Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari

(1)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

NIHON SHAKAI DENO WAKAMONO NO YAKUWARI

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

NURISA ANGGRAENY.S NIM 052203041

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG BAHASA JEPANG

MEDAN 2009


(2)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

NIHON SHAKAI DENO WAKAMONO NO YAKUWARI

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

NURISA ANGGRAENY.S NIM 052203041

Pembimbing, Pembaca,

Adriana Hasibuan, S.S,M.Hum Zulnaidi, S.S,M.Hum

NIP 131662152 NIP 132316223

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan, untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI D3 BAHASA JEPANG MEDAN


(3)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

Disetujui Oleh :

Program Diploma Bahasa Jepang Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi D3 Bahasa Jepang

Ketua,

Adriana Hasibuan, S.S., M. Hum. NIP 131662152


(4)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk Melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D. NIP 132098531

Panitia :

No. Nama Tanda Tangan

1.Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum. ( )

2.Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum ( )


(5)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

kertas karya yang berjudul “PERAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT

JEPANG”. Meskipun banyak kesulitan dalam menulis kertas karya ini karena pengetahuan penulis masih terbatas, tetapi berkat bimbingan, bantuan, dan pengarahan dari berbagai pihak, terutama dari orang tua penulis, dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Adriana Hasibuan,S.S, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Bahasa Jepang D3 Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Adriana Hasibuan, S.S, M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu unutk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sampai kertas karya ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Zulnaidi S.S, M.Hum selaku Dosen Pembaca

5. Seluruh staf Pengajar Jurusan Program Studi Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa kepada orang tua J. Sidabutar, E. Br Nainggolan, Op. Doli, D. Sidabutar yang telah banyak memberikan dukungan dan doa.


(6)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

7. Untuk sahabat kelompok, City On a Hill, kak Leli, Saurma, Tiur, Dorny, sahabat baikku ,Ratih, Agus, Ayu, Zury, Amy, Lipe, Tory, Mayer, Septri, Juni, Winda, Tika, Khususnya buat Astri, Satria Roi, Setiawan, Budi, Bhakti.S, teman-teman GSM buat semangatnya.

8. Semua pihak yang terkait dan tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu saya.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2009 Penulis

NURISA ANGGRAENY.S


(7)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI……….. ii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1. Alasan Pemilihan Judul………. 1

1.2. Tujuan Penulisan………... 1

1.3. Batasan Masalah……… 2

1.4. Metode Penulisan……….. 2

BAB II ANAK MUDA JEPANG……….. 3

2.1. Pengertian Anak Muda……….. 3

2.2. Pendidikan Anak Muda……… 4

2.3. Aktifitas Anak Muda ………. 5

BAB III PERAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT JEPANG………… 7

3.1. Peran Dalam Masyarakat……… 7

3.2. Peran Dalam Pendidikan……… 8

3.3. Peran Dalam Pembangunan……… 9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN………... 11

4.1. Kesimpulan……… 11

4.2. Saran……….. 11


(8)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

PERAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT JEPANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Alasan Pemilihan Judul

Negara Jepang memiliki penduduk yang relatif sedikit. Jumlah penduduk Jepang sekarang ini mencapai 127.000.000 jiwa. Sebagian besar dari penduduk Jepang adalah para pemuda.Jumlah penduduk Jepang berbanding terbalik dengan pertumbuhan jumlah pemuda Jepang. Jumlah penduduk Jepang cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh penurunan dalam angka kelahiran dan kematian, serta semakin banyaknya penduduk dari golongan tua dalam masyarakat.

Penduduk muda di Jepang lebih banyak tinggal di daerah perkotaan akibat perkembangan industri di kota. Di kota maupun di desa pemuda memiliki peran diseluruh kegiatan dan aktifitas masyarakatnya. Peran-peran pemuda tersebut merupakan hal penting dalam masyarakat. Untuk mengetahui apa saja peran para pemuda dalam masyarakat Jepang,maka penulis memilih judul “Peran Pemuda Dalam Masyarakat Jepang” sebagai judul kertas karya ini.

1.2.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :


(9)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan, baik bagi pembaca maupun penulis.

3. Sebagai tugas akhir dalam perkuliahan di jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera utara.

1.3.

Batasan Masalah

Di dalam kertas karya ini, penulis hanya menjelaskan peran-peran pemuda. Baik dalam pendidikan, pembangunan, maupun dalam masyarakat.

1.4.

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam kertas karya ini adalah studi kepustakaan yaitu metode pengumpulan data dengan cara membaca buku serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas.


(10)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

Anak Muda Jepang

2.1. Pengertian Anak Muda

Anak muda adalah orang-orang yang masih muda, belum menikah dan memiliki umur mulai dari 15 tahun sampai 25 tahun. Anak muda merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa.Anak muda memiliki ciri-ciri .Anak muda Jepang juga memiliki ciri-ciri.

Ciri-ciri Anak muda Jepang tidak jauh berbeda dengan anak muda lainnya.Anak muda jepang setuju bahwa kehidupan ialah untuk mengenal kebahagiaan dalam mencintai dan dicintai dan bahwa hubungan antar manusia yang terbaik adalah hubungan dimana orang-orang berusaha untuk saling mengrti dan saling menghargai.

Ciri yang paling menyolok pada pemuda Jepang adalah sikap masa bodoh mereka dan sikap yang cenderung menutup diri,selain itu pemuda Jepang cenderung untuk brtindak sesuai keinginan mereka(egosentris).Perasaan tidak aman dan ketegangan yang dirasakan pemuda Jepang menimbulkan tingkah laku anti sosial, dan kemudian menimbulkan masalah sosial (bunuh diri, melarikan diri dan gejala mengasingkan diri atau ketergantungan pada alkohol).

Faktor-faktor yang menyebabkan bunuh diri pada pemuda Jepang adalah teguran-teguran kasar dari orang tua yang selalu berpikiran tradisional, kurangnya saling pengertian dan runtuhnya keluarga. Motifasi kuat yang membuat bunuh diri


(11)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

pada anak muda Jepang adalah kegagalan sekolah dan kegagalan dalam ujian masuk dalam pendidikan.

2.2.

Pendidikan Anak Muda

Pada tahun 1872 di Jepang diperkenalkan sistem pendidikan nasional modern yaitu pemerintah mendirikan sekolah dasar dan sekolah menengah dimana-mana.

Pada zaman sekarang ini sistem pendidikan di Jepang didasarkan pada Undang-undang Pendidikan Sekolah (1947) yang diciptakan untuk memberi kesempatan bagi penduduk Jepang mendapatkan pendidikan yang layak. Motifasi para pemuda Jepang untuk menempuh pendidikan tinggi adalah adanya sikap diri masyarakat yang menuntut kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Karena pada masa sebelumnya hanya anak dari orang kaya yang dapat menjadi mahasiswa. Namun jumlah pemuda yang menempuh perguruan tinggi tersebar diseluruh lapisan sosial masyarakat.

Dalam sistem yang dilakukan sebelum perang dunia pendidikan tinggi hanya dapat ditempuh oleh orang-orang tertentu. Untuk masuk dalam perguruan tinggi sangatlah rumit, sehingga pemuda-pemuda terpaksa harus:

(a) menghentikan pendidikan setelah menyelesaikannya selama 6 tahun, (b) meneruskan pendidikan pada Sekolah Dasar lanjutan 2 tahun atau “ sekolah pemuda”,

(c) melanjutkan kesekolah menengah, (d) melanjutkan kesekolah menengah atas, (e) tingkah terakhir adalah masuk ke Universitas.


(12)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

Perbaikan-perbaikan dalam sistem pendidikan setelah perang dunia pada umumnya didasarkan atas usulan sistem pendidikan Amerika Serikat. Tujuan dari perubahan sistem pendidikan ialah sistem pendidikan yang lama lebih disederhanakan.

Penyederhanaan sistem pendidikan tersebut tersusun dalam 5 tahap yaitu : a. Tamat Kanak-kanak (1-3 Tahun)

b. Sekolah Dasar (6 Tahun)

c. Sekolah Menengah Pertama (3 Tahun) d. Sekolah Menengah Atas (3 Tahun), dan e. Universitas (Pada Umumnya 4 Tahun).

Ada juga junior college (akedemi) yang menyelenggarakan studi selama dua atau tiga tahun. Selain itu banyak universitas menyediakan pendidikan pascasarjana untuk studi lanjutan. Latar belakang pendidikan merupakan faktor penting dalam setiap aspek kehidupan.

2.3. Aktifitas Anak Muda Jepang

Pada masa kini anak muda memiliki bermacam-macam aktifitas. Mulai dari aktifitas belajar, aktifitas bermain, berkelompok, dan bermasyarakat.

Aktifitas anak muda Jepang pada umumnya dilakukan di sekitar lingkungan masyarakatnya. Kita dapat melihat aktifitas anak muda Jepang dari 2 sisi kehidupan yaitu di desa dan di kota.


(13)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

Di desa aktifitas anak muda ada yang berkelompok disebut Wakamonogumi. Kelompok ini adalah kelompok anak laki yang sudah dewasa. Jikalau anak laki-laki sudah berumur 15 tahun maka akan memasuki kelompok wakamonogumi. Wakamonogumi mempunyai rumah tempat mereka berkumpul disebut Wakamonodayo. Biasanya anak muda satu kampung tersebut tidur di wakamonodayo. Kemudian untuk anak perempuan yang menjelang remaja rumah untuk berkumpul yang disebut Musumegumi.

Dalam Musumegumi bukan persyaratan umur tetapi adalah persyaratan dari perubahan kondisi tubuh. Berbeda dengan wakamonogumi yang berfungsi sebagai keamanan desa dan juga tidak terstruktur. Anak perempuan biasanya tinggal di musumegumi hingga mereka menikah.

Di kota aktifitas anak muda kebanyakan bersangkutan dengan sekolah, universitas, ataupun hobi dari anak muda tersebut. Dilihat dari kreatifitas, anak muda Jepang membuat komik, animasi kartun, juga robot-robot canggih dengan memanfaatkan teknologi canggih.

Aktifitas anak muda Jepang juga dapat kita lihat dari olahraga dan hiburan. Pada bidang olahraga tradisional judo, kendo, dan kyuudo kebanyakan dari peminat olahraga itu adalah anak-anak muda. Begitu juga pada olahraga modern,baseball,golf,tenis,bulu tangkis,renang,sepakbola,dan bola voli, ada juga yang berminat,Wanita menggemari olahraga modern khususnya bola voli.

Aktifitas anak-anak muda seringkali kita lihat disekitar masyarakatnya. Dengan aktifitas tersebut, dapat kita lihat berbagai peran yang mempunyai nilai positif di kehidupan masyarakat.


(14)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

PERAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT

3.1. Peran Dalam Masyarakat

Peran pemuda Jepang dalam masyarakat sangat berhubungan dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan. Mulai dari agama, adat, pesta tahunan, festival-festival daerah, dan lainnya.

Peran pemuda Jepang dari segi agama adalah menjadi seorang yang menjalankan ibadah dengan baik, baik dari agama shinto, agama budha, agama kristen protestan dan katolik. Mereka mengambil bagian dalam kegiatan ibadah dari agama mereka.

Peran pemuda Jepang dari segi adat adalah menjadi seorang penerus Ie. Ie bisa digolongkan adat karena bersifat turun-menurun dan tidak bisa putus dalam keluarga. Peran pemuda yang pada umumnya adalah anak laki-laki sulung harus melanjutkan garis keluarga yang bersifat monolateral (harta dan simbol-simbol Ie tidak dibagi-bagi oleh anak-anak tetapi pengolahannya diteruskan oleh generasi penerus).

Peran pemuda Jepang pada kegiatan pesta tahunan dan festival-festival daerah adalah mengambil bagian dari kegiatan tersebut.

Festival-festival tersebut contohnya : • Festival Tanabata

Pada festival ini peran anak-anak muda pada umumnya menulis keinginan di atas secarik kertas berwarna dan mengikatnya pada ranting bambu. Festival


(15)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

Tanabata dirayakan pada tanggal 7 Juli, atau di beberapa tempat pada tanggal 7 Agustus.

• Festival Bon

Festival Bon menurut tradisi diadakan selama beberapa hari sekitar bulan Juli. Dewasa ini festival ini sering diadakan sekitar tanggal 15 Agustus. Di festival ini orang-orang memasang lentera sebagai petunjuk jalan bagi arwah orang mati ke rumahnya dan dari rumahnya. Juga dibuat sesajen bagi yang meninggal dan para wanita dewasa membawakan tarian khusus yang disebut bon odori.

• Festival Nebuta

Salah satu festival musim panas yang terbesar di Jepang yang menarik banyak wisatawan. Festival ini diadakan di Aomori dan beberapa tempat lain di Jepang pada awal Agustus. Peran pemuda dalam festival ini menampilkan pawai malam dengan karya hias raksasa terbuat dari kertas, diterangi dari dalam dan menggambarkan tokoh-tokoh populer pada masa lampau dan masa kini. Konon festival ini berasal dari suatu ritual untuk menghilangkan kantuk.

• Dan festival-festival lainnya.

3.2.

Peran Dalam Pendidikan

Peran pemuda Jepang dalam pendidikan sangatlah penting. Pemuda ditutut untuk menyiapkan dirinya dengan segenap kemampuan khususnya dalam bidang pendidikan. Semenjak zaman Restorasi Meiji dan zaman Showa, ciri khas sikap pemuda Jepang ialah di dalam kehidupan sehari-hari berhubungan dengan keluarga,


(16)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

desa, sekolah, universitas dan tempat kerja, serta digabungkan dengan nilai dan tujuan negara. Cita-cita ini dapat diartikan sebagai “kultus keberhasilan”.Kultus keberhasilan ini mendorong semangat Jepang ke arah modernisasi yang dilakukan dengan dua cara,pertama dengan mendorong pemuda Jepang untuk bekerja keras dan yang kedua bahwa keberhasilan itu bertujuan untuk kepentingan pemuda Jepang. Kultus keberhasilan ini diterapkan dengan konsep-konsep ala Barat dan modernisasi yang mendorong pemuda Jepang untuk mengambil peran aktif dalam bidang pendidikan.Peran anak-anak muda adalah meningkatkan dan mengembangkan pendidikan sebagai alat untuk mencapai kesuksesan,memperluas wawasan dalam pengetahuan,dan menjadi sesorang yang berpendidikan yang tinggi. Agar anak-anak muda dapat membawa nama baiknya sendiri,keluarga mereka,bangsa dan negara Jepang Khususnya.

3.3. Peran Dalam Pembangunan

Generasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan penopang proses pembangunan nasional. Kaum muda memiliki peran yang penting dalam proses pembangunan. Pemuda merupakan penggerak arah dan kebijakan pembangunan serta menentukan masa depan bangsa.

Pada masa awal pemerintahan Meiji 90 % penduduk Jepang berkerja di bidang pertanian. Namun dengan berkembang kota banyak pemuda-pemuda dari desa-desa di pegunungan, desa pertanian, desa nelayan pindah ke kota untuk belajar atau mencari kerja.


(17)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

Kebanyakan pemuda Jepang yang keluar dari desanya adalah putra kedua atau ketiga ataupun putri-putri ketiga dari keluarga-keluarga petani. Sedangkan anak sulung tetap tinggal di desa untuk meneruskan pertanian keluarga atau menggantikan ayahnya sebagai kepala keluarga.

Pemuda-pemuda yang pindah ke kota untuk mencari kerja ke kota biasanya menjadi seorang buruh.dan apabila pemuda yang lulus dari universitas top tidak tertutup kemungkinan pemuda tersebut juga mendapatkan pekerjaan yang top pula untuk pembangunan.pembangunan yang terus meningkat tidak terlepas dari peran penting pemuda.peran-peran pemuda jepang dalam pembangunan adalah Sebagai Inspirator,inisiator,motivator,dan organisator menuju perubahan.


(18)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Peran Pemuda dalam masyarakat Jepang mempunyai nilai positif bagi penididikan,pembangunan maupun masyarakat.Para pemuda yang memiliki semangat,sifat kritisnya,kematangan logikanya,dan kelebihan dalam pemikiran ilmiah.Dengan sifat-sifat tersebut pemuda adalah penerus bangsa untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi masa depan negaranya.

4.2. Saran

Pemuda-pemudi indonesia pada umumnya dan pemuda-pemudi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara pada khusunya lebih mengambil peran aktif dan melihat contoh yang baik dari pemuda-pemudi Jepang yang mengambil peran di kegiatan dan aktifitas pendidikan,pembangunan maupun dari bagian kehidupan masyarakatnya.


(19)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Ariga Kizaemon. 1980. Ie to Kazoku Riron (Teori Ie dan Kazoku), Ko to oyabun kobun. Miraisha.

The International Society For Educational Information, INC. 1989. Jepang Dewasa Ini. Tokyo. Japan.


(1)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

PERAN PEMUDA DALAM MASYARAKAT

3.1. Peran Dalam Masyarakat

Peran pemuda Jepang dalam masyarakat sangat berhubungan dengan kegiatan-kegiatan kebudayaan. Mulai dari agama, adat, pesta tahunan, festival-festival daerah, dan lainnya.

Peran pemuda Jepang dari segi agama adalah menjadi seorang yang menjalankan ibadah dengan baik, baik dari agama shinto, agama budha, agama kristen protestan dan katolik. Mereka mengambil bagian dalam kegiatan ibadah dari agama mereka.

Peran pemuda Jepang dari segi adat adalah menjadi seorang penerus Ie. Ie bisa digolongkan adat karena bersifat turun-menurun dan tidak bisa putus dalam keluarga. Peran pemuda yang pada umumnya adalah anak laki-laki sulung harus melanjutkan garis keluarga yang bersifat monolateral (harta dan simbol-simbol Ie tidak dibagi-bagi oleh anak-anak tetapi pengolahannya diteruskan oleh generasi penerus).

Peran pemuda Jepang pada kegiatan pesta tahunan dan festival-festival daerah adalah mengambil bagian dari kegiatan tersebut.

Festival-festival tersebut contohnya :

• Festival Tanabata

Pada festival ini peran anak-anak muda pada umumnya menulis keinginan di atas secarik kertas berwarna dan mengikatnya pada ranting bambu. Festival


(2)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

Tanabata dirayakan pada tanggal 7 Juli, atau di beberapa tempat pada tanggal 7 Agustus.

• Festival Bon

Festival Bon menurut tradisi diadakan selama beberapa hari sekitar bulan Juli. Dewasa ini festival ini sering diadakan sekitar tanggal 15 Agustus. Di festival ini orang-orang memasang lentera sebagai petunjuk jalan bagi arwah orang mati ke rumahnya dan dari rumahnya. Juga dibuat sesajen bagi yang meninggal dan para wanita dewasa membawakan tarian khusus yang disebut bon odori.

• Festival Nebuta

Salah satu festival musim panas yang terbesar di Jepang yang menarik banyak wisatawan. Festival ini diadakan di Aomori dan beberapa tempat lain di Jepang pada awal Agustus. Peran pemuda dalam festival ini menampilkan pawai malam dengan karya hias raksasa terbuat dari kertas, diterangi dari dalam dan menggambarkan tokoh-tokoh populer pada masa lampau dan masa kini. Konon festival ini berasal dari suatu ritual untuk menghilangkan kantuk.

• Dan festival-festival lainnya.

3.2.

Peran Dalam Pendidikan

Peran pemuda Jepang dalam pendidikan sangatlah penting. Pemuda ditutut untuk menyiapkan dirinya dengan segenap kemampuan khususnya dalam bidang pendidikan. Semenjak zaman Restorasi Meiji dan zaman Showa, ciri khas sikap pemuda Jepang ialah di dalam kehidupan sehari-hari berhubungan dengan keluarga,


(3)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

desa, sekolah, universitas dan tempat kerja, serta digabungkan dengan nilai dan tujuan negara. Cita-cita ini dapat diartikan sebagai “kultus keberhasilan”.Kultus keberhasilan ini mendorong semangat Jepang ke arah modernisasi yang dilakukan dengan dua cara,pertama dengan mendorong pemuda Jepang untuk bekerja keras dan yang kedua bahwa keberhasilan itu bertujuan untuk kepentingan pemuda Jepang. Kultus keberhasilan ini diterapkan dengan konsep-konsep ala Barat dan modernisasi yang mendorong pemuda Jepang untuk mengambil peran aktif dalam bidang pendidikan.Peran anak-anak muda adalah meningkatkan dan mengembangkan pendidikan sebagai alat untuk mencapai kesuksesan,memperluas wawasan dalam pengetahuan,dan menjadi sesorang yang berpendidikan yang tinggi. Agar anak-anak muda dapat membawa nama baiknya sendiri,keluarga mereka,bangsa dan negara Jepang Khususnya.

3.3. Peran Dalam Pembangunan

Generasi muda adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan penopang proses pembangunan nasional. Kaum muda memiliki peran yang penting dalam proses pembangunan. Pemuda merupakan penggerak arah dan kebijakan pembangunan serta menentukan masa depan bangsa.

Pada masa awal pemerintahan Meiji 90 % penduduk Jepang berkerja di bidang pertanian. Namun dengan berkembang kota banyak pemuda-pemuda dari desa-desa di pegunungan, desa pertanian, desa nelayan pindah ke kota untuk belajar atau mencari kerja.


(4)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

Kebanyakan pemuda Jepang yang keluar dari desanya adalah putra kedua atau ketiga ataupun putri-putri ketiga dari keluarga-keluarga petani. Sedangkan anak sulung tetap tinggal di desa untuk meneruskan pertanian keluarga atau menggantikan ayahnya sebagai kepala keluarga.

Pemuda-pemuda yang pindah ke kota untuk mencari kerja ke kota biasanya menjadi seorang buruh.dan apabila pemuda yang lulus dari universitas top tidak tertutup kemungkinan pemuda tersebut juga mendapatkan pekerjaan yang top pula untuk pembangunan.pembangunan yang terus meningkat tidak terlepas dari peran penting pemuda.peran-peran pemuda jepang dalam pembangunan adalah Sebagai Inspirator,inisiator,motivator,dan organisator menuju perubahan.


(5)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Peran Pemuda dalam masyarakat Jepang mempunyai nilai positif bagi penididikan,pembangunan maupun masyarakat.Para pemuda yang memiliki semangat,sifat kritisnya,kematangan logikanya,dan kelebihan dalam pemikiran ilmiah.Dengan sifat-sifat tersebut pemuda adalah penerus bangsa untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi masa depan negaranya.

4.2. Saran

Pemuda-pemudi indonesia pada umumnya dan pemuda-pemudi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara pada khusunya lebih mengambil peran aktif dan melihat contoh yang baik dari pemuda-pemudi Jepang yang mengambil peran di kegiatan dan aktifitas pendidikan,pembangunan maupun dari bagian kehidupan masyarakatnya.


(6)

Nurisa Anggraeny S. : Nihon Shakai Deno Wakamono No Yakuwari, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Ariga Kizaemon. 1980. Ie to Kazoku Riron (Teori Ie dan Kazoku), Ko to oyabun kobun. Miraisha.

The International Society For Educational Information, INC. 1989. Jepang Dewasa Ini. Tokyo. Japan.