Kualitas Hidup Caregiver dalam Merawat Anggota Keluarga dengan Skizofrenia di RS Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Skizofrenia merupakan kelompok gangguan psikosis atau psikotik yang

ditandai oleh distorsi-distorsi mengenai realitas, juga sering terlihat adanya
perilaku menarik diri dari interaksi sosial, disorganisasi, pikiran dan kognisi
(Hawari, 2003).Skizofrenia juga merupakan gangguan mental yang bersifat
kronis atau kambuh ditandai dengan adanya kekacauan antara pikiran, emosi
dan perilaku pasien yang terkena. Jumlah orang dengan skizofrenia di dunia,
khususnya di negara-negara berkembang meningkat. Sekitar 1 dari 100 orang
di dunia menderita skizofrenia (Mental Health Research Assosiation, 2006).
Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya dibagi dalam tiga kategori
(gejala positif, negatif dan disorganisasi). Gejala positif meliputi: halusinasi,
waham dan gangguan pemikiran (kognitif). Sedangkan gejala negatif adalah
hilangnya ciri khas atau fungsi normal seseorang, termasuk kurang atau tidak
mampu menampakkan mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku,
kurang dorongan untuk beraktifitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan

yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia), serta gejala
disorganisasi, baik dari perilaku aneh (bizzare) dan ganguan pembicaraan
(Wiramihardja, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO, 2015),
skizofrenia adalah gangguan mental yang berat mempengaruhi lebih dari 21
juta orang diseluruh dunia. Orang dengan skizofrenia 2-2,5 kali lebih
cenderung meninggal lebih awal daripada populasi umum. Diperkirakan lebih
dari 50% pasien gangguan jiwa yang di rawat di RS Jiwa adalah pasien dengan
skizofrenia. Kasus skizofrenia di Amerika Serikat prevalensi seumur hidup
dilaporkan secara bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5%.
Sementara itu, prevalensi skizofrenia di indonesia mencapai 1,7 per
seribu orang dari populasi pada semua tingkatan umur. Aceh dan Yogyakarta
merupakan daerah dengan prevalensi skizofrenia tertinggi yaitu 2,7%
(Riskesdas, 2013). Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan dengan
mengambil hasil bahan Rekam Medik di Rumah Sakit Jiwa Medan tahun 2015
di ruang rawat inap terdapat 2.174 orang penderita skizofrenia (98,2%) dari
2.214 penderita gangguan jiwa dan tahun 2015 kunjungan rawat jalan terdapat

11.336 orang penderita skizofrenia (81,6%) dari 13,899 pasien gangguan jiwa,
di tahun 2016 yaitu dari bulan Januari sampai April kunjungan rawat jalan
terdapat 3.653 orang penderita skizofrenia (83,6%) dari 4.371 pasien gangguan
jiwa dengan jumlah target populasi pada tahun 2016 yaitu 650 pasien
skizofrenia.
Skizofrenia menyebabkan perubahan kepribadian dan ketidaksesuaian
sosial yang berat sehingga penderita gagal untuk berfungsi secara pribadi,
sosial, vokasional dan fisikal, akibatnya penderita mengalami ketergantungan

Universitas Sumatera Utara

dengan orang lain, terutama pada anggota keluarga sebagai caregiver
(Retnowati, 2012).
Caregiver adalah seseorang baik yang dibayar ataupun yang sukarela
bersedia memberikan perawatan kepada orang lain maupun keluarga yang
memiliki masalah kesehatan dan keterbatasan dalam merawat dirinya sendiri,
dimana bantuan tersebut meliputi bantuan untuk kehidupan sehari-hari,
perawatan kesehatan, finansial, bimbingan persahabatan serta interaksi sosial
(Zhou, 2016).
Keluargakhususnyacaregivermempunyaiperan

besardalamtahappemulihan,
sehinggasejakawalperawatankeluargadiharapkanikutterlibatpadapenangananp
erawatankeluarga

yang

mengalamiskizofrenia.Seseorang

yang

menjadicaregiver
dalamkeluargabisanyadilihatdarikedekatandankesempatannyadalammenjalan
kanperannya (Alejandra, 2011).
Merawat pasien skizofrenia dibutuhkan kesabaran dan membutuhkan
waktu yang lama akibat kekronisan penyakit skizofrenia. Anggota keluarga
yang mendampingi menghabiskan lebih banyak waktu untuk merawat
anggota keluarga yang sakit daripada mengurusi dirinya sendiri. Dalam
penelitian Darwin dkk (2013), terdapat 71,2% pendamping menghabiskan
waktu untuk merawat pasien selama lima jam perhari. Padahal, keluarga yang
merawat pasien lebih dari satu jam perhari sudah memiliki tingkat stres yang

tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Caregiver juga harus menghadapi beban sosial berupa stigma dan
reaksi kemarahan dari tetangga dan lingkungan. Dalam penelitian Abdel et al
(2011), keluarga pasien skizofrenia dimana keluarga pasien skizofrenia
mengalami peningkatan beban terkait perasaan sedih dan khawatir atas
kondisi pasien, beban finansial, serta akibat kelelahan fisik dan psikis selama
perawatan.
Suatu penelitian yang dilakukan Mirza (2015), menunjukkan bahwa
keluarga tidak mengalami stres selama merawat pasien, mengingat lamanya
waktu merawat pasien yang rata-rata sudah lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak
25 orang dan 22 orang diantaranya mengalami stres normal (88,0%) dan 3
lainnya mengalami tingkat stres ringan (12%). Keluarga telah berada tahap
acceptance (penerimaan) terhadap apa yang telah terjadi.
Sejalan dengan penelitian Fitri & Kartinah (2012), menunjukkan
bahwa meskipun keluarga merawat pasien dan membutuhkan waktu yang
lama, tetapi keluarga tetap menunjukakan sikap positif sehingga tidak
mengalami stres, sikap penerimaan keadaan dan kondisi pasien merupakan

suatu strategi preventif untuk mengurangi stres dan dampak negatifnya.
Melihatperanutamacaregiver

dalammerawatanggotakeluarga

yang

caregiver

mengalamiskizofrenia,
inimenjadilebihrentanterhadapgangguanpsikologis,

dangejala

yang

hadirsepertistres, frustasi, mengurangiinteraksisosial, kecemasan, depresi
(Primaria,

2014).


Pada

seringditemuibeberapapasientidakpatuhminumobat.

kenyataannya,
Caregiverdituntutuntuk

Universitas Sumatera Utara

dapat berinteraksi dan meyakinkan pasien untuk minum obat. Kondisi ini bila
berlangsung secara terus-menerus dapat menyebabkan caregiver menjadi
marah bahkan sampai frustrasi (Roukema, 2003). Selain itu, merawat pasien
skizofrenia dalam waktu yang lama sering menimbulkan perasaan tertekan,
kecewa, tidak berdaya, takut dan malu terhadap perilaku pasien yang tidak
normal (Fitrikasari, 2012).
Suatu penelitian yang dilakukan Primaria (2014) menunjukkan
bahwacaregiver
hadirsepertistres,


rentanterhadapgangguanpsikologis,
frustasi,

dangejala

mengurangiinteraksisosial,

yang

kecemasan,

depresisehinggaberdampakpadakesehatanfisik.
Kondisiinidapatmempengaruhikualitashidup

caregiver

sebagaiperawatutamapasienskizofreniadi rumah.
Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat dimana seseorang
menikmati kemungkinan dalam hidupnya. Kenikmatan tersebut memiliki dua
komponen yaitu pengalaman, kepuasan dan kepemilikan atau pencapaian

beberapa karateristik dan kemungkinan – kemungkinan tersebut merupakan
hasil dari kesempatan dan keterbatasan setiap orang dalam hidupnya dan
merefleksikan interaksi faktor personal dan lingkungan (Chang &Weissman,
2004).
Menurut Coons & Kaplan (dalam Branka 2013),setiap individu
memiliki kualitas hidup yang berbeda tergantung dari masing-masing
individu dalam menyikapi permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Jika
menghadapi dengan positif maka akan baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain

Universitas Sumatera Utara

halnya jika menghadapi dengan negatif maka akan buruk pula kualitas
hidupnya.
Kreitler dan Ben, 2004 (dalam Kurs, 2015) menjelaskan kualitas hidup
sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam bidang
kehidupan. Dalam hal ini bahwa kualitas hidup dibentuk oleh suatu gagasan
yang terdiri dari aspek kognitif dan afektif karena penilaian individu terhadap
suatu kondisi mempengaruhi secara efektif dan menimbulkan reaksi terhadap
kondisi emosi individu tersebut.
Caregiver yang ditemui di Kunjungan Rawat Jalan RS Jiwa Prof. Dr.

Ildrem mengemukakan bahwa merawat pasien skizofrenia dalam waktu yang
lama merupakan tantangan bagi mereka. Pada umumnya caregivermengalami
kelelahan, kurang tidur, stress, malu memiliki anggota keluarga yang
mengalami skizofrenia, bingung jika pasien tidak mau minum obat dan kesal
serta marah bila pasien tidak melakukan kegiatan apapun di rumah.
Caregiverjuga mengeluh memikirkan dana untuk biaya pengobatan dan
trasnportasi kerumah sakit, Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti
tertarik untuk mengeksplorasi lebih lanjut tentang Kualitas Hidup Caregiver
dalam Merawat Anggota Keluarga dengan Skizofrenia di RS Jiwa Prof. Dr.
M. Ildrem Medan.
1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah yaitu, “Bagaimana

Kualitas Hidup Caregiver dalam Merawat Anggota Keluarga dengan
Skizofrenia di RSJiwa Prof. Dr. M. Ildrem Medan?”.

Universitas Sumatera Utara


1.3.

Pertanyaan Penelitian
“Bagaimana kualitas hidup Caregiver dalam merawat anggota keluarga

dengan Skizofrenia di RS Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Medan?”.

1.4.

Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Kualitas hidup Caregiver dalam
Merawat Anggota Keluarga dengan Skizofrenia di RS Jiwa Prof.
Dr. M. Ildrem Medan.
1.4.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Kualitas Hidup Caregiver dalam Merawat
Anggota Keluarga dengan Skizofrenia di RS Jiwa Prof. Dr. M.
Ildrem Medan berdasarkan kesehatan fisik.
b. Untuk mengetahui Kualitas Hidup Caregiver dalam Merawat
Anggota Keluarga dengan skizofrenia di RS Jiwa Prof. Dr. M.

Ildrem Medan berdasarkan kesehatan psikologis.
c. Untuk mengetahui Kualitas Hidup Caregiver dalam Merawat
Anggota Keluarga dengan Skizofrenia di Rs Jiwa Prof. Dr. M.
Ildrem Medan berdasarkan hubungan sosial.
d. Untuk mengetahui Kualitas Hidup Caregiver dalam merawat
Anggota Keluarga dengan Skizofrenia di RS Jiwa Prof. Dr. M.
Ildrem Medan berdasarkan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

1.5.

Manfaat Penelitian
1.5.1

Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi
tambahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan bagi
civitas akademik, khususnya keperawatan.

1.5.2

BagiPraktekKeperawatan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi bagi
perawat tentang kualitas hidup caregiver sehingga perawat
dapat

memberikan

perhatian

dan

intervensi

untuk

meningkatkan kualitas hidup caregiver sebagai perawat
utama pasien di rumah.
1.5.3

BagiPenelitianKeperawatan
Sebagai data tambahan dan referensi dalam melakukan
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara