Hubungan Gangguan Lapang Pandangan dengan Ketebalan Retina dan Optic Disc pada penderita Glaucoma Sudut Terbuka Primer (POAG) Chapter III VI
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini dengan desain cross sectional yang bersifat analitik dan
pengambilan data dilakukan dengan sekali pengukuran.
3.2.
TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan. Penelitian
dilakukan selama periode Agustus 2012 sampai sempel terpenuhi.
3.3.
POPULASI DAN SAMPEL
A. Populasi
Populasi penelitian adalah semua penderita glaukoma yang berobat ke
poliklinik mata RSUP. H. Adam Malik Medan.
B. Sampel
Sampel penelitian adalah semua penderita POAG yang berobat ke poli
mata RSUP. H. Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi.
Universitas Sumatera Utara
30
Perhitungan besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus
berikut:
(Zα √ Po Qo) + Zβ √Pa Qa)
N=
(Po-Pa)2
Dimana :
N
= jumlah sampel
Zα
= deviat baku alfa untuk α = 0,05, Zα = 1,96
Zβ
= deviat baku beta untuk β = 0,10, Zβ = 1,282
Po
= proporsi POAG dari kepustakaan = 0,80
Q
= 1 - P o = 1 – 0,8 = 0,2
Po-Pa = selisih proporsi yang bermakna, ditetapkan sebesar = 0,18
Pa
= perkiraan proporsi yang tidak terkena POAG yang diteliti
Po
= 1 – 0,2 = 9,8
Maka sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian adalah 29 orang.
3.4.
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
Kriteria inklusi :
1. Pasien dengan diagnosa POAG.
Universitas Sumatera Utara
31
2. Pasien dengan TIO > 21 mmHg.
3. Pasien dengan usia > 35 tahun.
4. Pasien dengan kelainan refraksi < 5 D.
5. Pasien dengan tanpa disertai penyakit sistemik (DM, HT).
6. Pasien bersedia ikut dalam penelitian dan kooperatif dengan tehnik
pemeriksaan tonometri, gonioskopi, perimetri dan OCT.
Kriteria eksklusi :
1. Pasien POAG dengan kelainan segmen anterior.
2. Pasien POAG dengan kekeruhan lensa (katarak).
3. Pasien dengan penyakit sistemik.
3.5.
IDENTIFIKASI VARIABEL
1. Variabel terikat adalah POAG
2. Variabel bebas adalah : - Gambaran lapang pandangan
- Ukuran ketebalan retina
- Gambaran optic disc
3.6.
ALAT DAN BAHAN
1. Pulpen / pinsil
2. Penghapus
3. Kertas folio
4. Senter
5. Snellen Chart
Universitas Sumatera Utara
32
6. Tonometer schiotz
7. Slit lamp biomicroscope
8. Gonioskopi
9. Oftalmoskop direk
10. Perimetri Optopol 910
11. Strastus OCT
12. Carbonic Methyl Cellulosa (CMC)
3.7.
JALAN PENELITIAN DAN CARA KERJA
- Penjelasan kepada pasien glaukoma yang memenuhi kriteria
inklusi mengenai cara pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan yang
akan di lakukan.
- Pencatatan identitas pasien yang memenuhi kriteria pemilihan
sample.
- Dilakukan anamnesa dan pemeriksaan visus dengan snellen chart.
- Dilakukan pemeriksaan slit lamp dan gonioskopi.
- Dilakukan pemeriksaan TIO dengan tonometer schiotz.
- Dilakukan pemeriksaan oftalmoskop direk.
- Dilakukan
pemeriksaan lapang pandangan dengan perimetri
optopol 910.
- Dilakukan pemeriksaan optic disc dan ketebalan RNFL dengan
stratus OCT.
Universitas Sumatera Utara
33
KRITERIA
INKLUSI
SAMPEL
IDENTITAS
ANAMNESA
VISUS
SLIT LAMP & GONIOSKOPI
PERIMETRI
LAPANG PANDANGAN
OCT
OPTIC DISC DAN
KETEBALAN RETINA
3.8.
PERSONAL PENELITIAN
Peneliti
: dr. Cut Masdalena
Pembantu penelitian : Residen Ilmu Kesehatan Mata FK-USU Medan
3.9.
BIAYA PENELITIAN
Biaya penelitian ditanggung oleh peneliti
Universitas Sumatera Utara
34
3.10. ANALISIS DATA
Data responden dicatat dalam suatu formulir, semua data ditampilkan
dalam bentuk tabel dan persentase. Data yang diperoleh dilakukan analisis
menggunakan program komputer dengan dibantu statistik komputer.
3.11. PERTIMBANGAN ETIKA
Usulan penelitian ini terlebih dahulu disetujui oleh rapat bagian Ilmu
Kesehatan Mata FK-USU/ RS H. Adam Malik Medan. Penelitian ini
kemudian diajukan ke Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
3.12. LAMA PENELITIAN
Lama penelitian diperkirakan 3 bulan seperti pada tabel dibawah.
Bulan
Agustus
2012
September
2012
Oktober
2012
November
2012
Desember
2012
Januari
2013
Usulan Penelitian
Penelitian
Penyusunan Lap
Presesentasi
Universitas Sumatera Utara
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dengan desaign cross sectional yang bersifat analitik dan
pengambilan data dilakukan dengan sekali pengukuran. Penelitian ini mulai
dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2012 di RSUP
HAM Medan. Dengan jumlah sempel penderita glaukoma sudut terbuka primer
sebanyak 31 Orang dengan 62 mata.
Tabel 4.1. Karakteristik jenis kelamin subjek penelitian
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Frekwensi
4
27
31
Persentase
13.0
87.0
100.0
Dari subjek penelitian didapatkan jumlah laki-laki sebanyak 4 (13.0%) dan
perempuan 27 (87.0%).
Tabel 4.2. Karakteristik Kelompok umur subjek penelitian
Umur (Tahun)
35 – 44
45 – 54
55 – 65
Total
Frekwensi
14
9
8
31
Persentase
45.2
29.0
25.8
100.0
Data mengenai umur pasien menunjukkan bahwa pasien yang berumur 35 – 44
tahun berjumlah 14 (45.2%) subjek. Kelompok umur 45 – 54 tahun berjumlah 9
(29.0%) subjek dan kelompok umur 55 – 65 tahun sebanyak 8 (25.8%) subjek.
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 4.3. Hubungan lapang pandangan dengan optic disc pada penderita POAG
Lapang Pandangan
Normal
Nasal
Step
Ackuata
Altitudinal
Advanced
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Disc Area
Normal
Menurun
11 (17.7%)
23 (37.1%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
1 (1.6%)
15 (24.2%)
1 (1.6%)
3 (4.8%)
0 (0.0%)
7 (11.3%)
13 (21.0%)
49 (79.0%)
0.007*
Rim Area
Normal
Menurun
5 (8.1%)
29 (46.8%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
16 (25.8%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
7 (11.3%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.016*
Cup Area
Normal
Meningkat
4 (6.5%)
30 (48.4%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
1 (1.6%)
15 (24.2%)
1 (1.6%)
3 (4.8%)
3 (4.8%)
4 (6.5%)
9 (14.5%)
53 (85.5%)
0.262
Cup Vol.
Normal
Meningkat
15 (24.2%)
19 (30.6%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
4 (6.5%)
12 (19.4%)
1 (1.6%)
3 (4.8%)
3 (4.8%)
4 (6.5%)
23 (37.1%)
39 (62.9%)
0.354
CDHR
Normal
Meningkat
4 (6.5%)
30 (48.4%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
1 (1.6%)
15 (24.2%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
7 (11.3%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.130
CDVR
Normal
Meningkat
3 (4.8%)
31 (50.0%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
16 (25.8%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
1 (1.6%)
6 (9.7%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.682
CDAR
Normal
Meningkat
0 (0.0%)
33 (54.8%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
1 (1.6%)
15 (24.2%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
7 (11.3%)
1 (1.6%)
61 (98.4%)
0.488
Jumlah
rata-rata
34 (54.8%)
1 (1.6%)
16 (25.8%)
4 (6.5%)
7 (11.3%)
62 (100%)
Optic Disc
P
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area sebesar 79.0%, penipisan rim
area 91.9%, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume
62.9% ,
pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%. pembesaran cup disc vertikal ratio
93.5%, dan pembesaran cup disc area ratio 91.9%. Dan yang belum terjadi
gangguan lapang pandangan 54.8%, nasal step 1.6%, arcuata 25.8%, altitudinal
Universitas Sumatera Utara
37
6.5%, dan advanced sebesar 11.3%. Dengan Somers’d test dijumpai optic disc
bagian disc area dan rim area signifikan dengan lapang pandangan.
Tabel 4.4. Hubungan lapang pandangan dengan RNFL pada penderita POAG
Lapang Pandangan
Normal
Nasal
Step
Arcuata
Altitudinal
Advanced
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Superior
Normal
Menurun
16 (25.8%)
18 (29.0%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
5 (8.1%)
11 (17.7%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
7(11.3%)
22 (35.5%)
40 (64.5%)
0.002*
Inferior
Normal
Menurun
14 (22.6%)
20 (32.3%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
6 (9.7%)
10 (16.1%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
7(11.3%)
21 (33.9%)
41 (66.1%)
0.022*
Nasal
Normal
Menurun
Meningkat
22 (35.5%)
7 (11.3%)
5 (8.1%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
0 (0.0%)
5 (8.1%)
6 (9.7%)
5 (8.1%)
0 (0.0%)
3 (4.8%)
1 (1.6%)
3 (4.8%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
31 (50.0%)
20 (32.3%)
11 (17.7%)
Temporal
Normal
Menurun
Meningkat
9 (14.5%)
20 (32.3%)
5 (8.1%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
12 (19.4%)
3 (4.8%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
6 (9.7%)
0 (0.0%)
12 (19.4%)
42 (67.7%)
8 (12.9%)
Jumlah
rata-rata
34 (54.8%)
1 (1.6%)
16 (25.8%)
4 (6.5%)
7(11.3%)
62 (100%)
RNFL
P
0.027*
0.428
Data pada tabel memperlihatkan RNFL superior terjadi penipisan sebesar 64.5%,
RNFL inferior 66.1%, RNFL nasal 32.2% dan RNFL temporal sebesar 67.7%
Dan yang belum terjada gangguan lapang pandangan 54.8%, nasal step 1.6%,
arcuata 25.8%, altitudinal 6.5%, dan advanced sebesar 11.3%. Dengan Somers’d
test dijumpai RNFL Superior, inferior dan nasal signifikan dengan gangguan
lapang pandangan.
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 4.5. Hubungan optic disc dengan RNFL Superior pada penderita POAG
RNFL Superior
Normal
Menurun
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
Disc Area
Normal
Menurun
5 (38.5%)
17 (27.4%)
8 (12.9%)
32 (51.6%)
13 (21.0%)
49 (79.0%)
0.803
Rim Area
Normal
Menurun
3 (4.8%)
19 (30.6%)
2 (3.2%)
38 (61.3%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.287
Cup Area
Normal
Meningkat
2 (3.2%)
20 (32.3%)
7 (11.7%)
33 (53.2%)
9 (14.5%)
53 (85.5%)
0.329
Cup Vol.
Normal
Meningkat
6 (9.7%)
16 (25.8%)
17 (27.4%)
23 (37.1%)
23 (37.1%)
39 (62.9%)
0.218
CDHR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
21 (33.9%)
4 (6.5%)
36 (58.1%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.402
CDVR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
21 (33.9%)
3 (4.8%)
37 (59.7%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.628
CDAR
Normal
Meningkat
0 (0.0%)
22 (35.5%)
1 (1.6%)
39 (62.9%)
1 (1.6%)
61 (98.4%)
0.384
22 (35.5%)
40 (64.5%)
62 (100.0%)
Optic Disc
Jumlah ratarata
p
Data pada tabel memperlihatkan terjadi penipisan disc area sebesar 79.0% ,
penipisan rim area 91.9% ,
pembesaran cup area 85.5%,
pembesaran cup
volume 62.9%, pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc
vertikal ratio 93.5%, pembesaran cup disc area ratio 98.4% dan RNFL superior
yang belum terjadi penipisan 35,5% dan yang sudah terjadi penipisan 64.5%.
Dengan Somers’d test dijumpai optic disc tidak signifikan dengan RNFL superior.
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 4.6. Hubungan optic disc dengan RNFL Inferior pada penderita POAG
RNFL Inferior
Normal
Menurun
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
Disc Area
Normal
Menurun
4 (6.5%)
17 (27.4%)
9 (14.5%)
32 (51.6%)
13 (21.0%)
49 (79.0%)
0.787
Rim Area
Normal
Menurun
2 (3.2%)
19 (30.6%)
3 (4.8%)
38 (61.3%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.771
Cup Area
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
20 (32.3%)
8 (12.9%)
33 (53.2%)
9 (14.5%)
53 (85.5%)
0.060
Cup Vol.
Normal
Meningkat
5 (8.1%)
16 (25.8%)
18 (29.0%)
23 (37.1%)
23 (37.1%)
39 (62.9%)
0.100
CDHR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
20 (32.3%)
4 (6.5%)
37 (59.7%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.448
CDVR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
20 (32.3%)
3 (4.8%)
38 (61.3%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.679
CDAR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
20 (32.3%)
3 (4.8%)
38 (61.3%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.972
Jumlah
rata-rata
21 (33.9%)
41 (66.1%)
62 (100.0%)
Optic Disc
p
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area sebesar 79.0% , penipisan
rim area 91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%,
pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio
93.5%, pembesaran cup disc area ratio 93.5% dan RNFL inferior yang belum
terjadi penipisan sebesar 33.9% dan yang sudah terjadi penipisan 66.1%. Dengan
Somers’d test dijumpai optic disc tidak signifikan dengan RNFL inferior.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.7. Hubungan optic disc dengan RNFL Nasal pada penderita POAG
RNFL Nasal
Normal
Menurun
Meningkat
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Disk Area
Normal
Menurun
9 (14.5%)
22 (35.5%)
4 (6.5%)
16 (25.8%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
13 (21.0%)
49 (79.0%)
0.026*
Rim Area
Normal
Menurun
4 (6.5%)
27 (43.9%)
1 (1.6%)
19 (30.6%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.090
Cup Area
Normal
Meningkat
6 (9.7%)
25 (40.3%)
3 (4.8%)
17 (27.4%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
9 (14.5%)
53 (85.5%)
0.104
Cup Vol.
Normal
Meningkat
14 (22.6%)
17 (27.4%)
6 (9.7%)
14 (22.6%)
3 (4.8%)
8 (12.9%)
23 (37.1%)
39 (62.9%)
0.185
CDHR
Normal
Meningkat
5 (8.1%)
26 (41.9%)
0 (0.0%)
20 (32.3%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.015
CDVR
Normal
Meningkat
2 (3.2%)
29 (46.8%)
2 (3.2%)
18 ( 29.0%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.670
CDAR
Normal
Meningkat
3 (4.8%)
28 (45.2%)
1 (1.6%)
18 ( 29.0%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.108
Jumlah
rata-rata
31 (50.0%)
20 (32.3%)
11 (17.7%)
62 (100.0%)
Optik Disc
p
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area 79.0% , penipisan rim area
91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%, pembesaran
cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%,
pembesaran cup disc area ratio 93.5% dan RNFL nasal yang normal 50%, yang
menipisan 32.3% dan yang menebal17.7%. Dengan Somers’d test dijumpai optic
disc bagian disc area dan cup disc horizontal ratio signifikan dengan RNFL nasal.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.8. Hubungan optic disc dengan RNFL Temporal pada penderita POAG
RNFL Temporal
Normal
Menurun
Meningkat
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Disc Area
Normal
Menurun
4 (1.6%)
8 (12.9%)
6 (12.9%)
36 (58.1%)
Rim Area
Normal
Menurun
2 (3.2%)
10 (16.1%)
1 (1.6%)
41 (66.1%)
Cup Area
Normal
Meningkat
2 (3.2%)
10 (16.1%)
Cup Vol.
Normal
Meningkat
Optic disc
3 (4.8%)
5 (8.1%)
p
13 (21.0%)
49 (79.0%)
0.905
2 (3.2%)
6 (9.7%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.903
7 (11.3%)
35 (56.5%)
0 (0.0%)
8 (12.9%)
9 (14.5%)
53 (85.5%)
0.292
4 (1.6%)
8 (12.9%)
18 (29.0%)
24 (38.7%)
7 (11.3%)
1 (1.6%)
23 (37.1%)
39 (62.9%)
0.481
CDHR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
11 (17.7%)
4 (1.6%)
38 (61.3%)
0 (0.0%)
8 (12.9%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.496
CDVR
Normal
Meningkat
0 (0.0%)
12 (19.4%)
4 (6.5%)
38 (61.3%)
0 (0.0%)
8 (12.9%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.404
CDAR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
11 (17.7%)
3 (4.8%)
39 (62.9%)
0 (0.0%)
8 (12.9%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.212
Jumlah
rata-rata
12 (19.4%)
42 (67.7%)
8 (12.9%)
62 (100.0%)
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area 79.0%, penipisan rim area
91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%, pembesaran
cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%,
pembesaran cup disc area ratio 93.5% dan RNFL temporal yang normal 19.4%,
menipisan 67.7% dan yang menebal 12.9%. %. Dengan Somers’d test dijumpai
optic disc tidak signifikan dengan RFNL temporal.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB V
PEMBAHASAN
Dari subjek penelitian POAG yang berjumlah 31 pasien dengan 62 mata
pada tabel 4.1 Karakteristik jenis kelamin subjek penelitian didapatkan jumlah
wanita lebih banyak dari pada laki-laki yaitu sebesar 87.0% . Hal ini sesuai
dengan beberapa literatur yang menyatakan sering dijumpai pada perempuan
dibandingkan laki-laki, (American Academy of Ophthalmology, 2009-2010)
dimana sebagian sex hormon wanita sebagai protektif terhadap saraf optik dan
penurunan hormon estrogen berhubungan dengan peningkatan resiko POAG.
(TGF, 2013)
Tabel 4.2 Karakteristik kelompok umur pasien menunjukkan bahwa pasien yang
terbanyak berumur 35 – 44 tahun berjumlah 14 (45.2%) subjek. Hal ini
dikarenakan pada pasien POAG usia demikian lebih banyak yang berobat ke
poliklinik mata dan memenuhi syarat penelitian. Namun glaukoma sering terjadi
pada usia diatas 40 tahun dimana insidensinya meningkat signifikan sesuai dengan
usia. Prevalensi Rotterdam Study menunjukkan o,8%, dan Barbados Eye Study
menunjukkan prevalensi 7% dengan usia > 40 tahun.
Tabel 4.3 Hubunghan lapang pandangan dengan optic disc pada penderita POAG,
memperlihatkan pada perubahan optic disc sudah terjadi gangguan lapang
pandangan pada sebagian subjek. Dimana pada optic disc bagian disc area (p =
0.007) dan rim area (p = 0,016) signifikan dengan gangguan lapang pandangan.
Universitas Sumatera Utara
43
Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara perubahan optic disc gangguan
lapang pandangan pada pasien POAG. (Dacosta, 2007)
Tabel 4.4 Hubungan lapang pandangan dengan RNFL pada penderita POAG
memperlihatkan terjadi penipisan RNFL dan terjadi gangguan lapang pandangan.
Penipisan RNFL pada kuadran superior (p = 0.002), inferior (p = 0.022) dan nasal
(p = 0.027) signifikan dengan gangguan lapang pandangan. Hal ini menunjukkan
adanya hubungan penipisan RNFL dengan gangguan lapang pandangan pada
pasien POAG. (Leonard, 2010)
Terjadinya perubahan struktur pada optic disc dan ketebalan retina (RNFL) 3050% didapati sebelum terjadi perubahan lapang pandangan pada glaukoma.
(American Academy of Ophthalmology, 2009-2010) (Novita, 2008)
Tabel 4.5 sampai dengan tabel 4.8 Hubungan optic disc dengan RNFL pada
penderita POAG memperlihatkan perubahan optic disc yang mengarah ke
glaukoma dan terjadi penipisan RNFL. Perubahan optic disc bagian disc area (p =
0.026) dan cup disc horizontal ratio (p = 0.015) signifikan dengan RNFL kuadran
nasal. Dimana diketahui bahwa glaukoma mempunyai predileksi untuk terjadinya
penipisa RNFL yaitu pada kuadran superior dan inferior, sehingga Average RNFL
superior dan inferior merupakan indikator yang penting. ( Novita, 2008)
Universitas Sumatera Utara
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
KESIMPULAN
1. Pada
pemeriksaan
lapang
pandangan
dengan
optic
disc,
memperlihatkan pada perubahan optic disc bagian disc area signifikan
dengan gangguan lapang pandangan.
2. Pada pemeriksaan lapang pandangan dengan RNFL, memperlihatkan
pada gangguan lapang pandangan signifikan dengan penipisan RNFL
kuadran superior, inferior dan nasal.
3. Pada pemeriksaan optic disc dengan RNFL memperlihatkan perubahan
optic disc bagian disc area dan cup disc horizontal ratio disertai
dengan penipisan RNFL signifikan dengan RNFL kuadran nasal.
4. Perubahan optic disc dan penipisan RNFL mendahului perkembangan
kehilangan lapang pandangan pada penderita Glaukoma.
6.2.
SARAN
1. Untuk mencegah terjadinya kebutaan akibat POAG perlu pemeriksaan
optic disc, ketebalan retina dan lapang pandangan agar dapat diketahui
sejauh mana sudah terjadi gangguan.
2. Pemeriksaan follow-up berkelanjutan dari lapang pandangan dan
ketebalan retina setelah pemeriksaan optic disc sangat diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini dengan desain cross sectional yang bersifat analitik dan
pengambilan data dilakukan dengan sekali pengukuran.
3.2.
TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan. Penelitian
dilakukan selama periode Agustus 2012 sampai sempel terpenuhi.
3.3.
POPULASI DAN SAMPEL
A. Populasi
Populasi penelitian adalah semua penderita glaukoma yang berobat ke
poliklinik mata RSUP. H. Adam Malik Medan.
B. Sampel
Sampel penelitian adalah semua penderita POAG yang berobat ke poli
mata RSUP. H. Adam Malik Medan yang memenuhi kriteria inklusi.
Universitas Sumatera Utara
30
Perhitungan besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus
berikut:
(Zα √ Po Qo) + Zβ √Pa Qa)
N=
(Po-Pa)2
Dimana :
N
= jumlah sampel
Zα
= deviat baku alfa untuk α = 0,05, Zα = 1,96
Zβ
= deviat baku beta untuk β = 0,10, Zβ = 1,282
Po
= proporsi POAG dari kepustakaan = 0,80
Q
= 1 - P o = 1 – 0,8 = 0,2
Po-Pa = selisih proporsi yang bermakna, ditetapkan sebesar = 0,18
Pa
= perkiraan proporsi yang tidak terkena POAG yang diteliti
Po
= 1 – 0,2 = 9,8
Maka sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian adalah 29 orang.
3.4.
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
Kriteria inklusi :
1. Pasien dengan diagnosa POAG.
Universitas Sumatera Utara
31
2. Pasien dengan TIO > 21 mmHg.
3. Pasien dengan usia > 35 tahun.
4. Pasien dengan kelainan refraksi < 5 D.
5. Pasien dengan tanpa disertai penyakit sistemik (DM, HT).
6. Pasien bersedia ikut dalam penelitian dan kooperatif dengan tehnik
pemeriksaan tonometri, gonioskopi, perimetri dan OCT.
Kriteria eksklusi :
1. Pasien POAG dengan kelainan segmen anterior.
2. Pasien POAG dengan kekeruhan lensa (katarak).
3. Pasien dengan penyakit sistemik.
3.5.
IDENTIFIKASI VARIABEL
1. Variabel terikat adalah POAG
2. Variabel bebas adalah : - Gambaran lapang pandangan
- Ukuran ketebalan retina
- Gambaran optic disc
3.6.
ALAT DAN BAHAN
1. Pulpen / pinsil
2. Penghapus
3. Kertas folio
4. Senter
5. Snellen Chart
Universitas Sumatera Utara
32
6. Tonometer schiotz
7. Slit lamp biomicroscope
8. Gonioskopi
9. Oftalmoskop direk
10. Perimetri Optopol 910
11. Strastus OCT
12. Carbonic Methyl Cellulosa (CMC)
3.7.
JALAN PENELITIAN DAN CARA KERJA
- Penjelasan kepada pasien glaukoma yang memenuhi kriteria
inklusi mengenai cara pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan yang
akan di lakukan.
- Pencatatan identitas pasien yang memenuhi kriteria pemilihan
sample.
- Dilakukan anamnesa dan pemeriksaan visus dengan snellen chart.
- Dilakukan pemeriksaan slit lamp dan gonioskopi.
- Dilakukan pemeriksaan TIO dengan tonometer schiotz.
- Dilakukan pemeriksaan oftalmoskop direk.
- Dilakukan
pemeriksaan lapang pandangan dengan perimetri
optopol 910.
- Dilakukan pemeriksaan optic disc dan ketebalan RNFL dengan
stratus OCT.
Universitas Sumatera Utara
33
KRITERIA
INKLUSI
SAMPEL
IDENTITAS
ANAMNESA
VISUS
SLIT LAMP & GONIOSKOPI
PERIMETRI
LAPANG PANDANGAN
OCT
OPTIC DISC DAN
KETEBALAN RETINA
3.8.
PERSONAL PENELITIAN
Peneliti
: dr. Cut Masdalena
Pembantu penelitian : Residen Ilmu Kesehatan Mata FK-USU Medan
3.9.
BIAYA PENELITIAN
Biaya penelitian ditanggung oleh peneliti
Universitas Sumatera Utara
34
3.10. ANALISIS DATA
Data responden dicatat dalam suatu formulir, semua data ditampilkan
dalam bentuk tabel dan persentase. Data yang diperoleh dilakukan analisis
menggunakan program komputer dengan dibantu statistik komputer.
3.11. PERTIMBANGAN ETIKA
Usulan penelitian ini terlebih dahulu disetujui oleh rapat bagian Ilmu
Kesehatan Mata FK-USU/ RS H. Adam Malik Medan. Penelitian ini
kemudian diajukan ke Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
3.12. LAMA PENELITIAN
Lama penelitian diperkirakan 3 bulan seperti pada tabel dibawah.
Bulan
Agustus
2012
September
2012
Oktober
2012
November
2012
Desember
2012
Januari
2013
Usulan Penelitian
Penelitian
Penyusunan Lap
Presesentasi
Universitas Sumatera Utara
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dengan desaign cross sectional yang bersifat analitik dan
pengambilan data dilakukan dengan sekali pengukuran. Penelitian ini mulai
dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2012 di RSUP
HAM Medan. Dengan jumlah sempel penderita glaukoma sudut terbuka primer
sebanyak 31 Orang dengan 62 mata.
Tabel 4.1. Karakteristik jenis kelamin subjek penelitian
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Frekwensi
4
27
31
Persentase
13.0
87.0
100.0
Dari subjek penelitian didapatkan jumlah laki-laki sebanyak 4 (13.0%) dan
perempuan 27 (87.0%).
Tabel 4.2. Karakteristik Kelompok umur subjek penelitian
Umur (Tahun)
35 – 44
45 – 54
55 – 65
Total
Frekwensi
14
9
8
31
Persentase
45.2
29.0
25.8
100.0
Data mengenai umur pasien menunjukkan bahwa pasien yang berumur 35 – 44
tahun berjumlah 14 (45.2%) subjek. Kelompok umur 45 – 54 tahun berjumlah 9
(29.0%) subjek dan kelompok umur 55 – 65 tahun sebanyak 8 (25.8%) subjek.
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 4.3. Hubungan lapang pandangan dengan optic disc pada penderita POAG
Lapang Pandangan
Normal
Nasal
Step
Ackuata
Altitudinal
Advanced
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Disc Area
Normal
Menurun
11 (17.7%)
23 (37.1%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
1 (1.6%)
15 (24.2%)
1 (1.6%)
3 (4.8%)
0 (0.0%)
7 (11.3%)
13 (21.0%)
49 (79.0%)
0.007*
Rim Area
Normal
Menurun
5 (8.1%)
29 (46.8%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
16 (25.8%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
7 (11.3%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.016*
Cup Area
Normal
Meningkat
4 (6.5%)
30 (48.4%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
1 (1.6%)
15 (24.2%)
1 (1.6%)
3 (4.8%)
3 (4.8%)
4 (6.5%)
9 (14.5%)
53 (85.5%)
0.262
Cup Vol.
Normal
Meningkat
15 (24.2%)
19 (30.6%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
4 (6.5%)
12 (19.4%)
1 (1.6%)
3 (4.8%)
3 (4.8%)
4 (6.5%)
23 (37.1%)
39 (62.9%)
0.354
CDHR
Normal
Meningkat
4 (6.5%)
30 (48.4%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
1 (1.6%)
15 (24.2%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
7 (11.3%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.130
CDVR
Normal
Meningkat
3 (4.8%)
31 (50.0%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
16 (25.8%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
1 (1.6%)
6 (9.7%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.682
CDAR
Normal
Meningkat
0 (0.0%)
33 (54.8%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
1 (1.6%)
15 (24.2%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
7 (11.3%)
1 (1.6%)
61 (98.4%)
0.488
Jumlah
rata-rata
34 (54.8%)
1 (1.6%)
16 (25.8%)
4 (6.5%)
7 (11.3%)
62 (100%)
Optic Disc
P
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area sebesar 79.0%, penipisan rim
area 91.9%, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume
62.9% ,
pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%. pembesaran cup disc vertikal ratio
93.5%, dan pembesaran cup disc area ratio 91.9%. Dan yang belum terjadi
gangguan lapang pandangan 54.8%, nasal step 1.6%, arcuata 25.8%, altitudinal
Universitas Sumatera Utara
37
6.5%, dan advanced sebesar 11.3%. Dengan Somers’d test dijumpai optic disc
bagian disc area dan rim area signifikan dengan lapang pandangan.
Tabel 4.4. Hubungan lapang pandangan dengan RNFL pada penderita POAG
Lapang Pandangan
Normal
Nasal
Step
Arcuata
Altitudinal
Advanced
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Superior
Normal
Menurun
16 (25.8%)
18 (29.0%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
5 (8.1%)
11 (17.7%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
7(11.3%)
22 (35.5%)
40 (64.5%)
0.002*
Inferior
Normal
Menurun
14 (22.6%)
20 (32.3%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
6 (9.7%)
10 (16.1%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
7(11.3%)
21 (33.9%)
41 (66.1%)
0.022*
Nasal
Normal
Menurun
Meningkat
22 (35.5%)
7 (11.3%)
5 (8.1%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
0 (0.0%)
5 (8.1%)
6 (9.7%)
5 (8.1%)
0 (0.0%)
3 (4.8%)
1 (1.6%)
3 (4.8%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
31 (50.0%)
20 (32.3%)
11 (17.7%)
Temporal
Normal
Menurun
Meningkat
9 (14.5%)
20 (32.3%)
5 (8.1%)
1 (1.6%)
0 (0.0%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
12 (19.4%)
3 (4.8%)
0 (0.0%)
4 (6.5%)
0 (0.0%)
1 (1.6%)
6 (9.7%)
0 (0.0%)
12 (19.4%)
42 (67.7%)
8 (12.9%)
Jumlah
rata-rata
34 (54.8%)
1 (1.6%)
16 (25.8%)
4 (6.5%)
7(11.3%)
62 (100%)
RNFL
P
0.027*
0.428
Data pada tabel memperlihatkan RNFL superior terjadi penipisan sebesar 64.5%,
RNFL inferior 66.1%, RNFL nasal 32.2% dan RNFL temporal sebesar 67.7%
Dan yang belum terjada gangguan lapang pandangan 54.8%, nasal step 1.6%,
arcuata 25.8%, altitudinal 6.5%, dan advanced sebesar 11.3%. Dengan Somers’d
test dijumpai RNFL Superior, inferior dan nasal signifikan dengan gangguan
lapang pandangan.
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 4.5. Hubungan optic disc dengan RNFL Superior pada penderita POAG
RNFL Superior
Normal
Menurun
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
Disc Area
Normal
Menurun
5 (38.5%)
17 (27.4%)
8 (12.9%)
32 (51.6%)
13 (21.0%)
49 (79.0%)
0.803
Rim Area
Normal
Menurun
3 (4.8%)
19 (30.6%)
2 (3.2%)
38 (61.3%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.287
Cup Area
Normal
Meningkat
2 (3.2%)
20 (32.3%)
7 (11.7%)
33 (53.2%)
9 (14.5%)
53 (85.5%)
0.329
Cup Vol.
Normal
Meningkat
6 (9.7%)
16 (25.8%)
17 (27.4%)
23 (37.1%)
23 (37.1%)
39 (62.9%)
0.218
CDHR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
21 (33.9%)
4 (6.5%)
36 (58.1%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.402
CDVR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
21 (33.9%)
3 (4.8%)
37 (59.7%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.628
CDAR
Normal
Meningkat
0 (0.0%)
22 (35.5%)
1 (1.6%)
39 (62.9%)
1 (1.6%)
61 (98.4%)
0.384
22 (35.5%)
40 (64.5%)
62 (100.0%)
Optic Disc
Jumlah ratarata
p
Data pada tabel memperlihatkan terjadi penipisan disc area sebesar 79.0% ,
penipisan rim area 91.9% ,
pembesaran cup area 85.5%,
pembesaran cup
volume 62.9%, pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc
vertikal ratio 93.5%, pembesaran cup disc area ratio 98.4% dan RNFL superior
yang belum terjadi penipisan 35,5% dan yang sudah terjadi penipisan 64.5%.
Dengan Somers’d test dijumpai optic disc tidak signifikan dengan RNFL superior.
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 4.6. Hubungan optic disc dengan RNFL Inferior pada penderita POAG
RNFL Inferior
Normal
Menurun
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
Disc Area
Normal
Menurun
4 (6.5%)
17 (27.4%)
9 (14.5%)
32 (51.6%)
13 (21.0%)
49 (79.0%)
0.787
Rim Area
Normal
Menurun
2 (3.2%)
19 (30.6%)
3 (4.8%)
38 (61.3%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.771
Cup Area
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
20 (32.3%)
8 (12.9%)
33 (53.2%)
9 (14.5%)
53 (85.5%)
0.060
Cup Vol.
Normal
Meningkat
5 (8.1%)
16 (25.8%)
18 (29.0%)
23 (37.1%)
23 (37.1%)
39 (62.9%)
0.100
CDHR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
20 (32.3%)
4 (6.5%)
37 (59.7%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.448
CDVR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
20 (32.3%)
3 (4.8%)
38 (61.3%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.679
CDAR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
20 (32.3%)
3 (4.8%)
38 (61.3%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.972
Jumlah
rata-rata
21 (33.9%)
41 (66.1%)
62 (100.0%)
Optic Disc
p
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area sebesar 79.0% , penipisan
rim area 91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%,
pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio
93.5%, pembesaran cup disc area ratio 93.5% dan RNFL inferior yang belum
terjadi penipisan sebesar 33.9% dan yang sudah terjadi penipisan 66.1%. Dengan
Somers’d test dijumpai optic disc tidak signifikan dengan RNFL inferior.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.7. Hubungan optic disc dengan RNFL Nasal pada penderita POAG
RNFL Nasal
Normal
Menurun
Meningkat
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Disk Area
Normal
Menurun
9 (14.5%)
22 (35.5%)
4 (6.5%)
16 (25.8%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
13 (21.0%)
49 (79.0%)
0.026*
Rim Area
Normal
Menurun
4 (6.5%)
27 (43.9%)
1 (1.6%)
19 (30.6%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.090
Cup Area
Normal
Meningkat
6 (9.7%)
25 (40.3%)
3 (4.8%)
17 (27.4%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
9 (14.5%)
53 (85.5%)
0.104
Cup Vol.
Normal
Meningkat
14 (22.6%)
17 (27.4%)
6 (9.7%)
14 (22.6%)
3 (4.8%)
8 (12.9%)
23 (37.1%)
39 (62.9%)
0.185
CDHR
Normal
Meningkat
5 (8.1%)
26 (41.9%)
0 (0.0%)
20 (32.3%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.015
CDVR
Normal
Meningkat
2 (3.2%)
29 (46.8%)
2 (3.2%)
18 ( 29.0%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.670
CDAR
Normal
Meningkat
3 (4.8%)
28 (45.2%)
1 (1.6%)
18 ( 29.0%)
0 (0.0%)
11 (17.7%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.108
Jumlah
rata-rata
31 (50.0%)
20 (32.3%)
11 (17.7%)
62 (100.0%)
Optik Disc
p
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area 79.0% , penipisan rim area
91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%, pembesaran
cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%,
pembesaran cup disc area ratio 93.5% dan RNFL nasal yang normal 50%, yang
menipisan 32.3% dan yang menebal17.7%. Dengan Somers’d test dijumpai optic
disc bagian disc area dan cup disc horizontal ratio signifikan dengan RNFL nasal.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.8. Hubungan optic disc dengan RNFL Temporal pada penderita POAG
RNFL Temporal
Normal
Menurun
Meningkat
Jumlah
n (%)
n (%)
n (%)
n (%)
Disc Area
Normal
Menurun
4 (1.6%)
8 (12.9%)
6 (12.9%)
36 (58.1%)
Rim Area
Normal
Menurun
2 (3.2%)
10 (16.1%)
1 (1.6%)
41 (66.1%)
Cup Area
Normal
Meningkat
2 (3.2%)
10 (16.1%)
Cup Vol.
Normal
Meningkat
Optic disc
3 (4.8%)
5 (8.1%)
p
13 (21.0%)
49 (79.0%)
0.905
2 (3.2%)
6 (9.7%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.903
7 (11.3%)
35 (56.5%)
0 (0.0%)
8 (12.9%)
9 (14.5%)
53 (85.5%)
0.292
4 (1.6%)
8 (12.9%)
18 (29.0%)
24 (38.7%)
7 (11.3%)
1 (1.6%)
23 (37.1%)
39 (62.9%)
0.481
CDHR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
11 (17.7%)
4 (1.6%)
38 (61.3%)
0 (0.0%)
8 (12.9%)
5 (8.1%)
57 (91.9%)
0.496
CDVR
Normal
Meningkat
0 (0.0%)
12 (19.4%)
4 (6.5%)
38 (61.3%)
0 (0.0%)
8 (12.9%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.404
CDAR
Normal
Meningkat
1 (1.6%)
11 (17.7%)
3 (4.8%)
39 (62.9%)
0 (0.0%)
8 (12.9%)
4 (6.5%)
58 (93.5%)
0.212
Jumlah
rata-rata
12 (19.4%)
42 (67.7%)
8 (12.9%)
62 (100.0%)
Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area 79.0%, penipisan rim area
91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%, pembesaran
cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%,
pembesaran cup disc area ratio 93.5% dan RNFL temporal yang normal 19.4%,
menipisan 67.7% dan yang menebal 12.9%. %. Dengan Somers’d test dijumpai
optic disc tidak signifikan dengan RFNL temporal.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB V
PEMBAHASAN
Dari subjek penelitian POAG yang berjumlah 31 pasien dengan 62 mata
pada tabel 4.1 Karakteristik jenis kelamin subjek penelitian didapatkan jumlah
wanita lebih banyak dari pada laki-laki yaitu sebesar 87.0% . Hal ini sesuai
dengan beberapa literatur yang menyatakan sering dijumpai pada perempuan
dibandingkan laki-laki, (American Academy of Ophthalmology, 2009-2010)
dimana sebagian sex hormon wanita sebagai protektif terhadap saraf optik dan
penurunan hormon estrogen berhubungan dengan peningkatan resiko POAG.
(TGF, 2013)
Tabel 4.2 Karakteristik kelompok umur pasien menunjukkan bahwa pasien yang
terbanyak berumur 35 – 44 tahun berjumlah 14 (45.2%) subjek. Hal ini
dikarenakan pada pasien POAG usia demikian lebih banyak yang berobat ke
poliklinik mata dan memenuhi syarat penelitian. Namun glaukoma sering terjadi
pada usia diatas 40 tahun dimana insidensinya meningkat signifikan sesuai dengan
usia. Prevalensi Rotterdam Study menunjukkan o,8%, dan Barbados Eye Study
menunjukkan prevalensi 7% dengan usia > 40 tahun.
Tabel 4.3 Hubunghan lapang pandangan dengan optic disc pada penderita POAG,
memperlihatkan pada perubahan optic disc sudah terjadi gangguan lapang
pandangan pada sebagian subjek. Dimana pada optic disc bagian disc area (p =
0.007) dan rim area (p = 0,016) signifikan dengan gangguan lapang pandangan.
Universitas Sumatera Utara
43
Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara perubahan optic disc gangguan
lapang pandangan pada pasien POAG. (Dacosta, 2007)
Tabel 4.4 Hubungan lapang pandangan dengan RNFL pada penderita POAG
memperlihatkan terjadi penipisan RNFL dan terjadi gangguan lapang pandangan.
Penipisan RNFL pada kuadran superior (p = 0.002), inferior (p = 0.022) dan nasal
(p = 0.027) signifikan dengan gangguan lapang pandangan. Hal ini menunjukkan
adanya hubungan penipisan RNFL dengan gangguan lapang pandangan pada
pasien POAG. (Leonard, 2010)
Terjadinya perubahan struktur pada optic disc dan ketebalan retina (RNFL) 3050% didapati sebelum terjadi perubahan lapang pandangan pada glaukoma.
(American Academy of Ophthalmology, 2009-2010) (Novita, 2008)
Tabel 4.5 sampai dengan tabel 4.8 Hubungan optic disc dengan RNFL pada
penderita POAG memperlihatkan perubahan optic disc yang mengarah ke
glaukoma dan terjadi penipisan RNFL. Perubahan optic disc bagian disc area (p =
0.026) dan cup disc horizontal ratio (p = 0.015) signifikan dengan RNFL kuadran
nasal. Dimana diketahui bahwa glaukoma mempunyai predileksi untuk terjadinya
penipisa RNFL yaitu pada kuadran superior dan inferior, sehingga Average RNFL
superior dan inferior merupakan indikator yang penting. ( Novita, 2008)
Universitas Sumatera Utara
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
KESIMPULAN
1. Pada
pemeriksaan
lapang
pandangan
dengan
optic
disc,
memperlihatkan pada perubahan optic disc bagian disc area signifikan
dengan gangguan lapang pandangan.
2. Pada pemeriksaan lapang pandangan dengan RNFL, memperlihatkan
pada gangguan lapang pandangan signifikan dengan penipisan RNFL
kuadran superior, inferior dan nasal.
3. Pada pemeriksaan optic disc dengan RNFL memperlihatkan perubahan
optic disc bagian disc area dan cup disc horizontal ratio disertai
dengan penipisan RNFL signifikan dengan RNFL kuadran nasal.
4. Perubahan optic disc dan penipisan RNFL mendahului perkembangan
kehilangan lapang pandangan pada penderita Glaukoma.
6.2.
SARAN
1. Untuk mencegah terjadinya kebutaan akibat POAG perlu pemeriksaan
optic disc, ketebalan retina dan lapang pandangan agar dapat diketahui
sejauh mana sudah terjadi gangguan.
2. Pemeriksaan follow-up berkelanjutan dari lapang pandangan dan
ketebalan retina setelah pemeriksaan optic disc sangat diperlukan.
Universitas Sumatera Utara