Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Di Klinik Sally Medantahun 2015

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PELAKSANAAN INISISASI MENYUSUI DINI PADA IBU PRIMIPARA

DI KLINIK SALLY

JULIANA TARIGAN 145102224

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Di Klinik Sally MedanTahun 2015

Abstrak Juliana Tarigan

Latar belakang : Inisiasi menyusui diniatau permulaan menyusui adalah bayi mulai sendiri segera setelah lahir.Dalam praktek Inisiasi Menyusui Dini, peran suami lebih pasif dan menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada istrinya,Keberhasilan dalam proses menyusui juga di tentukan oleh peran ayah.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini pada Ibu Primipara di Klinik Sally.

Metodologi : desain penelitian ini adalah bersifat analitik korelasi dengan desain cross sectional study dengan uji continuity correction dan menggunakan lembar observasi sebagai instrument tpenelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh suami dari ibu primipara yang melahirkan di klinik Sally tahun 20l5yang berjumlah 36 orang yang diambil secara total populasi.

Hasil : Dari hasil penelitian terhadap 36 responden di peroleh dengan presentasi mendukung sebesar 22 orang (61, 11%) dan tidak memberi dukungan 14 orang (38,89%), sedangkan pada variabel pelaksannan inisiasi menyusui dini di peroleh yang berhasil melaksankan inisiasimenyusuidini adalah sebanyak 21 orang (58,3%) dan tidak berhasil 15 orang (41,7%). Berdasarkan hasil uji yang di lakukan di dapatkan p value : 0,001. Nilai p value lebihkecildari 0,05 ( 0,001<0,05).

Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pelaksannan inisiasi menyusui dini. Jadi, suami sangat berperan dalam keberhasilan inisiasi menyusui dini pada ibu primipara.


(5)

Relationships Support Husband With Implementation InitiationEarly breastfeeding In theClinicSally Medan 2015

Abstract JulianaTarigan

Background: Early breastfeeding initiation or beginning of breastfeeding is baby begins his own soon after lahir.Dalam Early Initiation of Breastfeeding practices, a more passive role of husband and wife fully devolved to the decision, success in the process of breastfeeding isalso determined by the role of the father.

Objective: to know the husband Support Relationship With Implementation of Early Initiation of Breastfeeding Clinic at primiparous mother Sally.

Methodology: This study design is analytic correlation with cross sectional study design to test continuity correction and use the observation sheet as a research instrument. The sample in this study are all husbands of mothers who gave birth at the clinic primiparity Sally 20l5yang year amounted to 36 people taken by total population.

Results: From the results of a study of 36 respondents were obtained with the presentation of supporting sebesar22 (61, 11%) and does not give support 14 people (38.89%), while in the variable pelaksannan breaseeding obtained successfully implementing inisiasimenyusuidini is as much as 21 people (58.3%) and unsuccessful 15 people (41.7%). Based on the test results done in getting p value: 0,001. P value less than 0.05 (0.001 <0.05).

Conclusion: there is a significant relationship between husband with pelaksannan support early initiation of breastfeeding. So, the husband was instrumental in the success of early initiation of breastfeeding in primipara mothers.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Dukungan Suami dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini pada Ibu Primipara di Klinik Sally Tahun 2015 ’’ yang diajukan untuk memenuhi salah syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah S, S.Kep, Ns, M.Kep. selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Dr.dr. Sarma N. Lumban Raja, Sp.OG(K) selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan proposal ini. 4. Ibu Febrina Oktavinola Kaban,SST,M.Keb selaku dosen penguji II dalam

penelitian ini.

5. Seluruh staf dan Dosen Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Orangtua, dan adik yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyusun proposal ini.


(7)

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilimiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya Penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya penulis.

Medan, Juli 2015 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat penelitian ... 4

1. Bagi Instusi Kesehatan ... 4

2. Bagi Instusi Pendidikan ... 5

3. Bagi Ilmu Kebidanan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi IMD ... 6

1. Pengertian ... 6

2. Keuntungan Inisiasi Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi ... 6

3. Langkah-langkah IMD bagi Ibu dan bayi ... 8

4. Faktor Penghambat Inisiasi Menyusui Dini ... 11

B. Defenisi Suami ... 13

1. Pengertian ... 13


(9)

3. Peran Suami Inisiasi Menyusui Dini... ... 13

4. Dampak Dukungan ... 15

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep... 16

B. Hipotesa ... 17

C. DefenisiOperasional... 18

BAB IV METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian... 19

B. Populasi Dan Sampel ... 19

C.Tempat Penelitian ... 19

D.Waktu Penelitian ... 20

E. Etika Penelitian ... 20

F. Alat Pengumpulan Data ... 21

G.Prosedur Pengumpulan Data ... 23

H.Analis Data ... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 26

B. Pembahasan ... 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Defenisi operasional... 18 Tabel 4. 1 : Waktu penelitian ... 20 Tabel 4.2 : Pernyataan pada lembar observasi ... 23 Tabel 5.1 :Distribusi karakteristik responden di klinik Sally Medan

tahun 2015 ... 27 Tabel 5.2 : Distribusi frekuensi responden berdasarkandukungan dalam

pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu primipara di

klinik Sally Tahun 2015 ... 27 Tabel 5.3 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan inisiasi

menyusui dini pada ibu primigravida di klinik Sally Tahun 2015 28 Tabel 5.4 : Hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui


(11)

DAFTAR SKEMA


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar observasi Lampiran 2 : Master tabel

Lampiran 3 : Surat ijin penelitian Lampiran 4 :Surat selesai penelitian Lampiran 5 : Lembar output spss Lampiran 6 :Lembar konsultasi


(13)

Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Di Klinik Sally MedanTahun 2015

Abstrak Juliana Tarigan

Latar belakang : Inisiasi menyusui diniatau permulaan menyusui adalah bayi mulai sendiri segera setelah lahir.Dalam praktek Inisiasi Menyusui Dini, peran suami lebih pasif dan menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada istrinya,Keberhasilan dalam proses menyusui juga di tentukan oleh peran ayah.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini pada Ibu Primipara di Klinik Sally.

Metodologi : desain penelitian ini adalah bersifat analitik korelasi dengan desain cross sectional study dengan uji continuity correction dan menggunakan lembar observasi sebagai instrument tpenelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh suami dari ibu primipara yang melahirkan di klinik Sally tahun 20l5yang berjumlah 36 orang yang diambil secara total populasi.

Hasil : Dari hasil penelitian terhadap 36 responden di peroleh dengan presentasi mendukung sebesar 22 orang (61, 11%) dan tidak memberi dukungan 14 orang (38,89%), sedangkan pada variabel pelaksannan inisiasi menyusui dini di peroleh yang berhasil melaksankan inisiasimenyusuidini adalah sebanyak 21 orang (58,3%) dan tidak berhasil 15 orang (41,7%). Berdasarkan hasil uji yang di lakukan di dapatkan p value : 0,001. Nilai p value lebihkecildari 0,05 ( 0,001<0,05).

Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pelaksannan inisiasi menyusui dini. Jadi, suami sangat berperan dalam keberhasilan inisiasi menyusui dini pada ibu primipara.


(14)

Relationships Support Husband With Implementation InitiationEarly breastfeeding In theClinicSally Medan 2015

Abstract JulianaTarigan

Background: Early breastfeeding initiation or beginning of breastfeeding is baby begins his own soon after lahir.Dalam Early Initiation of Breastfeeding practices, a more passive role of husband and wife fully devolved to the decision, success in the process of breastfeeding isalso determined by the role of the father.

Objective: to know the husband Support Relationship With Implementation of Early Initiation of Breastfeeding Clinic at primiparous mother Sally.

Methodology: This study design is analytic correlation with cross sectional study design to test continuity correction and use the observation sheet as a research instrument. The sample in this study are all husbands of mothers who gave birth at the clinic primiparity Sally 20l5yang year amounted to 36 people taken by total population.

Results: From the results of a study of 36 respondents were obtained with the presentation of supporting sebesar22 (61, 11%) and does not give support 14 people (38.89%), while in the variable pelaksannan breaseeding obtained successfully implementing inisiasimenyusuidini is as much as 21 people (58.3%) and unsuccessful 15 people (41.7%). Based on the test results done in getting p value: 0,001. P value less than 0.05 (0.001 <0.05).

Conclusion: there is a significant relationship between husband with pelaksannan support early initiation of breastfeeding. So, the husband was instrumental in the success of early initiation of breastfeeding in primipara mothers.


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Protokol evidence based yang baru telah di perbaharui oleh WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu jam pertama menyatakan bahwa bayi harus mendapat kontak kulit ke kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam, bayi harus di biarkan untuk melakukan inisiasi menyusu dan bantuan jika di perlukan, menunda semua prosedur lainnya yang harus di lakukan kepada bayi baru lahir sampai dengan inisiasi menyusui dini di lakukan (Ambarwati, dkk. 2010).

Inisiasi Menyusui Dini atau permulaan menyusui adalah bayi mulai sendiri segera setelah lahir. Jadi, sebenarnya bayi manusia seperi juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusui sendiri. Asalkan di biarkan kontak kulit bayi dengan ibunya, setidaknya selama 1 jam segera setelah lahir (Roesli,2011).

Bayi di letakan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan segala upayanya mencari putting untuk segera menyusui. Hal tersebut penting dalam menjaga produktivitas ASI. Isapan bayi penting dalam meningkatkan kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kalenjer susu untuk memproduksi ASI. Isapan itu akan meningkatkan produksi susu 2 kali lipat (Yuliarti, 2010).

Menurut The World Health Report 2005, angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari 246 bayi meninggal atau setiap jam 10 bayi di Indonesia (Roesli, 2011).


(16)

Sekitar 40% kematian balita terjadi pada bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari. Berarti inisiasi menyusui dini mengurangi angka kematian balita 80% (Roesli, 2011).

Dr. Keren Edmond melakukan penetian di Ghana terhadap 10.947 bayi lahir antara Juli 2003 smpai Juni 2004 dan disusui. Ternyata, bila bayi dapat menyusu 1 jam pertama dapat menyelamatkan 22% bayi, dan apabila menyusu pada hari pertama akan menyelamatkan 16% bayi. Jadi, kematian bayi meningkat secara bermakna setiap permulaan menyusu ditangguhkan (Roesli, 2011).

Keberhasilan dalam proses menyusui juga di tentukan oleh peran ayah. Peran ayah sama pentingnya dengan peran ibu. Peran ayah adalah menciptakan situasi memungkinkan pemberian ASI berjalan lancar. Selain memberikan makanan yang baik untuk si ibu, ayah dapat mengambil peran sebagai penghubung dalam menyusui dengan membawa bayi pada ibunya. Dengan begitu, bayi tau ayahnya menjadi jembatan bayinya dalam memperoleh makanan. Peran ayah yang lain adalah membantu kelancaran tugas-tugas ibu, misalnya dalam hal mengganti popok, memberi dukungan ibu saat menyusui dengan memijatnya, dan lain-lain. Jika ibu menyusui, ayah harus memberikan sandang dan pangan. Sekitar 50% keberhasilan menyusui ditentukan oleh ayahnya (Yuliarti, 2011).

Hasil dari penelitian Devi Nanda Suryani di peroleh sejumlah responden dengan presentase mendukung sebesar 60 % dan tidak di dukung sebesar 40%. Sedangkan pada variabel pelaksanaan inisiasi menyusui dini di peroleh responden yang berhasil 56,7 % dan yang tidak berhasil sebesar 47,3 %. Berdasarkan hasil uji dalam penelitian ini dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini.


(17)

Berdasarkan survay awal yang di lakukan oleh peneliti pada klinik Sally pada ibu yang melahirkan pada bulan Desember sebanyak 26 orang dan ibu primipara 9 orang yang di dampingi suami dan 6 ibu yang berhasil melakukan IMD. Dalam praktek Inisiasi Menyusui Dini, peran suami lebih pasif dan menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada istrinya. Informasi tentang peran suami juga terungkap dalam penelitian yang dilakukan Februartanty, bahwa kehadiran ayah saat persalinan adalah sehubungan dengan peranannya untuk melengkapi beberapa dokumen administrasi dan memberikan pernyataan kesediaan dilakukannya suatu tindakan tertentu pada sang istri bila diperlukan. Ayah tidak menyadari peran mereka yang lainnya yaitu mempengaruhi praktek menyusui segera setelah bayi dilahirkan (Wulansari, 2012).

Badan Pusat Statistik-Statisics Indonesia (BPS) ORC Macro tahun 2002 – 2003, praktik inisiasi menyusui segera setelah persalinan dan pemberian ASI ekslusif masih rendah. Proporsi praktik inisiasi menyusui dalam 30 menit setelah persalinan adalah 8,3%, dalam 1 jam adalah 4 – 36%, dan dalam 1 hari adalah 27% (Suryani, 2011). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian mengenai “ Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini pada Ibu Primipara di Klinik Sally Tahun 2015“.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini pada Ibu Primipara di klinik Sally tahun 2015.


(18)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini pada Ibu Primipara di Klinik Sally Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus .

a. Untuk mengidentifikasi dukungan suami terhadap istri dalam melakukan inisiasi menyusui dini.

b. Untuk mengidentifikasi suami yang tidak memberi dukungan terhadap istri dalam pemberian inisiasi menyusui dini.

D. Manfaat Penelitian 1. Institusi Kesehatan

Sebagai masukan dalam melakukan upaya promotif bagi institusi kesehatan sehingga institusi terkait dapat memperhatikan dan mengikutsertakan suami dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu primipara.

2. Pendidikan Kebidanan

Sebagai gambaran informasi bagi peneliti selanjutnya terutama mahasiswa D-IV bidan pendidik khususnya yang berkaitan dengan hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu primipara.


(19)

3. Ilmu Kebidanan

Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan, khususnya bidan mengenai pentingya peran suami dalam proses pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu primipra.


(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Inisiasi Menyusui Dini

1. Pengertian

Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini di namakan the best crawl atau merangkak mencari payudara (Ambarwati, Wulandari 2010).

Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai sendiri segera setelah lahir dan di biarkan kontak kulit ke kulit ibunya, setidanya selama satu jam segera setelah lahir. (Roesli, 2012).

2. Keuntungan Inisiasi Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi

a. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi

1. Optimalisasi fungsi hormonal ibu dan bayi a. Kontak kulit ke kulit dan IMD akan :

a) Menstabilkan pernapasan

b) Mengendalikan temperatur tubuh bayi

c) Memperbaiki/mempunyai pola tidur yang lebih baik

d) Mendorong keterampilan bayi untuk menyusui yang lebih cepat dan efektif

e) Meningkatkan kenaikan berat badan (bayi kembali ke berat lahirnya dengan lebih cepat )


(21)

g) Bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama h) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut

bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap infeksi

i) Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium lebih cepat, sehingga menurunkan kejadian ikterus BBL

j) Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama beberapa jam pertama hidupnya

b. Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu

Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu 1 Oksitosin

a) Stimulasi kontraksi uterus dan menurunkan risiko perdarahan pascapersalinan

b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI

c) Keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi d) Ibu menjadi lebih tenang, fasilitas kelahiran plasenta

dan pengalihan rasa nyeri dan berbagai prosedur pascapersalinan lainnya.

2 Prolaktin

a) Meningkatkan produksi ASI

b) Membantu ibu mengatasi stres terhadap berbagai rasa kurang nyaman


(22)

c) Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai menyusui

d) Menunda ovulasi

a. Keuntungan Inisiasi Menyusui Dini untuk Bayi

1. Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal. Mendapat kolostrum segera, di sesuaikan dengan kebutuhan bayi

2.Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi

3.Meningkatkan kecerdasan

4.Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan napas

5.Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi 6.Mencegah kehilangan panas

b. Memulai 22 % kematian bayi berusia 28 hari ke bawah 1. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah.

2. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan lamanya bayi di susui

3. Merangsang produksi asi

4. Memperkuat redleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.

3. Langkah Inisiasi Menyusui Dini dalam asuhan bayi baru lahir

Langkah 1 : Lahirkan, lakukan penilaian pada bayi, keringkan 1. Saat bayi lahir, catat waktu kelahiran

2. Kemudian letakan bayi di perut bawah ibu


(23)

4. Bila perlu resusitasi, keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan halus tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Setelah kering, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit nsebelum tali pusat di klem

5. Hindari mengeringkan tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi juga membantunya mencari puting ibunya yang berbau sama

6. Lendir cukup dilap dengan kain bersih. Penghisapan lendir di dalam mulut atau hidung bayi dapat merusak selaput lendir dan meningkatkan resiko infeksi pernapasan

7. Perikas kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal) kemudian suntikan intramuskular 10 UI oksitosin pada ibu. Jaga bayi tetap hangat

Langkah 2 : Lakukan kontak kulit dengan kulit selama paling sedikit satu jam

1. Setelah tali pusat di potong dan di ikat, letakan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. Kepala bayi harus berada di antara payudara ibu. Tapi lebih rendah dari puting

2. Kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topidi kepala bayi

3. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit satu jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya. Bila perlu letakan bantal di bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak visual antar ibu dan bayi. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 30-60 menit.


(24)

5. Selama kontak kulit ke kulit tersebut, lanjutkan dengan langkah manajemen aktif kala 3 persalinan.

Langkah 3 : Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusui

1. Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusu

2. Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi menyusu misalnya memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara

3. Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya hingga bayi selesai menyusu tunda memandikan bayi 6-24 jam setelah bayi lahir untuk mencegah terjadinya hipotermia.

4. Usahakan untuk tetap menempatkan ibu dan bayi di ruang bersalin hingga bayi selesai menyusu

5. Segera setelah BBL selesai menghisap, bayi akan berhenti menelan dan melepaskan puting. Bayi dan ibu akan merasa mengantuk. Bayi kemudian di selimuti dengan kain bersih, lalu lakukan penimbangan dan pengukuran bayi. Mengoleskan salep antibiotika pada mata bayi dan memberikan suntikan vitamin K1.

a. Jika bayi belum melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya.

b. Jika bayi masih belum menyusui dini dalam waktu 2 jam, pindahkan ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan asuhan BBL(pemberian antibiotika salep mata dan vitamin K1) dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk menyusu


(25)

6. Kenakan pakaian pada bayi atau tetap di selimuti untuk menjaga kehangatanya. Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat di sentuh, buka pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada ibu sampai bayi hangat kembali

7. Satu jam kemudian,berikan bayi suntikan hepatitis B pertama

8. Lalu tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Letakan kembali bayi dekat dengan ibu sehingga mudah terjangkau dan bayi bisa menyusu sesering mungkin.

B. DEFENISI SUAMI 1. Pengertian

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia tahun 2009, suami merupakan pasangan hidup resmi seorang wanita. Suami adalah salah seorang pelaku pernikahan yang berjenis kelamin pria.

Respon dari ayah dan ibu kepada bayinya berbeda-beda hal ini dapat di sebabkan pengalaman mereka dalam mengasuh anak dan meliputi keseluruhan reaksi emosi, mulai dari tingkatan kebahagian tapi dapat juga berupa kesedihan yang mendalam.

2. Peran Sebagai Suami

Menurut BKKBN Tahun 2009 Seorang suami memiliki peran sebagai berikut:

a. Melindungi istri dan anak-anaknya.

b. Menjamin hidup dengan memberi nafkah istri bila karena suatu urusan penting ia meninggalkan istrinya keluar daerah.


(26)

c. Memelihara hubungan sesuciannya dengan istri dan saling percaya mempercayai sehingga terjalin hubungan/kasih sayang dan keharmonisan rumah tangga.

d. Menggauli istinya, mengusahakan agar tidak timbul perceraian, dan masing-masing melanggar kesucian.

3. Peran Suami Dalam Inisiasi Menyusui Dini

Peran suami banyak memberikan kebebasan dan mendukung pilihan istri. Dukungan suami antara lain dapat terlihat dari sikapnya yang pengertian dan tidak membebani istrinya dengan pekerjaan rumah saat tiba waktu menyusui, Terkait dengan Inisiasi Menyusui Dini, peran suami cenderung lebih pasif dan menyerahkan sepenuhnya keputusan pada istrinya. Informasi tentang peran suami juga terungkap dalam penelitian yang dilakukan Februhartanty, bahwa kehadiranayah saat persalinan adalah sehubungan dengan peranannya untuk melengkapi beberapa dokumen administrasi dan memberikan pernyataan kesediaandilakukannya suatu tindakan tertentu pada sang istri bila diperlukan. Ayah tidak menyadari peran mereka yang lainnya yaitu mempengaruhi praktek menyusui segera setelah bayi dilahirkan.

a. Peran suami sebagai motivator

Motivator menurut KBBI adalah orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu, memberi dukungan, pendorong, penggerak untuk mempengaruhi istri dalam melaksanakan Inisiasi menyusui dini.


(27)

b. Peran suami sebagai fasilitator (Sebagai orang yang menyediakan fasiliatas)

Memberi semua kebutuhan istri dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Sehingga pelaksanaan Inisiasi menyusui dini dapat berjalan dengan baik c Peran suami sebagai Edukator

Selain peran penting dalam mendukung keputusan, dalam memberikan informasi jg sangat penting bagi istri, suami dapat mencari informasi tentang Inisiasi menyusui dini dan memberikan informasi itu pada istrinya sehingga istri tertarik melakukan inisiasi menyusui dini (Desi, 2011).


(28)

14

BAB III

KERANGKA KONSEP

A.Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah dasar pemikiran pada penelitian yang di rumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dukungan suami sedangkan variabel dependen adalah pelaksanaan atau keberhasilan IMD (Notoatmodjo, 2010).

Dari uraian tersebut dapat di gambarkan kerabgka konsep penelitiab sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema .3.A. Kerangka konsep Dukungan suami :

-Di dukung -Tidak di dukung

Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini


(29)

B. Hipotesa

Ho: Tidak ada hubungan dukungan suami dengan Pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu primipara.

Ha: Ada hubungan dukungan suami dengan Pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu primipara.


(30)

C. Definisi Operasional

Tabel 3.C

No. Variabel penelitian

Defenisi operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur l. Dukungan

suami

Motivasi suami yang di berikan berupa dukungan motivator,

fasilitator, dan edukator yang di berikan selama proses pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Lembar cheklist dengan 9 pernyataan dengan 2 pilihan jawaban Dilakukan: 1 Tidak dilakukan :0

Observasi -Di dukung -Tidak didukung

Nominal

2. Pelaksanaan IMD Bayi merangkak sendiri mendekati putting susu mulai segera setelah lahir dan di biarkan kontak kulit ke kulit ibunya,

setidaknya

selama satu jam segera setelah lahir.

Lembar cheklist

Observasi -bernilai

IMD bayi di letakan di dada ibu dan bayi di biarkan

mencari

putting susu ibu selama 1 jam.

-bernilai tidak IMD bayi di letakan di dada ibu dan bayi di biarkan

mencari

putting susu ibu kurang dari 1 jam.


(31)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian bersifat analitik korelasi dengan desain cross sectional study.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh istri primipara yang melahirkan yang dan di dampingi oleh suami yaitu 36 orang bulan Januari-Mei 2015.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sebagai sampel atau disebut sebagai total populasi yaitu 36 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Sally dengan pertimbangan karena lokasi mudah dijangkau oleh peneliti, adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden.


(32)

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai november 2014 – Mei 2015 di Klinik Sally.

Tabel 4.1 Waktu Penelitian

E. Etika Penelitian

Pertimbangan etik yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain: 1) beneficence (menguntungkan responden), yaitu tidak mencelakakan/ menyakiti responden ( freedom from harm) dengan tidak memaksa dan menekan pasien untuk ikut dalam penelitian dan tidak menimbulkan situasi yang merugikan responden No. Uraian kegiatan

Bulan ke

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli 2014 2014 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 1. Pengajuan Judul

2. Pembuatan Proposal 3. Ujian Proposal 4. Persiapan Izin Lokasi 5. Pengurusan Surat Izin 6. Pengumpulan data 7. Pengolaan Data 8. Analisa Data 9. Ujian Hasil 10. Perbaikan KTI


(33)

(freedom from exploitation) ; 2) respect human dignity (menghargai martabat manusia), yaitu untuk bebas menentukan apakah calon responden akan ikut berpartisipasi dalam penelitian atau tidak (the right to self determination) dengan membuat informed consent sehingga calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan responden dalam penelitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian (the right to full disclosure) dengan memberitahukan calon responden maksud dan tujuan penelitian; 3) justice (keadilan), yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (the right to pair treatment) dengan memberikan kesempatan kepada semua pasien untuk menjadi responden, dan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan responden (the right privacy), dimana pada kuesioner tidak dicantumkan nama responden namun hanya memberikan nomor responden ( Hidayat, 2011).

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, serta sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen penelitian ini adalah: data primer dengan melakukan observasi pada ibu yang melahirkan di klinik Sally dan di dampingi oleh suami


(34)

Adapun kisi-kisi yang akan di lakukan observasi pada lembar cheklis sebagai berikut.

Tabel 4.2 Pernyataan pada lembar observasi

No Aspek No soal Jumlah soal

1 Motivator 2-4 3 soal

2 Fasilitator 5-7 3 soal

3 Edukator 8 – 10 3soal

G. Prosedur Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan izin penelitian dari institusi pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, kemudian peneliti melakukan penelitan dilakukan di Klinik Bersalin Sally.

Sebelum peneliti mengambil data, peneliti menemui pimpinan klinik bersalin Sally kemudian meminta izin untuk melakukan penelitian di Klinik tersebut. Kemudian meminta nomor hp pemilik klinik dan pegawai klinik apabila ada pasien ibu primipara yang di dampingi suami datang ke klinik dan peneliti berhalangan untuk datang, peneliti meminta kepada pegawai klinik untuk melakukan observasi. Tetapi sebelumya peneliti telah memberi tahu kepada pegawai klinik bagaimana cara melakukan observasi. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah dari data primer.

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari lapangan secara langsung melalui observasi di ruang bersalin klinik Shally. Data yang dikumpulkan dari pengamatan keberhasilan

Penilaian keberhasilan IMD :

bayi mulai sendiri segera setelah lahir di biarkan kontak kulit bayi dengan ibunya, setidaknya selama 1 jam segera setelah lahir


(35)

H. Analisis Data

Metode analisa data dilakukan dengan menggunakan program komputer.

1. Analisa Univariat

Untuk melihat variabel independen meliputi: data demografi meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, di dukung suami dan tidak di dukung suami dalam pemberian inisiasi menyusui dini.

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat variabel independen yaitu di dukung dan tidak di dukung suami dengan variabel dependen (Pelaksanaan inisiasi menyusui dini) dengan menggunakan uji continuity correction, pada tingkat kepercayaan

95 % (α=0,05). Di sajikan dalam bentuk tabel 2x2 dan di

olahndalam komputer.

Dimana hasil yang didapat sebagai berikut:

1. hitung ≥ maka Ho ditolak Ha diterima

Kesimpulannya ada hubungan bermakna antara variable independent dengan variable dependent

2. Hitung ≤ maka Ho diterima dan Ha ditolak

Kesimpulannya tidak ada hubungan bermakna antara variabel independent dengan variabel dependent.


(36)

Uji OR :

a. Bila nilai OR<1, berarti faktor resiko ( variabel indepemden) beresiko sama atau tidak sama sekali terhadap variabel dependent.

b. Bila OR=1, berarti faktor resiko ( variabel independent) bersifat netral terhadap variabel dependen.

c. Bila OR>1, berarti faktor resiko ( variabel independent) dapat beresiko terhadap variabel dependen.


(37)

22

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di klinik Sally Medan tahun 2015. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Februari sampai dengan Mei 2015 di klinik Sally Medan dengan jumlah responden sebanyak 36 orang.

Untuk mengidentifikasi dukungan suami dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini, peneliti menggunakan lembar observasi yang berisikan 10 pernyataan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, dan dukungan suami dalam pemberian IMD.


(38)

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik suami di Klinik Sally Tahun 2015

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Umur 20 Tahun 20-35 Tahun >35 Tahun 0 36 0 0 100 % 0

Total 36 100

Pendidikan SD SMP SMA PT 0 8 25 3 0 % 22,22% 69,45% 8,33%

Total 36 100

Pekerjaan PNS Pegawai swasta Wiraswasta 4 10 22 11, 11% 27,78% 61, 11%

Total 36 100

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan, dan pekerjaan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa mayoritas responden berumur 20– 35 tahun yaitu sebanyak 36 orang( 100%), berdasarkan pendidikan mayoritas responden mempunyai latar belakang berpendidikan SMA sebanyak 25 orang (69,45%), dan mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 22 orang (61, 11%) .

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukunganpada ibu primigravida di klinik Sally Tahun 2015

Dukungan Frekuensi %

Mendukung 22 61, 11

Tidak Mendukung 14 38,89

Total 36 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memberi dukungan sebanyak 22 orang (61, 11%) dan tidak memberi dukungan 14 orang (38,89%).


(39)

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan IMD pada ibu primigravida di klinik Sally Tahun 2015

Pelaksanaan IMD Frekuensi %

Berhasil 21 58,3

Tidak Berhasil 15 41,7

Total 36 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas ibu primigravida yang berhasil melaksankan IMD adalah sebanyak 21 orang (58,3%) dan tidak berhasil 15 orang (41,7%).

Tabel 5.4 Hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di klinil Sally Medan Tahun 2015

Dukungan

Pelaksanaan IMD Total OR

95 % CI

P value Berhasil Tidak berhasil

F % F % F %

Mendukung 18 85,7 4 26,7 22 100 16,50 0,001

Tidak Mendukung

3 14,3 11 73,3 14 100

Total 21 96, 1 15 103,9 36 100

Tabel 5.4 menunjukan bahwa 36 responden sebagian besar yang berhasil melaksanaan inisiasi menyusui dini dengan dukungan suami yaitu 18 orang (81,8 %) dan yang berhasil melaksanakan IMD tanpa dukungan suami adalah sebanyak 2 orang (14,3 %).

Uji continuity correction yang di lakukan terhadap hubungan dukungan

suami dengan pelaksanaan IMD di dapatkan p value : 0,001. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 ( 0,001<0,05), sehingga Ha di terima dan H0 di tolak. Hal ini berarti ada perbedaan proporsi dukungan suami dengan pelaksanaan IMD (ada hubungan yang signifikan dukungan suami dengan pelaksanaan IMD). Dan dari


(40)

hasil analisis di peroleh pula nilai OR= 16,5 artinya istri yang mendapatkan dukungan suami mempunyai peluang 16,5 kali keberhasilan inisiasi menyusui dini di banding istri yang tidak mendapat dukungan.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di klinik Sally Medan tahun 2015 menunjukkan bahwa sebagian bila dilihat dari karakteristik suami berdasarkan umur pada tabel 5.1 sebanyak 36 orang (100%) berumur 20-35 tahun. Dukungan baik yang diberikan suami kepada istrinya terlihat karena umur yang masih muda atau produktif dan dimana masa ini banyak ibu yang sedang menyusui bayinya dan didukung oleh kemudahan suami memperoleh informasi melalui penyuluhan, media massa dan media elektronik.

Menurut peneliti hal lain yang membuat tingginya dukungan dari suami dalam pemberian ASI dikaitkan dengan tingkat pendidikan suami yang berlatar belakang pendidikan SMA yaitu sebanyak 25 orang (69,45%). Sesuai dengan Notoadmojo (2010), yang mengatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, membentuk dan meningkatkan kemampuan manusia dalam menyerap informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Hal lain juga dikatakan oleh Yuliarti (2009), dimana dorongan dari anggota keluarga, lingkungan semakin menguatkan motivasi suami untuk memberikan yang terbaik untuk istrinya..

Tabel 5.1. sebanyak 22 orang (61,11%) suami mampu memberikan dukungan. Hal ini karena ditemukan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 22 orang (61,11%). Menurut pendapat Madhi (2009),


(41)

bahwa suami berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman sebagai kepala keluarga sehingga anggota keluarga dari kelompok sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan dan keadaan ini sangat mendukung kesejahteraan keluarga.

Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses mulai menyusu sendiri setelah lahir setidaknya satu jam bahkan lebih hingga bayi berhasil menyusu sendiri(Roesli, 2008).

Berdasarkan penelitian suryani (2011) dengan jumlah sampel 30 responden 18 responden yang termasuk kategori suami mendukung ibu primipara dalam proses inisiasi menyusui dini sebagian besar ibu yang berhasil melaksanakan inisiasi menyusui dini yaitu sebanyak 14 %(77,8 %) sedangkan dari 12 responden yang termasuk kategori tidak mendukung dan tidak berhasil melakukan IMD sebanyak 9 orang (75% ). Di dapatkan nilai chi square sebesar 8,167 dengan p value= 0,004. Nilai p value lebih kecil dari 0,005 (0,004 < 0,005). Hal ini berarti ada perbedaan proporsi dukungan suami dengan pelaksanaan IMD.

Tabel 5.4 menunjukan bahwa 36 responden sebagian besar yang berhasil melaksanaan inisiasi menyusui dini dengan dukungan suami yaitu 18 orang (85,7 %) dan yang berhasil melaksanakan IMD tanpa dukungan suami adalah sebanyak 3 orang (14,3 %). Uji continuity correction yang di lakukan terhadap hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan IMD di dapatkan p value : 0,001. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 ( 0,001<0,05), sehingga Ha di terima dan H0 di tolak. Hal ini berarti ada perbedaan proporsi dukungan suami dengan pelaksanaan IMD (ada hubungan yang signifikan dukungan suami dengan


(42)

pelaksanaan IMD).

Tempat ibu bersalin yang di pilih oleh responden pada dasarnya telah menerapkan program inisiasi menyusui dini, namun karena masih ada responden yang tidak berhasil yaitu sebanyak 4 orang (18,2 %) meskipun telah di dukung oleh suami karena masih ada ibu takut bayinya kedinginan, begitu bayi lahir langsung di bedong bayi di letakan didada ibu sehingga tidak terjadi kontak kulit dengan ibu (Roesli, 2011) dan dari faktor ibu sendiri ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya.

Sedangkan terdapat 2 orang ibu yang berhasil melakukan IMD meskipun tanpa dukungan suami di sebabkan oleh faktor penolong persalinan yang menetapkan IMD pada setiap ibu yang melahirkan dan ibu mau melakukan meski tanpa dukungan suami. Pada ibu yang tidak mendapat dukungan suami tidak berhasil melaksanakan IMD sebanyak 11 orang (73,3 %). Ayah di dukung agar membantu ibu mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau 1 jam. Dukungan suami akan meningkatkan rasa percaya diri ibu, biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya. Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjtkan tugasnya, bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu (Roesli, 2012 ).

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui dini di antaranya adalah faktor biomedik atau kondisi dari ibu dan bayi sendiri, tenaga kesehatan sebagai pemberi informasi dan pelayanan, serta faktor psikologi ibu di mana ibu membutuhkan kondisi nyaman untuk menghasilkan ASI yang dapat di peroleh dari dukungan suami saat menyusui (suryani,2011)


(43)

22

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan mengenai hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di klinik Sally Medan tahun 2015 di peroleh kesimpulan bahwa :

1 Suami dari bu primipara yang bersalin dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei di klinik Sally Medan tahun 2015 mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 36 orang (100 %), tingkat pendidikan mayoritas SMA yaitu sebanyak 25 orang (69,45 %) , dan mayoritas bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 22 orang (61,11%).

2 Sebagian besar responden termasuk kategori mendukung pelaksanaan IMD pada ibu primipara sebanyak 22 orang (61,11 %).

3 Sebagian besar responden termasuk kategori berhasil melaksanakan IMD pada ibu primipara sebanyak 21 orang (58,33 %).

4 Ada hubungan dukungan suami denganan pelaksanaan inisiasi menyusui dini pada ibu primipara di klinik Sally Medan Tahun 2015 dengan p value sebesar 0,001 ( p value <0,05)


(44)

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan kebidanan

Bagi institusi pendidikan untuk menambah bahan bacaan buku-buku pengetahuan dan sebagai bahan masukan untuk peneliti selanjutnya.

2. Bagi ilmu kebidanan

Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan memberikan informasi tentang IMD kepada suami-suami baik melalui media massa, media elektronika serta penyuluhan yang berkesinambungan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh responden, sehingga dapat mendukung upaya peningkatan pelaksanaan IMD.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E., Wulandari, D. (2010).Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: NuhaMedika

Buku Acuan APN. (2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Tim Revisi

Hidayat, A. (2011).Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta:Salemba Mudika

Roesli. (2012).Panduan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta:Pustaka

Sembiring, D. (2011). Dukungan Suami Kepada Istri Dalam Pemberian ASI 0-I Tahun Di Kelurahan simalingkar B kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2011.Universitas Sumatera Utara.

Suryani, S. (2011). Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi

Menyusui Dini pada Ibu Post Partum di BPS

KotaSemarang.(http://jurnal.Abdihusada.ac.id/index.php/jdk/artikel le/)) Musbikin, N. (2005). Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta :Mitra Pustaka Maryuani, S.(2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta:TIM

Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta Yuliarti, N. (2010).Keajaiban ASI. Yogyakarta: Andi

Wulandari. (2012). Peran suami dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di klinik bersalin Tanjung Kec. Delitua Kab. Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara

Zakiah, A. (2013). Panduan Lengkap Mengasuh Anak Khusus Untuk Ayah. Jogjakarta: Javalitera


(46)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Juliana Br. Tarigan Umur : 22 Tahun

Alamat : Jl. Jamin Ginting No. 130 Medan

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang penelitian “Hubungan Dukungan Suami Dengan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Di Klinik Sally Medan Tahun 2015”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dipergunakan seperlunya.

Medan, 2015


(47)

LEMBAR OBSERVASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DI KLINIK SALLY MEDAN TAHUN

2015

A. Data Demogafi

No. Responden :

Umur : Tahun

Pendidikan :

Pekerjaan :

B. Dukungan Suami Kepada Istri Dengan Pemberian Inisiasi Menyusui Dini

Petunjuk: Isilah lembar observasi berikut dengan memberikan tanda checklist ( √ ) pada kolom berikut.

NO. TAHAPAN-TAHAPAN IMD Di lakukan Tidak Di lakukan l. Tanpa dibedong, bayi

ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.

Dan biarkan bayi mencari puting susu ibu dan mulai menyusu sendiri segera setelah lahir minimal 1 jam.


(48)

NO. PERNYATAAN Di Lakukan Tidak Di lakukan 2. Suami menyarankan kepada

istri untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini.

3. Suami memberikan perhatian kepada Istri tentang keadaannya pada saat berlangsungnya inisiasi menyusu dini..

4. Suami tetap memberi semangat kepada ibu jika ibu mulai malas memberi ASI pada bayinya. 5. Suami berusaha menciptakan

rasa aman dan nyaman kepada istri pada saat menemaninya melakukan inisiasi menyusu dini.

6. Suami meluangkan waktu untuk menemani istri melakukan inisiasi menyusui dini.

7. Suami menyarankan kepada istri untuk memberikan ASI dari pada susu Formula kepada bayi.

8. Suami mengingatkan agar ibu mengikuti anjuran bidan.

9. Suami memberi minum untuk istri pada saat melakukan inisiasi menyusu dini.

10. Suami memberikan informasi tentang manfaat menyusu dini kepada istri.


(49)

22

MASTER TABEL

NO.RESPONDEN PEKERJAAN PENDIDIKA

N UMUR

KEBERHASILAN

IMD DUKUNGAN

IMD TIDAK

IMD MENDUKUNG

TIDAK MENDUKUN

G

1 1 3 2 1 1

2 1 2 2 1 1

3 1 3 2 1 0

4 3 3 2 1 0

5 2 3 2 0 0

6 1 3 2 0 1

7 3 4 2 1 1

8 1 3 2 0 0

9 1 3 2 0 0

10 2 3 2 1 1

11 1 2 2 0 1

12 1 3 2 0 0

13 2 3 2 1 1

14 1 2 2 0 0

15 2 3 2 1 1

16 1 3 2 0 0

17 1 2 2 1 1


(50)

19 1 2 2 0 0

20 3 4 2 1 1

21 2 3 2 1 1

22 1 2 2 1 1

23 1 2 2 1 1

24 2 3 2 1 1

25 2 3 2 0 1

26 1 3 2 1 1

27 1 3 2 1 1

28 2 3 2 0 0

29 1 3 2 1 1

30 2 2 2 0 0

31 2 3 2 1 1

32 1 3 2 1 1

33 1 3 2 0 0

34 3 4 2 0 0

35 1 3 2 0 1

36 1 3 2 1 1

Total :

21 Total : 15 Total : 22 Total : 14

Keterangan : Pekerjaan : wiraswasta : 1 Keberhasilan: IMD : 1

pegawai swasta : 2 TDK IMD : 0


(51)

Pendidikan : SD/sederajat : 1 SMA:3 Dukungan : Mendukung : 1

SMP : 2

Diploma/Perguruan Tinggi :4

Tidak


(52)

22

DATA OUTPUT SPSS HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

KLINIK SALLY MEDAN TAHUN 20I5

Frequencies Statistics PEKERJAAN RESPONDEN

N Valid 36

Missing 0

PEKERJAAN RESPONDEN Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid WIRASWASTA 22 61,1 61,1 61,1

PEGAWAI SWASTA

10 27,8 27,8 88,9

PEGAWAI SIPIL

4 11,1 11,1 100,0


(53)

Statistics PENDIDIKAN RESPONDEN

N Valid 36

Missing 0

PENDIDIKAN RESPONDEN Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 8 22,2 22,2 22,2

SMA 25 69,4 69,4 91,7

PERGURUAN TINGGI

3 8,3 8,3 100,0


(54)

Statistics UMUR RESPONDEN

N Valid 36

Missing 0

UMUR RESPONDEN Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent


(55)

Statistics KEBERHASILAN IMD

N Valid 36

Missing 0

KEBERHASILAN IMD Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid TIDAK

IMD

15 41,7 41,7 41,7

IMD 21 58,3 58,3 100,0


(56)

Statistics DUKUNGAN

N Valid 36

Missing 0

DUKUNGAN Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid TIDAK

MENDUKUNG

14 38,9 38,9 38,9

MENDUKUNG 22 61,1 61,1 100,0


(57)

Crosstab

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent KEBERHASILAN

IMD * DUKUNGAN

36 100,0% 0 ,0% 36 100,0%

KEBERHASILAN IMD * DUKUNGAN Crosstabulation DUKUNGAN Total TIDAK MENDUKUNG MENDUK UNG KEBERHASILAN IMD TIDAK IMD

Count 11 4 15

% within KEBERHASI LAN IMD

73,3% 26,7% 100,0%

IMD Count 3 18 21

% within KEBERHASI LAN IMD

14,3% 85,7% 100,0%

Total Count 14 22 36

% within KEBERHASI LAN IMD

38,9% 61,1% 100,0%

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 12,837a 1 ,000

Continuity Correctionb 10,473 1 ,001

Likelihood Ratio 13,492 1 ,000

Fisher's Exact Test ,001 ,001

Linear-by-Linear Association

12,481 1 ,000


(58)

Chi-Square Tests Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 12,837a 1 ,000

Continuity Correctionb 10,473 1 ,001

Likelihood Ratio 13,492 1 ,000

Fisher's Exact Test ,001 ,001

Linear-by-Linear Association

12,481 1 ,000

N of Valid Cases 36

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,83. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for

KEBERHASILAN IMD (TIDAK IMD / IMD)

16,500 3,093 88,034

For cohort DUKUNGAN = TIDAK

MENDUKUNG

5,133 1,724 15,286

For cohort DUKUNGAN = MENDUKUNG

,311 ,132 ,733


(59)

(60)

(61)

(62)

(1)

Crosstab

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KEBERHASILAN IMD * DUKUNGAN

36 100,0% 0 ,0% 36 100,0%

KEBERHASILAN IMD * DUKUNGAN Crosstabulation DUKUNGAN Total TIDAK MENDUKUNG MENDUK UNG KEBERHASILAN IMD TIDAK IMD

Count 11 4 15

% within KEBERHASI LAN IMD

73,3% 26,7% 100,0%

IMD Count 3 18 21

% within KEBERHASI LAN IMD

14,3% 85,7% 100,0%

Total Count 14 22 36

% within KEBERHASI LAN IMD

38,9% 61,1% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 12,837a 1 ,000

Continuity Correctionb 10,473 1 ,001

Likelihood Ratio 13,492 1 ,000

Fisher's Exact Test ,001 ,001

Linear-by-Linear Association

12,481 1 ,000


(2)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 12,837a 1 ,000

Continuity Correctionb 10,473 1 ,001

Likelihood Ratio 13,492 1 ,000

Fisher's Exact Test ,001 ,001

Linear-by-Linear Association

12,481 1 ,000

N of Valid Cases 36

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,83. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for KEBERHASILAN IMD (TIDAK IMD / IMD)

16,500 3,093 88,034

For cohort DUKUNGAN = TIDAK

MENDUKUNG

5,133 1,724 15,286

For cohort DUKUNGAN = MENDUKUNG

,311 ,132 ,733


(3)

(4)

(5)

(6)