T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam Melakukan Pengawasan terhadap Peredaran Vaksin T1 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang
kesehatan diharapkan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan yang dapat dirasakan oleh siapapun. Pemerintah Daerah
Kota/Kabupaten adalah salah satu indikator utama setelah Pemerintah Pusat dimana
sangat penting peran Pemerintah Daerah dalam hal pelayanan kesahatan yang telah
terstruktur dalam tugas Dinas Kesehatan. Saat ini di Indonesia telah marak akan kasus
pemalsuan vaksin yang memerlukan pertimbangan dan pengawasan khusus, yang
pertama kali terjadi sejak tahun 2003 berdasarkan penyelidikan kepolisian.
Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat diberbagai
rumah sakit diberbagai daerah baik pusat maupun daerah provinsi. Vaksin merupakan
salah satu produk bilogi yang dikategorikan sebagai produk yang beresiko tinggi terhadap
perkembangan anak, pemberian vaksin pun pada balita merupakan program dari
pemerintah yang berfungsi dapat memberi kekebalan tubuh sehingga tidak mudah untuk
terserang penyakit pada balita maupun anak.
Pemerintah menetapkan lima jenis imunisasi dasar, yaitu : Campak Hepatitis B,
BCG untuk mencegah tuberculosis, Polio, dan DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus). Isi
kandungan vaksin adalah bahan aktif, ajuvan/tambahan, pelarut, stabilizer, pengawet, dan

residu. Manfaat vaksin adalah dapat menyelematkan hidup anak, vaksin sangat aman juga

efektif bagi tubuh, vaksin dapat mencegah penuluran penyakit pada orang lain, dapat
meghemat waktu dan biaya, dapat melindungi generasi berikutnya. Bahaya dari
pemberian vaksin palsu tersebut pada anak dapat terkena infeksi karena memiliki
kandungan bakteri dan kuman dan cenderung langsung terserang demam tinggi, terkena
masalah sesak nafas, meningkatnya denyut nadi.
Temuan vaksin palsu yang terjadi saat ini adalah kejadian kriminal yang murni
dimana pelakunya yaitu oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, diantaranya terdiri
dari produsen, distributor, pengumpul botol, pencetak label vaksin, bidan dan dokter.
Pada kasus pemalsuan vaksin yang mejadi sorotan utama adalah Kemenkes (Kementrian
Kesehatan) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), BPOM telah mengakui
ada kelemahan dan pengawasan atas perederannya. Peredaran vaksin palsu dalam sarana
kesehatan disebabkan oleh sebagian masyarakat akan vaksin diluar program pemerintah.
Penjual vaksin illegal menawarkan produknya dengan harga murah ke sarana pelayanan
kesehatan. Atas temuan vaksin palsu ini sangat meresahkan masyarakat kota salatiga
untuk itu sangat penting peran pemerintah dan dinas kesehatan dari berbagai daerah
dalam mengawasi peredarannya agar tidak terjadi.
Salah satu kasus vaksin palsu tersebut terdapat dilokasi Tangerang Selatan,
Bekasi pada tanggal 21 Juni 2016, pelaku bernama Hidayat Taufiqrahman (produsen),

Rita Agustina (produsen) dan para pelaku lainnya. Kasus vaksin palsu terkuak setelah
penggerebakan terjadi disebuah apotek di kawasan Kramatjati, Jakarta Timur, DKI
Jakarta. Pengungkapan vaksin palsu ini bermula adanya keluhan masyarakat yang
mengaku balita mereka tetap sakit meski sudah diberi vaksin.1 Berdasarkan hasil
pemeriksaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Senin, 18 Juli 2016
1

http://www.kompas.com dikunjungi pada 05 Maret 2017 pukul 14.13.

siang di (Rumah Sakit Ibu dan Anak) RSIA Mutiara Bunda teridentifikasi menggunakan
vaksin palsu dengan jenis Tripacel. Terkait dengan temuan ini BPOM menyampaikan ke
Dinas Kesehatan untum ditindak lanjuti untuk kemudian diproses hukum.2
Kota Salatiga Sehat merupakan suatu keharusan untuk diwujudkan. Guna
mewujudkannya harus dilakukan berbagai upaya pembangunan di bidang kesehatan.3
Upaya tersebut tidak bisa dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tetapi harus dilakukan
secara holistik bersama stakeholder, lintas sektor dan masyarakat. Kegiatan-kegiatan
program pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan maupun non
kesehatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan, merupakan data atau fakta yang
perlu dicatat dan dikelola dengan baik dalam suatu sistem informasi. Peran data dan
informasi program pembangunan kesehatan terasa makin diperlukan guna pengambilan

keputusan disetiap program, tahapan dan jenjang administrasi.
Di kota Salatiga itu sendiri telah dilakukan kunjungan langsung ke lapangan
terkaitakan isu vaksin palsu, sehingga dapat dikatakan pusat pelayanan kesehatan
Pemerintah yang ada di kota Salatiga bebas dari vaksin palsu. Vaksin di kota Salatiga
didapatkan langsung dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan hanya menerima
dari distributor resmi.
Terkait permasalahan tersebut Dinas Kesehatan setempat maupun dinas terkait
dari kota Salatiga maupun Jawa Tengah selama ini telah melakukan berbagai upaya salah
satunya melakukan pengawasan dan pengecekkan uji sample secara rutin di berbagai
rumah sakit.

2

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/07/18/15343981/bpom.temukan.vaksin.palsu.di.rsia.mutiara.bunda.
http://dkksalatiga.org/visi-dkk-salatiga dikunjungi pada 20 September 2016 pukul 12.12.

3

Peran pada pejabat berwenang maupun instansi terkait perlu menjaga secara terus
menerus dan melakukan berbagai upaya untuk mencegahnya. Bagi pemalsu vaksin yang

beredar saat ini telah dijerat hukuman karena telah melanggar Pasal 28 H ayat (1) UUD
1945.4 Pasal 197, 198, 199 Undang-undang Kesehatan.5 Pasal 62 Undang-undang
Perlindungan Konsumen.6 dan Undang-undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang.7 Bukan hanya dalam hal pemalsuan semata namun pemalsuan
vaksin ini juga sangat berpengaruh pada balita dan anak yang menerima dalam tubuhnya.
Dalam hal ini kesehatan adalah tanggung jawab bersama bagi setiap individu,
masyarakat, pemerintah juga swasta dimana hal ini, diharapkan masyarakat dengan
dukungan pemerintah dapat melakukan upaya-upaya kesehatan promotif dan preventif
sehingga harapan itu, program pengembangan kegiatan kesehatan yang berbasis
masyarakat harus dapat diupayakan sebagai proses.8 Sedangkan pada pengertian dari
Hukum Kesehatan ialah rangkaian peraturan medik dan sarana medik.9

Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
bidang kesehatan merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar.10
Berikut ini merupakan tugas pemerintah di bidang pemeliharaan kesehatan, antara
lain :

4


Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945.
Pasal 197, 198, 199 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
6
Pasal 62 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
7
UU No.8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
8
Edi Purwo Saputro, Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta, 2010. Hlm.109.
9
C.S.T Kansil, Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia, Rineka Cipta, Bandung, 1991. Hlm.1.
10
Pasal 12 UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
5

a. Pemerintah memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan rakyat dengan
menyelenggarakan dan mengiatkan usaha-usaha dalam lapangan :
1) Pencegahan dan pemberantasan penyakit,
2) Pemulihan kesehatan,
3) Penerangan dan pendidikan kesehatan kepada rakyat,
4) Pendidikan tenaga kesehatan,

5) Perlengkapan obat-obat dan alat-alat kesehatan,
6) Penyelidikan-penyelidikan
7) Lain-lain usaha yang diperlukan.
Demikianlah Unit Pemeliharan Kesehatan (UPK) merinci garis-garis besar
usaha preventif, kuratif, dan lain-lainnya. Untuk mewujudkan hak setiap
warga negara dan kesehatan pemerintah mengadakan usaha-usaha.
b. Pemerintah berusaha mencukupi keperluan rakyat yang pokok untuk hidup
sehat, yang terdiri atas sandang pangan, perumahan, an lain-lain, serta
melakukan usaha-usaha untuk mempertinggi kemampuan ekonomi rakyat.
c. Pemerintah melakukan pencegahan penyakit dengan menyelenggarakan :
1) Hygiene lingkungan termasuk kebersihan
2) Pengebalan (imunasasi)
3) Karantina
d. Pemerintah memberantas penyakit menular dan penyakit endemis (penyakit
rakyat)
e. Pemerintah mengusahakan pengobatan dan perawatan untuk masyarakat
seluruh wilayah Indonesia secara merata.11

Pembagian urusan pemerintahan daerah kabupaten/kota dibidang kesehatan
meliputi : Upaya Kesehatan, yaitu Pengelolaan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

Daerah kabupaten/kota rujukan tingkat Daerah kabupaten/kota; Pengelolaan Upaya
Kesehatan Masyarkat (UKM) Daerah kabupaten/kota dan rujukan tingkat Daerah
kabupaten/kota; Penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D dan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat Daerah kabupaten/kota. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan,
yaitu Penerbitan izin praktek dan izin kerja tenaga kesehatan; Perencanaan dan
pengembangan SDM kesehatan untuk UKM dan UKP Daerah kabupaten/kota. Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan minuman, yaitu Penerbitan izin apotek, toko obat,

11

Drs. C“T. Ka sil, “.H., Pe ga tar Huku

Kesehata I do esia , Ri eka Cipta, Jakarta, 1991. Hl . 6.

toko alat kesehatan dan optikal; Penerbitan izin usaha mikro obat tradisional (UMOT);
Penerbitan sertifikat produksi alat kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) kelas 1 (satu) tertentu perusahaan rumah tangga;
Penerbitan izin produksi makanan dan minuman pada industri rumah tangga; Pengawasan
post-market produk makanan minuman industri rumah tangga. Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan, yaitu Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan

melalui tokoh kabupaten/kota, kelompok masrakat, organisasi swadaya masyarakat dan
dunia usaha tingkat kabupaten/kota.
Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun 2008 dalam bidang kesehatan,
dinas kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
dibidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, untuk
melaksanakan tugas pokok Dinas Kesehatan mempunyai beberapa fungsi. Yaitu,
perumusan kebijakan teknis dibidang kesehatan; penyelenggaran urusan pemerintahan
dan pelayanan umum dibidang kesehatan; pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang
kesehatan meliputi pemberdayaan kemitraan dan promosi kesehatan, pencegahan
penyakit dan penyehatan lingkungan, manajemen dan sumber daya kesehatan serta
pelayanan dan pembinaan kesehatan; pelaksanaan pelayanan kesekretariatan Dinas; dan
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.12
Peredaran vaksin palsu yang menjadi sasaran utama adalah sang anak, oleh karena
itu akibat vaksin palsu tersebut dapat dikenakan juga dengan Undang-undang

12

Pasal 5 ayat (1) dan (2) Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kota Salatiga.


Perlindungan Anak.13 Khususnya pada hak anak yang wajib dijamin, dilindungi, dan
dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. Didalam rangka
mewujudkan tujuan negara yang tertib, maka berbagai program dan kebijaksanaan perlu
didukung dan ditegakkan oleh kaidah peraturan perundang-undangan yang antara lain
memuat aturan dan pola perilaku-perilaku tertentu, berupa larangan, kewajiban, dan
perintah.
Pengawasan pada dasarnya bertujuan untuk mencegah kesalahan-kesalahan
sebelum terjadi maupun yang telah terjadi. Oleh karena itu sangatlah penting bagi
pemerintah maupun lembaga-lembaga terkait dalam melakukan pengawasan terhadap
peredaran vaksin terkait dengan judul yang penulis angkat khususnya untuk Kota
Salatiga. Dengan adanya pertentangan yang ada antara das sollen dan das sein terhadap
peraturan yang berlaku dan pada fakta-fakta yang terjadi secara langsung yang telah
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota sebagaimana praktek dalam melakukan tugas
pokok fungsinya karena kesehatan merupakan urusan pemerintahan konkuren wajib yang
terkait dengan pelayanan dasar sehingga Kota Salatiga dapat dikatakan bebas dari vaksin
palsu seperti yang terjadi dikota-kota lain.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam melakukan pengawasan

terhadap peredaran vaksin?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan pengawasan Dinas Kesehatan
terhadap peredaran vaksin di Kota Salatiga?

13

UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

B. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:
1. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai proses pengawasan yang dilakukan
Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam peredaran vaksin.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Dinas Kesehatan
Kota Salatiga dalam pengawasan peredaran vaksin sehingga dapat merumuskan
masalah jika dilihat dari kenyataan yang terjadi.

C. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoretis
Penelitian ini sebagai pengembangan ilmu dalam bidang Hukum Administrasi
Negara khususnya secara sosiologis terkait pada pengawasan yang dilakukan Dinas

Kesehatan Kota Salatiga terhadap peredaran vaksin.

2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan/pemikiran para
pengambil kebijakan yang terkait dengan peran Dinas Kesehatan Kota Salatiga agar
dapat meningkatkan pengawasan dan mencegah secara mendalam dengan beredarnya
vaksin palsu yang sedang marak saat ini.

D. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Didalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian hukum sosiologis
atau empiris.
Dalam rangka rangka melengkapi dan menyempurnakan penulisan untuk mendukung
penelitian tersebut diperlukan suatu metode penelitian, dalam permasalahan ini
menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu dengan menggambarkan
apa yang menjadi pembahasan dalam penelitian.14

2. Pendekatan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan yuridis sosiologis, yaitu
pendekatan penelitian yang mengkaji persepsi dan perilaku orang hukum orang
(badan hukum dan manusia) dan masyarakat serta efektivitas berlakunya hukum
positif sebagai gejala yuridis.15

3. Jenis data
1) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang berupa buku-buku maupun
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penulisan ini.

2) Data Primer
14
15

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 2012. Hlm.51.
Ibid.

Data yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan narasumber di
lingkungan Dinas Kesehatan Kota Salatiga.
Wawancara dilakukan dengan Pak Mulyono, sebagai penanggung jawab
program imunisasi.
4. Teknik Pengumpulan Data
Didalam penelitian ini penulis menggunakan 3 (tiga) jenis alat pengumpulan data,
yaitu studi dokumen, atau bahan pustaka, pengamatan dan wawancara secara
langsung dari narasumber.

5. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Pengolahan data disusun secara sistematis melalui proses pengolahan dengan
meninjau kembali data yang telah diperoleh dengan memilih data yang sesuai dengan
pembahasan

dalam

penulisan

dipertanggungjawabkan

dan

kesesuaiannya

tujuan
dengan

penelitian
kenyataan

ini

sehingga

yang

ada.

dapat
Untuk

menganalisis data yang telah diperoleh, penulis menggunakan analisis data kualitatif,
yaitu uraian yang dilakukan terhadap data yang terkumpul dengan menggunakan
kalimat-kalimat atau uraian-uraian yang menyeluruh terhadap fakta-fakta yang
terdapat dari sumber langsung sehubungan dengan implementasi hukum dalam peran
Dinas Kesehatan Kota Salatiga dalam melakukan pengawasan terhadap peredaran
vaksin, sebagaimana praktek yang telah terjadi dan pertentangan antara das sollen dan
das sein.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar lebih mudah memahami hasil penelitian dan pembahasan yang tertuang
dalam proposal ini, penulis selanjutnya membagi dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Gambaran secara umum dalam menguraikan tentang latar belakang masalah yang
menjadi dasar dilakukannya penelitian dan penulisan ini, latar belakang masalah, tujuan
penulisan, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai peran, tugas pokok, fungsi yang dilakukan Dinas
Kesehatan Kota Salatiga dalam melakukan pengawasan terhadap peredaran vaksin palsu,
serta faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pengawasan vaksin palsu secara
tegas berupa tenaga kerja, susunan struktur organisasi, sarana prasarana, tata kerja, dana
operasional dan monitoring pengawasan tersebut diberbagai rumah sakit dan apotekapotek dan kemudian apa yang terjadi dilapangan telah sesuai dengan peraturan atau
ketentuan yang diberlakukan.

BAB III : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang diberikan langsung dari penulis terkait dengan
permasalahan yang ditulis.

Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

IbM Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut Petani Kakao Kecamatan Bangsalsari

5 96 57

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12