Tertinggal atau Melaju : Studi Kapasitas Masyarakat Lokal Pasca Pembangunan Bandara Silangit

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan
memperbaiki

adalah

berbagai

aspek

proses

perubahan

kehidupan

yang

masyarakat.


direncanakan
Di

Indonesia,

untuk
kata

pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala hal. Secara umum, pembangunan
diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan masyarakat dan warganya; sering
kali, kemajuan yang dimaksudkan terutama adalah kemajuan material. Maka,
pembangunan seringkali diartikan sebagai kemajuan yang dicapai oleh satu
masyarakat di bidang ekonomi; bahkan dalam beberapa situasi yang sangat umum
pembangunan diartikan sebagai suatu bentuk kehidupan yang kurang diharpakan bagi
‘sebagian orang tersingkir’ dan sebagai ideologi politik yang memberikan keabsahan
bagi pemerintah yang berkuasa untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya.
Pada awal pemikiran tentang pembangunan sering ditemukan adanya
pemikiran


yang

mengidentikan

pembangunan

dengan

perkembangan,

pembangunan dengan modernisasi dan industrialisasi, bahkan pembangunan
dengan westernisasi.Seluruh pemikiran tersebut didasarkan pada aspek perubahan,
di mana pembangunan, perkembangan, dan modernisasi serta industrialisasi, secara
keseluruhan mengandung unsur perubahan.Namun begitu, keempat hal tersebut
mempunyai perbedaan yang cukup prinsipil, karena masing-masing mempunyai
latar belakang, azas dan hakikat yang berbeda serta prinsip kontinuitas yang
berbeda pula, meskipun semuanya merupakan bentuk yang merefleksikan
perubahan.Menurut Deddy T (2005) pembangunan nasional dapat pula diartikan

2


Universitas Sumatera Utara

sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan
dan strategi menuju arah yang diinginkan.Transformasi dalam struktur ekonomi,
misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat
di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan nasional
semakin besar. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi semakin kecil
dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan modernisasi
ekonomi. Transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran
melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi,
seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih,fasilitas rekreasi, dan
partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Sedangkan transformasi
budaya sering dikaitkan, antara lain, dengan bangkitnya semangat kebangsaan dan
nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan norma yang dianut
masyarakat, seperti perubahan dan spiritualisme ke materialisme/sekularisme.
Pergeseran dari penilaian yang tinggi kepada penguasaan materi, dari kelembagaan
tradisional menjadi organisasi modern dan rasional.Dengan demikian, proses
pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial,
budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro

(community/group).

Makna

penting

dari

pembangunan

adalah

adanya

kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.
Kegiatan pembangunan dinegara berkembang seperti di Indonesia dalam
sebuah pembangunan infrastruktur menjadi faktor keberhasilan bangsa dan
negara.Yang menjadi salah satu faktorkeberhasilan dari infrastruktur adalah adanya
pembangunan transportasi.Dimana transportasi baik darat, laut, dan udara merupakan


3

Universitas Sumatera Utara

infstruktur pendukung bagi pembangunan sosial, ekonomi dan pemerintahan.Contoh
konkrit dari upaya pemerintah dalam pembangunan infrastruktur transportasi adalah
Pembangunan Bandara Silangit.
Bandara Silangit adalah bandar udara yang terletak di Siborong-borong,
Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Bandara ini memiliki ukuran landas pacu 2.400 m x
30 m. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km.
Bandara Silangit dibangun pada masa penjajahan Jepang.Pembangunan
kembali bandara ini mulai dilakukan sejak tahun 1995 dengan menambah landas pacu
sepanjang

900

meter

sehingga


menjadi

1.400

meter.(http://silangit-

airport.co.id/id/general/about-us diakses pada tanggal 03 Maret 2017).Pembangunan
dari Bandara Silangit memakan ribuan hektar tanah di Desa Parik Sabungan ini semua
menimbulkan dampak pergeseran peralihan baik secara ekonomi, sosial, dan
ketersediaan infrastruktur.Namun dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat
adalah hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat
Desa Parik Sabungan akibat dari pembangunan bandara tersebut.
Desa Parik Sabungan merupakan salah satu desa yang terkena imbas langsung
dari pembangunan Bandara Silangit diantara berbagai desa lainnya yang juga terkena
dampak dari derap pembangunan Bandara tersebut. Masyarakat sebagai subjek
sekaligus objek dalam pembangunan harus tetap mendapat prioritas utama mengingat
bahwa

tujuan


utama

masyarakat.Walaupun

pembangunan

sebenarnya

yaitu

eksternalitas

peningkatan
dari

taraf

pembangunan

hidup

tersebut

menimbulkan dampak positif dan negative khususnya bagi masyarakat petani akibat
dari pengalih fungsian lahan.Hal itu di karenakan dalam banyak hal Pemeritah ataupun

4

Universitas Sumatera Utara

pihak Swasta yang dimandatkan untuk menyelenggarakan pembangunan sering kali
mengesampingkan

faktor-faktor

tertentu

yang

mengakibatkan


terkorbannya

masyarakat.
Dalam hal ini pemerintah mengharapkan akan adanya dampak positif bagi
masyarakat sekitar Bandara Silangit, membawa dampak keuntungan positif bagi
masyarakat seperti para pedagang di pinggir jalan dan para perencana serta pelaku
pembangunan lainnya karena akan meningkatkan penghasilan dan penghidupan yang
layak. Akan tetapi harapan tersebut tak menjadi kenyataan karena realitas yang terjadi
adalah masyarakat sekitar bandara adalah pihak yang dirugikan khususnya para petani
dalam proses pembangunan Bandara tersebut, mereka terpaksa kehilangan pekerjaan
dan mata pencaharian akibat lahan pertanian mereka telah habis terjual. Dan lahan
tersebut telah dialih fungsikan menjadi pembangunan perumahan, perkantoran dan
fasilitas lainnya untuk mendukung aktivitas Bandara.
Bandara Silangit dikelilingi oleh beberapa desa salah satunya adalah Desa
Parik Sabungan. Desa Parik Sabungan memiliki 4 dusun yakni: Dusun Parik
Sabungan, Dusun Sipintu-pintu, Dusun Pintu Besi, dan Dusun Sipintu-Pintu II.
Desa Parik Sabungan memiliki 1844 jiwa penduduk dimana mayoritas
masyarakat bekerja sebagai petani sebelum berdiri bandara silangit.Setelah adanya
pembangunan Bandara Silangit banyak usaha mulai dibangun.Banyak usaha tersebut
dimiliki oleh masyarakat pendatang, terlihat dengan berdirinya toko beraneka macam

jenis usaha disepanjang jalan menuju bandara pasca dibangunnya bandara Silangit.
Usaha masyarakat pendatang yang berdiri pasca pembangunan bandara Silangit yakni:
usaha kuliner, usaha pakan, usaha peternakan, usaha travel , usaha jual sembako,

5

Universitas Sumatera Utara

usaha salon, usaha papan bunga, usaha doorsmeer, usaha bengkel, usaha bahan
bangunan, usaha distributor minuman, dan usaha pemecah batu. Pasca pembangunan
bandara Silangit masyarakat lokal memilih untuk membuat sebuah komunitas
kelompok tani yang berjumlah 13 kelompok tani dimana dua kelompok tani sudah
didanai oleh Bank Indonesia. Masyarakat lokal dengan komunitas petani serta simpan
pinjam perempuan mempertahankan hubungan antar kekerabatan satu sama lain.
Dalam sebuah proses pembangunan belum tentu semua kelompok mayarakat
mampu mampu menghadapi pembangunan tersebut karena kapasitas mereka berbeda
beda. Milen (2014) mendefenisikan kapasitas sebagai kemampuan individu, organisasi
atau sistem untuk menjalankan fungsi sebagaimana mestinya secara efektif, efisien
dan terus-menerus. Sedangkan Morgan (1986)merumuskan pengertian kapasitas
sebagai kemampuan, keterampilan, pemahaman, sikap, nilai-nilai, hubungan, perilaku,

motivasi, sumber daya, dan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap individu,
organisasi, jaringan kerja/ sektor, dan sistem yang lebih luas untuk melaksanakan
fungsi-fungsi mereka dan mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dari
waktu ke waktu.Dalam melihat definisi kapasitas masyarakat tersebut maka peneliti
tertarik dengan usaha yang dilakukan oleh masyarakat lokal yang mempengaruhi
pembangunan kinerja mereka baik secara individu maupun kelompok serta apa saja
faktor-faktor yang menghambat dari transformasi sumber pendapatan masyarakat
Desa Parik Sabungan pasca pembangunan Bandara Silangit.

1.2 Rumusan Masalah

6

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini masalah yang akan
ditelaah:
1. Bagaimana perbandingan sumber penghidupan antara masyarakat lokal dan
masyarakat pendatang Desa Parik Sabungan pasca pembangunan bandara
Silangit?
2. Bagaimana kapasitas masyarakat lokal Desa Parik Sabungan dalam memanfaatkan
peluang usaha pasca pembangunan bandara Silangit?
3.Apa saja faktor-faktor yang menghambat dan mendorong transformasi sosial
sumber pendapatanmasyarakat Desa Parik Sabungan pascapembangunan bandara
Silangit?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini yakni:
1. Mengetahui Bagaimana perbandingan sumber penghidupan antara masyarakat
lokal dan masyarakat pendatang Desa Parik Sabungan pasca pembangunan
bandara Silangit?
2. Mengetahui bagaimana kapasitas masyarakat lokal Desa Parik Sabungan dalam
memanfaatkan peluang usaha pasca pembangunan bandara Silangit.
3. Mengetahui apa saja faktor-faktor yang menghambat dan mendorong transformasi
sosial sumber pendapatanmasyarakat Desa Parik Sabungan pascapembangunan
bandara Silangit.

7

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis


Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan terutama yang berkaitan
dengan sosiologi ekonomi, sosiologi pedesaan dan sosiologi pariwisata serta
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di
Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik, Universitas Sumatera Utara.



Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan pustaka dalam menambah wacana
pengetahuan dan diharapkan dapat menjadi inspirator untuk bisa melakukan
penelitian yang serupa atau sejenis.

2. Manfaat Praktis


Bagi Pedagang sekitar menuju Bandara Silangit, penelitian ini diharapkan
dapat bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengembangan
usahanya.



Bagi Pemerintah Daerah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan
pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan.

1.5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau
merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Berdasarkan
penjelasan di atas, maka hipotesis yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah:


Ho = Terdapat hubungan kapasitas masyarakat lokal dan masyarakat

pendatang

terhadap

pemanfaatan

peluang

usaha

pasca

pembangunan bandara Silangit.
8

Universitas Sumatera Utara



Ha =

Tidak terdapat hubungan antara kapasitas masyarakat lokal dan

masyarakat

pendatang

terhadap

pemanfaatan

peluang

usaha

pasca pembangunan bandara Silangit.

1.6 Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel adalah suatu batasan yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau mempersepsikan kegiatan ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Operasional variabel digunakan untuk melihat variabel-variabel yang menjadi kajian
penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kapasitas Masyarakat Lokal
serta Masyarakat Pendatang (sebagai pembanding), sedangkan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Pemanfaatan Usaha Pasca Pembangunan Bandara Silangit
1. Variabel Bebas (X)
Adapunyang menjadi indikatorKapasitas Masyarakat Lokal dan Masyarakat
Pendatang dalam penelitian ini dengan melihat Sumberdaya Penghidupan
(livelihoods assets), yakni:
1. Sumberdaya Manusia
2. Sumberdaya Sosial
3. Sumberdaya Alam
4. Sumberdaya Fisik
5. Sumberdaya Keuangan
2. Variabel Terikat (Y)
Adapunyang menjadi indikatorPemanfaatan Usaha Pasca Pembangunan

9

Universitas Sumatera Utara

Bandara Silangit, yakni:
1. Konteks Kerentanan
2. Struktur dan Proses
3. Strategi Penghidupan
4. Capaian Penghidupan

1.7 Bagan Operasionalisasi Variabel

Variabel X

Masyarakat Lokal

Kapasitas Masyarakat

Sumberdaya Penghidupan

Lokal dan Masyarakat

SUMBERDAYA MANUSIA

Pendatang dalam

Mencakupi keterampilan, pengetahuan, kemampuan untuk

Pemanfaatan Peluang

bekerja

Usaha

memungkinkan orang untuk mengejar strategi mata pencaharian

dan

kesehatan

Masyarakat Pendatang

yang

baik

yang

bersama-sama

yang berbeda dan mencapai tujuan mata pencaharian mereka.
SUMBERDAYA SOSIAL (MODAL SOSIAL)
Ada banyak perdebatan tentang apa sebenarnya yang dimaksud
dengan 'modal sosial'. Dalam konteks kerangka kerja mata
pencaharian yang berkelanjutan, ini berarti sumber daya sosial
yang digunakan orang untuk mencapai tujuan penghidupan
mereka. Ini dikembangkan melalui: jaringan dan keterhubungan
serta hubungan kepercayaan. Misalnya, keanggotaan kelompok

10

Universitas Sumatera Utara

dan asosiasi dapat memperluas akses dan pengaruh orang-orang
terhadap institusi lain. Demikian juga kepercayaan cenderung
berkembang

antara

orang-orang

yang

terhubung

melalui

hubungan kekerabatan atau sebaliknya.
SUMBERDAYA ALAM
Dalam kerangka mata pencaharian yang berkelanjutan, hubungan
antara modal alam dan Konteks Kerentanan sangat dekat. Banyak
guncangan yang menghancurkan mata pencaharian orang miskin
adalah proses alami yang menghancurkan modal alam (misalnya
kebakaran yang menghancurkan hutan, banjir dan gempa bumi
yang menghancurkan lahan pertanian) dan musiman sebagian
besar disebabkan oleh perubahan nilai atau produktivitas modal
alam selama tahun.
SUMBERDAYA FISIK
Modal fisik terdiri dari infrastruktur dasar dan barang produsen
yang dibutuhkan untuk mendukung mata pencaharian.
• transportasi yang terjangkau;
• tempat berlindung dan bangunan yang aman;
• persediaan air dan sanitasi yang memadai;


akses

terhadap

informasi

(komunikasi).

Infrastruktur umumnya merupakan barang publik yang digunakan
tanpa pembayaran langsung. Pengecualian mencakup tempat
berlindung, yang seringkali milik pribadi, dan beberapa

11

Universitas Sumatera Utara

infrastruktur lainnya yang diakses dengan biaya yang berkaitan
dengan penggunaan (misalnya jalan tol dan pasokan energi).
Barang produsen dapat dimiliki secara individu atau kelompok
atau diakses melalui pasar sewa atau 'biaya untuk layanan', yang
terakhir umum dengan peralatan yang lebih canggih.
SUMBERDAYA KEUANGAN
Ada dua sumber utama modal finansial:
• Stok yang tersedia: Tabungan adalah jenis modal finansial
pilihan karena tidak memiliki kewajiban yang melekat dan
biasanya tidak memerlukan kepercayaan pada orang lain. Mereka
dapat diselenggarakan dalam beberapa bentuk: uang tunai,
deposito bank atau aset likuid seperti ternak dan perhiasan.
Sumber keuangan juga bisa diperoleh melalui lembaga pemberi
kredit.
• Arus masuk uang secara teratur: Tidak termasuk pendapatan
yang diterima, jenis arus masuk yang paling umum adalah uang
pensiun, atau transfer lain dari negara bagian, dan pengiriman
uang. Untuk memberikan kontribusi positif terhadap modal
finansial arus masuk ini harus dapat diandalkan (sementara
keandalan lengkap tidak dapat dijamin, ada perbedaan antara
pembayaran satu kali dan transfer reguler berdasarkan mana
orang dapat merencanakan investasi.

12

Universitas Sumatera Utara

Variabel Y

Masyarakat Lokal

Pemanfaatan Usaha Pasca

KONTEKS KERENTANAN

Pembangunan Bandara
Silangit

Masyarakat Pendatang

Konteks kerentanan yang dimaksud yakni:
- Kejadian yang mengejutkan
- Bencana alam
- Konflik
- Perubahan musim
STRUKTUR DAN PROSES
Selain itu, mereka memiliki dampak langsung pada apakah orang
mampu mencapai perasaan inklusi dan kesejahteraan. Karena
budaya termasuk di daerah ini, mereka juga memperhitungkan
perbedaan 'yang tidak dapat dijelaskan' lainnya dalam 'cara
melakukan sesuatu' di masyarakat yang berbeda.
STRATEGI PENGHIDUPAN
Pendekatan mata pencaharian berusaha untuk mempromosikan
pilihan, kesempatan dan keragaman. Ini tidak lebih jelas daripada
perlakuan strategi penghidupannya - istilah menyeluruh yang
digunakan untuk menunjukkan jangkauan dan kombinasi antara
aktivitas dan pilihan yang dilakukan orang / orang untuk
mencapai tujuan mata pencaharian mereka (termasuk kegiatan
produktif, strategi investasi, pilihan reproduksi, dll).

CAPAIAN PENGHIDUPAN

13

Universitas Sumatera Utara

Dalam suinstainable livelihood istilah 'capaian' digunakan untuk
memilih 'tujuan' karena dua alasan utama.
• Keberlanjutan: Kerangka kerja ini menyediakan cara berpikir
tentang
responsif.

penghidupan
Namun, ini

dan

mencoba

untuk

meningkatkan

juga memiliki dimensi

normatif:

Kesulitannya adalah bahwa tujuan keberlanjutan yang luas ini
sepertinya tidak mungkin dimiliki oleh semua pihak yang terlibat.
Dengan

menggunakan

istilah

'tujuan' akan

menimbulkan

pertanyaan tentang 'tujuan siapa?' Sementara istilah 'capaian)
lebih netral dan mendorong kita untuk fokus pada apa yang
sebenarnya terjadi.
• Orientasi prestasi: Kerangka kerja bukan hanya alat analisis.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan dasar tindakan. Berpikir
tentang 'tujuan' dapat secara deskriptif menarik. Berpikir tentang
hasil memusatkan perhatian pada prestasi, pengembangan
indikator dan kemajuan dalam penghapusan kemiskinan.
sumber: department for international devolpment - suinstainable livelihood

1.8 Definisi Konsep
1. Transformasi Sosial
Transformasi sosial memiliki pengertian, perubahan menyeluruh dalam bentuk,
rupa, sifat, watak, dan sebagainya, dalam hubungan timbal balik sebagai
individu-individu

maupun

kelompok-kelompok.Dalam

penelitian

ini,

14

Universitas Sumatera Utara

transformasi sosial yang dimaksudkan adalah dengan melihat apakah ada
perubahan terlihat baik dalam segi sosial dan ekonomi dalam kegiatan sehari –
hari secara individu-individu maupun kelompok-kelompok.
2. Sumber Penghidupan Masyarakat
Sumber penghidupan masyarakat merupakan cara berpikir tentang tujuan,
ruang lingkup dan prioritas pembangunan. Dalam penelitian ini, sumber
penghidupan merupakan suatu cara berpikir individu didalam kelompok
dimasyarakat dalam melihat tujuan dari pembangunan bandara Silangit
sehingga berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.
3. Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup
bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut. Dalam penelitian
ini, masyarakat lokal merupakan masyarakat yang sudah tinggal cukup lama di
Desa Parik Sabungan dan memiliki kebudayaansama sehingga dapat
mempengaruhi lingkungan sekitar.
4. Masyarakat Pendatang
Masyarakat pendatang merupakan kumpulan manusia yang merantau
diwilayah tertentu untuk mendapatkan kehidupan lebih baik dari tempat daerah
tinggalnya.Didalam penelitian ini, masyarakat pendatang dikatakan masyarakat
yang belum lama tinggal di Desa Parik Sabungan.Masyarakat pendatang

15

Universitas Sumatera Utara

sebagai pembanding daripada masyarakat lokal dalam melihat peluang usaha
yang digunakan bagi individu-individu maupun kelompok-kelompok.
5. Kapasitas Masyarakat
Kapasitas masyarakat didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari semua
kekuatan yang ada pada suatu kelompok masyarakat, sosial atau organisasi
yang dapat mengurangi dampak dari suatu resiko atau dampak dari suatu
bencana. Dalam penelitian ini, kapasitas masyarakat menjadi suatu kekuatan
yang dapat maupun akan dilakukan oleh masyarakat secara individu dalam
kelompok untuk mempertahankan suatu resiko dari bencana yang terjadi
maupun yang akan terjadi.
6. Tertinggal
Tertinggal didefinisikan sebagai suatu keadaan wilayah di mana masih berjalan
di tempat.Tertinggal yang dimaksud dalam penelitian ini dideskripsikan
sebagai suatu keadaan yang dialami masyarakat lokal di Desa Parik Sabungan
untuk kedepannya pasca pembangunan bandara Silangit.
7. Melaju
Melaju didefinisikan sebagai suatu kedaaan wilayah masyarakat yang
meningkat dalam berbagai aspek sosial maupun ekonomi.Melaju yang
dimaksud dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai suatu keadaan yang
dialami masyarakat lokal di Desa Parik Sabungan untuk kedepannya pasca
pembangunan bandara Silangit.

16

Universitas Sumatera Utara