Kualitas Hidup Caregiver dalam Merawat Anggota Keluarga dengan Skizofrenia di RS Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Medan

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Skizofrenia
2.1.1DefinisiSkizofrenia
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh
dan terganggu. Skizofrenia merupakan sebuah sindroma kompleks yang mau tak
mau menimbulkan efek merusak pada kehidupan penderita maupun anggotaanggota keluarganya. Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang merusak yang
dapat melibatkan gangguan yang khas dalam berpikir (delusi), persepsi
(halusinasi) pembicaraan, emosi dan perilaku.Skizofrenia merupakan kumpulan
dari beberapa gejala klinis yang penderitanya akan mengalami gangguan dalam
kognitif, emosional, persepsi serta gangguan dalam tingkah laku. Penderita
gangguan jiwa akan mengalami menunjukkan gejala gangguan persepsi, seperti
waham dan halusinasi (Kaplan & Sadock’s, 2007).
Skizofrenia termasuk dalam salah satu gangguan mental yang disebut
psikosis. Pasien psikotik tidak dapat mengenali atau tidak memiliki kontak dengan
realitas (Setiadi, 2007).
2.1.2 Etiologi Skizofrenia
Sebagianbesarilmuanmenyakinibahwaskizofreniaadalahpenyakitbiologis
yang


disebabkanolehfaktor-faktorgenetik,

ketidakseimbangankimiawi

Universitas Sumatera Utara

diotak, atau abnormalitas dalam lingkungan prenatal. Berbagai peristiwa stres
dalam hidup dapat memberikat kontribusi pada perkembangan skizofrenia pada
mereka yang telah memiliki predisposisi pada penyakit ini (Setiadi, 2007) :
2.1.2.1 Somatogenesis
Pendekatan somatogenesis berusaha memahami kemunculan skizofrenia
sebagai akibat dari berbagai proses biologis dalam tubuh ada tiga yaitu faktorfaktor genetik (Keturunan), biochemistry(Ketidakseimbangan Kimiawi Otak),
Neuroanatomi (Abnormalitas Stuktur Otak). Faktor-faktor Genetik (Keturunan)
dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa gen yang diwarisi seseorang,
sangat kuat mempengaruhi resiko seseorang mengalami skizofrenia. Studi pada
keluarga telah menunjukkan bahwa semakin dekat relasi seseorang dengan pasien
skizofrenia, makin besar resikonya untuk mengalami penyakit tersebut.
Biochemistry (Ketidakseimbangan Kimiawi Otak) dalam beberapa bukti
menunjukkan bahwa skizofrenia mungkin berasal dari ketidakseimbangan

kimiawi otak yang disebut neurotransmiter

yaitu kimiawi otak yang

memungkinkan neuron-neuron berkomunikasi satu sama lain. Beberapa ahli
mengatakan bahwa skizofrenia berasal dari aktivitas neurotransmiter dopamine
yang berlebihan di bagian-bagian tertentu otak atau dikarenakan sensitivitas yang
abnormal terhadap dopamine. Banyak ahli yang berpendapat bahwa aktivitas
dopamine

yang berlebihan saja tidak cukup untuk skizofrenia. Beberapa

neurotransmiter lainseperti serotonin dan norepinephrine tampaknya juga
memainkan peranan.

Universitas Sumatera Utara

Neuroanatomy (Abnormalitas Struktur Otak) dalam berbagai teknik
imaging, seperti MRI telah membantu para ilmuan untuk menemukan
abnormalitas struktural spesifik pada otak pasien skizofrenia. Misalnya, pasien

skizofrenia yang kronis cenderung memiliki ventikel otak yang lebih besar.
Mereka juga memiliki volume jaringan otak yang lebih sedikit daripada orang
normal. Pasien skizofrenia menunjukkan aktivitas yang sangat rendah pada lobus
frontalis otak.
2.1.2.2 Psikogenesis
Pemahaman Kemunculan Skizofrenia Menurut Pendekatan Psikologis
(khususnya psikodinamik) yaitu menurut pandangan Sigmund Freud adalah
sebagaimana secara fisik orang dilahirkan kemudian terus berkembang sehingga
mencapai kematangannnya, kepribadian manusia juga mengalami hal yang
serupa. Sebagaimana secara fisik orang yang sungguh tak berdaya dan baru
kemudian berangsur-angsur menjadi kuat, demikian pula secara psikis orang
berkembang dari tak berdaya menuju kematangan.
Menurut pandangan Harry Stack Sullivian yang mendedikasikan hidupnya
untuk penanganan pasien skizofrenia meyakini bahwa etilogi skizofrenia berasal
dari kesulitan-kesulitan interpersonal di masa awal kehidupan (terutama relasi
orangtua dengan anak),dan dia mengkonseptualisasikan treatment sebagai proses
interpersonal jangka panjang yang mencoba untuk mengatasi masalah-masalah
awal itu.
Menurut pandangan Thomas H. Ogden (1982) mengatakan bahwa konflik
utama pasien skizofrenia adalah antara keinginan untuk mempertahankan keadaan


Universitas Sumatera Utara

psikologis di mana makna bisa ada, dan keinginan untuk menghancurkan makna
dan pikiran, dan kapasitas untuk menciptakan pengalaman dan berpikir.
2.1.2.3 Benang Merah Pandangan Psikodinamik Tentang Skizofrenia
Berbagai pemahaman psikodinamik yang ada tentang skizofrenia, maka
ada tiga hal utama yang tampaknya disepakati oleh berbagai pandangan yang ada
yaitu, simptom-simptom psikotik memiliki makna, faktor etiologis signifikan
adalah terganggunya hubungan antara bayi dan caretaker. Penting diperhatikan,
klinikus tidak menyalahkan para ibu, namun cenderung berpandangan bahwa ada
interaksi antara bayi yang memiliki kekurangan neurobiologis dengan ibu yang
mungkin tidak siap secara emosional untuk menangani anak yang tak biasa. Jadi
perlu ada kecocokan antara ibu dan anak agar relasi menjadi baik, hubungan
terpeutis yang berdasarkan psikodinamik dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien skizofrenia.
2.1.3 Gejala Klinis Skizofrenia
2.1.3.1 Gejala positif skizofrenia
Gejala-gejala positif yang diperlihatkan pada penderita skizofrenia adalah
sebagai berikut : delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasional

(tidak masuk akal). Meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinan
itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya. Halusinasi,
yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya
penderita mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak
ada sumber suara atau bisikan itu. Adapun juga kekacauan alam pikir, yang dapat
dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya pembicaraannya kacau, sehingga tidak

Universitas Sumatera Utara

dapat diikuti alur pikirannya. Gelisah, gaduh, tidak dapat diam, mondar-mandir,
agresif, bicara dengan semangat dan gembira dengan berlebihan. Merasa dirinya
“orang besar”, merasa besar mampu, serta hebat dan sejenisnya. Pikiran penuh
dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinya dan juga
menyimpan rasa permusuhan.
2.1.3.2 Gejala Negatif Skizofrenia
Gejala-gejalanegatif

yang

diperlihatkanpadapenderitaSkizofrenia


(Setiadi, 2007) yaitu Alam perasaan (affect) tumpul dan mendatar. Gambaran
alam perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.
Menarik diri atau mengasingkan diri (with-drawn) tidak mau bergaul atau kontak
dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).

Kontak emosional amat

“miskin”, sukar diajak bicara dan pendiam. Adapun jugapasif dan apatis, menarik
diri dari pergaulan sosial.
2.1.4

KriteriaDiagnostikSkizofrenia
Terdapatbeberapa kriteriadiagnostikskizofreniamenurut DSM-IV TR
sebagaiberikut :
2.1.4.1

Simtom-simtom khas yaitu dua atau lebih dari yang berikut ini,
masing-masing muncul cukup jelas selama jangka waktu satu
bulan (atau kurang, bila ditangani dengan baik) :


2.1.4.2

Disfungsi sosial/okupasional

2.1.4.3

Durasi

Universitas Sumatera Utara

Simtom-simtom gangguan ini tetap ada untuk paling sedikit 6
bulan. Periode 6 bulan ini mencakup paling tidak dimana
simtom-simtom muncul.
2.1.4.4 Tidak termasuk gangguan Schizoaktif atau gangguan mood.
2.1.4.5 Tidak termasuk gangguan karena zat atau karena kondisi medis.
2.1.5

Tipe-tipe Skizofrenia
Berikutiniadalahtipeskizofreniadari DSM-IV-TR 2000 dimana

diagnosis ditegakkanberdasarkangejala yang dominan (Videback, 2008):
2.1.5.1 Skizofrenia tipe paranoid ditandai dengan waham kejar (rasa
menjadi) korban atau dimata-matai atau waham kebesaran,
halusinasi, dan kadang-kadang keagamaan yang berlebihan, atau
perilaku agresif dan bermusuhan.
2.1.5.2 Skizofrenia tipe tidak terorganisasi, ditandai dengan afek datar
yang tidak sesuai secara nyata, inkoherensi, asosiasi longgar
dan disorganisasi perilaku yang ekstrim.
2.1.5.3 Skizofrenia tipe katatonik ditandai dengan gangguan psikomotor
yang nyata, baik dalam bentuk tanpa gerakan atau aktivitas
motorik yang berlebihan, negatifisme yang ekstrim, mutisme,
gerakan volunter yang aneh, ekolalia, atau ekopraksia.
2.1.5.4 Skizofrenia tipe residual ditandai dengan setidaknya satu
episode skizofrenia sebelumnya, menarik diri dari masyarakat,
afek datar, serta asosiasi longgar.

Universitas Sumatera Utara

2.2 Kualitas hidup
2.2.1DefinisiKualitasHidup

Menurut WHO (1998), kualitas hidup didefenisikan sebagai persepsi
individu sebagai laki-laki atau wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya
dan sistem nilai dimana mereka tinggal, dan berhubungan dengan standar hidup,
harapan, kesenangan, dan perhatian mereka. Hal ini merupakan konsep tingkatan,
terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik, status psikologis, tingkat
kebebasan, hubungan sosial dan hubungan spiritual kepada karakteristik
lingkungan mereka.
Sementaraitu,

Donald

(2001)

mengemukakanbahwakualitashidupmerupakanistilah

yang

merujukpadaemosional,
sosialdankesejahteraanfisikseseorangjugakemampuanmerekauntukberfungsidalam
kehidupansehari-hari.

Menurut

Unit

PenelitianKualitasHidupUniversitas

kualitashidupadalahtingkatdimanaseseorangmenikmatihal-halpenting
mungkinterjadidalamhidupnya.

Masing-masing

memilikikesempatandanketerbatasandalamhidupnya

Toronto,
yang
orang
yang

merefleksikaninteraksinyadanlingkungan.
Sedangkankenikmatanitusendiriterdiridariduakomponenyaitupengalamandarikepu

asandankepemilikanatauprestasi (Universitas Toronto, 2004).
2.2.2 KomponenKualitasHidup

Universitas Sumatera Utara

Beberapa literatur menyebutkan kualitas hidup dapat diklasifikasikan
kedalam beberapa komponen yaitu : University of Toronto (2004),beberapa
literatur menyebutkankualitashidupdapatdibagidalam 3 bagianyaitu internal
individu,

kepemilikan

(hubunganindividudenganlingkungan),

danharapan(prestasidanaspirasiindividu).
2.2.2.1 Internal individu
Internal individu dalam kualitas hidup dibagi 3 yaitu secara fisik,
psikologis dan spiritual. Secara fisik yang terdiri dari kesehatan fisik yang
terdiri dari kesehatan fisik, personal higienis, nutrisi, olohraga, pakaian dan
penampilan fisik secara umum. Secara psikologis yang terdiri dari kesehatan
dan penyesuaian psikologis, kesadaran, perasaan, harga diri, konsep diri dan
kontrol diri. Secara spiritual terdiri dari nilai-nilai pribadi dan kepercayaan
spiritual.
2.2.2.2 Kepemilikan
Kepemilikan

(hubunganindividudenganlingkungannya)

dalamkualitashidupdibagiduayaitusecarafisikdansosial.
terdiridarirumah,

Secarafisik

yang

tempatkerja/sekolah,

secarasosialterdiridaritetangga/lingkungandanmasyarakat,

keluarga,

teman/rekankerja, lingkungandanmasyarakat.
2.2.2.3 Harapan
Harapan

(prestasidanaspirasiindividu)

dalamkualitasdapatdibagiduayaitusecarapraktisdansecarapekerjaan.
Secarapraktisyaiturumahtangga,

pekerjaan,

Universitas Sumatera Utara

aktivitassekolahatausukareladanpencapaiankebutuhanatausosial.
Secarapekerjaanyaituaktivitaspeningkatanpengetahuandankemampuansertaad
aptasiterhadapperubahandanpenggunaanwaktusantai,
aktivitasrelaksasidanreduksi stress.
2.2.3 Domain KualitasHidup
World

Health

Organization

Quality

of

Life



BREF

(1998)

membagikualitashidupdalamempat domain yaitufisik, psikologis, hubungansosial,
danlingkungan.
2.2.3.1 Domain I – fisik
WHOQOL membagi domain fisik pada tiga bagian, yaitu:
1. Nyeri dan ketidaknyamanan
Menilai pengalaman sensasi fisik yang tidak menyenangkan
yang dialami oleh pasien dan sampai sejauh mana sensasi tersebut
mengganggu dan mempengaruhi kehidupan sehari-harinya.
2. Tenaga dan lelah
Aspek ini mengeksplor tenaga, antusiasme dan keinginan
individu untuk selalu dapat melakukan aktivitas sehari-hari, sebaik
aktivitas lain seperti rekreasi. Kelelahan membuat individu tidak
mampu mencapai kekuatan yang cukup untuk merasakan hidup
yang sebenarnya. Kelelahan merupakan akibat dari beberapa hal
seperti sakit, depresi, atau pekerjaan yang terlalu berat.
3.

Tidur dan istirahat

Universitas Sumatera Utara

Aspek ini fokus pada seberapa banyak tidur dan istirahat.
Masalah tidur termasuk kesulitan untuk pergi tidur, bangun tengah
malam, bangun di pagi hari dan tidak dapat kembali tidur dan
kurang segar saat bangun di pagi hari.

2.2.3.2 Domain II – Psikologis
WHOQOL membagi domain psikologis pada lima bagian, yaitu:
1. Perasaan positif
Menilai seberapa besar pengalaman perasaan positif yang
memberikan perasaan kebahagiaan, penuh harapan, kedamaian,
kenikmatan terhadap hal-hal yang menyenangkan dalam hidup serta
pandangan tentang masa depannya.
2. Berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi
Aspek ini mengeksplor pandangan individu terhadap pikiran,
pembelajaran,

ingatan,

konsentrasi dan

kemampuannya dalam

membuat keputusan. Hal ini juga termasuk kecepatan dan kejelasan
individu mengambil gagasan.
3. Harga diri
Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tentang diri
mereka sendiri. Hal ini bisa saja memiliki jarak dari perasaan positif
sampai perasaan yang negatif tentang diri mereka sendiri. Perasaan
seseorang dari harga sebagai individu dieksplor. Aspek dari harga diri

Universitas Sumatera Utara

fokus dengan perasaan individu dari kekuatan diri, kepuasan dengan
diri dan kendali diri.
4. Gambaran diri dan penampilan
Aspek ini menguji pandangan individu dengan tubuhnya.
Apakah penampilan tubuh kelihatan positif atau negatif.Fokus pada
kepuasan individu dengan penampilan dan akibat yang dimilikinya
pada konsep diri. Hal ini termasuk perluasan dimana apabila ada
bagian tubuh yang cacat akan bisa dikoreksi misalnya dengan
berdandan, berpakaian, menggunakan organ buatan dan sebagainya.
5. Perasaan negatif
Aspekinifokuspadaseberapabanyakpengalamanperasaannegatifi
ndividu,

termasukpatahsemangat,

perasaanberdosa,

kesedihan,

keputusasaan, kegelisahan, kecemasan, dankurangbahagiadalamhidup.
Hal
initermasukpertimbangandariseberapamenyedihkanperasaannegatif
danakibatnyapadafungsikeseharianindividu.
2.2.3.2 Domain III – Hubungan sosial
WHOQOL membagi domain hubungan sosial menjadi tiga bagian,
yaitu:
1. Hubungan perorangan
Menilai seberapa jauh hubungan pertemanan, cinta dan
dukungan yang diharapkan dan diperoleh dalam menjalin hubungan
intim baik secara emosional maupun fisik.

Universitas Sumatera Utara

2. Dukungan sosial
Aspek ini menguji apa yang individu rasakan pada tanggung
jawab, dukungan, dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman.
Aspek ini fokus pada seberapa banyak yang individu rasakan pada
dukungan keluarga dan teman, faktanya pada tingkatan mana individu
tergantung pada dukungan di saat sulit.
2.2.3.4 Domain IV – Lingkungan
WHOQOL membagi domain lingkungan pada delapan bagian, yaitu:
1. Keamanan fisik dan keamanan
Aspek ini menguji perasaan individu pada keamanan dari
kejahatan fisik. Ancaman pada keamanan bisa timbul dari beberapa
sumber seperti tekanan orang lain atau politik. Aspek ini
berhubungan langsung dengan perasaan bebas individu.
2. Lingkungan rumah
Aspekinimengujitempat

yang

terpentingdimanaindividutinggal
(tempatberlindungdanmenjagabarang-barang).
Kualitassebuahrumahdapatdinilaipadakenyamanan,
tempatteramanindividuuntuktinggal.
3. Sumber penghasilan
Menilai pandangan pasien tentang sumber keuangan yang
diperolehnya apakah dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya
agar gaya hidup yang nyaman baginya dapat terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara

4.

Kesehatan dan perhatian sosial: ketersediaan dan kualitas
Aspek ini menguji pandangan individu pada kesehatan dan
perhatian sosial di dekat sekitar. Dekat berarti berapa lama waktu
yang diperlukan untuk mendapatkan bantuan.

5. Kesempatan untuk memperoleh informasi baru dan keterampilan
Aspek ini menguji kesempatan individu dan keinginan untuk
mempelajari keterampilan baru, mendapatkan pengetahuan baru, dan
peka pada apa yang terjadi. Termasuk program pendidikan formal,
atau pembelajaran orang dewasa atau aktivitas di waktu luang, baik
dalam kelompok atau sendiri.
6. Partisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang
Aspek ini mengeksplor kemampuan individu, kesempatan dan
keinginan untuk berpartisipasi dalam waktu luang, hiburan dan
relaksasi.
7.

Lingkungan fisik (polusi/ keributan/ kemacetan/ iklim)
Aspek ini menguji pandangan individu pada lingkungannya.
Hal ini mencakup kebisingan, polusi, iklim dan estetika lingkungan
dimana pelayanan ini dapat meningkatkan atau memperburuk kualitas
hidup.

8. Transportasi
Aspekinimengujipandanganindividupadaseberapamudahuntuk
menemukandanmenggunakanpelayanantransportasi.
2.3

Caregiver

Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Definisi Caregiver
Caregiver dalam Merriam-Webster Dictionary (2012) adalah orang yang
memberikan perawatan langsung pada anak atau orang dewasa yang menderita
penyakit kronis. Caregiver sebagai seseorang yang memberikan bantuan
medis, sosial, ekonomi, atau sumber daya lingkungan kepada seseorang
individu yang mengalami ketergantungan baik sebagian atau sepenuhnya
karena kondisi sakit yang dihadapi individu tersebut (National Alliance for
Caregiving, 2010).
Mifflin (2007) juga menyatakan caregiver sebagai seseorang dalam
keluarga, baik itu orang tua angkat, atau anggota keluarga lain yang membantu
memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang mengalami ketergantungan.
Caregiver keluarga (family caregiver) didefinisikan sebagai individu yang
memberikan asuhan keperawatan berkelanjutan untuk sebagai waktunya secara
sungguh-sungguh setiap hari dan dalam waktu periode yang lama, bagi anggota
keluarganya yang menderita penyakit kronis (Gwen, 2014).
2.3.2JenisCaregiver
Menurut

Sukmarini

(dalam

Daulay

2014),

caregiver

dibagimenjadicaregiver informal dancaregiver formal. Caregiver informal
adalahseseorangindividu
memberikanperawatantanpa

(anggotakeluarga,
di

bayar,

teman,

atautetangga)

yang

paruhwaktuatausepanjangwaktu,

tinggalbersamamaupunterpisahdengan orang yang dirawat, sedangkancaregiver
formal adalahcaregiver yang merupakanbagiandarisystempelayanan, baik di
bayarmaupunsukarelawan.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Timonen (dalam Fadilla, 2014), ada dua jenis caregiver, yaitu
formal dan informal. Caregiver formal atau disebut juga penyedia layanan
kesehatan adalah anggota suatu organisasi yang dibayar dan dapat menjelaskan
norma praktik, profesional, perawat atau relawan. Sementara informal caregiver
bukanlah anggota organisasi, tidak memiliki pelatihan formal dan tidak
bertanggung jawab terhadap standar praktik, dapat berupa anggota keluarga
ataupun teman. Dengan demikian caregiver keluarga merupakan bagian dari
informal caregiver.
Family caregiver atau caregiver keluarga menurut Wenberg (dalam
Family Caregiver Alliance Center on Caregiving, 2007), adalah pasangan, anak
dewasa, kenalan pasangan atau teman yang memiliki hubungan pribadi dengan
pasien, dan memberikan berbagai bantuan yang tidak dibayar untuk orang dewasa
yang lebih tua dengan kondisi kronis atau lemah.
Dengandemikiandapatdisimpulkanbahwacaregiver
keluargaadalahanggotakeluargapasien,

yang

bersediadanbertanggungjawabdalammerawat,
sosial,

memberikandukungansecarafisik,

emosionalsertamenyediakanwaktunyauntukkeluarga

yang

mengalami

skizofrenia hinggapulihataubahkanhinggaakhirhayatnya.
2.3.3

Kualitas Hidup Caregiver Saat Merawat Klien Skizofrenia
Pengasuh utama telah ditetapkan sebagai seseorang untuk sistem
pendukung

pasien

informal

yang

mengambil

perawatan

dan

bertanggungjawab untuk pasien, dan yang melakukan sebagian besar
waktunya untuk tugas tanpa menerima apapun retribusi ekonomi.

Universitas Sumatera Utara

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup caregiveradalah
kesehatan pengasuh sangat memburuk yaitu masalah stres, kecemasan dan
depresi yang diamati dalam beberapa studi. Kehidupan kerja juga secara
signifikan dipengaruhi pengasuh harus meninggalkan pekerjaan mereka,
memodifikasi jam kerja atau mengubah pekerjaan lain. Selain itu, dalam
beberapa kasus, stres tampaknya dikaitkan denga pekerjaan, tugas rumah
tangga dan merawat pasien. Isu-isu ekonomi menghasilkan keprihatinan
dalam penagsuh karena pengeluaran di daerah berbeda, misalnya obat
terapi dan rawatan (Caqueo et al, 2009).

Universitas Sumatera Utara