Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Di Klinik Sally Medantahun 2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inisiasi Menyusui Dini
1. Pengertian
Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini
adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi
menyusu dini di namakan the best crawl atau merangkak mencari payudara
(Ambarwati, Wulandari 2010).
Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai
sendiri segera setelah lahir dan di biarkan kontak kulit ke kulit ibunya,
setidanya selama satu jam segera setelah lahir. (Roesli, 2012).
2. Keuntungan Inisiasi Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi
a. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi
1. Optimalisasi fungsi hormonal ibu dan bayi
a. Kontak kulit ke kulit dan IMD akan :
a) Menstabilkan pernapasan
b) Mengendalikan temperatur tubuh bayi
c) Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik
d) Mendorong keterampilan bayi untuk menyusui yang lebih
cepat dan efektif
e) Meningkatkan kenaikan berat badan (bayi kembali ke berat

lahirnya dengan lebih cepat )
f) Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu dan bayi
6

g) Bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama
h) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut
bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi
i) Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan
mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan kejadian ikterus
BBL
j) Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik
selama beberapa jam pertama hidupnya

b. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu
Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu
1

Oksitosin
a) Stimulasi kontraksi uterus dan menurunkan risiko
perdarahan pascapersalinan

b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan
produksi ASI
c) Keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi
d) Ibu menjadi lebih tenang, fasilitas kelahiran plasenta
dan pengalihan rasa nyeri dan berbagai prosedur
pascapersalinan lainnya.

2

Prolaktin
a) Meningkatkan produksi ASI
b) Membantu ibu mengatasi stres terhadap berbagai rasa
kurang nyaman

c) Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai
menyusui
d) Menunda ovulasi
a. Keuntungan Inisiasi Menyusui Dini untuk Bayi
1. Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat
kolostrum segera, di sesuaikan dengan kebutuhan bayi

2. Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah
imunisasi pertama bagi bayi
3. Meningkatkan kecerdasan
4. Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan
napas
5. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi
6. Mencegah kehilangan panas
b. Memulai 22 % kematian bayi berusia 28 hari ke bawah
1. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah.
2. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan
lamanya bayi di susui
3. Merangsang produksi asi
4. Memperkuat redleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal
pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
3. Langkah Inisiasi Menyusui Dini dalam asuhan bayi baru lahir
Langkah 1 : Lahirkan, lakukan penilaian pada bayi, keringkan
1. Saat bayi lahir, catat waktu kelahiran
2. Kemudian letakan bayi di perut bawah ibu
3. Nilai bayi apakah di perlukan resusitasi atau tidak


4. Bila perlu resusitasi, keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya dengan halus tanpa membersihkan verniks.
Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Setelah kering,
selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit nsebelum
tali pusat di klem
5. Hindari mengeringkan tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan
bayi juga membantunya mencari puting ibunya yang berbau sama
6. Lendir cukup dilap dengan kain bersih. Penghisapan lendir di dalam
mulut atau hidung bayi dapat merusak selaput lendir dan meningkatkan
resiko infeksi pernapasan
7. Perikas kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal) kemudian suntikan intramuskular 10 UI
oksitosin pada ibu. Jaga bayi tetap hangat
Langkah 2 : Lakukan kontak kulit dengan kulit selama paling sedikit satu jam
1.

Setelah tali pusat di potong dan di ikat, letakan bayi tengkurap di dada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi
harus berada di antara payudara ibu. Tapi lebih rendah dari puting


2.

Kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topidi
kepala bayi

3.

Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit satu jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Bila
perlu letakan bantal di bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak
visual antar ibu dan bayi. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
inisiasi menyusui dini dalam waktu 30-60 menit.

4.

Hindari membasuh atau menyeka payudara ibu sebelum bayi menyusu

5.

Selama kontak kulit ke kulit tersebut, lanjutkan dengan langkah

manajemen aktif kala 3 persalinan.

Langkah 3 : Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusui
1. Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusu
2. Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi menyusu misalnya
memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya. Menyusu pertama
biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu
payudara
3. Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya hingga bayi selesai
menyusu tunda memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah
terjadinya hipotermia.
4. Usahakan untuk tetap menempatkan ibu dan bayi di ruang bersalin hingga
bayi selesai menyusu
5. Segera setelah BBL selesai menghisap, bayi akan berhenti menelan dan
melepaskan puting. Bayi dan ibu akan merasa mengantuk. Bayi kemudian di
selimuti dengan kain bersih, lalu lakukan penimbangan dan pengukuran bayi.
Mengoleskan salep antibiotika pada mata bayi dan memberikan suntikan
vitamin K1.
a. Jika bayi belum melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 1 jam,
posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit

dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya.
b. Jika bayi masih belum menyusui dini dalam waktu 2 jam, pindahkan
ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan
asuhan BBL(pemberian antibiotika salep mata dan vitamin K1) dan
kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk menyusu

6. Kenakan pakaian pada bayi atau tetap di selimuti untuk menjaga
kehangatanya. Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari
pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat di sentuh, buka
pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada ibu sampai bayi hangat
kembali
7. Satu jam kemudian,berikan bayi suntikan hepatitis B pertama
8. Lalu tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Letakan kembali bayi
dekat dengan ibu sehingga mudah terjangkau dan bayi bisa menyusu sesering
mungkin.

B. DEFENISI SUAMI
1. Pengertian
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia tahun 2009, suami merupakan
pasangan hidup resmi seorang wanita. Suami adalah salah seorang pelaku

pernikahan yang berjenis kelamin pria.
Respon dari ayah dan ibu kepada bayinya berbeda-beda hal ini dapat
di sebabkan pengalaman mereka dalam mengasuh anak dan meliputi
keseluruhan reaksi emosi, mulai dari tingkatan kebahagian tapi dapat juga
berupa kesedihan yang mendalam.
2. Peran Sebagai Suami
Menurut BKKBN Tahun 2009 Seorang suami memiliki peran sebagai
berikut:
a. Melindungi istri dan anak-anaknya.
b. Menjamin hidup dengan memberi nafkah istri bila karena suatu urusan
penting ia meninggalkan istrinya keluar daerah.

c. Memelihara hubungan sesuciannya dengan istri dan saling percaya
mempercayai

sehingga terjalin hubungan/kasih sayang dan keharmonisan

rumah tangga.
d. Menggauli istinya, mengusahakan agar tidak timbul perceraian, dan
masing-masing melanggar kesucian.


3. Peran Suami Dalam Inisiasi Menyusui Dini
Peran suami banyak memberikan kebebasan dan mendukung pilihan
istri. Dukungan suami antara lain dapat terlihat dari sikapnya yang pengertian
dan tidak membebani istrinya dengan pekerjaan rumah saat tiba waktu
menyusui, Terkait dengan Inisiasi Menyusui Dini, peran suami cenderung
lebih pasif dan menyerahkan sepenuhnya keputusan pada istrinya. Informasi
tentang peran suami juga terungkap dalam penelitian yang dilakukan
Februhartanty, bahwa kehadiranayah saat persalinan adalah sehubungan
dengan peranannya untuk melengkapi beberapa dokumen administrasi dan
memberikan pernyataan kesediaandilakukannya suatu tindakan tertentu pada
sang istri bila diperlukan. Ayah tidak menyadari peran mereka yang lainnya
yaitu mempengaruhi praktek menyusui segera setelah bayi dilahirkan.
a. Peran suami sebagai motivator
Motivator

menurut

KBBI


adalah

orang

(perangsang)

yang

menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan
sesuatu, memberi dukungan, pendorong, penggerak untuk mempengaruhi
istri dalam melaksanakan Inisiasi menyusui dini.

b. Peran suami sebagai fasilitator (Sebagai orang yang menyediakan fasiliatas)
Memberi semua kebutuhan istri dalam pelaksanaan inisiasi menyusui
dini. Sehingga pelaksanaan Inisiasi menyusui dini dapat berjalan dengan baik
c Peran suami sebagai Edukator
Selain

peran


penting

dalam

mendukung

keputusan,

dalam

memberikan informasi jg sangat penting bagi istri, suami dapat mencari
informasi tentang Inisiasi menyusui dini dan memberikan informasi itu pada
istrinya sehingga istri tertarik melakukan inisiasi menyusui dini (Desi, 2011).