Penggunaan Obipadamasyarakat Jepang Nihon Shakai No Obi No Tsukaikata

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Alasan Pemilihan Judul
Jepang adalah Negara kepulauan yang memiliki 6.852 pulau yang dikenal

sebagai Negara yang sangat pesat pertumbuhan ekonominya. Jepang mampu
bangkit setelah perang dunia ke II dimana dua kota di Jepang dibom oleh
Amerika. Pada saat itu penduduk hanya 127 juta jiwa, namun mampu bangkit dari
keterpurukan dan mampu membangun kembali negaranya.Hal ini dapat
dibuktikan dengan semakin berkembangnya hasil-hasil produksi buatan Jepang di
negara-negara baik di Asia maupun Eropa atau pun Amerika seperti mobil,
kamera, handphone, dll yang mampu bersaing dengan produk-produk buatan
negara barat.
Setiap Negara mempunyai budaya dan tradisi masing-masing, demikian
juga Jepang walau sudah banyak mengalami kemajuan, namun mereka masih
dikenal sebagai bangsa yang sangat memegang teguh prinsip dan budayanya.
Tradisi yang melekat kuat pada bangsa Jepang ternyata tidak menghambat proses
modernisasi, bahkan nilai-nilai tradisi yang ada menjadi suatu faktor pendorong
bagi kemajuan Jepang. Jepang dapat melakukan modernisasi tanpa mengorbankan

nilai-nilai tradisi yang ada di masyarakat.Jepang yang sekarang adalah perpaduan
yang harmonis antara kemajuan teknologi dengan kebudayaan kuno yang masih
mendarah daging di dalam bangsa Jepang. Teknologi yang canggih dan kemajuan
ilmu pengetahuan tidak cukup membawa suatu bangsa menjadi bangsa yang besar

Universitas Sumatera Utara

dan dihormati oleh bangsa lain, tetapi juga harus diimbangi dengan tetap
memelihara budaya, prinsip dan nilai-nilai tradisi luhur yang menjadi ciri khas
dan identitas bangsa tersebut. Hal inilah yang menjadikan Jepang sebagai salah
satu negara yang patut dijadikan sebagai contoh.
Jepang memiliki keragaman budaya dan kesenian yang unik.Sebagai salah
satu contohnya adalah pakaian tradisional yang sudah mendunia yang disebut
Kimono (着物). Kata Kimono(着物) berarti baju atau sesuatu yang dikenakan (ki
berarti pakai, dan mono berarti barang). Populernya gaya busana yang kini sedang
menjadi sorotan dunia bagi Negara Jepang yang disebut dengan Harajuku Fashion
Street tidak menyamakan kimono yang mempunyai karakter sendiri. Walaupun
kimono hanyadikenakan pada acara- acara khusus saja.kimono sendiri tidak
sekedar untuk menunjukkan identitas bangsa atau masyarakatnya, karena Jepang
pada masa kini pun juga membawa pengaruh pada eksistensi kimono sebagai

budaya.
Pada masa sekarang, kimono lebih sering digunakan wanita pada waktuwaktu yang istimewa.Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono
yang dinamakan furisode.Ciri khas dari furisode ini sendiri adalah lengan yang
lebarnya hampir menyentuh lantai.Pria mengenakan kimono pada pesta atau
perayaan formal seperti pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara
formal lainnya.Pada anak-anak, kimono biasa dipakai ketika mengikuti perayaan
Shichi-Go-San. Dewasa ini Kimono memiliki bentuk mengikuti abjad “T”,
memiliki lengan yang panjang, berkerah dan menggunakan sabuk kain yang
disebut Obi yang di lilitkan di bagian perut atau pinggang, Obi juga memiliki

Universitas Sumatera Utara

banyak bentuk. Simpul tali pada obi berada di belakang atau berada di
punggung.Obi adalah salah satu perlengkapan untuk Kimono.Obi yang digunakan
Kimono pria berbeda dengan Kimono Wanita.
Meski hanya bagian dari perlengkapan Kimono, Obi juga sangat penting.
Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Obi penulis memfokuskan tulisan
tentang “ Penggunaan Obi Pada Masyarakat Jepang” sebagai judul penelitian
untuk kertas karya ini.


1.2

Tujuan Penulisan
Adapun

tujuan

penulis

memilih

judulPenggunaan

OBI

(sabuk)

PadaMasyarakat Jepang dalam penyusunan kertas karya ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan Obi dari periode ke periode.
2. Untuk memberikan informasi tentang penggunaan Obi pada

masyarakat Jepang.

1.3

Batasan Masalah
Daripermasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis

menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan.Hal ini
dilakukan sebagai upaya agar masalah tidak menjadi terlalu luas dan berkembang
jauh, sehingga penulisan dapat lebih terarah dan terfokus.
Dalam kondisinya,selayaknya fesyen yang selalumengalamiperkembangan
dari periode ke periode, maka Obi (sabuk jepang) juga mengalamiperkembangan

Universitas Sumatera Utara

dari awal terbentuknya. Maka dalam kerta karya ini, penulis akanmembahas
penggunaan Obi pada masyarakat Jepang dan simpul Obi (musubi) pada wanita,
pria, anak-anak, dan juga pada beli diri.

1.4


Metode Penulisan
Dalam penyusunan kertas karya ini penulis menggunakan metode

penelitian kepustakaan (Library Research) dengan cara memanfaatkan sumbersumber bacaan yang ada berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan
pokok permasalahan yang dibahas kemudian dirangkum dan dianalisa serta
dideskripsikan ke dalam kertas karya ini. Selain itu, penulis juga memanfaatkan
Informasi Teknologi Internet sebagai referensi tambahan agar data yang
didapatkan menjadi lebih akurat dan lebih jelas melengkapi data-data penelitian
ini.

Universitas Sumatera Utara