaan selama periode 2004-2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel fundamental yang terdiri dari ROA, DER, ROE, BVS secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Secara parsial menunjukkan hanya BVS yang berpengaruh terhadap harga saham sedangkan yang lain tidak berpengaruh secara signifikan.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa dari teori-teori yang digunakan dalam penelitian sehingga mampu menjelaskan secara operasional variabel yang diteliti, menunjukkan hubungan antar variabel yang diteliti dan mampu membedakan nilai variabel pada berbagai populasi dan/atau yang berbeda (Sugiyono, 2008:477). Berdasarkan konsep teori diatas maka dapat digambarkan kerangka konseptual dari penelitian, yaitu sebagai berikut:


(56)

H1

H2

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini variabel dependen menggunakan Return On Assets (X1), Debt to Equity Ratio (X2), dan Gross Profit Margin (X3), serta variabel independen yaitu Harga Saham (Y).

Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang

diinvestasikan dalam total aktiva dalam menghasilkan laba perusahaan. Return perusahaan akan semakin tinggi apabila laba perusahaan meningkat. Semakin tinggi ROA, maka daya tarik saham perusahaan semakin tinggi. Debt to Equity

Return on Asset (ROA) (X1)

Harga Saham (Y) Debt to Equity (DER)

(X2)

Gross Profit Margin (GPM) (X3)


(57)

Ratio (DER) mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi

minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban utang. Gross Profit Margin (GPM) digunakan perusahaan untuk mengukur efisiensi

pengendalian harga pokok atau biaya produksinya. Hal tersebut mengindikasikan tentang kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Semakin tinggi GPM, maka daya tarik saham perusahaan semakin tinggi.

Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya semakin rendah harga saham, maka semakin rendah pula nilai perusahaan tersebut. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi juga akan mengurangi kemampuan investor untuk membeli saham sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen, namun ada argument lain yang lebih rasional, yakni dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga saham, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori isi informasi dari dividen (information

content of dividend). Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan


(58)

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008:93). Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H1 : Return on Asset (ROA) berpengaruh terhadap Harga Saham 2. H2 : Debt to Equity (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham 3. H3 : Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh terhadap Harga Saham 4. H4 : ROA, DER, dan GPM bersama-sama berpengaruh terhadap


(59)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini ekonomi dunia semakin terbuka termasuk ekonomi Indonesia, pertumbuhan investasi di Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan. Kemajuan ini ditandai dengan pertumbuhan dan munculnya perusahaan yang menjual saham kepada perusahaan publik atau dikenal go public yang telah mempromosikan peningkatan investor domestik atau investor asing dan pelaku pasar modal lainnya terus meningkat. Penjualan saham kepada publik atau go

public oleh perusahaan bertujuan untuk memperluas perusahaan, meningkatkan

nilai perusahaan, menaikkan harga saham mereka, memperluas ekspansi pasar dan diversifikasi produk untuk memenangkan persaingan yang pada gilirannya dapat meningkatkan keuntungan mereka.

Sektor pertambangan telah menjadi sektor yang semakin strategis bagi Indonesia. Indonesia merupakan penghasil tembaga terbesar keempat di dunia, dan juga penghasil timah serta nikel terbesar kedua di dunia. Pada tahun 2010, nilai industri pertambangan mencapai lebih dari 73 miliar dollar AS, yang menyumbang sekitar 11% terhadap produk domestik bruto Indonesia. Sampai tahun 2011, industri pertambangan di Indonesia merupakan industri yang menarik karena pertumbuhannya sangat signifikan dalam 10 tahun terakhir, seperti terlihat dari perkembangan perusahaan pertambangan batubara, emas, dan ferronikel.


(60)

Namun di tahun 2012, saham-saham sektor energi dan pertambangan sangat berfluktuasi terkait dengan harga komoditas yang juga berfluktuasi. Hal ini karena perlambatan pertumbuhan ekonomi China, salah satu negara pengkonsumsi energi terbesar dunia, kemudian krisis Eropa, serta beberapa kali aktivitas manufaktur Amerika sempat menjadi menekan harga komoditas. Fluktuasi harga komoditas bisa berdampak pada kinerja emiten pertambangan secara keseluruhan. Inilah yang menjadi pemicu volatilitas tinggi saham pertambangan di tahun 2012. Tingkat volatilitas saham-saham dari sektor pertambangan pada 2012 tercatat paling tinggi dibandingkan saham-saham dari sektor lainnya. Volatilitas tinggi akan mencerminkan terdapat risiko pada kinerja laba emiten pertambangan yang sangat tergantung pada harga komoditas dunia.

Kondisi seperti ini yang harus diperhatikan oleh para investor, jika investor baru berencana berinvestasi pada perusahaan yang harga sahamnya berfluktuasi, maka sebaiknya para investor melakukan analisis laporan keuangan sebelum membeli untuk mengetahui keuntungan yang akan diperoleh dan risiko yang mungkin terjadi.

Secara umum, ada tiga alternatif pendanaan bagi masyarakat Indonesia saat ini, yaitu tabungan, asuransi, pasar modal dan investasi. Investasi di pasar saham memiliki risiko yang lebih tinggi dari tabungan di bank dan mengikuti asuransi seperti asuransi jiwa atau kesehatan. Dengan berinvestasi di pasar saham dalam bentuk saham, permintaan pasar untuk modal selain obligasi akan terwujud sehingga perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan mampu menghasilkan


(61)

output yang berkualitas, sehingga meningkatkan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya memberikan kemakmuran bagi masyarakat luas.

Salah satu penilaian investasi adalah analisis fundamental. Ini berarti bahwa calon investor mencoba untuk memprediksi kinerja masa depan perusahaan berbasis data sekunder yang diambil dari perusahaan, dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, perubahan ekuitas, arus kas dan laporan pendukung lainnya yang dipilih sebagai identifikasi wajib calon investor. Analisis fundamental mencoba untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang dengan memperkirakan nilai dari faktor fundamental yang mempengaruhi dalam tahun-tahun mendatang dan menerapkan variabel tingkat hubungan kemahiran untuk mendapatkan harga saham diperkirakan.

Rasio keuangan dirancang untuk membantu mengevaluasi laporan keuangan. Dengan demikian, investor bisa menganalisis rasio-rasio keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan untuk memprediksi keuntungan investasi. Apakah analisis rasio-rasio keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham dan pengembalian investasi dalam waktu yang panjang atau tidak.

Investor untuk berinvestasi di pasar modal memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Informasi akurat yang diperlukan yaitu mengetahui sejauh mana eratnya hubungan variabel-variabel yang menjadi penyebab fluktuasi harga saham perusahaan yang akan dibeli. Dengan mengetahui pengaruh


(62)

variabel-variabel tersebut, investor dapat memilih strategi untuk memilih perusahaan yang benar-benar dianggap sehat sebagai tempat menanamkan modalnya.

Pada aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi. Harga saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk efektifitas perusahaan, sehingga bisa dikatakan bahwa memaksimalkan nilai perusahaan juga berarti memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Jika ingin memaksimalkan nilai suatu perusahaan, manajemen harus memanfaatkan kekuatan yang ada dan memperbaiki kelemahan pada perusahaan tersebut. Analisis keuangan melibatkan : (1) perbandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain, khususnya yang bergerak dalam industri yang sama, dan (2) mengevaluasi tren posisi keuangan perusahaan selama ini. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya semakin rendah harga saham, maka semakin rendah pula nilai perusahaan tersebut. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi juga akan mengurangi kemampuan investor untuk membeli saham sehingga menimbulkan harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dengan perubahan posisi keuangan, hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel keuangan terhadap

harga saham yang terdiri dari Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio), dan Rasio

Profitabilitas (Return on Assets, dan Gross Profit Margin). Rasio Leverage adalah mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang


(63)

dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman. Salah satu yang termasuk dalam rasio leverage yaitu debt to equity ratio (DER), yaitu rasio yang membandingkan total utang dengan modal sendiri perusahaan. Semakin rendah DER perusahaan, semakin bagus kondisi perusahaan tersebut, dan para investor lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung terlalu banyak beban hutang. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian yaitu Return on Assets (ROA) dan Gross Profit Margin (GPM). ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih setelah pajak dari total asset yang digunakan untuk operasional perusahaan. GPM merupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Semakin tinggi nilai ROA dan GPM maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Tentunya hal ini menarik bagi investor karena saham tersebut memberikan prospek yang menjanjikan keuntungan.

Penelitian sebelumnya yang menguji hubungan variabel keuangan terhadap harga saham juga dilakukan oleh Gilang (2012) dan Susan (2008). Pada penelitian Gilang, variabel ROA dan DER yang menjadi variabel independen,


(64)

secara parsial berpengaruh secara positif terhadap harga saham. Sementara pada penelitian Susan variabel ROA dan DER secara parsial tidak mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gilang (2012) dan Susan (2008) menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Berdasarkan ketidakkonsistenan itu maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Gilang Pradipta (2012) mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan-perusahaan yang tergolong dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Adapun judul penelitian dari karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi ini yaitu : “Analisis Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2012”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Return on Asset (ROA) secara parsial terhadap harga saham ?

2. Bagaimana pengaruh Debt to Equity (DER) secara parsial terhadap harga saham ?

3. Bagaimana pengaruh Gross Profit Margin (GPM) secara parsial terhadap harga saham ?

4. Bagaimana pengaruh ROA, DER, dan GPM secara bersama-sama (simultan) terhadap harga saham ?


(65)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah variabel keuangan (ROA, DER, dan GPM) mempunyai pengaruh terhadap harga saham baik secara parsial maupun bersama-sama pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

2. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi harga saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan mengenai akuntansi keuangan dan perilaku pasar modal.

2. Bagi investor, informasi akuntansi keuangan diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan referensi untuk tujuan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan informasi akuntansi keuangan.

4. Sebagai bahan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pasar modal.


(66)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009 - 2012

Harga saham suatu perusahaan menunjukkan nilai penyertaan dalam perusahaan dan mencerminkan nilai perusahaan di mata masyarakat, apabila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai perusahaan atau kinerja perusahaan di mata masyarakat juga tinggi dan sebaliknya. Tinggi rendahnya harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah variabel keuangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel keuangan terhadap harga saham.

Penelitian ini dilakukan terhadap 16 sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2012. Variabel independen yang diteliti adalah Return On Assets (ROA), Debt to Equity (DER), dan Gross Profit Margin (GPM), sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS.

Hasil Uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROA yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel DER dan GPM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil Uji F menunjukkan bahwa ROA, DER, dan GPM secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu juga dilakukan uji analisis regresi linear berganda dan asumsi klasik yang meliputi uji normailitas, uji multikolinearitas, uji hoteroskedasitas, dan uji autokorelasi.

Kata Kunci : Return On Assets (ROA), Debt to Equity (DER), Gross Profit


(67)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF FINANCIAL VARIABLES TO STOCK PRICE OF MINING CORPORATES THAT LISTED ON THE INDONEIA STOCK EXCHANGE IN 2009 – 2012

A Corporate’s stock price represent the value of participation of the company and shows the value of corporate in the society, whenever the stock price of the company is high, it means the value or the performance of the corporate is high in the society and it also could be in the reverse. The level of stock price is influenced by many different factors, one of them is financial variable. The purpose of this research is to find the relationship between financial variable to stock price.

This research was conducted to 16 samples of mining corporates listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 – 2012. Independent variables which is examined were Return On Assets (ROA), Debt to Equity (DER), and Gross Profit Margin (GPM), while dependent variable is stock price. This research involve the use of multiple regression with SPSS software.

The result of t test shows that partially ROA variable has a positive and significant influence to stock price, while DER and GPM variables has a positive and unsignificant influence to stock price. The result of F test shows that ROA, DER, and GPM give a significant influence of stock price. Actually, there are some multiple linear regression analysis and classical assumption tests, such as normality test, multicollinearity test, hoteroscedacity test, and autocorrelation test.

Keyword : Return On Assets (ROA), Debt to Equity (DER), Gross Profit Margin (GPM), and Stock Price


(68)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2012

OLEH

ANITA PUTRI 100503187

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(69)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2012” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2014 Yang membuat pernyataan

Anita Putri NIM. 100503187


(70)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009 - 2012

Harga saham suatu perusahaan menunjukkan nilai penyertaan dalam perusahaan dan mencerminkan nilai perusahaan di mata masyarakat, apabila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai perusahaan atau kinerja perusahaan di mata masyarakat juga tinggi dan sebaliknya. Tinggi rendahnya harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah variabel keuangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel keuangan terhadap harga saham.

Penelitian ini dilakukan terhadap 16 sampel perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2012. Variabel independen yang diteliti adalah Return On Assets (ROA), Debt to Equity (DER), dan Gross Profit Margin (GPM), sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS.

Hasil Uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel ROA yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel DER dan GPM berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil Uji F menunjukkan bahwa ROA, DER, dan GPM secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu juga dilakukan uji analisis regresi linear berganda dan asumsi klasik yang meliputi uji normailitas, uji multikolinearitas, uji hoteroskedasitas, dan uji autokorelasi.

Kata Kunci : Return On Assets (ROA), Debt to Equity (DER), Gross Profit


(71)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF FINANCIAL VARIABLES TO STOCK PRICE OF MINING CORPORATES THAT LISTED ON THE INDONEIA STOCK EXCHANGE IN 2009 – 2012

A Corporate’s stock price represent the value of participation of the company and shows the value of corporate in the society, whenever the stock price of the company is high, it means the value or the performance of the corporate is high in the society and it also could be in the reverse. The level of stock price is influenced by many different factors, one of them is financial variable. The purpose of this research is to find the relationship between financial variable to stock price.

This research was conducted to 16 samples of mining corporates listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 – 2012. Independent variables which is examined were Return On Assets (ROA), Debt to Equity (DER), and Gross Profit Margin (GPM), while dependent variable is stock price. This research involve the use of multiple regression with SPSS software.

The result of t test shows that partially ROA variable has a positive and significant influence to stock price, while DER and GPM variables has a positive and unsignificant influence to stock price. The result of F test shows that ROA, DER, and GPM give a significant influence of stock price. Actually, there are some multiple linear regression analysis and classical assumption tests, such as normality test, multicollinearity test, hoteroscedacity test, and autocorrelation test.

Keyword : Return On Assets (ROA), Debt to Equity (DER), Gross Profit Margin (GPM), and Stock Price


(1)

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca. Terimakasih.

Medan, 2014 Penulis,

Anita Putri NIM 100503187


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ………... i

ABSTRAK ……… ii

ABSTRACT ……….. iii

KATA PENGANTAR ……….…. vi

DAFTAR ISI ……….…… vii

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……….…... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Perumusan Masalah ………. 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………...……. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Signalling Theory………..………. 8

2.1.2 Karakteristik Industri Pertambangan..… 9

2.1.3 Analisis Laporan Keuangan ………… .. 11

2.1.4 Return on Asset (ROA) ………….…… 12

2.1.5 Debt to Equity (DER) ………..….. 13

2.1.6 Gross Profit Margin (GPM) ……...…… 13

2.1.7 Saham………..…... 14

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ……… 19

2.3 Kerangka Konseptual ………..…… 22

2.4 Hipotesis ………..… 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ………... 26

3.2 Jenis dan Sumber Data ………..…. 26

3.3 Populasi dan Sampel ………..… 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ……… 29


(3)

3.6 Defenisi Operasional Variabel

3.6.1 Variabel Dependen ……… 30

3.6.2 Variabel Independen ………. 30

3.7 Skala Pengukuran Variabel ………... 31

3.8 Teknis Analisis ………... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ………... 38

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.1.1 Uji Normalitas ………. 39

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas ………… 42

4.2.1.3 Uji Heteroskedasitas ………… 43

4.2.1.4 Uji Autokorelasi ……. ………. 45

4.2.2 Analisis Regresi Berganda ……… 45

4.2.3 Uji Hipotesis 4.2.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ….. 47

4.3.3.2 Uji F ………. 48

4.3.3.3 Uji t ……….. 49

4.3 Pembahasan Hasil ………….……….. 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………. 53

5.2 Saran ………... 55

DAFTAR PUSTAKA ……… 56


(4)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ……….. 19

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ………... 27

Tabel 3.2 Skala Pengkuran Variabel ……… 31

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ……… 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smienov) …. 42 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ………... 42

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson ………… 45

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi ……….. 45

Tabel 4.6 Hasil Koefisien Determinasi ………. 47

Tabel 4.7 Hasil Uji –F ………...…… 48

Tabel 4.8 Hasil Uji t ………...……... 49


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual …………... 23

Gambar 4.1 Grafik Histogram ……… 40

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ……….. 41

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot ………... 44


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran 1 Data Harga Saham ………. 58

Lampiran 2 Data Tahunan ROA ………... 59

Lampiran 3 Data Tahunan DER ………... 60

Lampiran 4 Data Tahunan GPM ……….. 61

Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data SPSS ……… 62