E COMMERCE SEBAGAI SOLUSI MENGURANGI PEN

E-COMMERCE SEBAGAI SOLUSI MENGURANGI
PENGGANGGURAN DI INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu
ZEIN MUTTAQIN., S.E.I, MA.

Disusun Oleh :
IQBAL LAZUARDI (13423023)
HARYO FIRAS (13423017)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Puji syukur atas kehadirat Ilahi Rabbi, berkat rahmat dan kasih sayangNya, akhirnya makalah
berjudul e-commerce sebagai solusi


mengurangi penggangguran di Indonesia telah

diselesaikan. Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia
,juga untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang e-commerce sebagai solusi
mengurangi penggangguran di Indonesia
Harapan kami semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman, juga membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca.Kritik
dan saran dari pembaca juga kami harapkan sehingga untuk kedepannya kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dengan lebih baik. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna,semoga kedepannya segala kekurangan dapat diperbaiki.
Atas terselesaikannya makalah ini, kami sampaikan banyak terima kasih dan kepada
berbagai pihak khususnya dosen pengampu mata kuliah ini, yang telah memberikan dedikasinya
sedemikian besar dan kepercayaannya sehingga makalah ini dapat terwujud seperti ini. Kritik
dan saran membangun dari segenap pihak sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.
Semoga dapat membeikan manfaat bagi para pembaca dan menjadi bagian dari amal shaleh kami
di hadapan Allah SWT, amin.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Yogyakarta, Desember 2016


Penulis

2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1.

Latar Belakang..............................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah…………………………………………………………..3

1.3.

Tujuan............................................................................................................3


1.4.

Manfaat.........................................................................................................3

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................4
2.1.

Peningkatan e-commerce di Indonesia..........................................................4

2.2

E-commerce sebagai solusi mengurangi pengangguran di Indonesia...........9

BAB III PENUTUP...................................................................................................14
3.1.

Kesimpulan.................................................................................................14

3.2.


Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia
tentu memiliki aktivitas perekonomi yang tinggi pula. Indonesia merupakan negara ke 42 dalam
hal nilai PDB di dunia. Sebagai salah satu negara yang memiliki aktivitas ekonomi tertinggi di
dunia, tentu banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi, diantaranya adalah faktor
alam, baranag modal, jumlah penduduk,keunggulan keunngulan komparatif dan keunggulan
abslout yang dimiliki Indonesia, dan beberapa faktor lainnnya. Salah satu faktor yang
mendongkrak aktivitas perekonomian dunia termasuk di Indonesia dalam beberapa dekade
terakhir yaitu adalah perkembangan teknologi dan informasi. Perkembangan teknologi dan
informasi yang sangat cepat selama beberapa dekade terakhir membuat seluruh pelaku dalam
aktivitas ekonomi merasakan dampak yang nyata dalam hal perekonomian. Penggunaan internet

dan beberapa aplikasi penunjang yang kegunannya dapat dimanfaatkan dalam menjalankan
aktivitas perekonomian telah terlihat dampaknya.
Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesatnya telah memberikan
kemudahan bagi pelaku pelaku ekonomi seperti produsen, distributor dan konsumen. Produsen
dapat menggunakan teknologi untuk memperbanyak produski dengan waktu yang relatif cepat
dengan biaya yang terjangkau. Distributor dapat menyalurkan barang dari produsen ke konsumen
dengan penggunaan teknologi, sehingga dapat mempercepat waktu pendistribusian dan
jangkauan distribusi yang lebih jauh dan merata. Konsumen sebagai pengguna barang juga
mendapatkan kemudahan dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi, konsumen
sebagai pengguna barang makin mudah untuk mencari barang yang diinginkan dengan berbagai
pilihan produsen dan cara pembayaran yang diinginkan.
Salah satu penggunaan teknologi dan informasi dalam aktivitas pereknomian yang kini
marak dilakukan adalah perdagangan elektronik ( e-commerce ). Dalam [CITATION Dew11 \l
1033 ] dalam Kalakota danWhinston (1997) e-commerce dapat ditinjau dari perspektif berikut :

1

a. Perspektif komunikasi, ecommerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi atau
pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.
b. Perspektif proses bisnis, ecommerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi

dari transaksi bisnis dan aliran kerja
c. Perpektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan,
konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan
kualitas barang dan menigkatkan kecepatan layanan pengiriman
d. Perpekstif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang
atau informasi melalui internet dan sarana online lainnya.
[CITATION Dew11 \l 1033 ] dalam (Baun dalam Purbo,2000:2) Menurut David Baum, e-

commerce adalah “e-commerce is a dynamic set of technologies, applications, communities
through electronic transactions and the electronic exchange of goods, service, and information”.
Ecommerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang
menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan
perdagangan barang pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
Secara

sederhana

e-commerce

dapat


diartikan

sebagai

aktivitas

perdagangan

yang

menghubungkan produsen dan konsumen dengan menggunakan media elektronik sebagai
penghubung.
Perkembangan teknologi dan informasi memberikan dampak positif pada perekonomian,
tetapi tidak bisa menghilangkan masalah klasik ekonomi yaitu, pengangguran. Perkembangan
teknologi dan informasi tidak serta merta menghilangkan pengangguran yang mana diketahui
merupakan masalah ekonomi yang dialami oleh banyak negara. Penggangguran yang ada dapat
memberikan dampak negatif bagi dari segi sosial maupun ekonomi. Penggangguran di Indonesia
tahun 2016 adalah sebanyak 7,02 juta orang[ CITATION bps \l 1033 ]. Hal ini tentu saja
disebabkan banyak faktor terutama tidak seimbangnya kesempatan kerja dengan jumlah tenaga

kerja. Tingginya angka pengangguran tentu akan memberikan dampak negatif bagi
perekonomian suatu negara.
E-commerce sebagai salah satu aktivitas penunjang perekonomian dalam beberapa tahun
terakhir tentu e-commerce akan memiliki perananan yang sangat besar terhadap penurunan angka
2

pengangguran.

E-commerce

diharapkan

mampu

memberikan

solusi

terhadap


angka

pengangguran yang tentunya hal ini berhasil akan dampak yang signifikan terhadap
perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
1.2 Rumusan masalah :
E-commerce sebagai salah satu aktivitas ekonomi yang sedang marak dilakukan tentu
akan memberikan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan. E-commerce sebagai
suatu aktivitas pereknomian melibatkan banyak pihak seperti produsen, distributor dan
konsumen, yang tentunya pihak-pihak tersebut memberikan dampak masing-masing terhadap
pertumbuhan ekonomi. E-commerce

diyakini bisa menjadi solusi untuk mengurangi angka

pengangguran yang selama ini diketahui sangat sulit untuk diturunkan. Tentunya hal tersebut
tidak dapat terlaksana begitu saja tanpa ada rencana dan pelaksanaan yang jelas. Perlu
kematangan rencana dan pelaksanaan yang baik agar hal tersebut dapat terjadi. Oleh karena itu
rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan e commerce di Indonesia
2. Bagaimana e-commerce bisa menjadi solusi mengurangi pengganguran di Indonesia
1.3 Tujuan Penulisan

Dari pemaparan di atas, makalah ini disusun dengan tujuan sebagai
berikut
1. Memahami bagaimana peningkatan e commerce di Indonesia
2. Memahami bagaimana e-commerce bisa menjadi solusi mengurangi pengagguran di
Indonesia
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah dengan judul “e-commerce sebagai solusi menguranggi penganggguran di
Indonesia” ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi:
1. Pemerintah Indonesia. Diharapkan dengan adanya makalah ini pemerintah Indonesia
dapat meningkatkan transaksi e-commerce di Indonesia dengan membuat peraturanperaturan yang sesuai yang dapat meningkatkan e-commerce di Indonesia.
2. Akademisi. Diharapkan makalah ini dapat menambah khasanah keilmuan bagi kalangan
akademisi mengenai e-commerce di Indonesia.
3. Masyarakat. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan pemahaman
masyarakat Indonesia mengenai e-commerce dan mengaplikasikannya pada bisnis yang
dijalankan sehingga berdampak pada pengurangan angka pengangguran.

3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peningkatan e-commerce di Indonesia
E-commerce adalah model ekonomi baru yang memiliki pasar sangat luar biasa.
Diperkirakan lewat e-commerce pasar akan sangat menakjubkan. Beberapa ramalan
mengatakan, jika kita saat ini memiliki perusahaan dengan omset miliaran rupiah
tidak masuk dalam e-commerce dalam waktu sepuluh tahun yang akan datang
perusahaan kita akan gulung tikar. Sehingga tidak mengherankan jika perusahaan di
dunia, termasuk Indonesia, ramai-ramai membuka situsnya di internet.
E-commerce termasuk didalamnya periklanan secara eketronik akan memangkas
biaya promosi serta memudahkan pembeli-pembeli potensi untuk melihat-lihat
produk sesuka hati tanpa takut merusak produk yang bersangkutan atau
menjengkelkan penjual yang tidak sabar. Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan
penjual juga dapat mengurangi perantara-perantara penjualan yang pada gilirannya
akan membuat harga barang atau jasa bisa ditekan serendah mungkin. Hal ini juga
sangat menguntungkan dari sudut pandang pembeli. Menyangkut hadirnya perantaraperantara ini, tidak semua perantara bertindak kurang menguntungka. Ada beberapa
kasus dimana peran para perantara justru diperlukan.[ CITATION Adi06 \l 1033 ]
Pertumbuhan konsumen lewat internet terjadi sekitar 800 persen per tahun sampai
2002, dan pertumbuhan tersebut naik berkali-kali lipat per tahun 2016. Menurut
survey IDC sekitar 1 Milyar orang akan terkoneksi internet dalam beberapa tahun ke
depan. Hal ini menandakan bahwa peluang e-commerce sebagai salah satu alat
memajukan pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat. Usaha atau perusahaan
yang masuk kedalam e-commerce yang notabene berbasis global, marketnya juga ikut
mengglobal, artinya pasar e-commerce tidak lagi dibatasi oleh geografis.Semua orang
yang telah terhubung dengan internet merupakan target pasar seluruh usaha atau
perusahaan di dunia. Melakukan aktivititas perdagangan melalui e-commerce bagi
perusahaan akan sangat menguntungkan. Ini merupakan fenomena digital ekonomi
yang mengurangi peranan intermediasi. Lewat e-commerce konsumen menemukan
akses langsung ke produsen, sehingga biaya otomatis dapat ditekan. Pemanfaatan ecommerce dalam bisnis mengakibatkan proses bisnis berlangsung cepat. Order cycle

4

sebuah bisnis yang tadinya memakan waktu 30 hari, waktunya akan menjadi pendek.
Proses yang cepat ini tentu akan meningkatkan pendapatan.
E-commerce euphoria yang ada saat ini merupakan hasil perkembangan ecommerce yang sejatinya sudah dilakukan beberapa perusahaan atau usaha mandiri
sejak tahun 90-an. Internet yang

mulai digunakan secara luas oleh masyarakat

Indonesia tahun 1995 terlalu lama hanya difungsikan untuk melihat informasi yang
tidak bisa diperoleh secara bebas dan murah maupun gratis, terutama pada
pemerintahan Soeharto. Setelah Soeharto lengser, dan memasuki era presiden Habibie
yang perhatian kepada kebebasan pers serta kebebasan mendapat informasi, ternyata
fungsi internet itu juga tetap tidak berubah. Memang harus harus diakui bahwa
sejumlah situs internet yang menyajikan breaking news mulai menarik pemasang
iklan. Juga harus diakui pula bahwa sejumlah pengusaha baru yang terinspirasi
dengan sukses yang diraih para pengusaha digital di ngeara maju sudah mulai
membuat net companies. Namun demikian kesadaran secara luas bahwa intenet
merupakan medium bisnis baru, baru muncul di awal tahun 2000. Selain karena
kondisi sosial poliyik yang sudah cukup stabil, yang kemudian memicu bangkitnya
kembali optimism masyarakat domestic terhadap masa depan ekonomi Indonesia,
orang Indonesia mulai kembali memperhatikan dunia luar pada awal tahun 2000.
Berhubung e-commerce

di berbagai penjuru dunia sedang mencapai puncaknya,

banyak orang Indonesia yang baru tersadar bahwa internet menjanjikan peluang
bisnis yang luar biasa.[ CITATION Riy01 \l 1033 ]
Tabel.2.1 Perkembangan pasar e-commerce di Indonesia[ CITATION www16 \l
1033 ]

5

Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak
bisa diragukan lagi. Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta
orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar e-commerce menjadi
tambang emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi
ke depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan data dari Menkominfo yang
menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka
Rp130 triliun.
Ini merupakan angka yang sangat fantastis mengingat bahwa hanya sekitar 7%
dari pengguna internet di Indonesia yang pernah belanja secara online, ini
berdasarkan data dari McKinsey. Dibandingkan dengan China yang sudah mencapai
30%, Indonesia memang masih tertinggal jauh, tapi perlu anda ingat bahwa jumlah ini
akan terus naik seiring dengan bertumbuhnya penggunaan smartphone, penetrasi
internet di Indonesia, penggunaan kartu debit dan kredit, dan tingkat kepercayaan
konsumen untuk berbelanja secara online. Jika kita melihat Indonesia sebagai Negara
kepulauan yang sangat luas, e-commerce adalah pasar yang berpotensi tumbuh sangat
besar di Indonesia.
Pada tahun 2012, suatu perusahaan e-commerce di Indonesia mencatat bahwa
41% penjualan mereka berasal dari Jakarta, tapi enam bulan selanjutnya angka ini
turun menjadi 22%. Ini menunjukkan bahwa tidak hanya konsumen di Jakarta saja
yang rutin berbelanja online, konsumen di luar Jakarta pun tidak ingin ketinggalan
mengikuti perkembangan zaman dengan menunjukkan kontribusi mereka pada pasar
e-commerce di Indonesia.
6

Data dari lembaga riset ICD memprediksi bahwa pasar e-commerce di Indonesia
akan tumbuh 42% dari tahun 2012-2015. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan
negara lain seperti Malaysia (14%), Thailand (22%), dan Filipina (28%) Tentulah
nilai sebesar ini sangat menggoda bagi sebagian investor, baik dalam maupun luar
negeri. Beberapa VC (Venture Capital) besar seperti Rocket Internet, CyberAgent,
East Ventures, dan IdeoSource bahkan sudah menanamkan modal ke perusahaan ecommerce yang berbasis di Indonesia. Sebut saja beberapa diantaranya adalah raksasa
Lazada dan Zalora, Berrybenka, Tokopedia, Bilna, Saqina, VIP Plaza, Ralali dan
masih banyak lagi. Mereka adalah sebagian contoh dari perusahaan e-commerce yang
sukses dan berhasil dalam memanfaatkan peluang pasar e-commerce di Indonesia
yang sedang naik daun.[CITATION sta14 \l 1033 ]
Industri perdagangan elektronik atau e-commerce yang terus tumbuh dan
berkembang di seluruh dunia , diyakini telah menjadi bagian penting dan signifikan
dari pertumbuhan ekonomi global. Menurut riset dan penelitian firma konsultan
bisnis dan manajemen AT Kearny, nilai penjualan global e-commerce tahun 2015
hampir mencapai 1 triliun dolar Amerika atau tumbuh sebesar 18% dibandingkan
tahun 2014.
Untuk kawasan Asia Tenggara, nilai penjualan e-commerce di negara – negara
ASEAN masih sangat kecil, kurang dari 1% total penjualan sektor industri retail.
Bandingkan dengan dengan negara – negara di Eropa, atau dengan Cina dan Amerika
Serikat yang mencapai 6% hingga 8%. Namun dalam beberapa tahun ke depan, masih
menurut AT Kearny, pertumbuhan nilai penjualan retail melalui e-commerce di negara
– negara ASEAN dapat meningkat hingga 25% per tahun. Hal ini dapat tercapai
seiring dengan meningkatnya daya beli, tingkat penetrasi pengguna internet, dan
semakin beragamnya tawaran transaksi online.
Berdasarkan riset Online Shopping Outlook 2015 yang dikeluarkan oleh BMI
research mengungkapkan nilai belanja online pada 2014 mencapai 21 triliun.
Sedangkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sampai
Januari 2016, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 88,1 juta, dimana 48
persen di antaranya merupakan pengguna internet harian.
Riset Markplus Insight dan majalah online Marketeers tahun 2013 menunjukkan,
dari 74,6 juta pengguna internet di Indonesia, 20% melakukan belanja online. Jumlah

7

pengguna internet yang melakukan transaksi online ini masih kalah dengan Thailand,
Filipina, Vietnam, Singapura, dan Malaysia yang mencapai 60% hingga 80%
pengguna internetnya melakukan transaksi online.
Bila merujuk pada populasi penduduk Indonesia yang sangat besar, potensi
perkembangan e-commerce di Indonesia sangat besar. Cita-cita menjadikan Indonesia
sebagai pelaku ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan proyeksi nilai
transaksi e-commerce 130 miliar dolar Amerika per tahun bukanlah hal yang
mustahil. Penetrasi pengguna internet yang terus tumbuh signifikan menjadi salah
satu faktor percepatan perkembangan e-commerce di Indonesia. Harga sambungan
internet yang semakin terjangkau dengan jaringan pita lebar yang makin luas
mendorong minat dan antusias masyarakat untuk terus menggunakan internet dalam
berbagai aspek kehidupan mereka.
Beragam tawaran produk dan jasa layanan online yang menarik, mudah, kreatif
dan tepat guna juga akan menjadi faktor percepatan pertumbuhan transaksi ecommerce. Yang harus diingat, setiap negara dengan kultur dan budayanya memiliki
kekhasan tersendiri dalam menciptakan pasar yang unik dan spesifik. Inilah
kesempatan para pelaku usaha nasional, terutama sektor retail, memanfaatkan
penguasaan pasar dan karakteristiknya menjadi peluang emas dengan memberikan
tawaran produk dan jasa layanan yang tepat dan sesuai.
Sebuah peta jalan (roadmap) yang menjadi panduan dan arah tujuan e-commerce
nasional dibutuhkan. Berbagai inisiatif mewujudkannya juga telah dimulai. Ada
tujuh hal yang diatur dalam peta jalan e-commerce Indonesia. Yaitu menyangkut
logistik, pendanaan, perlindungan konsumen, infrastruktur komunikasi, pajak,
pendidikan dan sumber daya manusia, serta cyber security.
Harapannya dengan disahkannya peta jalan e-commerce Indonesia yang
diwujudkan dalam sebuah Peraturan Presiden, dapat memayungi seluruh aspek dan
aktivitas transaksi e-commerce yang melindungi seluruh pemangku kepentingan,
dalam memajukan industri e-commerce di Indonesia. 1. Pendanaan berupa: (1) KUR
untuk tenant pengembang platform; (2) hibah untuk inkubator bisnis pendamping
start-up; (3) dana USO untuk UMKM digital dan start-up e-commerce platform; (4)
angel capital yang diperlukan ketika start-up masih merugi; (5) seed capital dari
Bapak Angkat; dan (6) crowdfunding. 2. Perpajakan dalam bentuk: (1) pengurangan

8

pajak bagi investor lokal yang investasi di start-up; (2) penyederhanaan izin/prosedur
perpajakan bagi start-up e-commerce yang omzetnya di bawah Rp 4,8 Miliar/tahun;
dan (3) persamaan perlakuan perpajakan sesama pengusaha e-commerce, baik asing
maupun domestik. 3. Perlindungan Konsumen melalui: (1) harmonisasi regulasi
menyangkut

sertifikasi

elektronik,

proses

akreditasi,

kebijakan

mekanisme

pembayaran, perlindungan konsumen dan pelaku industri e-commerce, dan skema
penyelesaian sengketa; dan (2) pengembangan national payment gateway secara
bertahap. 4. Pendidikan dan SDM terdiri dari: (1) kampanye kesadaran e-commerce;
(2) program inkubator nasional; (3) kurikulum e-commerce; dan (4) edukasi ecommerce kepada konsumen, pelaku, dan penegak hukum. 5. Logistik melalui: (1)
pemanfaatan Sistem Logistik Nasional (Sislognas); (2) Revitalisasi, restrukturisasi
dan modernisasi PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai penyedia jasa pos nasional;
(3) Pengembangan alih daya fasilitas logistik e-commerce dan (4) pengembangan
logistik dari desa ke kota. 6. Infrastruktur komunikasi melalui pembangunan jaringan
broadband. 7. Keamanan siber (cyber security) dengan menyusun model sistem
pengawasan nasional dalam transaksi e-commerce dan mengembangkan public
awareness tentang kejahatan dunia maya. Selain itu juga menyusun SOP terkait
penyimpanan data konsumen dan sertifikasi keamanan data konsumen. [CITATION
htt16 \l 1033 ]
2.2 E-commerce Sebagai Solusi Mengurangi Pengangguran di Indonesia
E-commerce

merupakan

sebuah

euphoria

ekonomi

yang

harus

dapat

dimanfaatkan sebaik mungkin oleh seluruh pelaku ekonomi. Peluang ekonomi yang
begitu baik ini akan dapat berguna bagi perkonomian jika segala sesuatu yang terkait
dengannya seperti sarana dan prasarana dipersiapkan dan titingkatkan dengan baik. ecommerce akan memberikan solusi terhadap berbagai solusi ekonomi seperti
pengangguran jika e-commerce dikelola dengan tata kelola yang baik. E-commerce
seperti angin segar ditengah keringnya solusi mengurangi pengangguran di Indonesia.
Seperti diketahui angka pengangguran di Indonesia sebesar 7,02 juta, ini merupakan
sebuah permasalahan yang jika hal tersebut tidak ditindaklanjuti dengan cara yang
tepat. Pengangguran yang ada dapat menimbulkan masalah-masalah baru seperti
9

masalah pada pendapatan per kapita, orang yang menganggur berarti tidak memiliki
penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja.
Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per-kapita. Dengan kata lain,
bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan
sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan meningkat,
dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.
E-commerce sebagai fenomena ekonomi datang sebagai “penyelamat” dengan
melibatkan seluruh pelaku ekonomi baik itu produsen, distributor maupun konsumen.
Datang sebagai “penyelamat” tentu banyak hal yang harus dilakukan e-commerce.
Satu hal yang pasti keberlangsungan e-commerce tergantung oleh para pengusaha
yang menjalankannya. Bagaimana dan seperti apa para pelaku usaha menjalankan
usahanya akan membawa dampak bagi masalah pengangguran di Indonesia. Jika
ingin menjadi solusi atas angka pengangguran di Indonesia para pelaku e-commerce
harus memperhatikan dengan sangat teliti mengenai usaha yang dijalankan.
Para pelaku e-commerce dapat mengurangi pengangguran dengan mempekerjakan
orang-orang yang menganggur untuk selanjutnya memperkuat usaha e-commerce
yang dijalankan. Para pemilik usaha e-commerce terlebih dahulu dapat meningkatkan
penjualan dan pendapatan sebelum memberdayakan pengangguran sebagai tenaga
kerja. Cara yang dapat dilakukan mulai dari meningkatkan traffic situs untuk
meningkatkan rata-rata order, promosi, iklan, dan lainnya. Cara lain yang harus
dilakukan adalah dengan : 1. Optimalkan layanan pelanggan. Kualitas layanan
pelanggan bisa mencerminkan seberapa profesional produk tersebut. Tonjolkan
layanan pelanggan yang baik untuk pelanggan setia. Intinya adalah membuat
pelanggan merasa istimewa. Berikan layanan pelanggan yang berkualitas seperti:
Tulisan ucapan terima kasih, kirimkan email untuk meminta umpan balik, merespon
dengan cepat melalaui email, live chat, telepon, dan media sosial, sertakan hadiah
freebie khusus pada paket produk, buat metode tukar/pengembalian barang yang
mudah 2. Terapkan harga psikologis. para pelaku e-commerce bisa mempengaruhi
keputusan pelanggan dengan menetapkan aturan. Salah satunya adalah menerapkan
harga psikologis, ini merupakan strategi harga produk dan promosi yang cenderung
akan mendorong pelanggan untuk membelanjakan uang mereka lebih banyak. 3.
Optimalkan sektor mobile. Menurut sebuah studi Forrester, penjualan mobile
10

commerce diharapkan mencapai $100 Miliar di 2014. Buatlah situs e-commerce agar
mendukung tampilan mobile untuk memberikan pelanggan pengalaman yang sama
ketika menggunakan desktop. Hal yang harus diperhatikan disini adalah tampilan
navigasi pada mobile juga harus jelas dan mudah digunakan. 4. Strategi pengiriman.
Menawarkan insentif pengiriman adalah cara yang efektif untuk meningkatkan
tingkat konversi dan meminimalisir keranjang belanja yang di tinggalkan begitu saja.
Pemilik usaha e-commerce bisa menawarkan gratis biaya kirim, pengiriman cepat,
biaya pengiriman yang flat dan gratis pengiriman kembali sebagai strategi bisnis. 5.
Membangun email marketing. Untuk membangun email marketing, bisa menawarkan
insentif sebagai imbalannya, selain itu cara ini bisa membantu meningkatkan traffic,
meningkatkan penjualan dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan
pelanggan. 6.Tentukan target pasar. Setelah mengidentifikasi jangkauan pelanggan,
berarti telah berada dalam sebuah market tertentu yang ditargetkan. Apakah
mahasiswa, ibu hamil, atau pegolf pro, kamu bisa memecah target pelanggan ke pasar
tertentu. Dengan mendefinisikan pasar, akan dapat melakukan lebih banyak hal
dengan anggaran yang kecil. Fokuslah pada cara-cara yang akan melibatkan
pelanggan melalui jaringan sosial, konten online, guest blogging, dan sosial
influencer. Menargetkan pasar tertentu adalah cara yang bagus untuk tetap fokus pada
marketing campaign. 7.Tingkatkan pengalaman belanja dengan cross selling. Biarkan
pelanggan menemukan semua yang mereka cari sehingga bisa meningkatkan . Produk
cross selling akan efektif pada halaman produk dengan memasukan bagian seperti
‘pelanggan yang membeli produk ini juga membeli’, ‘produk yang sering dibeli’, dan
lainnya.

8.Pertimbangkan

layanan

subscription.Ingin

mencari

cara

untuk

meningkatkan pendapatan yang stabil. Layanan e-commerce subscription adalah salah
satu cara yang bisa digunakan untuk meningkatkan pendapatan. 9.Terhubung dengan
influencer online. Influencer online biasanya telah memiliki banyak pengikut, jelas ini
cara yang bagus untuk mengenalkan produk ke target yang lebih luas. Hal ini juga
membantu ketika mereka menambahkan link yang merujuk ke toko onlinemu, yang
biasa disebut backlink atau link inbound yang sangat membantu SEO.
10.Maksimalkan SEO website perusahaan. SEO bisa menjadi hal yang rumit untuk
pelaku e-commerce, tapi disini ada 3 cara sederhana untuk meningkatkan peringkat
11

website dalam hasil pencarian: 1.Ulasan pelanggan. buat user generated content,
tambahkan kata kunci dan frase yang banyak digunakan oleh pelanggan.2.Perbaharui
homepage. Kamu bisa membuat posting blog terbaru atau posting twitter.3.Halaman
produk perbandingan. Tambahkan internal link tentang produk terkait yang relevan.
[CITATION Fel15 \l 1033 ]. Untuk mempromosikan website, bisa dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain, memasang iklan di google, situa jejaring sosial, dan
forunm-forum online terkemuka bahakan dengan cara offline seperti memberitahukan
dari mulut ke mulut atau membuat stiker dan yang berisi alamat website atau blog.
[ CITATION Yoh11 \l 1033 ].
Dengan strategi peningkatan penjualan tersebut para pelaku e-commerce dapat
meningkatkan penjualan mereka, yang tentunya nanti akan mereka akan
membutuhkan tambahan pegawai untuk membantu mereka menangani banyaknya
permintaan oleh konsumen. Peningkatan penjualan atau volume transaksi juga akan
berpengaruh terhadap perusahaan-perusahaan penyedia jasa pengiriman barang.
Volume pengiriman barang yang terus meningkat pada usaha e-commerce dapat
meningkatkan jumlah karyawan yang dibutuhkan oleh perusahaan penyedia jasa
pengiriman barang. Hal tersebut tentu saja akan berdampak pada pengurangan angka
pengangguran. Jika ditarik lebih jauh hingga pada pihak produsen e-commerce akan
memberikan dampak positif pada pengurangan angka pengangguran, peningkatan
permintaan oleh konsumen tentu akan membuat produsen membutuhkan tambahan
tenaga guna mengejar target produksi, hal tersebut akan mengurangi akan
pengangguran. Jika ditarik lebih jauh lagi pada sisi produsen bahan baku e-commerce
juga memberikan dampak pada pengurangan angka pengangguran. Produsen bahan
baku akan membutuhkan tenaga tambahan untuk memproduksi bahan baku yang
selanjutnya memberikan suplai bahan baku kepada produsen barang
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku e-commerce membutuhkan
tenaga guna memenuhi permintaan konsumen. Hal tersebut tentu saja berdampak
pada pengurangan angka pengangguran, yang mana dampak yang dirasakan tidak
hanya sebatas pengurangan angka pengangguran tetapi dampaknya bisa lebih luas
seperti peningkatan nilai GDP, peningkatan pendapatan nasional, peningkatan
pendapat per kapita, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan
pertumbuhan ekonomi secara nasional.
12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar didunia
ditambah dengan wilayah yang luas serta keuntungan dari segi alam dan geografis
membuat Indonesia menjadi negara dengan ekonomi yang bisa dikatakan tinggi dari segi
kuantitas. Sebagai suatu negara tentu Indonesia mengalami berbagai masalah seperti juga
13

yang dialami negara lain. Salah satu masalah yang dialami Indonesia adalah tingginya
angka pengangguran. Secara sederhana pengangguran dapat didefinisikan sebagai tenaga
kerja yang tidak atau belum memiliki pekerjaan. Secara sederhana pula pengangguran
disebabkan oleh tidak seimbangnya kesempatan kerja yang tersedia dengan jumlah
angkatan kerja yang ada. Angka pengangguran yang ada akan memberikan dampak
negatif bagi suatu negara jika hal tersebut tidak diberikan penyelesaian yang tepat.
E-commerce sebagai fenomena ekonomi yang selama beberapa tahun terakhir
terjadi melibatkan banyak pihak terutama pelaku ekonomi dalam aktivitasnya. Ecommerce secara sederhana dapat didefiniskan sebagai aktivitas pereknomian antara
penjual dan pembeli dengan media elektronik sebagai perantara. Produsen, distributor,
serta konsumen merasakan dampak positif dengan adanya e-commerce. E-commerce
dapat memotong waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas jual beli antara
penjual dan pembeli. Sebagai suatu fenomena ekonomi e-commerce dapat menjadi solusi
atas angka pengangguran yang ada. Dengan adanya e-commerce para pelaku usaha dapat
menambah jumlah tenaga kerja yang diperlukan, tentu saja hal ini akan berlaku jika usaha
yang dijalani meningkat penjualannya. E-commerce juga dapat mengurangi angka
pengangguran terutama pada pelaku usaha pengiriman barang. Naiknya jumlah transaksi
e-commerce memberikan dampak pada pengiriman barang, hal ini tentu saja membuat
perusahaan pengiriman barang membutuhkan tenaga kerja baru, dan hal tersebut
membuat angka pengangguran berkurang. Lebih lanjut pada produsen bahan baku
peningkatan e-commerce meningkatkan produksi bahan baku, yang mana hal tersebut
membutuhkan tenaga kerja baru dan hal tersebut dapat mengurangi angka pengangguran
yang ada.
3.2 Saran
Pembahasan pada makalah ini disadari belum sepenuhnya sempurna, untuk itu
jika ada penulis lain yang ingin membahas mengenai masalah yang kurang lebih
serupa dengan pembahasan yang ada makalah ini. Maka penulis menyarankan agar
dibahas lebih lanjut strategi-strategi lain yang dapat digunakan untuk mengurangi
pengangguran dengan memaksimalkan e-commerce. Lebih lanjut akan lebih menarik
jika dibahas bagaimana strategi-strategi tersebut bertahan lama terhadap penurunan
angka pengangguran. Pembahasan mengenai lamanya waktu bertahan strategi-strategi
yang ada tersebut terhadap penurunan angka pengangguran, diharapkan mampu
14

memberikan gambaran tentang strategi mana yang lebih baik untuk mengurangi
angka pengangguran.
Pada pembahasan mengenai topik ini juga akan lebih lengkap jika dibahas
strategi-strategi e-commerce negara lain untuk mengurangi angka pengangguran.
Perbandingan

strategi

e-commerce

negara

lain

untuk

mengurangi

angka

pengangguran di Indonesia, tentu akan menambah khasanah strategi yang mungkin
bisa ditiru atau bahkan dikembangkan lebih lanjut lagi. Penambahan strategi dari
negara-negara lain juga akan membuat pilihan strategi pengentasan pengangguran di
Indonesia melalui e-commerce juga akan semakin variatif.

DAFTAR ISI

Nugrahani, D. S. (2011). E-COMMERCE UNTUK PEMASARAN PRODUK. SEGMEN Jurnal
Manajemen dan Bisnis STIE Rajawali Purworejo, 10.
Nugroho, A. (2006). e-cmmerce (memahami perdagangan modern di dunia maya).
Bandung: informatika.
Ustadiyanto, R. (2001). Framework e-commerce. Yogyakarta: ANDI.
www.spireresearch.com. (2016). Indonesia's e-commerce market deveploment.
Yohan Jati, W. (2011). Google SEO. Yogyakarta: Andi Offset.
startupbisnis.com. (2014).
presidenri.go.id. (2016).
Anindita, F. (2015). Retrieved from felixanindita.web.ugm.ac.id.
15

bps.go.id. (n.d.).

16